Anda di halaman 1dari 80

BAB I PENDAHULUAN

A. latar belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan
adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara
kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan,


bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk.
Di mana lingkungan yang sehat disamping untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.Pada masa
mendatang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunanb dan pengembangan
wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini
masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik,
karena akan kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks
yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.

Di samping itu dalam proses pembangunan, diperlukan adanya teknologi kesehatan


lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan
dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, indikator ini harus
mudah,murah untuk menuju perubahan kualitas kesehatan lingkungan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengantar kesehatan lingkungan
a. pengertian kesehatan lingkungan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar
kesehatan sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan
individu maupun kesehatan masyarakat seperti :
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayan kesehatan
4. Heriditas (keturunan)
Keempat faktor tersebut di samping berpengaruh kepada kesehatan, juga saling
berpengaruh satu sama lainnya.Secara umum kesehatan lingkungan pada hakikatnya
adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh
positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal. Ruang lingkup kesehatan
lingkungan antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja),
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan
air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang), dan sebagainya.

Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan (Kesling):

Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan


(Kesling) adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.1

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)


kesehatan lingkungan (Kesling) adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia.

b. Dasar-dasar kesehatan lingkungan

Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

1. Keadaan Air

Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air

tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di

dalam air tersebut mati.

2. Keadaan Udara

Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya

oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat

carbondioksida).

3. Keadaan tanah

Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak

tercemar oleh zat-zat logam berat.

C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai

2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

D. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


1. Mengurangi Pemanasan Global. Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan

kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang

dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer

bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut

dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.

2. Menjaga Kebersihan Lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga

kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan

sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan

cara-cara sebagai berikut ;

a. Membersihkan Sampah Organik. Sampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat

organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam

sampah organik tersebut, contoh sampah organik :

1) Daun-daun tumbuhan

2) Ranting-ranting tumbuhan

3) Akar-akar tumbuhan

b. Membersihkan Sampah Non Organik. Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur

(dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan

membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.

E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di

samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan

memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

Menurut WHO:

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran


3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan

perpindahan penduduk.

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

c. Perbedaan sanitasi dan hygiene lingkungan

Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi


kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
melindugi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang
bagianmakanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan
(Depkes RI, 2004).
Higiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha
kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada (Widyati, 2002).

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi


kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih
untukkeperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadai
sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).

Sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia ( Widyati, 2002).

Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat
kaitannya. Misalnya Higienenya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi
sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih,maka mencuci
tangan tidak sempurna. (Depkes RI, 2004).

d. Prinsip kesehatan lingkungan

Perkembangan Usaha Kesehatan Lingkungan

usaha kesling merupakan salah satu dari 6 usaha kesehatan masyarakat yang
dikemukakan emerson dan legubuhi:

 Statistik fital

 Pendidikan kesehatan

 Kesehatan limgkungan

 Pemberantasan penyakit menular

 Kesejahteran ibu dan anak

 Pengendalian penyakit kronis

2.1.1.1 Perkembangan Usaha Kesehatan Lingkungan di Dunia Maupun di


Indonesia

1. Tahun 1882 : Undang-undang tentang hygiene dalam bahasa belanda.


Dalam undang-undang tersebut ditegaskan bahwa pemerintah Hindia Belanda
bertanggung jawab atas kesehatan penduduk.

2. Tahun 1962 dibuat undang-undang tentang hygiene untuk usaha-usaha


bagi umum. Dalam undang-undang ini dijelaskan perlunya undang-undang ini
untuk mempelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat. Adapun yang
diatur dalam undang-undang ini meliputi :

 Hygiene air, susu, makanan dan minuman untuk dikonsumsi bagi umum
yang perlu diawasi mutu kesahatannya dan tidak mengandung kuman, racun
dan lain sebagainya.
 Hygiene perusahaan dan lingkungannya perlu memenuhi syarat kesehatan
agar para karyawan terjaga kesehatannya .

 Hygiene bangunan umum seperti stasiun dan lain-lain.

 Hygiene tempat pemandian umum

 Hygiene alat-alat transportasi.

3. Tahun 3000 sm (Minoa & Kreta) dan 1500 sm (Mesir & Yahudi) telah ada
pembuangan air limbah, pengaturan air minum dan WC umum.

4. pada abad ke XVII :

 beberapa negara di Eropa ttelah membuat UU Sanitary Legeslation serta


penerapan Militery hygiene.

 Pada masa ini telah diterapkan lapangan hygiene dan social medicine. Pada
masa ini juga terjadi gerakan secara besar-besaran dibidang kesehatan
masyarakat di Inggris yang disebut Public hygiene.

5. Tahun 1952 di Inggris dan tahun 1973 di Minamata, Jepang masyarakat


memberikan perhatian yanng luar biasa terhadap kasus-kasus pencemaran
lingkungan.

6. Tahun 1924 Dinas hygiene dibentuk oleh pemerintah Belanda. Kegiatan


yang dilakukan berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten
dengan cara mendorong rakyat untuk membuat kakus / jamban sederhana.

7. Tahun 1933 di Banyumas dibentuk organisasi hygiene tersendiri dengan


nama Percontohan Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto. Kegiatan
utamanya adalah pemberantasan cacing tambang yang menekankan anjuran
pembangunan jambang dan perbaikan pelayanan air minum.

8. Tahun 1936 didirikan sekolah Hygiene Mantri School (HMS) bertempat di


Purwokerto.

9. Tahun 1950 berdiri institusi pendidikan di bawah Departemen Kesehatan RI


yang bernama Pendidikan Kontrolir Kesehatan di Jakarta dan Surabaya. Institusi
ini mengajarkan materi tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan.

10. Pada tanggal 5 September tahun 1955 berdiri IkatanKontrolier Kesehatan


Indonesia (IKKI).
11. Pada tahun 1956 adanya integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan
lingkungan di Bekasi hingga didirikan Bekasi Training Center .

12. Pada tahun 1974 terbit instruksi Presiden tentang SAMIJAGA ( sarana air
minum dan jamban keluarga).

13. Diantara tahun 1975-1985an diselenggarakan Crash TrainingProgram


Tenaga Hygiene & Sanitasi serta didirikan pula Sekolah Pembantu Penilik
Hygiene (SPPH) dibeberapa Provinsi.

14. Tahun 1999 visi Indonesia sehat 2010 dicanangkan dan ditandatangani oleh
Presiden BJ Habibie,. Secara umum berisi keinginan agar masyarakat Indonesia
berprilaku hidup bersih dan sehat, berada di lingkungan yang sehat dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang adil dan merata.

2.1.1.2 Perkembangan Kesehatan Masyarakat

Sejarah panjang perkembangan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya


ilmu pengetahuan saja, melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuan modern. Oleh sebab itu, akan sedikit diuraikan perkembangan
kesehatan masyarakat sebelum perkembangan ilmu pengetahuan (pre-scientific
period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu berkembang (scientific period).

1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan

Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani, dan Roma telah
tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk penanggulangan masalah-
masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada
zaman tersebut terdapat dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan
tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman
pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya.

Dari catatan-catatan tersebut dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat


khususnya penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat. Namun,
upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum
dilakukan pada zaman itu.

1. Periode Ilmu Pengetahuan

Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan mansuia, termasuk
kesehatan. Di samping itu, pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukan
berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk
tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang
pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas, dan
di dalamnya terdapat sekolah (fakultas) kedokteran. Mulai tahun 1908 sekolah
kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada, dan sebagainya. Dari kurikulum
sekolah-sekolah kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah
diperhatikan Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan
penerapan ilmu di masyarakat. Pengembagan kurikulum sekolah kedokteran sudah
didasarkan pada to adumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan basil
interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial
(termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan
kedokteran/kesehatan.

Dan segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika
membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini
adalah menyelenggrakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk
perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.

2.1.2 Ekologi Kesehatan Lingkungan

2.1.2.1 Pengertian Ekologi

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk
hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi
dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan
ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan
tingkat tropic.

Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem


harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis).
Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya.
Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan
selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur
diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi.
Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun
manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Meskipun
perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan
pada lingkungan di sekitar kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi,
namun seorang ahli ekologi harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan
ilmu komputer. Ekologi juga berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu
seperti geologi, meteorologi, dan oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan
hubungannya antara tanah, air, dan udara. Pendekatan dari berbagai ilmu
membantu ahli ekologi untuk memahami bagaimana lingkungan nonhidup
mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa membantu untuk memperkirakan
atau meramalkan dampak dari masalah lingkungan seperti hujan asam atau efek
rumah kaca.

Ahli ekologi mempelajari organisasi alam dalam tiga tingkatan:


1. Populasi,
2. Komunitas,
3. Ekosistem

Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan
diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan,
mempelajari cara kerja alam. Mereka sering berada di wilayah yang terisolasi
seperti di sebuah kepulauan dimana hubungan antara tanaman dan binatang
mungkinlebih sederhana dan mudah untuk dipahami. Misalnya ekologi dari Isle
Royale sebuah pulau di danau Superior telah dipelajari secara luas. Banyak
ilmuwan yang mengfokuskan pada cara memecahkan suatu masalah, seperti
bagaimana cara mengendalikan efek kerusakan polusi udara dan air yang
berpengaruh terhadap mahkluk hidup

2.1.2.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup
di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua
rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon
cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari
populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi
lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor populasi :

 Faktor yang menentukan populasi

Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama
adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal.
Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal
yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya
ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk
hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.

Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan
tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut.
Populasi yang normal biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi
mereka disebabkan oleh efek cuaca yang buruk, musim mengasuh bayi yang
kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-faktor lainnya.
 Faktor-faktor yang merubah populasi

Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala
perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah
hujan bisa menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya
terjadi penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat
menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan
berat dan mobil menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang
bercampur dengan awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa
wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun
secara tajam.

2.1.2.2 Komunitas

Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup
secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon
cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas
hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies
yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe
komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan
yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara
yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan
dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut biome. Batas-batas
biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Biome yang utama
termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome
air.Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche).
Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam
lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang
dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah
panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat
direproduksi.Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa spesies
yang menempati peran ekologi tinggi tertentu dalam komunitas tertentu.Berbagai
penjelasan banyak yang diusulkan untuk hal ini. Beberapa ahli ekologi merasa
bahwa hal ini disebabkan karena kompetisi jika dua spesies mencoba untuk
mengisi peran ekologi “niche” yang sama, selanjutnya kompetisi untuk membatasi
berbagai sumber daya akan menekan salah satu spesies keluar. Ahli lainnya
berpendapat bahwa sebuah spesies yang menempati peran ekology yang tinggi,
melakukannya karena tuntutan fisik yang keras tentang peran tertentu tersebut di
dalam komunitas. Dengan kata lain hanya satu spesies yang menempati peran
ekologi “niche” bukan karena memenangkan kompetisi dengan spesies lainnya,
tetapi karena hanya satu-satunya anggota komunitas yang memiliki kemampuan
fisik memainkan peran tersebut.

Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi
berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan
yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat .
Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah
dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.Perubahan-
perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.
Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan
kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa
mencapai kondisi yang relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa
berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.Para ahli ekologi membedakan dua
tipe suksesi yakni primer dan sekunder. Di dalam suksesi primer organisme mulai
menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan seperti sebuah pulau baru
yang terbentuk karena letusan gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau yang
terbentuk sejak 1928 dari kondisi steril, kini telah dihuni oleh puluhan
spesies.Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan
yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena
terjadinya kebakaran hutan. Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh
pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-
pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut akan kembali menjadi hutan
hingga gangguan muncul kembali. Dengan demikian kekuatan-kekuatan alam yang
terakhir menyebabkan terjadinya komunitas klimaks (stabil). Sebagai tambahan
para ahli ekologi memandang kebakaran dan gangguan alam besar lainnya sebagai
hal yang dapat diterima dan tetap diharapkan.

