Anda di halaman 1dari 11

KESEHATAN LINGKUNGAN

LATAR BELAKANG
Selain perilaku riwayat keturunan dan pelayanan kesehatan “Kesehatan Lingkungan” adalah
salah satu faktor penting dari status kesehatan. Kesehatan lingkungan merupakan faktor mutlak
dalam dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau
determinan dalam kesejahteraan penduduk.
Pada masa yang akan datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak
pengguna infrastuktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan
kesadaran lingkungan yang lebih baik.
Disamping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi
kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upaya pada metodelogi mengukur dampak kesehatan
dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan. Indikator ini harus mudah, murah
unuk diukur juga sensitif menujukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
Dalam perumusan pokok – pokok pegertian Kesehatan Lingkungan selain didasarkan atau
berorientasi pada kesehatan masyarakat juga berorientasi pada berbagai konsep diluar kesehatan
masyarakat seperti pelestarian alam, sistem lingkungan, kelengkapan Body of Knowledge dalam
kesatuan pendekatan multidispliner dan hal – hal lain tentang kesehatan lingkungan. Kesehatan
lingkungan adalah kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan yang dinamis antara
manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, aman,
nyaman, dan bersih.

SEJARAH
Semenjak umat manusia menghuni planet ini, sebenarnya mereka sudah seringkali
menghadapi masalah – masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor –
faktor lingkungan hidup yang ada disekeliling mereka, seperti benda mati, mahkluk hidup, adat
istiadat, kebiasaan, dan lain – lain. Namun karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat
itu, setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu disosialisasikan dengan hal – hal
yang bersifat mistik. Contoh wabah penyakit sampah yang berjangkit di suatu tempat dianggap
sebagai kutukan dan kemarahan dewa.
Masalah silih berganti, pada abad ke 19 terjadi Revolusi Industri di Inggris. Era Industrialisasi
ini menimbulkan masalah pada masyarakat Inggris berupa munculnya daerah pemukiman kumuh,
akumulasi buangan dan kotoran manusia, masalah sosial dan kesehatan, yang terutama terjadi di
kota – kota besar.
Pada Tahun 1832, terjadi wabah penyakit Kolera yang dahsyat di Inggris dan membawa
banyak korban jiwa manusia. John Snow (1854) melakukan penelitian Epidemiologi tehadap wabah
Kolera yang terjadi di Broad Sreet, London dan membuktikan bahwa penularan penyakit kolera yang
terjadi di Inggris pada saat itu disebabkan oleh Pencemaran Vibrio Cholerae pada sumber air bersih
yang dikonsumsi oleh masyarakat.sejak saat itu, konsep pemikiran mengenai faktor faktor
lingkungan hidup eksternal manusia yang mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang menjadi suatu
disiplin ilmu yang disebut sebagai ilmu kesehatan lingkungan atau enviromental health.
Usaha usaha yang dilakukan oleh individu individu,masyarakat,atau negara untuk
memperbaiki atau mencegah terjadinya masalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor
faktor linkungan hidup eksternal manusia disebut sanitasi lingkungan atau environmental sanitation.

ISTILAH DAN BATASAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Ada 7 pengertian yang dikemukakan para ahli tentang kesehatan lingkungan adalah sebagai
berikut:
1. Menurut WHO (2005) :
“Environment healt refers to ecological balance that must exist betwen men and his
environment in order to ensure his weel being”. Kesehatan lingkungan merupakan
terwujudnya keseimbangan ekologis antara manusia dan lingkungan harus ada, agar
masyarakat menjadi sehat dan sejahtera.
Sehingga kesehatan lingkungan menurut WHO adalah : “Those aspects of human health and
disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and
practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect
health”. Atau bila disimpulkan, suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan antara manusia dan lingkungan
2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) :
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi linkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkunganya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Dalam pengertian ini titik pusat pandang dari kesehatan lingkungan adalah bahwa
tercapainya tujuan kesehatan yaitu masyarakat sehat dan sejahtera apabila kondisi
linkungan sehat.
3. Menurut P.Halton Purdon (1971) :
Pengertian kesehatan linkungan adalah sebagai suatu upaya. “Kesehatan linkungan
merupakan bagian dari dasar dasar kesehatan bagi masyarakat modern, kesehatan
linkungan adalah aspek kesehatan masyarakat yang meliputi semua aspek kesehatan
manusia dalam hubungannya dengan lingkungan”. Tujuanya untuk mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada tingkat yang setinggi tingginya dengan
jalan memodifikasi factor social, factor fisik linkungan, sifat sifat dam kelakuan lingkungan
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
4. Menurut Umar Fahmi Achmadi (1991) :
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari keterkaitan antara kualitas linkungan
dengan kondisi kesehatan suatu masyarakat. Ilmu kesehatan lingkungan mempelajari
dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk dengan segala macam perubahan
komponen linkungan hidup yang menimbulkan ancaman atau berpotensi menggangu
kesehatan masyarakat.
5. Menurut kalimat yang merupakan gabungan[sintesa dari azrul azwar, slamet riyadi, WHO
dan sumengen] kesehatan lingkungan merupakan upaya prlindungan,pengelolaan, dan
modifikasi linkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat
kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
6. Menurut Notoatmojo (1996) :
Pengertian kesehatan linkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kedaan
linkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimum pula.
7. Menurut Moeller (1992) :
Yang menyatakan bahwa kesehatan linkungan marupakan bagian dari kesehatan masyarakat
yang memberi pengertian pada penilaian, pemahaman, dan pengendalian dampak manusia
pada linkungan dan dampak lingkungan pada manusia.

RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN


Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan linkungan:
1. Penyediaan air minum.
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran.
3. Pembuang sampah padat.
4. Pengendalian vektor.
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu.
7. Pengendalian pencemaran udara.
8. Pengendalian radiasi.
9. Kesehatan kerja.
10. Pengendalian kebisingan.
11. Perumahan dan pemukiman.
12. Aspek kesling dan transportasi udara.
13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
14. Pencegahan kecelakaan.
15. Reaksi umum dan pariwisata.
16. Tindakan tindakan senitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin linkungan.

Pasal 163 ayat [3] undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan
bahwa lingkungan sehat adalahlinkungan yang terbebas dari unsur unsur yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, antara lain:
1. Limbah cair.
2. Limbah padat.
3. Limbah gas.
4. Sampah yang tidak diproses sesuai dengam persyaratan yang ditetepken pemerintah.
5. Binatang pembawa penyakit.
6. Zat kimia yang berbahaya.
7. Kebisingan yang melebihi ambang batas.
8. Radisi sinar pengion dan non pengion
9. Air yang tercemar
10. Udara yang tercemar.
11. Makanan yang terkontaminasi.
Kemudian pada pasal 163 ayat [2] undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan cakupan lingkungan sehat, antara lain:
1. Linkungan pemukiman
2. Tempat kerja
3. Tempat rekreasi
4. Tempat fasilitas umum.

FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN YANG DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN


1. Lingkungan Rumah, adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau
tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba
manusi bertempat tinggal di gua – gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah
tempat tinggal di hutan – hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia
sudah membangun rumah bertingkat dan dilengkapi dengan peralatan yang serba modern.
Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan
bahan – bahan setempat, tetapi kadang – kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan
generasi sebelumnya.

2. Lingkungan Udara (Atmosfer), karena pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap
kesehatan harta benda, ekosistem maupun iklim. Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat
pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan. Salah satu dampak
kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema dalam “Ricki M. Mulia, 2005 :
13”. Menurut Harssema (1998) dalam Ricki M. Mulia, 2005 : 17 “Pencemaran udara diawali oleh
adanya emisi”. Emisi merupakan jumlah pollutant (pencemar) yang dikeluarkan ke udara dalam
satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia.

3. Lingkungan Air (Hidrosfir), adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia
itu sendiri terdiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat badan
terdiri dari air, untuk anak – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Notoatmodjo, 2003).
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci,
dan sebagainya. Menurut WHO di negara – negara maju tiap orang memerlukan air antara 30-
120 liter per hari. Sedangkan di negara – negara berkembang termasuk Indonesia tiap orang
memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Di antara kegunaan – kegunaan air tersebut, yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum
(termasuk untuk masak)air harus mempunyai persyaratan, khusus agar air tersebut tidak
menimbulkan penyakit bagi manusia.

