LATAR BELAKANG
Selain perilaku riwayat keturunan dan pelayanan kesehatan “Kesehatan Lingkungan” adalah
salah satu faktor penting dari status kesehatan. Kesehatan lingkungan merupakan faktor mutlak
dalam dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau
determinan dalam kesejahteraan penduduk.
Pada masa yang akan datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak
pengguna infrastuktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan
kesadaran lingkungan yang lebih baik.
Disamping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi
kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upaya pada metodelogi mengukur dampak kesehatan
dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan. Indikator ini harus mudah, murah
unuk diukur juga sensitif menujukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
Dalam perumusan pokok – pokok pegertian Kesehatan Lingkungan selain didasarkan atau
berorientasi pada kesehatan masyarakat juga berorientasi pada berbagai konsep diluar kesehatan
masyarakat seperti pelestarian alam, sistem lingkungan, kelengkapan Body of Knowledge dalam
kesatuan pendekatan multidispliner dan hal – hal lain tentang kesehatan lingkungan. Kesehatan
lingkungan adalah kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan yang dinamis antara
manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, aman,
nyaman, dan bersih.
SEJARAH
Semenjak umat manusia menghuni planet ini, sebenarnya mereka sudah seringkali
menghadapi masalah – masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor –
faktor lingkungan hidup yang ada disekeliling mereka, seperti benda mati, mahkluk hidup, adat
istiadat, kebiasaan, dan lain – lain. Namun karena keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat
itu, setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan mereka selalu disosialisasikan dengan hal – hal
yang bersifat mistik. Contoh wabah penyakit sampah yang berjangkit di suatu tempat dianggap
sebagai kutukan dan kemarahan dewa.
Masalah silih berganti, pada abad ke 19 terjadi Revolusi Industri di Inggris. Era Industrialisasi
ini menimbulkan masalah pada masyarakat Inggris berupa munculnya daerah pemukiman kumuh,
akumulasi buangan dan kotoran manusia, masalah sosial dan kesehatan, yang terutama terjadi di
kota – kota besar.
Pada Tahun 1832, terjadi wabah penyakit Kolera yang dahsyat di Inggris dan membawa
banyak korban jiwa manusia. John Snow (1854) melakukan penelitian Epidemiologi tehadap wabah
Kolera yang terjadi di Broad Sreet, London dan membuktikan bahwa penularan penyakit kolera yang
terjadi di Inggris pada saat itu disebabkan oleh Pencemaran Vibrio Cholerae pada sumber air bersih
yang dikonsumsi oleh masyarakat.sejak saat itu, konsep pemikiran mengenai faktor faktor
lingkungan hidup eksternal manusia yang mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang menjadi suatu
disiplin ilmu yang disebut sebagai ilmu kesehatan lingkungan atau enviromental health.
Usaha usaha yang dilakukan oleh individu individu,masyarakat,atau negara untuk
memperbaiki atau mencegah terjadinya masalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor
faktor linkungan hidup eksternal manusia disebut sanitasi lingkungan atau environmental sanitation.
Pasal 163 ayat [3] undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan
bahwa lingkungan sehat adalahlinkungan yang terbebas dari unsur unsur yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, antara lain:
1. Limbah cair.
2. Limbah padat.
3. Limbah gas.
4. Sampah yang tidak diproses sesuai dengam persyaratan yang ditetepken pemerintah.
5. Binatang pembawa penyakit.
6. Zat kimia yang berbahaya.
7. Kebisingan yang melebihi ambang batas.
8. Radisi sinar pengion dan non pengion
9. Air yang tercemar
10. Udara yang tercemar.
11. Makanan yang terkontaminasi.
Kemudian pada pasal 163 ayat [2] undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan cakupan lingkungan sehat, antara lain:
1. Linkungan pemukiman
2. Tempat kerja
3. Tempat rekreasi
4. Tempat fasilitas umum.
2. Lingkungan Udara (Atmosfer), karena pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap
kesehatan harta benda, ekosistem maupun iklim. Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat
pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan. Salah satu dampak
kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema dalam “Ricki M. Mulia, 2005 :
13”. Menurut Harssema (1998) dalam Ricki M. Mulia, 2005 : 17 “Pencemaran udara diawali oleh
adanya emisi”. Emisi merupakan jumlah pollutant (pencemar) yang dikeluarkan ke udara dalam
satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia.
3. Lingkungan Air (Hidrosfir), adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia
itu sendiri terdiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat badan
terdiri dari air, untuk anak – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Notoatmodjo, 2003).
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci,
dan sebagainya. Menurut WHO di negara – negara maju tiap orang memerlukan air antara 30-
120 liter per hari. Sedangkan di negara – negara berkembang termasuk Indonesia tiap orang
memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Di antara kegunaan – kegunaan air tersebut, yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum
(termasuk untuk masak)air harus mempunyai persyaratan, khusus agar air tersebut tidak
menimbulkan penyakit bagi manusia.
4. Tanah, merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi pengaruhnya terhadap
lingkungan sangat besar. Hubungan tanah dengan makhluk hidup sangat erat, tanah
menyediakan berbagai sumber daya yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya. Selain itu, tanah juga merupakan habitat alamiah bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu sudah selayaknya manusia memelihara kualitas tanah
agar hidup sejahtera. Kegiatan hutan seperti kerusakan hutan, perladangan berpindah – pindah
dan penggalian lahan secara besar – besaran sangat mempengaruhi kondisi tanah. Disamping
itu, tanah yang terkontaminasi dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah. Bila ini
tidak dibatasi dapat mengakibatkan terjadinya terjadinya kerusakan tanah yang pada akhirnya
akan menimbulkan bencana bagi manusia. Penurunan kualitas tanah terutama disebabkan
karena kehadiran bahan – bahan pencemar di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga dapat
menurun disebabkan Erosi. Pada dasarnya erosi menyebabkan merosotnya produktivitas lahan,
rusaknya lingkungan dan terganggunya keseimbangan keseimbangan ekosistem. Bila keadaan
lebih parah lagi akan terbentuk lahan kritis. Beberapa ahli mengemukakan bahwa penurunan
kualitas tanah telah memberikan dampak pada kesehatan, seperti dampak dari kekurangan
unsur – unsur hara mikro yang terkandung dalam bahan makanan terhadap kesehatan manusia.
5. Makanan, hubungan makanan dengan kesehatan secara garis besar disebabkan karena
menurunnya kandungan gizi, makanan berperan sebagai media penularan penyakit (vehicle),
makanan mengandung toksin bakteri, makanan mengandung racun alami, makanan
mengandung kontaminasi kimia, dan makanan mengandung zat adiktif berbahaya.
Tujuan Khusus, meliputi usaha – usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan
hidup manusia,
1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Mekanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas
oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas
beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan mahkluk hidup lain dan menjadi penyebab
terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri,
rumah sakit, dan lain –lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara
memutuskan rantai penularan penyakit.
6. Perumahan dan bagunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Kebisigan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan
lingkungan.
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang
dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan
dibuang disebut sampah, misalnya benda – benda alam, benda – benda yang keluar dari bumi akibat
dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya.
Kalau kita berbicara sampah meliputi 3 jenis sampah, yaitu Sampah Padat, Sampah Cair, dan
Sampah dalam bentuk gas (fume, noke).
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah – sampah
tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit (bakteri pathogen) dan juga
binatang serangga sebagai pemindah / penyebar penyakit (vektor). Oleh karena itu sampah harus
dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan
masyarakat.