2.1.2. 3 Ekosistem

ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah,
air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba
menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam
suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan
perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka
biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami data-
data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi
perkembangan yang akan terjadi.

2.1.2.4 Aliran Energi

Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang


memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan pada
aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:

1. Matahari

2. Bahan-bahan anorganik

3. Produsen
4. Konsumen Pertama

5. Konsumen Kedua

6. Pengurai

Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut. Matahari


menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat
makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon
yang membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan
bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang termasuk
konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang pemakan
tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa
disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan
bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-
nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan
kembali oleh tanaman-tanaman.

Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam


bentuk makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang
sederhana rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan
rumput. Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau
macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular,
dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran
binatang.Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan
pengurai yang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih
yang dinamakan jaringan makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali
terdapat di ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan.Beberapa spesies makan
banyak jenis makanan tetapi ada juga yang membutuhkan makanan yang khusus.
Konsumen pertama seperti koala dan panda terutama makan satu jenis tanaman.
Makanan utama koala adalah eucalyptus dan makanan utama panda adalah bambu.
Jika tanaman-tanaman ini mati maka kedua binatang tersebut juga ikut mati.Energi
yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan
transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang
disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya
konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi
kimia yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah
kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.

Sebagian besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti
mereka hanya dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka
untuk disimpan menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya
dapat merubah sekitar 0,1 hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya ke dalam
protoplasma. Sebagian besar energi yang tertangkap di bakar untuk pertumbuhan
tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai panas. Begitu juga herbivora atau
binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan daging merubah
energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari energi yang
dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.Karena begitu banyaknya energi
yang lepas sebagai panas pada setiap langkah dari rantai makanan, semua
ekosistem mengembangkan sebuah piramida energi. Tanaman sebagai produsen
menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama) membentuk
bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak piramida.
Piramid tersebut mencerminkan kenyataan bahwa banyak energi yang melewati
tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan lebih banyak yang melalui herbivora
dibandingkan dengan karnivora.Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida
energi tersebut menghasilkan sebuah piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa
berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar dibandingkan dengan berat
total herbivora yang melampaui berat total karnivora. Tetapi di dalam lautan
biomasa (berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama. Para ahli
ekologi mengumpulkan informasi pada sebuah piramida biomasa pada Isle
Royale. Mereka meneliti hubungan piramida diantara tanaman, rusa dan serigala.
Dalam sebuah penelitian mereka menemukan bahwa diperlukan tanaman seberat
346 kg untuk makanan rusa seberat 27 kg. Rusa seberat inilah yang diperlukan
untuk makanan serigala seberat 0,45 kg.

2.1.2.5 Perputaran Material

Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa
kimia. Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan
sulfur. Semua material-material ini berputar melalui ekosistem secara terus
menerus. Perputaran fospor misalnya, semua organisme membutuhkan fospor.
Tanaman mengambil senyawa fospor dari dalam tanah dan binatang memperoleh
fospor dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan. Pengurai mengembalikan
fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati.Di alam ekosistem-
ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap, tetapi ketika sebuah
ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, fospor seringkali bocor
keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung
kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan
menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang melindungi maka fospor
hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau danau. Hal ini sangat
mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor terjebak di dalam endapan
lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor maka petani harus
membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor tersebut kedalam
tanah.

Perubahan ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi
(peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan terjadi secara
berulang-ulang dan secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran hutan atau
ombak tsunami yang menyapu pantai. Perubahan yang paling terjadi dari hari ke
hari terutama pada lingkaran nutrien, yang tidak kelihatan sekali, ekosistem-
ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan yang nyata diantara tanaman
dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.

2.1.2.6 Penerapan Ekologi

Penerapan ekologi adalah pemanfaatan penelitian ekologi untuk mencapai tujuan-


tujuan yang praktis. Penelitian ini membantu kita untuk menjaga dan mengatur
sumber-sumber alam dan melindungi lingkungan. Ahli ekologi terapan bekerja
bersama para ilmuwan dari berbagai lapangan untuk mencoba memecahkan
masalah-masalah menyangkut tentang kesehatan dan kemakmuran manusia,
tanaman dan binatang.Ahli-ahli ekologi khawatir tentang jumlah yang manusia
habiskan terhadap sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara,
gas, dan minyak, juga polusi yang ditimbulkannya karena pemakaian yang terus
menerus. Jika jumlah penduduk terus bertambah maka masalah-masalah
kekurangan minyak, polusi, pembukaan hutan, kemacetan, kemiskinan dan
gangguan cuaca juga akan semakin memburuk.

Kekawatiran semakin bertambah dengan hilangnya ekosistem alam dan banyak


spesies yang hilang dengan berubahnya hutan dan padang rumput menjadi lahan
pertanian, pemukiman, dan lahan kosong. Banyak orang yang beranggapan bahwa
penelitian dan kegiatan para ahli ekologi bertentangan dengan para praktisi
ekonomi.Tetapi para ahli ekologi yakin bahwa pengetahuan ekologi adalah sangat
perlu kebaikan ekonomi dalam jangka panjang. Mereka menunjuk bahwa
perawatan ekosistem alam menyediakan banyak keuntungan bagi masyarakat.
Contohnya jika jika udara dan air bersih maka masyarakat akan menjadi sehat dan
biaya perawatan kesehatan akan menjadi berkurang.Banyak ahli berpikir bahwa
kita dapat menggunakan prinsip-prinsip ekologi seperti aliran energi untuk
memahami ekonomi manusia secara lebih baik.

 Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu :

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara


8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan


epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

 Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan


lingkungan yaitu :

1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.


 Sasaran Kesehatan Lingkungan menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang


sejenis.

2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.

4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk
umum.

5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang


berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an,
reaktor/tempat yang bersifat khusus.

3.1.1 Hubungan Manusia dengan Lingkungan

3.1.1.1 Manusia dan Lingkungan Hidup

Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak
mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat
penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena
lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Lingkungan dapat berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan alam dan
buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan
sosial budaya di mana manusia itu berada. Lingkungan alam adalah keadaan yang
diciptakan oleh Allah untuk manusia. Lingkungan buatan adalah dibuat oleh
manusia. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai
kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya
dengan simbol dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen
lingkungan alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari
lingkungan binaan/buatan).

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Unsur Hayati (Biotik)

Komponen biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang


mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya:
1. Tanah sebagai tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, mengandung bahan-
bahan makannan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tanah jjuga merupakan tempat tinggalnya manusia dan hewan-hewan.

2. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Didalam udara terdapat


oksigen yang diperlukan untuk bernafas serta gas karbondioksida yang
diperlukan untuk memfotosintesiskan tumbuh-tumbuhan. Termasuk juga gas-
gas yang kemudian larut dalam air yang kemudian diperlukan pula oleh makhluk
lain yang hidup didalam air.

3. Air, baik itu sebagai tempat hidup makhluk-makluk yang ada didalam air
maupun yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban udara,
yang besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang ada di darat.

4. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengarui keadaan makhluk-


makhluk hidup.

5. Suhu atau temperatur, merupakan faktor lingkungan yang besar


pengaruhnya terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk
hidup mempunyai batas-batas kemampuan pada suhu di mana mereka dapat
tetap hidup.

Sedangkan komponen biotik diantaranya ialah:

1. Produsen, kelompok ini merupakan makhluk hidup yang dapat


menghasilkan bahan-bahan makanan dari zat-zat anorganik, umumnya
merupakan makhluk hidup yang dapat melakukan proses fotosintesis. Termasuk
kelompok ini adalah tumbuhan yang mempunyai klorofil (zat hijau daun).

2. Konsuman, merupakan komponen makhluk hidup yang menggunakan atau


memakan zat-zat organik atau makanan yang dibuat oleh produsen, yang
termasuk golongan ini adalah hewan dan manusia.

3. Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-


siasa atau makhluk hidup yang sudah mati. Olehkarenaya zat-zat organik yang
terdapat dalam sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati itu, terurai
kembali menjadi zat-zat anorganik. Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat
digunakan kembali oleh produsen untuk membentuk zat-zat organik atau
makanan. Termasuk kelompok ini umumnya berupa bakteri-bakteri dan jamur-
jamur.

4. Selain itu, didalam lingkungan terdapat juga faktor-faktor sebagai berikut:


 Rantai makanan,yakni siklus makanan antara produsen, konsumen, dan
pengurai baik di darat, laut, maupun udara.

 Habitat,yakni tempat setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup


tertentu, tempat tinggal dengan keadaan-keadaan tetentu pula.

 Populasi, menurut batasan ekologi populasi adalah jumlah ari seluruh


individu dari jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu
dalam waktu tertentu. Faktor-faktor yang menentukan populasi: kelahiran
menambah populasi, kematian mengurangi populasi, perpindahan keluar
mengurangi populasi, perpindahan masuk menambah populasi.

 Komunitas, semua kumpulan populasi dari berbagai makhluk hidup yang


hidup disuatu tempat tertentu disebut komunitas.

 Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor abiotik ditempatnya


membentuk ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan
bumi, baik di darat, laut, maupun udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan
satu sama lain dengan tidak ada batas tegas antara satu ekosistem dengan
ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem di permukaan bumi inilah yang disebut

Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya
sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan
fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di
bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara
yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung
secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup
manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting
lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada,
tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.

2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.

3. Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia.

4. Lingkungan member tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.

5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk


kebutuhan dan kebahagiaan hidup.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Juni. Peringatan ini
dimaksudkan untuk menggugah kepedulian manusia dan masyarakat pada
lingkungan hidup yang cenderung semakin rusak. Hari Lingkungan Hidup Sedunia
pertama kali dicetuskan pada tahun 1972 sebagai rangkaian kegiatan lingkungan
dari dua tahun sebelumnya ketika seorang senator Amerika Serikat, Gaylord
Nelson menyaksikan betapa kotor dan cemarnya bumi oleh ulah manusia.
Selanjutnya, ia mengambil prakarsa bersama LSM untuk mencurahkan satu hari
bagi usaha penyelamatan bumi dari kerusakan. Dari Konferensi PBB mengenai
lingkungan hidup yang diselanggarakan pada tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm,
Swedia. Tanggal 5 Juni tersebut di tetapkan sebagai hari Lingkungan Hidup
Sedunia.

Warga atau masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Kesempatan berperan serta itu dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan.

2. Menumbuhkankembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.

3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan


pengawasan sosial.

4. Memberikan saran dan pendapat.

5. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.

1. Sumber Alam

Sumber alam dapat di golongkan ke dalam dua bagian yakni:


 Sumber alam yang dapat di perbaharui(renewable resources)atau di sebut
pula sumber-sumber alam yangtergolong ke dalam sumber alam ini adalah
semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan dan tumbuhan- tumbuhan.

 Sumber alam yang tidak di perbaharui(nonrenewable resources) atau


di sebut pula sebagai golongan sumber alam yangtergolong ke dalam sumber
abiotik adalah tanah, air, bahan-bahan galian, mineral dan bahan- bahan
tambang lainnya.

Sumber alam biotik mempunyai kemampuan diri atau bertambah,misalkan


tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora dan hewan-hewan
menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber
daya alam tersebut di katakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat di
perbaharui. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat
memperbahrui dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan- bahan lainnya
telah habis di gunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut.

