Anda di halaman 1dari 116

BAB I

RESUME II

Konsep Hygiene

A. Pengertian Hygiene

Hygiene adalah ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A and
Southgate, H.A, tahun 1986). Dalam sejarah Yunani Hygiene berasal dari nama seorang
Dewi Yunani yaitu Hygea yang merupakan dewi pencegah penyakit. Hygiene erat
hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk
mencapai derajat kesehatan.

Pendapat para ahli lainnya tentang Hygiene adalah :

 Menurut Brownell, hygiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan


melindungi kesehatan.
 Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup selurh faktor
yang membantu atau mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan
maupun melalui masyarakat.
 Menurut Prescott, hyigene menyangkut 2 aspek yaitu :
1. Yang menyangkut individu (personal hygiene)
Personal hygiene adalah faktor yang sangat penting karena diri kita merupakan
penghantar faktor penyakit dan dalam makanan merupakan penyebab penyakit.
2. Yang menyangkut lingkungan (environment).

Jadi, hygiene adalah suatu kegiatan yang mempelajari ilmu kesehatan, yang dilakukan
dengan cara memelihara dan melindungi kesehatan yang menyangkut perseorangan atau
lingkungan masyarakat.

Ruang Lingkup Hygiene

Ruang lingkup hygiene meliputi kesehatan pribadi (personal hygiene), hygiene di


tempat kerja, dan hygiene makanan. Hygiene pribadi meliputi kebersihan tubuh,
kebersihan pakaian, dan kesegaran jasmani. Hygiene di tempat kerja meliputi area kerja
yaitu, pada area dapur, peralatan dapur, perabotan dapur, dan fasilitas-fasilitas dapur,
perhotelan dan juga kebersihan pakaian. pembersihan alat-alat sebelum dan sesudah
digunakan. Hygiene makanan dapat berupa cara pembersihan dan pengolahan bahan
makanan sebelum diolah menjadi makanan yang siap disantap atau dinikmati.
Manfaat Hygiene

Manfaat Hygiene di tempat kerja :

1. Hidup lebih disiplin dalam kerja dan hasil.


2. Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
3. Hidup sehat dan lebih percaya diri.
4. Hidup penuh arti untuk orang lain.
5. Membuat nyaman dan aman.

Personal Hygiene dan Environment

Personal Hygiene adalah faktor yang sangat penting karena diri kita merupakan
penghantar vector penyakit dan dalam makanan merupakan penyebab penyakit.
Kebersihan diri adalah masalah serius dan harus menjadi perhatian bagi setiap orang yang
bekerja di bidang busana, kecantikan, boga, dan perhotelan. Karena ini menyangkut
keselamatan di tempat kerja.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kebersihan dan penampilan pribadi adalah :

 Mandi setiap hari.


 Gunakan pakaian yang bersih dan rapi.
 Memiliki rambut yang bersih dan rapi.
 Tidak memakai perhiasan yang berlebihan.
 Cucilah tangan anda selalu.
 Memiliki gigi yang bersih dan pastikan dalam kondisi yang sehat.
 Memelihara kebersihan kaki.
 Pakaian seragam/pakaian kerja yang lengkap yang.
 Rias wajah yang tidak berlebihan.
 Memiliki kuku yang bersih dan pendek tanpa cat kuku.

Upaya pemeliharaan personal hygiene didukung dengan kebersihan environment :

1. Kamar mandi dan toilet yang bersih, tersedia sabun cair dan cukup air.
2. Tempat mencuci tangan atau washbasin yang bersih.
3. Rumah yang bersih.
4. Taman yang tertata rapi.

B. Contoh penerapan hygiene


Mencuci tangan merupakan contoh penerapan hygiene karena dengan mencuci tangan
kita bisa terhindar dari bakteri.

Berikut cara mencuci tangan yang benar :

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan dengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih.

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.


5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar,


kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang
mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.

7 langkah mencuci tangan di atas umumnya membutuhkan waktu 15 – 20 menit. Pentingnya


mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun adalah agar kebersihan terjaga
secara keseluruhan serta mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan ke tubuh
anda.
Konsep Sanitasi

A. Pengertian Sanitasi

Ada banyak sumber yang berbicara tentang pengertian sanitasi, antara lain :

 Suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha


kesehatan lingkungan hidup manusia.
 Upaya menjaga higienes (sehat) dan bebaspencemaran yang diakibatkan oleh,
serangga, atau binatang lainnya.
 Cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat (menurut Dr. Azrul Azwar, M.Ph).
 Prevention od diseases by eliminathing or controling the environmental factor which
from links in the chain of transmission (menurut Ehler & Steel).
 Cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh
terhadap lingkungan (menurut Hopkins).

Dari beberapa pengertian sanitasi disimbulkan bahwa, sanitasi adalah suatu usaha
pencegahan penyakit (preventatif) yang menitik beratkan kegiatannya kepada usaha-
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan
lingkungan Nomor 23 Tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan
diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan
melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap
bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologi termasuk
perubahan perilaku.

Kualitas lingkungan yang sehat yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari
resikomembahayakan kesehatan dan keselamatan hidup, melalui pemukiman antara
perkantoran dan kawasan industry atau sejenisnya.

Ruang lingkup sanitasi

Ruang lingkup kegiatan sanitasi meliputi aspek berikut :

 Penyediaan air bersih/air minum (water supply).


 Pengolahan sampah (refuse diposal).
 Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation).
 Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent control).
 Kesehatan dan keselamatan kerja.
Manfaat Sanitasi

Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan,
diantaranya adalah :

a. Mencegah penyakit menular.


b. Mencegah kecelakaan.
c. Menncegah timbulnya bau yang tidak sedap.
d. Menghindari pencemaran lingkungan.
e. Mengurangi jumlah (presentase) sakit.
f. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.

B. Bahan kimia pembersih dan bahan saniter

Gambar 8 Bahan Kimia Pembersih Gambar 9 Bahan Kimia Saniter

Bahan saniter adalah bahan kimia yang digunakan untuk merusak atau menghambat
pertumbuhan bakteri yang terdapat pada piring, panci, wajan dadar, meja, lantai dan
semua permukaan peralatan makan yang kontak dengan makanan dan minuman.
Sedangkan bahan kimia pembersih adalah bahan kimia yang digunakan untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan, kotoran debu, bahan-bahan asing atau bahan pengotor
lainnya.

Untuk melakukan pembersihan dan pensanitasian perlu memilih bahan pembersih dan
bahan saniter yang cocok digunakan sesuai dengan fungsi dan aspek efisiensinya.
Sehingga terdapat jenis-jenis bahan pembersih dan bahan saniter yaitu :

 Bahan pembersih kimia :


a. Sabun
b. Pengkilap
c. Abrasif
d. Detergent
e. Pelarut
f. Asam
g. Alkali
h. Enzym

 Jenis-jenis bahan saniter

Sanitasi bahan sangat diperlukan bahan untuk mematikan bakteri. Dalam proses
pembersihan peralatan, bahan saniter diperlukan agar bersih secara mikrobiologi dapat
dicapai.

Bahan saniter terbagi atas 3 kelompok besar, yaitu :

a) Thermal Sanitizing
Metode sanitasi dengan menggunakan suhutinggi. Bahan saniter yang digunakan
untuk melakukan thermal sanitizing adalah uap air dan air panas.
b) Radiation Sanitizing
Metode sanitasi ini dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet atau gamma
dengan panjang gelombang 2500 A. Dengan panjang gelombang tersebut
mikroorganisme dapat dimatikan.
c) Chemical Sanitizing
Berbagai bahan kimia digunakan untuk sanitasi. Setiap bahan kimia memiliki
komposisi kimia dan aktifitas tertentu. Umumnya lebih pekat konsentrasi bahan
sanitasi maka lebih efektif cara kerjanya.

Sifat-sifat bahan saniter yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan saniter
yang akan digunakan antara lain :

a. Tidak beracun dan tidak mengiritasi


b. Memiliki spektrum aktifitas yang luas
c. Efektif dalam merusak mikroorganisme pathogen dan sporanya
d. Larut dalam air
e. Stabil
f. Mudah digunakan
g. Siap pakai
h. Murah

Contoh penerapan sanitasi.

1. Membuang sampah pada tempatnya.


2. Pembuatan fasilitas air yang bagus.
3. Merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
4. Dibuatnya selokan untuk pembuangan limbah rumah tangga.

Hubungan Hygiene dan Sanitasi

Hygiene dan Sanitasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Dimana hygiene
dan sanitasi merupakan ilmu yang menyangkut kesehatan dan kebersihan lingkungan agar
dapat hidup sehat dimanapun kita berada (keluarga, masyarakat). Usaha kesehatan
masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia,
upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh kesehatan lingkungan, serta
membuat lingkungan dapat terpelihara kesehatannya. Misalnya hygiene merupakan upaya
kesehatan yang menitik beratkan pada individu atau pribadi, sedangkan sanitasi
merupakan upaya kebersihan yang menitik beratkan pada lingkungan. Ini membuktikan
kalau kita bisa menerapkan konsep hygiene yaitu menjaga kesehatan diri maka otomatis
konsep dari santasi akan ikut terlaksanakan. Tujuan hygiene dan sanitasi adalah untuk
mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta yang mengganggu kesehatan lain
sebagai akibat adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup.
BAB II

RESUME III

Pengertian dan Jenis-jenis Sampah

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Secara umum sampah adalah
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga. Sampah juga bisa diartikan
sebagai suatu bahan yang terbuang atau di buang dari hasil yng di lakukan oleh aktiviatas
manusia, maupun itu dari proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.sampah
dapat di simpulkan yaitu sebagai bahan yang berasal dari sisa sisa dari kehidupan sehari
hari yang di timbulkan oleh masyarakat.

Sampah sendiri memiliki banyak jenis, ada sampah yang berdasarkan sifatnya,
berdasarkan sumbernya, dan berdasarkan bentuknya.

1. Sampah berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua, yakni :


a. Sampah Organik :
Sampah Organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup
(tumbuhan dan hewan) yang di ambil dari alam dan di hasilkan dari
kegiatan pertanian, perikanan ataupun yang lainnya. Karena berasal dari
tumbuhan dan hewan maka sampah organik ini mudah sekali terurai dan
membusuk. Contoh sampah organik adalah sisa makanan, daun, kotoran
manusia, kayu, dankertas (baik kertas koran, HVS, maupun karton).
b. Sampah Anorganik :
Sampah Anorganik adalah sampah yang di hasilkan dari bahan bahan
non hayati baik itu berupa produk sintetik maupun hasil proses teknology
pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam. Sampah anorganik
adalah sampah yang sulit untuk terurai dan membusuk. Karena tidak berasal
dari bahan yang mudah terurai oleh bakteri. Namun, sampah jenis ini dapat
didaur ulang lagi menjadi produk baru. Contoh sampah anorganik adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol, gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas (baik kertas koran, HVS, maupun karton).
Berdasarkan asalnya kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik.
Tetapi karena kertas, karton, dan koran dapat di daur ulang seperti sampah
anorganik lain(misalnya gelas,kaleng, dan pelastik), maka di masukkan
kedalam kelompok sampah anorganik.

2. Sampah berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tujuh, yakni :


a. Sampah Alam :
Sampah alam adalah sampah yang berasal dari alam yang
diintegrasikan melalui daurulang alami. Contohnya adalah daun-daun
kering di hutan yang ada terurai menjadi tanah.

b. Sampah Manusia :
Sampah manusia adalah sampah yang berasal dari pencernaan manusia,
seperti feses dan urin.
c. Sampah Rumah Tangga :
Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga, seperti sisa makanan, plastik dan kertas.
d. Sampah Konsumsi :
Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses
penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
e. Sampah Perkantoran :
Sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat
perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan logam.
f. Sampah Industri :
Sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah
umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
g. Sampah Nuklir :
Sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan
juga manusia.

3. Sampah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua, yakni :


a. Sampah Padat :
Sampah Padat adalah sampah yang berwujud padat, atau sampah selain
feses, urin dan sampah cairan.
b. Sampah Cair :
Sampah Cair adalah bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Dampak Sampah Bagi Kehidupan.

Sampah yang terus menumpuk dan dibiarkan begitu saja tanpa adanya penanganan
yang tepat akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Kita sudah menyadari bahwa
pencemaran lingkungan ini sangat berbahaya bagi kehidupan kita. Adapun dampak
sampah bagi kehidupan, sebagai berikut :

1. Dampak bagi kesehatan :

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang baik atau memadai dapat menjadi tempat
perkembangbiakan beberpa organisme yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Potensi bahaya bagi kesehatan yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
1. Penyakit diare, kolera, tifus, dan demam berdarah adalah beberapa
penyakit yang dapat menyebar cepat akibat dari kurangnya baiknya
pengelolaan sampah .
2. Penyakit jamur kulit juga dengan mudah dapat menyebar ditempat
yang pengelolaan sampahnya kurang baik.
3. Ada juga penyakit yang menyebar melalui rantai makanan, yakni
penyakit cacing pita. Penyakit ini dapat menyebar karena telur cacing
pita ini menempel disampah sisa makanan yang dimakan oleh hewan
ternak.

2. Dampak terhadap Lingkungan:


Tak hanya berdampak bagi kesehatan saja sampah yang kurang baik
dalam pengelolaannya juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Adapun
dampak yang terjadi sebagai berikut :
 Pencemaran Udara :
Dampak yang pertama bagi lingkungan adalah pencemaran udara,
karena sampah yang menumpuk dan didiamkan tanpa adanya
pengelolaan lebih lanjut akan menghasilkan bau tak sedap dan akan
mengganggu lingkungan sekitarnya. Hal ini tentu membuat
masyarakat yang tinggal disekitarnya tidak nyaman. Selain itu
pembakaran sampah seringkali terjadi pada lokasi pengumpulan
sampah terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga
menyebabkan kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat
potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini
juga sangat berbahaya apabila terjadi terus menerus karena bisa
mengakibatkan penyakit saluran pernapasan.
 Pencemaran Air :
Dampak kedua bagi lingkungan akibat pengelolaan yang kurang
baik adalah pencemaran air. Kadang banyak dari kita yang suka buang
sampah sembarangan ke saluran air, tak hanya sampah rumah tangga
saja, banyak juga pabrik-pabrik industri yang suka membuang sisa-
sisa produksi mereka ke saluran air baik itu sungai, laut, maupun got.
Tentu hal ini dapat mencemari air yang ada, air menjadi bau, keruh
bahkan sampai hitam, dan dapat merusak ekosistem yang ada pada
sungai dan laut.
 Pencemaran Tanah :
Dampak ketiga bagi lingkungan akibat pengelolaan yang kurang
baik adalah pencemaran tanah.Pembuangan sampah yang tidak
dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang
dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat
mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan
mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Tanah
yang tercemar akan menjadi kering, berbau dan tidak subur.
 Gangguan Estetika :
Dampak yang terakhir bagi lingkungan akibat pengelolaan yang
kurang baik adalah gangguan estetika. Lahan yang terisi sampah
secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk
sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat
terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan
sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di
sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan
sampah yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan
lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari kendaraan
pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan
penutup yang memadai.

3. Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi :

Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya
pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya.
Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap menentang dari masyarakat dan
munculnya keresahan. Sikap menentang ini secara rasional akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka,
sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil
langkah-langkah aktif untuk menghindarinya. Adapun contoh dari dampak ini
adalah sebagai berikut :

 Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Karena sampah


yang menumpuk akan membuat kesan kumuh, jorok dan tak terawat
membuat para wisatawan enggan untuk berkunjung dan bisa saja ini
menjadi salah satu alasan berkurangnya jumlah wisatawan yang
berpengaruh kepada kepariwisataan dan ekonomi.
 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti
jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Karena pada saat banjir
sampah padat yang dibuang bisa saja merusak jalan, jembatan dan
lain-lain karena terbentur dengan sampah padat yang terbawa arus.
Cara Mengatasi Sampah

Sampah merupakan salah satu permasalahan atau faktor terbesar di negara ini. Di
sungai, di jalan,bahkan di dalam rumahpun bisa kita temui sampah. Sampah berasal dari
buangan atau limbah pabrik dan limbah rumah tangga. Cara mengurangai sampah,
diantaranya dengan melakukan tindakan 5R yaitu:

1. Reduce(pengurangan) yaitu kegiatan untuk mengurangi pemakaian suatu barang


atau pola perilaku manusia yang dapat mengurangi produksi sampah, serta tidak
melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Contohnya: menggurangi penggunaan
barang barang yang tidak bisa di daur ulang.
2. Reuse(penggunaan kembali ) yaitu kegiatan penggunaan kembali material atau
bahan yang masih layak pakai. Contohnya: menggunakan kembali botol bekas
yang masih layak untuk tempat minum,dll.
3. Recycle(mendaur ulang)yaitu kegiatan menggolah kembali dengan cara di daur
ulang. Pada prinsipnya kegiatan ini memanfaatkan barang bekas dengan cara
menggolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut, contohnya: mengolah
sampah organik untuk di jadikan pupuk kompos, memanfaatkan barang bekas
untuk di buat kerajinan.
4. Replace(penggantian) yaitu kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang
atau pemakai barang alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat di
gunakan kembali, contohnya: menggubah penggunaan kertas tissu dengan
menggunakan sapu tangan,dll
5. Replant(penanaman kembali) yaitu kegiatan penanaman kembali, sering juga
disebut reboisasi, contohnya:melakukan kegiatan reboisasi hutan mangrove untuk
mengurangi global warning.

Selain cara mengatasi masalah sampah dengan 5R, ada beberapa cara lagi untuk
menangani sampah yang berserakan dimana- mana yaitu :

1. Penimbunan Sampah yaitu penanganan sampah dengan cara menimbun sampah


di bawah tanah. Menimbun sampah ini bertujuan agar bisa mempercepat
penguraian dan mencegah timbulnya bau.
2. Pembakaran Sampah yaitu penanganan sampah dengan cara sampah dibakar
sampai habis dan musnah, bertujuan agar mengilangkan sampah sampah yang
berserakan, namun nantinya akan timbul permasalah baru yaitu pencemaran
udara.
3. Pengelompokan sampah yaitu sampah dikelompokkan atau di pisahkan sesuai
jenis sampah organik dan anorganik agar mudah di daur ulang.

Masyarakat yang sadar dan turut berpatisipasi dalam mengelola sampah merupakan
salah satu ciri untuk mewujudkan indikator smart people. Sayangnya sampah masih
betebaran di mana mana. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat dapat melakukan
dalam aktivitas sehari haridengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Pilah dan Buang Sampah pada Tempatnya


Membuang sampah di tempat sampah memang terlihat seperti hal yang
sepele, namun manfaatnya sangatlah besar untuk mengurangi pencemaran dan
membuat lingkungan bersih dan indah. Jangan lupa memilah sampah organik dan
anorganik sebelum di buang ke tong sampah masing masing, agar memudahkan
proses daur ulang
2. Habiskan Makanan
Sebenarnya, makanan adalah penyumbang sampah. Karena sampah yang di
timbulkan oleh makanan bisa mencapai kurang lebih 2,7 juta ton per tahun atau
54% total sampah yang di timbulkan. Maka dari itu habiskanlah makanan yang
kita masak atau beli. Apabila kelebihan makanan, kita bisa memberikanya pada
tetangga serta mereka yang membutuhkan.
3. Membawa kantong belanja dan alat makan sendiri
Dengan cara membawa kantong belanja dan alat makan sendiri dapat
mengurangi penggunaan plastik. Plastik sendiri merupakan material yang sangat
sulit terurai dan dapat mencemari kualitas air dan tanah. Oleh karena itu,
menggunakan toteng berbahan kain saat berbelanja atau membawa tumbler saat
bepergian dapat menurunkan jumlah sampah plastik yang beredar. Dan membawa
makanan sendiri dapat membiasakan gaya hidup sehat.
4. Donasikan barang -barang yang tidak terpakai
Barang yang tidak terpakai atau menumpuk di gudang atau di sudut sudut
rumah, dapat di donasikan barang- barang tersebut kepada orang lain, tindakan
tersebut dapat menggurangi jumlah sampah yang kita buang sekaligus dapat
membantu orang orang yang lebih membutuhkan.
5. Mendaur ulang dan membuat kompos dari sampah
Mendaur ulang sampah atau membuat kompos dapat di jadikan pilihan.
Sampah berbahan plastik seperti kemasan minuman sacset atau sedotan bisa
didaur ulang menjadi keranjang belanja atau berbagai kerajinan tangan lainya.
Sementara itu sampah organik bisa di jadikan kompos untuk menyuburkan
tanaman dan bungga.
BAB III

RESUME IV

Pengertian insect

Insect adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum arthropoda yang memiliki
exoskeleton berkitin , tubuh yang terbagi tiga bagian (kepala, thorax, dan abdomen),
tiga pasang kaki yang pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan sepasang antena.
Insect berasal dari bahasa Latin, Insectum yang berarti terpotong menjadi bagian -
bagian. Dalam bahasa Indonesia, Insecta atau insekta disebut sebagai serangga.
Ukuran tubuh serangga yang beragam, yaitu dengan panjang 2-40 mm. Serangga ada
yang berukuran mikroskopis dan ada juga yang memiliki ukuran panjang sekitar 260
mm, seperti Phobaeticus serratipes. Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu
kepala (kaput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Toraks terdiri atas tiga segmen
(ruas) dan pada setiap ruas terdapat sepasang kaki jalan sehingga kaki serangga
berjumlah tiga pasang atau enam buah. Abdomen terdiri dari 11 ruas, dari beberapa
ruas bersatu sehingga menjadi kurang 11 ruas.

