Anda di halaman 1dari 31

KODE KEGIATAN : F.

2
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP PENGELOLAAN
SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT DI RT 11-12 RW
04 KELURAHAN DUKUH PERIODE AGUSTUS 2015-SEPTEMBER
2015BAB I
PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang Masalah


Pembangunan kesehatan di Indonesia pada hakekatnya menyelenggarakan upaya
kesehatan agar mempunyai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan
kesehatan lingkungan itu sendiri. Salah satu upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan
yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swadaya masyarakat dalam upaya
penyehatan lingkungan.
Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah dengan membangun
sarana yang diperlukan dan peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada.
Pembangunan kesehatan lingkungan pada hakekatnya dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok, antara lain :
1. Penyehatan air
2. Pembuangan kotoran
3. Penyehatan makanan minuman
4. Penyehatan tempat tempat umum
5. Penyehatan pembuangan sampah
Berdasarkan gambaran tersebut terlihat bahwa penyehatan lingkungan sangat penting
dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa dapat melaksanakan cara
hidup yang sehat bagi dirinya dan masyarakat.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok sehari-hari serta sebagai tempat
berlindung dari panas dan hujan. Rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi
kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan

1
dari pengaruh alam luar. Lingkungan rumah yang tidak diperhatikan dapat menimbulkan
beberapa risiko penyakit, memudahkan terjadinya penularan, dan penyebaran penyakit,
seperti diare, cacingan, ISPA, TBC, demam berdarah, malaria, demam typhoid,
leptospirosis, dan penyakit lainnya. Agar penghuni rumah terhindar dari risiko penyakit-
penyakit tersebut, maka diperlukan kondisi kualitas lingkungan rumah yang sehat.
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi
perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu
kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah. Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku, sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri maupun dalam tatanan rumah tangga dengan menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan.
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang kelingkungan. Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah
sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari
sampah. Terutama penumpukan sampah yang terjadi di tempat-tempat umum seperti di
pasar-pasar dan sampah rumah tangga.

1.2 .Pernyataan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya yaitu :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat di RT 11-12/RW.04 kelurahan Dukuh mengenai
pemilihan sampah rumah tangga

2
1.3 .Tujuan Penelitian
1.3.1 .Tujuan Umum
Mengurangi angka kesakitan masyarakat RT 11-12/RW 04 Kelurahan Dukuh akibat
pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak tepat.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Meningkatkan kesadaran masyarakat di RT 11-12/RW 04 Kelurahan Dukuh untuk
memilah sampah rumah tangga.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat di RT 11-12/RW 04 Kelurahan Dukuh dalam
pemanfaatan sampah agar bernilai ekonomis dan aman bagi lingkungan.

1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Puskesmas
1. Membantu memberikan informasi mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di RT
11-12/RW 04 Kelurahan Dukuh.

1.3.2 Bagi Dokter Internsip

1. Memberikan pengalaman untuk terjun langsung di lapangan dan berkoordinasi dengan


masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam
masyarakat.

1.3.3 Bagi Masyarakat

1. Menciptakan lingkungan rumah yang sehat dan terbebas dari permasalahan sampah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lingkungan Sehat

Lingkungan hidup yang sehat sangat penting untuk mempunyai generasi yang sehat
dan bangsa yang kuat. Generasi yang sehat hanya tercapai apabila pertumbuhannya
dipelihara, berdasarkan syarat-syarat kesehatan. Lingkungan yang sehat dan sejahtera
hanya dapat dicapai dengan lingkungan pemukiman yang sehat. Kondisi sehat dapat
dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga,
dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah. Perilaku Hidup Bersih Sehat adalah
upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku,
sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri maupun
dalam tatanan rumah tangga dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatan. Terwujudnya suatu kondisi
lingkungan yang baik dan sehat salah satunya dapat dilihat dari pengelolaan sampah yang
baik.