Sumber alam biotik dapat terus di gunakan atau di manfaatkan oleh manusia,bila
manusia menggunakannya secara bijaksana dalam penggunaan berarti
memerhatikan siklus hidup sumber alam tersebut dan di usahakan jangan sampai
sumber alam itu musnah. Sebab, sekali suatu jenis species di bumi musnah, jangan
berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul kembali. Seyogianya manusia
menggunakan baik sumber daya biotik dan abiotik secara tepat dan
bertanggung jawab.

1. Penggunaan Sumber-Sumber Alam

Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan


dan keinginan. Manusia bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan
lebih besar di bandingkan organisme lainnya, terutama pada penggunaan sumber-
sumber alamnya.

Berbagai cara telah di lakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam


berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian dan sebagainya.

5.1 Masalah Kesehatan Lingkungan

5.1.1 Permasalahan Kesehatan Lingkungan Di Indonesia

Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari


hubungan interaktif antara sekelompok umat manusia atau masyarakat dengan
berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat. Selain itu, Ilmu Kesehetan
Lingkungan juga mempelajari upaya untuk penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan pada masyarakat.

Permasalahan kesehatan lingkungan yang paling umum disebabkan oleh


pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan itu sendiri adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi ataupun komponen lain ke dalam
lingkungan . pencemaran lingkungan menyebabkan berubahnya tatanan
lingkungan baik oleh kegiatan manusia ataupun proses alam . contoh dari
pencemaran lingkungan antaralain pembuangan limbah industri ke Sungai dan laut
yang mengakibatkan perubahan pada ekosistem perairan.

5.1.1.1. Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia

Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang lebih
dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan menjadi sangat kompleks
terutama di Kota-kota besar. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain.

 Urbanisasi Penduduk di Indonesia

Di Indonesia terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari Desa ke Kota.
Akhirnya lahan pertanian di Kota- kota besar seperti pulau Jawa semakin
berkurang akibat dariperpindahan penduduk dari Desa tersebut. Perpindahan
penduduk dari Desa ke Kota tersebut juga menyebabkan terbatasnya lapangan
pekerjaan, akhirnya penduduk yang berbondong-bondong datang ke Kota mencari
pekerjaan sebagai pekerja kasar. Misalnya pembantu rumah tangga, kuli bangunan
dan pelabuhan, pemulung atau bahkan menjadi pengamen jalanan yang secara
tidak langsung membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan, seperti
munculnya pemukiman kumuh.

 Tempat Pembuangan Sampah

Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan


secara dumping tanpa ada pengolahan lebih lanjut . Permasalahan lainyang terjadi
di Indonesia yaitu limbah yang dihasilkan oleh masyarakat semakin hari semakin
banyak , namun tempat sebagai pembuangan limbah tersebut masih sangat kurang.
Permasalahan yang lain yaitu tempat sampah sebagai tempat berkembang atau
sarang dari tikus dan serangga. Tempat sampah juga menjadi sumber polusi dan
pencemaran tanah, air dan udara. Yang akhirnya menjadi sumber dan tempat hidup
kuman-kuman berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

 Tingkat Pendidikan

Masalah kesehatan lingkungan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan sehingga


perilaku masyarakat kurang menghargai kesehatan.
 Penyediaan Air Bersih

Air merupakan unsur vital dalam kehidupan manusia, seseorang tidak akan bisa
bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup
bagi manusia. Ketersediaan air di Indonesia melimpah ruah, namun yang dapat
dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total
jumlah air yang ada, hanya 5% saja yang tersedia sebagai ai minum, sedangkan
sisanya adalah air laut. Kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah
berkurangnya ketersediaan air bersih dari hari ke hari. Semakin meningkatnya
populasi semakin meningkat pula kebutuhan air bersih dan akhirnya ketersediaan
air bersihpun semakin berkurang. Disamping bertambahnya populasi manusia,
kerusakan lingkungan merupakan salah satu penyebab berkurangnya sumber air
bersih. Misalnya abrasi pantai menyebabkan rembesan air laut ke daratan, yang
pada akhirnya akan mengontaminasi sumber air bersih yang ada di bawah
permukaan tanah. Pembuangan sampah sembarangan jugaa bisa menyebabkan air
sungai menjadi kotor dan tidak sehat untuk digunakan.

 Pembuangan Limbah Industri dan Rumah Tangga

Limbah menjadi masalah serius terutama di perkotaan. Contohnya limbah industri


yang dibuang ke lingkungan sekitar yang mengakibatkan pencemaran udara, air
dan juga tanah. Hampir semua limbah cair yang berasal dari rumah tangga maupun
industri di buang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut.
Selain itu kebiasaan melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai juga menambah
pencemaran air.

Seiring dengan berjalannya waktu, pertumbuhan penduduk dan perkembangan


teknologi mengakibatkan bertambahnya jenis dan volume limbah, sehingga belum
semua limbah penduduk belumterlayani oleh fasilitas umum pegolahan limbah.
Akibatnya sebagian masyarakat mencari jalan keluar sendiri dengan membakarnya
atau membuangnya ke sungai. Perilaku penduduk tersebut makin memperparah
kerusakan lingkungan yang ada. Jumlah pabrik industri dan penduduk di daerah
perkotaan semakin tahun semakin meningkat, akhirnya indutri dan rumah tangga
membuat daya dukung lingkungan untuk menyerap bahan pencemar lingkungan
semakin menurun. Berikut faktor yang berpengaruh pada kualitas limbah :

 Jumlah penduduk :
semakin banyak penduduk, semakin banyak limbah yang dihasilkan.

 Keadaan sosial ekonomi :

semakin tinggi keadaan sosial ekonomi, semakin banyak pula jumlah per kapita
limbah yang di buang.

 Kemajuan teknologi :

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas limbah, karena


pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam.

Limbah apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan sumber penyakit,
pencemaran lingkungan dan kematian. Lokasi dan pengolahan limbah yang kurang
memadai merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme pembawa
penyakit seperti lalat dan tikus yang dapat menjangkit penyakit. Misalnya
penyakit diare, tifus, bahkan demam berdarah. Limbah rumah tangga selain
membahayakan kesehatan manusia, limbah ini juga sangat berpengaruh pada
kelestarian lingkungan yang ada. Contoh limbah rumah tangga yaitu peggunaan
sabun detergen untuk mencuci. Air cucian itu kemudian di buang ke selokan dan
merembes ke air tanah, air selokan kemudian mengair kesungai danakhirnya ke
laut.

 Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan dan tumbuhan . pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber
alam maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara.Tingkat
pencemaran di Indonesia sudah melebihi ambang batas normal terutamadi Kota-
kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu hampir setiap tahun
asap tebal meliputi wilayah Nusantara bahkan sampai ke Negara tetangga akibat
pembakaran hutan untuk lahan pertanian atau kehutanan. Dampak pencemaran
udara antara lain :

 Dampak Terhadap Kesehatan :

mengganggu sistem pernafasan. Yang paling umum di jumpai adalah ISPA ( Infeksi
Saluran Pernafasan Atas), termasuk diantaranya asma, bronkitis dan gangguan
pernafasan lainnya.

 Dampak Terhadap Tanaman :


Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis dan
bintik hitam.

 Hujan Asam

Ph biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO 2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujanmembentuk asam dan menurunkan
pH air hujan . dampak hujan asam ini antaralain :

 Mempengaruhi kualitas air permukaan

 Meruaktanaman

 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga


memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.

 Bersifat korosif sehingga merusak material bangunan

 Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO 2, CFC, metana, ozon dan
NO2 dilapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulakan
oleh permukaan bumi. Dampak dari pemanasan global adalah :

 Peningkatan suhu rata-rata bumi

 Pencairan es di kutub

 Perubahan iklim regional dan global

 Perubahan siklus hidup flora dan fauna

 Bencana Alam / Pengungsian

Bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus


ataupun banjir yang sering terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk
mengungsi yang tentunya menambah banyak permasalahn kesahatan lingkungan .

6.1 Isu Terkini dan Akan Datang Tentang Kesehatan Lingkungan

6.1.1 Isu Lingkungan Global

Dahulu, umumnya orang-orang menduga bahwa masalah lingkungan global lebih


banyak dipengaruhi faktor alam, misalnya iklim. Iklim tersebut mencangkup
temperatur, curah hujan, tekanan udara dan lain –lain. Namun, belakangan ini
orang-orang sudah mulai menyadari bahwa bukan hanya faktor alam yang dapat
mempengaruhi masalah lingkungan tetapi juga aktifitas manusia juga
mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan. Aktifitas manusia yang
mempengaruhi iklimdan lingkungan secara signifikan ada banyak sekali. Contonya
saja penebangan pohon secara liar di hutan. penebangan secara liar oleh oknum-
oknumtak bertanggung jawab ini mengakibatkan perubahan suhu dan curah hujan
secara lokal. Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang
ditimbulkan buka lagi lokal, tetapi juga sudah berskala regional . Sebenarnya
banyak sekali faktor yang mempengaruhi manusia untuk melakukan penebangan
pohon secara liar dihutan, misalnya saja kebutuhan ekonomi. Untuk skala negara,
negara membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena faktor
industri negara belum mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah
devisa dari negara tersebut adalah alam , misalnya saja menjual kayu.

Masalah global lain yang juga mempengaruhi lingkungan adalah pertumbuhan


penduduk. Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban juga
kebutuhan tambahan produksi pangan serta peningkatan kebutuhan energi. contoh
dari kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian yaitu pemenuhan kebutuhan ini
akan meminta konversi lahan hutan. semakin lama daerah-daerah resapan air
semakin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Disisi lain dibeberapa
kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi daerah rawan longsor, karena
pepohonan yang tadinya sebagai penyangga sistem kekuatan tanah semakin
berkurang. Kemudian karena resapan air tanah berkurang, terjadilah over-flow
pada air permukaan. Ketika kondisi ini beresonansi dengan sistem drainase yang
buruk, maka terjadilah banjir. Banjir sendiri akan membawa berbagai penderitaan.
Misalnya saja korban jiwa dan harta. Masalah lainnya adalah mewabahnya
berbagai macam penyakit seperti malaria, demam berdarah , diare dan masih
banyak lagi.

Beralih kemasalah eksploitasi energi, saat ini negara Indonesia misalnya, masih
sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa
hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak. Pemerintah
Indonesia bingung menutupi anggaran belanja negara, karena besarnya
pengeluaran impor minyak. Masyarakatpun ikut bingung sebab kenaikan harga
minyak itu sendiri memiliki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang yang
lain. Disisi lain, penggunaan minyak itu sendiri sebenarnya ikut berpengaruh
dalam penyebab terjadinya efek pemanasan global. Diperkirakan diantara tahun
1999-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8
derajat celsius. Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata permukaan air laut yang
disebabkan mencairnya gunung-gunung es di kutub. Banyak kawasan di dunia
yang akan terendam air laut, terjadi perubahan iklim global , hujan dan banjir akan
meningkat serta wabah penyakit akan meningkat dan akhirnya produksi tumbuhan
panganpun akan terganggu.
Para peneliti dan ilmuan yang bergerak dibidang lingkungan sudah membayangkan
bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah, kesadaran
akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Akan
lebih jelas jika kita melihat tingkat kesadaran masyarakat di negara berkembang.
Jangankan masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah
lingkungan ini belum merata.

Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat


global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan
diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini adalah upaya
pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada
tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan
penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol
ini.
Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Global

1. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya


merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun
karena terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emesi
gas karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari
tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan biogeofisik :
pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna,
migrasi fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktiitas sosial ekonomi
masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap
prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap
pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko
kanker dan wabah penyakit

1. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi


ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat
penguraia ozon menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca.
Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon
juga ikut memeperbesar penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih
banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian,
meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya
kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan
suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.

