Anda di halaman 1dari 86

Pengertian Hygiene: Ruang Lingkup, Manfaat, dan Contohnya

Pengertian Hygiene

Apa yang dimaksud dengan hygiene? Pengertian Hygiene adalah suatu upaya
atau tindakan untuk menjaga/ meningkatkan kebersihan dan kesehatan dengan
melakukan pemeliharaan dini terhadap semua individu dan faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Tujuannya adalah agar setiap individu tidak terkena kuman
penyebab penyakit (Depkes RI, 1994).

Perbedaan Hygiene dan Sanitation

Pada dasarnya hygiene dan sanitation merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan
satu dengan yang lainnya. Namun, keduanya memiliki perbedaan, yaitu:

1. Hygiene adalah kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit yang menitik beratkan
kepada “objek” itu sendiri (manusia). Kegiatannya misalnya mencuci tangan, memasak
air/makanan, proses pengolahan produk, dan lain-lain.

2. Sanitation adalah kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit yang menitik beratkan
kepada ‘lingkungan” yang ada di sekitar objek (manusia). Kegiatannya misalnya
menjaga kebersihan ruangan, sirkulasi udara ruangan, pengelolaan sampah, penanganan
vektor penyakit, dan lain-lain.

Jadi, pengertian hygiene atau higienis adalah upaya pencegahan/ preventif untuk
menjaga kesehatan manusia yang kegiatannya fokus pada usaha kesehatan individu.
Sedangkan pengertian sanitation adalah upaya pencegahan/ preventif untuk menjaga
kesehatan yang kegiatannya fokus pada lingkungan manusia.

Pengertian Hygiene Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti hygiene, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli. Berikut ini adalah arti kata hygiene menurut para ahli:
1. Brownell

Menurut Brownell pengertian hygiene adalah cara manusia untuk menjaga dan
memelihara kesehatannya.

2. Gosh

Menurut Gosh arti hygiene adalah suatu ilmu di bidang kesehatan yang meliputi semua
faktor yang mendorong terwujudnya kehidupan yang sehat, baik individu maupun
masyarakat.

3. Prescott

Menurut Prescott pengertian hygiene dibagi ke dalam dua aspek, yaitu menyangkut
individu (Personal Hygiene) dan menyangkut lingkungan (Environment).

4. Shadily

Menurut Shadily, hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman
karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan.

4. DEPKES RI

Menurut Depkes RI (tahun 2004) pengertian Hygiene adalah upaya kesehatan dengan
cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan untuk
kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sedang dalam Depkes RI (1994) hygiene lebih kepada upaya penyehatan diri.

5. UU No. 2 Tahun 1996

Menurut UU No. 2 Tahun 1996 pengertian hygiene adalah semua usaha untuk
memelihara, melindungi, dan meningkatkan derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk
umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup
yang sehat, serta meningkatkan kesehatan dalam perikemanusiaan.
Mengacu pada arti hygiene yang dijelaskan di atas, berikut ini adalah beberapa hal yang
masuk ke dalam ruang lingkup hygiene,

1. Personal Hygiene atau kebersihan perorangan adalah suatu usaha untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

2. Hygiene Makanan dan Minuman adalah suatu usaha untuk menjaga dan memelihara
kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia.

Manfaat Hygiene

Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian Hygiene di atas, berikut ini adalah
beberapa manfaat hygiene secara umum:

1. Memastikan tempat beraktivitas bersih

2. Melindungi setiap individu dari faktor lingkungan yang dapat merusak kesehatan
fisik dan mental

3. Tindakan pencegahan terhadap penyakit menular.

4. Tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja.

Contoh Tindakan Hygiene

Tindakan hygiene dan sanitation seharusnya dimulai dari diri sendiri. Kebiasaan yang
baik menjaga kebersihan dan kesehatan akan berdampak besar bagi lingkungan kita.
Jadi, dalam hal ini personal hygiene punya peranan yang sangat penting.

Berikut ini adalah contoh tindakan personal hygiene:

1. Mencuci tangan hingga bersih setiap kali akan makan.

2. Mandi dan menggosok gigi secara teratur untuk menjaga kebersihan tubuh.

3. Menjaga kebersihan bahan makanan dan juga makanan yang telah diolah.

4. Menjaga kebersihan semua peralatan memasak dan wadah makanan.

Maxmanroe, 2019 (https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-hygiene.html)


Inti Sari

Pengertian Hygiene adalah suatu upaya atau tindakan untuk menjaga/


meningkatkan kebersihan dan kesehatan dengan melakukan pemeliharaan dini terhadap
semua individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Pengertian Sanitasi: Arti, Ruang Lingkup, Tujuan, dan Manfaatnya

Apa yang dimaksud dengan sanitasi (sanitation). Secara umum, pengertian


sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan dan
menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara)
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Pendapat lain mengatakan arti sanitasi adalah suatu kondisi yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat, terutama penyediaan air minum bersih dan pembuangan
limbah yang memadai. Sanitasi dapat membantu mencegah timbulnya penyakit dengan
cara pengendalian faktor-faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai
penularan penyakit.

Dengan kata lain, sanitasi adalah perilaku manusia yang disengaja untuk
membudayakan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk mencegah manusia
terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya dengan harapan bisa
menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia.

Pengertian Sanitasi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti sanitasi, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Edward Scoot Hopkins


Menurut Edward Scoot Hopkins (1983), pengertian sanitasi adalah cara pengawasan
terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan.
2. Richard Sihite
Menurut Richard Sihite (2000:4), pengertian sanitasi adalah suatu usaha kesehatan
preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia.
3. Azrul Azwar
Menurut Azrul Azwar MPH, arti sanitasi adalah cara pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
4. World Health Organization (WHO)
Menurut WHO, pengertian sanitasi adalah pengendalian semua faktor lingkungan
fisik manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia,
baik fisik maupun mental.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, arti sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu
keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.
Ruang Lingkup Sanitasi
1. Sanitasi berhubungan dengan sarana dan pelayanan pembuangan limbah kotoran
manusia, serta pemeliharaan kondisi higienis melalui pengelolaan sampah dan
limbah cair.
2. Mengacu pada pengertian sanitasi di atas, adapun beberapa hal yang termasuk dalam
ruang lingkup sanitasi adalah sebagai berikut:
3. Penyediaan air bersih/ air minum (water supply): ini meliputi pengawasan terhadap
kualitas, kuantitas, dan pemanfaatan air.
4. Pengolahan sampah (refuse disposal): ini meliputi cara pembuangan sampah,
peralatan pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
5. Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation): ini meliputi pengadaan,
penyimpanan, pengolahan, dan penayajian makanan.
6. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent
control): ini meliputi cara pengendalian serangan dan binatang pengerat.
7. Kesehatan dan keselamatan kerja: melakukan kegiatan K3 (baca: pengertian K3)
meliputi ruang kerja (misalnya dapur), pekerjaan, cara kerja, dan tenaga kerja.

Tujuan Sanitasi Secara Umum

Pada dasarnya sanitasi bertujuan untuk menjamin kebersihan lingkungan


manusia sehingga terwujud suatu kondisi yang sesuai dengan persyarakat kesehatan.
Selain itu, sanitasi juga bertujuan untuk mengembalikan, memperbaiki, dan
mempertahankan kesehatan manusia.

Dengan terwujudnya kondisi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan maka


proses produksi akan semakin baik dan menghasilkan produk yang sehat dan aman bagi
manusia. Secara umum, berikut ini adalah contoh tindakan sanitasi lingkungan:
1. Membuat dan mengatur saluran pembuangan air hujan di pinggir jalan.
2. Membuat dan mengatur saluran pembuangan limbah rumah tangga (dapur dan
kamar mandi).
3. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
4. Penyediaan fasilitas toilet umum yang bersih dan terawat.
5. Pengelolaan limbah/ sampah dengan baik, teratur, dan berkesinambungan. Misalnya
dengan memilah sampah plastik, kertas, organik, kaca, dan logam.

Manfaat Sanitasi Bagi Manusia

Sanitasi memberikan banyak manfaat bagi lingkunan manusia, khususnya lingkungan


fisik; tanah, air, dan udara. Secara singkat, berikut ini adalah beberapa manfaat sanitasi
bagi kehidupan manusia:

1. Terciptanya kondisi lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi manusia.
2. Mencegah timbulnya penyakit-penyakit menular.
3. Mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan.
4. Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya polusi udara, misalnya bau
tidak sedap.
5. Menghindari pencemaran lingkungan.
6. Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah.

Maxmanroe , 2019 (https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-sanitasi.html)

Inti Sari

Pengertian sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk
mewujudkan dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah,
air, dan udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Pada dasarnya sanitasi bertujuan untuk menjamin kebersihan lingkungan


manusia sehingga terwujud suatu kondisi yang sesuai dengan persyarakat kesehatan.
Selain itu, sanitasi juga bertujuan untuk mengembalikan, memperbaiki, dan
mempertahankan kesehatan manusia.
Standar Personal Hygiene

Pengertian hygiene menurut Azwar (1993), merupakan usaha kesehatan


masyarakat yang mempelajari hubungan kondisi lingkungan dengan kesehatan manusia,
upaya mencegah timbulnya penyakit karena hubungan lingkungan kesehatan tersebut
serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan
kesehatan.

Standar Higiene Perseorangan

Pengertian lain tentang hygiene merupakan usaha kesehatan masyarakat yang


mempelajari kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah
timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat
kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. Dalam
pengertian ini termasuk pula melindungi, memeliharadan mempertinggi derajat
kesehatan manusia (perorangan dan masyarakat) sedemikian rupa sehingga faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut, tidak sampai menimbulkan gangguan
kesehatan.

Sementara menurut Entjang (2001), pengertian personal hygiene atau hygiene


perorangan (usaha kesehatan pribadi) adalah upaya dari seseorang untuk memelihara
dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Beberapa upaya dimaksud antara lain :

1. Memelihara kebersihan diri, pakaian, rumah dan lingkungannya. Beberapa usaha


dapat dilakukan antara lain seperti dengan mandi 2x/hari, cuci tangan sebelum dan
sesudah makan, dan buang air besar pada tempatnya.
2. Memakan makanan yang sehat dan bebas dari bibit penyakit.
3. Cara hidup yang teratur
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani
5. Menghindari terjadinya kontak dengan sumber penyakit.
6. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat seperti
sumber air yang baik, kakus yang sehat.
7. Pemeriksaan kesehatan
Juga terdapat beberapa jenis dan usaha personal hygiene, antara lain meliputi
kebersihan kulit, rambut, gigi, dan kebersihan kaki dan kuku.

A. Kebersihan kulit, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri
2. Mandi minimal 2x sehari
3. Mandi memakai sabun
4. Menjaga kebersihan pakaian
5. Makan yang bergizi terutama sayur dan buah
6. Menjaga kebersihan lingkungan.

B. Kebersihan rambut, dengan memperhatikan beberapa hal, antara lain :


1. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnya 2x
seminggu.
2. Mencuci ranbut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya, dengan
menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.

C. Kebersihan gigi
Dengan cara menggosok gigi secara teratur, dengan memperhatikan beberapa hal
seperti :
1. Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis makan
2. Memakai sikat gigi sendiri
3. Menghindari makan-makanan yang merusak gigi
4. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi
5. Memeriksa gigi secara teratur

D. Kebersihan mata, dengan memperhatikan bebeapa hal, seperti :


1. Membaca di tempat yang terang
2. Memakan makanan yang bergizi
3. Istirahat yang cukup dan teratur
4. Memakai peralatan sendiri dan bersih (seperti handuk dan sapu tangan)
5. Memlihara kebersihan lingkungan.
E. Kebersihan telinga, dengan cara membersihkan telinga secara teratur dan tidak
membersihkan telinga dengan benda tajam.
F. Kebersihan tangan, kaki dan kuku
Hal ini penting dilakukan, karena dapat menghindarkan dari berbagai penyakit.
sebagaimna kita ketahui kuku dan tangan yang kotor dapat menyebabkan bahaya
kontaminasi dan menimbulkan berbagai penyakit. Beberapa usaha dapat dilakukan
antara lain:
1. Membersihkan tangan sebelum makan
2. Memotong kuku secara teratur
3. Membersihkan lingkungan
4. Mencuci kaki sebelum tidur

Kesmas, 2017 (http://www.indonesian-publichealth.com/standar-personal-hygiene/)

Inti Sari

Pengertian personal hygiene atau hygiene perorangan (usaha kesehatan pribadi)


adalah upaya dari seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya
sendiri. Beberapa jenis dan usaha personal hygiene, antara lain meliputi kebersihan
kulit, rambut, gigi, dan kebersihan kaki dan kuku.
Sanitasi, Langkah Awal Kesehatan Diri

Kesadaran akan sanitasi yang masih rendah dalam masyarakat, bisa memicu
terjadinya pencemaran lingkungan, penurunan kualitas kesehatan, hingga penyebaran
penyakit menular. Oleh karena itu, sanitasi harus dimulai dari perubahan perilaku dari
Anda sendiri.

Sanitasi secara mendasar dapat diartikan sebagai kemampuan menjaga


kebersihan dan tempat buang air yang layak.  Lebih luas lagi, sanitasi juga mengacu
pada pemeliharaan kondisi higienis melalui layanan seperti pengumpulan sampah,
pengolahan dan pembuangan air limbah, serta pengelolaan limbah berbahaya industri.

Penerapan Sanitasi yang Mudah Anda Lakukan

Sanitasi yang buruk sangat berhubungan erat dengan penularan beragam


penyakit seperti kolera, diare, disentri, hepatitis A, tifus, polio, cacingan, skistosomiasis
(penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit), trakhoma (infeksi bakteri yang
menyerang mata), dan kekurangan gizi. Inilah yang membuat sanitasi dan kebersihan
sangat penting untuk kesehatan, perkembangan, dan kelangsungan hidup seluruh
anggota masyarakat,

Anda bisa memulai sanitasi dari diri sendiri guna mendukung pola kebersihan dan
kesehatan, seperti cara berikut ini:

1. Selalu mencuci tangan


Dokter menganjurkan untuk selalu mencuci tangan setelah buang air atau setelah
bersentuhan dengan cairan tubuh lain, seperti urine, muntah, kotoran hidung atau air
liur. Juga penting mencuci tangan Anda setelah membersihkan setiap area kamar
mandi. Selain itu, cucilah tangan setiap sebelum dan sesudah makan, dan setelah
menggunakan kendaraan atau fasilitas umum. Mencuci tangan dengan tepat
menggunakan sabun diketahui dapat mengurangi risiko penyakit diare.
2. Rutin membersihkan kamar mandi
Bagian kamar mandi yang perlu dibersihkan dengan rutin, mulai dari bak, toilet,
wastafel, pancuran (shower), dinding dan lantai kamar mandi. Anda bisa
menggunakan bahan pembersih yang sesuai untuk mengusir kuman-kuman dalam
kamar mandi, minimal satu kali dalam setiap bulan.

3. Hindari sampah bertumpuk


Pengelolaan sampah sebenarnya tidak hanya bagian dari tugas otoritas daerah
setempat saja, tetapi ini juga menjadi tanggung jawab masyarakat secara
keseluruhan. Anda bisa mulai dari hal yang kecil terlebih dahulu, seperti membuang
sampah pada tempatnya, kemudian diperlukan pengaturan pembuangan sampah baik
di dalam maupun luar rumah agar tidak bertumpuk. Hal itu karena sampah
bertumpuk memicu timbulnya penyakit.

4. Menjaga kebersihan diri


Menjaga kebersihan diri tidak hanya rutin mandi setiap harinya, tetapi juga
berlaku pada pakaian bersih yang Anda kenakan, makanan dan minuman bergizi
yang Anda konsumsi, serta lingkungan dan pola hidup sehat yang Anda jalani.