4
Menurut Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan
Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),
daerah yang mendapatkan pelayanan persampahan yang baik memiliki kondisi sebagai
berikut, pertama seluruh masyarakat memiliki akses untuk penanganan sampah yang
dihasilkan dari aktifitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, perdagangan,
perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya. Kedua masyarakat memiliki
lingkungan permukiman yang bersih karena sampah yang dihasilkan dapat
ditangani secara benar. Ketiga masyarakat mampu memelihara kesehatannya karena
tidak terdapat sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diare,
tipus, disentri, dan lain-lain, serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran udara,
air atau tanah. Keempat masyarakat dan dunia usaha atau swasta memiliki kesempatan
untuk berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi
kesejahteraannya.
Pencemaran lingkungan akibat rumah tangga sangat merugikan manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dampak negatif sampah bagi manusia dan
lingkungannya diantaranya dampak bagi kesehatan. Lokasi dan pengelolaan sampah
yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat
yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat,
tikus, anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan yaitu penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar
(misalnya jamur kulit). Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah
satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita. Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan atau sampah. Sampah beracun, contoh raksa (Hg) berasal dari
sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak sampah terhadap lingkungan yaitu cairan rembesan sampah yang masuk ke
dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan
dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya

5
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang
sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

2.2. Pengertian Sampah


Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali atau daur ulang (re-using),
walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan yang tidak dapat digunakan kembali.
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-
hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang,
sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang
tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan
biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya) dan umumnya bersifat padat
(karena air bekas tidak termasuk di dalamnya).

2.2.1. Jenis dan Karakteristik Sampah


2.2.1.1. Jenis Sampah
Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah
dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
a. Sampah non organik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik
b. Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas

3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk


a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging

6
b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca.

1.2.1.2. Karakteristik Sampah


Terdapat karakteristik sampah yang sesuai dengan jenis-jenisnya yaitu:
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau
sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah
membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar
yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi
yang tidak termasuk garbage.
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik
dirumah, dikantor, industri.
4. Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar
baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari
kertas-kertas, daun-daunan.
5. Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena
alam, penyakit atau kecelakaan.
7
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang
berasal dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk,
kereta api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri,
pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung. 10.
Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan
dan pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil
saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya
kaleng-kaleng cat, zat radioaktif.
1.2.2. Sumber-Sumber Sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut:
1. Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga
yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di
kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses
pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih),
perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun.
2. Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang
dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage),
sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah
berbahaya.
3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan
umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah
sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur,

8
dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah
khusus dan sampah kering.
4. Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu,
industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan
kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan
mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah,
sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun,
ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang
telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga
tanaman.

2.2.3. Pengelolaan Sampah Padat


Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya)
ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah.
Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang
terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan
sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut
berikut ini :
a. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
b. Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan 13
c. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke
dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk
menampung sampah rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak
pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus
dipenuhi, diantaranya :
1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi
kendaraan pengangkut sampah.

9
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat
dan binatang lain masuk ke dalam dipo.
4. Ada kran air untuk membersihkan
5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus
6. Mudah dijangkau masyarakat

2. Tahap pengangkutan
Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan
sampah dengan mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh
Dinas Kebersihan Kota.

2.2.4. Hubungan Pengelolaan Sampah terhadap Masyarakat danLingkungan


Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat
maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada juga
yang negatif.
1. Pengaruh Positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
masyarakat maupun lingkungannya, seperti berikut : 1. Sampah dapat dimanfaatkan
untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah.
2. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan
yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut
terhadap ternak.
4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak
serangga dan binatang pengerat.
5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan
sampah.
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup
masyarakat.
7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuaan budaya masyarakat.
8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu
negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Pengaruh Negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi
kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat,
seperti berikut:

10
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat
perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
2. Penyakit demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan vektor Aedes
Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan, pengelolaan sampahnya kurang
baik (banyak kaleng, ban bekas dan plastik dengan genangan air).
3. Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang menyengat
yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan.
4. Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan banyaknya lalat
yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan tempat penumpukan sampah.
5. Insidensi penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya hidup dan
berkembang biak di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang kurang baik.
Penularan penyakit ini dapat melalui kontak langsung ataupun melalui udara.
apat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan

2.3 Program Bank Sampah

Program bank sampah adalah suatu system pengelolaan sampah kering secara kolektif
yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif didalamnya. System ini akan
menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga
masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Pendirian dan
pengembangan bank sampah harus dilakukan mulai dari :
1. Sosialisasi Awal

2. Pelatihan Teknis

3. Pelaksanaan sistem Bank Sampah

4. Pemantauan dan Evaluasi

5. Pengembangan

Mekanisme system Bank Sampah harus dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
1. Pemilahan sampah rumah tangga
11
2. Penyetoran sampah ke bank

3. Penimbangan

4. Pencatatan

5. Pengangkutan

Permasalahan lingkungan yang umum terjadi adalah permasalah sampah.