2. Hujan Asam : Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat


pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan
turun menjadi senyawa asam. Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat,
iritasi pada kulit, sistem pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.
3. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti
pertumbuhan secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan.
Dampaknya: terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan
meningkatnya kebutuhan sumber daya alam dan ruang.

4. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan


daratan. Pada proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang
secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan
iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya
berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah berdampak global dan
menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga
penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.

1. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragaman jenis spesies


makhluk hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah,
meliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui. Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini
memeliki potensi yang besar bagi manusia baik dalam kesehatan, pangan
maupun ekonomi

1. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang


diindentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat
korosif. Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang antar negara
pun melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika
itu semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan beracun dapat bersifat
akut sampai kematian makhluk hidup.

 Isu Lingkungan Lokal

Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah


diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus
menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau
menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak
akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu,
pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang
ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa
kehancurannya saja. Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi
masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi
masalah ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Para sastrawan pun tak
ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer
belakangan ini.
Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal

1. Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber


air tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup
yang lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman
pangan.

2. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung


limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua
dapat terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang. Dampak:
ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan
produktifitas pangan, dll.

3. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air
berkurang.

Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu


perekonomian dan kegiatan transportasi

1. Erosi pantai : terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi
ekonomi seperti kegiatan pariwisata.

2. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak
digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti
kawasan mangrove. Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan
mengganggu kesehatan.

 Isu Lingkungan Nasional

Tanam Untuk Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk isu-
isu lingkungan. Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan
dan hiburan untuk membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan bermaksud
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan
mereka sendiri. Acara ini sendiri juga jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal,
nasional, dan internasional dalam mengekspresikan kepedulian mereka terhadap
lingkungan, mempromosikan seni budaya serta pariwisata Salatiga, dan
memperluas jaringan kerjasama antara komunitas seni dan lingkungan dari
Australia dan Indonesia.
Anak-anak juga ikut berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak
untuk peduli lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah
terbiasa untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai
mereka dewasa nanti. Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih
sering dilakukan karena bagus untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya
pelestarian lingkungan.
Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Nasional

1. Kebaran Hutan : Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau
ulah manusia kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksut pembukaan
lahan untuk perkembunan. Dampaknya: memeberi kontribusi CO2 di udara,
hilangnya keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan dapat mengganggu
kesehatan dan asapnya bisa berdampak kenegra lain. Tidak hanya pada local
namun ke negra tetanggapun juga terkena.

2. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut


oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak
lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal
tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan. Dampak :
mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut.
Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan
permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan
fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian
organisme laut.

B. Ruang lingkup
a. Pengolahan sampah dan limbah

1.sampah
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan.
Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia,
karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah
merupakan suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume
peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia.

1.Jenis-Jenis Sampah Organik


Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
- Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang
cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
- Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain
yang
kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau
ranting pohon, dan dedaunan kering.

2.Prinsip Pengolahan Sampah


Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan
sampah.Prinsip-
prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:

- Mengurangi
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin
banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
- Menggunakan kembali
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang .

- Mendaur ulang
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak
semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan
industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

- Mengganti
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

3.Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai,
karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan
alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan
sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi
masyarakat atau ke alam, sehingga dapatmengurangi tekanan terhadap sumberdaya
alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang
harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa
masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi
sampah harus dijadikan prioritas utama.Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga
tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke
sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-
industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses
daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material
yang
mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang
dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu
porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-
produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar
sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar
berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-
program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola
program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat
perbedaankondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor
informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam
sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus
menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara
berkembang.Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil
membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu
mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan
40,000 orang.Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk
penanganan sampah
organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan
sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos
(pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan
nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih
bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari
suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih
banyakpekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan
menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara
yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati,
denganbantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi
hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah
kompos (compost).Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan
mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah,
batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan
lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur
menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman.
Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur
ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-
benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri
dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia
maka produk akhirnya adalah kompos (compost).Pengomposan didefinisikan sebagai
proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang
merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan
humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan
sebagai pupuk dan pembenah tanah.Kompos dan pengomposan (composting) sudah
dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa
penggunaankompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi
Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China,
kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.

Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan


ketergantungan
pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan
kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat
digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu: • Mengurangi kepekatan dan
kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya
dalam penyerapan hara. • Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air
sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan
mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.• Menahan erosi tanah sehingga
mengurangi pencucian hara. • Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan
jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi
kesuburan tanah.
3.Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah
tangga.
- Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
- Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
- Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
- Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan
macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan
binatang pengerat.

4.Kekurangan Mengolah Sampah Organik


Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah.
Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan,
pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk
mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.

2.limbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkun gan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Tingkat bahaya
keracunan yang disebabkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah, baik
dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Limbah yang mengandung bahan pencemar akan mengubah kualitas lingkungan, bila
lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang
ada padanya. Oleh karena itu sangat perlu diketahui sifat limbah dan komponen bahan
pencemar yang terkandung di dalam limbah tersebut.
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar yang
terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi, yang terbuang dari sumber
domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), dan sumber industri.

A. Pengelolaan Limbah Padat

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga
maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :

Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran / berat /
volume.

Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya Syarat barang yang
ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.

Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat magnet, akan
langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya
menjadi mudah.

3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota,
buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik,
limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.

4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua
yaitu :

a) Pembuangan Di Laut

Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu
diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :

1) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.

2) Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.

3) Laut menjadi dangkal.

4) Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh
biota laut.

b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah

Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan
sebagai berikut :

1) Pengaruh iklim, temperatur dan angin.

2) Struktur tanah.

3) Jaraknya jauh dengan permukiman.

4) Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
B. Pengelolaan Limbah Cair

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu.
Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang
baik. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan.
Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi
PengolahanAir Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).

Dalam pengolahan air limbah bertujuan untuk mencegah pencemaran pada sumber air rumah
tangga, melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air, menghindari pencemaran tanah
permukaa dan menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit. Sedangkan
syarat Sistem Pengelolaan Air Limbah adalah Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-
sumber air minum,tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan, tidak menimbulkan
pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari, tidak
dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit, tidak terbuka dan harus
tertutup, tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

Metode Pengelolaan Air Limbah.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah,diantaranya:

a. Pengenceran (disposal by dilution).

Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran. Dengan cara ini air
limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan
dengan bakteri pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada didalam air limbah
itu. Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikutharus dipenuhi:

Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.

Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari 30-40 kali3. Air harus cukup
mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak
menimmbulkan bau.

b. Cesspool

Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air limbah. Dibuat
pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok
agar tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh (±60bulan), lumpur didalamnya dapat dihisap
keluar atau dari semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan
mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 meter dan
minimal 6 meter dari pondasi rumah.

c. Sumur resapan (seepage pit)

Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah mengalami
pengolahan dalam system lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya
tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir,
dengan diameter 1-2,5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10
tahun.
d. Septic tank

Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah air limbah walau
biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian, antara lain:

a. Ruang pembusukan

Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami penguraian oleh bakteri
pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan, dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam
dosing chamber melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.

b. Ruang lumpur.

Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang sudah penuh, lumpur
dapat dipompa keluar.

c. Dosing chamber.

Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfungsi untuk mengatur kecepatan air
yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata.

d. Bidang resapan.

Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan menyaring bakteri pathogen
maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah
berpasir.

e. System Riool (sewage).

System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan, dan terkadang
menampung kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk menampung air hujan, sistem riool ini
disebut combined system, sedangkan jika bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut
separated system. Agar tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, misalnya
ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih memerlukan pengolahan.

Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain:

a. Penyaringan (screening)

Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang terapung diatas permukaan air.

b. Pengendapan (sedimentation).

Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand trap) sehingga aliran menjadi
lambat dan lumpur serta pasir mengendap.

c. Proses biologis

Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat organic di dalam limbah baik secara
aerob maupun anaerob.

d. Disaring dengan saringan pasir (sand filter).

e. Desinfeksi Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh mikroba
patogen.
f. Pengenceran Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga mengalami
pengenceran. Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalan suatu instalasi khusus yang
dibangun diujung kota.

C. Pengelolaan Limbah Gas

Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat
yang terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran
udara oleh limbah gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.

1) Mengontrol Emisi Gas Buang

· Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat
dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara
hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).

· Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu
mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk
menghilangkan materi partikulat.

· Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara
menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik
(catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.

· Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang juga dapat dikurangi kegiatan
pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit
menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

2) Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan

a. Filter Udara

Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut
terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara
yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan
abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.

Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses
industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon

Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah
pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi
dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah.

Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u – 40 u.
Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.

c. Filter Basah

Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah
adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt,
sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan
air, maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter
basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan
suatu alat penangkap debu yang dinamakan.

d. Pegendap Sistem Gravitasi

Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran
partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu
dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada
waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di
bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi
alatnya.

e. Pengendap Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam
jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat
membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.

Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan
antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan
positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding
tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan
corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah – olah
mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif
dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan
ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan
kemudian terhembus keluar.

b. Perumahan sehat
1.pengertian rumah sehat
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga. Menurut Dinkes (2005), secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi
kriteria yaitu:
(1) memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan
terhindar dari kebisingan yang mengganggu;
(2) memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah;
(3) memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumahmeliputi penyediaan
air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian
yang tidak berlebihan, dan cukup sinar matahari pagi;
(4)memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan
tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir (Notoatmodjo, 2003).
Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum komponen rumah dan
sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah
sebagai berikut:
(1) minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar
tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, dan pencahayaan;
(2) minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan
kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL), dan sarana pembuangan sampah;
(3) perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik yang digunakan (Dinas Kesehatan, 2005).