Setiap orang diharapkan memiliki akses sanitasi yang memadai. Untuk mencapai
hal tersebut diperlukan kerjasama dari seluruh anggota masyarakat. Anda dapat
memulai dengan langkah sanitasi di atas dari diri Anda dan keluarga.

dr. Marianti, 2019 (https://www.alodokter.com/sanitasi-langkah-awal-kesehatan-diri)

Inti Sari

Sanitasi secara mendasar dapat diartikan sebagai kemampuan menjaga


kebersihan dan tempat buang air yang layak.  Lebih luas lagi, sanitasi juga mengacu
pada pemeliharaan kondisi higienis melalui layanan seperti pengumpulan sampah,
pengolahan dan pembuangan air limbah, serta pengelolaan limbah berbahaya industri.

Memulai sanitasi dari diri sendiri guna mendukung pola kebersihan dan kesehatan,
seperti cara berikut ini: selalu mencuci tangan, rutin membersihkan kamar mandi,
hindari sampah bertumpuk, dan menjaga kebersihan diri.
Peranan Hygiene Dan Sanitasi Hotel

Konsep Dan Peranan Hygiene Dan Sanitasi Hotel

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan


menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada
orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah
yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

1.1.       Pengertian Hotel


Hotel merupakan suatu industri atau usaha jasa yang dikelola secara komersial.
Artinya dalam menyediakan jasa yang biasa juga dsebut sebagai “product” kepada calon
konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Produk
jasa yang disediakan hotel umumnya terdiri dari dua bentuk yaitu :
1. Produk nyata (Tangible Product) yang meliputi fasilitas hotel seperti kamar tidur,
restoran, bar, swimming poll, coffee shop, binatu/loundry dan lain sebagainya
2. Produk tidak nyata (Intangible Product) yang meliputi pelayanan jasa seperti
layanan makanan dan minuman, layanan kebersihan kamar, layanan kantor depan
dan lain sebagainya. Tangible product lebih menekankan kepada penyediaan sarana
dan prasarana pendukung (fasilitas fisik hotel), sedang Intangible product lebih
menekankan pada penyelenggaraan layanan jasa yang dilakukan oleh petugas-
petugas atau pegawai hotel kepada tamu.
Terkait hal tersebut di atas, Soekadijo (1995:92) mengemukakan bahwa untuk
melaksanakan pemberian jasa yang demikian itu hotel menyediakan fasilitas -fasilitas
dan pelayanan-pelayanan yang pokok-pokoknya berupa :
1. Tempat untuk beristirahat dan kamar tidur,
2. Tempat dan ruangan untuk makan dan minum; restoran, bar dan coffee shop.
3. Toilet dan kamar mandi
4. pelayanan umum untuk memenuhi segala macam kebutuhan lain dari para tamu
Hotel sebagai suatu usaha jasa merupakan sarana pendukung kegiatan
pariwisata, dimana pengelolaannya dilakukan secara profesional dan didukung oleh
tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi/keterampilan baik dalam bidang perhotelan.
Dengan keterlibatan hotel sebagai sarana pendukung pariwisata ini diharapkan dapat
membuka dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
Sejalan dengan uraian tersebut, Spillane (1994:135) mengemukakan bahwa :
Pembinaan produk wisata merupakan usaha terus menerus untuk meningkatkan mutu
maupun pelayanan dari berbagai unsur produk wisata itu, misalnya jasa penginapan,
jasa angkutan wisata, jasa hiburan, makanan, jasa tur dan sebagainya. Pembinaan
tersebut dapat berupa berbagai kombinasi usaha-usaha seperti pendidikan dan latihan,
pengaturan/pengarahan pemerintah, pemberian rangsangan, ataupun terciptanya kondisi
iklim persaingan yang sehat yang mendorong peningkatan mutu produk dan layanan.
Berdasarkan uraian di atas, maka keberadaan tenaga-tenaga yang memiliki
kompetensi yang baik dalam bidang perhotelan khususnya di hotel akan memberikan
atau membawa keuntungan bagi pihak hotel dimana dengan demikian akan dapat
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen itu sendiri, dalam hal ini
adalah pelayanan makanan dan minuman yang diselenggarakan hotel.
1.2.       Pengertian Dan Peranan Hygiene dan Sanitasi Hotel
1.      Pengertian Sanitasi dan Hygiene
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik
manusia yang mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Hygiene (ilmu kesehatan) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna
bagi kesehatan. Secara garis besar perbedaan antara hygiene dan sanitasi adalah terletak
pada hal bahwa hygiene lebih mengarahkan keaktifannya kepada manusia
(perseorangan atau masyarakat umum) sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan
pengendalian faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan
menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada
orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah
yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.(1995) yang
menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat
menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.
Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industri bahwa, yang utama
hotel terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
a. Transient Hotel, adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis tamu
yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
b. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah
berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara bulanan atau
tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan, seperti :
layaknya hotel, seperti : restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar, dan
pelayanan kebersihan kamar.
c. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi dan juga ruang serta
fasilitas konfrensi untuk tamu-tamunya.
Hotel merupakan sektor industri yang bergerak dalam bidang jasa dan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan, dimana hotel dituntut dapat
memberikan kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas yang disediakan dalam memenuhi
kebutuhan tamu. Oleh sebab itu, pihak hotel harus mampu menciptakan suasana yang di
butuhkan oleh tamu, salah satu caranya meningkatkan Higiene dan Sanitasi.
Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada
para pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan Psikologi.
a. Peranan Fisik
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di
dalam bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti luas yang meliputi :
kebersihan air, makanan - minuman, kuman – kuman dapur, WC, peralatan serta
bebas dari ganguan serangga dan binatang pengerat (Tikus).
b. Peranan Psikologis
Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para
tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan hotel.
Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa “relax”, comfort, security, safety dan
Privacy.
2.      Manfaat Sanitasi Hotel
Sanitasi hotel mempunyai manfaat yaitu :
a. Manfaat dari segi kesehatan.
b. Menjamin lingkungan kerja yang saniter.
c. Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang
merugikan kesehatan fisik maupun mental.
d. Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja.
e. Mencegah terjadinya kecelakaan.
f. Manfaat dari segi “Business Operational’ Hotel.
g. Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang secara
tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
h. Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.
3.      Sasaran Sanitasi Hotel
a.      Sasaran sanitasi di wilayah luar bangunan hotel
Adapun tempat-tempat diluar bangunan hotel yang perlu diperhatikan dalam
penerapan higiene dan sanitasi hotel, antara lain :
1)      Tempat parkir
a. Cukup luas untuk menampung kendaraan tamu hotel sebagai patokan untuk
setiap 5 kamar perlu disediakan 1 tempat parkir.
b. Lantai parkir harus keras, sebaiknya diaspal atau dibeton, sehingga tidak becek
pada waktu hujan dan tidak berdebu pada waktu musim kemarau.
c. Diberikan lampu penerangan sesuai luas tempat parkir.
d. Perlu dipasang rambu – rambu lalu lintas untuk mencegah terjadinya ketidak
teraturan kendaraan.
e. Perlu disediakan gardu parkir lengkap dengan WC dan urinoir.
2)      Pertamanan dan pertanaman
Yang dimaksud disini ialah sebidang tanah yang ditanami oleh berbagai macam
tanaman dengan maksud untuk memperindah pemandangan, mencegah terjadinya
erosi, menjaga kesegaran udara.
3)      Penyediaan air
Penyediaan air untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus memenuhi
persyaratan standart sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes No.
416/Menkes/PU/IX/1990).Penyediaan air untuk hotel dapat diperoleh dari :
a. Air ledeng ( PAM)
b. Air tanah (Sumur bor)
4)      Pembuangan Sampah
Secara umum cara – cara penanganan sampah meliputi 4 kegiatan, yaitu :
a. Penampungan.
b. Pengumpulan.
c. Pengangkutan.
b.      Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel
Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel meliputi sanitasi umum,
sanitasi kamar dan lain-lain.
1)      Sanitasi umum
Sasaran sanitasi umum ini meliputi bangunan/gedung hotel.
a. Harus kuat/kokoh, tidak memungkinkan sebagai tempat berkembang biaknya
serangga dan tikus.
b. Penggunaan ruangan dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
c. Konstruksi lantai bersih dan tidak licin.
d. Bagian yang selalu kontak dengan air dibuat miring ke arah saluran pembuangan
air agar tidak membentuk genangan air.
e. Dinding bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air harus kedap air.
f. Atap harus kuat dan tidak bocor serta tidak memungkinkan terjadinya genangan
air.
g. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 meter.
h. Pintu dapat dibuka dan ditutup serta dikunci dengan baik serta dapat mencegah
masuknya binatang pengganggu.
i. Pencahayaan.
Adapun pembagian-pembagiannya sebagai berikut : 
- Ruang untuk kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi > 300 lux  
- Lampu tamu > 60 lux.          
- Lampu tidur > 5 lux.
- Lampu baca > 100 lux           .
- Lampu relax > 30 lux.
j. Fasilitas hotel meliputi kebersihan tirai, karpet, furniture, elevator dan lain-lain.
2)      Sanitasi kamar
Kamar merupakan suatu bagian dari hotel yang sangat penting agar para tamu
bebas dapat beristirahat dan melakukan apa saja tanpa terganggu. Syarat sanitasi
kamar hotel meliputi :
a) Kebersihan umum
Kamar harus selalu dibersihkan setiap hari karena kamar dapat dikotori oleh
debu, zat kimia bahkan lumut, jamur atau kuman. Pengotoran oleh debu dapat
dihilangkan dengan jalan menyapu dan membersihkan ruangan termasuk perabotan
kamar yang ada secara rutin. Pengotoran oleh zat kimia misalnya noda-noda pada lantai,
dinding, taplak meja dan lain-lain dibersihkan dengan memakai zat kimia tertentu yang
dapat dipakai untuk menghilangkan noda-noda tersebut. Sedangkan pengotoran oleh
lumut atau cendawan dapat terjadi apabila dalam keadaan lembab, ini dapat dicegah
dengan mencari sumber terjadinya kelembaban tersebut kemudian diperbaiki.
b) Kebersihan dan persyaratan fasilitas dan peralatan kamar
(1)   WC/Urinoir
Pada umumnya, disuatu hotel terutama yang bertaraf internasional WC biasanya
tidak berdiri sendiri tetapi bersama-sama dengan urinoir dan kamar mandi berada
dalam satu unit ruangan tersendiri yang disebut toilet room dan biasanya berada
dalam kamar. Persyaratan untuk WC/urinoir :
a. Bersih dan tidak berbau.
b. Tipenya harus water seal (closet) dan dilengkapi tempat cuci tangan.
c. Pada hotel yang bertaraf internasional perlu dilengkapi kertas toilet.
d. Harus di disinfeksi baik di lantai maupun bagian luar dari howl toiletnya tiap
kali tamu check out.
(2)   Kamar Mandi
Persyaratan untuk kamar mandi :
a. Bersih dan tidak berbau.
b. Lantai tidak boleh licin.
c. Dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak merembeskan air.
d. Dinding kamar mandi harus dari bahan kedap air.
e. Bila memakai bath tubo perlu di lengkapi dengan shower, kran air dingin dan
panas, tirai penutup dan keset kaki serta di lengkapi kaca toilet.
(3)   Tempat Tidur
Secara umum, persyaratan untuk kamar tidur sebagai berikut :
a. Kondisi ruangan tidak pengap dan berbau.
b. Bebas dari kuman-kuman patogen.
c. Bersih dan tertata rapi.
d. Suhunya sekitar 18-28 0 c.
e. Kelembaban sekitar 40-70 %.
f. Dinding, pintu, jendela yang tembus pandang atau cahaya dilengkapi dengan
tirai.
(4)   Penerangan
Persyaratan untuk penerangan kamar :
a. Harus dapat memberikan suasana tenang.
b. Tidak menyilaukan.
c. Untuk beberapa jenis lampu tetentu perlu dipasang kop lampu agar sinarnya
tidak langsung menyinari tempat tidur. Intensitas cahaya yang diperlukan adalah
sebagai berikut :
 Lampu untuk pintu masuk : 25-40 watt.
 Lampu langit-langit kamar : 100 watt.
 Lampu untuk tirai : 40 watt.
 Lampu meja kamar : 40-60 watt.
 Lampu baca : 40 watt.
 Lampu tidur pojok : 25 watt.
4.      Klasifikasi Hotel
Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel
berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :
a. Luas Bangunan.
b. Bentuk Bangunan.
c. Perlengkapan (fasilitas)
d. Mutu Pelayanan.
Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan
tersebutdianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri
Perhubungan No.PM.10/PW. 301/Pdb – 77tentang usaha dan klasifikasi hotel,
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :
a. Jumlah Kamar yang tersedia.
b. Fasilitas yang tersedia.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Mutu Pelayanan ( yang dimiliki ).
Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian
digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :
a. Hotel Bintang 1  (*)
b. Hotel Bintang 2 (**)
c. Hotel Bintang 3  (***)
d. Hotel Bintang 4 (****)
e. Hotel Bintang 5  (*****)
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun
yangberada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan
disebut Hotel Non Bintang.
Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel
bintang 1sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti
luas bangunan, jumlah kamar dan fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian
yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot
penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas
bangunannya.
Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu :
a. Hotel international standard.
b. Hotel semi international standard.
c. Hotel national standard.
d. Hotel non national standard ( non claccipied ).
Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu :
a. Management system ( sistem pengelolaan ).
b. Room capacity system ( sistem kapasitas kamar ).
c. Facilities system ( sistem fasilitas yang dimiliki ).
d. Employment system ( sistem penempatan pegawai ).
e. Administration system ( sistem administrasi ).
Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar / kecilnya hotel yaitu :
a. Hotel kecil ( small hotel ) : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu.
b. Hotel rata – rata kecil sedang ( small average size hotel ): jumlah kamar 26 – 99
kamar tamu.
c. Hotel rata – rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar
100– 299 kamar tamu.
d. Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu.
Pengelompokan hotel menurut sistem perencanaan / penentuan tarifnya yaitu :
a. European Plan ( EP ) : sistem penentuan tarif yang dicantumkan hanya harga
sewa kamarnya tidak termasuk makan – minum dan lainnya.
b. American Plan ( AP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar ala Amerika dimana
hargayang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan.
c. Full American Plan ( FAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga
yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras.
d. Modified American Plan ( MAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana
harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 2 meals.
e. Bermuda Plan atau Dual Plan ( BP / DP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar
dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast.
f. Continental Plan ( CP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang
ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental.
Pengelompokan hotel menurut lokasi yaitu :
a. City Hotel atau Business Hotel.
b. Highway hotel atau motor hotel.
c. Mountain hotel.
d. Resort hotel atau beach hotel.
Pengelompokan hotel menurut mayoritas tamunya yang menginap yaitu :
a. Hotel yang mayoritas tamunya “ businessman “ disebut business hotel.
b. Hotel yang mayoritas tamunya remaja disebut youth hotel ( hostel ).
c. Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita disebut woman hotel.
d. Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat (cure hotel).
Pengelompokan hotel yang ditinjau dari segi hari – hari operasinya yaitu :
a. Seasonal hotel , hotel yang hanya beroperasi secara musiman.
b. Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun.
5.      Persyaratan Hotel
Menurut Keputusan Direktrur Jenderal Pariwisata No. 14/U//88 Tentang
Pelaksanaan Ketentuan Usaha dn Penggolongan Hotel Persyaratan Kelas Hotel
Berbintang 4 yaitu sebagai berikut :
a.       Lokasi dan Lingkungan
 Mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel.
 Bebas polusi.
b.      Taman
 Di dalam atau di luar ruangan.
 Tempat Parkir
 Kapasitas 1 : 6 dengan jumlah kamar hotel.
c.       Olahraga Dan Rekreasi
 Tersedia sarana kolam renang untuk dewasa dan untuk anak-anak dengan
fasilitasnya.
 Tersedia 2 sarana olahraga dan rekreasi lainnya yang merupakan pilihan :
 Fitness centre
 Sauna
 Squash
 Game Room
 Bowling
 Tennis
d.      Bangunan
 Unsur dekorasi Indonesia harus tercermin dalam :
 Lobby
 Kamar tidur
 Restaurant
 Function room
e.       Peralatan teknis bangunan :
 Transportasi mekanis/elevator : kapasitas minimal 6 orang, elevator tamu
dengan pelayanan terpisah.
f.       Utilitas
 Air : tersedia instalasi air dingin dan panas.
 Listrik : tersedia genset dengan kapasitas minimal 50% kapasitas PLN.
 Tata Udara : pendinginan dengan AC, untuk ruang yang tidak mempergunakan
AC, ventilasi harus baik.
 Tersedia ruang mekanik dan workshop.
g.      Komunikasi :
 Tersedia telepon 4 saluran untuk sambungan lokal, interlokal dan interlokal,
 Tersedia house phone dan PABX,
 Tersedia Telex, sentral TV, Radio dan Paging Sistem.
h.      Pencegahan bahaya kebakaran :
 Alat deteksi dini (asap/panas)
 Alat pencegahan/pemadam kebakaran (Fire Extinguisher, Fire Hydrant,
Sprinkler Sistem).
 Pintu dan Tangga darurat.
 Pintu kamar tahan api (bangunan diatas 4 lantai).
 Keamanan (pos jaga pada tiap pintu keluar masuk).
 Pembuangan limbah.
i.        Kamar Tamu
 Jumlah kamar minimal : dalam 50 kamar standard terdapat 3 kamar suite semua
kamar dilengkapi kamar mandi di dalam.
 Luas minimal kamar standard : 24 m2 dan kamar suite : 48 m2.
 Tinggi kamar minimal : 2,60 m.
 Perlengkapan kamar tidur :
1. Tempat tidur untuk 1 atau 2 orang.
2. Almari pakaian, meja kecil disamping tempat tidur, meja rias dengan
kursi, meja dengan 2 buah kursi sofa, koper dan TV.
3. Perlengkapan kamar mandi : Bathtub, tempat cuci tangan dan kaca rias,
dan WC (+ bidet untuk kamar suite).
4. Tersedia alat pengatur AC di kamar tidur dan ventilasi/exhaust fan di
kamar mandi.
5. Sebagian interior kamar mencerminkan suasana Indonesia.
j.        Ruang Makan
 Tersedia minimal 2 restaurant yang berbeda jenisnya.
 Standard luas 1,5 m2/tempat duduk.
 Tinggi restaurant > tinggi kamar tidur (2,60 m).
 Restaurant yang letaknya tidak bersampingan dengan lobby harus dilengkapi
dengan toilet.
 Letak restaurant berhubungan langsung dengan dapur (induk/ tambahan).
k.      Bar
 Tersedia 1 bar terpisah dari restaurant.
 Standard luas 1,1 m2/tempat duduk.
 Untuk ruang bar yang tertutup harus dilengkapi dengan AC.
l.        Function Room
 Tersedia minimal 1 function room dengan pintu masuk terpisah dari lobby.
 Function room yang tidak terletak 1 lantai dengan lobby harus dilengkapi
dengan toilet umum.
m.    Area Publik
 Lobby : luas minimal 100 m2 dan tata udara diatur dengan atau tanpa pengatur
suhu.
 Lounge : perlengkapan meja dan kursi sofa.
 Telepon umum : tersedia telepon umum yaitu 2 extern dan 2 intern.
 Toilet umum : toilet pria yaitu 4 urinoir, 2 WC dan wastafel.
n.      Area Adminitrasi
 Tersedia tempat penerimaan tamu, information, kasir, ruang penitipan barang
berharga, ruang penitipan barang tamu, ruang pemesanan kamar hotel, ruang
pimpinan front office, ruang operator telepon.
 Tersedia kantor pimpinan hotel, wakil pimpinan, pemasaran, personalia,
pembelian, keuangan.