4. Tanah, merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi pengaruhnya terhadap
lingkungan sangat besar. Hubungan tanah dengan makhluk hidup sangat erat, tanah
menyediakan berbagai sumber daya yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya. Selain itu, tanah juga merupakan habitat alamiah bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu sudah selayaknya manusia memelihara kualitas tanah
agar hidup sejahtera. Kegiatan hutan seperti kerusakan hutan, perladangan berpindah – pindah
dan penggalian lahan secara besar – besaran sangat mempengaruhi kondisi tanah. Disamping
itu, tanah yang terkontaminasi dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah. Bila ini
tidak dibatasi dapat mengakibatkan terjadinya terjadinya kerusakan tanah yang pada akhirnya
akan menimbulkan bencana bagi manusia. Penurunan kualitas tanah terutama disebabkan
karena kehadiran bahan – bahan pencemar di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga dapat
menurun disebabkan Erosi. Pada dasarnya erosi menyebabkan merosotnya produktivitas lahan,
rusaknya lingkungan dan terganggunya keseimbangan keseimbangan ekosistem. Bila keadaan
lebih parah lagi akan terbentuk lahan kritis. Beberapa ahli mengemukakan bahwa penurunan
kualitas tanah telah memberikan dampak pada kesehatan, seperti dampak dari kekurangan
unsur – unsur hara mikro yang terkandung dalam bahan makanan terhadap kesehatan manusia.

5. Makanan, hubungan makanan dengan kesehatan secara garis besar disebabkan karena
menurunnya kandungan gizi, makanan berperan sebagai media penularan penyakit (vehicle),
makanan mengandung toksin bakteri, makanan mengandung racun alami, makanan
mengandung kontaminasi kimia, dan makanan mengandung zat adiktif berbahaya.

TUJUAN MEMPELAJARI PENGETAHUAN LINGKUNGAN


Tiga tujuan utama dari mempelajari Pengetahuan Lingkungan adalah :
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai konsep – konsep dasar tentang manusia dan
lingkungannya.
2. Untuk mengetahui dasar – dasar kemampuan untuk melakukan analisis mengenai
permasalahan lingkungan aktual baik yang terjadi di tingkat lokal, regional, ataupun global.
3. Untuk memahami contoh – contoh solusi alternatif tentang bagaimana mengatasi
permasalahan lingkungan melalui pendekatan ekologis dan penerapan teknologis.

Adapun manfaat dari mempelajari pengetahuan lingkungan, yaitu :


1. Untuk mengetahui seberapa besar kekayaan alam.
2. Agar dapat mengetahui dan memahami tentang cara mengelola dan memanfaatkan sumber
daya alam yang tersedia secara berkelanjutan.
3. Agar dapat mengetahui melestarikan lingkungan dengan baik.

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi 2 :


 Tujuan Umum
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber – sumber lingkungan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan
institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana alam
atau wabah penyakit menular.

 Tujuan Khusus, meliputi usaha – usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan
hidup manusia,
1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Mekanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas
oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas
beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan mahkluk hidup lain dan menjadi penyebab
terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri,
rumah sakit, dan lain –lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakit.
6. Perumahan dan bagunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisigan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan
lingkungan.

CARA MENJAGA KUALITAS LINGKUNGAN


Agar kualitas lingkungan tidak menurun atau tercemar, maka perlu diadakan pengawasan
seperti pengelolaan kualitas udara, pengolahan kualitas air, pemulihan tanah terkontaminasi,
danitasi makanan. Cara untuk menjaga kualitas lingkungan tersebut diantaranya, yakni :
1. Pembuangan Kotoran Manusia
Untuk mencegah sekurang – kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan,
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan
kotoran di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat
untuk daerah pedesaan.
2. Sampah dan Pengelolaannya.
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia,
atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah (waste) adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang,
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang
dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan
dibuang disebut sampah, misalnya benda – benda alam, benda – benda yang keluar dari bumi akibat
dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya.
Kalau kita berbicara sampah meliputi 3 jenis sampah, yaitu Sampah Padat, Sampah Cair, dan
Sampah dalam bentuk gas (fume, noke).
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah – sampah
tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit (bakteri pathogen) dan juga
binatang serangga sebagai pemindah / penyebar penyakit (vektor). Oleh karena itu sampah harus
dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan
masyarakat.

TUJUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Mengurangi Pemanasan Global
Dengan menanam tumbuhan sebanyak – banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga
ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O 2, yang dihasilkan tumbuh –
tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO 2, yang menyebabkan atmosfir bumi berlubang ini
terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O 2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati
oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya, karena
lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.
Sampah dapat dibersihkan dengan cara – cara sebagai berikut :
a. Membersihkan Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat – zat organik di dalam
tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam – dalam
sampah organik tersebut, contohnya :
1) Daun – daun tumbuhan
2) Ranting – ranting tumbuhan
3) Akar – akar tumbuhan
b. Membersihkan Sampah Non Organik
Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapt hancur (dimakan oleh zat organik)
dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar
sampah tersebut lalu menguburnya.

MASALAH – MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA


Masalah Kesehatan Lingkungan merupakan masalash kompleks yang untuk mengatasinya
dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor terkait. Di Indonesia permasalahan – permasalahan dalam
lingkup kesehatan lingkungan antara lain :
1. Air Bersih, adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Syarat kualitas air bersih diantaranya adalah :
a. Syarat Fisik : Tidak Berbau, Tidak Berasa, Tidak Berwana
b. Syarat Kimia : Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, kesadahan maksimal
500 mg/l/
c. Syarat Mikrobilogis : Koliform tinja / total koliform maksimal 0 per 100 ml air.
2. Kesehatan Permukiman, Daya dukung tamping lahan kota tidak mampu mengatasi
urbanisasi karena hakikatnya luas lahan tidak bertambah, namun para urban memaksa
untuk bertahan hidup meskipun terpaksa menempati pemukiman yang tidak sesuai
peruntukkannya seperti bantaran sungai, kolong jembatan, bawah aliran listrik tegangan
tinggi (sutet) dan tempat – tempat lainnya yang tidak sehat bagi lingkungan perkotaan.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persayaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
kontruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
3. Tempat Pembuangan Sampah, di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan
sampah dilakukan secara dumping tanpa ada pengolahan lebh lanjut. Sistem pembuangan
semacam itu selain memerlukan laham yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran
pada udara, tanah, dan air selain lahannya jug adapat menjadi tempat berkembangbiaknya
agent dan vektor penyakit menular. Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus
memperhatikan faktor – daktor berikut :
a. Penimbunan sampah. Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola kehidupan atau tingkat sosial
ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan.
e. Pembuangan.
4. Serangga dan Binatang Pengganggu, Serangga sebagai resevoir (habitat dan survival) bibit
penyakit yang kemudia disebut sebagai vektor, misalnya pinjal tikus untuk penyakit pes /
sampat, nyamuk anopheles sp untuk penyakit malaria, nyamuk aedes sp untuk Demam
Berdarah Dengue (DBD), nyamuk culex sp untuk penyakit kaki gajah / filariasis.
Penanggulangan / pencegahan dari penyakit tersebut diantarannya dengan merancang
rumah / tempat pengeloalaan makanan rat proff (rapat tikus), kelambu yang dicelupkan
dengan pestisida untuk mencegah gigitan nyamuk anopheles sp. Gerakan 3M (Menguras,
Mengubur, dan Menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD.
Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dnegan pestisida untuk mencegah
penyakit kaki gajah dan usaha – usaha sanitasi.
5. Makanan dan Minuman, Sasaran hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran,
rumah makan, jasa boga, dan makanan jajanan. Persayaratan hygiene sanitasi makanan dan
minuman tempat pengeloaan makanan meliputi :
a. Persayaratan lokasi dan bagunan.
b. Persyaratan fasilitas sanitasi.
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan.
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi.
e. Persyaratan pengolahan makanan.
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi.
g. Persyaratan peralatan yang digunakan.
h. Persayartan lingkungan.
6. Pencemaran Udara, Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang
batas (NAB) normal, terutama di kota – kota besar akibat gas – gas besar akibat gas buangan
kendaraan bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap tetangga akibat pembakaran
hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
7. Pembuangan Limbah, limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industri dan
8. sejenisnya bercampur menjadi satu dan biasanya dibuang atau dialirkan ke badan sungai
dan mengalir sampai ke teluk atau laut. Limbah cair yang tidak diproses melalui instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) tidak ramah lingkungan. Dampaknya kualitas air sungai
menurun, sehingga tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber air bersih.
9. Bencana Alam, Kondisi geografis Indonesia cukup rentan terhadap bencana alam seperti
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan tanah longsor. Dampaknya penduduk eksodus
dan mengungsi. Oleh karena itu dengan kondisi tersebut dapat menimbulkan permasalahan
terhadap kesehatan lingkungan yang tidak pernah tuntas dan tidak sehat.
10. Perencanaan Tata Kota dan Kebijaksanaan Pemerintah, Perencanaan tata kota dan
kebijakan pemerintah seringkali menimbulkan permasalahan baru bagi kesehatan
lingkungan. Misalnya pemberian izin tempat pemukiman, gedung, atau tempat industri baru
tanpa didahului dengan studi kelayakan yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan
terjadinya banjir, pencemaran udara, air, tanah serta masalah sosial lainnya.

PRINSIP PENGENDALIAN LINGKUNGAN


Ada 5 prinsip pengendalian lingkungan, yaitu :
1. Isolasi
Adalah pemisahan menurut jarak atau tempat, perlindungan seseorang terhadap wabah
sebelum mencapai suatu tempat tertentu dan perlindungan pada mobilitas penduduk.
Untuk melindungi terhadap radiasi, panas, dan kebisingan dapat dilakukan dengan prosedur
isolasi dengan sumber daerah berbahaya, misalnya daerah wabah diisolasi sehingga orang
tidak boleh secara leluasa masuk wilayah itu. Mobilitas penduduk dibatasi dan tidak boleh
memasuki wilayah yang diisolasi.
2. Mengganti (Subtitution)
Subtitusi sering kali digunakan sebagai mode pengendalian yang murah, mudah
dilaksanakan dan efektif.
Misalnya mengganti bahan makanan yang tidak mendukung terjadinya pertumbuhan yang
cepat dari Stapylococcen adalah efektif untuk menghindari terjadinya keracunan makanan.
3. Perlindungan (Shileding)
Perlindungan (Shileding) berbeda dengan istilah isolasi. Perlindungan ini berprinsip
menggunakan barrier untuk melindungi seseorang dari gangguan lingkungan seperti
penggunaan safety glassess bagi tukang las untuk melindungi mata, pakaian pelindung
radiasi, pemakaian kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk, pemakaian helmet, dsb.
4. Perlakuan (Treatment)
Apabila berbagai cara tidak dapat dilaksanakan, perlakuan tertentu atau penatlaksanaan
terhadap gangguan dapat dilakukan dengan :
a. Menghancurkan (Distruction)
Contoh : Merebus air untuk membunuh kuman, autoclaving, pasteurisasi, aerasi air,
klorinasi, eradiksi terhadap nyamuk dan tikus, termasuk pula tindakan menggunakan
disinfektan, algasida, fungsida, bakterisida, larvasida, dan rodentisida.
b. Mengubah, konversi (Conservation)
Ialah menjadikan bahan berbahaya menjadi kurang atau tidak berbahaya. Biasanya
melibatkan proses kimia atau biokimia. Asam kuat dan basa kuat pada air limbah
mungkin dapat memanfaatkan mikroorganisme sehingga diperoleh hasil konversi yang
tak berbahaya lagi.
c. Pembersihan (Removal)
Sedimentasi dan filtrasi adalah contoh untuk memisahkan bahan pendataan dari bahan
cair pada air limbah. Koagulasi yang juga dikenal dengan flokulasi (pembentukan flok –
flok koloid dengan memberikan koagulasi) juga termasuk usaha removal terutama untuk
memisahkan koloid air sehingga mempercepat / membantu proses sedimentasi.
Removal juga termasuk instrument pembersih udara (seperti electrostatic precipitation,
bag filter and cyclones) yang digunakan untuk pemisahan secara mekanik, partikel –
partikel yang terkandung dalam aliran udara yang akan diemisikan melalui cerobong
(stack).
d. Penghambatan (Inhibition)
Digunakan apabila ada ancaman dari lingkungan tetapi efeknya tidak nampak secara
nyata atau tidak dapat dikendalikan dengan intervensi lingkungan. Pengendalian pH atau
penambahan garam atau gula digunakan untuk pengawetan majanan. Bila bakteri
mengkontaminasi makanan mereka tidak akan tahan dalam suasana lingkungan yang
tidak menguntungkan baginya, sehingga makanan tidak rusak karena kontaminasi.
e. Pencegahan (Prevention)
Adalah istilah umum agar seseorang dalam kondisi tertentu (sehat) tidak terganggu
kesehatannya akibat terkena gangguan lingkungan. Upaya ini termasuk memperkecil
pemaparan dengan membatasi kegiatan, imunisasi terhadap penyakit, penggunaan
bahan / alat pelindung untuk menghindari infeksi atau menghindari pengaruh dari faktor
lingkungan. Imunisasi adalah termasuk usaha mencegah penyakit yang ditularkan
melalui lingkungan atau misalnya petugas kesehatan yang akan menuju ke daerah
endemi malaria menggunakan atau diberi obat anti malaria sebelum berangkat.

Anda mungkin juga menyukai