Permasalahan sampah telah menjadi permasalahan nasional dan menjadi isu penting dalam
masalah lingkungan di perkotaan maupun di pedesaan. Sampah yang merupakan bagian sisa
aktifitas manusia perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan
terhadap kehidupan manusia maupun gangguan pada lingkungan seperti pencemaran
lingkungan, penyebaran penyakit, menurunnya estetika dan sebagai pembawa penyakit.
Pelestarian lingkungan hidup berada pada peringkat ke-4 dalam 10 tantangan masa depan
(Sondang Siagian, 2003:18). Jumlah sampah sebagai dampak buangan dari aktivitas
manusia yang meningkat. Semakin beragam aktivitas manusia, maka sampah yang
dihasilkan semakin beragam pula jenisnya. Permasalahan sampah bila diindentifikasi
memang sangat luas dan bukan lagi hanya menjadi masalah perseorangan, keluarga, suku
bangsa, tetapi sudah menjadi permasalahan dari suatu bangsa dan bahkan sudah menjadi
12
permasalahan dari suatu Negara seperti apa yang dikemukakan oleh H.R. Sudradjat sebagai
berikut:
Volume sampah sangat besar sehingga melebihi kapasitas, daya tampung Tempat
Pembuangan sampah Akhir atau TPA.

Lahan tempat pembuangan Akhir (TPA) semakin sempit karena tergeser tujuan
pengunaan lain.

Teknologi pengelolaan sampah tidak optimal sehingga sampah lambat


pembusukannya. Hal ini menyebabkan percepatan peningkatan volume sampah lebih
besar dari pembusukannya. Oleh karena itu selalu diperlukan perluasan areal Tempat
Pembuangan Ahir (TPA) baru.

Sampah yang telah matang dan telah berubah menjadi kompos tidak dikeluarkan dari
tempat pembuangan Akhir (TPA) karena berbagai pertimbangan.

Manajemen pengelolaan sampah tidak efektif sehingga seringkali menjadi penyebab


distoris dengan masyarakat setempat.

Pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan.

Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam pemanfaatan produk


sampingan dari sampah sehingga menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di
Tempat Pembuangan Ahir (TPA).

Pemberdayaan pada awalnya digerakkan oleh kebutuhan organisasi atau komunitas


yang berbeda, harapan dari suatu organisasi pada prinsipnya cenderung diarahkan pada
produktivitas, karena pemberdayaan akan meningkatkan produktivitas individu, maka
perhatian utama adalah fleksibilitas dan responsif pelanggan dan kualitas adalah tujuan dari
kebanyakan organisasi modern yang mengadopsi pemberdayaan sebagai suatu kebijakan.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah,
untuk: Pertama, memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
13
yang mereka perlukan; dan kedua, berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-
keputusan yang mempengaruhi mereka.
Menurut Parsons, (et al., 1994) dalam Edi Suharto pengertian Pemberdayaan adalah
sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi
pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga
yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya
dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Rappaport (1984) dalam Edi Suharto)
juga berpendapat bahwa pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi,
dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya.
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang
tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam
mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah
dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Namun sekarang
telah berkembang cara pengelolaan sampah secara terpisah yaitu dengan membedakan
antara sampah organik dan sampah anorgnik. Berdasarkan Penjelasan Undang-Undang No.
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dijelaskan mengenai paradigma baru dalam
pengelolaan sampah. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir
sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah.
Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi
dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku
industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu,
sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir,
yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian
dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan,
penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah
meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Proses pengelolaan sampah selain merupakan kewajiban bagi Dinas Kebersihan dan
Pertamanan juga membutuhkan dukungan dari seluruh warga kota maupun pihak-pihak

14
yang terkait. Dukungan yang dimaksudkan adalah dalam bentuk penggunaan kembali
sampah yang masih berguna (reuse), pemisahan sampah organik dan anorganik, penggunaan
bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk kemasan, pengolahan sampah dengan
pengomposan, dan mengurangi produksi sampah. Sesuai dengan paradigma baru tentang
pengelolaan sampah yaitu dengan merangkul elemen masyarakat dengan program bank
sampah. Bank sampah adalah tempat mengumpulkan berbagai macam sampah yang telah
dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke tempat pengepul sampah.
Bank sampah berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan.
Pendekatan pengelolaan sampah melalui kegiatan:
Reduce

Reuse

Recycle

Batasi sampah, guna ulang sampah dan daur ulang sampah yang selanjutnya disebut
Kegiatan 3R adalah segala aktivitas yang mampu mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi
yang sama atau fungsi yang lain, dan kegiatan mengolah sampah untuk dijadikan produk
baru membuka pandangan dan wawasan baru bagi masyarakat dalam mengelola sampah.
Sampah tidak lagi dipandang barang tidak berguna, akan tetapi melalui pendekatan 3R
sampah dapat dijadikan suatu yang bernilai tambah.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Mini Project


Mini project ini diawali dengan survei tentang kesehatan lingkungan terhadap
beberapa masyarakat di setiap RT yang ada di RW 04 Kelurahan Dukuh yang dipilih secara
acak. Dari survei tentang kesehatan lingkungan tersebut, ditemukan permasalahan

15
terbanyak, yaitu sebagian besar masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah rumah
tangga dan belum melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan tepat. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan intervensi kepada masyarakat RW 04, yaitu
penyuluhan dengan judul Pilah Sampah Mulai Dari Rumah dan dilanjutkan workshop
berupa permainan pemilahan sampah organik dan non-organik. Selain itu, dihadirkan juga
tokoh masyarakat yang dipercaya dapat memberikan inspirasi tentang pengelolaan sampah
melalui program Bank Sampah.

3.2. Tempat dan Waktu Mini Project


Pengambilan data (survei) dilaksanakan di RW 04 Kelurahan Dukuh pada Agustus
2015. Penyuluhan, talk show, dan workshop dilakukan di Kantor Kelurahan Dukuh pada
tanggal 18 September 2015. Pelaksanaan mini project secara keseluruhan mulai bulan
Agustus 2015 hingga Oktober 2015.

3.3. Populasi Mini Project


3.3.1. Populasi Target
Populasi target dalam mini project ini adalah seluruh rumah di RW 04 Kelurahan
Dukuh.

3.3.2. Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau dalam mini project ini adalah 7 rumah di setiap RT yang ada di
RW 04 Kelurahan Dukuh.

3.4. Subjek Penelitian


Subjek mini project ini ialah 7 rumah di setiap RT yang ada di RW 04 Kelurahan
Dukuh pada bulan Agustus 2015.

3.5. Sampel dan Cara pemilihan Sampel


Sampel adalah rumah di RW 04 Kelurahan Dukuh. Pemilihan rumah untuk
pengambilan sampel dilakukan dengan cluster-random sampling, yaitu memilih secara acak
rumah di setiap RT yang ada di RW 04 Kelurahan Dukuh dengan cara mengundi nomor

16
rumah pada masing-masing cluster hingga terpilih 7 rumah, sehingga total rumah untuk
pengambilan sampel adalah 112 rumah. Dasar pemilihan sebanyak 112 rumah tersebut
adalah perhitungan sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dengan
menggunakan ketepatan absolut, yaitu:

n = (1,96) x 0,50 x (1-0,50) = 97


(0,10)2

n = z2PQ
d2

Keterangan:
Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari, P (dari pustaka)
Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, d (ditetapkan oleh peneliti)
Tingkat kemaknaan, (ditetapkan oleh peneliti)

3.6. Analisa Data


Analisa data menggunakan software SPSS 16

BAB IV
HASIL

III.1.1 Geografis

Batas wilayah Kelurahan Dukuh berdasarkan SK Gub KDKI Jakarta No.01 7805 /
2/30/75 yang kemudian diperbaharui dengan Kep. Gub. KDKI Jkt No. 1227 Th 1989 batas-
batas wilayah kelurahan Dukuh adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kali Cipinang / Kel. Kramat Jati
17
Sebelah Timur : Jalan Tol Jagorawi / Kel. Pinang Ranti
Sebelah Selatan : Ring Road / Kel. Rambutan
Sebelah Barat : Kali Cipinang / Kel. Rambutan

Luas Wilayah 198,09 Ha, terdiri dari 6 RW dengan 66 RT yaitu :


RW 01 : 7 RT

RW 02 : 10 RT

RW 03 : 14 RT

RW 04 : 16 RT

RW 05 : 11 RT

RW 06 : 8 RT

III.1.2. Demografi

Jumlah penduduk pada akhir tahun 2011 adalah : 24.017 jiwa, yaitu WNI 24.017
jiwa dan WNA 0 jiwa ,dengan perincian sebagai berikut :
a. Laki-laki : 13.935 jiwa

b. Perempuan : 13.369 jiwa

c. Jumlah KK : 7.947 KK

d. Jumlah Balita : 1.558 jiwa

e. Family size : 4,04 jiwa/KK

III.1.3. Fasilitas Kesehatan dan Fasilitas Lainnya

a. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas : 1

18
Rumah Sakit : 1

RB Swasta / Pemerintah : 0

RS Bersalin : 1

Klinik Bersalin : 4

Apotik : 0

dr umum Praktek : 6

drg Praktek : 0

dr Spesialis praktek : 1

Bidan Praktek : 5

Posyandu : 11

Posyandu Lansia : 5

RW Siaga : 6

Kader Posyandu : 76

b. Fasilitas Pendidikan

TK Swasta / Negeri : 3/1

SD Negeri/ MI : 9/0

SLTP Negeri/Swasta : 3/0

SLTA Negeri/Swasta : 2/1

Perguruan Tinggi swasta : 3

19
C .Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Belum sekolah : 530

SD : 2.906

SMP : 1.566

SLTA : 1.331

Akademi ( D1-D3) Sarjana (S1-S3) : 1.137

III.2. PUSKESMAS KELURAHAN DUKUH

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah


Kelurahan Sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Demi terwujudnya cita2 tersebut
maka Puskesmas Kelurahan Dukuh berkomitmen melaksanakan visi dan misinya yaitu :
Visi Puskesmas

Puskesmas Kelurahan Dukuh yang modern,mandiri dengan pelayanan prima dan


terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Misi Puskesmas

o Memberi pelayanan kesehatan yang berkualitas dan tenaga profesional dengan


tarif bersaing

o Melaksanakan pengelolaan badan layanan umum daerah

o Menyediakan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan


masyarakat

III.2.1. FASILITAS KESEHATAN

Gedung Puskesmas kelurahan Dukuh

- Dibangun : Bln April Tahun 1984

- Mulai dimanfaatkan : Tahun 1984


20
- Luas Tanah : 1978 m2

- renovasi : thn 2013

- Pemanfaatan gedung : Desember 2013

- Luas bangunan :128 m2

- Sumber air : Air tanah

- Listrik : 3500 watt

Ruangan dimanfaatkan untuk :

a. Ruang tunggu pasien

b. Ruang pendaftaran pasien

c. Apotek

d. Poliklinik umum

e. Poli tindakan

f. Poli KI/KB merangkap imunisasi dan tindakan

g. Poliklinik gigi

h. Poli TB

i. Ruang tata usaha

j. Dapur

k. Kamar mandi staff

l. Kamar mandi pasien

Ketenagaan

21
Jumlah seluruh karyawan yang ada di Puskesmas Kelurahan Dukuh berjumlah 8 orang,
terdiri dari :

a. Dokter umum : 2 orang

b. Dokter Gigi : 1 orang

c. Perawat : 2 orang

d. Bidan : 2 orang

e. Tenaga Administrasi : 1orang

f. Cleaning Service : 1 orang

g. Security : 1 orang

III.2.2. UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas, Puskesmas


bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat yang
keduanya bila ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama.
Upaya Kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Upaya Kesehatan wajib

Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di
wilayah Indonesia, upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

1) Upaya promosi kesehatan

2) Upaya kesehatan lingkungan

3) Upaya kesehatan Ibu ,anak dan KB

4) Upaya perbaikan gizi masyarakat

22
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6) Upaya pengobatan

b. Upaya Kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas Kelurahan ditetapkan berdasarkan


permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas Kelurahan. Upaya ini dipilih dari daftar Upaya Kesehatan
pokok yang telah ada yaitu :

1) Upaya kesehatan sekolah

2) Upaya perawatan kesehatan masyarakat

3) Upaya kesehatan gigi dan mulut

4) Upaya kesehatan jiwa

5) Upaya kesehatan mata

6) Upaya kesehatan usia lanjut

BAB V
PEMBAHASAN

Hasil pemantauan kesehatan lingkungan terhadap pengelolaan sampah rumah tangga


berbasis masyarakat di RW 04 Kelurahan Dukuh adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil pemantauan (survey), kondisi sampah pada lingkungan daerah RW 04 masih
baik dimana sampah-sampah yang ada tidak berserakan sehingga vector-vektor penyakit
seperti lalat maupun tikus tidak ditemukan saat pemantauan dilakukan.
23
2. Pengelolaan sampah pada lingkungan daerah RW 04 mulai dari RT 11-12 Kel.Dukuh
meliputi : pengumpulan (14,3%), pembakaran sampah pada galian/lubang yang sudah
disediakan di belakang pekarangan rumah (35,7%), serta pembuangan sampah di tempat
pembuangan sampah (50%).
Sebagian besar masyarakat lingkungan RT 11-12 sudah memiliki pengetahuan dan sikap
yang baik mengenai cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Masyarakat RT 11-12
dalam mengelola sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat proses akhir
sampah.
3. Pemilahan sampah organic dan anorganik pada lingkungan daerah RW 04 mulai dari RT
11-12 sangat buruk. Sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang
sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Dari hasil
pemantauan ke rumah-rumah tangga diperoleh bahwa hanya sekitar 28,6% masyarakat
yang dapat memilah sampah dengan baik dan benar.
4. Jadwal pengambilan sampah yang dilakukan pada lingkungan RW 04 dari RT 11-12
Kelurahan Dukuh dilakukan kurang dari 2 hari dalam seminggu (100%), bahkan setiap
hari. Pengambilan sampah rumah tangga yang teratur dapat mengurangi penyebaran
penyakit akibat sampah melalui vector-vektor penyakit.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

1. SIMPULAN

Permasalahan kesehatan lingkungan pada RW 04 Kelurahan DUKUH meliputi


Pengelolaan dan Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik

24
Dari hasil pemantauan (survey), kondisi sampah pada lingkungan daerah RW 04 masih
baik dimana sampah-sampah yang ada tidak berserakan sehingga vector-vektor penyakit
seperti lalat maupun tikus tidak ditemukan saat pemantauan dilakukan.
Pengelolaan sampah pada lingkungan daerah RW 04 mulai dari RT 11-12 Kel.Dukuh
meliputi : pengumpulan (14,3%), pembakaran sampah pada galian/lubang yang sudah
disediakan di belakang pekarangan rumah (35,7%), serta pembuangan sampah di tempat
pembuangan sampah (50%).
Dari hasil pemantauan ke rumah-rumah tangga diperoleh bahwa hanya sekitar 28,6%
masyarakat yang dapat memilah sampah dengan baik dan benar.
Jadwal pengambilan sampah yang dilakukan pada lingkungan RW 04 Kelurahan Dukuh
dilakuka kurang dari 2 hari dalam seminggu (100%), bahkan setiap hari.

2. SARAN
Pentingnya dukungan dari pihak yang terkait seperti Dinas Kesehatan Lingkungan
untuk memberikan penyuluhan/bimbingan secara berkesinambungan mengenai
kesehatan lingkungan khususnya dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga
guna menunjang derajat kesehatan dan kebersihan lingkungan
Diperlukan paradigm baru tentang pengelolaan sampah yaitu merangkul elemen
masyarakat dengan pengenalan akan program bank sampah, dimana bank sampah
merupakan tempat mengumpulkan berbagai macam sampah yang telah dipisah-
pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke temapt pengepul sampah.
Bank sampah berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap
kebersihan melalui kegiatan 3R (reduce, recycle, reuse).

25
LAMPIRAN

HASIL SPSS

26
27
28
FOTO KEGIATAN

29
30

Anda mungkin juga menyukai