o.      Area Tata Graha


 Tersedia uniform room.
 Tersedia ruang lona dengan luas minimal 50 m2.
 Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 buah untuk setiap kamar.
 Tersedia area lost and found dengan luas minimal 20 m2.
p.      Area Binatu
 Luas minimal ruang binatu 60 m2.
q.      Area Dan Ruang Operasional
 Tersedia ruang bahan makanan dan minuman, gudang peralatan dan
perlengkapan,  gudang engineering, gudang botol kososng, gudang barang
bekas.
 Tersedia ruang locker dan kamar mandi untuk pria minimal 3 WC, 3 Urinoir,
dan 5 shower, 2 WC dilengkapi dengan air panas dan air dingin.
 Tersedia ruang makan karyawan yag berdekatan dengan dapur karyawan.
 Ruang untuk ibadat.

Unknown, 2016

(http://warungbidan.blogspot.com/2016/11/konsep-dan-peranan-hygiene-dan-sanitasi.html)
Inti Sari

Hotel merupakan sektor industri yang bergerak dalam bidang jasa dan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan, dimana hotel dituntut dapat
memberikan kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas yang disediakan dalam memenuhi
kebutuhan tamu. Oleh sebab itu, pihak hotel harus mampu menciptakan suasana yang di
butuhkan oleh tamu, salah satu caranya meningkatkan Higiene dan Sanitasi.
Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada
para pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan Psikologi.
c. Peranan Fisik
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di luar atau di
dalam bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti luas yang meliputi :
kebersihan air, makanan - minuman, kuman – kuman dapur, WC, peralatan serta
bebas dari ganguan serangga dan binatang pengerat (Tikus).
d. Peranan Psikologis
Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari para
tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan hotel.
Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa “relax”, comfort, security, safety dan
Privacy.
Adapun manfaat dari sanitasi hotel, antara lain :
a. Manfaat dari segi kesehatan.
b. Menjamin lingkungan kerja yang saniter.
c. Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang
merugikan kesehatan fisik maupun mental.
d. Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja.
e. Mencegah terjadinya kecelakaan.
f. Manfaat dari segi “Business Operational’ Hotel.
g. Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang secara
tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
h. Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.

SOP Pembersihan Kamar Secara Umum

A. Cara membersihkan kamar check out

Pramugraha mengetahui kamar check out dari pembagian kerja (Work Plan),
yang dibuat oleh Supervisor, atau atas dasar pemberitahuan dari Kantor Depan hotel
(Front Desk). Kamar yang telah check out harus segera dibersihkan karena akan dijual
kembali, hal ini tentunya dilakukan apabila tingkat penjualan kamar sedang tinggi,
namun apabila masih banyak kamar–kamar yang kosong dan siap untuk dijual,
pramugraha harus membersihkan kamar yang ada tamunya terlebih dahulu. Adapun
SOP (Standard Operational Procedure) pada saat pembersihan Check out Room, adalah:

1. Tempatkan Trolley Cart tepat di depan pintu kamar yang akan dibersihkan (jangan
menghalangi Corridor) dan pasang tanda Room Being Service di depan pintu.

2. Ketuk pintu terlebih dahulu (3 kali) dengan mengucapkan “Housekeeping” untuk


meyakinkan apakah tamu benar–benar sudah keluar atau belum. Bila tidak ada
jawaban buka pintu dengan menggunakan Card Key.

3. Setelah dibuka yakinkan kembali kemungkinan tamu masih ada didalam kamar
mandi, bila sudah benar–benar kosong mulailah dengan terlebih dahulu menyalakan
lampu, untuk menerangi dan untuk mengetahui apabila ada lampu yang mati.

4. Buka tirai jendela.

5. Periksa sekeliling kamar, apabila ada barang tamu yang tertinggal laporkan kepada
Floor Supervisor dan informasikan kepada Desk Clerk.

6. Periksa Minibar Items yang terdapat pada Refrigerator apabila tidak lengkap, segera
informasikan hal tersebut kepada Mini Bar Posting Attendant agar Minibar Items
dilengkapi kembali.
7. Periksa Safety Deposit Box, apabila dalam keadaan terkunci, informasikan kepada
Front Desk untuk dibuka oleh Duty Manager.

8. Kumpulkan peralatan Room Service (bila ada) dan letakkan depan kamar, lalu
telepon ke bagian Room Service untuk diambil.

9. Buang sampah dari semua tempat sampah di dalam kamar ke kantung sampah di
trolley.

10. Kumpulkan asbak dan gelas–gelas kotor yang ada dan buang kotorannya ke kantung
sampah di trolley, kemudian rendam di wash basin dengan air hangat.

11. Kumpulkan seluruh Linen yang kotor yang ada di kamar, bawa ke Trolley Cart
untuk disimpan dikantong linen kotor. Kemudian bawa linen bersih sejumlah yang
diperlukan.

12. Mulailah making the bed.

13. Letakkan bed sheet sesuai dengan ukuran ( king, queen atau single )

14. Buka bed sheet dengan lipatan tengah tepat pada bagian tengah bed sehingga
simetris.

15. Melipat bagian atas ke bawah mattress, sisa sheet di kiri dan kanan bed dilipat ke
bawah mattress membentuk 45 derajat.

16. Masukkan duve ke dalam duve cover. Tebarkan di atas bed sheet, ujung kiri-kanan
duve sejajar dengan lebar matrress demikian pula dengan ujung bawah.

17. Rapikan dan kencangkan duve sampai rapi

18. Pasang pillow case

19. Setelah merapikan tempat tidur, cuci asbak dan gelas – gelas kotor yang telah di
rendam air hangat, kemudian keringkan.

20. Lanjutkan dengan membersihkan kamar mandi, bagian pertama yang akan
dibersihkan adalah : wash bashin
21. Wash basin yang akan dibersihkan di beri obat pembersih yaitu MPC (Multi
Purpose Cleaner ), gosok semua bagian antara lain surface, stopper dan stopper
devicedengan scoot bright hingga bersih.

22. Bilas dengan air hangat.

23. Bersihkan glass surface dengan menggunakan glass cleaner secara merata, gosok
dengan OO towel serta bersihkan dengan dust cloth yang bersih.

24. Keringkan semua bagian wash basin yang telah dibersihkan dengan OO towel

25. Siram toilet bowl dengan air

26. Beri obat pembersih yaitu R6, gosok ke semua bagian toilet bowl. Gosok semua
bagian toilet bowl dengan menggunakan toilet brush.

27. Siram kembali dengan air, kemudian keringkan dengan menggunakan OO towel

28. Basahi shower glass dengan air hangat, beri obat pembersih yaitu MPC atau Glass
Cleaner.

29. Beri obat pembersih pula pada dinding shower room

30. Gosok shower glass dengan sponge kemudian gosok dinding shower room, shower
controller dan drainage hole dengan scoot bright.

31. Bilas shower glass, dinding dan semua bagian yang sudah digosok dengan
menggunakan air hangat.

32. Keringkan dengan OO towel

33. Letakan kembali ke tempat semula asbak, gelas minuman, dan tempat sampah, yang
semuanya dalam keadaan sudah dibersihkan dan benar–benar bersih.

34. Lengkapi kamar mandi dengan perlengkapan yang diperlukan seperti : Bath Towel,
Hand Towel, Face Towel, Bath Mat, Bath Robe, Bath Soap, Bath Gel, Shampoo,
Conditioner, Shower Cap, Dental Kit, Body Lotion, Sanitary Bag, Tissue Roll, dan
Tissue Box.
35. Lengkapi kembali Guest Amenities dan Stationary yang disediakan hotel seperti:
Letter, Envelope, Guest Comment, Fax Letter, Tea Set Amenities, Matches, dan
Hotel Information.

36. Wiping seluruh furniture kamar searah jarum jam.

37. Setelah selesai mengerjakan hal–hal tersebut, bersihkan karpet dari debu dengan
menggunakan Mesin Penghisap Debu (Vacuum Cleaner).

38. Bila pekerjaan kamar telah selesai, periksa sekali lagi untuk meyakinkan bahwa
kamar benar–benar sudah bersih dan rapi, kemudian tutup tirai jendela sesuai
dengan SOP.

39. Informasikan kepada Desk Clerk mengenai Room Status, agar Ready to Sell dan
terakhir tutup dan kunci kamar kemudian isi Room Attendant Report.

B. Cara membersihkan occupied room

1. Ketuk Pintu kamar 3 kali, bila ada jawaban minta izin tamu untuk membersihkan
kamarnya dan bila tidak ada jawaban buka pintu dengan Key card.

2. Setelah dibuka yakinkan kembali kemungkinan tamu masih ada didalam kamar
mandi, bila sudah benar–benar kosong mulailah dengan menyalakan lampu kamar
dan untuk mengetahui apabila ada lampu yang mati.

3. Buka tirai jendela, kemudian matikan kembali lampu kamar.

4. Periksa sekeliling kamar, apabila ada barang berharga di dalam kamar, laporkan
kepada Desk Clerk sebagai Room Finding.

5. Periksa Mini Bar Items yang terdapat pada Refrigerator apabila tidak lengkap,
segera informasikan hal tersebut kepada Mini Bar Posting Attendant agar segera
dimasukkan kedalam Bill tamu tersebut, dan Mini Bar dilengkapi kembali oleh Mini
Bar Runner.

6. Kumpulkan peralatan Room Service apabila ada, lalu telepon ke bagian Room
Service untuk mengambilnya.
7. Apabila tamu meminta atau terdapat pakaian kotor yang akan dicuci, telepon
Laundry (Valet) untuk mengambilnya, Room Maid juga bertugas memeriksa
laundry semua Occupied Guest Room sesuai dengan Assignment yang telah
diberikan sebelum pukul 10.30 terkecuali untuk kamar yang memasang DND Sign
(Do Not Disturb).

8. Buang sampah dari semua tempat sampah di dalam kamar ke kantung sampah di
trolley.

9. Kumpulkan asbak dan gelas–gelas kotor yang ada dan buang kotorannya ke kantung
sampah di trolley, kemudian rendam di wash basin dengan air hangat.

10. Kumpulkan seluruh Linen yang kotor yang ada di kamar, bawa ke Trolley Cart
untuk disimpan dikantong linen kotor. Kemudian bawa linen bersih sejumlah yang
diperlukan.

11. Mulailah making bed.

12. Letakkan bed sheet sesuai dengan ukuran ( king, queen atau single )

13. Buka bed sheet dengan lipatan tengah tepat pada bagian tengah bed sehingga
simetris.

14. Melipat bagian atas ke bawah mattress, sisa sheet di kiri dan kanan bed dilipat ke
bawah mattress membentuk 45 derajat.

15. Masukkan duve ke dalam duve cover. Tebarkan di atas bed sheet, ujung kiri-kanan
duve sejajar dengan lebar matrress, demikian pula dengan ujung bawah.

16. Rapikan dan kencangkan duve sampai rapi

17. Pasang pillow case

18. Setelah merapikan tempat tidur, cuci asbak dan gelas–gelas kotor yang telah di
rendam di air hangat, kemudian keringkan.

19. Lanjutkan dengan membersihkan kamar mandi mulai dari :Wash Basin
20. Wash basin yang akan dibersihkan di beri obat pembersih yaitu MPC (Multi
Purpose Cleaner ), gosok semua bagian antara lain surface, stopper dan stopper
device dengan scoot bright hingga bersih.

21. Bilas dengan air hangat.

22. Bersihkan glass surface dengan menggunakan glass cleaner secara merata, gosok
dengan OO towel serta bersihkan dengan dust cloth yang bersih.

23. Keringkan semua bagian wash basin yang telah dibersihkan dengan OO towel

24. Siram toilet bowl dengan air

25. Beri obat pembersih yaitu R6, gosok ke semua bagian toilet bowl. Gosok semua
bagian toilet bowl dengan menggunakan toilet brush.

26. -Siram kembali dengan air, kemudian keringkan dengan menggunakan OO towel

27. Basahi shower glass dengan air hangat, beri obat pembersih yaitu MPC atau Glass
Cleaner.

28. Beri obat pembersih pula pada dinding shower room

29. Gosok shower glass dengan sponge kemudian gosok dinding shower room, shower
controller dan drainage hole dengan scoot bright.

30. Bilas shower glass, dinding dan semua bagian yang sudah digosok dengan
menggunakan air hangat.

31. Keringkan dengan OO towel

32. dan yang terakhir dinding dan lantai kamar mandi. Susunlah barang–barang milik
tamu dengan rapi.

33. Letakan kembali ke tempat semula asbak, gelas minum, tempat sampah, yang
semuanya dalam keadaan sudah dibersihkan dan benar–benar bersih.