2.pengelolahan rumah
Menurut (Soemirat, 2007) bahwa kesehatan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. Untuk dapat mengelola kualitas lingkungan terhadap ataupun kesehatan masyarakat perlu
dihayati hubungannya dengan manusia, yaitu ekologi manusia. Konsekuensi dari pengelolaan sanitasi
lingkungan yang tidak baik maka akan menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan seperti
meningkatkannya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan seperti diare, terjadinya masalah
sosial dan masalah kenyamanan dan keindahan daerah. Salah satu bentuk upaya pengelolaan sanitasi
lingkungan adalah penerapan rumah sehat yang mencakup sanitasi dasar seperti penyediaan air bersih,
penggunaan jamban, pembuangan limbah dan sampah.
Menurut WHO, 2001, perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang
dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan
sosiologis dan teknis pengelolaan faktor resiko dan berorientasi pada lokasi bangunan, kualifikasi,
adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah serta lingkungan sekitarnya. Unsur yang
melibatkan apakah rumah tersebut memiliki penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk
memasak, mencuci, menyimpan makanan, serta membuang kotoran manusia maupun limbah lainnya.
3.syarat-syarat pengelolahan rumah sehat
1. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan terhadap suhu dalam rumah yang optimal, pencahayaan
yang optimal, ventilasi yang memenuhi persyaratan dan tersedianya ruang yang optimal untuk
bermain anak. Suhu ruangan dalam rumah yang ideal yaitu berkisar antara 18-20°C, dan suhu tersebut
sangat dipengaruhi oleh udara luar, pergerakan udara, dan kelembaban udara dalam ruangan.
Pencahayaan harus cukup pada waktu siang maupun malam hari. Pada malam hari pencahayaan yang
ideal adalah cahaya yang bersumber dari listrik atau lampu sedangkan pada waktu pagi hari
pencahayaan yang ideal adalah cahaya yang bersumber dari sinar matahari.
2. Dinding
Dinding rumah yang terbuat dari tembok adalah baik. Pada dasarnya dinding yang terbuat dari tembok
untuk kondisi geografis beriklim tropis khususnya kurang cocok karena selain mahal dari segi
ekonomi juga kurang mendapatkan penerangan alamiah yang cukup apalagi bila ventilasinya tidak
optimal.
3.Atap
Atap rumah yang terbuat dari genteng umumnya dipakai untuk daerah perkotaan maupun pedesaan.
Atap dari genteng sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti di Indonesia ini karena dapat
menciptakan suhu yang sejuk dalam rumah. Atap dari seng dan asbes sebaiknya tidak digunakan,
karena selain mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah (Mukono, 2000).
4. Ventilasi
Ventilasi rumah memiliki banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga pertukaran aliran
udara dalam rumah tersebut agar tetap segar dan optimal. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan untuk penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi dalam rumah akan
menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun akan
meningkat. Fungsi kedua adalah untuk membebaskan udara dari bakteri-bakteri, terutama bakteri
patogen. Ada dua macam ventilasi yakni ventilasi alamiah dan ventilasi buatan. Ventilasi alamiah
adalah di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadiwaktu pagi hari pencahayaan yang ideal
adalah cahaya yang bersumber dari sinar matahari secara alamiah melalui jendela, lubang angin
maupun lubang yang berasal dari dinding dan sebagainya. Ventilasi buatan adalah ventilasi yang
menggunakan alat khusus untuk mengalirkan udara, misalnya kipas angin dan mesin penghisap udara
(AC). Ventilasi yang baik berukuran 10% sampai 20% dari luas lantai. Ventilasi yang baik akan
memberikan udara segar dari luar, suhu optimum 22-24°C dan kelembapan 60% (Kusnoputranto dan
Suzanna, 2000).
5.Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan dari cahaya yang cukup dan tidak terlalu banyak.
Kurangnya cahaya yang masuk dalam rumah akan menyebabkan berkembangnya beberapa bakteri,
karena dalam hal ini pencahayaan yang kurang akan menjadi media yang sangat baik untuk
berkembang biaknya bakteri-bakteri tersebut khususnya bakteri patogen. Serta akan menimbulkan
beberapa masalah kesehatan atau penyakit. Cahaya dapat digolongkan menjadi dua yakni: cahaya
alamiah yang bersumber dari sinar matahari dan cahaya buatan yang bersumber dari lampu. Cahaya
matahari sangat penting karena dapat membunuh bakteri patogen dalam rumah. Perlu diperhatikan
ketika membuat jendela sebaiknya diusakahan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan
secara langsung atau tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela selain sebagai jalan
pertukaran udara dalam rumah juga sebagai jalan masuknya cahaya. Cahaya bbuatan menggunakan
sumber cahaya yang bukan alamiah seperti lampu, minyak tanah, listrik, api dan sebagainya. Minimal
cahaya yang masuk adalah lebih dari 60 lux dan tidak menyilaukan sehingga cahaya matahari dapat
membunuh bakter-bakteri patogen (Kusnoputranto dan Suzanna, 2000).
6. Sarana Penyediaan Air
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.
Tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat badanterdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan
untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhanmanusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap
orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Untuk keperluan air minum dan masak air harus
mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia
(Notoatmodjo, 2003). Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah
pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan
melalui jalur fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau
benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan, dan makanan yang disiapkan
dalampanci yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2000).

7.Sarana Pembuangan Tinja


Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang
tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang penulurannya
melalui tinja antara lain penyakit diare. Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan
adalah :
(1). tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya;
(2). tidak mengotori air permukaan di sekitarnya;
(3). tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya;
(4). kotoran tidakboleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau
perkembangbiakan vektor penyakit lainnya;
(5). tidak menimbulkan bau;
(6). pembuatannya murah;
(7). mudah digunakan dan dipelihara (Notoatmodjo, 2003).
8.lantai rumah
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak lembab. Bahan lantai harus kedap
air dan mudah dibersihkan, paling tidak perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi ubin atau
keramik yang mudah dibersihkan (Depkes, 2002). Jenis lantai rumah tinggal mempunyai hubungan
yang bermakna pula dengan kejadian diare pada anak balita, Hal ini ditinjau dari jenis alas atau bahan
dasar penutup bagian bawah, dinilai dari segi bahan dan kedap air. Lantai dari tanah lebih baik tidak
digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan atau
penyakit pada penghuninya, oleh karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air (disemen,
dipasang keramik, dan teraso). Lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah untuk
mencegah masuknya air ke dalam rumah (Sanropie, 1989).
9 Sampah
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak terpakai lagi oleh manusia atau benda
padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Pengelolaan
sampah yang baik adalah dengan cara dikumpulkan dan kemudian dilakukan pengangkutan.
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab masing-masing rumah tangga yang dalam hal ini
menghasilkan sampah. Selanjutnya untuk kemudian dilakukan pemusnahan. Hal ini dilakukan untuk
sampah yang berbentuk sampah padat, yakni bisa dilakukan pembakaran dalamtungku pembakaran,
ditimbun dalam tanah, maupun dibuat pupuk. Dengan demikian akantercipta lingkungan dalam rumah
yang bersih dan menyehatkan (Evierni dkk,
2010).
10. Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari limbah rumah tangga.
Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia
serta mencemari lingkungan hidup. Cara pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana yakni dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu. Pengenceran ini dilakukan untuk
menurunkan konsentrasi dari air limbah itu sendiri, kemudian baru dibuang.
11. Kepadatan Hunian Tempat Tidur
Luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam
satu ruang tidur, kecuali anak dibawah 5 tahun (Depkes RI, 1999).
12. Kelembaban
Kelembaban rumah yang tinggi dapat mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh seseorang dan
meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Kelembaban juga dapat
meningkatkan daya tahan hidup bakteri. Kelembaban dianggap baik jika memenuhi 40-70% dan
buruk jika kurang dari 40% atau lebih dari 70%. Kelembaban berkaitan erat dengan ventilasi karena
sirkulasi udara yang tidak lancar akan mempengaruhi suhu udara dalam rumah menjadi rendah
sehingga kelembaban udaranya tinggi. Sebuah rumah yang memiliki kelembaban udara tinggi
memungkinkan adanya tikus, kecoa dan jamur yang semuanya memiliki peran besar dalam
patogenesis penyakit pernafasan (Vita Oktaviani, 2005).
13. Memberikan Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis berfungsi untuk menjamin privacy bagi penghuni rumah. Perlu adanya
kebebasan untuk kehidupan keluarga yang tinggal dalam rumah tersebut secara normal. Penataan
ruang dalam rumah sebaiknya diatur agar memenuhi rasa keindahan dan kenyamanan. Selain itu
diperlukan adab sopan santun dalam lingkungan perumahan agar tercipta keharmonisan dalam
pergaulan (Kusnoputranto dan Suzanna, 2000).
14. Memberi Perlindungan/Pencegahan terhadap Bahaya
Kecelakaan Dalam Rumah Konstruksi rumah yang kuat sebaiknya tidak menggunakan asbes, hal ini
bertujuan untuk menghindari bahaya kebakaran dan pencegahan kemungkinankecelakaan misalnya
jatuh atau kecelakaan mekanik lainnya. Tiga indikator rumah rumah sehat yang dinilai yakni meliputi,
higiene rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni dengan rician sebagai berikut:
(1). Kelompok higiene rumah meliputi: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela
ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan;
(2). Kelompok sarana sanitasi meliputi: sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana
pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah;

(3). Kelompok perilaku penghuni meliputi: membuka jendela kamar tidur, membuka jendela keluarga,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban dan membuang
sampah pada tempat samapah (Evierni, 2010).

c. Pengendalian vector

1. DEFINISI PENGENDALIAN VEKTOR


vektor adalah arthropoda atau binatang tidak bertulang belakang (invertebrata)lain
yang menimbulkan penyakit infeksi pada manusia, dengan jalan memindahkan
bibit penyakit yang dibawanya pada manusia melalui gigitan pada kulit atau selaput
lendir,atau meninggalkan bibit penyakit yang dibawanya pada bahan makanan atau
bahan bahanlainnya, sehingga mendatangkan penyakit bagi manusia yang memakan
ataumempergunakan bahan bahan tersebut (Myrnawati, 2004).
Pengendalian adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan ataumenekan
populasi atau densitas vektor dengan maksud mencegah penyakit yangditularkan
vektor atau gangguan gangguan yang di akibatkan oleh vektor (Sumantri,2010).
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan
untukmenurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak
lagi berisikountuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau
menghindari kontakmasyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular
vektor dapat dicegah
(Kemenkes RI, 2010).
Menurut Kusnoputranto dalam Simanjuntak (2005) yang dimaksud
denganpengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan
atau meneka populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan
masyarakat.
Tujuan pengendalian vektor dalam keadaan darurat :
1). Menurunkan populasi serendah mungkin secara cepat sehingga
keberadaannyatidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu
wilayah

2). Menghindari kontak dengan vektor sehingga penyakit yang di tularkan


melaluivektor tersebut dapat di cegah.

3). Meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh binatang atau


serangga pengganggu.
2 JENIS JENIS VEKTOR
Seperti telah diketahui vektor adalah Antrhropoda yang dapat memindahkan
ataumenularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang
rentan.Sebagian dari Anthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai
ciri cirikakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar
jumlahnya karenahampir meliputi ± 75% dari seluruh jumlah binatang.Anthropoda
dibagi menjadi 4 kelas :
1. Kelas crustacea (berkaki 10) : misalnya udang
2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu
3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau
4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk

Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu
diperhatikan dalam pengendalian adalah :
a. Ordo Dipthera yaitu nyamuk, lalat
- Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
- Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah
- Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
- Lalat kuda sebagai vektor penyakit Anthrax
b. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
- Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes
c. Ordo Anophera yaitu kutu kepal
Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhusexantyematicus.

Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai
binatang
pengganggu antara lain :
- Ordo hemiptera, contoh kutu busuk
- Ordo isoptera, contoh rayap
- Ordo orthoptera, contoh belalang
- Ordo coleoptera, contoh kecoak

Sedangkan dari phylum chordata yaitu tikus sebagai binatang pengganggu, dapat
dibagi menjadi 2 golongan :
1. Tikus besar (Rat)
Contoh: - Rattus norvigicus (tikus riol )
- Rattus-rattus diardiil (tikus atap)
- Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-buahan)
2. Tikus kecil (mice)
Contoh : - Mussculus (tikus rumah)

3 PENGENDALIAN VEKTOR
.1 Pengendalian vektor secara alami
 Lautan, gunung, danau dan sungai yang luas, dapat menghalangi
penyebaranserangga Tidak mempunyai beberapa spesies, serangga hidup di daerah
yang tinggi dari permukaan laut Perubahan musim yang merupakan gangguan bagi
kelestarian hidup vektor,seperti musim, iklim, angin dan curah hujan Adanya hewan
pemangsa
2 Pengendalian vektor secara buatan
 Pengendalian secara fisik dan mekanik
Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk
mencegah,mengurangi, menghilangkan habita perkembangbiakan dan populasi
vektorsecara fisik dan mekanik. Contohnya modifikasi dan manipulasi
lingkungantempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penanaman bakau,
pengeringan, pengalihan/ drainase, dll), pemasangan kelambu, memakai baju
lengan panjang, penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle
barrier), pemasangan kawat.

 pengendalian secara biologi


Pengendalian secara biologi yitu pemanfaatan predator yang menjadi musuhvektor
dan bioteknologi sebagai alat untuk mengendalikan vektor. Misalnya, predator
pemakan jentik (ikan, mina padi,dan lain sebagainya), pemanfaatanbakteri, virus,
fungi, manipulasi gen ( penggunaan vektor jantan mandul danlain sebagainya)

Pengendalian secara kimia
Pengendalian secara kimia merupakan pengendalian vektor dengan menggunakan
pestisida kimia. Misalnya, penggunaan kelambu berinsektisida,larvasida dan lain
sebagainya

 pengendalian secara biophysical


Pengawasan ini pada dasarnya merupakan perpaduan dari dua macam cara yakni cara
fisik dan cara biologik :
1. Menangkap binatang tersebut, biasanya jenis jantan (secara fisik),

2. Kemudian disterilkan dengan menggunakan sinargamma (dengan cara biologik),


kemudian dilepaskan kembali ke alam tidakakan terjadi pembuahan jumlah binatang
dapat dikontrol.

 pengendalian secara kultural


Menciptakan keadaan lingkungan sehingga tidak menguntungkan antropodaatau
rodentia dengan jalan mengubah kebiasaan atau sikap hidup yang
tidakmenguntungkan.

 pengendalian terpadu
Artinya digunakan kombinasi dari berbagai cara yang disebutkan diatassehingga
kelemahan yang ada pada suatu cara dapat saling dikurangidibedakan macam
artropoda dan rodentia yang akan diawasi.

