2
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN
SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT DI RT 11-12 RW
04 KELURAHAN DUKUH PERIODE AGUSTUS 2015-SEPTEMBER
2015BAB I
PENDAHULUAN
1
dari pengaruh alam luar. Lingkungan rumah yang tidak diperhatikan dapat menimbulkan
beberapa risiko penyakit, memudahkan terjadinya penularan, dan penyebaran penyakit,
seperti diare, cacingan, ISPA, TBC, demam berdarah, malaria, demam typhoid,
leptospirosis, dan penyakit lainnya. Agar penghuni rumah terhindar dari risiko penyakit-
penyakit tersebut, maka diperlukan kondisi kualitas lingkungan rumah yang sehat.
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi
perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu
kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah. Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku, sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri maupun dalam tatanan rumah tangga dengan menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan.
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang kelingkungan. Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah
sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari
sampah. Terutama penumpukan sampah yang terjadi di tempat-tempat umum seperti di
pasar-pasar dan sampah rumah tangga.
2
1.3 .Tujuan Penelitian
1.3.1 .Tujuan Umum
Mengurangi angka kesakitan masyarakat RT 11-12/RW 04 Kelurahan Dukuh akibat
pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak tepat.
1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Puskesmas
1. Membantu memberikan informasi mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di RT
11-12/RW 04 Kelurahan Dukuh.
1. Menciptakan lingkungan rumah yang sehat dan terbebas dari permasalahan sampah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan hidup yang sehat sangat penting untuk mempunyai generasi yang sehat
dan bangsa yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai apabila pertumbuhannya
dipelihara, berdasarkan syarat-syarat kesehatan. Lingkungan yang sehat dan sejahtera
hanya dapat dicapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat. Kondisi sehat dapat
dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga,
dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah. Perilaku Hidup Bersih Sehat adalah
upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku,
sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri maupun
dalam tatanan rumah tangga dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatan. Terwujudnya suatu kondisi
lingkungan yang baik dan sehat salah satunya dapat dilihat dari pengelolaan sampah yang
baik.
4
Menurut Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan
Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),
daerah yang mendapatkan pelayanan persampahan yang baik memiliki kondisi sebagai
berikut, pertama seluruh masyarakat memiliki akses untuk penanganan sampah yang
dihasilkan dari aktifitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, perdagangan,
perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya. Kedua masyarakat memiliki
lingkungan permukiman yang bersih karena sampah yang dihasilkan dapat
ditangani secara benar. Ketiga masyarakat mampu memelihara kesehatannya karena
tidak terdapat sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diare,
tipus, disentri, dan lain-lain, serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran udara,
air atau tanah. Keempat masyarakat dan dunia usaha atau swasta memiliki kesempatan
untuk berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi
kesejahteraannya.
Pencemaran lingkungan akibat rumah tangga sangat merugikan manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dampak negatif sampah bagi manusia dan
lingkungannya diantaranya dampak bagi kesehatan. Lokasi dan pengelolaan sampah
yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat
yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat,
tikus, anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan yaitu penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar
(misalnya jamur kulit). Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah
satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita. Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan atau sampah. Sampah beracun, contoh raksa (Hg) berasal dari
sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak sampah terhadap lingkungan yaitu cairan rembesan sampah yang masuk ke
dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan
dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya
5
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang
sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
6
b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca.
8
dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah
khusus dan sampah kering.
4. Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu,
industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan
kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan
mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah,
sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun,
ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang
telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga
tanaman.
9
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat
dan binatang lain masuk ke dalam dipo.
4. Ada kran air untuk membersihkan
5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus
6. Mudah dijangkau masyarakat
2. Tahap pengangkutan
Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan
sampah dengan mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh
Dinas Kebersihan Kota.
10
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
2. Penyakit demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan vektor Aedes
Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan, pengelolaan sampahnya kurang
baik (banyak kaleng, ban bekas dan plastik dengan genangan air).
3. Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang menyengat
yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan.
4. Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan banyaknya lalat
yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan tempat penumpukan sampah.
5. Insidensi penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya hidup dan
berkembang biak di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang kurang baik.
Penularan penyakit ini dapat melalui kontak langsung ataupun melalui udara.
apat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan
Program bank sampah adalah suatu system pengelolaan sampah kering secara kolektif
yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif didalamnya. System ini akan
menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga
masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Pendirian dan
pengembangan bank sampah harus dilakukan mulai dari :
1. Sosialisasi Awal
2. Pelatihan Teknis
5. Pengembangan
Mekanisme system Bank Sampah harus dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
1. Pemilahan sampah rumah tangga
11
2. Penyetoran sampah ke bank
3. Penimbangan
4. Pencatatan
5. Pengangkutan
Lahan tempat pembuangan Akhir (TPA) semakin sempit karena tergeser tujuan
pengunaan lain.
Sampah yang telah matang dan telah berubah menjadi kompos tidak dikeluarkan dari
tempat pembuangan Akhir (TPA) karena berbagai pertimbangan.
14
yang terkait. Dukungan yang dimaksudkan adalah dalam bentuk penggunaan kembali
sampah yang masih berguna (reuse), pemisahan sampah organik dan anorganik, penggunaan
bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk kemasan, pengolahan sampah dengan
pengomposan, dan mengurangi produksi sampah. Sesuai dengan paradigma baru tentang
pengelolaan sampah yaitu dengan merangkul elemen masyarakat dengan program bank
sampah. Bank sampah adalah tempat mengumpulkan berbagai macam sampah yang telah
dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke tempat pengepul sampah.
Bank sampah berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan.
Pendekatan pengelolaan sampah melalui kegiatan:
Reduce
Reuse
Recycle
Batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah yang selanjutnya disebut
Kegiatan 3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi
yang sama atau fungsi yang lain, dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk
baru membuka pandangan dan wawasan baru bagi masyarakat dalam mengelola sampah.
Sampah tidak lagi dipandang barang tidak berguna, akan tetapi melalui pendekatan 3R
sampah dapat dijadikan suatu yang bernilai tambah.
BAB III
METODE PENELITIAN
15
terbanyak, yaitu sebagian besar masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah rumah
tangga dan belum melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan tepat. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan intervensi kepada masyarakat RW 04, yaitu
penyuluhan dengan judul Pilah Sampah Mulai Dari Rumah dan dilanjutkan workshop
berupa permainan pemilahan sampah organik dan non-organik. Selain itu, dihadirkan juga
tokoh masyarakat yang dipercaya dapat memberikan inspirasi tentang pengelolaan sampah
melalui program Bank Sampah.
16
rumah pada masing-masing cluster hingga terpilih 7 rumah, sehingga total rumah untuk
pengambilan sampel adalah 112 rumah. Dasar pemilihan sebanyak 112 rumah tersebut
adalah perhitungan sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dengan
menggunakan ketepatan absolut, yaitu:
n = z2PQ
d2
Keterangan:
Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari, P (dari pustaka)
Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, d (ditetapkan oleh peneliti)
Tingkat kemaknaan, (ditetapkan oleh peneliti)
BAB IV
HASIL
III.1.1 Geografis
Batas wilayah Kelurahan Dukuh berdasarkan SK Gub KDKI Jakarta No.01 7805 /
2/30/75 yang kemudian diperbaharui dengan Kep. Gub. KDKI Jkt No. 1227 Th 1989 batas-
batas wilayah kelurahan Dukuh adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kali Cipinang / Kel. Kramat Jati
17
Sebelah Timur : Jalan Tol Jagorawi / Kel. Pinang Ranti
Sebelah Selatan : Ring Road / Kel. Rambutan
Sebelah Barat : Kali Cipinang / Kel. Rambutan
RW 02 : 10 RT
RW 03 : 14 RT
RW 04 : 16 RT
RW 05 : 11 RT
RW 06 : 8 RT
III.1.2. Demografi
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2011 adalah : 24.017 jiwa, yaitu WNI 24.017
jiwa dan WNA 0 jiwa ,dengan perincian sebagai berikut :
a. Laki-laki : 13.935 jiwa
c. Jumlah KK : 7.947 KK
a. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas : 1
18
Rumah Sakit : 1
RB Swasta / Pemerintah : 0
RS Bersalin : 1
Klinik Bersalin : 4
Apotik : 0
dr umum Praktek : 6
drg Praktek : 0
dr Spesialis praktek : 1
Bidan Praktek : 5
Posyandu : 11
Posyandu Lansia : 5
RW Siaga : 6
Kader Posyandu : 76
b. Fasilitas Pendidikan
SD Negeri/ MI : 9/0
19
C .Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
SD : 2.906
SMP : 1.566
SLTA : 1.331
Misi Puskesmas
c. Apotek
d. Poliklinik umum
e. Poli tindakan
g. Poliklinik gigi
h. Poli TB
j. Dapur
Ketenagaan
21
Jumlah seluruh karyawan yang ada di Puskesmas Kelurahan Dukuh berjumlah 8 orang,
terdiri dari :
c. Perawat : 2 orang
d. Bidan : 2 orang
g. Security : 1 orang
Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia, upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
22
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6) Upaya pengobatan
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
24
Dari hasil pemantauan (survey), kondisi sampah pada lingkungan daerah RW 04 masih
baik dimana sampah-sampah yang ada tidak berserakan sehingga vector-vektor penyakit
seperti lalat maupun tikus tidak ditemukan saat pemantauan dilakukan.
Pengelolaan sampah pada lingkungan daerah RW 04 mulai dari RT 11-12 Kel.Dukuh
meliputi : pengumpulan (14,3%), pembakaran sampah pada galian/lubang yang sudah
disediakan di belakang pekarangan rumah (35,7%), serta pembuangan sampah di tempat
pembuangan sampah (50%).
Dari hasil pemantauan ke rumah-rumah tangga diperoleh bahwa hanya sekitar 28,6%
masyarakat yang dapat memilah sampah dengan baik dan benar.
Jadwal pengambilan sampah yang dilakukan pada lingkungan RW 04 Kelurahan Dukuh
dilakuka kurang dari 2 hari dalam seminggu (100%), bahkan setiap hari.
2. SARAN
Pentingnya dukungan dari pihak yang terkait seperti Dinas Kesehatan Lingkungan
untuk memberikan penyuluhan/bimbingan secara berkesinambungan mengenai
kesehatan lingkungan khususnya dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga
guna menunjang derajat kesehatan dan kebersihan lingkungan
Diperlukan paradigm baru tentang pengelolaan sampah yaitu merangkul elemen
masyarakat dengan pengenalan akan program bank sampah, dimana bank sampah
merupakan tempat mengumpulkan berbagai macam sampah yang telah dipisah-
pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke temapt pengepul sampah.
Bank sampah berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap
kebersihan melalui kegiatan 3R (reduce, recycle, reuse).
25
LAMPIRAN
HASIL SPSS
26
27
28
FOTO KEGIATAN
29
30