34. Lengkapi kamar mandi dengan perlengkapan yang diperlukan seperti: Bath Towel,
Hand Towel, Face Towel, Bath Mat, Bath Robe, Bath Soap, Bath Gel, Shampoo,
Conditioner, Shower Cap, Sewing Kit, Body Lotion, Sanitary Bag, Tissue Roll, dan
Tissue Box.

35. Lengkapi kembali Guest Amenities dan Stationary yang disediakan hotel seperti:
spa days, Guest Comment, Fax Letter, Tea Set Amenities, Matches, dan Hotel
Information.

36. Wiping seluruh furniture kamar searah jarum jam dan susunlah barang–barang milik
tamu dengan rapi tanpa merubah tempatnya.

37. Setelah selesai mengerjakan hal–hal tersebut, bersihkan karpet dari debu dengan
menggunakan Mesin Penghisap Debu (Vacuum Cleaner)

38. Bila pekerjaan kamar telah selesai, periksa sekali lagi untuk meyakinkan bahwa
kamar benar–benar sudah bersih dan rapi, kemudian tutup tirai jendela sesuai
dengan SOP.

39. Informasikan kepada Desk Clerk mengenai Room Status, agar menjadi Occupied
Clean dan terakhir tutup dan kunci kamar kemudian isi Room Attendant Report.

Unknown, 2015

(http://wisatadanperhotelan.blogspot.com/2015/01/sop-pembersihan-kamar-secara-
umum.html?m=1)

Inti Sari

Pramugraha mengetahui kamar check out dari pembagian kerja (Work Plan),
yang dibuat oleh Supervisor, atau atas dasar pemberitahuan dari Kantor Depan hotel
(Front Desk). Kamar yang telah check out harus segera dibersihkan karena akan dijual
kembali, hal ini tentunya dilakukan apabila tingkat penjualan kamar sedang tinggi,
namun apabila masih banyak kamar–kamar yang kosong dan siap untuk dijual,
pramugraha harus membersihkan kamar yang ada tamunya terlebih dahulu.

Dalam membersihkan kamar memang seharusnya bekerja sesuai dengan SOP


yang telah ditentukan agar terciptanya lingkungan kerja yang kondusif, waktu kerja
yang efisien, serta menciptakan keselamatan kerja bagi para tenaga kerja.
Food & Beverage Departement

(Penerapan Sanitasi dan Hygiene di Kitchen Hotel)

Dapur hotel merupakan salah satu bagian hotel yang tugas utamanya adalah
mengolah makanan atau memproduksi makanan. Dapur hotel memegang peranan yang
tidak kalah penting dengan bagian-bagian lain yang ada di hotel Dapur juga merupakan
salah satu departemen / bagian tersendiri dalam sebuah hotel berbintang karena itu 
dalam perencanaannya harus sangat matang, baik itu pencanaan, dan  pengelolaannya
karena dapur merupakan salah satu urat nadi dalam kegiatan operasional hotel yang
mendatangkan profit bagi hotel tersebut.Maka dalam hal ini perencanaan kedepan
dibidang F&B departement lebih di tekankan pada penerapan sanitasi dan hygiene di
Kitchen hotel agar operasional dan produk makanan yang dihasilkan terjaga dengan
baik.

Sasaran :

Membuat kitchen hotel yang kondusif, bersih, nyaman,rapi serta tertata dengan
baik, agar para pekerja bisa bekerja dengan lancar dan bisa menghasilkan produk-
produk makanan yang sesuai dengan selera konsumen hotel.

Cara Pelaksanaannya

Saya akan menerapkan kepada juru masak agar selalu menjaga sanitasi dan
hygiene di kitchen hotel karna jika area kitchen terjaga sanitasi dan hygiene nya akan
membuat para juru masak bisa lebih maksimal dalam menciptakan atau memasak
makanan untuk konsumen. Sanitasi dan hygiene yang harus diterapkan adalah :
1. Hygiene perorangan

Dalam hal ini perlu ditekankan kepada juru masak agar selalu menjaga hygiene
diri sendiri dalam hal ini petugas atau karyawan yang berhubungan langsung dengan
bahan-bahan makanan, baik sebelum, sedang dan sesudah bahan makanan diolah,
sehingga makanan yang dihasilkanpun merupakan makanan yang aman, bebas dari
pencemaran dan bakteri atau lainnya yang mungkin bisa timbul dari rangkaian kegiatan
tersebut.

Hygiene perorangan mencakup semua segi kebersihan dari pribadi karyawan


tersebut. Menjaga hygiene perorangan berarti menjaga kebiasaan hidup bersih dan
menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh.

2. Hygiene Makanan

Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengelolaan makanan sebagian besar


berupa bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur, buah.
Sedang bahan hewani berasal dari binatang seperti daging, unggas, ikan dan lain-lain.
Bahan makanan hewani lebih mudah busuk/rusak jika dibandingkan dengan bahan
makanan nabati. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak
ditemukan teknik pengawetan bahan makanan sehingga dapat mempertahankan dan
memperpannjang masa penyimpanan bahan makanan tersebut. Jadi penyimpanan bahan
makanan juga harus diperhatikan agar saat bahan digunakan bahan tersebut masih
dalam kondisi yang baik.

3. Sanitasi dan Hygiene Tempat Kerja

Menerapkan kepada juru masak agar pakaian kerja harus dalam kondisi bersih
dan rapi, tidak menggunakan aksesoris secara berlebihan dan menggunakan pengharum
badan yang baunya tidak terlalu tajam dan menyengat.saat akan menyajikan makanan,
makanan terlebih dahulu kami periksa, untuk menghindari adanya kotoran seperti debu
atau rambut pada makanan.

4. Sanitasi dan Hygiene Barang dan Peralatan


Selain itu juga harus diterapkan kepada juru masak agar para juru masak selalu
menjaga kebersihan dan kelengkapan barang-barang dan peralatan kitchen.

Jadi, setiap juru masak atau petugas yang berkaitan dengan kitchen harus dapat
menjaga sanitasi dan hygiene area kitchen dan juga peralatan serta bahan makanan,
gunanya agar produk yang dihasilkan bisa lebih higienies dan bersih dan secara
otomatis akan meningkatkan mutu atau kualitas dari makanan tersebut.

Buge Cip, 2012 (http://bugeputrabale.blogspot.com/2012/02/food-beverage-


departement-penerapan.html)

Inti Sari

Dapur hotel merupakan salah satu bagian hotel yang tugas utamanya adalah
mengolah makanan atau memproduksi makanan. Dapur hotel memegang peranan yang
tidak kalah penting dengan bagian-bagian lain yang ada di hotel. Dapur juga merupakan
salah satu departemen / bagian tersendiri dalam sebuah hotel berbintang karena itu 
dalam perencanaannya harus sangat matang, baik itu pencanaan, dan  pengelolaannya
karena dapur merupakan salah satu urat nadi dalam kegiatan operasional hotel yang
mendatangkan profit bagi hotel tersebut.

Hygiene dan sanitasi dapur hotel harus dijaga dengan baik agar dapat selalu
menghasilkan masakan yang enak bagi para tamu atau konsumen. Adapun hal – hal
yang perlu diperhatikan uncuk menciptakan dapur hotel yang hygiene dan sanitasi
antara lain :

1. Hygiene perorangan

2. Hygiene makanan

3. Sanitasi dan hygiene tempat kerja

4. Sanitasi dan hygiene barang dan peralatan dapur


Cara Membersihkan dan Merapikan Dapur Restaurant

Kebersihan dan kerapihan dapur pada restauran harus senantiasa dijaga dan hal
ini perlu dilakukan setiap hari. Dapur yang biasa ada pada rumah tentu berbeda dengan
dapur pada restauran, karena dapur restoran didesain untuk tujuan komersial. Bahkan,
ada karyawan khusus yang biasanya ditugaskan untuk selalu menjaga kebersihan dapur
ini. Apabila dapur tak segera dibersihkan paska digunakan, otomatis akan timbul
kotoran yang menumpuk hingga menyebabkan kerak dan noda yang sulit dibersihkan.
Kotoran ini biasanya timbul akibat sisa – sisa pembakaran, bahan makanan yang
tercecer, saus, dsb.

Chef Josh Longley, salah seorang chef senior mengungkapkan kebersihan dapur
harus senantiasa di perhatikan dari mulai permukaan atas, hingga permukaan bawah
yang terselip dan tersembunyi. Dan untuk membersihkan noda yang biasa timbul di
permukaan, perlu digunakan air hangat. Berikut ini langkah-langkah membersihkan
dapur restaurant :

1. Buat jadwal piket harian untuk menjaga kebersihan dapur restauran

Setiap pegawai yang bekerja pada restauran, terutama di bagian dapur, perlu
memperhatikan kebersihan area kerjanya, dan bila perlu dibuat jadwal piket untuk
menjaga kebersihan. Misalnya dengan membersihkan meja konter dan juga seluruh
peralatan masak paska digunakan, meliputi pisau dan tatakan untuk mengiris (cutting
board). Untuk membersihkan tatakan ini, kita perlu menggunakan air hangat yang diberi
sedikit sabun, lalu gunakan untuk melumuri tatakan ini sebelum dimasukkan ke dalam
mesin pencuci piring.

Bersihkan meja konter atau meja yang digunakan untuk memasak dan
menyajikan makanan. Gunakan pembersih sekaligus sanitizer agar kuman tidak
berkembang. Anda bisa menggunakan pembersih yang sama yang digunakan untuk
mencuci piring. Lalu, bersihkan permukaan meja secara menyeluruh dengan kain basah,
lalu ulangi dengan kain kering. Pastikan meja benar – benar kering dan tidak ada cairan
tersisa sebelum digunakan kembali untuk menyajikan makanan keesokan harinya.

2. Pastikan seluruh peralatan masak dan makan telah bersih dari area bak cuci
piring

Sebelum meninggalkan restauran, semua peralatan masak harus sudah dicuci


dan dipindahkan dari bak cuci piring. Dalam mencuci piring, diperlukan tiga tahap
pencucian. Untuk peralatan masak dengan noda yang membandel, diperlukan air dengan
tekanan tinggi (hot jet), sehingga kotoran bisa segera terangkat. Sisa – sisa makanan
harus tertampung pada tempat penampung sampah atau garbage disposal. Jika piring
dan peralatan masak lain sudah selesai dicuci, pindahkan ke rak untuk
mengeringkannya, dengan memisahkan antara cangkir, gelas, piring, panci, dan
peralatan masak lain.

3. Mengikis sisa arang pembakaran di oven, grill, dan kompor

Kikis semua arang dan sisa – sisa pembakaran pada alat pemanggang atau grill
dengan sikat kawat. Agar sisa – sisa pembakaran ini mudah dibersihkan, panasi
panggangan tersebut hingga residu dan arang sedikit lunak dan lebih mudah dikikis.

Tak hanya grill atau pemanggang, oven juga perlu diperhatikan kebersihannya.
Bersihkan oven dengan spons atau green scrubbing pad, yang diberi sabun dan air. Hal
ini juga berlaku pada kompor, di mana kadang terdapat sisa – sisa makanan yang
hangus dan menjadi arang. Panasi kompor, biarkan arang ini menjadi lebih lunak, lalu
kikis arang dengan sikat kawat.

4. Pastikan bahwa dapur restoran bebas dari sampah


Buang semua sampah pada tempat sampah setiap malam seusai kegiatan di
dapur restoran selesai. Sampah yang ditinggalkan semalaman di tempat sampah akan
meninggalkan bau yang akan mencemari udara dapur restauran pada keesokan harinya.

Bersihkan semua sisa makanan semalam. Juga, bersihkan tempat penyimpanan


makanan ini dengan air sabun hangat dan pembersih serbaguna yang aman untuk
makanan, sebelum menggunakan tempat penyimpanan tersebut untuk meletakkan
makanan yang baru. Hal ini guna mencegah agar aroma makanan yang lama tidak akan
mencemari aroma makanan yang baru.

5. Sapu dan pel seluruh lantai dapur restauran

Sapu bersih seluruh lantai dapur pada setiap akhir malam saat semua peralatan
sudah dibersihkan dan diletakkan kembali pada tempatnya. Kembalikan setiap kitchen
appliances atau furnitur yang ke posisi semula. Menyapu adalah kegiatan untuk
mengumpulkan residu atau sisa makanan yang terjatuh di lantai. Jika perlu, pel seluruh
lantai dengan air dan pembersih yang mengandung desinfektan. Jangan lupa untuk
memasang papan tanda peringatan bertuliskan “Awas lantai basah” agar setiap pekerja
bisa menghindari untuk menginjak lantai basah ini.

6. Matikan seluruh alat kelistrikan pada dapur restauran yang tidak perlu

Terakhir, matikan seluruh peralatan kelistrikan yang tidak perlu. Hal ini tidak
berlaku untuk kulkas atau lemari pendingin untuk menyimpan bahan makanan. Bahkan,
kulkas ini harus dijaga agar tetap nyala supaya bahan makanan yang disimpan di
dalamnya tidak rusak. Matikan peralatan listrik yang berpotensi menimbulkan bahaya
konsleting. Juga, cek seluruh kompor untuk mengetahui ada tidaknya api yang masih
menyala.

Tips Penting:

Lakukan pengecekan kitchen appliances di dapur restauran setiap 3 hingga 6


bulan sekali agar pemilik restauran bisa mengetahui mana saja peralatan masak yang
sudah tak layak digunakan.
Admin in Architectaria, 2015
(http://architectaria.com/cara-membersihkan-dan-merapikan-dapur-restauran.html)

Inti Sari

Dapur restoran harus dijaga dengan baik kebersihan serta kerapiannya, karena
dapur merupakan komponen utama restoran dan dapat dipakai sebagai cerminan untuk
restoran tersebut. Maksud dari dapur sebagai cerminan restoran yaitu, seringkali orang –
orang beranggapan bahwa dapur restoran yang kotor, akan menghasilkan makanan yang
tidak higienis. Hal ini tentu dapat memengaruhi jumlah tamu yang berkunjung ke
restoran tersebut.

Definisi Higiene, Sanitasi, dan Higiene Pangan

Definisi Higiene
Kata Higiene berasal dari Bahasa Yunani "hygieine" (artinya healthfull = sehat),
seorang nama dewi kesehatan Yunani (Hygieia).
Beberapa definisi Higiene
1. Higiene adalah seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan (a
condition or practice which promotes good health).
2. Higiene adalah tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan (the maintanance of
healthfull practices)
3. Higiene adalah ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan pemeliharaan
kesehatan (the sciene concerned with the prevention of illness and maintanance of
health).
4. Pengertian higiene saat ini terkait teknologi mengacu kepada kebersihan
(cleanliness). Higiene juga mencakup usaha perawatan kesehatan diri (higiene
personal), yang mencakup juga perlindungan kesehatan akibat pekerjaan.
Definisi Sanitasi
Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau
mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit
tersebut.
Terkait makanan, sanitasi didefinisikan sebagai penerapan atau pemeliharaan
kondisi yang mampu mencegah terjadinya pencemaran (kontaminasi) makanan atau
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan (foodborne illness atau foodborne
disease).
Higiene Pangan
Definisi higiene pangan menurut Codex Alimentarius Commission (CAC)
adalah semua kondisi dan tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan
kelayakan makanan pada semua tahap dalam rantai makanan (all conditions and
measures necessary to ensure the safety and the suitability of food at all stages in the
food chain).
Pengertian keamanan pangan (food safety) dalam definisi di atas adalah jaminan
agar makanan tidak membahayakan konsumen pada saat disiapkan dan atau dimakan
menurut penggunaannya (assurance that food will not cause harms to the consumer
when it is prepared and/or eaten according to its intended use). Sedangkan kelayakan
pangan (food suitability) adalah jaminan agar makanan dapat diterima untuk konsumsi
manusia menurut penggunaannya (assurance that food is acceptable for human
consumption according to its intended use).
Higiene daging adalah semua kondisi dan tindakan untuk menjamin keamanan
dan kelayakan daging pada semua tahap dalam rantai makanan (all conditions and
measures necessary to ensure the safety and the suitability of meat at all stages in the
food chain).