Pengendalian legislatif
Mencegah tersebarnya serangga berbahaya antar daerah, pulau maupun negara
melalui peraturan.Pencegahan dilaksanakan dengan penyemprotan insektisida di
bandara, pelabuhan, stasiun, terminal dsb. dan disediakan karantina.
 Pengendalian Lingkungan
Dilakukan atas usaha manusia.
Macam-macamnya :
1. Pengendalian Lingkungan ( Environmental control )
Mengelola lingkungan (enviromental management ) yaitu mengaturlingkungan
sehingga tidak cocok dan membatasi perkembangan vektor.
a. Modifikasi lingkungan ( Enviromental Modificatio)
Cara ini paling aman terhadap lingkungan karena tidak merusak
keseimbangan alam dan tidak mencemari lingkungan tetapi harus
dilakukan terus menerus. Misalnya :
a). pengaturan sistem irigasi,
b). penimbunan tempat penampung air dan
c). pembuangan sampah,
d). pengeringan air yang menggenang
e). pengubahan rawa menjadi sawah
f). pengubahan hutan jadi pemukiman
b. Manipulasi Lingkungan ( Enviromental Manipulation).
Membersihkan dan memelihara secara fisik tempat perindukan atautempat
istirahat serangga.
Contoh :
a). membersihkan tanaman air yang mengapung seperti ganggang danlumut
sehingga menyulitkan perkembangan Anopheles sundaicus.
b). Mengatur kadar garam di laguna sehingga menekan
populasi An. subpictus dan An. sundaicus,
c) Melestarikan tanaman bakau yang membatasi tempat
perindukan An.sundaicus,
d).Membuang atau mencabut tumbuhan air di kolam atau rawa sehinggamenekan
populasi Mansonia spp.
e). Melancarkan air got agar tidak jadi tempat perindukan Culex spp.

 Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)


merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa
metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azas keamanan,
rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta denganmempertimbangkan
kelestarian keberhasilannya.

d. Polusi

Polusi udara merupakan masalah lingkungan global yang terjadi di seluruh dunia.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), polusi udara menyebabkan
kematian prematur mencapai 2 juta jiwa per tahun. Pada tahun 2005, WHO menyusun
The 2005 WHO Air quality guidelines (AQGs) yang didesain untuk menurunkan
gangguan kesehatan akibat polusi udara. Di dalam AQGs, direkomendasikan
peninjauan kembali batasan-batasan untuk konsentrasi pencemar udara, diantaranya
PM (particulate matter), ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2) and sulfur dioksida
(SO2).
Polusi udara bersumber dari proses alami dan aktivitas manusia, bergerak, maupun
tidak bergerak. Kebanyakan masalah pencemaran udara di perkotaan bersumber dari
penggunaan bahan bakar fosil dan kegiatan perindustrian. Kegiatan industri
mengemisikan berbagai macam pencemar udara, tergantung pada kegiatan
industrinya. Demikian pula halnya dengan kegiatan pertambangan, yang
mengemisikan berbagai pencemar udara yang tergantung dengan
kegiatannya.

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan


komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam
dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan
teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang
sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi
yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan
perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai
bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh


pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan
gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan
awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran
akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat
dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu
ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh
keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia


semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan,
sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang
diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus
meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar
melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu
mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat
antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik
macam maupun jumlahnya.

2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi


manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan.

3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan,


dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.


Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan
lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah
terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta
solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran
udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

a) Penyebab Pencemaran Udara

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya


pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan
dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global
atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.


Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari
pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer.

a. Kegiatan manusia

 Transportasi

 Industri

 Pembangkit listrik

 Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis


bahan bakar)
 Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya

 Asap rokok

b. Sumber alami

 Gunung berapi

 Rawa-rawa

 Kebakaran hutan

 Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

c. Jenis-jenis pencemar

 Karbon monoksida

 Oksida nitrogen

 Oksida sulfur

 Hidrokarbon

 Ozon

 Volatile Organic Compounds

 Partikulat

b) Dampak Pencemaran Udara

1. 1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh


melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

1. 2. Hujan asam
pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan
pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

 Mempengaruhi kualitas air permukaan

 Merusak tanaman

 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga


mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

1. 3. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

1. 4. Pemanasan Global

Dampak dari pemanasan global adalah:

 Pencairan es di kutub

 Perubahan iklim regional dan global

 Perubahan siklus hidup flora dan fauna

1. 5. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan


pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan
lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

c) Upaya yang Harus Dilakukan.


Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi
penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama
pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat perhatian utama.

 menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi


yang ada saat ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan
terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi
massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi.

 juga menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi


komitmennya untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.

 Di sektor industri, penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri


pencemar.

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara
kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.

1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,


sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.

2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu


dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan,
terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi
kontribusi polutan udara.

3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu


lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan
tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu
mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang


yang sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi.
Kendaraan bermotor akan memperlambat laju

5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan
kendaraan yang lain.
6. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,
terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi
polusi udara.

2. PENCEMARAN AIR

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan


air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia
dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan
air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

Persoalan pencemaran air. Jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang
tercemar. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat
internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi
air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat
atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang
India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena
penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air
hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap
air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di
negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah
polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika
Serikat, 45% dari sungai, 47% dari danau, dan 32% dari teluk dan muara
diklasifikasikan sebagai tercemar.

Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan
ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau
mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung
komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi,
algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam
kualitas air dan status ekologi air.

a) Penyebab Pencemaran Air

Sumber polusi air antara lain limbah industri, pertanian dan rumah tangga. Ada
beberapa tipe polutan yang dapat masuk perairan yaitu : bahan-bahan yang
mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen
untuk pengurainya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah pupuk
pertanian, bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan), dan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif dan panas. Pencemaran air juga dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yaitu:

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

 Sampah organik seperti air comberan menyebabkan peningkatan


kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.

 Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya


seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah
tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

 Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum

 pencemaran air oleh sampah

b) Dampak Pencemaran Air

Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat
merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk pengurainya. Jika O2
kurang , pengurainya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan
berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom,
timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain-lain. Bahan-bahan tesebut
dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkan kanker. Sejumlah
besar limbah dari sungai akan masuk kelaut. Polutan ini dapat merusak kehidupan
air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang
berbahaya masuk kelaut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang
belum diketahui. Banyak jenis kerang-kerangan yang mungkin mengandung zat
yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tecemar oleh minyak yang asalnya
mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai atau dari kapal tanker yang
rusak. Minyak dapat mematikan, burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh,
efek keracunan hingga dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang sebuah
industri plastik keteluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan
masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.

Akibat yang ditimbulkan oleh polusi air:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan


oksigen.
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi)

3. Pendangkalan dasar perairan.

4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi.

5. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat.

6. Akibat penggunaan pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh


hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk berguna terutama
predator.

7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan burung.

8. Mutasi sel, kanker, dan leukeumia.

c) Upaya yang Harus Dilakukan

Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak
mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang
tercemar akan tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada
bahan pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga agar tanah
tetap bersih misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan


atau pemukiman.

2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan


atau ekosistem.

3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia


lain yang dapat menimbulkan pencemaran.

4. Memperluas gerakan penghijauan.

5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.

6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan


hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.

7. Melakukan intensifikasi pertanian.

Banyak orang mengatakan ” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini
berlaku pula pada banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat
kita lakukan untuk mencegah banjir genangan :
1. Dalam merencanakan jalan-jalan lingkungan baik itu program pemerintah
maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap
air misalnya, penggunaan bahan dari paving blok (blok-blok adukan beton yang
disusun dengan rongga-rongga resapan air disela-selanya. Hal yang tidak kalah
pentingnya adalah penataan saluran/drainase lingkungan pembuatannyapun
harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut.

2. Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat ruang-ruang


terbuka, buatlah sumur-sumur resapan air hujan sebanyak-banyaknya. Fungsi
sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresap kedalam tanah. Dengan
membuat sumur resapan air hujan tersebut, sebenarnya kita dapat
memperoleh manfaat seperti berikut:

1. Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik
dan banyak.

2. Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun


lahan-lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah.

3. Apabila air hujan tidak tertampung dalam sebuah selokan-selokan


rumah/talang-talang rumah, air dapat dialirkan kesumur-sumur resapan.
Janganlah membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga
(air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur resapan air hujan
karena bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus untuk buangan air
limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan tersendiri

4. Apabila air banjir masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm


satu-satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita diatas ambang
permukaan air banjir

5. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita.
Cara ini sudah umum dilakukan orang hanya teknisnya sering kurang
terencana secara mendetail.

3. PENCEMARAN TANAH

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di


muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia,
hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di
laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh
sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap
dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya
pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Tanah Tercemar. Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam


sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah
asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah
Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat.
Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat
asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya.
Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.

Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar
adalah :

1. Tanah tidak subur

2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)

3. Berbau busuk

4. Kering

5. Mengandung logam berat

6. Mengandung sampah anorganik

Tanah tidak tercemar. Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih
memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang
merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk,
tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam
berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat
manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan
berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar
adalah:

1. Tanahnya subur

2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8

3. Tidak berbau busuk

4. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal

5. Tidak Mengandung logam berat

6. Tidak mengandung sampah anorganik

a) Penyebab Pencemaran Tanah

Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa
dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran
air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga
merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida
nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air
hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga
menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

Permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat


radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen,
akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah
tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang
tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga
menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar,
sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah
industri. Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik,
limbah industri, dan limbah pertanian.

1. Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-


an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

1. a. Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat


dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat,
keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah
menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun
yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada
dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan
tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit
tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

1. b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah
akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme
di dalam tanah.

2. Limbah industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang
merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa
pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal,
perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat
yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat
penting terhadap kesuburan tanah.

3. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama
tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak
struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat
ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan
penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-
nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada
jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

b) Dampak Dari Pencemaran Tanah

1. Dampak Pada Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam


tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.

Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati,
Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa
macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan
ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis
yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian..

2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada


akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada


akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

c) Upaya yang Harus Dilakukan.

Limbah domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan
cara memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah
terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah
tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah
organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan bahan urukan, ke-
mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita
pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dan lain-
lain.

Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-
barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding. Limbah
industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut
sebelum dibuang kesungai atau kelaut.

Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan
berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan
penggunaan pupuk kompos. Adapun penanganan untuk pembersihan tanah, yaitu:

1. 1. Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.


Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-
site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki
yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.

1. 2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya


pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan
pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut:

Langkah pencegahan. Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah


berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya
mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme
antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah
secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.