Ciri-Ciri Insect

Insect atau serangga memiliki ciri-ciri se bagaimana mahluk yang lain memiliki ciri-ciri
begitu juga dengan insect atau serangga, ciri-ciri ini pula yang dapat membedakannya dengan
makhluk lainnya, adapun ciri-ciri umum serangga antara lain sebagai berikut:

1. Tubuh dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada, dan perut


2. Pada kepala terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal
(ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba
3. Alat mulut difungsikan untuk mengunyah, mengigit, menjilat dan mengisap
4. Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya
5. Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan
(maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
6. Dada (thorax) terdiri dari tiga ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan
metathorax. Pada segmen terdapat sepasang kaki.
7. Setiap mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada juga
yang tidak memiliki sayap
8. Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus,
rektum, dan anus
9. Sistem pernapasan dengan sistem trakhea
10. Sistem saraf tangga tali
11. Pada umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari
telur sampai dewasa
12. Tempat hidup di air tawar dan darat
13. Sistem peredaran darah terbuka
14. Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal
15. Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada
belalang betina, bagian belakang perut terdapat telurnya pendengaran atau
membram Tympanum.
Peranan Insect Dalam Kehidupan ada insect yang menguntungkan dan ada yang merugikan
berikut insect yang menguntungkan :

1. Insect terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangant mbantu para petani karena
dapat membantu dalam proses penyerbukan.
2. Di bidangin idustri, kupu-kupu, dapat menghasilkan ulat sutra dalam proses
pembentukan kepopompong terlebih dahulu
3. Dapat menghasilkan sebuah madu, misalnya lebah madu
4. Rantai makanan yang amatpenting bagi kehidupan
5. Bagi sebagaian kalangan serangga-serangga tertentu dapat dikonsumsi dan
dapatmemberikan asupangizi yang baik bagi tubuh seperti Laron, larva lebah, dan
belalang

Insect yang merugikan

1. menularkan beberapa bibit penyakit seperti kecoak, lalat, dan kolera.

2. merusak tananman budi daya tanaman seperti kumbang kelapa, ulat, dan belalang.

3. serangga banyak yang hidup dengan parasit pada ternak maupun ikan, contohnya adalah
kutu, belatung.

4. parasit pada manusia (menghisap darah) seperti nyamuk, kutu busuk, dan kutu kepala.
BAB IV

RESUME V

Pengertian Hygiene dan Sanitasi Personal

Sebelum membahas tentang hygiene dan santasi personal ,sebaiknya terlebih dahulu , kita harus
mengetahui apa pengertian dari sanitasi . sanitasi adalah sautu usaha pencegahan penyakit
(preventif) yang menitik beratkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia.Sedangkan hygiene berasal dariBahasa Yunani yang artinya ilmu untuk
membentuk dan menjaga kesehatan. Jadi, hygiene sanitasi merupakan suatu pencegahan
penyakit yang menitik beratkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta
lingkungan tempat tinggal.
Dari penjelasandiatasmaka ada pendapat dari beberapa tokoh diantaranya:
1. Menurut Wartonah (2003), personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan untu memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2. Menurut Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tudak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.

Dari beberapa pendapat di atas maka kitabiastahubahwapengertianhygiene dan


sanitasipersonal
adalahcarauntukmemeliharadiridariseseoranguntukmemeliharakesehatanseseorangterhind
ardaripenyakitbaikdiluarlingkungansekitarmaupundidalamlingkungantempattinggal untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Higiene dan sanitasi personal mencangkup 3 hal, yaitu :
1. Kebersihan tubuh
2. Kebersihan pakaian
3. Kesehatan jasmani
Tujuan Hygiene dan Sanitasi Personal.
Adapuntujuanhygiene sanitasi personalyaitu:
A. Memelihara kebersihan dan kesehatan fisik.
Yang dimaksud dengankebersihandan kesehata fisikyaitu badan bebas dari
penyakit dan dalam keadaan bersih. Seseorang yang memiliki keadaan yang sehat
lebih beruntung dibandingkan seseorang yang sakit-sakitan dan kotor, karena orang
yang sehat dapat mengikuti semua aktifitas di dalam lingkungan masyarakat. Yang
mencakup kebersihan dan kesehatan fisik antara lain :
1. Menghilangkankringatdanminyak yang menumpukpadakulit.
2. Menghilangkanbaubadan yang berlebihan.
3. Menjagakesehatanjasmanidanproduktivitaskerja.
C. Memelihara kebersihan dan kesehatan psikis.
Yang dimaksud dengan kebersihan dan kesehatan psikis ialah kemampuan
seseorang menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan perkembangan, baik tuntutan
dalam diri sendiri ataupun dari luar dirinya sendiri seperti menyesuaikan diri dengan
lingkungan rumah, tempat kerja dan masyarakat serta teman sebaya. Seseorang yang
memiliki kesehatan psikis akan dapat menjalani segala aktifitas atau pekerjaan dengan
baik sehingga bertujuan untuk :
1. Meningkatkanpercayadiriseseorang.
2. Menciptakankeindahan.
Faktor yang Mempengaruhi Personal hygiene.
1. Citra tubuh (body image)
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi penampilan setiap individu.
Citra tubuh dapat berubah karena operasi, pembedahan atau penyakit kulit lainnya
sehingga membutuhkan usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene karena citra tubuh
tubuh mempengaruhi bagaimana cara mempertahankan hygiene tersebut. Jadi body
image seseorang mempengaruhi personal hygiene karena adanya perubahan fisik yang
membuat individu tidak peduli dengan kebersihannya.

2. Praktik sosial
Kelompok - kelompok sosial seseorang dapat mempengaruhi bagaimana orang
tersebut dalam menerapkan personal hygiene. Misalnya pada anak-anak yang sering
di manja akan kebersihan dirinya maka itu dapat merubah personal hygiene anak
tersebut, bisa jadi akhirnya lebih malas untuk menjaga kebersihan diri. Namun jika
personal hygiene pada anak sudah di terapkan dan dipraktikkan dengan bagus maka
kebiasaan dari anak itu juga akan bagus terhadap personal hygiene.
3. Status sosial ekonomi
Menurut friedman (1998) dan pratiwi (2008) bahwa pendapatan keluarga dapat
mempengaruhi dalam penyediaan fasilitas dan kebutuhan untuk menunjang hidup dan
kelangsungan hidup keluarga. Oleh karena itu sumber daya ekonomi seseorang
mempengaruhi dalam peningkatan personal hygiene seseorang. Untuk menerapkan
personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana seperti kamar mandi,
peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup misalnya sabun, sikat gigi,
pasta gigi, sampo, dan lain-lain.
4. Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi dalam peningkatan personal hygine
dan praktiknya. Namun pengetahuan saja belum cukup karena setiap orang juga harus
ada kemauan atau motivasi untuk menerapkannya dalam kehidupan. Karena apabila
seseorang memiliki pengetahuan akan personal hygiene maka dia akan selalu menjaga
dirinya agar terhindar dari segala bentuk penyakit. Misalnya pada penderita diabetes
mellitus dia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
5. Kebudayaan.
Setiap orang memiliki budaya yang berbeda sehingga praktik perawatan personal
hygienenya juga berbeda. Misalnya pada orang yang sedang sakit dianjurkan untuk
tidak mandi.

6. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang.


Seseorang yang sedang sakit atau selesai operasi biasanya memiliki kondisi fisik
yang kurang vit untuk melakukan praktik personal hygiene sehingga akan
membutuhkan bantuan dari orang lain. Misalnya pada orang yang sakit dan
menggunakan gips pada tangannya akan membutuhkan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan mandi yang lengkap. Namun jika pada orang yang menderita sakit jantung,
paru-paru yang cukup parah dan tidak mampu dalam kondisi fisiknya maka tidak
perlu menerapkan personal hygiene total.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan penampilan pribadi anda
adalah:
1. Mandi setiap hari.
Mandi setiap hari memang harus dilakukan karena, seorang pekerja pasti
mengalami rasa lelah dan mengakibatkan timbulnya keringat ditubuh. Hal ini
tentunya akan terasa tidak nyaman dan membuat badan khususnya ketiak akan bau
akibat tubuh mendapatkan sinar matahari terus atau uap panas pada saat bekerja. Jika
tidak dibersihkan dengan mandi maka badan menjadi sarang penyakit yang nantinya
juga berakibat pada makanan atau produk yang dihasilkan sehingga kualitasnya
menjadi terganggu. Oleh karena itu mandi setiap hari harus dilakukan ketika kita
merasa sangat kotor dan berkeringat setidaknya dua kali sehari untuk menghindari
bau badandan penyakit.
2. Selalu mencuci tangan.
Kita tidak pernah taua pakah tangan sudah dalam keadaan bersih atau tidak.
Karena tangan yang bersih belum tentu sehat jadi mencuci tangan harus selalu
dilakukan pada saat sebelum mulai bekerja, setelah istirahat, setelah ke toilet, setelah
memegang setiap barang yang terkena tanah atau debu, dan setelah bekerja,cuci
tangan dengan sabun dan air hangat apabila dalam keadaan berkeringat.
Berikut adalah contoh 6 cara mencuci tangan yang baik menurut standar WHO.

Gambar 1. Tata cara mecuci tangan yang benar menurut WHO.

1. Tuang cairan handscrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkanujungjariketelapaktangankemudiangosokperlahan.

3. Memelihara kaki.
Kaki adalah salah satu bagian tubuh yang sangat penting dalam melakukan
pekerjaan. Oleh karena itu kebersihan kaki juga harus dipelihara dan dijaga lebih
tepatnya pada kenyamanan dalam memakai sepatu, sepatu yang digunakan harus
nyaman, tidak membuat orang yang memakainya tergelincir atau jatuh. Ini adalah
contoh sepatu yang biasa digunakan pada saat bekerja.

4. Penataan rambut bersih dan rapi.


Bagi yang memiliki rambut panjang sebaiknya diikat kebelakang atau memaka
itopi. Karena apabila rambut panjang di urai maka dapat mengganggu saat
pekerjaan, misalnya terjepit pada furniture yang sedang di bersihkan atau
kejadian-kejadian lain yang tidak mengenakkan.

Personal
hygiene berkaitan erat dengan kebudayaan masyarakat suatu daerah seperti kebudayaan kita
sebagai orang Indonesia yaitu melakukan jabat tangan. Sebenarnya tidakada yang salah dalam
kebudayaan dan kebiasaan tersebut karena memang kita memiliki cirikhas seperti itu jika
bertemu dengan orang lain. Lantas bagaimana menyikapinya?.
Cara kita menyikapinya yaitu bila kita akan berjabat tangan usahakan telapak tangan kita
tidak bersentuhan langsung dengan telapak tangan orang lain. Jika diharuskan telah
berjabat tangan dengan bersentuhan langsung maka pakailah cairan pembersih tangan, hal
tersebut dapat mengurangi resiko terjangkit penyakit dari orang lain. Atau kita juga bisa
langsung mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir untuk lebih
memastikan bahwa tangan kita bersih. Karna kita tidak pernah tau bahwa kuman telah
banyak di telapak tangan.
BAB V

RESUME VI

Pengertian dan ciri – ciri dapur hotel

Dapur hotel merupakan salah satu bagian hotel yang tugas utamanya adalah mengolah
makanan atau memproduksi makanan. Dapur hotel memegang peranan yang tidak kalah
penting dengan bagian-bagian lain yang ada di hotel. Dapur hotel dibagi menjadi beberapa
sub bagian yang mempunyai fungsi dan tugas sesuai dengan jenis makanan yang harus
disiapkan, seperti soup,vegetable,sauce,pastry,pantry dan butcher. Dalam mengolah
makanan,seorang karyawan dapur atau juru masak harus mengerti tentang kesehatan dan
kebersihan,pengetahuan memasak,standar resep,standar pelayanan penggunaan alat dapur dan
hal lain tentang makanan. Dengan produksi makanan yang baik maka tamu akan tetap
berlangganan pada hotel itu.

Dapur hotel memiliki ciri ciri sebagai berikut :

1. terpisah dari ruang yang lain dan tidak berhubungan dengan alam bebas
2. lantai dapur dibuat dari bahan yang kedap air dan tidak licin
3. tembok dapur dilapisi dengan bahan yang kedap air
4. plafon dapur dibuat dengan warna yang cerah penerangan dapur harus
baik. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan memperhatikan kebersihan
dan keamanan penyajian makanan kepada tamu

Cara menjaga hygiene dan sanitasi pada dapur hotel

1. Langkah pertama yaitu membersihkan kompor, Sumbu kompor gas dan


listrik Anda harus sesekali dibersihkan. Sumbu kompor gas bisa dicuci
dengan tangan menggunakan air hangat campur sabun. Jika sumbu kompor
Anda tipe yang bisa dibersihkan dengan mesin pencuci piring, bersihkan
dulu sisa-sisa makanan yang mungkin tersangkut, kemudian masukkan ke
dalam mesin. Sumbu kompor listrik bisa dibersihkan dengan spons yang
lembab. Tatakan panci kompor Anda dibersihkan sesuai jenisnya. Jika
tatakan panci kompor Anda terbuat dari besi dan tidak dilapisi enamel,
bersihkanlah dengan sabut aluminium. Sebaliknya, jika dilapisi enamel,
gunakan spons yang lembut.
2. Membersihkan Seka permukaan kompor. Anda bisa menggunakan spons
dan sabun atau tisu basah untuk membersihkan noda. Jika ada tumpahan
lemak atau minyak di permukaan kompor Anda, bersihkan segera, karena
tumpahan jenis itu akan lebih sulit dibersihkan ketika sudah mengeras.

3. Lepas dan bersihkan kenop kompor. Basuh di wastafel dengan air hangat
dan sabun pencuci piring yang lembut. Hindari menggunakan sabun yang
mengandung amonia atau bahan abrasif karena akan merusak garis
petunjuk di knop.
4.Setelah kompor lalu bersihkan oven Lepaskan panggangan dari oven. Isi
sebuah ember atau bak mandi dengan air hangat campur sabun dan rendam
panggangan selama beberapa jam. Dengan begini, benda dan noda apapun
yang menempel di panggangan akan lebih mudah dibersihkan. Gunakan
sabut aluminium untuk membersihkan panggangan

5. Bersihkan freezer. Pertama-tama lepaskan aliran listrik ke kulkas.


Kemudian, keluarkan benda-benda beku. Campurkan segelas air, sesendok
teh sabun pencuci piring, dan sesendok teh cuka putih. Kemudian, kocok
campuran ini. Jika ada botol penyemprot yang tidak terpakai, tuangkan
campuran ini ke dalam botol penyemprot, sehingga Anda tinggal
menyemprot freezer Anda, pastikan seluruh bagian freezer terkena cairan
pembersih. Jika tidak punya botol penyemprot, basahi selembar kain lap
atau spons dengan campuran pembersih, kemudian seka seluruh
permukaan. Setelah Anda menyemprot atau menyeka permukaan freezer,
keringkan dengan tisu. Colok kembali sambungan listrik kulkas Anda dan
kembalikan barang-barang beku ke tempatnya masing-masing.

6. Bersihkan lemari. Baik isinya makanan, peralatan dapur, atau bahkan


simpanan permen rahasia, lemari Anda harus sesekali dibersihkan. Buang
barang-barang yang sudah kedaluwarsa dan seka lemari Anda dengan kain
lap yang dibasahi air sabun untuk menghilangkan debu dan remah-remah
makanan.
7. Bersihkan dasar wastafel dan area di sekitar wastafel. Untuk menghindari
tumbuhnya jamur dan air yang membekas, bersihkan dasar wastafel
dengan air hangat campur sabun dan sebuah spons. Bilas juga sisi-sisi
wastafel. Bersihkan bekas air dari sekeliling wastafel. Bersihkan bagian
sekitar keran. , gunakan sikat gigi yang dicelup dalam air hangat campur
sabun. Hilangkan bekas air yang tersisa dengan sebuah kain lap kering.

8. Bersihkan oven microwave. Gunakan air hangat campur sabun dan spons
untuk membersihkan cipratan makanan di dalam oven microwave Anda.
Untuk noda yang sangat sulit dibersihkan, campurkan dua sendok makan
soda kue dan satu liter air. Bilas dengan air bersih, lalu keringkan dengan
kain lap.
9. Sapu lantai dan mengepel lantai

Sebelum Anda membersihkan lantai dengan teliti, sapu dulu debu,


remah-remah, dan sampah yang mungkin ada di lantai. Lalu gunakan pel
dan ember untuk membersihkan lantai Anda

10. Setelah semua bersih masukkan semua barang ketempatnya lalu Keluarkan
semua sampah. Terakhir, keluarkan sampah. Ini harus dilakukan terakhir
karena ketika Anda membersihkan, Anda pasti akan menemukan barang-
barang yang ingin Anda buang. Cuci tempat sampah Anda dengan air dan
sabun. Ganti plastik sampah Anda dengan yang baru.
Persyaratan hygiene dan sanitasi pada dapur hotel

1. Lokasi
Lokasi dapur harus jauh dan terhindar dari pencemaran yang
diakibatkan antara lain oleh bahan pencemar seperti banjir, udara (debu, asap,
serbuk, bau), bahan padat (sampah, serangga, tikus) dan sebagainya.
Bangunan harus dibuat dengan cara yang terlindung dari sumber pencemar
seperti tempat pembuangan sampah umum, WC umum, pengolahan limbah
dan sumber pencemar lainnya yang diduga dapat mencemari hasil produksi
makanan. Pengertian jauh dari sumber pencemaran adalah sangat relatif
tergantung kepada arah pencemaran yang mungkin terjadi seperti arah angin
dan aliran air. Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai
batas kemampuan terbang lalat rumah atau mempunyai dinding pemisah yang
sempurna walaupun jaraknya berdekatan.
2. Konstruksi
Secara umum konstruksi dan rancang bangun harus aman dan
memenuhi peraturan perundang-undangan tentang Keselamatan dan
Keamanan yang berlaku, seperti memenuhi undang-undang gangguan (Hinder
Ordoonantie) dan sesuai dengan peruntukan wilayahnya (Rancangan Umum
Tata Ruang), Pedoman Konstruksi Bangunan Umum, Pedoman Plumbing
Indonesia dan lain-lain. Konstruksi bangunan dapur harus kuat, aman dan
terpelihara sehingga mencegah terjadinya kecelakaan dan pencemaran.
Konstruksi tidak boleh retak, lapuk, tidak utuh, kumuh atau mudah terjadi
kebakaran. Selain kuat konstruksi juga harus selalu dalam keadaan bersih
secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa atau bekas yang ditempatkan
secara tidak teratur.
3. Halaman
Halaman dapur diberi papan nama perusahaan yang mencantumkan
nomor pendaftaran/Laik hygiene sanitasi makanan di tempat yang mudah
dilihat.Halaman harus selalu kering dan terpelihara kebersihannya, tidak
banyak serangga (lalat, kecoa) dan tikus serta tersedia tempat sampah yang
memenuhi syarat kesehatan, serta tidak terdapat tumpukan barang-barang
yang tidak teratur sehingga dapat menjadi tempat berkembang biaknya
serangga dan tikus. Saluran pembuangan air kotor di halaman (yang berasal
dari dapur dan kamar mandi) harus tertutup dan tidak menjadi tempat jalan
masuknya tikus ke dalam bangunan dapur . Oleh sebab itu pada setiap
lubang/saluran yang berhubungan dengan bagian dalam bangunan harus
dilengkapi dengan jeruji (screen) yang ukurannya tidak bisa dilalui oleh tikus.
Pembuangan air hujan harus lancar sehingga tidak menimbulkan genangan-
genangan air di permukaan tanah.
4. Tata ruang
Pembagian ruang untuk restoran dan rumah makan minimal terdiri dari
dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang karyawan dan ruang adminsitrasi.
Setiap ruangan mempunyai batas dinding untuk memisahkan ruangan yang
satu dengan lainnya dan dihubungkan dengan pintu. Ruangan harus ditata
dengan baik sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus
karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-barang lainnya
yang dapat mencemari makanan. Dan yang paling penting adalah ruang dan
barang-barang di tata sedemikian rupa agar mudah dibersihkan setiap hari.
Khusus ruang pengolahan makanan (dapur/jasaboga) harus diatur proses
pengolahan makanan seperti ban berjalan (berurutan yang teratur).
5. Lantai
Lantai dibuat sedemikian rupa sehingga selalu bersih, kering, tidak
mudah rusak, tidak lembab, tidak ada retakan atau celah tidak licin dan tahan
terhadap pembersihan yang berulang-ulang. Dibuat miring ke arah tertentu
dengan kelandaian yang cukup (1-2%) sehingga tidak terjadi genangan air,
serta mudah untuk dibersihkan. Untuk itu bahannya harus kuat, rata, kedap air
dan dipasang dengan rapi. Pertemuan antara lantai dengan dinding sebaiknya
dibuat conusdengan tujuan agar sisa-sisa kotoran mudah dibersihkan dan tidak
tertinggal/ menumpuk di sudut-sudut lantai.
6. Dinding
Permukaan dinding harus rata dan halus, berwarna terang dan tidak
lembab dan mudah dibersihkan. Untuk itu dibuat dari bahan yang kuat, kering,
tidak menyerap air, dipasang rata tanpa celah/retak. Dinding dapat dilapisi
plesteran atau porselen agar tidak mudah ditumbuhi oleh jamur atau kapang.
Keadaan dinding harus dipelihara agar tetap utuh, bersih dan tidak terdapat
debu, lawa-lawa atau kotoran lain yang berpotensi menyebabkan pencemaran
pada makanan. Permukaan dinding yang sering terkena percikan air misalnya
di tempat pencucian dan tempat peracikan dipasang porselin atau logam anti
karat setinggi 2 (dua) meter dari lantai. Tinggi 2 meter sebagai batas
jangkauan tangan dalam posisi berdiri, sehingga bilamana dinding pada
jangkauan tersebut dipasang porselin, dapat mudah dibersihkan.
7. Atap dan langit-langit
Atap dan langit-langit berfungsi sebagai penahan jatuhnya debu dan
kotoran lain, sehingga tidak mengotori makanan yang sedang diolah. Atap
tidak boleh bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang serangga dan tikus.
Langit-langit harus terpelihara dan selalu dalam keadaan bersih, bebas dari
retakan dan lubang-lubang dan tidak menjadi sarang serangga dan tikus.
Tinggi langit-langit minimal adalah 2,4 meter di atas lantai, makin tinggi
langit-langit, makin baik persyaratannya, karena jumlah oksigen ruangan
semakin banyak.
8. Pintu dan jendela
Pintu di ruangan memasak harus dapat ditutup sendiri (self closing)
dan membuka ke arah luar. Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana
makanan diolah harus dilengkapi dengan kawat kassa yang dapat dibuka dan
dipasang. Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat menutup
sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kawat kasa, tirai plastik,
pintu rangkap dan lain-lain. Setiap bagian bawah pintu sebaiknya dilapisi
logam setinggi 36 cm, untuk mencegah masuknya tikus. Jarak pintu dengan
lantai harus cukup rapat dan tidak lebih dari 5 mm.
a. Pintu dapur dibuat membuka kearah luar dengan maksud agar :
Mencegah masuknya lalat, karena pada saat pintu dibuka terjadi dorongan
angin sehingga lalat menjauh dari pintu. Sebaliknya kalau pintu membuka
ke dalam, pada saat pintu dibuka terjadi sedotan udara yang membantu
menarik lalat masuk ke dalam ruangan.
b. Untuk memudahkan penyelamatan diri pada waktu keadaan darurat seperti
kebakaran dan sebagainya. Pada waktu panik, pintu langsung terdorong
membuka ke arah luar.
Pintu menutup sendiri dapat dibuat dengan :
1. konstruksi pintu biasa atau kassa yang dilengkapi alat penutup sendiri
2. Pintu biasa dilengkapi dengan tirai plastik yang dapat ditembus tetapi
dapat juga menutup kembali. Gunanya adalah untuk mencegah lalat
masuk ke ruangan.
9. Pencahayaan
Intensitas pencahayaan disetiap ruang kerja harus cukup terang untuk
melakukan pekerjaan. Setiap ruangan kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci
peralatan dan tempat cuci tangan, internsitas pencahayaan sedikitnya 10 foot
candle pada titik 90 cm dari lantai. Pencahayaan harus tidak menyilaukan dan
tersebar merata, sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menempatkan beberapa
lampu dalam satu ruangan.Pencahayaan dapat diketahui dengan alat ukur lux
meter (foot candle meter). Untuk
10. Ventilasi/Penghawaan
Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi
dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman. Suhu nyaman berkisar
antara 28oC – 32oC. Sejauh mungkin ventilasi harus cukup untuk mencegah
udara ruangan tidak terlalu panas, mencegah terjadinya kondensasi uap air
atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit, dan membuang bau, asap
dan pencemaran lain dari ruangan. Ventilasi dapat diperoleh secara alamiah
dengan membuat lubang penghawaan yang cukup. Lubang penghawaan bisa
berupa lubang penghawaan tetap dan lubang penghawaan insidental (misalnya
jendela yang bisa dibuka dan ditutup). Jumlah lubang penghawaan minimal
10% dari luas lantai. Aliran ventilasi yang dipersyaratkan adalah minimal 15
kali per menit. Bila ventilasi alamiah tidak dapat memenuhi persyaratan maka
bisa dibuat ventilasi buatan berupa ventilasi mekanis, misalnya kipas angin,
exhauser fan, AC.
11. Ruangan Pengolahan Makanan
Luas ruangan dapur pengolahan makanan harus cukup untuk orang
bekerja dengan mudah dan efisien, mencegah kemungkinan kontaminasi
makanan dan memudahkan pembersihan. Ruang pengolahan makanan tidak
boleh berhubungan langsung dengan jamban, peturasan dan kamar mandi, dan
dibatasi dengan ruangan antara.Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan
sedikitnya 2 (dua) meter persegi untuk setiap orang pekerja. Contoh
perhitungan praktis dilapangan. Bila luas ruangan dapur 4 x 3 M2 = 12 M2
dan jumlah pekerja di dapur 6 orang, secara teori tersedia ruangan 12/6 = 2
M2/orang. Keadaan ini belum memenuhi syarat, karena kalau dihitung dengan
lantai untuk peralatan kerja di dapur, maka yang masih tersedia adalah 2–2
M2/or = 0 M2/or. Maka dengan luas dapur 12 M2, yang idealnya untuk
pekerja adalah untuk 12/4 = 3 M2/or, sehingga cukup untuk orang bekerja
12/3 = 4 orang pekerja saja.Dengan demikian berapa orang pekerja yang ideal
untuk dapur seluas 4 x 5 m2? (10, 8 atau 6 orang). Jawabannya adalah 6 –7
orang
12. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan
Terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen. Bak
pencucian peralatan sedikitnya terdiri dari 3 (tiga) bak pencuci yaitu untuk
merendam (Hushing), menyabun (washing) dan membilas (rinsing).Pencucian
bahan makanan yang tidak dimasak harus menggunakan larutan Kalium
Permanganat (PK) 0,02% satu sendok teh dalam satu ember ukuran 10 liter
atau disiram air mendidih (80oC) dalam beberapa detik atau menggunakan
larutan zat kaporit 50 ppm. Satu sendok makan dalam ember ukuran 10
liter.Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam
tempat yang terlindung dari kemungkinan pencemaran oleh serangga,tikus dan
hewan lainnya.Pertanyaan, berapa sendok makan PK dalam air sebanyak satu
ember ukuran 20 liter? (1, 2 atau 3 sendok) Jawabannya 1 sendok.
13. Tempat cuci tangan
Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci
peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran
pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.Jumlah tempat
cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan, sebagai berikut:1-10
orang : 1 buah, dengan tambahan 1 (satu) buah untuk setiap penambahan 10
orang atau kurang.Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan
pintu masuk, sehingga setiap orang yang masuk dapur pertama kali adalah
mencuci tangan.
Pertanyaan : bila karyawanya ada 25 orang, berapa tempat cuci tangan yang
harus ada? (1,2 atau 3) Jawabannya 2 buah.
14. Air bersih
Air bersih harus tersedia dengan cukup untuk seluruh kegiatan
pengelolaan makanan. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990. Air bersih secara fisik
adalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bebas kuman
penyakit. Untuk air biasa harus direbus terlebih dahulu sebelum digunakan.
15. Jamban dan peturasan
TPM harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat
kesehatan serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.
Jamban harus dibuat dengan leher angsa dan dilengkapi dengan air
penyiraman dan untuk pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi
tanda/tulisan pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan
dengan sabun sesudah menggunakan jamban.Jumlahnya harus memadai
seperti table berikut :
Perbandingan Jumlah Karyawan dengan banyaknya Jamban yang harus
tersedia Jumlah Karyawan Jumlah Jamban
1–10 orang 1 buah
11 – 25 orang 2 buah
26 – 50 orang 3 buah
Setiap penambahan 25 orang Penambahan 1 buah
Perbandingan Jumlah Karyawan dengan banyaknya Peturasan yang harus
tersedia
Jumlah Karyawan Jumlah Jamban
1 – 30 orang 1 buah
31 – 60 orang 2 buah
61 – 90 orang 3 buah
Setiap penambahan 30 orang Penambahan 1buah
16. Kamar mandi
TPM harus dilengkapi dengan kamar mandi dengan air kran mengalir
dan saluran air limbah yang memenuhi pedoman plumbing. Jamban kamar
mandi harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1-10
orang, dengan penambahan 1 (satu) buah untuk setiap 20 orang. Kamar mandi
dianjurkan tanpa bak mandi, tetapi menggunakan shower (pancuran).
Sehingga dapat mencegah pertumbuhan larva nyamuk penular penyakit. Kalau
ada kamar mandi harus dikuras seminggu sekali.
17.Tempat sampah
Tempat sampah untuk menampung sampah sementara dibuat dari
bahan yang kuat, kedap air dan tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan
memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan
jadi yang cepat membusuk. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan
dengan produksi sampah pada setiap kegiatan. Sampah harus sudah dibuang
dalam waktu 1 x 24 jam dari dapur. Kantong sampah yang telah penuh di
tempatkan di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut
sampah.
18. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan
Locker karyawan dibuat dari bahan yang kuat, aman, mudah
dibersihkan dan tertutup rapat. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
karyawan. Locker ditempatkan di ruangan yang terpisah dengan dapur dan
gudang. Locker untuk karyawan pria hendaknya terpisah dengan locker
karyawan wanita.Pembersihan dan Pemeliharaan Seluruh bangunan dan
ruangan dapur harus selalu terpelihara kebersihannya.Bila ada bagian yang
rusak atau tidak berfungsi harus segera diperbaiki atau diganti dengan yang
baik. Ruangan pengolahan makanan harus selalu bersih dan hygienis oleh
sebab itu harus ada upaya pembersihan ruangan secara teratur. Tujuan
pembersihan ruangan dan bangunan adalah agar ruang kerja layak pakai, yaitu
dalam arti bersih, estetis dan hygienis

Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan dapur


1. Spons dan Kain Lap

Spons digunakan untuk mencuci piring sekaligus mengelap berbagai


permukaan di dapur. Untuk mengelap meja dan permukaan benda-benda yang
ada di dapur lainnya, kain lap juga bisa digunakan untuk bagian atas kompor
yang kotor atau membersihkan tumpahan makanan di lantai.
2. Steel Wool

Bahan penggosok ini umumnya terbuat dari logam halus yang dapat
digunakan untuk mencuci panci atau peralatan dapur yang berkerak dan
gosong.

3. Sarung Tangan Karet

Benda ini dapat Anda pakai saat mencuci piring atau saat
mengaplikasikan cairan pembersih yang mengandung bahan kimia keras.
Umumnya, sarung tangan karet dipakai untuk melindungi tangan Anda dari
kontaminasi langsung dengan berbagai bahan pembersih dapur yang
digunakan.

4. Cairan Pembersih Serbaguna


Produk yang satu ini bisa digunakan untuk mencuci semua perabotan
yang ada di dapur, seperti meja, kursi, lemari, bagian luar kulkas, kabinet,
countertop dan sebagainya. Jadi pastikan Anda memiliki produk yang satu ini
di dapur.

5. Ember

Ember bisa digunakan untuk merendam peralatan dapur yang memiliki


noda membandel. Bisa juga digunakan untuk menampung air untuk mengepel
lantai.

6. Sapu/Vacuum Cleaner dan Kain Pel

Sapu maupun Vacuum Cleaner sangat penting ada di dapur untuk


menjaga dapur bebas dari debu dan kotoran lainnya. Setelah dibersihkan
dengan Vacuum Cleaner atau sapu, lanjutkan dengan mengepel lantai agar
bersih maksimal dan lantai dapur pun kembali mengkilap.

7. Botol Spray
Botol ini dibutuhkan untuk menjadi wadah bagi produk pembersih
homemade yang Anda buat sendiri, misalnya campuran cuka dan air, perasan
lemon dan sebagainya.

8. Produk Pembersih

Untuk membersihkan berbagai bagian dapur, Anda membutuhkan


banyak produk pembersih, seperti cairan pencuci piring yang mampu
menghilangkan noda lemak dengan cepat, membersihkan piring dan peralatan
masak Anda secara higienis dan mampu mengatasi bakteri.
BAB VI

RESUME VII

Pengertian Peralatan dapur dan kriterianya


Alat masak adalah alat alat yang digunakan saat proses pengolahan bahan makanan
dari bahan mentah sampai bahan tersebut akan dimasak, atau alat alat yang digunakan
untuk mengolah bahan makanan dan alat tersebut tidak digunakan diatas kompor.
Pesawat masak adalah alat alat yang digunakan untuk memasak bahan makanan yang
sudah dipersiapkan atau alat yang digunakan diatas kompor. Peralatan memasak adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengolah suatu bahan agar menjadi bahan jadi dan diap
digunakan atau dikonsumsi.

Peralatan yang telah digunakan harus segera dibersihkan dan disanitasi /didesinfeksi
untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan baik pada tahap persiapan,
pengolahan, penyimpanan sementara maupun penyajian. Diketahui bahwa peralatan
dapur seperti alat pemotong, papa pemotong, dan alat saji merupakan sumber kontaminasi
potensial bagi makanan. Frekuensi pencucian alat tergantung dari jenis alat yang di
gunakan, alat saji dan alat masak harus di cuci, di bilas dan disanitasi segera setelah
digunakan.

Selain itu ada beberapan kriteria yang harus ada dalam peralatan dapur sehingga
dapat memberikan kualitas yang baik terhadap bahan makanan yang akan dioalah
nantinya, beberapa kriteria tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Peralatan yang dipakai bisa berfungsi maksimal
2. Memberikan tingkat kematangan yang sempurna walaupun proses mesaknya dengan api
sedang
3. Tidak mempengaruhi kualitas makanan
4. Tidak mudah rusak
5. Tidak luntur sebab warna aperalatan masak yang luntur akan mempengaruhi kualitas
makanan
6. Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh

Pengertian Hygiene dan Sanitasi dan ruang lingkupnya


Pada hakikatnya “Hygiene” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan yang
hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Hygiene adalah ilmu kesehatan dan
pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene lebih banyak membicarakan masalah bakteri
sebagai penyebab timbulnya penyakit, sedangkan Sanitasi lebih memperhatikan masalah
kebersihan untuk mencapai kesehatan.
Menurut Shadily (1989:289) “Hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena
merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. Sedangkan sanitasi menurut WHO
(World Health Organisation) adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor
lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.

Perbedaan dari sanitasi dan hygiene adalah hygiene lebih mengarahkan aktivitasnya
pada manusia, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan pada faktor-faktor lingkungan
hidup manusia. Tujuan diadakannya usaha hygiene dan sanitasi adalah untuk mencegah
timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lain sebagai akibat dari
adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Ruang lingkup hygiene dan sanitasi di tempat kerja dapat meliputi:

1. Hygiene perorangan
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
makanan adalah hygiene perorangan dalam hal ini petugas atau karyawan yang
berhubungan langsung dengan bahan-bahan makanan, baik sebelum, sedang dan sesudah
bahan makanan diolah, sehingga makanan yang dihasilkanpun adalah makanan yang
aman, bebas dari pencemaran dan bakteri atau lainnya yang mungkin bisa timbul dari
rangkaian kegiatan tersebut.

Hygiene perorangan mencakup semua segi kebersihan dari pribadi karyawan


(penjamah makanan) tersebut. Menjaga hygiene perorangan berarti menjaga kebiasaan
hidup bersih dan menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh.

2. Hygiene makanan
Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengelolaan makanan sebagian besar
berupa bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur, buah.
Sedang bahan hewani berasal dari binatang seperti daging, unggas, ikan dan lain-lain.
Bahan makanan hewani lebih mudah busuk/rusak jika dibandingkan dengan bahan
makanan nabati. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak
ditemukan teknik pengawetan bahan makanan sehingga dapat mempertahankan dan
memperpannjang masa penyimpanan bahan makanan tersebut.

3. Sanitasi dan hygiene tempat kerja


Pakaian kerja harus dalam kondisi bersih dan rapi. Tidak menggunakan aksesoris
secara berlebihan dan menggunakan pengharum badan yang baunya tidak terlalu tajam
dan menyengat…saat akan menyajikan makanan, makanan terlebih dahulu kami periksa,
untuk menghindari adanya kotoran seperti debu atau rambut pada makanan.

4. Sanitasi dan hygiene barang dan peralatan


Sebagaimana telah dikemukakan bahwa jika hygiene menitik beratkan pada
kesehatan dan kebersihan perorangan dan makanan, sedangkan sanitasi menitik beratkan
pada peralatan dan lingkungan kerja.
Prosedur Sanitasi Peralatan dapur
Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetatif yang tertinggal
pada permukaan alat. Agar proses sanitasi efisien maka permukaan yang akan disanitasi
sebaiknya dibersihkan dulu dengan sebaik-baiknya Pencucian dan tindakan pembersihan
pada peralatan makan sangat penting dalam rangkaian pengolahan makanan. Menjaga
kebersihan peralatan makan telah membantu mencegah terjadinya pencemaran atau
kontaminasi terhadap peralatan dilakukan dengan pembersihan peralatan yang benar.

Pencucian dan sanitasi peralatan dapur dapat dilakukan secara manual dan mekanis
dengan menggunakan mesin. Pencucian manual maupun mekanis pada umumnya meliputi
tahap-tahap sebagai berikut.

1. Pembuangan sisa makanan dan pembilasan


Sisa makanan dibuang kemudian peralatan dibilas atau disemprot dengan air mengalir.
Tujuan tahap ini adalah menjaga agar air dalam bak-bak efisien penggunaan

2. Pencucian
Pencucian dilakukan dalam bak pertama yang berisi larutan deterjen hangat. Suhu yang
digunakan berkisar antara 43°C- 49°C (Gislen, 1983). Pada tahap ini diperlukan alat
bantu sikat atau spon untuk membersihkan semua kotoran sisa makanan atau lemak. Hal
yang penting untuk diperhatikan pada tahap ini adalah dosis penggunaan deterjen, untuk
mencegah pemborosan dan terdapatnya residu deterjen pada peralatan akibat
penggunaan deterjen yang berlebihan.

3. Pembilasan
Pembilasan dilakukan pada bak kedua dengan menggunakan air hangat. Pembilasan
dimaksud untuk menghilangkan sisa deterjen dan kotoran. Air bilasan sering digantikan
dan akan lebih baik jika dengan air mengalir.

4. Sanitasi atau desinfeksi peralatan


Sanitasi atau desindeksi setelah pembilasan dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Metode pertama adalah meletakkan alat pada suatu keranjang, kemudian merendamnya
di bak ketiga yang berisi air panas bersuhu 82°C selama 2 menit atau 100oC selama 1
menit. Cara lainnya adalah dengan menggunakan bahan sanitaiser seperti klorin dengan
dosis 50 ppm dalam air selama 2 menit kemudian ditempatkan di tempat penirisan.
Disarankan untuk sering mengganti air pada ketiga bak yang digunakan. Selain itu suhu
air juga harus dicek dengan termometer yang akurat untuk menjamin efektivitas proses
pencuciannya

5. Penirisan atau pengeringan


Setelah desinfeksi peralatan kemudian ditiriskan dan dikeringkan. Tidak diperkenankan
mengeringkan peralatan, terutama alat saji dengan menggunakan lab atau serbet, karena
kemungkinan akan menyebabkan kontaminasi ulang. Peralatan yang sudah disanitasi
juga tidak boleh dipegang sebelum siap digunakan.
6. Desinfeksi Peralatan
Peralatan dapur harus segera dibersihkan dan didesinfeksi untuk mencegah kontaminasi
silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan
sementara, maupun penyajian. Diketahui bahwa peralatan dapur seperti alat
pemotong, papan pemotong, dan alat saji merupakan sumber kontaminan potensial
bagi makanan.

Frekuensi pencucian dari alat dapur tergantung dari jenis alat yang digunakan. Alat
saji dan alat makan harus dicuci, dibilas dan disanitasi segera setelah digunakan.
Permukaan peralatan yang secara langsung kontak dengan makanan seperti pemanggang
atau open (open listrik, kompor gas, maupun microwave) dibersihkan paling sedikit satu
kali sehari. Peralatan bantu yang tidak secara langsung bersentuhan dengan makanan
harus dibersihkan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya akumulasi debu, serpihan
bahan atau produk makanan, serta kotoran lainnya.

Bahan Sanitasi Peralatan Dapur


Proses pembersihan yang dilakukan dengan proses disinfeksi harus menggunakan
bahan saniter. Berikut adalah jenis-jenis saniter dan beberapa contoh-cohtohnya.

1. Saniter non kimiawi


a. Uap, air panas, sanitasi radiasi
b. Radiasi
2. Saniter kimiawi (disinfektan)
a. Disinfektan berbahan dasar klorin
b. Berbahan dasar iodin
c. Senyawa omonium kuartener
d. Surfaktan anionik asam
BAB VII

RESUME IX

Pengertian Hygiene dan Sanitasi

1. Hygiene

Berikut merupakan pengertian higiene menurut beberapa ahli.

a. Brownell

Menurut Brownell pengertian hygiene adalah cara manusia untuk menjaga dan
memelihara kesehatannya.

b. Gosh

Menurut Gosh arti hygiene adalah suatu ilmu di bidang kesehatan yang
meliputi semua faktor yang mendorong terwujudnya kehidupan yang sehat, baik
individu maupun masyarakat.
c. Prescott
Menurut Prescott pengertian hygiene dibagi ke dalam dua aspek, yaitu
menyangkut individu (Personal Hygiene) dan menyangkut lingkungan (Environment).
d. Shadily
Menurut Shadily, hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan
minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan.
e. DEPKES RI
Menurut Depkes RI (tahun 2004) pengertian Hygiene adalah upaya kesehatan
dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci
tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan. Sedang dalam Depkes RI (1994) hygiene lebih kepada upaya penyehatan
diri.
f. UU No. 2 Tahun 1996
Menurut UU No. 2 Tahun 1996 pengertian hygiene adalah semua usaha untuk
memelihara, melindungi, dan meningkatkan derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk
umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup
yang sehat, serta meningkatkan kesehatan dalam perikemanusiaan.
Jadi, Hygiene adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh individu atau masyarakat
dalam memelihara dan menjaga kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan. Contoh
kegiatannya seperti mencuci tangan, memasak air/makanan, proses pengolahan produk,
dan lain-lain.
2. Sanitasi

Berikut merupakan beberapa pengertian sanitasi menurut beberapa ahli.

a. Hopkins

Menurut Hopkins, pengertian sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-


faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan.

b. Dr. Azrul Azwar

Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH pengertian sanitasi adalah cara pengawasan


terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.

c. WHO

Menurut WHO pengertian sanitasi adalah pengendalian semua faktor lingkungan fisik
manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia, baik fisik
maupun mental.

Jadi, Sanitasi adalah cara pengawasan dan pengendalian semua faktor lingkungan
fisik disekitar manusia yang dapat berpengaruh pada derajat kesehatan. Contoh
kegiatannya seperti menjaga kebersihan ruangan, sirkulasi udara ruangan, pengelolaan
sampah, dan lain-lain.

Pengertian Hotel
Hotel adalah suatu bangunan atau perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan
penginapan atau akomodasi dan juga menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta
fasilitas-fasilitas lainnya yang ditunjukan kepada para tamu atau masyarakat umum yang
datang untuk menginap dan dikelola secara komersial.

Manfaat Hygiene Sanitasi Hotel


Adapun manfaat dari Hygiene dan Sanitasi Hotel adalah sebagai berikut:

1. Manfaat dari segi kesehatan

a). Menjamin lingkungan kerja yang saniter.

b). Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang
merugikan kesehatan fisik maupun mental.

c). Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja.

d). Mencegah terjadinya kecelakaan.

2. Manfaat dari segi “Business Operational” Hotel

a). Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.

b). Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.

Penerapan Hygiene Sanitasi di Hotel


1. Housekeeping Departement
Secara etimologi kata Housekeeping berasal dari kata House yang berarti rumah, dan
Keeping (to keep) yang berarti memelihara, merawat, dan menjaga. Housekeeping
Department adalah salah satu departemen yang ada di hotel dimana memiliki tugas dan
tanggung jawab menjaga kebersihan, kerapian, keindahan serta kenyaman seluruh area hotel
baik yang ada di dalam gedung maupun diluar gedung yang diperuntukkan untuk seluruh
tamu dan karyawan agar merasa aman dan nyaman di dalam hotel. Berikut ini merupakan
contoh dari penerapaan hygiene sanitasi di Housekeeping Department.
a. Memakai pakaian kerja. Pakaian kerja yang digunakan entunya harus bersih, rapi, nyaman
dan aman saat digunakan. Hindari menggunakan aksesoris dan perhiasan yang berlebihan
yang dapat menggangu pekerjaan.
b. Memiliki penampilan yang bersih dan rapi. Untuk pria, tidak diperkenankan berambut
panjang dan berkumis. Untuk wanita yang berambut panjang harus diikat dan memakai
hairnet dengan rapi. Menggunakan pewangi dan minyak rambut yang tidak berbau
menyengat.
c. Menjaga kebersihan dan kesegaran pribadi tubuh kita, dengan mandi setiap hari,
menggunakan deodoran untuk melindungi tubuh dari bau, menggosok gigi secara rutin,
menjaga kebersihan rambut dan kuku.
d. Menggunakan pelindung kerja seperti helm (helmet), masker, sarung tangan (hand gloves),
kaca mata debu (googles), sepatu (boat), jas pelindung (coat), dll.
e. Melakukan pembersihan pada kamar-kamar tamu, rest room, office dan ruangan lainnya.
f. Membersihkan area lobi, koridor, tangga, dan area parkir.
g. Melakukan pembersihan pada pantry.
h. Melakukan persiapan dan penataan trolley.
i. Melakukan pembuangan sampah di TPS.
j. Membersihkan area restaurant dan bar.

Penampilan Karyawan Housekeeping Helm (helmet) Masker

Sarung Tangan (hand gloves) Kaca mata Pelindung (googles) Sepatu (boat)
Jas Pelindung (coat)

2. Front Office Department


Front Office Department adalah salah satu departemen yang ada di hotel sebagai pusat
informasi dan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjual produk yang ada dihotel.
Bagian ini juga pula dibersihkan karena merupakan bagian pertama yang dilihat oleh para
tamu. Berikut ini merupakan contoh dari penerapan hygiene dan sanitasi di Front Office
Department.

a. Memakai pakaian kerja. Pakaian kerja yang digunakan entunya harus bersih, rapi, nyaman
dan aman saat digunakan. Hindari menggunakan aksesoris dan perhiasan yang berlebihan
yang dapat menggangu pekerjaan.
b. Memiliki penampilan yang bersih dan rapi. Untuk pria, tidak diperkenankan berambut
panjang dan berkumis. Untuk wanita yang berambut panjang harus diikat dan memakai
hairnet dengan rapi. Menggunakan pewangi dan minyak rambut yang tidak berbau
menyengat.
c. Menjaga kebersihan dan kesegaran pribadi tubuh kita, dengan mandi setiap hari,
menggunakan deodoran untuk melindungi tubuh dari bau, menggosok gigi secara rutin,
menjaga kebersihan rambut dan kuku.
d. Membersihkan asbak yang kotor dan letakkan kembali pada tempat semula, lengkapi
dengan korek api.
f. Membersihkan dan mengkilapkan front desk dari debu
g. Membersihkan noda-noda yang ada pada sekitar front desk.
Penampilan Karyawan Front Office

Alat-alat dan Bahan Pembersih yang digunakan di Perhotelan


Alat-alat

Alat-alat yang biasa digunakan dalam pembersihana di hotel yaitu:

a. Carry Caddy merupakan kotak perlengkapan pembersih untuk menyimpan


perlengkapan dan bahan pembersih yang berbentuk kecil.

b. Hand Glove merupakan alat yang digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya
bahan kimia pembersih.

c. Sponge/Scourer merupakan alat untuk menggosok bathtub, dinding kamar mandi, dan
wash basin.

d. Hand Brush merupakan sikat yang dipakai untuk menggosok kotoran dan noda-noda
pada lantai atau dinding pada kamar mandi.

e. Cotton Cloth merupakan kain untuk mengelap objek furniture, keramik, porcelain dan
sejenisnya.

f. Soft Cloth merupakan kain untuk mengeringkan gelas-gelas dalam kamar.

g. Chamois merupakan alat yang terbuat dari kulit kijang asli ataupun sintetis untuk
mengeringkan bathtub, kaca, dan objek sejenis.
h. Glass Squeegee merupakan alat untuk menyeka air atau bahan pembersih pada kaca.

i. Sprayer Bottle merupakan alat penampung bahan kimia pembersih kaca lengkap
dengan penyemprotnya.

j. Toilet Bowl Brush merupakan alat untuk menggosok bagian dalam toilet bowl.

k. Mop merupakan alat yang digunakan pada saat mengepel.

l. Bucket dan Mop Presser merupakan alat untuk memeras mop, lengkap dengan ember
penampung air.

m. Dry Vacuum Cleaner merupakan penyedot debu dan sampah-sampah berukuran kecil
yang terdapat dalam kamar.

n. Lobby Duster merupakan alat untuk membersihkan debu pada lantai lobby.

o. Trolley merupakan alat untuk menampung semua alat dan bahan pembersih.

p. Floor Sign merupakan tanda yang digunakan dalam pembersihan.

q. Floor Squeegee merupakan alat yang digunakan untuk menyeka air.

r. Celling Broom merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan langit-langit


ruangan.

s. Broom merupakan sapu yang digunakan untuk menyapu.

t. Dust Pan merupakan alat yang digunakan untuk menampung sampah sementara.

Carry Caddy Hand Gloves Sponge/ Scourer

Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam membantu prose pembersihan, seperti:

a. Glass cleaner digunakan untuk membersihkan kaca.

b. MPC (multi perpose cleaner) digunakan untuk membersihkan seluruh bagian furniture,
kaca, metal,dll.

c. Wooden polish digunakan untuk mengkilapkan semua yang berbahan dari kayu.

d. Metal polish digunakan untuk mengkilapkan semua yang berbahan dari metal.

e. Go gatter digunakan untuk membersikan toilet.

2.6 Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat dan Bahan Pembersih di Perhotelan

Adapun cara-cara yang dapat dilakukan dalam perawatan dan penyimpanan alat dan
bahan pembersih yang digunakan di perhotelan, yaitu:

1. Sapu dan Sikat

a. Kotoran yang melekat harus disikat.

b. Sikat dan sapu hendaknya digantung.

c. Disimpan dalam keadaan kering.

d. Sikat yang tidak bisa digantung harus ditengadahkan.

Alat Penampung (container)

a. Harus bersih dan kering.

b. Ditumpuk dengan rapi untuk menghemat tempat.

Lena (linen)

a. Harus bersih dan kering.

b. Dilipat dan diatur dengan rapi.

c. Dikelompokan menurut jenisnya.

Alat-alat Pelindung dan pembantu

a. Harus dalam keadaan bersih dan kering.


b. Diatur dengan rapi supaya tidak menggangu lalu lintas dan menghemat ruangan
atau tempat.

Alat-alat Mekanik (Vacuum Cleaner)

a. Bersihkan seluruh bagian alat itu.

b. Kabel harus dililitakan dengan rapi.

c. Periksa seluruh komponennya.

d. Secara periodik diadakan pemeliharaan dan perbaikan.

Bahan Pembersih

a. Dikelompokan menurut jenisnya.

b. Ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.

c. Ditutup dengan ketat dan rapi.

d. Sebaiknya setiap tempat atau container berisi nama atau merk bahan pembersih
yang ada didalamnya.
BAB VIII

RESUME X

Pengertian Hygiene Sanitasi dan K3


Hygine adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan, yang
mengarahkan aktifitasnya kepada manusia dengan sifatnya lebih luas, meliputi faktor
lingkungan hidup dan faktor pemeliharaan serta kebersihan individu tersebut.
Sedangkan, Sanitasi adalah suatu komponen dari kebersihan, yaitu perilaku yang di
sengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan tujuan dapat
menjaga serta meningkatkan kesehatan manusia. Dalam penerapannya, sanitasi meliputi
penyediaan air, pengolahan limbah, pengolah sampah, kontrol vektor, pencegahan dan
pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, dan pencemaran udara. Hal tersebut
dilakukan untuk menciptakan suatu lingkungan yang bersih, arti bersih disini ialah
kondisi suatu benda atau barang yang bebas dari kotoran, polusi, tertata dengan baik dan
rapi. Jadi dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sehat sudah pasti
bersih, maka dari itu muncullah sebutan dengan Hygiene dan Sanitasi.
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah kondisi yang harus diwujudkan di
tempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran
mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan budayanya melalui
penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten sesuai
dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku
Kebersihan, kesehatan serta keselamatan kerja usaha busana baik usaha dalam
bidang garmen, modis, butik, tailor, distro, maupun clothing harus selalu dilakukan
pembersihan serta memperhatikan keselamatan para pekerja secara rutin setiap saat agar
memberikan suasana yang nyaman, sehat, dan menyenangkan.

Hygiene dan Sanitasi Personal, Alat dan Bahan, Lingkungan di Ruang Lingkup Tata
Busana.
Hygiene dan Sanitasi sangat perlu diterapkan pada semua proses kegiatan
pembuatan suatu produk baik itu berupa makanan hingga barang, salah satu
pendukungnya adalah tempat pembuatan suatu produk yang harus menunjung adanya
kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dalam ruang lingkup kerja usaha tata busana ini
harus memperhatikan hygiene dan sanitasi personal, alat, dan lingkungan agar tempat
pekerjaan bisa terlaksana dengan leluasa dan para pekerja bisa melaksanakan pekerjaan
dengan nyaman.

Hygiene dan Sanitasi Personal.


Kesehatan serta kebersihan pekerja secara personal memang harus dijamin, jika sebuah
perusahaan sudah menjamin kesehatan para karyawan maka produktivitas para pekerja akan
meningkat. Berikut hygiene dan sanitasi personal secara umum pada ruang lingkup tata
busana yang perlu didapat pekerja didalam sebuah perusahaan, yaitu :
1. Mencuci tangan.
Sebelum melakukan sebuah pekerjaan ada baiknya para pekerja
melakukan pembersihan diri yang diawali dengan pencucian tangan.
Debu dan polusi udara di luar ruangan dapat menimbun bakteri
ditangan, jangan sampai menambah bakteri pada alat-alat menjahit dan
bahan busana. Hal kecil ini jika rutin dilaksanakan akan mengurangi
angka penyebaran penyakit pada pekerja busana. Selain sebelum
melakukan pekerjaan adapun waktu yang baik dilakukan saat mencuci
tangan, yaitu :
- Sebelum dan sesudah jam istirahat.
- Setelah dari toilet.
- Saat tangan terkena minyak mesin, atau debu yang terlalu menempel
pada tangan.
2. Kebersihan kuku jari dan rambut.
Dalam busana kebersihan kuku dan rambut sangat perlu diperhatikan,
walaupun dalam busana tidak ada larangan untuk mempunyai kuku
yang panjang asal masih dalam ukuran kuku yang standar. Gunakan
letak kenyaman dan kewajaran pada panjang kuku, agar saat proses
pelaksanaan pembuatan busana tidak tertanggu.
3. Busana yang sesuai.
Pekerjaan yang nyaman dapat terjadi bila busana yang kita kenakan
sudah sesuai dan rapi. Didalam proses pembuatan busana pasti sudah
berhubungan dengan mesin jahit, maka dari itu jangan sesekali
menggunakan lengan dengan model yang panjang dan mengembang
karena akan mengganggu saat proses menjahit. Adapun syarat-syarat
berbusana saat bekerja :
- Pakaian rapi.
Jika sudah menggunakan busana yang rapi misalnya tidak kusut,
maka para pelanggan juga akan memberikan nilai positif tentang
perusahaan tersebut karena sudah bisa membimbing para pekerjanya
tentang berbusana yang benar.
- Penggunaan masker.
Masker digunakan agar debu kain tidak terhirup langsung oleh
hidung karena akan menyebabkan suatu penyakit, jika para pekerja
sudah terserang penyakit maka pekerjaan pun akan terganggu dan
perusahaan harus memberi cuti pada karyawan tersebut akibatnya
pekerjaan yang seharusnya dikerjaan oleh seorang karyawan
tersebut harus tertunda.
- Penggunaa topi atau cepol rambut.
Topi digunakan agar saat bekerja rambut kita tidak tertanggu, selain
penggunaan topi para pekerja juga bisa menata rambutnya dengan
cara cepol rambut menggunakan karet yang berisi jaring-jaring
rambut. Hal itu perlu dilakukan, terlebih yang memiliki rambut
panjang.
- Penggunaan celemek kerja.
Pada saat bekerja celemek kerja perlu digunakan, karena celemek
kerja ini memiliki kantong untuk menaruh alat-alat jahit yang sering
digunakan, seperti : kapur kain, pendedelan, meteran, jarum tangan,
dll. Sehingga, alat-alat jahit yang sering digunakan tidak akan
berceceran di area kerja.
- Penggunaan alas kaki.
Alas kaki yang wajib digunakan adalah berbahan dasar karet, karena
mesin jahit busana berhubungan dengan tegangan listrik. Sehingga
para pekerja saat kakinya berkeringat tidak langsung mengenai
aliran listrik karena ditahan oleh alas kaki yang berbahan dasar
karet.
4. Riasan wajah tidak berlebihan.
Kain merupakan bahan pokok dalam pembuatan busana, maka dari itu
penggunaan makeup tidak dianjurkan seperti penggunaan lipstick,
bedak, perona pipi yang berlebihan. Jika makeup pada wajah sudah
mengenai bahan busana maka kain akan terkena noda.
5. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Setiap para pekerja dan pemilik perusahaan diwajibkan menjaga
lingkungan kerja, karena menjaga kebersihan dan kesehatan akan sangat
berpengaruh besar terhadap berjalannya suatu perusahaan. Sehingga,
penlanggan akan senang hati untuk mendatangi sebuah perusahaan
tersebut jika sudah menerapkan Hygiene dan Sanitasi pada lingkungan.
Adapun hal yang wajib dilakukan oleh para pekerja atau pemiliki
perusahaan (personal) :
- Membuang sampah pada tempatnya, sesuai dengan pembagian
sampah.
- Menjaga kebersihan toilet, seperti : menyiram hingga bersih sesudah
buang air besar dan buang air kecil.
- Tidak meludah sembarangan di tempat kerja.
- Menaruh barang-barang sesuai pada tempatnya.
- Tidak makan di area kerja.
6. Pemeriksaan penyakit.
Sebuah perusahaan wajib memberikan hak kepada para pekerja untuk
memeriksakan kesehatan secara rutin setiap bulan, jika para pekerja
sehat secara jasmani dan rohani maka pelaksanaan tugas akan berjalan
dengan lancar.

Hygiene dan Sanitasi Alat dan Bahan.


Alat dan bahan harus dijaga kesehatan serta kebersihannya. Pada hygiene dan sanitasi alat
dan bahan ini akan sangat berhubungan dengan hygiene dan sanitasi personal serta
lingkungan karena jika alat dan bahan sudah bersih maka akan menunjang pada kesehatan
personal dan kebersihan lingkungan. Berikut penerapan hygiene dan sanitasi pada alat dan
bahan :
1. Pemeliharaan alat-alat pokok.
2. Pemeliharaan alat-alat penunjang.
3. Pemeliharaan bahan pokok dan bahan tambahan.
4. Pemeliharaan produk.

Hygiene dan Sanitasi Lingkungan.


Dalam lingkungan pelaksana tata busana kesehatan dan kebersihan harus dilaksanakan
dan diterapkan. Itu penting dilakukan karena lingkungan pekerjaan paling besar pengaruhnya
pada kesehatan pekerja, seperti sisa-sisa sampah dan kebersihan ruangan itu paling penting
diperhatikan. Perusahaan juga akan dapat nilai lebih dari konsumen karena lingkungan
pekerjaan yang bersih.
1. Kebersihan Lingkungan.
2. Sampah
Sampah adalah suatu bahan yang di buang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sumber-
sumber sampah dapat berasal dari sampah rumah tangga, pertanian,
perkantoran, perusahaan, dan sampah pasar. Secara garis besar sampah
dapat di bedakan menjadi tiga macam,yaitu :
a. Sampah kering (anorganik)
Contohnya: logam, besi, kaleng, plastik, dan sampah-sampah
lainnya yang tidak mengalami pembusukan.
b. Sampah basah (organik)
Contohnya : sampah dapur dari sisa-sisa makanan seperti sayuran,
rempah-rempah, atau sisa buah-buahan yang dapat mengalami
pembusukan.
c. Sampah berbahaya
Contohnya : baterai, botol racun nyamuk, dan kemasan bahan
kimia.
Apabila sampah tidak dikelola dengan baik maka sampah itu akan
menimbulkan terjadinya banyak permasalahan. Secara umum
pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
lingkungan akan dapat mengakibatkan :
a. Menjadi tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus.
b. Menjadi sumber polusi dan sumber pencemaran tanah, air dan
udara.
c. Menjadi sumber dan tempat hidup bagi kuman-kuman yang dapat
membahayakan kesehatan.
Oleh karena itu sampah harus kita musnahkan supaya tidak
mengganggu kesehatan kita, kehidupan kerja dan kehidupan sehari-
hari kita.

Penyakit Akibat Kerja Dalam Bidang Tata Busana.


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik yang
kuat dengan pekerjaan. Faktor lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai
penyebab timbulnya penyakit akibat kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika dan
silikosis, uap timah dan keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat faktor
kesalahan manusia juga. Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Penyakit Akibat Hubungan Kerja
adalah penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar
berhubungan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja.
Penyakit-penyakit akibat kerja yaitu pneumokonioses, yaitu penyakit yang disebabkan
oleh penimbunan debu dalam paru-paru. Jika jenis debu yang ditimbun berbeda, maka
nama penyakitnyapun akan berlainan. Berikut ini adalah beberapa jenis dari
pneumokonioses yang terkenal:
a. Silicosis
Silicosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan pneumokonioses.
Penyebabnya adalah silica bebas (SiO2) yang terdapat pada debu waktu bernapas dan
ditimbun dalam paru-paru. Penyakit ini biasanya terdapat pada pekerja-pekerja di
perusahaan,yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan di perusahaan granit,
keramik, tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, pabrik besi dan baja.
Masa inkubasi penyakit silicosis adalah 2 sampai 4 tahun hal ini sangat tergantung dari
banyaknya debu dan kadar silica yang di hirup melalui pernapasan kedalam paru-paru.

b. Asbestosis
Asbestosis adalah salah satu jenis pneumokonioses yang di sebabkan oleh debu asbes
dengan masa penyakitnya 10 sampai 20 tahun.pekerja yang bisa terpapar oleh penyakit
ini adalah pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes, dan reparasi tekstil yag di
buat dari asbes.gejala yang timbul berupa sesak napas, batuk, dan banyak mengeluarkan
darah.
c. Berryliosis
Penyakit ini di sebabkan oleh debu yang mengandung berrylium berupa logam, oksida,
sulfat, chlorida, dan fluorida yang mengakibatkan penyakit bronchitis dan
pneumonotis.pekerja yang bisa terpapar oleh penyakit ini adalah para pekerja pembuat
aliasi berrylium tembaga, pembuatan tabung radio, pembuatan tabung flourescen
pengguna sebagai tenaga atom.
d. Siderosis
Penyebab terjadinya penyakitnya ini adalah debu yang mengandung persenyawaan
besi.penyakit ini tidak begitu berbahaya,yaitu stannosis,penyakit ini terdapat pada
pekerja yang menghirup debu dari pengolahan biji besi. Biasanya pada siderosis murni
tidak terjadi fibrosis atau emphysema, sehingga tidak ada pula cacat atau kelainan
paru-paru.

Usaha Pengendalian Penyakit Berdasarkan Potensi Bahaya (Hazard).


a. Faktor Biologis
Usaha pengendalian penyakit berdasarkan potensi bahaya biologis dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang
kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi.
2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikan dalam keadaan sehat jasmani.
3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar
(Good Laboratory Practice).
4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang
benar.
5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksius dan spesimen secara benar,
6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
8. Kebersihan diri dari petugas.
b. Faktor Kimia.
Usaha pengendalian penyakit berdasarkan potensi bahaya kimiawi dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Material Safety Data Sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang
ada harus diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.
3. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung
tangan,celemek, jas laboratorium) dengan benar.
4. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara
mata dan lensa,
5. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
c. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses
dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk
terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai
efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif,
secara popular kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai “To Fit The Job To The Man
and To Fit The Man To The Job”. Sebagian besar pekerja di perkantoran atau
laboratorium bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator
peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor
yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah
dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang
efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis
(stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja. Solusinya
yang dapat digunakan adalah memilih dan menyediakan alat-alat yang sesuai dengan
ukuran atau kondisi pekerja.
D. Faktor Fisik
Beberapa faktor fisik di laboratorium yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja meliputi :
1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan
ketulian.
2. Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan,
laboratorium,ruang perawatan dan kantor administrasi dapat
menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
3. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
4. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
5. Terkena radiasi khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya
teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan
jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani.
Usaha pengendalian penyakit berdasarkan potensi bahaya fisik dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
- Pengendalian cahaya di ruang laboratorium,
- Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup
memadai,
- Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi,
- Pengaturan jadwal kerja yang sesuai,
- Pelindung mata untuk sinar laser, dan
- Filter untuk mikroskop.
E. Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium yang dapat menyebabkan stress
antara lain :
1. Pekerja di laboratorium dituntut untuk memberikan pelayanan yang
tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-
tamahan.
2. Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.
3. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan
atau sesama teman kerja.
4. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sector
formal ataupun informal.
Solusi yang dapat ditempuh untuk mengendalikan penyakit berdasarkan potensi bahaya
psikososial dapat dilakukan dengan cara melakukan pelatihan pelayanan prima terpadu,
membuat kegiatan yang lebih berfariasi, penataan lingkungan kerja yang rapi, bersih, dan
terawat serta membina hubungan kerja dan komunikasi yang sehat.

Penerapan Hygiene dan Sanitasi Dalam Bidang Tata Busana.


Peran kebersihan dan kerapian yang baik dalam Hygine dan Sanitasi adalah untuk
mencegah dan menghindarkan diri dari bahaya dengan menjaga area kerja dalam kondisi baik
secara terus menerus. Ada beberapa penerapan tentang kebersihan dan kerapian yang harus
diketahui, diantaranya :
a. Jangan biarkan minyak mesin jahit berceceran atau kotoran dan sisa
sampah dimana-mana, karena dapat mengakibatkan noda-noda kotoran
tersebut menempel pada kain.
b. Jauhkan makanan, minuman, rokok dari area tempat kerja karena selain
dapat mengotori busana juga dapat membuat pekerjaan yang sedang kita
laksanakan akan terkontabinasi oleh bahan-bahan kimia, sehingga
mengundang serangga dan bisa menambah polusi.
c. Simpanlah tali atau kabel degan menyusunnya secara rapi, karena
apabila kabel atau tali kusut akan menyebabkan kabel cepat rusak dan
sulit untuk diatur kembali.
d. Pastikan semua wadah dan bahan di beri label, agar mudah saat mencari
dan langsung mengetahui apa saja isinya.
e. Lampu dijaga agar tetap bersih, karena bola lampu yang kotor akan
membuat cahayanya redup bahkan bisa menjadi sumber bahaya dan
dapat merusak mata.
f. Bila ada lubang yang menganga, papan yang longgar, dan lantai yang
bermasalah laporkan secepatnya agar segera di perbaiki sebelum
terjadinya kecelakaan.
g. Buanglah sampah pada tempatnya dan jangan biarkan sampah
didiamkan lama karena akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan
nantinya akan menimbulkan suatu penyakit.
h. Jangan simpan barang-barang yang sudah tidak terpakai.
i. Manfaatkanlah limbah perca menjadi benda fungsional, yang bernilai
estetik dan ekonomi yang tinggi.
j. Selalu menjaga area kerja supaya tetap bersih, rapi, aman, dan nyaman.
Pemeliharaan Bahan Tekstil Busana.
Dalam Hygiene dan Sanitasi suatu busana diperlukan cara pemeliharan bahan tekstil
busana itu sendiri, hal tersebut dilakukan agar semua bahan tekstil busana terjaga kebersihan
serta kesehatannya agar si pemakai dijauhi dari penyakit dan akan merasa nyaman. Prosedur
pemeliharaan bahan tekstil meliputi pencucian, penghilangan noda, penyetrikaan dan
penyimpanan.
1. Pencucian.
Pencucian menurut prosesnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
- Pencucian basah : Proses pencucian pakaian yang menggunakan air.
- Pencucian kering : Proses mencuci pakaian tanpa menggunakan air, tetapi
bukan berarti teknik mencuci benar-benar kering istilah ini hanya
diciptakan karena tidak menggunakan air dalam proses pembersihannya
tetapi menggunakan bahan cairan solvent.
Pencucian menurut alat penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
- Pencucian secara manual (tangan) : Pencucian yang dilakukan dengan
menggunakan tangan.
- Pencucian dengan mesin : Pencucian yang menggunakan mesin cuci.
Didalam mencuci kita harus memahami 3 hal yaitu:
1. Sifat-sifat serat tekstil.
2. Suhu air yang diperlukan.
3. Pemilihan sabun/deterjen.
Setelah mengetahui tentang macam proses, macam alat hingga hal yang harus diperhatikan
saat mencuci ada beberapa contoh petunjuk mencuci pakaian secara manual dan mesin
menurut jenis bahan yang digunakan antara lain :
1. Teknik Mencuci Secara Manual.
a. Katun dan linen
1. Cuci dalam air panas kucek, remas atau gosok.
2. Katun dan linen yang tidak luntur dapat dicuci dengan cara yang sama,
tetapi jangan direbus.
3. Usahakan untuk tidak menggosok barang yang diprint karena warna
bisa luntur.
b. Sutra
1. Cuci di air hangat pada temperatur 40°C, memakai sabun netral atau
deterjen.
2. Remas dan bilas (tidak boleh dikucek).
3. Bilas beberapa kali, diakhiri dengan bilasan air dingin.
4. Sutra warna-warni yang cenderung menunjukkan luntur sebaiknya
dicuci dengan air dingin yang dibubuhi garam dengan sabun netral
atau deterjen lembut.
c. Wol
1. Rendam dengan air temperatur 40°.
2. Larutkan deterjen/ serpihan sabun.
3. Gulungkan wolnya dalam handuk dengan baik untuk menghilangkan
beberapa kelebihan air tanpa merusak serat-seratnya.
d. Serat-serat nilon dan polyester.
1. Untuk nilon putih, pergunakan air 60°C atau sepanas mungkin yang
tangan bisa tahan.
2. Nilon dan poliester berwarna memerlukan temperatur yang lebih
rendah (± 40°C) karena bisa mengakibatkan kerutan yang permanen.
e. Serat-serat viskos rayon
1. Cuci dengan air panas 60°C dengan sebuah sabun netral atau deterjen.
2. Hindari menggosok dan memuntir bahan.
3. Jangan direbus atau dikelantang/diputihkan ataupun dikeringkan pada
panas langsung.

2. Teknik Mencuci Menggunakan Mesin.


a. Serat katun.
1. Bahan tekstil yang tidak luntur bisa direndam dengan air hangat atau
dingin.
2. Dapat diputihkan (bleach) dengan klorine (kalau aturan cucinya
mengijinkan).
b. Serat linen
Bisa dicuci secara kimia (dry-clean) untuk menahan penyempurnaan yang
gemerisik.Bisa menyusut kalau dicuci.
c. Serat sutera
Biasanya dicuci secara kimia (dry-clean) dan jauhkan dari pemutih.
d. Serat wol
Dicuci secara kimia (dry-clean) walaupun beberapa jenis wol dapat dicuci
dengan mesin
e. Serat asetat
1. Dicuci secara kimia (dry-clean)
2. Bisa dicuci dengan mesin dengan putaran ringan, bila digiling kering,
gunakan setelan rendah.
f. Serat aklirik
Dapat dicuci dengan mesin, digiling kering, gunakan pelembut bahan
untuk mengurangi muatan listrik statis.
g. Serat nilon
Bisa dicuci dengan mesin dalam air hangat.Pergunakan setelan putaran
ringan, digiling kering atau biarkan kering sendiri.
h. Serat rayon
1. Rayon harus dicuci secara kimia.
2. Beberapa bisa dicuci dengan mesin putaran ringan dan menggunakan
air hangat,
3. Menggunakan pemutih klorin.
BAB IX

RESUME XI

Pengertian Hygine dan Sanitasi

Kata Higiene berasal dari Bahasa Yunani "hygieine" (artinya healthfull = sehat),
seorang nama dewi kesehatan Yunani (Hygieia).Pengertian higiene menurut Depkes
adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu
subyeknya. Hygiene adalah usaha kesehatan yang preventif yang menitik beratkan
kegiatannya pada usaha kesehatan individu maupun usaha kesehatanpribadi hidup
manusia. Higiene adalah ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan (the sciene concerned with the prevention of illness and
maintanance of health.Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kepada kegiatan usaha kesehatan hidup manusia.Sanitasi makanan adalah salah satu
usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau
memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen.
Hygine adalah ilmu yang pengetahuan yang mempelajari segala usaha demi
kesehatan hidup manusi yang bertujuan untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi
tingkat kesehatan jasmani dan rohani manusia, sehingga meningkatkan kesejahteraan dan
daya guna kehidupan manusia selaku pribadi ataupun selaku anggota masyarakat. Hygine
dibedakan dalam bidang-bidang :
1. Hygine Perorangan
Ditempuh dengan berbagai cara, seperti:
a. diet seimbang: 4sehat 5 sempurna. (Nasi, sayur, daging, buah, dan susu)
b. Menjaga kebersihan tubuh dan anggota tubuh dari sumber penularan penyakit
c. Latihan jasmani secara teratur untuk memperkuat otot dan meningkatkan daya
tahan tubuh
d. Tidur yang cukup
e. Menjauhkan diri dari kebiasaan yang merugikan kesehtan seperti duduk atau
jalan membungkuk, merokok, alcohol, membaca ditempat yang kurang cahaya
f. Iman dan takwa dengan berfikir positif
2. Hygine Perusahaan
Ditempuh dengan cara, seperti:
a. memelihara bangunan agar senantiasa aman dan nyaman
b. penerangan yang cukup, aliran udara, dan penyediaan air bersih
c. Tersediannya jamban atauWC, dan tempat sampah
d. Menjaga dan memelihara agar karyawan bebas dari penyakit menular
e. Tersedianya perangkat pencegah penularan penyakit, seperti: masker, sarung
karet, dll
f. Tersedianya larutan antiseptic dan desinfektan yang efektif dan aman
3. Hygine Lingkungan
Bertujuan menjadikan lingkungan hidup mampu memberikan kemungkinan
terbaik sebagai penunjang kesehatan.
Ditempuh dengan cara:
a. Menjaga agar lingkungan tidak tercemar oleh kotoran, limbah industry,
maupun bahan kimia
b. Menjaga agar lingkungan bebas dari populasi udara dan suara
c. Menjaga kelestarian tumbuhan karena merupakan sumber air dan paru-paru
dunia
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap lingkungan fisik manusia yang dapat merugikan
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Dapat ditempuh dengan cara:
a. Pembuatan sumur atau sumber air yang memenuhi syarat kesehatan
b. Pengawasan kebersihan alat makan
c. Pengawasan pembuangan sampah dan limbah
d. Mencuci tangan sebelum makan
Sanitasi dibedakan juga menjadi tiga bidang yaitu:
1. Sanitasi Ruang Salon
Sanitasi Ruang Salaon adalah tindakan yang dilakukan untuk memelihara dan
memajukan kesehatan umumdengan cara mencegah berjangkitnya penyakit menular.
Ditempuh dengan cara:
a. Sirkulasi udara yang cukup dan bersih
b. Saluran pembuangan yang tertuup dan bersih
c. Kamar kecil yang bersih
d. Tempat sampah
e. Fasilitas penggunaan desinfektan
2. Sanitasi Peralatan Salon
Sanitasi Peralatan Salon adalah tindakan untuk menjaga agar peralatan salon tidak
menjadi sumber penularan penyakit. Dapat ditempuh dengan cara:
a. Desinfeksi adalah pembebasan peralatan salon dari kuman dengan
menggunakan bahan kimia yang disebut Desinfektan
b. Sterilisasi adalah tindakan mematikan semua bentuk jasad renik yang terdapat
pada suatu benda sehingga benda tersebut menjadi suci hama.
c.
Syarat-syarat untuk membuka usaha kecantikan

Sebelum kita membuka usaha terutama untuk membuaka sebuah salon kita harus
memperhatikan syarat-syaratnya. Adapun syarat-syrat yang kita harus perhatikan untuk
membuka suatu usaha kecantikan yaitu:

1. Barang-barang yang kita gunakan setelah dipergunakan harus tertata rapi


2. Fentilasi yang cukup
3. Jika bisa, harus menggunakan ace agar seorang pelanggan tidak mengeluh kepanasan
4. Pencahayaan yang cukup
5. Setiap membuka usaha kecantikan wajib ada toiletnya dan harus terjaga
kebersihannya
6. Tersedia pemadam kebakaran, untuk berjaga-jaga
7. Setiap yang membuka usaha kecantikan harus mempunyai tempat sampah agar
sampah tidak berserakan
8. Menyediakan kotak P3K, agar jika terkena sesuatu atau ada kecelakaan kerja bisa
langsung mencari disana dan tidak bingung
Cara melindungi diri sendiri saat melakukan suatu pekerjaan
Untuk melindungi diri kita sendiri saat melakukan suatu proses atau sesuatu saat
bekerja yaitu dengan cara:
1. Kita memakai pakaian yang sesuai dan memakai cape untuk operator agar baju
dan badan harus terlindungi
2. Tidak memakai alas kaki yang terlalu tinggi saat menghendel klien, karena jika
kita memakai memakai alas kaki yang terlalu tinggi kita bisa merasa cepat lelah
dan bisa membuat kaki kita menjadi sakit
3. Memakai masker, masker ini berungsi agar bakteri-bakteri yang ada disekitar
tidak menyerang atau menular pada kita, karena kita tidak tau bakteri apa yang
akan akan masuk ke dalam tubuh kita karena tidak semua bakteri bisa kita lihat
dengan kasat mata
4. Memakai sarung tangan saat melakukan mengaplikasikan bahan-bahan kimia
seperti melakukan keratine, pewarnaaan rambut dan lain-lain
5.
Alat-Alat Teknis Perawatan Kulit Wajah
Alat-alat teknis secara spesifik dikelompokkan berdasarkan sumber energi yang
dipergunakan: yakni alat listrik dan alat manual atau non listrik.

a. Alat Non Listrik Perawatan Kulit Wajah


Alat jenis ini adalah alat yang dipergunakan untuk perawatan kulit wajah secara
manual tanpa menggunakan energi listrik, antara lain :
1. Sendok Una

Sendok una berfungsi untuk membersihkan komedo secara manual dan


manfaatnya yaitu bisa membuat area wajah yang berisi komedo terlihat bersih. Cara
menggunakannya yaitu:
a. Bersihkan dulu wajah klien dengan waslap
b. Lalu oleskan cream pelling
c. Dan kita bisa melakukan nya dengan cara ditekan dan jangan ditarik karena jika
ditarik wajah klien kita itu bisa seperti berkelupas.
d. Setelah itu bersihkan lagi dengan waslap
2. Pinset

Pinset ini juga hampir sama fungsinya dengan sendok una tadi yaitu untuk
membersihkan komedo dan cara menggunakannya yaitu dengan cara menjepit sedikit
kulit wajah dengan dan ditekan, tetapi agar tidak terlalu sakit bisa ditambahkan
pelling pada wajah klien.

3. Kuas Masker

Kuas masker ini berfungsi untuk membantu mengoleskan masker ke wajah


klien agar maskernya rata saat diaplikasikan di wajah klien. Caranya sangat lah
gampang hanya tinggal mengoleskan nya dimulai dari dagu lalu kepipi dan setelah itu
ke jidat.

4. Spons

Spons diatas berfungsi untuk membantu membersihkan wajah saat sebelum


facial dan bisa juga untuk membersihkan masker setelah masker tersebut kering.
Caranya yaitu spons direndam didalam Waskom kecil lalu tunggu hingga
mengembang setelah itu peras spons dan mulai membersihkan wajah klien
menggunakan spons tersebut dengan cara ditekan teken.
5. Waslap

Waslap diatas berfungsi untuk membantu membersihkan wajah saat sebelum facial
dan bisa juga untuk membersihkan masker setelah masker tersebut kering. Caranya
yaitu waslap direndam didalam Waskom kecil lalu tunggu hingga mengembang
setelah itu peras waslap dan mulai membersihkan wajah klien menggunakan waslap
tersebut dengan cara ditekan-tekan.

Alat Listrik Perawatan Kulit Wajah

1) Mobile Skin Treatment

Mobile skin treatment adalah alat elektrik yang digunakan untuk perawatan
kecantikan yang didesain multi fungsi, yakni terdiri dari beberapa alat perawatan dalam
satu unit alat. Berbagai produsen alat kecantikan telah memodifikasi dengan
perkembangan teknologi serta perkembangan terkini dari metode perawatan kecantikan
sehingga dalam satu unit terdiri dari Vaporiser, high frequency, ultrasonic, vibrator,
vacuum suction, galvanic, frimator dan lainnya sesuai inovasi dari produsen alat.
Kelebihan dari penggunaan alat ini adalah efektif dalam pemanfaatan area dan
proses kinerja. Kelemahan nya apabila terjadi gangguan pada salah satu item, satu unit
alat tersebut harus ditarik seluruhnya untuk proses perbaikan.Berikut adalah contoh
dari Mobile skin treatment
2) Frimator
Alat kecantikan ini menggunakan energi listrik atau batre yang menimbulkan
gerakan mekanik berupa rotasi ringan pada kulit wajah. Alat ini berguna untuk
pembersihan mendalam (deep cleansing). Alat ini ada yang berupa satu unit sendiri ada
pula yang tergabung dalam satu unit yang berupa compact mobile skin treatment.

3) Galvanic
Galvanic adalah Jenis alat listrik kecantikan arus searah yang berdaya guna ionisasi,
dimanfaatkan untuk meresap kan kosmetik pemupuk yang berbentuk
ekstrak (ionthoporesis), atau disincrustasi.

4) High Frequency
Jenis alat listrik kecantikan dengan frekuensy tinggi yang berdaya guna mengubah
energi listrik menjadi energi cahaya yang mengandung anti bakteri, dimanfaatkan untuk
mensterilkan jerawat.

5) Pulverisator
Jenis alat untuk mengaplikasi kan kosmetik penyegar melalui teknik penyemprotan,
sehingga penyegar dapat berubah menjadi partikel yang lebih halus, tersebar keluar dan lebih
mudah masuk ke dalam pori-pori kulit.
6) Radio Frequency Facelift
Radio Frequency Facelift adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan kulit
dan menjadikan kulit tampak muda kembali. Radio Frequency Facelift menggunakan
teknik mengencangkan kulit yang bersifat nonivasif (tanpa memasukkan bahan-bahan ke
dalam tubuh) sehingga penggunaan alat ini sangatlah aman dan tanpa efek samping.Radio
Frequency Facelift bekerja dengan cara melepaskan energi radiofrequency ke dalam kulit
bagian dalam yang menyebabkan kolagen di dalam kulit berkonsentraksi dan mengerut.
Proses pengerutan ini membuat kulit bagian atas menjadi kencang dan terangkat. Proses
ini juga merangsang kulit untuk membentuk atau mereproduksi kolagen baru. Proses
pembentukan kolagen baru berlangsung dalam beberapa bulan sehingga membuat hal ini
menjadi satu keuntungan lebih dari perawatan dengan menggunakan alat Radio
Frequency Facelift. Selain dari itu alat ini mampu menembus lapisan kulit bagian bawah
sehingga tidak merusak kulit bagian atas. Para operator mesin ini juga akan
menggunakan electrode gel untuk menjaga keadaan kulit bagian atas.Proses perawatan ini
tidak sakit dan tidak memerlukan obat bius dan dilakukan hanya dengan satu kali
perawatan saja. Lama waktu perawatan Radio Frequency Facelift sekurang-kurangnya
satu jam. Hasilnya dapat dirasakan setelah 4-6 minggu (2 kali seminggu) perawatan.

Fungsi/Manfaat Alat Radio Frequency Facelift :

Untuk mengencangkan kulit.


Membantu menghilangkan lemak jerawat.
Mengecilkan pori-pori.
Mengangkat kulit ke bagian mata.
Mengurangi lingkar mata yang berwarna hitam.
Mencerahkan warna kulit.
Keuntungan jangka panjang : merangsang pertumbuhan kolagen yang baru.
7) Vapozone
Jenis alat kecantikan yang dioperasikan dengan tenaga listrik, berdaya guna
mengeluarkan uap yang mengandung anti bakteri.

2. Alat Perawatan Tangan dan Kaki

Alat perawatan tangan dan kaki atau sering disebut


alat manikur dan pedikur, merupakan alat-alat teknis yang secara spesifik dikelompokkan
berdasarkan energi yang dipergunakan, yakni alat listrik dan alat manual atau non listrik.

a. Alat Non Listrik Perawatan Tangan dan Kaki

1) Orangewood Stick
Alat untuk memberi krim, minyak atau obat pelarut pada kuku dan kulit kuku.
2) Nail File (kikir kuku)
Adalah alat untuk memberi bentuk dan melicinkan sisi kuku.

3) Cuticle Pusher (pendorong kutikula)


Alat yang digunakan untuk menekan ke belakang dan melepas kutikula

4) Tang kulit kuku atau gunting kulit kuku


Tang adalah alat yang digunakan untuk merapikan kulit kuku.

5) Nail Brush (sikat kuku)


Adalah alat yang digunakan untuk membersihkan kuku dan ujung-ujung jari dengan bantuan
air hangat yang mengandung sabun.
6) Emory Boards (kikir ampelas)
Emory boards digunakan untuk membentuk, merapihkan dan menghaluskan kuku.

7) Nail Buffer
Berfungsi untuk menggosok kuku.

8) Pinset (penjepit)
Alat kecil ini digunakan untuk mengangkat potongan-potongan kulit yang kecil khususnya di
sekitar jari.
9) Nail Clipper
Nail clipper atau jepitan kuku adalah alat yang dipergunakan untuk memotong, merapikan
dan membentuk ujung-ujung kuku

b. Alat Listrik Perawatan Tangan dan Kaki

1) Nail Dryer
Nail dryer atau alat pengering kuku adalah sejenis mesin yang dipergunakan untuk
mengeringkan kuku, agar cat kuku yang dikenakan cepat mengering.

3. Alat Perawatan Badan


Alat-alat teknis secara spesifik dikelompokkan berdasarkan sumber energi yang
dipergunakan yakni alat listrik dan alat manual atau non listrik.

a. Alat Non Listrik Perawatan Badan


Alat non listrik yang digunakan untuk perawatan badan diantaranya terdiri dari :
1) Back Brush
Back Brush berfungsi membersihkan dan menggosok bagian punggung.

2) Body Brush
Fungsi dari Body brush adalah untuk mengangkat sel-sel kulit yang mati.

3) Loofah
Loofah adalah sejenis spons dengan tekstur lebih kasar dari shower puff. Baik jika digunakan
sehabis beraktifitas berat hingga kulit bersih sempurna.

4) Shower puff
Shower puff sangat bermanfaat pada saat membersihkan bagian belakang badan, karena alat
ini dapat menjangkau daerah belakang tubuh.
5) Spons
Membersihkan tubuh dengan menggunakan spons dan dilakukan dengan lebih seksama, akan
memberikan sensasi bersih yang optimal tanpa membuat iritasi. Untuk wajah gunakan
spons khusus yang teksturnya lebih halus.

6) Shower Cap
Shower cap berguna untuk menutup rambut agar terlindung dari cipratan air atau busa sabun.

7) Batu apung
Ciri yang paling menonjol dari batu apung adalah teksturnya yang kasar namun cukup lunak.
Batu apung berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian yang kasar, seperti tumit kaki,
lutut dan sikut tangan.
b. Alat Listrik Perawatan Badan
1) Bio Slim
Bio and far-infrared shaping machine atau bio slim adalah alat/mesin yang digunakan dalam
upaya melangsingkan tubuh. Mesin ini menggunakan bio-elektrik dan far-infrared yang
berfungsi untuk pelangsingan dan pembakaran lemak. Mesin bio dipasang di empat area
sekaligus yang ingin dibentuk dan dibakar lemaknya, seperti paha, perut, lengan atas,
punggung dan sebagainya.

2) Kapsul Infra Merah, Ozon dan Bio Elektrik Slimmer


Salah satu treatment kombinasi yang menggabungkan tiga komponen yang berperan dalam
proses pembakaran lemak ini, memberikan hasil yang sangat memuaskan, terutama pada
mereka yang memiliki masalah yang cukup serius dalam menurunkan berat badan. Mesin
ini sangat efektif dalam menurunkan berat badan, sekitar 0,5 – 3 kg setiap kali melakukan
perawatan.
3) Laserpunktur
Teknik laserpunktur adalah alat yang menggunakan sinar laser infra merah dengan panjang
gelombang 800 nm dan kekuatan 100 mw. Alat ini digunakan pada terapi untuk
menurunkan berat badan/melangsingkan badan. Salah satu keunggulan dari
alat Laserpunktur ini dapatmenekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme tubuh.

4) Laser Blue
Laser blue merupakan sistem biostimulating atau soft laser yang menggunakan energi cahaya
dengan kapasitas panjang gelombang 905 nm. Alat ini digunakan untuk menghancurkan
lemak dalam tubuh, dan penggunaannya relatif aman, karena kekuatan laser yang
diterapkannya hanya pada batas level 1.

4. Alat Perawatan Payudara

Alat perawatan payudara terdiri dari :


a. Vibro Massage
Vibro massage adalah alat yang digunakan untuk memijat payudara agar dihasilkan payudara
yang kencang, kenyal dan berbentuk indah.
b. Micro Peel
Alat Micro Peel digunakan untuk melancarkan aliran darah dan kelenjar-kelenjar di dalam
payudara, Sehingga payudara akan tampak lebih sehat bercahaya, kencang dan elastisitas
nyabertambah.

5. Alat Tata Rias


Alat yang digunakan untuk merias wajah terdiri dari :
a. Kuas dan Sikat
1) Sikat Alis
Berbentuk seperti sikat gigi, umumnya dilengkapi pula dengan sisir kecil yang saling
berpunggungan. Fungsinya untuk merapikan alis sebelum dan sesudah dibentuk serta
“diisi”.

2) Sikat Bulu Mata


Sikat dengan bulu-bulu yang diposisikan melingkar seperti sepiral. Bulu-bulu pada sikat ini
bersifat kasar. Fungsinya untuk membebaskan bulu mata dari serpihan maskara yang
menggumpal.

3) Kuas Alis
Memiliki bulu-bulu halus atau kasar, dengan ujung menyerong. Kuas ini digunakan untuk
membaurkan pensil alis atau eyeshadow yang telah diaplikasikan pada alis, sehingga alis
terlihat rapi dan natural.
4) Kuas Eye Liner
a) Kuas dengan bulu-bulu halus, agak panjang dan ramping. Dalam keadaan basah kuas ini
dapat digunakan untuk melukis eyeliner. Dalam keadaan kering, kuas ini dapat digunakan
sebagai aplikator eyeliner cair.
b) Kuas dengan bulu-bulu halus, agak gemuk, berujung membulat. Berfungsi untuk
menghaluskan atau membaurkan eyeliner yang diciptakan menggunakan pensil mata.

5) Kuas Bibir
Berukuran sedang, dengan bulu lembut dan berujung lancip. Digunakan untuk membubuhkan
pewarna bibir atau lip gloss pada bibir.

6) Kuas Concealer
Memiliki ukuran bervariasi, kecil atau besar, dengan bulu lembut atau rata. Kuas ini
digunakan untuk membubuhkan concealer pada noda-noda kecil pada wajah atau sudut-
sudut mata yang sulit dijangkau.
7) Kuas Eyeshadow
a) Berbentuk pipih, berujung tipis, dengan bulu-bulu bertekstur lembut. Fungsinya sebagai
pembentuk garis (ujung kuas pada posisi mendatar), selain untuk mengisi dan pembaur
warna (ujung kuas dalam posisi berdiri).
b) Lebih gemuk, berujung membulat, memiliki bulu-bulu bertekstur lembut. Kuas ini
digunakan untuk membantu menghaluskan hasil sapuan gradasi
warna eyeshadow. Pengaplikasiannya tidak memerlukan satu titik berat. Fungsi lain kuas
ini adalah untuk membentuk serta menghaluskan bayangan hidung.

Kuas ini terdiri atas berbagai ukuran. Ukuran kecil digunakan sebagai aplikator pada daerah
yang membutuhkan titik berat atau membentuk garis, misalnya pada sudut mata atau
tepian kelopak mata. Kuas besar untuk membentuk highlight. Pada prinsipnya makin ke
atas ukuran kuas yang digunakan, makin besar. Untuk warna lebih pekat, kuas dapat
digunakan dalam keadaan basah.

8) Kuas Kipas
Berbentuk pipih dan melebar menyerupai kipas. Terbuat dari bulu-bulu yang sangat halus.
Kuas ini diperlukan untuk membersihkan wajah dari serpihan-serpihan kosmetik yang
rontok.

9) Kuas Shading
Kuas dengan bulu-bulu yang lembut, tebal dan berujung menyerong. Digunakan untuk
mengaplikasikan shading pada bagian-bagian wajah yang bersudut, seperti hidung atau
rahang.

10) Kuas Blush-on


Kuas besar bergagang langsing dengan ketebalan bulu sedang. Berfungsi untuk
menyapukan blush-on pada pipi atau bagian wajah lainnya.

11) Kuas Powder


Kuas bergagang besar dengan bulu-bulu yang lembut dan gemuk. Kuas ini digunakan untuk
mengaplikasikan loose powder pada wajah. Bisa juga digunakan untuk
melakukan finishing, yaitu untuk membaurkan kosmetik pada akhir riasan.
b. Spons dan Puffs

1) Spons rias atau make-up sponges bentuknya bulat dan segi empat, halus juga lembut
dipergunakan untuk meratakan foundation pada kulit wajah.
2) Puff bedak atau powder puff / cotton wool bentuknya bulat dan lembut dipergunakan
untuk meratakan dan menghilangkan bedak tabur pada wajah.
3) Spons pembersih riasan mata atau spongse applicator, bentuknya kecil dan lembut
dipergunakan untuk meratakan, membaurkan dan menghilangkan serbuk riasan mata.

c. Alat-alat Penunjang Tata Rias

Lenan yang biasa digunakan untuk merias wajah adalah cape, bandana, handuk kecil dan
waslap Cape dipakai untuk menutup pakaian pada waktu dirias agar tidak kotor terkena
percikan kosmetik, bandana dipakai untuk mengikat rambut agar tidak mengganggu pada
waktu wajah dirawat atau dirias, handuk kecil digunakan untuk menutup kepala atau
rambut sebagaimana bandana pada waktu merawat wajah atau digunakan untuk
melembabkan kulit wajah pada waktu kulit wajah akan dirawat, dan waslap digunakan
untuk mengangkat masker dan untuk melembabkan kulit wajah yang akan dirawat.

1) Bahan pelengkap lain yang biasa digunakan dalam merias atau merawat kulit wajah
adalah barang yang habis untuk sekali pakai seperti tissue, cotton bud, kapas, dan es batu.
Bahan pelengkap tersebut digunakan untuk membantu mendapatkan hasil rawatan dan
riasan yang rapih dan tahan lama.
2) Penjepit bulu mata digunakan untuk melentikkan bulu mata pada waktu menggunakan
maskara.
3) Pisau alis dan pinset digunakan untuk membentuk alis mata, mencabut bulu alis yang
berlebihan dan memotong rambut di alis mata.
4) Gunting kecil, digunakan untuk menggunting scotch dan untuk memotong bulu mata
palsu yang terlalu panjang.
5) Scotch tape sangat berguna untuk mengoreksi mata yang tidak seimbang atau mengganjal
kelopak mata agar menjadi lebih besar. Scotch tape dibuat dari bahan sejenis plastik atau
bahan yang membuat eye shadow mudah menempel pada kelopak mata.
6) Lem bulu mata berupa lem khusus untuk merekatkan bulu mata palsu pada mata.

7) Bulu mata palsu, digunakan untuk membuat bulu mata tampak lebih panjang, lebat, dan
indah yang menunjang kesempurnaan penampilan atau riasan wajah. Bulu mata palsu
terbuat dari bahan sintetis dengan ketebalan yang beragam dan terdapat dalam berbagai
model yaitu :
a) Bulu mata bawah. Bulu mata bawah ini akan memberikan kesan cantik pada mata. Bulu
mata ini menjadikan seseorang tampil ala baby doll. Bulu mata ini bisa dipotong dan bisa
digunakan hanya setengah.

b) Bulu mata angsa. Bulu mata angsa bagian ujung bulu matanya lebih panjang. Dengan
bulu mata angsa seseorang tampak unik dan tampil beda, sehingga sangat cocok dipakai
oleh seseorang yang senang bereksperimen dan senang menjadi pusat perhatian.
c) Bulu mata menyamping dan lebat. Hampir semua bulu mata palsu, lentik dan ke depan,
tetapi bulu mata palsu ini bentuknya menyamping. Bagi yang memiliki mata belo dan
ingin tampak lebih kecil, bulu mata jenis ini sangat membantu dalam membuat
penampilan mata terkesan lebih sipit.

d) Bulu mata berwarna. Bulu mata tidak selamanya berwarna hitam, tetapi ada juga bulu
mata yang beraneka warna. Bulu mata warna dapat diserasikan ketika menggunakan
rambut palsu dengan warna-warna yang mencolok. Bulu mata ini bisa menjadi paduan
yang menarik, karena dapat diserasikan dengan warna rambut palsu atau warna busana
yang digunakan.

e) Bulu mata yang menampilkan kesan kemilau. Bagi yang suka berpenampilan glamour,
bulu mata palsu ini sangat cocok digunakan. Pada malam hari, kemilai dari bulu mata
palsu ini akan sangat terlihat, karena bulu mata ini ditaburi butiran-butiran aksesoris
seperti mutiara, mote, payet atau kristal.
f) Bulu mata silang. Bulu mata jenis ini akan membuat penampilan mata terlihat sempurna.
Bulu mata ini sangat cocok digunakan untuk acara pesta dan mata terlihat berkarakter.

g) Bulu mata per-satuan. Bulu mata ini bentuknya persatuan, jadi bisa digunakan pada
bagian-bagian tertentu yang ingin terlihat panjang atau tebal. Bagian ujung-ujung bulu
mata, biasanya yang ingin terlihat tebal dan panjang.

h) Bulu mata bawah natural. Bulu mata palsu ini fungsinya hanya untuk mempertebal bulu
mata bawah, dengan menambahkan bulu mata bawah sehingga mata terkesan lebih hidup.

i) Bulu mata tebal bentuk zig-zag. Bulu mata palsu ini bisa dijadikan kreasi bila ingin
mencoba bermacam-macam karakter, dan riasan mata akan terlihat unik.
8) Scotch Tape Glitter atau selotip mata yang berkilau selain berfungsi untuk memperbesar
kelopak mata, juga sangat efektif untuk diaplikasikan sebagai perona mata yang
memberikan kesan dramatis dan glamour. Intensitas efek kilau yang dimunculkan scotch
tape glitter lebih besar dibandingkan dengan penggunaan eye shadow yang
mengandung glitter.

6. Perabot Tata Kecantikan Kulit

Peralatan berikut ini sangat menunjang dalam proses perawatan dan penataan kecantikan. Di
pusat-pusat penataan kecantikan, peralatan ini dibuat dalam bentuk yang
sangat ergonomis dan estetis, sehingga memberikan kenyamanan yang optimal pada klien
saat menjalani perawatan. Peralatan ini adalah sebagai berikut :

a. Hidraulik Chair
Hidraulik Chair adalah sejenis tempat duduk atau kursi yang digunakan ketika melakukan
proses merias wajah. Bentuk, model dan ukuran kursi ini bermacam-macam. Tinggi
rendahnya kursi ini bisa distel atau diatur secara manual disesuaikan dengan tinggi badan
yang yang dirias atau orang yang merias.
b. Ring Chair
Ring Chair adalah sejenis kursi tanpa sandaran, umumnya berbentuk bulat dan dapat diatur
tinggi rendahnya secara manual sesuai kebutuhan. Kursi ini biasa digunakan pada proses
perawatan tangan dan kaki, atau kursi untuk menunggu treatment.

c. Electronic Beauty Facial Bed


Electronic Beauty Facial Bed adalah sejenis tempat tidur (bed) yang digunakan khusus untuk
perawatan wajah (facial). Bed elektronik ini dapat diatur tinggi rendahnya juga
sandarannya secara otomatis menggunakan bantuan listrik. Bed ini termasuk ke dalam
alat kecantikan dengan menggunakan teknologi.

d. Manicure Desk
Manicure desk adalah perangkat peralatan yang digunakan pada proses perawatan tangan
(manicure).
e. Trolley
Trolley adalah semacam lemari atau rak untuk wadah atau tempat menyimpan berbagai alat
dan kosmetika yang akan digunakan. Rak ini terdiri atas beberapa tahap dan dapat digeser
sesuai kebutuhan karena di bagian bawahnya terdapat roda yang bisa memutar.

f. Towel Steamer
Towel steamer adalah alat untuk menghangatkan dan menstrerilkan handuk untuk perawatan
kecantikan.

g. Sterilizer / Box Sterilizer


Sterilizer / Box Sterilizer adalah alat yang berfungsi untuk menstrerilkan peralatan
kecantikan. Alat ini dapat berbentuk bulat, atau kotak yang di dalamnya terdapat lampu
sinar ultraviolet yang mempunyai daya anti bakteri.
h. Hidraulic Beauty Facial
Hidraulic Beauty Facial adalah sejenis bed untuk proses perawatan wajah (facial). Hidraulic
artinya tidak otomatis, manual atau tidak menggunakan bantuan listrik. Jadi bed jenis ini,
meski bisa diatur tinggi rendahnya, atau sandarannya, tidak secara otomatis, tetapi diatur
oleh alat pengatur yang dipasang di bagian bawah bed.

i. Beauty Facial Bed


Beauty Facial Bed adalah sejenis bed yang khusus digunakan pada proses perawatan wajah
seperti facial. Bed jenis ini merupakan bed model lama dan digunakan untuk perawatan
wajah secara manual. Tinggi bed sudah standar, artinya tidak bisa diubah.
j. Beauty Case
Beauty case adalah tas atau koper yang khusus digunakan untuk tempat menyimpan kosmetik
dan peralatan kosmetik, terutama pada saat akan melakukan perjalanan/bepergian.

k. Display
Display adalah rak bersusun untuk memajang berbagai jenis kosmetik

l. Foot Bath Chair


Foot bath chair adalah kursi yang khusus digunakan pada proses perawatan kaki (pedikur).

m. Knead Chair
Knead chair adalah kursi khusus yang digunakan pada proses perawatan kaki (pedikur),
khususnya perawatan sekitar lutut.
2.3 Cara merawat alat-alat dan cara menyeterilkan suatu alat yang telah kita gunakan.
Fungsi kita merawat alat-alat yang ada dikecantikan atau ditempat kerja kita yaitu
agar alat-alat tersebut tidak cepat rusak dan bisa dipakai dengan waktu yang panjang, dan
cara manfaat kita menyeterilkan suatu alat yang telah dipakai yaitu suatu tindakan untuk
menjaga agar peralatan salon tidak menjadi sumber penularan penyakit. Adapun cara
menyeterilkan suatu alat yaitu ada 2:
1. Desinfeksi adalah pembebasan peralatan salon dari kuman dengan menggunakan
bahan kimia yang disebut DESINFEKTAN.
a. Berbagai senyawa AMONIUM KWARTENER, (contohnya: Zehiran,
Cetavlon dan Klorheksidin atau Savlon).
b. Alcohol untuk alat-alat elektroda
c. Lisol atau detol untuk cuci tangan, sisir, gunting rambut, sikat rambut, jepit
rambut, dan lain-lain.
2. Sterilisasi adalah tindakan mematikan semua bentuk jasad renik yang terdapat
pada suatu benda tersebut menjadi suci hama.
Dilakukan dengan cara:
a. Berdasarkan ilmu alam
1. Panas kering:
Membakar, memanggang atau menyetrika
2. Panas basah atau lembab:
Merebus dalam air mendidih kurang lebih 20menit
3. Menyaring:
Dengan saringan keramik atau porselen. Seperti Bekerfeld dan
Chamberlain. Proses ini disebut juga filtrasi
4. Penyinaran:
Dengan sinar ultraviolet atau sinar Gamma. Disebut radiasi
b. Menggunakan zat kimia
1. Merendam dalam dalam larutan kimia berdaya bunuh kuman. (seperti
larutan sublimat, alcohol, betadin, resiguard, savlon)
2. Fumigasi yaitu strelisasi dengan menguapi menggunakan uap formalin
3. Desinfektan dan antiseptic, zat yang digunakan dalam sanitasi disalon-
salon, misalnya:
a. Senyawa Amonium Kwartener (cairan atau tablet). Carannya,
dilarutkan dalam air 1:1000 untuk merendam alat 1-15menit
b. Formalin (cairan dengan kekuatan 25%), untuk merendam 20 menit
c. Alcohol 70% untuk alat tajam dan elektroda
d. Cresol atau lisol 10% untuk lantai dan kamar mandi

c. Antiseptic yang banyak digunakan


1. Judiumtincture (cairan 2%) untuk pisau, gunting dan lain-lain
2. Hydrogen peroksida (cairan 3%) untuk kulit dan luka kecil
3. Alcohol 60% untuk mencuci tangan dan luka kecil
4. Formalin 5% untuk cuci tangan, bad penyampoan, lemari kaca dan lain-
lain
5. Klorosol 0,5% untuk cuci tangan dan lain-lain
BAB X

RESUME XII

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan merupakan suatu upaya


penting yang harus dilakukan terutama bagi dunia usaha/industri. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menyatakan bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga dapat ditinjau dari
beberapa aspek:
a. Aspek filosofi
Menyatakan bahwa K3 adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan hak jasmaniah maupun rohaniah, hasil karya dan budaya tenaga
kerja menuju masyarakat adil dan makmur.
b. Aspek ilmu
Menyatakan bahwa K3 adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
c. Aspek praktis/etimologi
Menyatakan bahwa K3 merupakan suatu upaya perlindungan tenaga kerja dan orang
lain yang memasuki area kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama
melakukan pekerjaan di tempat kerja serta penggunaan sumber dan proses produksi
secara aman dan effisien.

Pentingnya Penerapan K3

Beberapa hal yang mendasari pentingnya implementasi K3 saat ini antara lain:
a) Banyaknya angka kecelakaan kerja yang terjadi di dunia kerja
b) Kurangnya standar kerja yang terdapat di suatu perusahaan
c) Kerugian yang dapat ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja
d) Daya saing pasar global suatu negara ditentukan oleh tingkat kecelakaan kerja yang
terjadi di negara tersebut. Semakin tinggi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di
suatu negara, semakin rendah daya saing Negara tersebut di pasar global.
e) Masih kurangnya kesadaran sebagian masyarakat termasuk kalangan dunia usaha
tentang pentingnya aspek K3.
f) K3 menjadi issu global yang mempengaruhi perdagangan dan arus barang antar
Negara.

Unsur dan Prinsip K3

Agar tujuan kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai sesuaidengan yang
diharapkan perlu dipahami unsur-unsur dan prinsip-prinsipkesehatan dan keselamatan
kerja oleh semua orang yang berada ditempat kerja.
Adapun unsur–unsur keselamatan dan kesehatan kerja menurut Sutrisno dan
Kusmawan Ruswandi (2007: 5) antara lain adalah:
1) Adanya Alat Pelindung Diri (APD) ditempat kerja
2) Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya
3) Adanya peraturan pembagiaan tugas dan tanggungjawab
4) Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat–syaratlingkungan kerja)
antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asaprokok, uap gas, radiasi, getaran
mesin dan peralatan, kebisingan, tempatkerja aman dari arus listrik, lampu
penerangan cukup memedai, ventilasi dansirkulasi udara seimbang, adanya aturan
kerja atau aturan keprilakuan.
5) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja
6) Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja
7) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

Tujuan K3

Tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja adalahuntuk melindungi tenaga kerja atas


hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktifitas kerja, untuk menjamin keselamatan orang lain
yang beradadilingkungan tempat kerja dan sumber produksi dipelihara dan digunakan
secaraefisien.

Mengikuti Prosedur K3

Cara kerja sangat mempengaruhi tercapainya keselamatan dan kesehatandalam


bekerja. Jika seorang pekerja tidak bekerja sesuai dengan cara kerja yangditentukan maka
akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau gangguankerja. Prosedur bekerja
dengan aman dan tertib yang berlaku disetiap duniausaha atau industri biasanya di buat
dalam bentuk tata tertib dan aturankeperilakuan.Sehingga untuk mencapaikeselamatan
dan kesehatan kerja adalahmelalui penerapan ergonomi dan pemakaian Alat Pelindung
Diri. Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknispengamanan tempat, peralatan
dan lingkungan kerja adalah sangat di utamakan.Alat-alat demikian harus memenuhi
persyaratan: enak dipakai, tidakmengganggu kerja, memberiperlindungan yang efektif
terhadap jenis bahaya.
Jenis alat proteksi diri beranekaragam macamnya, antara lain:

1. Untuk kepala, pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai bahan,
2. Untuk mata, kaca mata dari berbagai bahan,
3. Untuk muka, perisai muka,
4. Untuk tangan dan jari, sarung tangan, bidal jari,
5. Untuk kaki, sepatu dan sendal,
6. Untuk alat pernapasan, respirator atau master khusus,
7. Untuk telinga, sumbat telinga atau tutup telinga,
8. Untuk tubuh, pakaian kerja yang memenuhi persyaratan sesuaikan denganjenis
pekerjaan.

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tanpadirencana


hingga menimbulkan korban, baik berupa benda, harga diri, badanbahkan korban jiwa,
dimaskud tiba-tiba atau tak terduga karena tidak ada unsur kesengajaan ataupun
perencanaan. Faktor kecelakaan kerjasecara umum yaitu keadaan pekerja sendiri (human
factor/human error), mesindan alat-alat kerja (machine and tools condition), dan keadaan
lingkungan kerja(work environment). Jenis-jenis pekerjaan antara lain:
1. Terjatuh (fall)
2. Terluka benda tajam (cut)
3. Luka bakar (burn and scals)
4. Ledakan gas (explotion)
5. Kecelakaan listrik (electric)
6. Kecelakaan bahan kimia ( chemical )

Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang ada pada Tata Boga, Perhotelan,Tata Busana, dan
Kecantikan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Tata Boga

A. Pengertian Boga
DasarBoga Dasar adalah pengetahuan dibidang boga (seni mengolah
masakan)yang mencakup ruang lingkup makanan, melalui dari persiapan
pengolahansampai dengan mehidangkan makanan itu sendiri yang tradisional
maupunInternasional.

B. Penerapan K3 Pada Praktek Boga Dasar


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Penerapan dapat diartikansebagai
pelaksanaan. Penerapan merupakan suatu proses untuk memastikanterlaksananya
suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut.
Penerapan adalah suatu proses penerjemahan ide, program atau strategidalam
tindakan nyata dilapangan yang meliputi segala sesuatu yang harusdikerjakan
dilapangan agar ide, program atau strategi tersebut dapat mencapaitujuan yang
ditetapkan. Penerapan merupakan konsep atau ide, kebijakan atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehinggamemberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan,
ketrampilan maupunnilai dan sikap.Dapat disimpulkan bahwa penerapan merupakan
proses penerapankonsep, ide, program atau tatanan ke dalam suatu praktek sehingga
tujuan yangdikehendaki dapat tercapai.
Adapun situasi dan kondisi yang dapat menjadi pemicu atau sumber-sumber
bahaya bagi keamanan dan kesehatan kerja antara lain:
1) Penggunaan peralatan

Pada beberapa jenis pekerjaan, banyak kegiatan yang dilakukan


denganmenggunakan alat tangan, alat tangan yang dimaksud adalah alat-alat
yangsumber tenaganya menggunakan tangan.Beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki penataanperalatan di ruang kerja menurut Panitia Pembina
Keselamatan dan KesehatanKerja (P2K3) Indonesia adalah dengan menerapkan
budaya 5R (Ringkas, RapiResik, Rawat dan Rajin). Prinsip ringkas adalah
memisahkan segala sesuatu yangdiperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan
dari tempat kerja.Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang
akandisimpan, sertabagaimana acara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti
saatberguna. Prinsip rapi, rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan
tempatnya.Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang
danmendapatkanya kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Prinsip resikadalah
membersihkan tempat atau lingkungan kerja, mesin atau peralatan ataubarang-barang
agar tidak terkena debu atau kotoran.Prinsip rawat adalahmempertahankan hasil yang
telah dicapai pada 3R sebelumnya denganmembakukannya (standarisasi). Prinsip
rajin adalah tercapainya kebiasaanpribadi para pekerja untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah dicapai.Rajin ditempat kerja berarti mengembangkan
kebiasaan ditempat kerja.
2) Faktor Lingkungan Kerja

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007: 26) mengungkapkan bahwabahaya


dari faktor fisik diantaranya adalah suhu udara yang terlalu tinggi ataurendah,
penerangan yang kurang memadai, kelembaban udara, ventilasi yangkurang memadai,
bau yang tidak sedap ditempat kerja dan lain sebagainya.

 Penerangan

Tempat kerja perlu didesain untuk menghindari pencahayaan yang


merusakmata.Kebutuhan intensitas pencahayaan bagi pekerja atau siswa
harusdipertimbangkan saat mendesain bangunan pemasangan alat dan
saranakerja.Desain ventilasi dan pencahayaan harus mampu mengontrol cahaya,
kesilauan, pemantulan, dan bayang-bayang serta keselamatan dankesehatan kerja.

 Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk memberi udara sehat dan dapat mengatur suhuudara dengan
kelembabaman yang cukup pada suatu lingkungan kerja.Sirkulasi udara dalam suatu
ruangan dapat terjadi karena adanya tekananudara alam atau dibuat secara
mekanis.Sirkulasi udara alami tidakmembutukan energi tetapi tidak dapat diandalkan
untuk mengontrolkesehatan udara, debu dan kelembaban.

 Lantai
Struktur lantai di tempat kerja menurut Departemen Tenaga Kerja RI (1999:seperti
yang dikutip oleh Roni Dayanto (2007) lantai harus dibuatsedemikian rupa sehingga
kuat digunakan sebagai dasar peletakan peralatan dan nyaman untuk digunakan
berjalan. Bahan lantai harus dipilih dari bahanyang mempuanyai sifat:isolator listrik
dan panas, kelicinan permukaan yangsedang, tahan terhadap apisehingga mempunyai
kontribusi yang besarterhadap keselamatan kerja siswa.

 Lay out ruang dan tata letak peralatan kerja

Untuk luas ruangan diperhitungkan atas dasar kebutuhan atau keperluan,meliputi:


untuk perlengkapan mesin-mesin dan peralatannya, untuk ruanggerak pekerja dan
operator masing-masing 4 m dan tempat jalan antaramesin-mesin. Dalam penataan
peralatan laboratorium/ruang praktek ada 3sasaran dasar yang harus dipenuhi adalah:
peralatan harus diletakkansedemikian rupa sehingga alat-alat tersebut dapat
membantu pekerjaan,tidak menjadi rintangan dalam pembelajaran dan lebih
mengefektifkan gurudalam mengajar.

3) Faktor faal
Menurut Sutrisno dan Kusnawan Ruswandi (2007:26) faktor faal, yang
dapatmenimbulkan bahaya diantaranya adalah sikap badan yang tidak baik padawaktu
bekerja, peralatan yang tidak cocok atau tidak sesuai, gerak yangsenantiasa berdiri
atau duduk, proses, sikap dan cara kerja yang monoton,serta beban kerja yang
melampaui batas kemampuan.

4) Ergonomi

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Secara singkat dapat dikatakan bahwa egronomi ialah penyesuian
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidakmelelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. (Pusat Kesehatan Kerja
Departemen Kesehatan RI,2010).Ergonomi mempunyai peranan penting dalam suatu
pekerjaan. Kesalahanergonomi dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Untuk itu setiap
pekerjahendaknya mengerti dan memahami ergonomi kerja yang baik sehinggadapat
diterapkan pada saat bekerja yang nantinya dapat meminimalisirterjadinya kecelakaan
kerja.

Komponen Ergonomi kerja Komponen ergonomi kerja terdiri dari 3 komponen


utama, yaitu manusia, lingkungan kerja dan alat/perabot kerja. Penataan lingkungan
dan pengawasan terhadapcara kerja adalah upaya kesehatan kerja yang dilakukan
untuk memberikan dampak pada kesehatan tenaga kerja (ILO). Hal ini berarti
ergonomi kerja merupakan salah satu bagian dari pembentukan kesehatan lingkungan
kerja yang berarti pula pembentukan kesehatan kerja / tenaga kerja. Untuk
melaksanakan program ergonomi, maka 4 hal berikut perlu dilakukan antara lain:

a. Desain pekerjaan (Job design) :


1. Rotasi kerja
2. Perbaikan cara kerja
3. Kerja tim
b. Desain tempat kerja (Workplace design):
1. Fleksibilitas (adjustable)
2. Penyesuaian terhadap bentuk & ukuran tubuh pekerja
c. Desain perkakas & peralatan (Tools and Equipment design): yaitu
penyesuaian pegangan (handle) perkakas dan tatakan barang dengan pekerjaan
dan tenaga kerja.
d. Prosedur kerja (SOP): penyusunan prosedur kerja yang harus diikuti tenaga
kerja.Untuk menjaga kerapihan dan kebersihan ruang atau tempat
penyimpanan peralatan, digunakan prinsip 5 R yaitu:
 Ringkas: hanya untuk menyimpan peralatan yang diperlukan.
 Rapih: menempatkan barang pada tempatnya, dan ditata sesuai dengan
jenis peralatannya.
 Resik: harus sudah dalam keadaan bersih dan kering saat disimpan
(tidak ada kotoran yang menempel).
 Rawat: dirawat atau dibersihkan secara teratur.
 Rajin: Konsisten atau terus menerus dilakukan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Perhotelan

1. Selalu keselamatan dan kesehatan anda dimanapun anda bekerja.


2. Bila anda ragu-ragu mengoperasikan peralatan mekanik, alat-alat listrik yang anda
gunakan, jangan ragu-ragu bertanya. Patuhilah SOP (Standard Operation
Procedure).
3. Gunakanlah waktu istirahat sebaik-baiknya, baik dirumah maupun ditempat kerja.
4. Pakailah pakaian kerja dan alat-alat pelindung Pikirkan dengan sopan rapih dan
bersih.
5. Yakinkanlah bahwa peralatan kerja anda dan anda sendiri telah siap untuk
melaksanakan pekerjaan dengan aman dan benar.
6. Patuhilah 4 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat).
7. Berikan saran-saran perbaikan bila ada hal-hal yang bisa menimbulkan bahaya.
8. Bila terjadi kecelakaan atau merasa sakit di tempat kerja segera lapor kepada
atasan setempat.
9. Bantulah rekan-rekan kerja anda bila rekan anda membutuhkan bantuan anda
bekerja di tempat yang membahayakan.
10. Lewatlah melalui jalan-jalan yang sudah ditentukan.
11. Yakinlah bahwa alat-alat pemadam api yang ada selalu dalam keadaan yang siap
pakai.
12. Jangan paksakan diri anda mengangkat, menahan, mendorong dengan beban yang
diluar kemapuan anda dengan posisi ataupun yang mengundang bahaya.
13. Carilah posisi kerja yang baik dan nyaman saat anda melakukan pekerjaan,
hindarilah kecerobohan.
14. Adakan persiapan dan pemeriksaan terhadap peralatan yang akan anda gunakan
baik sebelum, padasaat dan setelah dioperasikan.
15. Pahami benar standard urutan kerja peralatan yang anda gunakan.
16. Beri tanda-tanda penting, dimana ditempat kerja saudara bisa membahayakan
orang lain, seperti benda jatuh, licin dan bahaya lain.
17. Bersihkan kotoran-kotoran termasuk sampah, kertas-kertas, kotoran-kotoran bekas
minyak, bekas-bekas makanan ditempat kerja anda atau sesuai dengan tugas-tugas
yang diberikan kepada anda.
18. Jangan membuang sampah, puntung rokok disembarang tempat.
19. Usahakan barang-barang yang ada ditempat kerja anda adalah barang-barang yang
akan digunakan kerja.
20. Kembalikan peralatan kerja anda ditempat yang sudah ditentukan.

Kesehatan Keselamatan dan Keamanan Kerja pada Tata Busana

 Kesehatan kerja yaitu memelihara kesehatan kerja baik diri sendiri lingkungan
kerja dan produk hasil kerjanya.
 Keamanan kerja dalam tata busana yaitu menjaga keamanaan sekitar area kerja
dan lingkungan kerja agar pekerja merasa aman dan tentram tempat kerjannya.
 Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan dan
keselamatan hasil kerjanya.

Usaha-usaha kesehatan yang perlu dilakukan terhadap tempat kerja secara umum
adalah dengan menerapkan hygiene dan sanitasi tempat kerja secara khusus. Hal-hal
yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi tempat kerja antara lain:

1. Penerangan atau pencahayaan dalam ruangan kerja/workshop harus


disesuaikan/diatur dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
2. Pengontrolan udara dalam ruangan kerja.
3. Suhu udara dalam ruangan kerja.
4. Tekanan udara dalam ruangan kerja.

Di samping kecelakaan-kecelakaan itu disebabkan karena persoalan teknis,


sebagian besar kecelakaan disebabkan karena kelelahan. Makin lama seseorang
melakukan pekerjaan makin berkurang prestasi kerjanya, dan semakin banyak bekerja
maka akan makin cepat dan hebat tingkat kelelahannya. Kelelahan dapat
menimbulkan efek buruk terhadap jasmani maupun rohani. Efek buruk terhadap
jasmani sering disebut “Exhaustion” sedangkan efek buruk terhadap rohani disebut
“Neurastheni”. Usaha untuk mencegah/memperkecil kecelakaan, dapat dilakukan
dengan cara:
1. Mengadakan pengaturan tata cara kerja, antara lain dengan melakukan
penjadwalan yang baik dan jam kerjarasional serta adanya istirahat berkala di
antara jam kerja.
1 Menerapkan dan mematuhi peraturan sekolah atau perundang-undangan lamanya
jam kerja.
2 Menerapkapkan rolling kerja (shift/jam kerja) dengan jenis pekerjaan yang
akandilakukan. Hasil ini perlu dilakukan untuk menghindari pekerjaan dari
kajenuhan atau kebosanan yang berakibat terjadinya kecelakaan. Semakin teliti
dan halus suatu pekerjaan, makin harus diperpendek lamanya bekerja dan harus
diselang dengan istirahat.

Kecelakan tidak terjadi kebetulan melainkan ada sebabnya. Maka kecelakaan


itu dapat dicegah asal kita ada kemauan untuk mencegahnya. Sebab-sebab kecelakaan
akibat kerja ada 2 golongan sebagai berikut:

1. Faktor mekanis dan lingkungan, meliputi segala sesuatu selain manusia. Faktor ini
dapat pula dibagi-bagi menurut keperluan untuk tujuan apa. Misalnya; sebuah
perusahaan sebab-sebab kecelakaan dapat disusun menurut pengelolaan bahan,
pemakaian alat-alat atau perkakas yang dipegang oleh tangan, jatuh dilantai dan
tertimpa benda jatuh, menginjak atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar
atau pengangkutan.
2. Faktor manusia itu sendiri. Misalnya seorang pekerja pabrik tekstil mengalami
kecelakaan tertimpa gunting jatuh tepat mengenai punggung kakinya. Jika ia
mengikuti petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja dan tidak meletakkan
gunting sembarangan maka gunting tersebut tidak akan tersenggol dan tidak akan
jatuh.

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja Klasifikasi kecelakaan akibat kerja


menurut Organisasi Perburuhan International tahun 1962 adalah:

a) Klasifikasi menurut jenis kecelakaan antara lain; terjatuh, tertimpa benda jatuh,
tertumbuk atau terkena benda-benda, terjepit, gerakan-gerakan melebihi
kemampuan, pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik, kontak dengan bahan-
bahan berbahaya atau radiasi, serta jenis-jenis lainnya termasuk kecelakaan-
kecelakaan yang data-datanya tidak cukup.
b) Klasifikasi menurut penyebab, seseorang menjadi celaka bisa disebabkan oleh:
mesin, alat pengangkut dan alat angkat, peralatan lain, bahan-bahan kimia (zat-zat
dan radiasi), lingkungan kerja, penyebabpenyebab yang belum termasuk
golongan-golongan tersebut atau data tidak memadai.
c) Klasifiksi menurut sifat seperti luka atau kelainan yaitu; patah tulang,
disloksi/keseleo, regang otot/urat, memar dan luka dalam, amputsi, luka bakar,
keracunan-keracunan mendadak, akibat cuaca, mati lemas, pengaruh aruh listrik,
luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya, dan lain-lain.
d) Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh yaitu; kepala, leher, badan,
kelainan umum, dan lainlain.

Alat- alat pelindung diri Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis
pengamanan temapat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan.
Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan; enak dipakai, tidak mengganggu
kerja, memberi perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. Pakaian kerja harus
dianggap sebagai suatu alat yang dapat memperkecil ancaman terhadap bahaya
kecelakaan. Pakaian kerja untuk tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin
sebaiknya menggunakan pakaian berlengan pendek, pas (tidak longgar) pada dada
atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan yang mendatangkan
bahaya. Sedangkan pakaian kerja untuk tenaga kerja wanita memakai celana panjang,
ikat rambut, baju yang pas dan tidak memakai perhiasan. Jenis alat-alat proteksi diri
beraneka ragam macamnya, antara lain sebagai berikut;

1. Untuk kepala: pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai bahan atau rambut
di ikat dengan rapi tidak di gerai agar rambut tidak memepengarahi
2. Untuk mata: kaca mata dari berbagai bahan
3. Untuk muka: perisai muka aatu hendaknya manggunakan masker.
4. Untuk tangan dan jari: sarung tangan, bidal jari
5. Untuk kaki: sepatu dan sandal
6. Untuk telinga:sumbat telinga atau tutup telinga.
7. Untuk tubuh: pakaian kerja yang memenuhi persyaratan sesuaikan dengan jenis
pekerjaan tidak menggunakan pakaian yang memepunyai model yang berlebihan
dan menggunakan aksesories yang berlebihan pada bagian pakaian dan tubuh.
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja pada Tata Kecantikan

a) Kesehatan kerja yaitu memlihara kesehatan kerja baik diri sendiri lingkungan
kerja dan produk hasil kerjanya, agar memperoleh hasil yang maksimal.
b) Keamanan kerja dalam tata kecantikan yaitu menjaga keamanaan sekitar area
kerja dan lingkungan kerja agar pekerja merasa aman dan tentram terhadap tempat
kerjannya.
c) Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan dan
keselamatan hasil kerjanya.

Potensi bahaya di tempat kerja yang menyebabkan gangguan kesehatan dapat


dikelompokkan sebagai berikut :

1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan –
gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: suhu ekstrim
(panas dan dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran radiasi,dll.
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potensi yang berasal dari bahan – bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki /
mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan),
ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit)
3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
kuman – kuman penyakit yang terdapat di luar udara yang berasal dari atau
bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit – penyakit tertentu.
4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau disebabkan oleh
penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai norma- norma.

Potensi bahaya psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian
BAB XI

RESUME XIII

Pengertian K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan


yang menjamin suatu proses produksi agar dapat berjalan dengan teratur dan lancar
sehingga para pekerja dapat merasakan kondisi yang aman dan nyaman dalam melakukan
pekerjaan tanpa mengalami kerugian sedikitpun.

Definisi Peraturan Perundang-Undangan Mengenai K3 (Keselamatan dan Kesehatan


Kerja)
Peraturan perundang-undangan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
merupakan suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenaiK3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).Peraturan perundang-undangan K3 adalah suatu
usaha yang bertujuan mengurangi sebuah kecelakan kerja, resiko penyakit ditempat kerja,
segala bencana di tempat kerja sesuai jenis pekerjaannya dengan adanya undang-undang
yang mengikatnya. Perundang-undangan K3 bertujuan untuk melindungi tenaga kerja
yang merupakan aspek penting dalam sebuah perusahaan atau pekerjaaan, hal ini juga
dapat mengurangi kerugian yang nantinya akan berpengaruh bagi kedua pihak yaitu
penyedia pekerjaan maupun tenaga kerja, karena memberi kerugian dalam hal materi dan
sumber daya manusia. Dalam sebuah data statistik PT. Jamsostek (Persero) menunjukkan
bahwa dalam periode 2002-2005 terjadi sekitar 300.000 kecelakaan kerja, 5.000 korban
jiwa, 500 cacat tetap dan kompensasi lebih dari Rp. 550 milyar ( DK3N, 2007).

Peraturan Perundang-Undangan Yang Mengatur Tentang K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja)
A. Landasan Peraturan Perundang-Undangan

Seperti yang sudah dibahasa pada materi sebelumnya, hal tersebut menunjukkan
bahwa Perundang-undangan dalam keselamatan dan kesehatan kerja sangatlah penting.
Ada beberapa landasan hukum peraturan perundang-undangan:

UU RI No. 14 Tahun 1969 tentang “Ketentuan-ketentuan Pokok MengenaiTenaga


Kerja” yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 9 menyebutkan, bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan


perlindungan kesehatan, keselamatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan sesuai
dengan harkat dan martabat secara moral agama.

Pasal 10 menyebutkan, bahwa pemerintah membina perlindungan kerja yang


mencakup diantaranya: norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja dan hygiene
perusahaan, norma kerja, dan pemberian ganti rugi, perawatan, dan rehabilitas dalam hal
kecelakaan kerja.

Adapun pengembangan landasan peraturan perundang-undangan K3 yaitu UU RI yang


menegaskan tentang perlindungan tenaga kerja terhadap aspek K3 yaitu UU RI No. 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dalam pasal pasal berikut:

Pasal 86 :

(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas


keselamatan dan kesehatan kerja, moral, kesusilaaan, dan perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan kerja dan kesehatan kerja.

Pasal 87 ayat (1) menyatakan, setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem


Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang terintegritasi dengan Sistem
Manajemen Perusahaan.

Landasan tersebut kemudian menjadi acuan dalam membentuk suatu peraturan


perundang-undangan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Berikut beberapa
perundang-undangan yang mengatur tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja):

B. Undang-Undang Yang Mengatur K3

a. UU RI No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Kerja.

Pada khususnya di bahas pada:

Bab V Tentang Upaya Kesehatan Kerja:

1. Bagian Keenam Tentang Kesehatan Kerja, Pasal 23

(1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja


yang optimal.

(2) Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit


akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.

(3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

(4) Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat


(2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2. Bagian Kelima Mengenai Kesehatan Lingkungan, Pasal 22


(1) Kesehatan lingkngan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat.
(2) Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya.
(3) Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah
padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor
penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
(4) Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.
(5) Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), dan Ayat 4) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.

b. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Menteri Undang-Undang N0.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.Undang –


undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pemimpin tempat kerja dan
pekerjaan dalam melaksanaan keselamatan kerja. Pada khususnya diatur dalam:

1. Bab II Mengatur Tentang Ruang Lingkub


2. Bab III Mengatur Tentang Syarat – Syarat Keselamatann Kerja
3. Bab V Mengatur Tentang Pembinaan
4. Bab VI Mengatur Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Bab VII Mengatur Tentang Kecelakaan
6. Bab VIII Mengatur Tentang Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
c. UU RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. UU RI No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, mengatur jaminan
yang berkaitan dengan: Kecelakaan Kerja (JKK), Hari Tua (JHT), Kematian (JK),
Perawatan Kesehatan (JPK).

Selain perundang-undangan pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)


, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, dan Keputusan Menteri terkait tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diantaranya:

C. Peraturan Pemerintah yang Mengatur K3


Adapula peraturan pemerintah yang mengatur mengenai K3 yaitu:

a) PP RI No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan


Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
b) PP RI No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan,
Penggunaan Pestisida.
c) PP RI No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di
Bidang Pertambangan.
D. Keputusan Presiden yang Mengatur K3
Adapula keputusan presiden yang mengatur mengenai K3 yaitu:
a) Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena
Hubungan Kerja.
E. Peraturan Menteriyang Mengatur K3

Berikut beberapa peraturan menteri yang mengatur mengenai K3, diantaranya:


a) Peraturan Menteri No.5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Republik Indonesia
Nomor : PER.03/MEN/1978 tentang Persyaratan Penunjukan dan Wewenang
serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja dan Ahli Keselamatan
Kerja.
c) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja.
d) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER-04/MEN/1995
tentang Perusahaan Jasa Keselamatan Kerja.
e) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.03/MEN/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
f) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: PER.03/MEN/1999
tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan
Orang dan Barang.
F. Keputusan Menteri yang Mengatur K3
Berikut beberapa keputusan menteri yang mengatur mengenai K3, diantaranya:
a) Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. 174 Tahun 1986 Dan Keputusan
Bersama Menteri Pekerjaan Umum No. 104 Tahun 1986 tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
b) Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja.
c) Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja.
d) Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya.
e) Kepmenaker RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
f) Kepmenaker RI No.432 /MENKES/SK/IV/2017 tentang Pedoman manajemen
Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) di Rumah Sakit.

Perundang-Undangan yang Mengatur Sanksi Bagi Pelanggaran K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja)

Ada beberapa contoh perundang – undangan yang secara umum mengatur tentang
sanksi bagi pelanggaran dalam K3, diantaranya sebagai berikut:
a. Dalam UU RI No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada BAB XI mengenai
“Ketentuan-ketentuan Penutup” Pasal 15 menyebutkan “(1) Pelaksanaan ketentuan
tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan. (2)
Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan
atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah). (3) Tindak pidana
tersebut adalah pelanggaran”.
b. Dalam UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan BAB XVI mengenai
“Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif” yang tertuang pada Bagian Pertama yang
mengatur Ketentuan Pidana disebutkan melalui pasal 183 sampai pasal 189. Contoh
pasal 183 yaitu, (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 74, dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dengan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (2) Tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.

Kasus – Kasus Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Contoh – contoh Kasus Keselamatan Kerja
Ada beberapa kasus yang sering terjadi dalam dunia industry atau dunia kerja yang sering
terjadi karena kesalahan dari para pekerja atau pun dari keteledoran diri sendiri maupun
karna musibah yang terjadi secara mendadak atau tanpa disadari. Berikut contoh kasus
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja):

1. Terpeleset di restoran atau hotel yang disebabkan oleh lantai basah karena terjatuhnya
air atau sehabis membersihkan lantai sehingga mempengaruhi waktu melaksanakan
pekerjaan.

2. Terjepit dengan mesin pekerja yang disebabkan oleh pegawai karena kurang berhati –
hatinya dalam menggunakan mesin yang dapat menyebabkan kecelakaan ringan
hingga fatal

3. Tersengat listrik tegangan tinggi yang disebabkan oleh kesalahan pegawai dalam
prosedur yang harus dilakukan.
4. Terjadinya kebakaran dan ledakan pada tempat tempat perusahaan yang disebabkan
biasanya karena arus listrik ataupun kebakaran dari bahan-bahan yang cepat terbakar.

5. Gangguan kesehatan seperti sesak nafas (asma) yang disebabkan oleh asap pabrik,
debu dan pekerjaan lain yang mempengaruhi pada pernafasan sehingga
mempengaruhi kinerja kerja nantinya.

Anda mungkin juga menyukai