Denny W. Lukman, 2008


(http://higiene-pangan.blogspot.com/2008/10/definisi-higiene-sanitasi-dan-higiene.html)

Inti Sari
Hygiene pangan adalah semua kondisi dan tindakan yang perlu dilakukan untuk
menjaga kelayakan, kebersihan, serta kesehatan pangan sehingga tidak membahayakan
kesehatan konsumen.
Higiene dan Sanitasi Makanan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut
WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a
natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.”
Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang
diperlukan untuk tujuan pengobatan.

Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan


tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :

1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki


2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

Higiene dan Sanitasi

Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci
tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi
kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi
keutuhan makanan secara keseluruhan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik


beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan
untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari
penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi
kerusakan / pemborosan makanan. Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang
harus di perhatikan yaitu:

A. Keadaan Bahan Makanan

Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau
rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham
makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan
makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah
satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan
bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.

B. Cara Penyimpanan Bahan Makanan

Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh


masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan
penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan
makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga.
Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai
berikut:
a) Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan
memenuhi syarat
b) Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada
suhu yang dingin.

C. Proses Pengolahan

Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian
Yaitu:

1. Tempat pengolahan makanan


Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah,
tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting
dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan
sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi
persyaratan sanitasi.

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan


Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan
makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah
makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang
ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan
melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus,
Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus
selalu dalam keadan sehat dan terampil.

3. Cara pengolahan makanan


Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan
makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-
prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).

D. Cara Pengangkutan Makanan yang Telah Masak

Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau


penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari
serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak
berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam
keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.

E. Cara Penyimpanan Makanan

Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat


penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin.
Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 4 0C.
Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

F. Cara Penyajian Makanan

Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih,
petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan
kebersihan pakaiannya.

Prabu, 2008
(https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/higiene-dan-sanitasi-makanan/)

Inti Sari

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik


beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen.

Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:


keadaan bahan makanan, cara penyimpanan bahan makanan, proses pengolahan,
pengangkutan makanan, penyimpanan makanan, dan penyajian makanan

Penyimpanan Bahan makanan (Prinsip Food Hygiene)

Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan sanitasi
makanan. Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang
banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan
tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan
sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

A. Suhu penyimpanan yang baik

Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung


kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar
dapat dikelompokkan menjadi:

1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya

a. Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C

b. Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C

c. Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C

2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya

a. Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C

b. Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C


c. Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C

3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1
minggu yaitu 70 sampai 100 C

4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).

B. Tata cara Penyimpanan

1. Peralatan penyimpanan

a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:

1. Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untu


penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan
makanan da minuman dingin.
2. Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 – 40 C dalam
keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
3. Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan
untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari
3 hari.
4. Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan
makanan beku (frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk
menyimpan daging dan makanan beku dalam jangka waktu lama.

b. Penyimpanan suhu kamar

Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu
kamar, maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:

1. Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding,


lantai dan langit-langit, maksudnya adalah:
a. untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh
ruangan
b. mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus
c. untuk memudahkan pembersihan lantai
d. untuk mempermudah dilakukan stok opname
2. Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur
baur
3. Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung,
ditempatkan dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai

C. Cara penyimpanan

1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu
dapat merata keselutuh bagian
2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam
wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik
atau lemari yang berbeda.

3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi


sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari
yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak
sesuai dengan kebutuhan.

4. Penyimpanan didalam lemari es:

a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap

b. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat
dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda,
kalau tidak letaknya harus berjauhan.

c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan
d. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk
keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan
penyimpanan makanan

5. Penyimpanan makanan kering:

a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik

b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab

c. Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit

d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan

e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in first
out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih
dulu

D. Administrasi penyimpanan

Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk
ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga
bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.

Prabu, 2009
(https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/penyimpanan-bahan-makanan-prinsip-food-
hygiene/)

Inti Sari

Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan sanitasi
makanan. Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah
yang banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan
makanan tersebut.
Penyimpanan dan Pengangkutan Makanan (Prinsip Food Hygiene)

Makanan yang telah matang atau siap disaji, tidak semuanya langsung
dikonsumsi oleh kita, terutama makanan yang berasal dari katering atau jasaboga.
Makanan tersebut memiliki resiko pencemaran bakteriologis terutama bila dalam
penyimpanannya tidak memenuhi prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan matang adalah sebagai berikut:

1. makanan yang disajikan panas harus tetap disimpan dalam suhu diatas 600C
2. makanan yang akan disajikan dingin disimpan dalam suhu dibawah 40C
3. makanan yang disajikan dalam kondisi panas yang disimpan dengan suhu dibawah
40C harus dipanaskan kembali sampai 600C sebelum disajikan

Suhu makanan yang diangkut dari tempat pengolahan ke tempat penyajian harus
dipertahankan, yaitu:

1. Makanan yang akan disajikan lebih dari 6 jam dari waktu pengolahan harus diatur
suhunya pada suhu dibawah 40C atau dalam keadaa beku 00C

2. Makanan yang akan disajikan kurang dari 6 jam dapat diatur suhunya dengan suhu
kamar asal makanan segera dikonsumsi dan tidak menunggu
3. Pemanasan kembali makanan beku (reheating) dengan pemanasan biasa atau
microwave sampai suhu stabil terendah 600C

Hindari suhu makanan berada pada suhu antara 240C sampai 600C, karena pada
suhu tersebut merupakan suhu terbaik untuk pertumbuhan bakteri pathogen dan puncak
optimalnya pada suhu 370 C.

Makanan matang yang akan disajikan jauh dari tempat pengolahan makanan,
memerlukan pengangkutan yang baik agar kualitas makanan tersebut tetap terjaga.
Prinsip pengangkutan makanan matang / siap saji adalah sebagai berikut:

1. Setiap makanan mempunyai wadah masing-masing. Isi makanan tidak terlampau


penuh untuk mencegah tumpah. Wadah harus mempunyai tutup yang rapat dan
tersedia lubang hawa (ventilasi) untuk makanan panas. Uap makanan harus
dibiarkan terbuang agar tidak terjadi kondensasi. Air uap kondesasi merupakan
media yang baik untuk pertmbuhan bakteri sehingga makanan menjadi basi
2. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan
makanan yang ditempatkan dan tidak berkarat atau bocor.

3. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya dalam keadaan tetap
panas 600 C atau tetap dingin 40 C

4. Wadah selama perjalanan tidak dibuka sampai tempat penyajian

5. Kedaraan pengangkut disediakan khusus dan tidak bercampur dengan keperluan


mengangkut bahan lain.

Prabu, 2009
(https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/penyimpanan-dan-pengangkutan-makanan-
prinsip-food-hygiene/)

Inti Sari

Terkadang makanan yang telah dimasak tidak mampu kita habiskan untuk
dikonsumi, sehingga makanan pun kita simpan dengan baik agar dapat kita
konsumsi lagi pada waktu selanjutnya. Dalam penyimpanan makanan, kita harus
benar - benar memperhatikan dari suhu tempat penyimpanan makanan, wadah untuk
menyimpan makanan, jenis makanan, serta ruang untuk penyimpanan makanan
sehingga makanan yang tersimpan tidak menjadi busuk atau basi dengan cepat.
Selain itu, saat ingin mengonsumsi makanan yang sebelumnya telah disimpan untuk
beberapa waktu agar dipanaskan terlebih dahulu supaya makanan terasa nikmat saat
dikonsumsi.

Penyajian Makanan (Prinsip Food Hygiene)

Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi
makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat mengurangi
selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap
bakteri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai dengan
prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:

1. Prinsip wadah artinya setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan
diusahakan tertutup. Tujuannya adalah :

a. Makanan tidak terkontaminasi silang


b. Bila satu tercemar yang lain dapat diamankan

c. Memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.

2. Prinsip kadar air atinya penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi
(kuah, susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah
makanan cepat rusak. Makanan yang disiapkan dalam kadar air tinggi (dalam kuah)
lebih mudah menjadi rusak (basi)

3. Prinsip edible part artinya setiap bahan yang disajikan dalam penyajian adalah
merupakan bahan makanan yang dapat dimakan. Hindari pemakaian bahan yang
membahayakan kesehatan seperti steples besi, tusuk gigi atau bunga plastk.

4. Prinsip Pemisahan artinya makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah seperti
makanan dalam kotak (dus) atau rantang harus dipisahkan setiap jenis makanan agar
tidak saling bercampur. Tujuannya agar tidak terjadi kontaminasi silang.

5. Prinsip Panas yaitu setiap penyajian yang disajikan panas, diusahakan tetap dalam
keadaan panas seperti soup, gulai, dsb. Untuk mengatur suhu perlu diperhatikan
suhu makanan sebelum ditempatkan dalam food warmer harus masih berada diatas
600 C. Alat terbaik untuk mempertahankan suhu penyajian adalah dengan bean
merry (bak penyaji panas).

6. Prinsip alat bersih artinya setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah dan
tutupnya, dus, pring, gelas, mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik. Bersih
artinya sudah dicuci dengan cara yang hygienis. Baik artinya utuh, tidak rusak atau
cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit dan
memberikan penampilan yang estetis.

7. Prinsip handling artinya setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak
langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir. Tujuannya adalah:

a. Mencegah pencemaran dari tubuh

b. Memberi penampilan yang sopan, baik dan rapi


Prabu, 2009
(https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/09/penyajian-makanan-prinsip-food-hygiene/)

Inti Sari

Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan sanitasi
makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat mengurangi
selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap
bakteri.

Tahap Sanitasi Alat Makan dan Pencegahan Kontaminasi Makanan

Salah satu sumber penularan penyakit dan penyebab terjadinya keracunan


makanan adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene. Keadaan
higiene makanan dan minuman antara lain dipengaruhi oleh higiene alat masak dan alat
makan yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Alat
masak dan alat makan ini perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan
mikrobiologi usap alat makan meliputi pemeriksaan angka kuman.

Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetatif yang
tertinggal pada permukaan alat. Agar proses sanitasi efisien maka permukaan yang akan
disanitasi sebaiknya dibersihkan dulu dengan sebaik-baiknya Pencucian dan tindakan
pembersihan pada peralatan makan sangat penting dalam rangkaian pengolahan
makanan. Menjaga kebersihan peralatan makan telah membantu mencegah terjadinya
pencemaran atau kontaminasi terhadap peralatan dilakukan dengan pembersihan
peralatan yang benar ).

Pencucian dan sanitasi peralatan dapur dapat dilakukan secara manual dan
mekanis dengan menggunakan mesin. Pencucian manual maupun mekanis pada
umumnya meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pembuangan sisa makanan dan pembilasan


Sisa makanan dibuang kemudian peralatan dibilas atau disemprot dengan air
mengalir. Tujuan tahap ini adalah menjaga agar air dalam bak-bak efisien
penggunaannya.
2. Pencucian
Pencucian dilakukan dalam bak pertama yang berisi larutan deterjen hangat.
Suhu yang digunakan berkisar antara 43°C- 49°C (Gislen, 1983). Pada tahap ini
diperlukan alat bantu sikat atau spon untuk membersihkan semua kotoran sisa makanan
atau lemak. Hal yang penting untuk diperhatikan pada tahap ini adalah dosis
penggunaan deterjen, untuk mencegah pemborosan dan terdapatnya residu deterjen pada
peralatan akibat penggunaan deterjen yang berlebihan.

3. Pembilasan
Pembilasan dilakukan pada bak kedua dengan menggunakan air hangat.
Pembilasan dimaksud untuk menghilangkan sisa deterjen dan kotoran. Air bilasan
sering digantikan dan akan lebih baik jika dengan air mengalir.
Sanitasi atau desinfeksi peralatan setelah pembilasan dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Metode pertama adalah meletakkan alat pada suatu keranjang,
kemudian merendamnya di bak ketiga yang berisi air panas bersuhu 82°C selama 2
menit atau 100oC selama 1 menit. Cara lainnya adalah dengan menggunakan bahan
sanitaiser seperti klorin dengan dosis 50 ppm dalam air selama 2 menit kemudian
ditempatkan di tempat penirisan. Disarankan untuk sering mengganti air pada ketiga bak
yang digunakan. Selain itu suhu air juga harus dicek dengan termometer yang akurat
untuk menjamin efektivitas proses pencuciannya
4. Penirisan atau pengeringan
Setelah desinfeksi peralatan kemudian ditiriskan dan dikeringkan. Tidak
diperkenankan mengeringkan peralatan, terutama alat saji dengan menggunakan lab
atau serbet, karena kemungkinan akan menyebabkan kontaminasi ulang. Peralatan yang
sudah disanitasi juga tidak boleh dipegang sebelum siap digunakan.

Sanitasi Alat Makan


Peralatan dapur harus segera dibersihkan dan didesinfeksi untuk mencegah
kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan
sementara, maupun penyajian. Diketahui bahwa peralatan dapur seperti alat pemotong,
papan pemotong, dan alat saji merupakan sumber kontaminan potensial bagi makanan.

Frekuensi pencucian dari alat dapur tergantung dari jenis alat yang digunakan.
Alat saji dan alat makan harus dicuci, dibilas dan disanitasi segera setelah digunakan.
Permukaan peralatan yang secara langsung kontak dengan makanan seperti
pemanggang atau open (open listrik, kompor gas, maupun microwave) dibersihkan
paling sedikit satu kali sehari. Peralatan bantu yang tidak secara langsung bersentuhan
dengan makanan harus dibersihkan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya
akumulasi debu, serpihan bahan atau produk makanan, serta kotoran lainnya.

Inti Sari

Semua alat makan harus dijaga kebersihannya dengan baik. Membersihkan alat
makan juga sebaiknya dengan standar prosedur yang telah ditentukan, sehingga menjadi
benar – benar bersih. Karena alat makan yang bersih tentu memiliki kemungkinan yang
kecil untuk dapat menularkan penyakit.
Rekomendasi Kebersihan Untuk Restoran

Sama hal nya dengan menciptakan lingkungan yang menyenangkan dimana


pelanggan Anda dapat menikmati bersantap di restoran Anda, kebersihan yang baik
untuk bisnis makanan dan minuman sangat penting untuk meminimalkan risiko
kontaminasi silang dan menjamin keamanan pangan bagi pelanggan sambil memenuhi
tuntutan peraturan yang semakin meningkat.

Prinsip HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) membantu bisnis
restoran Anda untuk mengenal prosedur dan memastikan bahwa makanan yang
disajikan telah aman untuk dikonsumsi. Menentukan titik kontrol kritis dimana bahaya
dapat dicegah dan dihilangkan pada bisnis restoran Anda sangatlah penting. Berikut ini
adalah beberapa titik kontrol kritis pada area restoran yang penting untuk Anda
pertimbangkan.

1. Kebersihan Tangan

Tangan yang terkontaminasi merupakan faktor utama penyakit bawaan


makanan. CDC memperkirakan bahwa hingga 40% kasus mungkin terkait
dengan kebersihan tangan yang buruk. Tangan dapat membawa dan menularkan
patogen berbahaya seperti norovirus, mereka juga mengambil organisme
transien seperti salmonella dari usus setelah menggunakan toilet. Selama
persiapan makanan, tangan menyentuh berbagai permukaan, makanan dan
peralatan yang mungkin terkontaminasi dan ini dapat menjadi faktor utama
dalam kontaminasi silang yang mengakibatkan kontaminasi pada makanan.

Latih staf dengan prosedur mencuci tangan yang baik dan benar, serta
memberikan kebijakan untuk penggunaan sarung tangan guna meminimalkan
penyebaran kuman dari tangan ke makanan yang sedang diolah.

Menyediakan fasilitas mencuci tangan dan pengeringan tangan yang


memadai di berbagai titik untuk meminimalkan risiko kontaminasi silang.

Sanitiser tangan dapat ditempatkan area penerimaan tamu, di luar kamar


kecil atau pintu masuk dapur untuk kebersihan tangan yang optimal.

2. Dapur atau Area Persiapan Pangan

Studi menunjukan bahwa tingkat toleransi bakteri di beberapa food court


hingga 1000 kali. Area persiapan makanan atau dapur menyediakan lingkungan
yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak dan menyebar jika praktik
kebersihan yang tidak baik tidak dilakukan. Meminimalkan risiko kontaminasi
silang dan penyebaran bakteri dengan memastikan bahwa kebersihan dan
keamanan makanan yang tepat merupakan elemen penting dalam memastikan
kesejahteraan staf dan pelanggan.

Dapur merupakan area dimana terdapat pemakaian air yang tinggi, dan
dengan tingkat akumulasi kotoran dan minyak yang tinggi, lantai di dalam dapur
bisa saja menjadi licin dan berlendir seiring dengan berjalannya waktu. Jika hal
ini terjadi, maka Anda menempatkan staf dapur Anda pada situasi yang berisiko
tinggi dalam mengalami kecelakaan seperti tergelincir dan terjatuh. Lindungi
keaman staf Anda dengan meletakan keset anti selip di beberapa titik strategis di
dalam dapur

Latih staf dengan prosedur mencuci tangan yang baik dan benar, serta
memberikan kebijakan untuk penggunaan sarung tangan guna meminimalkan
penyebaran kuman dari tangan ke makanan yang sedang diolah.
Memastikan bahwa semua staf yang menangani proses pengolahan
makanan di dalam dapur telah memenuhi standar kebersihan yang ada. Patogen
seperti norovirus mudah menyebar dan memiliki dosis infektif rendah - yang
berarti sangat sedikit organisme yang dibutuhkan untuk menyebabkan penyakit.

3. Pintu Masuk

Penilaian pertama yang sering dilakukan pelanggan sebelum


memustukan untuk bersantap di tempat Anda adalah melalui pilihan menu
makanan yang restoran Anda tawarkan atau menilai tibkat kebersihan restoran
Anda melalui area pintu masuk restoran Anda. Dengan memastikan area pintu
masuk restoran Anda selalu dalam keadaan yang bersih, Anda akan dengan
mudah mengundang pelanggan untuk datang dan bersantap di restoran Anda.

Sambut tamu Anda dengan keset lantai. Karena ini tidak hanya
meningkatkan citra merek restoran Anda, tetapi juga meningkatkan kepercayaan
akan standar kebersihan, kesehatan dan keselamatan yang Anda hadirkan di
antara pengunjung Anda. Pemasangan keset lantai, juga membantu menjaga
kebersihan restoran Anda, dengan memaksimalkan keset untuk menyerap debu
dan kotoran yang terbawa dari sepatu.

Berikan nilai tambah kepada pengunjung dan karyawan restoran Anda


dengan menempatkan sanitiser tangan di akses pintu masuk untuk menghadirkan
kebersihan tangan yang optimal.

Memilih keset lantai yang tepat untuk menyerap debu, kotoran dan air
sehingga tidak terbawa masuk ke area makan restoran Anda.

Tingkatkan pengalaman bersantap tamu Anda dengan menciptakan kesan


positif pada suasana melalui wewangian yang mengundang dan menyegarkan.

4. Toilet

Standar toilet dalam sebuah restoran dapat secara langsung


mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kebersihan dapur. Itu sebabnya
mengapa toilet yang bersih berpengaruh 91% terhadap kepercayaan pelanggan
terhadap kualitas makanan dan minuman yang disajikan. Menyediakan fasilitas
toilet yang memadai dapat membantu meminimalkan risiko patogen berbahaya
menyebar dan masuk ke area persiapan makanan atau dapur.

Pastikan toilet restoran Anda bersih dan dilengkapi dengan fasilitas


kebersihan yang terpadu seperti dispenser sabun dan pengering tangan.

Jaga agar toilet restoran Anda tetap beraroma segar dan menyenangkan
dengan memasang solusi pengharum ruangan, atau pertimbangkan solusi
Premium Scenting untuk menciptakan dimensi lain di toilet Anda.

Tahukah Anda? Dalam setiap proses pembilasan kloset, terjadi sebuah


'efek bersin' yang mengakibatkan bakteri terbang ke udara. Bakteri tersebut
dapat menutupi seluruh lingkungan toilet Anda dalam waktu kurang dari satu
menit dan bertahan hingga 24 jam. Pastikan Anda memiliki pembersih dudukan
toilet yang dipasang di setiap bilik untuk mengurangi risiko kontaminasi.

Inti Sari

Hal – hal yang perlu diperhatikan agar terciptanya lingkungan restoran yang
bersih, antara lain :

1. Kebersihan tangan pegawai agar tidak menyebarkan penyakit ke makanan yang


akan disajikan. Kebersihan ini bisa dengan mencuci tangan menggunakan hand
sanitizer, serta menggunakan sarung tangan untuk meminimalisir makanan
terkontaminasi oleh kuman.
2. Memastikan bahwa area dapur tetap bersih agar bahan makanan tidak
terkontaminasi oleh kuman.
3. Menjaga kebersihan pintu masuk agar memberikan kesan yang baik bagi para
tamu.
4. Menjaga kebersihan toilet, karena kebersihan toilet dapat mempengaruhi
persepsi pelanggan terhadap kebersihan dapur.

 
Pentingnya Kebersihan di Lingkungan Restoran

Kebersihan lingkungan restoran sangat penting karena yang pertama dilihat oleh
pengunjung dari sebuah restoran salah satunya adalah kebersihan. Jika restoran terlihat
kotor dan tidak terawat, kepercayaan dan kenyamanan pengunjung akan restoran
tersebut juga akan berkurang. Restoran yang bersih akan membuat pengunjungnya
merasa nyaman dan mau untuk kembali lagi.

Lalu apa saja upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan restoran agar
pengunjung menjadi nyaman ?

1. Kebersihan Meja Makan

Meja tamu harus selalu terjaga kebersihannya dengan cara segera membersihkan
meja yang telah ditinggalkan oleh tamu. Dengan begitu tamu selanjutnya bisa langsung
duduk tanpa harus menunggu lama. Jika di perhatikan, meja yang sudah dipakai untuk
makan biasanya akan meninggalkan sisa-sisa makanan yang tercecer serta bau.
Gunakan pembersih meja khusus untuk membersihkan sisa-sisa makanan. Untuk
menghilangkan baunya gunakan lap pembersih yang sekaligus anti bakteri seperti
Wypall Microfibre + Microban dari Kimberly Clark Professional. Wipers ini efektif
membunuh bakteri hingga 99%. Tidak seperti kain lap biasa, Wypall Microfibre +
Microban tidak meninggalkan bau tidak sedap setelah digunakan untuk membersihkan
meja.

2. Kebersihan Kaca Jendela

Kaca yang buram atau banyak noda membawa kesan buruk pada sebuah
restoran. Bersihkan kaca jendela/pintu secara rutin setiap hari agar kaca selalu terlihat
bening. Membersihkan kaca jendela/pintu lebih efektif menggunakan kain yang
berbahan dasar polipropilen seperti Kimtech Shop Towel dari Kimberly Clark
Professional. Tidak seperti kain lap biasa, Kimtex Shop Towel tidak meninggalkan
residu/bekas saat digunakan untuk membersihkan kaca.

3. Kebersihan Lantai

Bukan hanya lantai toilet yang perlu diperhatikan kebersihannya. Lantai pada
area makan juga perlu diperhatikan. Lantai yang bersih akan membuat pengunjung
betah berlama-lama di dalam restoran. Pengunjung restoran bukan hanya orang dewasa
saja tetapi juga anak-anak. Sering terjadi seorang anak tiba-tiba mengompol atau
muntah. Untuk membersihkannya, kain lap/tisu saja tidak cukup. Urin dan muntahan
sebaiknya dibersihkan dengan cara khusus seperti menggunakan urine/vomit spill kit.
Mengapa urin/vomit lebih efektif menangani tumpahan urin dan muntahan ? 1 paket
urin/vomit spill kit disertai dengan disinfektan yang berfungsi sebagai anti bakteri dan
mencegah kontaminasi penyakit.

Demikian merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga


kebersihan sebuah restoran. Karena bukan hanya hidangan yang lezat, eksistensi sebuah
restoran juga ditentukan dari kebersihannya sehingga dapat membangun kepercayaan
terhadap pengunjung.

Inti Sari

Kebersihan lingkungan restoran sangat penting karena yang pertama dilihat oleh
pengunjung dari sebuah restoran salah satunya adalah kebersihan. Jika restoran terlihat
kotor dan tidak terawat, kepercayaan dan kenyamanan pengunjung akan restoran
tersebut juga akan berkurang. Restoran yang bersih akan membuat pengunjungnya
merasa nyaman dan mau untuk kembali lagi.

Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga agar restoran tetap
bersih dan nyaman bagi para tamu, antara lain kebersihan meja makan, kebersihan kaca
jendela, serta kebersihan lantai.

Tips Membersihkan Restoran Sesuai Standart Service yang Baik

Penanganan Membersihkan Restoran atau pembersihan meja yang telah dipakai


oleh tamu restoran untuk makan, bisa dilakukan oleh bush boy dan waiter. Baik bush
boy maupun waiter harus mampu mengerjakan proses clear up dengan baik dan cepat.
Selain itu, peralatan yang dipakai pada saat clear up juga harus diperhatikan
kelengkapannya. Jangan sampai tenaga terkuras tapi hasil clear up kurang bersih karena
peralatan clear up yang tidak lengkap atau tidak mendukung.

Clear up / Membersihkan Restoran sesuai standart Service

1. Berikut adalah cara clear up di restoran :


2. Siapkan Peralatan clear up seperti : 2 Bokor, 1 Botol Spirtus (atau Cairan
Chemical yang direkomendasikan di Restoran anda), 2 lembar kain lap, dan
Sapu meja kecil. Letakan pada Trolly Clear Up.
3. Bawa Trolly clear up ke dekat meja yang akan akan di clear up atau dibersihkan.
4. Bersihkan meja dengan mengangkat perlatan makan yang telah dipakai tamu
untuk makan dan letakkan pada Trolly, ingat jangan memasukan sendok dan
garpu kotor ke dalam gelas atau tempat/bakul nasi karena akan sangat sulit
dibersihkan sebab biasanya sudah terkena minyak dan lemak. Hal itu bisa
memperlambat kerja Steward dalam mencuci peralatan. Taruhlah sendok pada 1
Bokor, 1 Bokor lainnya gunakan untuk menampung sampah.
5. Pindahkan table accessories (Vas bunga, Nomor meja, Asbak dan lainnya jika
ada) ke sudut meja. Bersihkan remahan atau sisa makanan dengan sapu meja
kecil yang sudah dibawa. Usahakan semaksimal mungkin agar remahan atau sisa
makanan tidak jatuh ke lantai.
6. Semprot permukaan meja dengan cairan spirtus dan keringkan dengan kain lap
pertama.
7. Cairan spirtus bisa diganti dengan cairan chemical lain disesuaikan dengan
kebutuhan restoran anda.
8. Ulangi pengelapan meja dengan menggunakan kain lap kering yang kedua
sampai benar-benar bersih dan kesat.
9. Pasang kembali table accessories di bagian tengah (center) meja
10. Lap dengan kain bersih jika didapatai ada vas bunga atau nomor meja yang
kotor. Jika sudah dibersihkan dengan dilap, bawalah vas bunga dan nomor meja
tersebut untuk dicuci di dishwasher untuk kemudian dipasang kembali di meja.
11. Sapu remahan yang ada di lantai sekitar meja
12. Bersihkan remahan makanan yang terjatuh ke lantai saat melakukan proses clear
up dengan menggunakan sapu dan sekup lantai.
13. Bawa Trolly clear up ke loket Dishwasher dan taruhlah peralatan kotor ke loket
Dishwasher untuk dicuci oleh Steward.

Demikian cara clear up atau Membersihkan Restoran sesuai standart Service yang baik.

Inti Sari

Untuk menjaga lingkungan restoran tetap bersih, kita tidak bisa melakukannya
secara sembarangan melainkan kita sebaiknya bekerja sesuai dengan prosedur yang
telah dianjurkan. Sehingga jika kita telah bekerja sesuai dengan prosedur yang telah
dianjurkan, pasti akan tercipta lingkungan restoran yang bersih serta keselamatan kerja
selama proses membersihkan restoran.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Housekeeping, Front
Office, dan Food and Beverage Department

Karyawan atau tenaga kerja merupakan subjek faktor produksi yang sangat
penting dalam menunjang keberhasilan bisnis dalam beragam aktivitas industri. Bahkan
berhasil tidaknya suatu bisnis, efektif dan efisien tidaknya suatu bisnis, ditentukan oleh
sumber daya manusia yang berperan serta dalam bisnis tersebut. Karenanya, sumber
daya manusia harus memperoleh perhatian dengan saksama, agar mereka dapat
memberikan peran yang maksimal dalam pekerjaan mereka. Bentuk perlakuan itu
diantaranya kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan selama mereka melakukan
tugas kekaryaannya. Secara langsung ataupun tidak, perlakuan keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh pada produktivitas karyawan yang berkaitan.

Karyawan atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki
peranan penting dalam usaha mendukung operasi suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Tanpa faktor manusia, suatu operasi perusahaan mustahil dilakukan. Artinya,
faktor manusia merupakan unsur penting. Tanpa tenaga manusia mustahil berbagai
aktivitas dalam suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik. Interaksi antara tenaga
manusia atas faktor produksi lainnya, seperti mesin, perlengkapan produksi lain, bahan
baku, tenaga listrik, dsb yang memungkinkan berjalannya sistem produksi. Oleh
karenanya, dalam suatu kegiatan produksi selalu terjadi interaksi manusia dengan
faktor produksi lainnya.

Kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang menimpa manusia yang dikarenakan


oleh faktor produksi mesin, bahan baku, tenaga listrik, lingkungan, dan oleh faktor yang
lain. Pada umumnya, arti kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian musibah yang menimpa
dan menyebabkan penderitaan untuk tenaga kerja karena adanya interaksi yang tidak
seimbang dengan faktor produksi lain dalam suatu operasi perusahaan. Pemerintah
dalam hal semacam ini Departemen Tenaga kerja Republik Indonesia mendeskripsikan
kecelakaan tenaga kerja sebagai suatu peristiwa yang mendadak atau yang tidak
disangka-sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya, namun ada pemicunya.

Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja (K2TK) harus direncanakan secara


cermat sejak bangunan fisik (plant layout) didirikan. Setelah direncanakan, pastinya
harus dikerjakan sebagai bagian dari kebijakan perusahaan. Sebagai bagian dari
kebijakan perusahaan, berarti K2TK harus secara cermat dan terus-menerus
dilaksanakan dalam mendukung operasi perusahaan.

Keselamatan dan kesehatan kerja erat kaitannya dengan keamanan dan


kenyamanan tenaga kerja. Dengan hal tersebut, erat hubungannya dengan kemanusiaan.
Ditinjau dari segi tenaga kerjanya, K2TK harus merupakan bagian dari manajemen
sumber daya manusia dalam perusahaan. Tetapi, dari faktor tempat dan jenis pekerjaan
K2TK berkaitan erat juga dengan manajemen yang lain seperti : manajemen produksi
dan manajemen keuangan. Dengan hal tersebut, faktor K2TK merupakan bagian
integral dari keselamatan operasi perusahaan yang didukung oleh sebuah manajemen
dan pemilik perusahaan.

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja pada umumnya meliputi suasana dan


lingkungan kerja yang menanggung kesehatan dan keselamatan karyawan agar tugas
pekerjaan perusahaan dapat berjalan lancar. Arti kesehatan dan keselamatan kerja yaitu :
Menciptakan suasana dan lingkungan kerja.
Kondisi fisik gedung dan segala perlengkapan yang dimiliki sebagai fasilitas
untuk melakukan pekerjaan karyawan. Kondisi nonfisik, seperti suasana hubungan kerja
antarsesama karyawan, baik secara horisontal ataupun vertikal. Hubungan horisontal
menggambarkan hubungan kerja yang baik antarsesama karyawan yang menduduki
posisi yang sama. Hubungan vertikal berarti tercipta hubungan timbal balik yang baik
antara bawahan dengan atasan.

Menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan, hingga menciptakan rasa aman


dari ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh beragam sumber bahaya, berbentuk mesin
dan seluruh fasilitas produksi, bahan baku, konstruksi bangunan, instalasi listrik, dan
perlengkapan lainnya.

Ruangan atau lapangan (space) dimana orang dapat bekerja atau yang sering
dimasuki tenaga kerja. Jadi, tempat kerja yaitu ruangan, lapangan, halaman, dan
sekelilingnya yang merupakan bagian integral atau hubungan dengan tempat kerja.

Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja

Tujuan akhir kesehatan dan keselamatan kerja yaitu produktivitas tenaga kerja
yang tinggi hingga perusahaan dapat bekerja efektif. Produktivitas tenaga kerja yang
tinggi dapat dilakukan apabila tenaga kerja terjamin kesehatan dan keselamatan
kerjanya.

Keselamatan kerja banyak dipengaruhi oleh suasana dan kondisi lingkungan


kerja dalam perusahaan, misalnya pentingnya penerangan lampu yang memadai,
sirkulasi udara yang menjamin kesegaran kerja, lantai yang tidak licin, mesin-mesin,
dan sarana produksi yang aman dari bahaya. Sementara itu, kesehatan kerja lebih
dititikberatkan pada lingkungan yang mendukung para tenaga kerja terjamin
kesehatannya, misalnya ruangan yang bebas debu, ventilasi udara yang baik, bebas dari
gas yang membahayakan. Hal semacam ini berkaitan erat dengan kebijakan perusahaan
secara keseluruhan. Dalam arti upaya menciptakan suasana dan kondisi kerja yang
berkaitan dengan rancang bangun gedung dan keseluruhan fasilitas produksi yang akan
digunakan.

Program Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja


Perencanaan dan program kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja
merupakan bagian dari manajemen perusahaan dan harus merupakan kebijakan
perusahaan, sehingga harus didukung semua pihak, yakni :

Dukungan berbagai lapisan manajemen termasuk manajemen puncak (Top


management). Jika ada dukungan dari manajemen puncak maka diharapkan lebih
mendapatkan perhatian dari manajemen di bawahnya, hingga program kesehatan dan
keselamatan kerja dapat dikerjakan secara efisien.

Secara struktural dapat dibuat suatu unit kerja kesehatan dan keselamatan kerja
sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan.

Susunan dan tata letak bangunan dan mesin. Susunan ruangan perusahaan dan
susunan tata letak (layout) mesin dan perlengkapan produksi harus bertujuan bukan saja
pada efisiensi, namun juga harus menciptakan suasana aman dan nyaman untuk para
karyawan. Misalnya, tempat atau ruangan kerja harus cukup terang, bersih, dan ventilasi
yang sangat baik. Setiap tempat yang berbahaya harus ditempeli petunjuk atau info yang
pasti untuk berhati-hati. Peletakan perlengkapan yang berbahaya harus diletakkan
terpisah dari tempat kerja, misalnya gudang.

Program pelatihan dan demonstrasi keselamatan kerja. Pelatihan mengenai


kesehatan dan keselamatan kerja harus dilakukan secara intensif, hingga para karyawan
jadi terlatih atau profesional dalam menanggulangi kesehatan dan keselamatan kerja.

Analisis kecelakaan kerja. Suatu unit kerja penanggulangan bahaya dan


keselamatan kerja sedapat mungkin sering melakukan rapat kerja intern untuk
membahas beragam analisis kecelakaan kerja. Artinya, setiap bentuk kecelakaan kerja
yang pernah terjadi harus dicatat dan laporan itu disimpan secara baik. Setelah itu,
catatan itu dianalisis secara mendalam, misalnya menganalisis bagaimana suatu
kecelakaan terjadi, sebagian faktor apa yang menyebabkan kecelakaan kerja itu terjadi,
dan mencegah jangan sampai hal itu terulang. Secara umum kecelakaan kerja dapat
terjadi karena beragam faktor :

a. Kondisi pekerja sendiri (human factor/human error)

b. Mesin dan alat-alat kerja (machine and tools condition)


c. Kondisi lingkungan kerja (work environment)

1. Kondisi pekerja sendiri (human error)

Kondisi karyawan mencakup sikap, karakter, dan perilaku karyawan dalam


menghadapi pekerjaannya. Ada saatnya sikap, karakter, dan pendidikan memengaruhi
cara kerja seseorang. Tetapi, yang ditujukan di sini yaitu beberapa karakter dan perilaku
seorang karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ada karyawan yang berlaku hati-
hati dan cermat. Tetapi, ada juga yang bersifat asal-asalan dan tidak sabar. Sebenarnya
sudah sejak awal penerimaan karyawan hal semacam ini harus sudah diujikan, agar
setiap orang memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan sifatnya. Misalnya seorang
yang cenderung suka kerja malam hari. Jadi, pihak manajemen sejak awal harusnya
menempatkan pegawai pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan sifatnya. Demikian
juga kondisi seorang karyawan yang memiliki suara halus, tampilan menarik, dan
murah senyum, baiknya ditempatkan dibagian pemasaran, penerima tamu atau
receptionist. Sudah pasti penempatan kerja tetap harus sesuai dengan minat dan bakat
yang dimiliki seseorang. Hal semacam ini akan mengurangi kecelakaan kerja yang bisa
merugikan perusahaan

2. Kondisi mesin dan alat-alat kerja (machine & tools condition)

Mesin dan perlengkapan produksi dapat merupakan sumber kecelakaan kerja.


Bukan saja beberapa sifat dari mesin dan perlengkapan produksi tersebut, namun tata
letak (layout) juga dapat menunjang keselamatan kerja. Misalnya alat kontrol suhu yg
tidak berfungsi. Oleh karenanya, pihak manajemen harus memberikan perhatian
terhadap kondisi mesin dan perlengkapan dan layout yang baik agar tercapai lingkungan
kerja yang aman.

3. Kondisi lingkungan kerja (work environment)

Lingkungan kerja sangat memengaruhi morale (suasana kerja) para karyawan,


baik lingkungan kerja fisik ataupun lingkungan kerja yang bersifat rohani. Dalam hal
semacam ini lingkungan kerja fisik yang baik akan mempertinggi produktivitas kerja.
Di samping mengurangi kelelahan, yang berarti dapat menambah produksi, sehingga
biaya persatuan jadi efektif. Faktor-faktor lingkungan kerja fisik yang perlu
memperoleh perhatian, diantaranya :

a) Penerangan cahaya

b) Ventilasi untuk sirkulasi udara segar

c) Pemeliharaan rumah tangga (housekeeping), misalnya lantai bersih, ruangan


wangi, suasana menyenangkan, dan taman yang indah.

Kondisi lingkungan fisik yg tidak baik akan menyebabkan hal yang sebaliknya.
Misalnya tata letak ruangan yang terlalu sempit akibat plant lay out yang salah,
peletakan perlengkapan kerja yg tidak menyenangkan dan tidak menyebabkan gairah
kerja yang baik. Pihak manajemen harus selalu memerhatikan sebagian faktor yang
memengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan. Jika kondisi kesehatan
dan keselamatan kerja karyawan kurang memadai, perlu diperbaiki. Caranya bergantung
pada faktor yang memengaruhinya.

Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kombinasi antara perilaku manusia,


keadaan fisik perusahaan, ataupun oleh mesin dan alat kerja atau alat produksi atau oleh
salah satu salah satunya. Perlombaan menciptakan keselamatan kerja dapat dianggap
sebagai salah satu bentuk penerangan dan pendidikan karyawan. Proses ketentuan dan
disiplin kerja untuk mendukung terwujudnya program kesehatan dan keselamatan kerja
kedua belah pihak, yakni perusahaan dan karyawan. Keduanya harus merasa saling
memerlukan keduanya. Hal itu akan menumbuhkan rasa aman sehingga karyawan dapat
bekerja lebih produktif dan lebih efektif. Demikian halnya perihal perusahaan akan
beroperasi secara efektif juga. Harapannya, perusahaan akan berada pada posisi
kompetitif yang kuat dalam menghadapi persaingan dan akhirnya memiliki kesempatan
meraih keuntungan lebih tinggi.

Langkah Menciptakan Keselamatan dan Memberikan Perawatan yang Tepat

Menciptakan kondisi kerja karyawan yang baik. Hal semacam ini dapat dicapai
diantaranya dengan mengadakan pelatihan (job training) sebelum seorang karyawan
bekerja. Pelatihan harus jelas dan mudah dipahami agar karyawan dapat cepat
menguasai jenis pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya.
Menciptakan kondisi mesin dan perlengkapan dengan baik. Tata letak (lay out) mesin
dan beragam perlengkapan produksi harus ditata dengan baik agar menunjang
kelancaran sistem produksi dan menunjang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.
Berikut ini beberapa dasar yang bisa digunakan untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan-kecelakaan itu.

a) Menghindari Terjadinya Luka karena Teriris/Terpotong

Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu di perhatikan untuk menghindari terjadinya
luka karena teriris/terpotong seperti berikut.

1. Selalu menggunakan pisau yang tajam. Pisau yang tajam lebih aman dari pada
pisau tumpul karena tekanan dan tenaga yang diperlukan ketika digunakan lebih
kecil dan tidak mudah selip.

2. Selalu menggunakan alas (telenan) pada saat memotong. Jangan memotong


dengan menggunakan alas dari logam. Akan lebih baik jika dibawah telenan
diletakkan handuk/kain tebal, agar telenan tidak mudah bergeser/terpeleset.

3. Berkonsentrasi penuh pada saat bekerja dengan pisau atau alat pemotong yang
lain, tidak sembrono atau sambil bergurau.

4. Pemotongan dilakukan dengan memerhatikan jarak yang aman, baik untuk diri
sendiri ataupun orang lain.

5. Menggunakan pisau hanya untuk pekerjaan pemotongan. Tidak


menggunakannya untuk kepentingan lain, misalnya untuk membuka tutup botol.

6. Jika pisau terjatuh, jangan beberapa coba untuk menangkapnya. Biarkan pisau
jatuh, dan jaga jarak/menjauh dari tempat jatuhnya pisau.
7. Jangan menyimpan pisau didalam bak cuci, didalam air, atau di tempat-tempat
lain sehingga pisau tidak bisa dilihat dengan jelas.

8. Bersihkan pisau dengan hati-hati setelah digunakan, dengan mengarahkan sisi


pisau yang tajam menjauh dari tubuh.

9. Jika tidak dipergunakan, taruh pisau ditempat yang aman. Misalnya di rak atau
tempat pisau khusus lainnya.

10. Selalu waspada pada saat membawa pisau. Bawalah pisau dibagian samping
tubuh, dengan ujung menghadap ke bawah, dan sisi tajam menjauhi tubuh. Akan
lebih baik bila membawa pisau dalam sarung atau selubung pisau. Peringatkan
beberapa orang di sekitar Anda, bila Anda melalui mereka dengan membawa
pisau di tangan.

11. Barang-barang yang mudah pecah, misalnya mangkok, piring, dan perlengkapan
gelas lainnya diletakkan ditempat khusus, terpisah dari ruang pengolahan.

12. Jangan meletakkan barang-barang yang mudah pecah didalam bak perendam.

13. Jika ada barang yang pecah, gunakan sapu untuk membersihkan serpihannya.
Jangan dibersihkan dengan tangan.

14. Pembuangan pecahan kaca harus pada tempat khusus. Jangan dicampur dengan
sampah lainnya.

15. Jika ada barang yang pecah didalam ember atau bak, pengambilan pecahan
dilakukan setelah ember atau bak dibuang airnya.

16. Jika membuka karton atau pengemas lain yang ada paku atau isi stapler-nya,
maka logam-logam itu dikumpulkan pada wada tertentu dan segera dibuang.

17. Jika teriris atau terluka potong kecil lainnya, segera dirawat dengan obat-obat
pertolongan pertama yang memadai untuk mencegah infeksi.

b) Menghindari Terjadinya Luka Bakar


Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu di perhatikan untuk menghindari terjadinya
luka bakar, diantaranya sebagai berikut.

1. Selalu berasumsi kalau panci pemasak dalam kondisi panas, sehingga kita harus
menggunakan alas pada saat memegang panci itu.

2. Menggunakan alas/lap kering untuk memegang panci panas. Penggunaan lap


basah akan menghasilkan uap panas yang bisa mengakibatkan luka bakar.

3. Pegangan panci pemasak diarahkan menjauhi lorong/tempat lalu lalang, hingga


tidak tersenggol orang yang melewatinya. Pegangan panci sebaiknya juga jauh
dari sumber api, baik kompor gas ataupun kompor minyak tanah.

4. Pengisian panci pemasak tidak boleh penuh, hingga tidak meluap sewaktu
mendidih.

5. Minta pertolongan orang lain jika harus memindahkan wadah berisi makanan
panas yang cukup berat.

6. Waspada pada saat membuka panci perebus atau perlengkapan lain yang
mengeluarkan uap panas, dan melakukannya dalam jarak yang aman (jarak
antara tubuh dengan perlengkapan itu).

7. Jika kompor gas yang digunakan tidak diperlengkapi dengan pemantik


automatis, maka klep gas harus ada dalam kondisi tertutup pada saat korek
api/sumber api lainnya dinyalakan.

8. Pekerja sebaiknya mengenakan pakaian dengan lengan panjang untuk


melindungi diri dari percikan/tumpahan makanan/minyak panas. Alas kaki
sebaiknya terbuat dari kulit yang kuat dan tertutup di bagian jari-jarinya.

9. Makanan yang akan digoreng harus ditiriskan terlebih dulu, agar tidak terbentuk
percikan minyak panas pada saat digoreng.

10. Selalu memperingatkan orang-orang di sekitar Anda, jika Anda melalui mereka
dengan membawa barang-barang yang panas.

c) Mencegah Terjadinya Kebakaran


Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu di perhatikan untuk menghindari terjadinya
kebakaran, diantaranya seperti berikut.

1. Mengetahui tempat penyimpanan dan cara menggunakan alat pemadam


kebakaran.

2. Menggunakan jenis bahan pemadam kebakaran yang tepat menurut sumber


apinya. Ada tiga jenis penyebab kebakaran yang masingmasing memerlukan
bahan pemadam kebakaran yang berbeda juga, yakni seperti berikut.

a. Klas A yakni sumber kebakaran yang berasal dari kayu, kertas, baju, plastik,
dan bahan-bahan mudah terbakar lainnya. Jenis alat pemadam kebakaran
jenis ini ditandai dengan simbol A.

b. Klas B yakni sumber kebakaran yang berasal dari minyak, gemuk (grease),
bensin, pelarut organik, dan bahan kimia mudah terbakar lainnya. Jenis alat
pemadam kebakaran type ini ditandai dengan simbol (cari di gugel).

c. Klas C yakni sumber kebakaran yang berasal dari perlengkapan elektrik,


kabel-kabel, motor, dsb. Jenis alat pemadam kebakaran jenis ini ditandai
dengan simbol (cari di gugel).

3. Jangan memadamkan api yang berasal dari minyak atau perlengkapan listrik
dengan menggunakan air, atau pemadam kebakaran klas A, karena hanya akan
menyebarkan api.

4. Sediakan garam atau baking soda ditempat yang mudah terjangkau, untuk
memadamkan kebakaran dari api kompor atau tungku.

5. Jangan meninggalkan minyak goreng diatas tungku atau kompor menyala tanpa
pengawasan.

6. Aktivitas merokok hanya bisa dilakukan pada tempat khusus. Jangan


meninggalkan puntung yang masih menyala di sembarang tempat.
7. Bila mendengar alarm tanda bahaya kebakaran dan masih ada waktu, tutup dan
matikan semua aliran gas dan listrik, sebelum meninggalkan gedung yang
terbakar.

8. Jaga agar pintu keluar darurat tidak terhalang oleh benda apapun.

d) Mencegah Terjadinya Luka oleh Mesin atau Perlengkapan Lainnya

Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu di perhatikan untuk mencegah
terjadinya luka oleh mesin atau perlengkapan lainnya diantaranya seperti berikut.
Jangan sekali-kali menggunakan perlengkapan elektrik/mekanik apapun tanpa tahu
dengan pasti cara pengoperasiannya. Jangan sekalikali mengambil atau memindahkan
makanan dari perlengkapan yang sedang berjalan/beroperasi, baik dengan tangan
ataupun dengan perlengkapan lain,

Misalnya sendok atau garpu. Matikan sumber listrik pada perlengkapan, pada
Waktu membersihkan atau membongkar perlengkapan itu. Pastikan tombol mesin ada
pada posisi mati (off), sebelum menghidupkan sumber listrik pada perlengkapan. Jangan
menyentuh atau menangani perlengkapan elektrik bila tangan dalam kondisi basah, atau
bila berada pada lingkungan berair. Gunakan baju yang pas di tubuh, dan hindari baju
yang kedodoran/berumbai-umbai, agar tidak tersangkut pada mesin/perlengkapan.
Gunakan perlengkapan untuk aktivitas yang memang dikhususkan untuk perlengkapan
itu.

e) Mencegah Luka karena Terjatuh

Beberapa prinsip atau cara kerja yang perlu di perhatikan untuk mencegah luka
karena terjatuh diantaranya sebagai berikut. Tumpahan/ceceran air atau makanan di
lantai harus segera dibersihkan.
f) Monitoring Kecelakaan Tenaga kerja

Kecelakaan kerja yang terjadi pada seorang karyawan dapat menimbulkan


penderitaan baik secara fisik, mental, ataupun secara sosial. Berdasarkan tingkat
penderitaan dan akibat pada pekerjaannya, kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan
seperti berikut.

1. Penderitaan total dengan istirahat sementara, yakni kecelakaan yang


menyebabkan karyawan tidak bisa bekerja sepenuhnya untuk beberapa hari.

2. Penderitaan untuk selamanya. Kecelakaan yang menyebabkan cacat berat pada


karyawan sehingga tidak mampu melangsungkan pekerjaannya.

3. Penderitaan sebagian untuk sementara, yakni kecelakaan yang menimpa


karyawan secara tetap, namun dapat bekerja kembali.

4. Kematian, yakni kecelakaan paling dramatis yang menyebabkan kehilangan


nyawa.

g) Mempersiapkan Laporan Kecelakaan dan Santunan Tenaga Kerja

Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun 1997 pasal 11, dinyatakan


kalau perusahaan diwajibkan untuk memberikan tunjangan atas kecelakaan kerja
sebesar yang ditentukan oleh ketentuan yang berlaku. Berkaitan dengan hal itu, pihak
manajemen perusahaan harus mempunyai fasilitas dan dana untuk membayar
kompensasi itu. Untuk kepentingan ini seharusnya seluruh tenaga kerja diasuransikan
melalui Astek (Asuransi Tenaga Kerja). Kewajiban manajemen dalam menghadapi
kecelakaan kerja yaitu membantu penderita dengan memberikan pengobatan dan
santunan. Sedapat mungkin karyawan yang mengalami kecelakaan dapat pulih untuk
melanjutkan tugas pekerjaannya. Santunan dan bantuan harus diberikan tanpa
memerhatikan penyebab kecelakaan kerja, misalnya meskipun kecelakaan kerja
disebabkan oleh kelalaian karyawan yang berkaitan, namun pertolongan dan pemberian
santunan dan biaya pengobatan tetap diberikan oleh perusahaan. Berarti kalau santunan
kecelakaan kerja merupakan biaya perusahaan.

Inti Sari
Keselamatan Kerja di Dapur

Keselamatan kerja di dapur memang harus di jaga terlebih untuk pegawai yang
setiap hari bekerja di restoran, pantry hotel, perusahaan katering. Dapur adalah area
merah, disana ada beberapa benda-benda beresiko seperti tabung gas, kompor, minyak
panas, air mendidih, dan peralatan masak yang tajam.

Aturan tentang keselamatan kerja karyawan termasuk mereka yang berkerja di


dapur sudah cukup detil. Hanya saja pada implementasinya, ketentuan keselamatan
kerja seringkali banyak diabaikan oleh karyawan dan jarang juga dievaluasi oleh
perusahaan. Akibatnya keselamatan kerja di dapur cukup riskan.

Walau sebenarnya banyak sekali sudah banyak berlangsung masalah kecelakan


kerja di dapur umpamanya kebakaran, kebakaran karena ledakan kompor gas, ada
karyawan yang luka terkena minyak panas dan ada banyak lagi.

Salah satunya mereka tidak ingin repot dengan masalah keselamatan, mereka
beralasan bahwa pekerjaan mereka di dapur juga sudah cukup banyak menyita pikiran
dan menguras tenaga.

Hal semacam ini tentu saja ada benarnya, tetapi jika melihat pada besarnya
resiko yang harus ditanggung oleh para pekerja di dapur, tentu saja sesulit apapun
pekerjaannya, beberapa karyawan yang bekerja di dapar perlu memperhatikan aturan
keselamatan kerja.
Tugas Perusahaan

Di bawah ini banyak hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk para
karyawannya dalam urusan menjaga keselamatan kerja di dapur :

1. Training dan Simulasi

Memberi training dan mensosialisasikan ketentuan keselamatan kerja di dapur,


sebab mungkin saja para karyawan bukan tidak ingin menjaga keselamatan kerja, tetapi
mereka tidak paham apa yang perlu mereka lakukan untuk melindungi keselamatan.

2. Menerapkan Aturan Standard Kerja

Mengimplementasikan aturan keselamatan kerja dengan cara melengkapi


peralatan dan fasilitas yang mensupport keselamatan kerja di dapur seperti pemadam
kebakaran dan pintu darurat. Hal semacam ini sudah pasti dilakukan sebagai bentuk
tanggung jawab perusahaan untuk keselamatan karyawannya.

3. Pemeriksaan Peralatan

Mengecek secara rutin implementasi SOP yang mengatur keselamatan kerja di


dapur, dan menegur karyawan yang mengabaikan aturan keselamatan kerja, sebab bisa
jadi karyawan itu menjadi sumber bencana. Selain itu juga perusahaan harus melakukan
evaluasi pada sistem keselamatan kerja, secara berkala. Fungsinya supaya menekan
angka kecelakaan kerja.

4. Memberi Jaminan Asuransi

Jika perusahaan memperkerjaan lebih dari 10 karyawan, maka perusahaan itu


harus melindungi semua karyawannya dengan asuransi kesehatan. Bagaimana pun juga
tidak semua pekerjaan memiliki resiko masing-masing. Sebenarnya asuransi kesehatan
yaitu hak untuk karyawan yang bekerja di area merah. Asuransi kesehatan mempunyai
tujuan untuk memberikan rasa nyaman saat bekerja.

Tugas Individu Pekerja


Persoalan keselamatan kerja, pasti tidak benar jika mengandalkan perusahaan
saja, sebab sehebat apapun aturan keselamatan kerja di dapur, yang paling menentukan
adalah individu tersebut, berikut ini adalah beberapa hal yang butuh dilakukan
karyawan untuk menjaga keselamatan kerja :

1. Memahami aturan keselamatan kerja dan tanyakan pada supervisor anda jika tidak
mengerti aturan itu. Biasanya tiap-tiap pegawai baru, sebelum bekerja harus
membaca dulu standar dan alur kerja di perusahaan barunya.
2. Aplikasikan aturan keselamatan kerja itu dalam pekerjaan keseharian Anda. Tanpa
perlu diawasi sebenarnya bekerja sesuai standar keselamatan kerja itu telah menjadi
kebiasaan yang menempel pada hidup seseorang chef ataupun asistennya.
3. Memberi usulan yang baik jika fasilitas pendukung keselamatan kerja di rasa belum
cukup, sesuai dengan aturan keselamatan kerja.
4. Teliti dan hati-hati. Orang yang telah lama bekerja dan merasa nyaman dengan
pekerjaannya, biasanya selalu lengah. Terjadikan sebuah kecelakaan kerja salah satu
faktornya yaitu human error/kesalahan manusia. Sumbernya ya dari kelengahan
pekerja itu sendiri. Oleh karena itu perlu teliti dan hati –hati saat kerja. Ini semua
untuk keselamatan diri sendiri dan semua orang yang bekerja di belakang
layar.Beruntung jika perusahaan Anda cukup perduli dengan keselamatan kerja di
dapur, namun jika tidak pasti ada baiknya jika anda memberi saran pada perusahaan.
Setuju atau tidak, tentu yang membuat keputusan yaitu Anda sendiri.

Inti Sari
Keselamatan kerja di dapur merupakan hal yang sangat penting bagi para tenaga
kerja karena bersangkutan dengan kelancaran dalam bekerja, serta keselamatan hidup
para tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya mengambil tindakan untuk
dapat menciptakan keselamatan kerja bagi para tenaga kerja. Selain itu, para tenaga
kerja juga harus mengikuti prosedur keselamatan kerja dengan baik, sehingga
terciptalah keadaan yang kondusif di lingkungan kerja.
Manajemen Sampah Hotel

Mengapa Mengurangi Sampah?

1. Semakin lama semakin sulit dan mahal untuk membuang sampah

Seorang pengunjung hotel rata-rata menghasilkan sekitar 1 kg sampah


per malam, dimana lebih dari separuhnya adalah sampah kertas, plastik, dan
kardus. Selain memberikan dampak yang negatif terhadap lingkungan, karena
kapasitas Tempat Pembuangan Akhir semakin berkurang, biaya untuk
pembuangan sampah pun juga semakin meningkat.

2. Menimbulkan masalah-masalah lingkungan yang sangat besar

Tempat-tempat pembuangan sampah bukan cuma menyebabkan semakin


berkurangnya ruang lahan yang sangat berharga, tapi juga menyebabkan polusi
udara, air dan tanah, menyebarkan carbon dioxide (CO2) dan methane ke
atmosfir serta bahan-bahan kimia dan pestisida yang berbahaya ke dalam tanah
dan air tanah. Selain itu, sampah-sampah tersebut seringkali melanglang jauh
hingga ke luar dari wilayah Tempat Pembuangan Akhir, mengonsumsi bahan
bakar dan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

3. Untuk mematuhi peraturan-peraturan pemerintah yang ketat

Pemerintah pusat dan daerah telah memberlakukan peraturan-peraturan


yang lebih ketat menyangkut pembuangan dan pengolahan sampah, dan industri
perhotelan harus merespon terhadap standar-standar yang semakin tinggi ini.
Mengolah Limbah Hotel Secara Berkelanjutan

Ada beberapa pilihan untuk mengolah limbah anda dengan cara yang lebih
berkelanjutan, dan hirarki limbah yang di uraikan dalam EU Waste Directive,
menyediakan sebuah panduan yang sangat bermanfaat untuk mendorong praktek-
praktek pengolahan sampah yang lebih baik, antara lain :

1. Pencegahan
2. Mempersiapkan untuk di gunakan kembali.
3. Mendaur ulang (termasuk pengomposan).
4. Pemulihan lainnya (termasuk pemulihan energi)
5. Pembuangan.

Berbagai pertimbangan saat menggunakan seorang kontraktor pengolahan sampah.


Biaya kontakraktor pengolahan sampah itu bisa sangat bervariasi, jadi pilihlah yang
paling ideal.

Seorang kontraktor pengolahan sampah yang baik akan memahami berbagai


kerumitan yang ada di dalam manajemen sampah dan mampu memberikan masukan-
masukan yang paling ramah lingkungan dan metode-metode yang paling efisien.

Memadatkan limbah akan mengurangi jumlah pengumpulan sampah yang


diperlukan dan mungkin membuat penyimpanan jadi lebih mudah, jadi carilah
informasinya apakah yang seperti ini coock untuk jenis-jenis sampah anda. Pastikan
biaya yang dikenakan pada anda dihitung menurut berat sampah, bukan dari jumlah
pengumpulan sampah. Tanyakan tentang fluktuasi pasar untuk jenis-jenis sampah
tertentu dan kebijakan yang berlaku saat harga gagal. Tanyakan apakah kontraktor mau
memberikan sebagian hasil dari keuntungan daur ulang.

Pengomposan

Pemgomposan bukan cuma mampu mengurangi biasa pembuangan sampah


dengan cara menurunkan angka pengumpulan sampah, tapi juga memproduksi sebuah
produk akhir yang bisa di manfaatkan untuk meningkatkan kualitas tanah di sekitar
hotel atau di taman-taman, sehingga tidak diragukan lagi akan menjaga kelestarian
lingkungan.
Saat memutuskan teknologi mana yang akan digunakan, pastikan bahwa
teknologi tersebut tidak melanggar peraturan. Misalnya, pengomposan kemungkinan
besar akan harus dilakukan di tempat-tempat yang tertutup dan memiliki suhu yang
sesuai untuk membunuh berbagai bakteri jika sampah daging dan ikan yang akan di
olah.

Pengomposan in-vessel mengacu pada peralatan tertutup, misalnya sebuah


drum, tangki, atau bak beton, dimana bahan-bahan organik di tempatkan, dicampur,
dihancurkan dan dikeringkan. Sebagian sistemnya bekerja secara otomatis dengan
menggunakan sensor untuk memonitor suhu, kelembaban dan oksigen, dan biofilter
untuk mengurangi atau menghilangkan bau tak sedap. Sistem seperti ini bisa mengolah
sampah-sampah organik dalam jumlah yang besar.

Biomass energy dan anaerobic digestion (AD). Biomass mengacu pada bahan-
bahan organik, misalnya makanan, yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik, panas dan gas. Energi dari biomass bisa di hasilkan dari berbagai proses
pengubahan, misalnya pembakaran dan fermentasi. Anaerobic digestion adalah cara
lain untuk mengonversi biomass. Ini adalah proses yang mengurai sampah-sampah
organik di dalam suatu kondisi lingkungan yang terkontrol dan bebas oksigen, agar bisa
menghasilkan biogas yang bisa di bakar sebagai suatu energi terbarukan untuk
menghasilkan listrik dan panas, atau digunakan sebagai bahan bakar. Metode ini juga
memproduksi digestate solid dan liquid, yang kaya akan gizi dan berpotensi untuk
digunakan sebagai suatu penyubur tanah.

Pengomposan cacing menggunakan cacing-cacing tanah untuk mempercepat


proses penghancuran sampah-sampah dapur dan kebun, namun tidak bisa mengolah
sampah daging atau produk-produk susu.

Peraturan manajemen sampah berubah dengan sangat cepat, dan meskipun saat
ini fokusnya masih kepada pemerintah daerah, namun semakin lama para pembuat
kebijakan semakin mengalihkan perhatian mereka terhadap sampah-sampah industri
dan komersil.
Desakan untuk mengalihkan sampah-sampah dari TPA akan terus berlanjut, dan
sampah-sampah jenis tertentu akan di larang untuk dibuang di TPA. Trend ini, seiringi
peningkatan biaya TPA, tentunya akan membantu bisnis-bisnis untuk membuat suatu
kasus ekonomis untuk memisahkan dan mendaur ulang lebih banyak lagi sampah.

Di masa-masa yang akan datang, kita akan sangat mungkin untuk melihat
peningkatan fokus terhadap pencegahan sampah dari kalangan pemerintah, komersial
dan industrial. Ke depannya, hal ini kemungkinan besar akan memunculkan isu-isu
misalnya dampak daur ulang bagi kehidupan, eco-design dan pengadaaan yang
berkelanjutan.

Untuk mendorong tingkat pemanfaatan ulang, daur ulang dan pemulihan energi
adalah dengan cara mendorong masyarakat dan sektor-sektor swasta agar bekerja sama
dengan lebih erat untuk mencapai skala dan penghematan yang ekonomis.

Terutama dalam kasus biowaste, dimana pemerintah lokal dan swasta serta
perusahaan-perusahaan catering harus bekerja sama untuk membuat fasilitas-fasiltitas
pengkomposan.

Inti Sari

Populasi sampah pada masa ini selalu meningkat setiap harinya, baik dari
sampah organik maupun anorganik. Hal tersebut dapat menjadi masalah yang besar
kedepannya jika sampah tidak ditangani dengan cepat dan tepat. oleh karena itu,
sekarang ini pemerintah sedang gencar – gencarnya berupaya untuk dapat menangani
sampah dengan baik, terutama sampah plastik. Upaya pemerintah tersebut juga harus
dibarengi oleh partisipasi masyarakat, karena semua upaya yang dilakukan oleh
pemerintah akan sia – sia jika masyarakat hanya menonton dan mengabaikan semuanya.

Anda mungkin juga menyukai