2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat


dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.

3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang


akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.

4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun


sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.

5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang


dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

e. Sanitasi tempat-tempat umum

A.Pengelolaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU)

Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis
dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri
dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air
seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara
pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian
dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik
kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).

Ruang lingkup sanitasi Berdasarkan pengertiannya yang dimaksud dengansanitasi adalah suatu
upaya pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Ruang lingkup sanitasi mencakup, penyediaan air bersih sangat
pentingdiperhatikan, karena kondisi tersedia atau tidaknyaair bersih di suatu daerah akan menentukan
darikelancaran operasi sistem pengoahan air limbah. Yangmana, untuk sistem pembungan terpusat itu
memerlukan penyediaan air bersih yang relatif lebih terjamindibandingkan dengan sistem pembungan
setempat, pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,
ataupembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanyamengacu pada material sampah yang
dihasilkan darikegiatan manusia, dan biasanya dikelola untukmengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkunganatau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukanuntuk memulihkan sumber
daya alam. Pengelolaan sampahbisa melibatkan zat padat, cair, gas, atauradioaktif dengan metoda dan
keahlian khusus untukmasing masing jenis zat, pengolahan makanan dan minuman Meliputi hal-hal
sebagai berikut, pengadaan bahan makanan/bahan baku, Penyimpanan bahan makanan/bahanbaku,
Pengolahan makanan, Pengangkutan makanan, Penyimpanan makanan, Penyajian makanan.

Hambatan yang sangat sering dijumpai dalam pelaksanaan sanitasi di tempat-tempat umum,
diantaranya adalah Belum adanya pengertian dari para pengusaha, pemerintah mengenai peraturan per
undang-undangn yang menyangkut sanitasi umum kaitannya dengan usaha kesehtan masyaraka,
belum mengetahui/kesadaran mengenai pentingnya usaha pengeloilan sanotasi, untuk menghindari
terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit, adanya sikap keberatan dari pengusaha atau pihak-
pihak tertentu untuk memenuhi persyaratan-persyaratan karena memerlukan biaya ekstra, belum
adanya adanya sikap apatis dari masyarakat tentang adanya peraturan/persyaratan Standar
sanitasi fasilitas umum, Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawas pada standar yang
tepat, masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan, masih minimnya dana
yang dialokasikan untuk pengawasan, belum semua wilayah memiliki saran transportasi untuk
melakukan kegiatan pengawasan

Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama
penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat
umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat boleh keluar masuk ruangan tempat
umum dengan membayar atau tanpa membayar.

2. Harus ada gedung/tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana masyarakat melakukan
aktivitas tertentu.

3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-tempat umum tersebut.

4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan ramainya, harus
mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat-
tempat umum.
Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara
lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi
terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu
kunjungannya tinggi.

Tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul
untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus
(permanent), baik membayar mapupun tidak membayar.

Kriteria suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat :

1. Diperuntukkan bagi masyarakat umm

2. Harus ada gedung/tempat yang permanen

3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)

4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dan lain-lain)

Sedangkan yang disebut sanitasi tempat-tempat umum adalah suatau usaha untuk mengawasi
dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang
mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit.

Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasn tempat-tempat umum meliputi :

1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan

2. Alat-alat kebersihan

3. Tempat kegiatan

Kenapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat diperlukan karena Adanya kumpulan manusia
yang berhubungan langsung dengan lingkungan, kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai
masalah kesehatan, kurangnya fasilitas sanitasi yang baik, adanya kemungkinan besar terjadinya
penularan penyakit, adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan dan adanya tuntutan physical dan
mental confort.

Langkah-langkah dalam implementasi usaha pengelolaan Sanitasi umum adalah Identifikasi


masalah, pemeriksaan, evaluasi, pencatatan dan pelaporan

Kegiatan pemeriksaan yaitu kegiatan melihat dan menyaksikan secara langsung di tempat serta
menilai tentang keadaan atau tindakan yang dilakukan serta memberikan petunjuk atau saran-saran
perbaikan. Pemeriksaan dilakukan terhadap faktor lingkungan dan perlengkapan/peralatan sesuai
dengan persyaratan dan kebersihannya, misalnya: lingkungan pekarangan, bangunan, persediaan air
bersih, cara pembuangan sampah dan air kotor, perlengkapan WC dan urinoir, dan sebagainya. Dalam
kegiatan ini pemeriksa juga memberikan bimbingan dan petunjuk kepada pemilik/pengelola dan
pengguna yang melakukan kegiatan yang meliputi cara-cara pencegahan penyakit, kebersihan,
kebiasaan dan cara kerja yang baik dan lain sebagainya.

Kegiatan pengawasan yaitu pengamatan secara terus menerus perkembangan kegiatan, tindakan
serta usaha tindak lanjut dari hasil pemeriksaan.

Guna memperbaiki kondisi sanitasi berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah,
diantaranya adalah agenda penyiapan langkah langkah penting pembangunan sanitasi yang sejalan
dengan pencapaian sasaran, kesepakatan pemerintah dengan para stakeholder yang terkait dengan
pengelolaan dan pembangunan sanitasi akan perlunya peningkatan kesadaran dan komitmen
pemerintah di semua tingkatan pembangunan sanitasi, mendorong akselerasi pembangunan sanitasi
dan lahirnya program Persepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman yang terintegrasi dan terpadu.
Guna meningkatkan kualitas dan peningkatan pelayanan dan penyediaan Sanitasi dengan tepat.

f. Sanitasi makanan dan minum


1.TUJUAN HIGIENE DAN SANITASI
Menurut Prabu(2008) sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kemurnian makanan, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli,
mengurangi pembeli, mengurangi kerusakan makanan. Higiene dan sanitasi makanan
bertujuan untuk mengendalikan faktor makanan, tempat dan perlengkapannya yang dapat
atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.

2.PRINSIP DALAM HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN


Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan makanan.
Menurut Depkes RI 2004 prinsip-prinsip higiene sanitasi makann meliputi:

1. Pemilihan Bahan Makanan

Bahan makanan perlu dipilih yang sebaik-baiknya dilihat dari segi kebersihan, penampilan
dan kesehatan.penjamah makanan dalam memilih bahan yang akan diolah harus mengetahui sumber-
sumber makanan yang baik serta memperlihatkan ciri-ciri bahan yang baik.

Beberapa hal yag harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:

1. hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.

2. mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.


3. gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan

4. belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu

5. tidak membeli bahan makanan yang sudh kadaluarsa atau membeli daging/ unggas yang sudah terlalu
lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang potensial mengandung bakteri

6. membeli daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan racun/toksin bakteri pada makanan.

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Menurut Depkes RI 2004, dalam penyimpanan bahan makanan hal-hal yang diperhatikan
adalah sebagai berikut:

1. penyimanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusu yang bersih dan memenuhi syarat

2. barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk mengambilnya, tidak
menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus, tidak mudah membusuk dan rusak, dan
untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus disediakan tempat penyimpanan dingin

3. setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk riwayat keluar masuk
barang dengan system FIFO (First in First Out)

3. Pengolahan Makanan

Menurut Dewi (2004) yang dikutip dari Anwar dkk(1997), pengolahan makanan menyangkut
7(tempat) aspek, yaitu:

1.Penjamah makanan

Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan mulai dari persiapan,
pengolahan , penyimpanan, pemgangkutan, maupun penyajian makanan. Pengetahuan, sikap dan
perilaku seorang penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang dihasilkan.

2.Cara pengolahan makanan

Persyaratan pengolahan makanan menurut Permenkes No.304/Per/IX/1989 adalah semua


kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindungi dari kontak langsung antara
penjamah dengan makanan. Perlindungan komtak langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan:
sarung tangan, penjepit makanan, sendok, garpu, dan sejenisnya. Dan setiap tenaga pengolah makanan
pada saat bekerja harus mamakai celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak merokok serta tidak
makan/mengunyah.

3.Tempat pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi makananjadi


biasanya disebut dengan dapur, menurut Depkes RI(1994) perlu diperhatikan kebersihan tempat
pengolahan tersebut serta tersedianya air bersih yang cukup.

4.Perlengkapan /Peralatan
Prinsip dasar persyaratan perlengkapan/ peralatan dalam pengolahan makanan adalah aman
sebagai alat/perlengkapan pengolahan makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunkan dan juga
desain perelngkapan terseebut.

5.Penyimpanan makanan

Menurut Depkes RI(1994) penyimpanan makanan dimaksudkan untuk mengusahakan


makanan agar dapat awet lebih lama. Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi oleh
suhu, dimana terdapat titik-titik rawan untuk perkembangbiakan bajteri petogen dan pembusuk pada
suhu yang sesuai dengan kondisinya.

6.Pengangkutan makanan

Makanan telah selesai diolah ditemapt pengolahan , memerlukan pengangkutan untuk


selanjutnya disajikan atau disimpan. Bila pengangkutan makanan kurang tepat dan alat angkutnya
kurang baik kualitasnya, kemungkinan pengotoran dapat terjadi sepanjang pengangkutan(Depkes
RI,1994).

7.Penyajian makanan

Menurut Permenkes No.304/Per/IX/1989, persyaratan penyajian makanan adalah sebagai


betikut:

1.harus terhindar dari pencemaran

2.peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya

3.harus diwadahi dan dijamin dengan peralatan bersih

4.penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersihh

5.penyajian makanan harus memenuhi persyaratan berikut:

ü Di tempat yang bersih

ü Meja ditutup dengan kain putih atau plastik

ü Asbak tempat abu rokok setiap saat dibersihkan

ü Peralatan makanan dan minuman yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah di cuci.

g. Sarana air bersih dan jamban keluarga


a. Sarana air bersih
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun


2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa
pengertian mengenai :

1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.

2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.

3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
tinja manusia dari lingkungan permukiman.

4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.

5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan


satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.

6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,


memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.

7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,


melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.

8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut


Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

2.1.2 Sumber Air Bersih

Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal


Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa
sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:

1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa
lama.

2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.

3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.

4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air
baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.

5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.

Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,
1999):

1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami


pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.

2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak
dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.

3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air
sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk
diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah
dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil
budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka
air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah
yang bertopografi rendah.

Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air
yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun
memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan
dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan
menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin,
biasanya daerah-daerah sekitar pantai.

1. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum
berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas:

1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).

2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).

3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan


(artificial treatment).

2.1.3 Standar Kualitas Air Baku

Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat yang
alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan mutunya
sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan yang
terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar.

Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka
dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia
ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan
1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:

1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.

2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.

3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Syarat fisik, antara lain:

1. Air harus bersih dan tidak keruh.

2. Tidak berwarna

3. Tidak berasa

4. Tidak berbau

5. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)

6. Syarat kimiawi, antara lain:

1. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.

2. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.

3. Cukup yodium.

4. pH air antara 6,5 – 9,2.

5. Syarat bakteriologi, antara lain:

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan


bakteri patogen penyebab penyakit.

Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi
instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga
jual air bersih.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:

1. Aman dan higienis.

2. Baik dan layak minum.

3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.

4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.

Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar


kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut
standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII
tanggal 3 Agustus 1977):

1. Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.

2. Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang
terlebih dahulu dimasak.

3. Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.

2.1.4 Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit
sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan
unit konsumsi.

1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih
yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air
tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.

2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi


kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan
akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia.

3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan
ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau
pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-
jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan
sumber air yang ada.

4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke


beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.

5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air


bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah
konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan
konsumen.

6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah


disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.

2.1.5 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih


Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan
menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan
besaran kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk

2. Jenis kegiatan

3. Standar konsumsi air untuk individu

4. Jumlah sambungan

Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan
nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti kecenderungan data yang
ada di lapangan serta kriteria dan standar yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang, yaitu seperti:

1. Cakupan pelayanan

2. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan

3. Jenis sambungan

4. Tingkat kebutuhan konsumsi air

5. Perbandingan SR/HU

6. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik

7. Angka kebocoran

8. Penanggulangan kebakaran

Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan


memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah perencanaan.
Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan menggunakan data proyeksi jumlah
penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan, koefisien kehilangan
air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan hitungan perencanaan.

2.1.6 Satuan Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air terbagi atas kebutuhan untuk:

1. Rumah Tangga

2. Non Rumah Tangga


Pemerintah Indonesia telah menyusun program pelayanan air bersih sesuai dengan
kategori daerah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.

Tabel II.1

Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota

No Kategori Kota Jumlah Penduduk Sistem Tingkat Pemakaian Air

1 Kota Metropolitan > 1.000.000 Non Standar 190

2 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 Non Standar 170

3 Kota Sedang 100.000 – 500.000 Non Standar 150

4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 Standar BNA 130

5 Kota Kecamatan < 20.000 Standar IKK 100

6 Kota Pusat Pertumbuhan < 3.000 Standar DPP 30

Sumber : SK-SNI Air Bersih

Tabel II.2

Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga

No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

1 Sekolah 10 liter/hari

2 Rumah Sakit 200 liter/hari

3 Puskesmas (0,5 – 1) m3/unit/hari

4 Peribadatan (0,5 – 2) m3/unit/hari

5 Kantor (1 – 2) m3/unit/hari

6 Toko (1 – 2) m3/unit/hari

7 Rumah Makan 1 m3/unit/hari

8 Hotel/Losmen (100 – 150) m3/unit/hari

9 Pasar (6 – 12) m3/unit/hari

10 Industri (0,5 – 2) m3/unit/hari

11 Pelabuhan/Terminal (10 – 20) m3/unit/hari

12 SPBU (5 – 20) m3/unit/hari


No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air

3
13 Pertamanan 25 /unit/hari

Sumber : SK-SNI Air Bersih

2.1.7 Tahapan Perencanaan Air Bersih

Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih, maka dilakukan tahapan-


tahapan perencanaan berdasarkan 5 (lima) komponen utama yang terdiri dari:

1. 1. Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga (domestik),


non domestik dan juga termasuk perhitungan atas kebocoran air. Analisis
kebutuhan air ini disesuaikan dengan hasil perhitungan proyeksi penduduk,
prosentase penduduk yang dilayani dan besarnya pemakaian air.

1. 2. Identifikasi Sumber Air Baku

Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan informasi


mengenai:

– Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan

– Debit andalan sumber air

– Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini

1. 3. Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas Air

Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat memproduksi air yang
memenuhi standar kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
RI.

1. 4. Pemilihan Alternatif Sistem

Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih yang
diperoleh berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan sistem.
Penentuan pilihan didasarkan pada penilaian berdasarkan aspek:

– Teknis

– Ekonomis

– Lingkungan
1. 5. Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air

Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis diperkirakan
sebesar 20% dari kebutuhan total.

1. 6. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih

 Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:

– Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air

– Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk

– Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum

 Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:

– Pola tata guna lahan

– Kepadatan penduduk

– Kondisi topografi kota

– Rancangan induk kota.


b. Jamban keluarga

Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat
sebenarnya,masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban sendiri di
rumah. Alasan utama yangselalu diungkapkan masyarakat mengapa sampai saat ini belum
memiliki jamban keluarga adalah tidak atau belummempunyai uang melihat faktor
kenyataan tersebut, sebenarnya tidak adanya jamban di setiap rumah tangga bukansemata
faktor ekonomi, Tetapi lebih kepada adanya kesedaran masyarakat untuk menerapkan pola
hidup sehat (PHBS), jamban pun tidak harus mewah dengan biaya yang mahal.

Cukup yang sederhana saja disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rumag


tangga. Buat apa jamaban yang mewah sementara perilaku buang air besar (BAB) masih
tetap sembarangan. Ada faktor lain yang menyebabkan masyarakat untuk membuat atau
membangun jamban yaitu ketergantungan pada bantuan pemerintah dalam hal
membangun jamban. Hal ini merupakan bagian dari kesalahan masa lalu dalam penerapan
kebijakan yang justru cenderung memanjakan masyarakat. Program pembangunan jamban
yang dilakukan selama ini kurang optimal khususnya dalam membangun perubahan
masyarakat. pendekatan yang dilakukan mempunyai karakttreistik yang berorientasi
kepada konstruksi atau bangunan fisik jamban saja,tanpa ada upaya pendidikan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang memadai selain itu desain jamban yang dianjurkan
seringkali mahal bagi keluarga miskin. Subsidi proyek tidak efektif menjangkau kelompok
masyarakat miskin. jamban dibangun, tetapi seringkali tidak digunakan masyarakat.

Pengertian

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan


kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
b. Jenis jamban yang digunakan

1. Jamban cemplung: Adalah jamban yang penampungannya berupa lupang yang


ebrfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan
mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan
ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa: Adalah jamban berbentuk leher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah
proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan
resapannya. Pilihan leher angsa yang terbuat dari keramik, porselin atau kaca
serat (fiber glass). Tempat air perapat harus terbuat dari kaca serat atau
keramik karena permukaanya licin dan cukup kuat sehingga mudah dibersihkan.
Juga tidak berbau dan tidak mengundang serangga. Tinggi air perapat harus
paling sedikit 2 cm, agar bau dari

c. Bagaimana memilih jenis jamban?

 Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air

 Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan
daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu
lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu
lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)

 Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan


kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
Siapa yang diharapkan menggunakan jamban?
Setiap aggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang
airbesar/buang air kecil.

d. Mengapa harus menggunakan jamban


 Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau

 Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.

 Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan.

e. Syarat jamban sehat

 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter

 Tidak berbau

 Kotorarr tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

 Tidak mencemari tanah di sekitamya

 Mudah dibersihkan dan aman digunakan

 Dilengkapi dinding dan atap pelindung

 Penerangan dan ventilasi cukup

 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih

f. Bagaimana cara memelihara jamban sehat

 Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air

 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih

 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

 Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran

 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)

 Bila ada kerusakan segera diperbaiki.

G. Pengetahuan Dan Tindakan Masyarakat Dalam Pemanfaatan


Jamban Keluarga.
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada
pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang
perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat
terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran
serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat
ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.

Tempat jamban dapat dipilih yang baik, sehingga bau dari jamban tidak
tercium. Secara tersendiri dan ditempatkan di luar atau di dalam rumah dan
berfungsi untuk melayani 1 sampai dengan 5 keluarga, atau untuk melayani
orang-orang di tempat-tempat umum (terminal, bioskop, dan sebagainya).

Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan


satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang
kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber,
disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.

Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk


membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang
lazim disebut kakus atau WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah
kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Tidak memncemari sumber air minum


2. Tidak berbau tinja dan tidak bebas dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar
olehnya itu lantai sedikitnya berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup landai,
miring kearah lobang jongkok.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya.
5. Dilengkapi dengan dinding dan penutup
6. Cukup penerangan dan sirkulasi udara.
7. Luas ruangan yang cukup
8. Tersedia air dan alat pembersih.
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban
keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka melaingkan membangun
jamban untuk diri sendiri dan keluarga. Penggunaan jamban yang baik adalah
kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu
dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara
periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan
baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban
tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jarak jamban dan


sumber air bersih adalah sebagai berikut :

1. Kondisi daerah, datar atau miring


2. Tinggi rendahnya permukaan air
3. Arah aliran air tanah
4. Sifat, macam dan struktur tanah
Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik adalah lantai jamban
hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air, bersihkan jamban secara
teratur sehingga ruang jamban selalu dalam keadaan bersih, didalam jamban
tidak ada kotoran terlihat, tidak ada serangga(kecoa, lalat) dan tikus
berkeliaran, tersedia alat pembersih dan bila ada kerusakan segera diperbaiki.
H. Tempat Jamban

Pelat Jongkok

Pelat jongkok harus selalu bersih dan licin. Untuk itu pilihlah pelat jongkok yang
terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, misalnya keramik, kaca serat,
porselin, dan sebagainya.

Pondasi

Umumnya tebal pondasi jamban 20-40 cm dan dalamnya 40 cm, terbuat dari
batu kali, bata atau batako. Adukannya terdiri dari semen : pasir = 1 : 6. Jika
semen diganti dengan kapur dan semen merah : pasir = 1 : 3 : 4

Lantai

Lantai beton setebal 10 cm, kedap air, awet, dan mudah dibersihkan. Lantai
tegel dapat dipasang dengan adukan semen : pasir = 1 : 3.

Pintu

Pintu dapat dibuat dari bambu atau kayu yang dilapisi seng atau aluminium
sehingga tidak mudah lapuk. jarak tepi bawah pintu dari lantai sekitar 5-7,5 cm.
Ukuran :
tinggi 1,80 m.
lebar 0,65 m.

Dinding

Dinding dapat dibuat dari bata/batako, kayu/papan, anyaman bambu. Tinggi


dinding : 1,00 - 2,00 m. dinding depan 20 cm lebih tinggi supaya atapnya miring
ke belakang.

Untuk menghemat biaya, dinding dapat dibagi dua:

 bagian bawah dibuat dari bata setinggi 1,5 m supaya pemakaiannya


terlindung
 bagian atas dapat dari anyaman bambu atau papan
 dinding bawah setinggi 40-50 cm harus dplester dengan kedap air agar
tidak lembab dan mudah dibersihkan.
Lubang Angin

Lubang angin sangat diperlukan agar selalu terjadi pergantian udara di dalam
jamban

Atap

Atap jamban berguna sebagai pelindung di waktu hujan dan mencegah air hujan
masuk ke dalam pelat jongkok. Bahan atap misalnya genting, seng gelombang,
ijuk, atap plastik tembus cahaya, daun bambu, alang-alang, dan sebagainya.
Kemiringan atap minimum 15 derajat.

Jarak Cubluk atau Resepan dari Tangki Septik ke Sumur

Bila letak cubluk atau resapan dan tangki septik berdekatan dengan sumur,
maka jarak minimum antara cubluk dan sumur tersebut harus 10 m.

Petunjuk Pemakaian dan Pemeliharaan Jamban yang Dilengkapi dengan


Leher Angsa

1. Sebelum dipakai plat jongkok disiram terlebih dahulu dengan air supaya najis
tidak melekat dan penggelontorannya lancar

2. Jika tidak ada bak penampung air di dalam kakus, sediakan tempat/ember
dengan isi 2 sampai 3 liter
3. Air hujan jangan dialirkan langsung ke dalam jamban demikian juga air dari
kamar mandi. Hal ini untuk menghindarkan gangguan terhadap Tangki Septik
atau Cubluk yang digunakan sebagai tempat pengolahan.

4. Pelat jongkok harus dibersihkan dengan sikat yang khusus untuk itu (yang
bertangkai). Untuk membersihkan dipakai sedikit air dan bubuk sabun atau abu
gosok. Demikian juga lantai kakus/jamban harus dibersihkan setiap hari.

5. Untuk menghindarkan tersumbatnya perangkap air, jangan membuang sampah


dan kotoran rumah tangga lainnya ke dalam lubang jamban

6. Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala ke lubang jamban,


karena dapat mengakibatkan adanya tanda yang berbekas.

7. Perangkap air yang tersumbat dibersihkan dengan belahan bambu dari arah
lubang jamban atau jika ada dari lubang/bak pemeriksa di belakang kakus

8. Jika ada bau busuk dari kakus/jamban, periksalah apakah perangkap air kosong
atau rusak. Jika perangkap air kosong, siramkan air kedalam lubang jamban.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai