RESUME II
Konsep Hygiene
A. Pengertian Hygiene
Hygiene adalah ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A and
Southgate, H.A, tahun 1986). Dalam sejarah Yunani Hygiene berasal dari nama seorang
Dewi Yunani yaitu Hygea yang merupakan dewi pencegah penyakit. Hygiene erat
hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk
mencapai derajat kesehatan.
Jadi, hygiene adalah suatu kegiatan yang mempelajari ilmu kesehatan, yang dilakukan
dengan cara memelihara dan melindungi kesehatan yang menyangkut perseorangan atau
lingkungan masyarakat.
Personal Hygiene adalah faktor yang sangat penting karena diri kita merupakan
penghantar vector penyakit dan dalam makanan merupakan penyebab penyakit.
Kebersihan diri adalah masalah serius dan harus menjadi perhatian bagi setiap orang yang
bekerja di bidang busana, kecantikan, boga, dan perhotelan. Karena ini menyangkut
keselamatan di tempat kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kebersihan dan penampilan pribadi adalah :
1. Kamar mandi dan toilet yang bersih, tersedia sabun cair dan cukup air.
2. Tempat mencuci tangan atau washbasin yang bersih.
3. Rumah yang bersih.
4. Taman yang tertata rapi.
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan dengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut.
A. Pengertian Sanitasi
Ada banyak sumber yang berbicara tentang pengertian sanitasi, antara lain :
Dari beberapa pengertian sanitasi disimbulkan bahwa, sanitasi adalah suatu usaha
pencegahan penyakit (preventatif) yang menitik beratkan kegiatannya kepada usaha-
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan
lingkungan Nomor 23 Tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan
diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan
melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap
bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologi termasuk
perubahan perilaku.
Kualitas lingkungan yang sehat yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari
resikomembahayakan kesehatan dan keselamatan hidup, melalui pemukiman antara
perkantoran dan kawasan industry atau sejenisnya.
Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan,
diantaranya adalah :
Bahan saniter adalah bahan kimia yang digunakan untuk merusak atau menghambat
pertumbuhan bakteri yang terdapat pada piring, panci, wajan dadar, meja, lantai dan
semua permukaan peralatan makan yang kontak dengan makanan dan minuman.
Sedangkan bahan kimia pembersih adalah bahan kimia yang digunakan untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan, kotoran debu, bahan-bahan asing atau bahan pengotor
lainnya.
Untuk melakukan pembersihan dan pensanitasian perlu memilih bahan pembersih dan
bahan saniter yang cocok digunakan sesuai dengan fungsi dan aspek efisiensinya.
Sehingga terdapat jenis-jenis bahan pembersih dan bahan saniter yaitu :
Sanitasi bahan sangat diperlukan bahan untuk mematikan bakteri. Dalam proses
pembersihan peralatan, bahan saniter diperlukan agar bersih secara mikrobiologi dapat
dicapai.
a) Thermal Sanitizing
Metode sanitasi dengan menggunakan suhutinggi. Bahan saniter yang digunakan
untuk melakukan thermal sanitizing adalah uap air dan air panas.
b) Radiation Sanitizing
Metode sanitasi ini dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet atau gamma
dengan panjang gelombang 2500 A. Dengan panjang gelombang tersebut
mikroorganisme dapat dimatikan.
c) Chemical Sanitizing
Berbagai bahan kimia digunakan untuk sanitasi. Setiap bahan kimia memiliki
komposisi kimia dan aktifitas tertentu. Umumnya lebih pekat konsentrasi bahan
sanitasi maka lebih efektif cara kerjanya.
Sifat-sifat bahan saniter yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan saniter
yang akan digunakan antara lain :
Hygiene dan Sanitasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Dimana hygiene
dan sanitasi merupakan ilmu yang menyangkut kesehatan dan kebersihan lingkungan agar
dapat hidup sehat dimanapun kita berada (keluarga, masyarakat). Usaha kesehatan
masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia,
upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh kesehatan lingkungan, serta
membuat lingkungan dapat terpelihara kesehatannya. Misalnya hygiene merupakan upaya
kesehatan yang menitik beratkan pada individu atau pribadi, sedangkan sanitasi
merupakan upaya kebersihan yang menitik beratkan pada lingkungan. Ini membuktikan
kalau kita bisa menerapkan konsep hygiene yaitu menjaga kesehatan diri maka otomatis
konsep dari santasi akan ikut terlaksanakan. Tujuan hygiene dan sanitasi adalah untuk
mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta yang mengganggu kesehatan lain
sebagai akibat adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup.
BAB II
RESUME III
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Secara umum sampah adalah
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga. Sampah juga bisa diartikan
sebagai suatu bahan yang terbuang atau di buang dari hasil yng di lakukan oleh aktiviatas
manusia, maupun itu dari proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.sampah
dapat di simpulkan yaitu sebagai bahan yang berasal dari sisa sisa dari kehidupan sehari
hari yang di timbulkan oleh masyarakat.
Sampah sendiri memiliki banyak jenis, ada sampah yang berdasarkan sifatnya,
berdasarkan sumbernya, dan berdasarkan bentuknya.
b. Sampah Manusia :
Sampah manusia adalah sampah yang berasal dari pencernaan manusia,
seperti feses dan urin.
c. Sampah Rumah Tangga :
Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga, seperti sisa makanan, plastik dan kertas.
d. Sampah Konsumsi :
Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses
penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
e. Sampah Perkantoran :
Sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat
perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan logam.
f. Sampah Industri :
Sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah
umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
g. Sampah Nuklir :
Sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan
juga manusia.
Sampah yang terus menumpuk dan dibiarkan begitu saja tanpa adanya penanganan
yang tepat akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Kita sudah menyadari bahwa
pencemaran lingkungan ini sangat berbahaya bagi kehidupan kita. Adapun dampak
sampah bagi kehidupan, sebagai berikut :
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang baik atau memadai dapat menjadi tempat
perkembangbiakan beberpa organisme yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Potensi bahaya bagi kesehatan yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
1. Penyakit diare, kolera, tifus, dan demam berdarah adalah beberapa
penyakit yang dapat menyebar cepat akibat dari kurangnya baiknya
pengelolaan sampah .
2. Penyakit jamur kulit juga dengan mudah dapat menyebar ditempat
yang pengelolaan sampahnya kurang baik.
3. Ada juga penyakit yang menyebar melalui rantai makanan, yakni
penyakit cacing pita. Penyakit ini dapat menyebar karena telur cacing
pita ini menempel disampah sisa makanan yang dimakan oleh hewan
ternak.
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya
pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya.
Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap menentang dari masyarakat dan
munculnya keresahan. Sikap menentang ini secara rasional akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka,
sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil
langkah-langkah aktif untuk menghindarinya. Adapun contoh dari dampak ini
adalah sebagai berikut :
Sampah merupakan salah satu permasalahan atau faktor terbesar di negara ini. Di
sungai, di jalan,bahkan di dalam rumahpun bisa kita temui sampah. Sampah berasal dari
buangan atau limbah pabrik dan limbah rumah tangga. Cara mengurangai sampah,
diantaranya dengan melakukan tindakan 5R yaitu:
Selain cara mengatasi masalah sampah dengan 5R, ada beberapa cara lagi untuk
menangani sampah yang berserakan dimana- mana yaitu :
Masyarakat yang sadar dan turut berpatisipasi dalam mengelola sampah merupakan
salah satu ciri untuk mewujudkan indikator smart people. Sayangnya sampah masih
betebaran di mana mana. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat dapat melakukan
dalam aktivitas sehari haridengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
RESUME IV
Pengertian insect
Insect adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum arthropoda yang memiliki
exoskeleton berkitin , tubuh yang terbagi tiga bagian (kepala, thorax, dan abdomen),
tiga pasang kaki yang pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan sepasang antena.
Insect berasal dari bahasa Latin, Insectum yang berarti terpotong menjadi bagian -
bagian. Dalam bahasa Indonesia, Insecta atau insekta disebut sebagai serangga.
Ukuran tubuh serangga yang beragam, yaitu dengan panjang 2-40 mm. Serangga ada
yang berukuran mikroskopis dan ada juga yang memiliki ukuran panjang sekitar 260
mm, seperti Phobaeticus serratipes. Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu
kepala (kaput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Toraks terdiri atas tiga segmen
(ruas) dan pada setiap ruas terdapat sepasang kaki jalan sehingga kaki serangga
berjumlah tiga pasang atau enam buah. Abdomen terdiri dari 11 ruas, dari beberapa
ruas bersatu sehingga menjadi kurang 11 ruas.
Ciri-Ciri Insect
Insect atau serangga memiliki ciri-ciri se bagaimana mahluk yang lain memiliki ciri-ciri
begitu juga dengan insect atau serangga, ciri-ciri ini pula yang dapat membedakannya dengan
makhluk lainnya, adapun ciri-ciri umum serangga antara lain sebagai berikut:
1. Insect terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangant mbantu para petani karena
dapat membantu dalam proses penyerbukan.
2. Di bidangin idustri, kupu-kupu, dapat menghasilkan ulat sutra dalam proses
pembentukan kepopompong terlebih dahulu
3. Dapat menghasilkan sebuah madu, misalnya lebah madu
4. Rantai makanan yang amatpenting bagi kehidupan
5. Bagi sebagaian kalangan serangga-serangga tertentu dapat dikonsumsi dan
dapatmemberikan asupangizi yang baik bagi tubuh seperti Laron, larva lebah, dan
belalang
2. merusak tananman budi daya tanaman seperti kumbang kelapa, ulat, dan belalang.
3. serangga banyak yang hidup dengan parasit pada ternak maupun ikan, contohnya adalah
kutu, belatung.
4. parasit pada manusia (menghisap darah) seperti nyamuk, kutu busuk, dan kutu kepala.
BAB IV
RESUME V
Sebelum membahas tentang hygiene dan santasi personal ,sebaiknya terlebih dahulu , kita harus
mengetahui apa pengertian dari sanitasi . sanitasi adalah sautu usaha pencegahan penyakit
(preventif) yang menitik beratkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia.Sedangkan hygiene berasal dariBahasa Yunani yang artinya ilmu untuk
membentuk dan menjaga kesehatan. Jadi, hygiene sanitasi merupakan suatu pencegahan
penyakit yang menitik beratkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta
lingkungan tempat tinggal.
Dari penjelasandiatasmaka ada pendapat dari beberapa tokoh diantaranya:
1. Menurut Wartonah (2003), personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan untu memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2. Menurut Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tudak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
2. Praktik sosial
Kelompok - kelompok sosial seseorang dapat mempengaruhi bagaimana orang
tersebut dalam menerapkan personal hygiene. Misalnya pada anak-anak yang sering
di manja akan kebersihan dirinya maka itu dapat merubah personal hygiene anak
tersebut, bisa jadi akhirnya lebih malas untuk menjaga kebersihan diri. Namun jika
personal hygiene pada anak sudah di terapkan dan dipraktikkan dengan bagus maka
kebiasaan dari anak itu juga akan bagus terhadap personal hygiene.
3. Status sosial ekonomi
Menurut friedman (1998) dan pratiwi (2008) bahwa pendapatan keluarga dapat
mempengaruhi dalam penyediaan fasilitas dan kebutuhan untuk menunjang hidup dan
kelangsungan hidup keluarga. Oleh karena itu sumber daya ekonomi seseorang
mempengaruhi dalam peningkatan personal hygiene seseorang. Untuk menerapkan
personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana seperti kamar mandi,
peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup misalnya sabun, sikat gigi,
pasta gigi, sampo, dan lain-lain.
4. Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi dalam peningkatan personal hygine
dan praktiknya. Namun pengetahuan saja belum cukup karena setiap orang juga harus
ada kemauan atau motivasi untuk menerapkannya dalam kehidupan. Karena apabila
seseorang memiliki pengetahuan akan personal hygiene maka dia akan selalu menjaga
dirinya agar terhindar dari segala bentuk penyakit. Misalnya pada penderita diabetes
mellitus dia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
5. Kebudayaan.
Setiap orang memiliki budaya yang berbeda sehingga praktik perawatan personal
hygienenya juga berbeda. Misalnya pada orang yang sedang sakit dianjurkan untuk
tidak mandi.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan dan penampilan pribadi anda
adalah:
1. Mandi setiap hari.
Mandi setiap hari memang harus dilakukan karena, seorang pekerja pasti
mengalami rasa lelah dan mengakibatkan timbulnya keringat ditubuh. Hal ini
tentunya akan terasa tidak nyaman dan membuat badan khususnya ketiak akan bau
akibat tubuh mendapatkan sinar matahari terus atau uap panas pada saat bekerja. Jika
tidak dibersihkan dengan mandi maka badan menjadi sarang penyakit yang nantinya
juga berakibat pada makanan atau produk yang dihasilkan sehingga kualitasnya
menjadi terganggu. Oleh karena itu mandi setiap hari harus dilakukan ketika kita
merasa sangat kotor dan berkeringat setidaknya dua kali sehari untuk menghindari
bau badandan penyakit.
2. Selalu mencuci tangan.
Kita tidak pernah taua pakah tangan sudah dalam keadaan bersih atau tidak.
Karena tangan yang bersih belum tentu sehat jadi mencuci tangan harus selalu
dilakukan pada saat sebelum mulai bekerja, setelah istirahat, setelah ke toilet, setelah
memegang setiap barang yang terkena tanah atau debu, dan setelah bekerja,cuci
tangan dengan sabun dan air hangat apabila dalam keadaan berkeringat.
Berikut adalah contoh 6 cara mencuci tangan yang baik menurut standar WHO.
1. Tuang cairan handscrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkanujungjariketelapaktangankemudiangosokperlahan.
3. Memelihara kaki.
Kaki adalah salah satu bagian tubuh yang sangat penting dalam melakukan
pekerjaan. Oleh karena itu kebersihan kaki juga harus dipelihara dan dijaga lebih
tepatnya pada kenyamanan dalam memakai sepatu, sepatu yang digunakan harus
nyaman, tidak membuat orang yang memakainya tergelincir atau jatuh. Ini adalah
contoh sepatu yang biasa digunakan pada saat bekerja.
Personal
hygiene berkaitan erat dengan kebudayaan masyarakat suatu daerah seperti kebudayaan kita
sebagai orang Indonesia yaitu melakukan jabat tangan. Sebenarnya tidakada yang salah dalam
kebudayaan dan kebiasaan tersebut karena memang kita memiliki cirikhas seperti itu jika
bertemu dengan orang lain. Lantas bagaimana menyikapinya?.
Cara kita menyikapinya yaitu bila kita akan berjabat tangan usahakan telapak tangan kita
tidak bersentuhan langsung dengan telapak tangan orang lain. Jika diharuskan telah
berjabat tangan dengan bersentuhan langsung maka pakailah cairan pembersih tangan, hal
tersebut dapat mengurangi resiko terjangkit penyakit dari orang lain. Atau kita juga bisa
langsung mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir untuk lebih
memastikan bahwa tangan kita bersih. Karna kita tidak pernah tau bahwa kuman telah
banyak di telapak tangan.
BAB V
RESUME VI
Dapur hotel merupakan salah satu bagian hotel yang tugas utamanya adalah mengolah
makanan atau memproduksi makanan. Dapur hotel memegang peranan yang tidak kalah
penting dengan bagian-bagian lain yang ada di hotel. Dapur hotel dibagi menjadi beberapa
sub bagian yang mempunyai fungsi dan tugas sesuai dengan jenis makanan yang harus
disiapkan, seperti soup,vegetable,sauce,pastry,pantry dan butcher. Dalam mengolah
makanan,seorang karyawan dapur atau juru masak harus mengerti tentang kesehatan dan
kebersihan,pengetahuan memasak,standar resep,standar pelayanan penggunaan alat dapur dan
hal lain tentang makanan. Dengan produksi makanan yang baik maka tamu akan tetap
berlangganan pada hotel itu.
1. terpisah dari ruang yang lain dan tidak berhubungan dengan alam bebas
2. lantai dapur dibuat dari bahan yang kedap air dan tidak licin
3. tembok dapur dilapisi dengan bahan yang kedap air
4. plafon dapur dibuat dengan warna yang cerah penerangan dapur harus
baik. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dan memperhatikan kebersihan
dan keamanan penyajian makanan kepada tamu
3. Lepas dan bersihkan kenop kompor. Basuh di wastafel dengan air hangat
dan sabun pencuci piring yang lembut. Hindari menggunakan sabun yang
mengandung amonia atau bahan abrasif karena akan merusak garis
petunjuk di knop.
4.Setelah kompor lalu bersihkan oven Lepaskan panggangan dari oven. Isi
sebuah ember atau bak mandi dengan air hangat campur sabun dan rendam
panggangan selama beberapa jam. Dengan begini, benda dan noda apapun
yang menempel di panggangan akan lebih mudah dibersihkan. Gunakan
sabut aluminium untuk membersihkan panggangan
8. Bersihkan oven microwave. Gunakan air hangat campur sabun dan spons
untuk membersihkan cipratan makanan di dalam oven microwave Anda.
Untuk noda yang sangat sulit dibersihkan, campurkan dua sendok makan
soda kue dan satu liter air. Bilas dengan air bersih, lalu keringkan dengan
kain lap.
9. Sapu lantai dan mengepel lantai
10. Setelah semua bersih masukkan semua barang ketempatnya lalu Keluarkan
semua sampah. Terakhir, keluarkan sampah. Ini harus dilakukan terakhir
karena ketika Anda membersihkan, Anda pasti akan menemukan barang-
barang yang ingin Anda buang. Cuci tempat sampah Anda dengan air dan
sabun. Ganti plastik sampah Anda dengan yang baru.
Persyaratan hygiene dan sanitasi pada dapur hotel
1. Lokasi
Lokasi dapur harus jauh dan terhindar dari pencemaran yang
diakibatkan antara lain oleh bahan pencemar seperti banjir, udara (debu, asap,
serbuk, bau), bahan padat (sampah, serangga, tikus) dan sebagainya.
Bangunan harus dibuat dengan cara yang terlindung dari sumber pencemar
seperti tempat pembuangan sampah umum, WC umum, pengolahan limbah
dan sumber pencemar lainnya yang diduga dapat mencemari hasil produksi
makanan. Pengertian jauh dari sumber pencemaran adalah sangat relatif
tergantung kepada arah pencemaran yang mungkin terjadi seperti arah angin
dan aliran air. Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai
batas kemampuan terbang lalat rumah atau mempunyai dinding pemisah yang
sempurna walaupun jaraknya berdekatan.
2. Konstruksi
Secara umum konstruksi dan rancang bangun harus aman dan
memenuhi peraturan perundang-undangan tentang Keselamatan dan
Keamanan yang berlaku, seperti memenuhi undang-undang gangguan (Hinder
Ordoonantie) dan sesuai dengan peruntukan wilayahnya (Rancangan Umum
Tata Ruang), Pedoman Konstruksi Bangunan Umum, Pedoman Plumbing
Indonesia dan lain-lain. Konstruksi bangunan dapur harus kuat, aman dan
terpelihara sehingga mencegah terjadinya kecelakaan dan pencemaran.
Konstruksi tidak boleh retak, lapuk, tidak utuh, kumuh atau mudah terjadi
kebakaran. Selain kuat konstruksi juga harus selalu dalam keadaan bersih
secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa atau bekas yang ditempatkan
secara tidak teratur.
3. Halaman
Halaman dapur diberi papan nama perusahaan yang mencantumkan
nomor pendaftaran/Laik hygiene sanitasi makanan di tempat yang mudah
dilihat.Halaman harus selalu kering dan terpelihara kebersihannya, tidak
banyak serangga (lalat, kecoa) dan tikus serta tersedia tempat sampah yang
memenuhi syarat kesehatan, serta tidak terdapat tumpukan barang-barang
yang tidak teratur sehingga dapat menjadi tempat berkembang biaknya
serangga dan tikus. Saluran pembuangan air kotor di halaman (yang berasal
dari dapur dan kamar mandi) harus tertutup dan tidak menjadi tempat jalan
masuknya tikus ke dalam bangunan dapur . Oleh sebab itu pada setiap
lubang/saluran yang berhubungan dengan bagian dalam bangunan harus
dilengkapi dengan jeruji (screen) yang ukurannya tidak bisa dilalui oleh tikus.
Pembuangan air hujan harus lancar sehingga tidak menimbulkan genangan-
genangan air di permukaan tanah.
4. Tata ruang
Pembagian ruang untuk restoran dan rumah makan minimal terdiri dari
dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang karyawan dan ruang adminsitrasi.
Setiap ruangan mempunyai batas dinding untuk memisahkan ruangan yang
satu dengan lainnya dan dihubungkan dengan pintu. Ruangan harus ditata
dengan baik sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus
karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-barang lainnya
yang dapat mencemari makanan. Dan yang paling penting adalah ruang dan
barang-barang di tata sedemikian rupa agar mudah dibersihkan setiap hari.
Khusus ruang pengolahan makanan (dapur/jasaboga) harus diatur proses
pengolahan makanan seperti ban berjalan (berurutan yang teratur).
5. Lantai
Lantai dibuat sedemikian rupa sehingga selalu bersih, kering, tidak
mudah rusak, tidak lembab, tidak ada retakan atau celah tidak licin dan tahan
terhadap pembersihan yang berulang-ulang. Dibuat miring ke arah tertentu
dengan kelandaian yang cukup (1-2%) sehingga tidak terjadi genangan air,
serta mudah untuk dibersihkan. Untuk itu bahannya harus kuat, rata, kedap air
dan dipasang dengan rapi. Pertemuan antara lantai dengan dinding sebaiknya
dibuat conusdengan tujuan agar sisa-sisa kotoran mudah dibersihkan dan tidak
tertinggal/ menumpuk di sudut-sudut lantai.
6. Dinding
Permukaan dinding harus rata dan halus, berwarna terang dan tidak
lembab dan mudah dibersihkan. Untuk itu dibuat dari bahan yang kuat, kering,
tidak menyerap air, dipasang rata tanpa celah/retak. Dinding dapat dilapisi
plesteran atau porselen agar tidak mudah ditumbuhi oleh jamur atau kapang.
Keadaan dinding harus dipelihara agar tetap utuh, bersih dan tidak terdapat
debu, lawa-lawa atau kotoran lain yang berpotensi menyebabkan pencemaran
pada makanan. Permukaan dinding yang sering terkena percikan air misalnya
di tempat pencucian dan tempat peracikan dipasang porselin atau logam anti
karat setinggi 2 (dua) meter dari lantai. Tinggi 2 meter sebagai batas
jangkauan tangan dalam posisi berdiri, sehingga bilamana dinding pada
jangkauan tersebut dipasang porselin, dapat mudah dibersihkan.
7. Atap dan langit-langit
Atap dan langit-langit berfungsi sebagai penahan jatuhnya debu dan
kotoran lain, sehingga tidak mengotori makanan yang sedang diolah. Atap
tidak boleh bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang serangga dan tikus.
Langit-langit harus terpelihara dan selalu dalam keadaan bersih, bebas dari
retakan dan lubang-lubang dan tidak menjadi sarang serangga dan tikus.
Tinggi langit-langit minimal adalah 2,4 meter di atas lantai, makin tinggi
langit-langit, makin baik persyaratannya, karena jumlah oksigen ruangan
semakin banyak.
8. Pintu dan jendela
Pintu di ruangan memasak harus dapat ditutup sendiri (self closing)
dan membuka ke arah luar. Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana
makanan diolah harus dilengkapi dengan kawat kassa yang dapat dibuka dan
dipasang. Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat menutup
sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kawat kasa, tirai plastik,
pintu rangkap dan lain-lain. Setiap bagian bawah pintu sebaiknya dilapisi
logam setinggi 36 cm, untuk mencegah masuknya tikus. Jarak pintu dengan
lantai harus cukup rapat dan tidak lebih dari 5 mm.
a. Pintu dapur dibuat membuka kearah luar dengan maksud agar :
Mencegah masuknya lalat, karena pada saat pintu dibuka terjadi dorongan
angin sehingga lalat menjauh dari pintu. Sebaliknya kalau pintu membuka
ke dalam, pada saat pintu dibuka terjadi sedotan udara yang membantu
menarik lalat masuk ke dalam ruangan.
b. Untuk memudahkan penyelamatan diri pada waktu keadaan darurat seperti
kebakaran dan sebagainya. Pada waktu panik, pintu langsung terdorong
membuka ke arah luar.
Pintu menutup sendiri dapat dibuat dengan :
1. konstruksi pintu biasa atau kassa yang dilengkapi alat penutup sendiri
2. Pintu biasa dilengkapi dengan tirai plastik yang dapat ditembus tetapi
dapat juga menutup kembali. Gunanya adalah untuk mencegah lalat
masuk ke ruangan.
9. Pencahayaan
Intensitas pencahayaan disetiap ruang kerja harus cukup terang untuk
melakukan pekerjaan. Setiap ruangan kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci
peralatan dan tempat cuci tangan, internsitas pencahayaan sedikitnya 10 foot
candle pada titik 90 cm dari lantai. Pencahayaan harus tidak menyilaukan dan
tersebar merata, sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menempatkan beberapa
lampu dalam satu ruangan.Pencahayaan dapat diketahui dengan alat ukur lux
meter (foot candle meter). Untuk
10. Ventilasi/Penghawaan
Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi
dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman. Suhu nyaman berkisar
antara 28oC – 32oC. Sejauh mungkin ventilasi harus cukup untuk mencegah
udara ruangan tidak terlalu panas, mencegah terjadinya kondensasi uap air
atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit, dan membuang bau, asap
dan pencemaran lain dari ruangan. Ventilasi dapat diperoleh secara alamiah
dengan membuat lubang penghawaan yang cukup. Lubang penghawaan bisa
berupa lubang penghawaan tetap dan lubang penghawaan insidental (misalnya
jendela yang bisa dibuka dan ditutup). Jumlah lubang penghawaan minimal
10% dari luas lantai. Aliran ventilasi yang dipersyaratkan adalah minimal 15
kali per menit. Bila ventilasi alamiah tidak dapat memenuhi persyaratan maka
bisa dibuat ventilasi buatan berupa ventilasi mekanis, misalnya kipas angin,
exhauser fan, AC.
11. Ruangan Pengolahan Makanan
Luas ruangan dapur pengolahan makanan harus cukup untuk orang
bekerja dengan mudah dan efisien, mencegah kemungkinan kontaminasi
makanan dan memudahkan pembersihan. Ruang pengolahan makanan tidak
boleh berhubungan langsung dengan jamban, peturasan dan kamar mandi, dan
dibatasi dengan ruangan antara.Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan
sedikitnya 2 (dua) meter persegi untuk setiap orang pekerja. Contoh
perhitungan praktis dilapangan. Bila luas ruangan dapur 4 x 3 M2 = 12 M2
dan jumlah pekerja di dapur 6 orang, secara teori tersedia ruangan 12/6 = 2
M2/orang. Keadaan ini belum memenuhi syarat, karena kalau dihitung dengan
lantai untuk peralatan kerja di dapur, maka yang masih tersedia adalah 2–2
M2/or = 0 M2/or. Maka dengan luas dapur 12 M2, yang idealnya untuk
pekerja adalah untuk 12/4 = 3 M2/or, sehingga cukup untuk orang bekerja
12/3 = 4 orang pekerja saja.Dengan demikian berapa orang pekerja yang ideal
untuk dapur seluas 4 x 5 m2? (10, 8 atau 6 orang). Jawabannya adalah 6 –7
orang
12. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan
Terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen. Bak
pencucian peralatan sedikitnya terdiri dari 3 (tiga) bak pencuci yaitu untuk
merendam (Hushing), menyabun (washing) dan membilas (rinsing).Pencucian
bahan makanan yang tidak dimasak harus menggunakan larutan Kalium
Permanganat (PK) 0,02% satu sendok teh dalam satu ember ukuran 10 liter
atau disiram air mendidih (80oC) dalam beberapa detik atau menggunakan
larutan zat kaporit 50 ppm. Satu sendok makan dalam ember ukuran 10
liter.Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam
tempat yang terlindung dari kemungkinan pencemaran oleh serangga,tikus dan
hewan lainnya.Pertanyaan, berapa sendok makan PK dalam air sebanyak satu
ember ukuran 20 liter? (1, 2 atau 3 sendok) Jawabannya 1 sendok.
13. Tempat cuci tangan
Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci
peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran
pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.Jumlah tempat
cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan, sebagai berikut:1-10
orang : 1 buah, dengan tambahan 1 (satu) buah untuk setiap penambahan 10
orang atau kurang.Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan
pintu masuk, sehingga setiap orang yang masuk dapur pertama kali adalah
mencuci tangan.
Pertanyaan : bila karyawanya ada 25 orang, berapa tempat cuci tangan yang
harus ada? (1,2 atau 3) Jawabannya 2 buah.
14. Air bersih
Air bersih harus tersedia dengan cukup untuk seluruh kegiatan
pengelolaan makanan. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990. Air bersih secara fisik
adalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bebas kuman
penyakit. Untuk air biasa harus direbus terlebih dahulu sebelum digunakan.
15. Jamban dan peturasan
TPM harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat
kesehatan serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.
Jamban harus dibuat dengan leher angsa dan dilengkapi dengan air
penyiraman dan untuk pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi
tanda/tulisan pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan
dengan sabun sesudah menggunakan jamban.Jumlahnya harus memadai
seperti table berikut :
Perbandingan Jumlah Karyawan dengan banyaknya Jamban yang harus
tersedia Jumlah Karyawan Jumlah Jamban
1–10 orang 1 buah
11 – 25 orang 2 buah
26 – 50 orang 3 buah
Setiap penambahan 25 orang Penambahan 1 buah
Perbandingan Jumlah Karyawan dengan banyaknya Peturasan yang harus
tersedia
Jumlah Karyawan Jumlah Jamban
1 – 30 orang 1 buah
31 – 60 orang 2 buah
61 – 90 orang 3 buah
Setiap penambahan 30 orang Penambahan 1buah
16. Kamar mandi
TPM harus dilengkapi dengan kamar mandi dengan air kran mengalir
dan saluran air limbah yang memenuhi pedoman plumbing. Jamban kamar
mandi harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1-10
orang, dengan penambahan 1 (satu) buah untuk setiap 20 orang. Kamar mandi
dianjurkan tanpa bak mandi, tetapi menggunakan shower (pancuran).
Sehingga dapat mencegah pertumbuhan larva nyamuk penular penyakit. Kalau
ada kamar mandi harus dikuras seminggu sekali.
17.Tempat sampah
Tempat sampah untuk menampung sampah sementara dibuat dari
bahan yang kuat, kedap air dan tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan
memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan
jadi yang cepat membusuk. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan
dengan produksi sampah pada setiap kegiatan. Sampah harus sudah dibuang
dalam waktu 1 x 24 jam dari dapur. Kantong sampah yang telah penuh di
tempatkan di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut
sampah.
18. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan
Locker karyawan dibuat dari bahan yang kuat, aman, mudah
dibersihkan dan tertutup rapat. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
karyawan. Locker ditempatkan di ruangan yang terpisah dengan dapur dan
gudang. Locker untuk karyawan pria hendaknya terpisah dengan locker
karyawan wanita.Pembersihan dan Pemeliharaan Seluruh bangunan dan
ruangan dapur harus selalu terpelihara kebersihannya.Bila ada bagian yang
rusak atau tidak berfungsi harus segera diperbaiki atau diganti dengan yang
baik. Ruangan pengolahan makanan harus selalu bersih dan hygienis oleh
sebab itu harus ada upaya pembersihan ruangan secara teratur. Tujuan
pembersihan ruangan dan bangunan adalah agar ruang kerja layak pakai, yaitu
dalam arti bersih, estetis dan hygienis
Bahan penggosok ini umumnya terbuat dari logam halus yang dapat
digunakan untuk mencuci panci atau peralatan dapur yang berkerak dan
gosong.
Benda ini dapat Anda pakai saat mencuci piring atau saat
mengaplikasikan cairan pembersih yang mengandung bahan kimia keras.
Umumnya, sarung tangan karet dipakai untuk melindungi tangan Anda dari
kontaminasi langsung dengan berbagai bahan pembersih dapur yang
digunakan.
5. Ember
7. Botol Spray
Botol ini dibutuhkan untuk menjadi wadah bagi produk pembersih
homemade yang Anda buat sendiri, misalnya campuran cuka dan air, perasan
lemon dan sebagainya.
8. Produk Pembersih
RESUME VII
Peralatan yang telah digunakan harus segera dibersihkan dan disanitasi /didesinfeksi
untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan baik pada tahap persiapan,
pengolahan, penyimpanan sementara maupun penyajian. Diketahui bahwa peralatan
dapur seperti alat pemotong, papa pemotong, dan alat saji merupakan sumber kontaminasi
potensial bagi makanan. Frekuensi pencucian alat tergantung dari jenis alat yang di
gunakan, alat saji dan alat masak harus di cuci, di bilas dan disanitasi segera setelah
digunakan.
Selain itu ada beberapan kriteria yang harus ada dalam peralatan dapur sehingga
dapat memberikan kualitas yang baik terhadap bahan makanan yang akan dioalah
nantinya, beberapa kriteria tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Peralatan yang dipakai bisa berfungsi maksimal
2. Memberikan tingkat kematangan yang sempurna walaupun proses mesaknya dengan api
sedang
3. Tidak mempengaruhi kualitas makanan
4. Tidak mudah rusak
5. Tidak luntur sebab warna aperalatan masak yang luntur akan mempengaruhi kualitas
makanan
6. Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh
Perbedaan dari sanitasi dan hygiene adalah hygiene lebih mengarahkan aktivitasnya
pada manusia, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan pada faktor-faktor lingkungan
hidup manusia. Tujuan diadakannya usaha hygiene dan sanitasi adalah untuk mencegah
timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lain sebagai akibat dari
adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Ruang lingkup hygiene dan sanitasi di tempat kerja dapat meliputi:
1. Hygiene perorangan
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
makanan adalah hygiene perorangan dalam hal ini petugas atau karyawan yang
berhubungan langsung dengan bahan-bahan makanan, baik sebelum, sedang dan sesudah
bahan makanan diolah, sehingga makanan yang dihasilkanpun adalah makanan yang
aman, bebas dari pencemaran dan bakteri atau lainnya yang mungkin bisa timbul dari
rangkaian kegiatan tersebut.
2. Hygiene makanan
Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengelolaan makanan sebagian besar
berupa bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur, buah.
Sedang bahan hewani berasal dari binatang seperti daging, unggas, ikan dan lain-lain.
Bahan makanan hewani lebih mudah busuk/rusak jika dibandingkan dengan bahan
makanan nabati. Namun demikian, dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak
ditemukan teknik pengawetan bahan makanan sehingga dapat mempertahankan dan
memperpannjang masa penyimpanan bahan makanan tersebut.
Pencucian dan sanitasi peralatan dapur dapat dilakukan secara manual dan mekanis
dengan menggunakan mesin. Pencucian manual maupun mekanis pada umumnya meliputi
tahap-tahap sebagai berikut.
2. Pencucian
Pencucian dilakukan dalam bak pertama yang berisi larutan deterjen hangat. Suhu yang
digunakan berkisar antara 43°C- 49°C (Gislen, 1983). Pada tahap ini diperlukan alat
bantu sikat atau spon untuk membersihkan semua kotoran sisa makanan atau lemak. Hal
yang penting untuk diperhatikan pada tahap ini adalah dosis penggunaan deterjen, untuk
mencegah pemborosan dan terdapatnya residu deterjen pada peralatan akibat
penggunaan deterjen yang berlebihan.
3. Pembilasan
Pembilasan dilakukan pada bak kedua dengan menggunakan air hangat. Pembilasan
dimaksud untuk menghilangkan sisa deterjen dan kotoran. Air bilasan sering digantikan
dan akan lebih baik jika dengan air mengalir.
Frekuensi pencucian dari alat dapur tergantung dari jenis alat yang digunakan. Alat
saji dan alat makan harus dicuci, dibilas dan disanitasi segera setelah digunakan.
Permukaan peralatan yang secara langsung kontak dengan makanan seperti pemanggang
atau open (open listrik, kompor gas, maupun microwave) dibersihkan paling sedikit satu
kali sehari. Peralatan bantu yang tidak secara langsung bersentuhan dengan makanan
harus dibersihkan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya akumulasi debu, serpihan
bahan atau produk makanan, serta kotoran lainnya.
RESUME IX
1. Hygiene
a. Brownell
Menurut Brownell pengertian hygiene adalah cara manusia untuk menjaga dan
memelihara kesehatannya.
b. Gosh
Menurut Gosh arti hygiene adalah suatu ilmu di bidang kesehatan yang
meliputi semua faktor yang mendorong terwujudnya kehidupan yang sehat, baik
individu maupun masyarakat.
c. Prescott
Menurut Prescott pengertian hygiene dibagi ke dalam dua aspek, yaitu
menyangkut individu (Personal Hygiene) dan menyangkut lingkungan (Environment).
d. Shadily
Menurut Shadily, hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan
minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan.
e. DEPKES RI
Menurut Depkes RI (tahun 2004) pengertian Hygiene adalah upaya kesehatan
dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci
tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan. Sedang dalam Depkes RI (1994) hygiene lebih kepada upaya penyehatan
diri.
f. UU No. 2 Tahun 1996
Menurut UU No. 2 Tahun 1996 pengertian hygiene adalah semua usaha untuk
memelihara, melindungi, dan meningkatkan derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk
umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup
yang sehat, serta meningkatkan kesehatan dalam perikemanusiaan.
Jadi, Hygiene adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh individu atau masyarakat
dalam memelihara dan menjaga kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan. Contoh
kegiatannya seperti mencuci tangan, memasak air/makanan, proses pengolahan produk,
dan lain-lain.
2. Sanitasi
a. Hopkins
c. WHO
Menurut WHO pengertian sanitasi adalah pengendalian semua faktor lingkungan fisik
manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia, baik fisik
maupun mental.
Jadi, Sanitasi adalah cara pengawasan dan pengendalian semua faktor lingkungan
fisik disekitar manusia yang dapat berpengaruh pada derajat kesehatan. Contoh
kegiatannya seperti menjaga kebersihan ruangan, sirkulasi udara ruangan, pengelolaan
sampah, dan lain-lain.
Pengertian Hotel
Hotel adalah suatu bangunan atau perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan
penginapan atau akomodasi dan juga menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta
fasilitas-fasilitas lainnya yang ditunjukan kepada para tamu atau masyarakat umum yang
datang untuk menginap dan dikelola secara komersial.
b). Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor lingkungan yang
merugikan kesehatan fisik maupun mental.
a). Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion” yang secara tidak
langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
Sarung Tangan (hand gloves) Kaca mata Pelindung (googles) Sepatu (boat)
Jas Pelindung (coat)
a. Memakai pakaian kerja. Pakaian kerja yang digunakan entunya harus bersih, rapi, nyaman
dan aman saat digunakan. Hindari menggunakan aksesoris dan perhiasan yang berlebihan
yang dapat menggangu pekerjaan.
b. Memiliki penampilan yang bersih dan rapi. Untuk pria, tidak diperkenankan berambut
panjang dan berkumis. Untuk wanita yang berambut panjang harus diikat dan memakai
hairnet dengan rapi. Menggunakan pewangi dan minyak rambut yang tidak berbau
menyengat.
c. Menjaga kebersihan dan kesegaran pribadi tubuh kita, dengan mandi setiap hari,
menggunakan deodoran untuk melindungi tubuh dari bau, menggosok gigi secara rutin,
menjaga kebersihan rambut dan kuku.
d. Membersihkan asbak yang kotor dan letakkan kembali pada tempat semula, lengkapi
dengan korek api.
f. Membersihkan dan mengkilapkan front desk dari debu
g. Membersihkan noda-noda yang ada pada sekitar front desk.
Penampilan Karyawan Front Office
b. Hand Glove merupakan alat yang digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya
bahan kimia pembersih.
c. Sponge/Scourer merupakan alat untuk menggosok bathtub, dinding kamar mandi, dan
wash basin.
d. Hand Brush merupakan sikat yang dipakai untuk menggosok kotoran dan noda-noda
pada lantai atau dinding pada kamar mandi.
e. Cotton Cloth merupakan kain untuk mengelap objek furniture, keramik, porcelain dan
sejenisnya.
g. Chamois merupakan alat yang terbuat dari kulit kijang asli ataupun sintetis untuk
mengeringkan bathtub, kaca, dan objek sejenis.
h. Glass Squeegee merupakan alat untuk menyeka air atau bahan pembersih pada kaca.
i. Sprayer Bottle merupakan alat penampung bahan kimia pembersih kaca lengkap
dengan penyemprotnya.
j. Toilet Bowl Brush merupakan alat untuk menggosok bagian dalam toilet bowl.
l. Bucket dan Mop Presser merupakan alat untuk memeras mop, lengkap dengan ember
penampung air.
m. Dry Vacuum Cleaner merupakan penyedot debu dan sampah-sampah berukuran kecil
yang terdapat dalam kamar.
n. Lobby Duster merupakan alat untuk membersihkan debu pada lantai lobby.
o. Trolley merupakan alat untuk menampung semua alat dan bahan pembersih.
t. Dust Pan merupakan alat yang digunakan untuk menampung sampah sementara.
Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam membantu prose pembersihan, seperti:
b. MPC (multi perpose cleaner) digunakan untuk membersihkan seluruh bagian furniture,
kaca, metal,dll.
c. Wooden polish digunakan untuk mengkilapkan semua yang berbahan dari kayu.
d. Metal polish digunakan untuk mengkilapkan semua yang berbahan dari metal.
2.6 Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat dan Bahan Pembersih di Perhotelan
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan dalam perawatan dan penyimpanan alat dan
bahan pembersih yang digunakan di perhotelan, yaitu:
Lena (linen)
Bahan Pembersih
d. Sebaiknya setiap tempat atau container berisi nama atau merk bahan pembersih
yang ada didalamnya.
BAB VIII
RESUME X
Hygiene dan Sanitasi Personal, Alat dan Bahan, Lingkungan di Ruang Lingkup Tata
Busana.
Hygiene dan Sanitasi sangat perlu diterapkan pada semua proses kegiatan
pembuatan suatu produk baik itu berupa makanan hingga barang, salah satu
pendukungnya adalah tempat pembuatan suatu produk yang harus menunjung adanya
kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dalam ruang lingkup kerja usaha tata busana ini
harus memperhatikan hygiene dan sanitasi personal, alat, dan lingkungan agar tempat
pekerjaan bisa terlaksana dengan leluasa dan para pekerja bisa melaksanakan pekerjaan
dengan nyaman.
b. Asbestosis
Asbestosis adalah salah satu jenis pneumokonioses yang di sebabkan oleh debu asbes
dengan masa penyakitnya 10 sampai 20 tahun.pekerja yang bisa terpapar oleh penyakit
ini adalah pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes, dan reparasi tekstil yag di
buat dari asbes.gejala yang timbul berupa sesak napas, batuk, dan banyak mengeluarkan
darah.
c. Berryliosis
Penyakit ini di sebabkan oleh debu yang mengandung berrylium berupa logam, oksida,
sulfat, chlorida, dan fluorida yang mengakibatkan penyakit bronchitis dan
pneumonotis.pekerja yang bisa terpapar oleh penyakit ini adalah para pekerja pembuat
aliasi berrylium tembaga, pembuatan tabung radio, pembuatan tabung flourescen
pengguna sebagai tenaga atom.
d. Siderosis
Penyebab terjadinya penyakitnya ini adalah debu yang mengandung persenyawaan
besi.penyakit ini tidak begitu berbahaya,yaitu stannosis,penyakit ini terdapat pada
pekerja yang menghirup debu dari pengolahan biji besi. Biasanya pada siderosis murni
tidak terjadi fibrosis atau emphysema, sehingga tidak ada pula cacat atau kelainan
paru-paru.
RESUME XI
Kata Higiene berasal dari Bahasa Yunani "hygieine" (artinya healthfull = sehat),
seorang nama dewi kesehatan Yunani (Hygieia).Pengertian higiene menurut Depkes
adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu
subyeknya. Hygiene adalah usaha kesehatan yang preventif yang menitik beratkan
kegiatannya pada usaha kesehatan individu maupun usaha kesehatanpribadi hidup
manusia. Higiene adalah ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan (the sciene concerned with the prevention of illness and
maintanance of health.Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kepada kegiatan usaha kesehatan hidup manusia.Sanitasi makanan adalah salah satu
usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau
memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen.
Hygine adalah ilmu yang pengetahuan yang mempelajari segala usaha demi
kesehatan hidup manusi yang bertujuan untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi
tingkat kesehatan jasmani dan rohani manusia, sehingga meningkatkan kesejahteraan dan
daya guna kehidupan manusia selaku pribadi ataupun selaku anggota masyarakat. Hygine
dibedakan dalam bidang-bidang :
1. Hygine Perorangan
Ditempuh dengan berbagai cara, seperti:
a. diet seimbang: 4sehat 5 sempurna. (Nasi, sayur, daging, buah, dan susu)
b. Menjaga kebersihan tubuh dan anggota tubuh dari sumber penularan penyakit
c. Latihan jasmani secara teratur untuk memperkuat otot dan meningkatkan daya
tahan tubuh
d. Tidur yang cukup
e. Menjauhkan diri dari kebiasaan yang merugikan kesehtan seperti duduk atau
jalan membungkuk, merokok, alcohol, membaca ditempat yang kurang cahaya
f. Iman dan takwa dengan berfikir positif
2. Hygine Perusahaan
Ditempuh dengan cara, seperti:
a. memelihara bangunan agar senantiasa aman dan nyaman
b. penerangan yang cukup, aliran udara, dan penyediaan air bersih
c. Tersediannya jamban atauWC, dan tempat sampah
d. Menjaga dan memelihara agar karyawan bebas dari penyakit menular
e. Tersedianya perangkat pencegah penularan penyakit, seperti: masker, sarung
karet, dll
f. Tersedianya larutan antiseptic dan desinfektan yang efektif dan aman
3. Hygine Lingkungan
Bertujuan menjadikan lingkungan hidup mampu memberikan kemungkinan
terbaik sebagai penunjang kesehatan.
Ditempuh dengan cara:
a. Menjaga agar lingkungan tidak tercemar oleh kotoran, limbah industry,
maupun bahan kimia
b. Menjaga agar lingkungan bebas dari populasi udara dan suara
c. Menjaga kelestarian tumbuhan karena merupakan sumber air dan paru-paru
dunia
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap lingkungan fisik manusia yang dapat merugikan
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Dapat ditempuh dengan cara:
a. Pembuatan sumur atau sumber air yang memenuhi syarat kesehatan
b. Pengawasan kebersihan alat makan
c. Pengawasan pembuangan sampah dan limbah
d. Mencuci tangan sebelum makan
Sanitasi dibedakan juga menjadi tiga bidang yaitu:
1. Sanitasi Ruang Salon
Sanitasi Ruang Salaon adalah tindakan yang dilakukan untuk memelihara dan
memajukan kesehatan umumdengan cara mencegah berjangkitnya penyakit menular.
Ditempuh dengan cara:
a. Sirkulasi udara yang cukup dan bersih
b. Saluran pembuangan yang tertuup dan bersih
c. Kamar kecil yang bersih
d. Tempat sampah
e. Fasilitas penggunaan desinfektan
2. Sanitasi Peralatan Salon
Sanitasi Peralatan Salon adalah tindakan untuk menjaga agar peralatan salon tidak
menjadi sumber penularan penyakit. Dapat ditempuh dengan cara:
a. Desinfeksi adalah pembebasan peralatan salon dari kuman dengan
menggunakan bahan kimia yang disebut Desinfektan
b. Sterilisasi adalah tindakan mematikan semua bentuk jasad renik yang terdapat
pada suatu benda sehingga benda tersebut menjadi suci hama.
c.
Syarat-syarat untuk membuka usaha kecantikan
Sebelum kita membuka usaha terutama untuk membuaka sebuah salon kita harus
memperhatikan syarat-syaratnya. Adapun syarat-syrat yang kita harus perhatikan untuk
membuka suatu usaha kecantikan yaitu:
Pinset ini juga hampir sama fungsinya dengan sendok una tadi yaitu untuk
membersihkan komedo dan cara menggunakannya yaitu dengan cara menjepit sedikit
kulit wajah dengan dan ditekan, tetapi agar tidak terlalu sakit bisa ditambahkan
pelling pada wajah klien.
3. Kuas Masker
4. Spons
Waslap diatas berfungsi untuk membantu membersihkan wajah saat sebelum facial
dan bisa juga untuk membersihkan masker setelah masker tersebut kering. Caranya
yaitu waslap direndam didalam Waskom kecil lalu tunggu hingga mengembang
setelah itu peras waslap dan mulai membersihkan wajah klien menggunakan waslap
tersebut dengan cara ditekan-tekan.
Mobile skin treatment adalah alat elektrik yang digunakan untuk perawatan
kecantikan yang didesain multi fungsi, yakni terdiri dari beberapa alat perawatan dalam
satu unit alat. Berbagai produsen alat kecantikan telah memodifikasi dengan
perkembangan teknologi serta perkembangan terkini dari metode perawatan kecantikan
sehingga dalam satu unit terdiri dari Vaporiser, high frequency, ultrasonic, vibrator,
vacuum suction, galvanic, frimator dan lainnya sesuai inovasi dari produsen alat.
Kelebihan dari penggunaan alat ini adalah efektif dalam pemanfaatan area dan
proses kinerja. Kelemahan nya apabila terjadi gangguan pada salah satu item, satu unit
alat tersebut harus ditarik seluruhnya untuk proses perbaikan.Berikut adalah contoh
dari Mobile skin treatment
2) Frimator
Alat kecantikan ini menggunakan energi listrik atau batre yang menimbulkan
gerakan mekanik berupa rotasi ringan pada kulit wajah. Alat ini berguna untuk
pembersihan mendalam (deep cleansing). Alat ini ada yang berupa satu unit sendiri ada
pula yang tergabung dalam satu unit yang berupa compact mobile skin treatment.
3) Galvanic
Galvanic adalah Jenis alat listrik kecantikan arus searah yang berdaya guna ionisasi,
dimanfaatkan untuk meresap kan kosmetik pemupuk yang berbentuk
ekstrak (ionthoporesis), atau disincrustasi.
4) High Frequency
Jenis alat listrik kecantikan dengan frekuensy tinggi yang berdaya guna mengubah
energi listrik menjadi energi cahaya yang mengandung anti bakteri, dimanfaatkan untuk
mensterilkan jerawat.
5) Pulverisator
Jenis alat untuk mengaplikasi kan kosmetik penyegar melalui teknik penyemprotan,
sehingga penyegar dapat berubah menjadi partikel yang lebih halus, tersebar keluar dan lebih
mudah masuk ke dalam pori-pori kulit.
6) Radio Frequency Facelift
Radio Frequency Facelift adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan kulit
dan menjadikan kulit tampak muda kembali. Radio Frequency Facelift menggunakan
teknik mengencangkan kulit yang bersifat nonivasif (tanpa memasukkan bahan-bahan ke
dalam tubuh) sehingga penggunaan alat ini sangatlah aman dan tanpa efek samping.Radio
Frequency Facelift bekerja dengan cara melepaskan energi radiofrequency ke dalam kulit
bagian dalam yang menyebabkan kolagen di dalam kulit berkonsentraksi dan mengerut.
Proses pengerutan ini membuat kulit bagian atas menjadi kencang dan terangkat. Proses
ini juga merangsang kulit untuk membentuk atau mereproduksi kolagen baru. Proses
pembentukan kolagen baru berlangsung dalam beberapa bulan sehingga membuat hal ini
menjadi satu keuntungan lebih dari perawatan dengan menggunakan alat Radio
Frequency Facelift. Selain dari itu alat ini mampu menembus lapisan kulit bagian bawah
sehingga tidak merusak kulit bagian atas. Para operator mesin ini juga akan
menggunakan electrode gel untuk menjaga keadaan kulit bagian atas.Proses perawatan ini
tidak sakit dan tidak memerlukan obat bius dan dilakukan hanya dengan satu kali
perawatan saja. Lama waktu perawatan Radio Frequency Facelift sekurang-kurangnya
satu jam. Hasilnya dapat dirasakan setelah 4-6 minggu (2 kali seminggu) perawatan.
1) Orangewood Stick
Alat untuk memberi krim, minyak atau obat pelarut pada kuku dan kulit kuku.
2) Nail File (kikir kuku)
Adalah alat untuk memberi bentuk dan melicinkan sisi kuku.
7) Nail Buffer
Berfungsi untuk menggosok kuku.
8) Pinset (penjepit)
Alat kecil ini digunakan untuk mengangkat potongan-potongan kulit yang kecil khususnya di
sekitar jari.
9) Nail Clipper
Nail clipper atau jepitan kuku adalah alat yang dipergunakan untuk memotong, merapikan
dan membentuk ujung-ujung kuku
1) Nail Dryer
Nail dryer atau alat pengering kuku adalah sejenis mesin yang dipergunakan untuk
mengeringkan kuku, agar cat kuku yang dikenakan cepat mengering.
2) Body Brush
Fungsi dari Body brush adalah untuk mengangkat sel-sel kulit yang mati.
3) Loofah
Loofah adalah sejenis spons dengan tekstur lebih kasar dari shower puff. Baik jika digunakan
sehabis beraktifitas berat hingga kulit bersih sempurna.
4) Shower puff
Shower puff sangat bermanfaat pada saat membersihkan bagian belakang badan, karena alat
ini dapat menjangkau daerah belakang tubuh.
5) Spons
Membersihkan tubuh dengan menggunakan spons dan dilakukan dengan lebih seksama, akan
memberikan sensasi bersih yang optimal tanpa membuat iritasi. Untuk wajah gunakan
spons khusus yang teksturnya lebih halus.
6) Shower Cap
Shower cap berguna untuk menutup rambut agar terlindung dari cipratan air atau busa sabun.
7) Batu apung
Ciri yang paling menonjol dari batu apung adalah teksturnya yang kasar namun cukup lunak.
Batu apung berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian yang kasar, seperti tumit kaki,
lutut dan sikut tangan.
b. Alat Listrik Perawatan Badan
1) Bio Slim
Bio and far-infrared shaping machine atau bio slim adalah alat/mesin yang digunakan dalam
upaya melangsingkan tubuh. Mesin ini menggunakan bio-elektrik dan far-infrared yang
berfungsi untuk pelangsingan dan pembakaran lemak. Mesin bio dipasang di empat area
sekaligus yang ingin dibentuk dan dibakar lemaknya, seperti paha, perut, lengan atas,
punggung dan sebagainya.
4) Laser Blue
Laser blue merupakan sistem biostimulating atau soft laser yang menggunakan energi cahaya
dengan kapasitas panjang gelombang 905 nm. Alat ini digunakan untuk menghancurkan
lemak dalam tubuh, dan penggunaannya relatif aman, karena kekuatan laser yang
diterapkannya hanya pada batas level 1.
3) Kuas Alis
Memiliki bulu-bulu halus atau kasar, dengan ujung menyerong. Kuas ini digunakan untuk
membaurkan pensil alis atau eyeshadow yang telah diaplikasikan pada alis, sehingga alis
terlihat rapi dan natural.
4) Kuas Eye Liner
a) Kuas dengan bulu-bulu halus, agak panjang dan ramping. Dalam keadaan basah kuas ini
dapat digunakan untuk melukis eyeliner. Dalam keadaan kering, kuas ini dapat digunakan
sebagai aplikator eyeliner cair.
b) Kuas dengan bulu-bulu halus, agak gemuk, berujung membulat. Berfungsi untuk
menghaluskan atau membaurkan eyeliner yang diciptakan menggunakan pensil mata.
5) Kuas Bibir
Berukuran sedang, dengan bulu lembut dan berujung lancip. Digunakan untuk membubuhkan
pewarna bibir atau lip gloss pada bibir.
6) Kuas Concealer
Memiliki ukuran bervariasi, kecil atau besar, dengan bulu lembut atau rata. Kuas ini
digunakan untuk membubuhkan concealer pada noda-noda kecil pada wajah atau sudut-
sudut mata yang sulit dijangkau.
7) Kuas Eyeshadow
a) Berbentuk pipih, berujung tipis, dengan bulu-bulu bertekstur lembut. Fungsinya sebagai
pembentuk garis (ujung kuas pada posisi mendatar), selain untuk mengisi dan pembaur
warna (ujung kuas dalam posisi berdiri).
b) Lebih gemuk, berujung membulat, memiliki bulu-bulu bertekstur lembut. Kuas ini
digunakan untuk membantu menghaluskan hasil sapuan gradasi
warna eyeshadow. Pengaplikasiannya tidak memerlukan satu titik berat. Fungsi lain kuas
ini adalah untuk membentuk serta menghaluskan bayangan hidung.
Kuas ini terdiri atas berbagai ukuran. Ukuran kecil digunakan sebagai aplikator pada daerah
yang membutuhkan titik berat atau membentuk garis, misalnya pada sudut mata atau
tepian kelopak mata. Kuas besar untuk membentuk highlight. Pada prinsipnya makin ke
atas ukuran kuas yang digunakan, makin besar. Untuk warna lebih pekat, kuas dapat
digunakan dalam keadaan basah.
8) Kuas Kipas
Berbentuk pipih dan melebar menyerupai kipas. Terbuat dari bulu-bulu yang sangat halus.
Kuas ini diperlukan untuk membersihkan wajah dari serpihan-serpihan kosmetik yang
rontok.
9) Kuas Shading
Kuas dengan bulu-bulu yang lembut, tebal dan berujung menyerong. Digunakan untuk
mengaplikasikan shading pada bagian-bagian wajah yang bersudut, seperti hidung atau
rahang.
1) Spons rias atau make-up sponges bentuknya bulat dan segi empat, halus juga lembut
dipergunakan untuk meratakan foundation pada kulit wajah.
2) Puff bedak atau powder puff / cotton wool bentuknya bulat dan lembut dipergunakan
untuk meratakan dan menghilangkan bedak tabur pada wajah.
3) Spons pembersih riasan mata atau spongse applicator, bentuknya kecil dan lembut
dipergunakan untuk meratakan, membaurkan dan menghilangkan serbuk riasan mata.
Lenan yang biasa digunakan untuk merias wajah adalah cape, bandana, handuk kecil dan
waslap Cape dipakai untuk menutup pakaian pada waktu dirias agar tidak kotor terkena
percikan kosmetik, bandana dipakai untuk mengikat rambut agar tidak mengganggu pada
waktu wajah dirawat atau dirias, handuk kecil digunakan untuk menutup kepala atau
rambut sebagaimana bandana pada waktu merawat wajah atau digunakan untuk
melembabkan kulit wajah pada waktu kulit wajah akan dirawat, dan waslap digunakan
untuk mengangkat masker dan untuk melembabkan kulit wajah yang akan dirawat.
1) Bahan pelengkap lain yang biasa digunakan dalam merias atau merawat kulit wajah
adalah barang yang habis untuk sekali pakai seperti tissue, cotton bud, kapas, dan es batu.
Bahan pelengkap tersebut digunakan untuk membantu mendapatkan hasil rawatan dan
riasan yang rapih dan tahan lama.
2) Penjepit bulu mata digunakan untuk melentikkan bulu mata pada waktu menggunakan
maskara.
3) Pisau alis dan pinset digunakan untuk membentuk alis mata, mencabut bulu alis yang
berlebihan dan memotong rambut di alis mata.
4) Gunting kecil, digunakan untuk menggunting scotch dan untuk memotong bulu mata
palsu yang terlalu panjang.
5) Scotch tape sangat berguna untuk mengoreksi mata yang tidak seimbang atau mengganjal
kelopak mata agar menjadi lebih besar. Scotch tape dibuat dari bahan sejenis plastik atau
bahan yang membuat eye shadow mudah menempel pada kelopak mata.
6) Lem bulu mata berupa lem khusus untuk merekatkan bulu mata palsu pada mata.
7) Bulu mata palsu, digunakan untuk membuat bulu mata tampak lebih panjang, lebat, dan
indah yang menunjang kesempurnaan penampilan atau riasan wajah. Bulu mata palsu
terbuat dari bahan sintetis dengan ketebalan yang beragam dan terdapat dalam berbagai
model yaitu :
a) Bulu mata bawah. Bulu mata bawah ini akan memberikan kesan cantik pada mata. Bulu
mata ini menjadikan seseorang tampil ala baby doll. Bulu mata ini bisa dipotong dan bisa
digunakan hanya setengah.
b) Bulu mata angsa. Bulu mata angsa bagian ujung bulu matanya lebih panjang. Dengan
bulu mata angsa seseorang tampak unik dan tampil beda, sehingga sangat cocok dipakai
oleh seseorang yang senang bereksperimen dan senang menjadi pusat perhatian.
c) Bulu mata menyamping dan lebat. Hampir semua bulu mata palsu, lentik dan ke depan,
tetapi bulu mata palsu ini bentuknya menyamping. Bagi yang memiliki mata belo dan
ingin tampak lebih kecil, bulu mata jenis ini sangat membantu dalam membuat
penampilan mata terkesan lebih sipit.
d) Bulu mata berwarna. Bulu mata tidak selamanya berwarna hitam, tetapi ada juga bulu
mata yang beraneka warna. Bulu mata warna dapat diserasikan ketika menggunakan
rambut palsu dengan warna-warna yang mencolok. Bulu mata ini bisa menjadi paduan
yang menarik, karena dapat diserasikan dengan warna rambut palsu atau warna busana
yang digunakan.
e) Bulu mata yang menampilkan kesan kemilau. Bagi yang suka berpenampilan glamour,
bulu mata palsu ini sangat cocok digunakan. Pada malam hari, kemilai dari bulu mata
palsu ini akan sangat terlihat, karena bulu mata ini ditaburi butiran-butiran aksesoris
seperti mutiara, mote, payet atau kristal.
f) Bulu mata silang. Bulu mata jenis ini akan membuat penampilan mata terlihat sempurna.
Bulu mata ini sangat cocok digunakan untuk acara pesta dan mata terlihat berkarakter.
g) Bulu mata per-satuan. Bulu mata ini bentuknya persatuan, jadi bisa digunakan pada
bagian-bagian tertentu yang ingin terlihat panjang atau tebal. Bagian ujung-ujung bulu
mata, biasanya yang ingin terlihat tebal dan panjang.
h) Bulu mata bawah natural. Bulu mata palsu ini fungsinya hanya untuk mempertebal bulu
mata bawah, dengan menambahkan bulu mata bawah sehingga mata terkesan lebih hidup.
i) Bulu mata tebal bentuk zig-zag. Bulu mata palsu ini bisa dijadikan kreasi bila ingin
mencoba bermacam-macam karakter, dan riasan mata akan terlihat unik.
8) Scotch Tape Glitter atau selotip mata yang berkilau selain berfungsi untuk memperbesar
kelopak mata, juga sangat efektif untuk diaplikasikan sebagai perona mata yang
memberikan kesan dramatis dan glamour. Intensitas efek kilau yang dimunculkan scotch
tape glitter lebih besar dibandingkan dengan penggunaan eye shadow yang
mengandung glitter.
Peralatan berikut ini sangat menunjang dalam proses perawatan dan penataan kecantikan. Di
pusat-pusat penataan kecantikan, peralatan ini dibuat dalam bentuk yang
sangat ergonomis dan estetis, sehingga memberikan kenyamanan yang optimal pada klien
saat menjalani perawatan. Peralatan ini adalah sebagai berikut :
a. Hidraulik Chair
Hidraulik Chair adalah sejenis tempat duduk atau kursi yang digunakan ketika melakukan
proses merias wajah. Bentuk, model dan ukuran kursi ini bermacam-macam. Tinggi
rendahnya kursi ini bisa distel atau diatur secara manual disesuaikan dengan tinggi badan
yang yang dirias atau orang yang merias.
b. Ring Chair
Ring Chair adalah sejenis kursi tanpa sandaran, umumnya berbentuk bulat dan dapat diatur
tinggi rendahnya secara manual sesuai kebutuhan. Kursi ini biasa digunakan pada proses
perawatan tangan dan kaki, atau kursi untuk menunggu treatment.
d. Manicure Desk
Manicure desk adalah perangkat peralatan yang digunakan pada proses perawatan tangan
(manicure).
e. Trolley
Trolley adalah semacam lemari atau rak untuk wadah atau tempat menyimpan berbagai alat
dan kosmetika yang akan digunakan. Rak ini terdiri atas beberapa tahap dan dapat digeser
sesuai kebutuhan karena di bagian bawahnya terdapat roda yang bisa memutar.
f. Towel Steamer
Towel steamer adalah alat untuk menghangatkan dan menstrerilkan handuk untuk perawatan
kecantikan.
k. Display
Display adalah rak bersusun untuk memajang berbagai jenis kosmetik
m. Knead Chair
Knead chair adalah kursi khusus yang digunakan pada proses perawatan kaki (pedikur),
khususnya perawatan sekitar lutut.
2.3 Cara merawat alat-alat dan cara menyeterilkan suatu alat yang telah kita gunakan.
Fungsi kita merawat alat-alat yang ada dikecantikan atau ditempat kerja kita yaitu
agar alat-alat tersebut tidak cepat rusak dan bisa dipakai dengan waktu yang panjang, dan
cara manfaat kita menyeterilkan suatu alat yang telah dipakai yaitu suatu tindakan untuk
menjaga agar peralatan salon tidak menjadi sumber penularan penyakit. Adapun cara
menyeterilkan suatu alat yaitu ada 2:
1. Desinfeksi adalah pembebasan peralatan salon dari kuman dengan menggunakan
bahan kimia yang disebut DESINFEKTAN.
a. Berbagai senyawa AMONIUM KWARTENER, (contohnya: Zehiran,
Cetavlon dan Klorheksidin atau Savlon).
b. Alcohol untuk alat-alat elektroda
c. Lisol atau detol untuk cuci tangan, sisir, gunting rambut, sikat rambut, jepit
rambut, dan lain-lain.
2. Sterilisasi adalah tindakan mematikan semua bentuk jasad renik yang terdapat
pada suatu benda tersebut menjadi suci hama.
Dilakukan dengan cara:
a. Berdasarkan ilmu alam
1. Panas kering:
Membakar, memanggang atau menyetrika
2. Panas basah atau lembab:
Merebus dalam air mendidih kurang lebih 20menit
3. Menyaring:
Dengan saringan keramik atau porselen. Seperti Bekerfeld dan
Chamberlain. Proses ini disebut juga filtrasi
4. Penyinaran:
Dengan sinar ultraviolet atau sinar Gamma. Disebut radiasi
b. Menggunakan zat kimia
1. Merendam dalam dalam larutan kimia berdaya bunuh kuman. (seperti
larutan sublimat, alcohol, betadin, resiguard, savlon)
2. Fumigasi yaitu strelisasi dengan menguapi menggunakan uap formalin
3. Desinfektan dan antiseptic, zat yang digunakan dalam sanitasi disalon-
salon, misalnya:
a. Senyawa Amonium Kwartener (cairan atau tablet). Carannya,
dilarutkan dalam air 1:1000 untuk merendam alat 1-15menit
b. Formalin (cairan dengan kekuatan 25%), untuk merendam 20 menit
c. Alcohol 70% untuk alat tajam dan elektroda
d. Cresol atau lisol 10% untuk lantai dan kamar mandi
RESUME XII
Pentingnya Penerapan K3
Beberapa hal yang mendasari pentingnya implementasi K3 saat ini antara lain:
a) Banyaknya angka kecelakaan kerja yang terjadi di dunia kerja
b) Kurangnya standar kerja yang terdapat di suatu perusahaan
c) Kerugian yang dapat ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja
d) Daya saing pasar global suatu negara ditentukan oleh tingkat kecelakaan kerja yang
terjadi di negara tersebut. Semakin tinggi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi di
suatu negara, semakin rendah daya saing Negara tersebut di pasar global.
e) Masih kurangnya kesadaran sebagian masyarakat termasuk kalangan dunia usaha
tentang pentingnya aspek K3.
f) K3 menjadi issu global yang mempengaruhi perdagangan dan arus barang antar
Negara.
Agar tujuan kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai sesuaidengan yang
diharapkan perlu dipahami unsur-unsur dan prinsip-prinsipkesehatan dan keselamatan
kerja oleh semua orang yang berada ditempat kerja.
Adapun unsur–unsur keselamatan dan kesehatan kerja menurut Sutrisno dan
Kusmawan Ruswandi (2007: 5) antara lain adalah:
1) Adanya Alat Pelindung Diri (APD) ditempat kerja
2) Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya
3) Adanya peraturan pembagiaan tugas dan tanggungjawab
4) Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat–syaratlingkungan kerja)
antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asaprokok, uap gas, radiasi, getaran
mesin dan peralatan, kebisingan, tempatkerja aman dari arus listrik, lampu
penerangan cukup memedai, ventilasi dansirkulasi udara seimbang, adanya aturan
kerja atau aturan keprilakuan.
5) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja
6) Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja
7) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan K3
Mengikuti Prosedur K3
1. Untuk kepala, pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai bahan,
2. Untuk mata, kaca mata dari berbagai bahan,
3. Untuk muka, perisai muka,
4. Untuk tangan dan jari, sarung tangan, bidal jari,
5. Untuk kaki, sepatu dan sendal,
6. Untuk alat pernapasan, respirator atau master khusus,
7. Untuk telinga, sumbat telinga atau tutup telinga,
8. Untuk tubuh, pakaian kerja yang memenuhi persyaratan sesuaikan denganjenis
pekerjaan.
Kecelakaan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang ada pada Tata Boga, Perhotelan,Tata Busana, dan
Kecantikan.
A. Pengertian Boga
DasarBoga Dasar adalah pengetahuan dibidang boga (seni mengolah
masakan)yang mencakup ruang lingkup makanan, melalui dari persiapan
pengolahansampai dengan mehidangkan makanan itu sendiri yang tradisional
maupunInternasional.
Penerangan
Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk memberi udara sehat dan dapat mengatur suhuudara dengan
kelembabaman yang cukup pada suatu lingkungan kerja.Sirkulasi udara dalam suatu
ruangan dapat terjadi karena adanya tekananudara alam atau dibuat secara
mekanis.Sirkulasi udara alami tidakmembutukan energi tetapi tidak dapat diandalkan
untuk mengontrolkesehatan udara, debu dan kelembaban.
Lantai
Struktur lantai di tempat kerja menurut Departemen Tenaga Kerja RI (1999:seperti
yang dikutip oleh Roni Dayanto (2007) lantai harus dibuatsedemikian rupa sehingga
kuat digunakan sebagai dasar peletakan peralatan dan nyaman untuk digunakan
berjalan. Bahan lantai harus dipilih dari bahanyang mempuanyai sifat:isolator listrik
dan panas, kelicinan permukaan yangsedang, tahan terhadap apisehingga mempunyai
kontribusi yang besarterhadap keselamatan kerja siswa.
3) Faktor faal
Menurut Sutrisno dan Kusnawan Ruswandi (2007:26) faktor faal, yang
dapatmenimbulkan bahaya diantaranya adalah sikap badan yang tidak baik padawaktu
bekerja, peralatan yang tidak cocok atau tidak sesuai, gerak yangsenantiasa berdiri
atau duduk, proses, sikap dan cara kerja yang monoton,serta beban kerja yang
melampaui batas kemampuan.
4) Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Secara singkat dapat dikatakan bahwa egronomi ialah penyesuian
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidakmelelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. (Pusat Kesehatan Kerja
Departemen Kesehatan RI,2010).Ergonomi mempunyai peranan penting dalam suatu
pekerjaan. Kesalahanergonomi dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Untuk itu setiap
pekerjahendaknya mengerti dan memahami ergonomi kerja yang baik sehinggadapat
diterapkan pada saat bekerja yang nantinya dapat meminimalisirterjadinya kecelakaan
kerja.
Kesehatan kerja yaitu memelihara kesehatan kerja baik diri sendiri lingkungan
kerja dan produk hasil kerjanya.
Keamanan kerja dalam tata busana yaitu menjaga keamanaan sekitar area kerja
dan lingkungan kerja agar pekerja merasa aman dan tentram tempat kerjannya.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan dan
keselamatan hasil kerjanya.
Usaha-usaha kesehatan yang perlu dilakukan terhadap tempat kerja secara umum
adalah dengan menerapkan hygiene dan sanitasi tempat kerja secara khusus. Hal-hal
yang berkaitan dengan hygiene dan sanitasi tempat kerja antara lain:
1. Faktor mekanis dan lingkungan, meliputi segala sesuatu selain manusia. Faktor ini
dapat pula dibagi-bagi menurut keperluan untuk tujuan apa. Misalnya; sebuah
perusahaan sebab-sebab kecelakaan dapat disusun menurut pengelolaan bahan,
pemakaian alat-alat atau perkakas yang dipegang oleh tangan, jatuh dilantai dan
tertimpa benda jatuh, menginjak atau terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar
atau pengangkutan.
2. Faktor manusia itu sendiri. Misalnya seorang pekerja pabrik tekstil mengalami
kecelakaan tertimpa gunting jatuh tepat mengenai punggung kakinya. Jika ia
mengikuti petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja dan tidak meletakkan
gunting sembarangan maka gunting tersebut tidak akan tersenggol dan tidak akan
jatuh.
a) Klasifikasi menurut jenis kecelakaan antara lain; terjatuh, tertimpa benda jatuh,
tertumbuk atau terkena benda-benda, terjepit, gerakan-gerakan melebihi
kemampuan, pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik, kontak dengan bahan-
bahan berbahaya atau radiasi, serta jenis-jenis lainnya termasuk kecelakaan-
kecelakaan yang data-datanya tidak cukup.
b) Klasifikasi menurut penyebab, seseorang menjadi celaka bisa disebabkan oleh:
mesin, alat pengangkut dan alat angkat, peralatan lain, bahan-bahan kimia (zat-zat
dan radiasi), lingkungan kerja, penyebabpenyebab yang belum termasuk
golongan-golongan tersebut atau data tidak memadai.
c) Klasifiksi menurut sifat seperti luka atau kelainan yaitu; patah tulang,
disloksi/keseleo, regang otot/urat, memar dan luka dalam, amputsi, luka bakar,
keracunan-keracunan mendadak, akibat cuaca, mati lemas, pengaruh aruh listrik,
luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya, dan lain-lain.
d) Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh yaitu; kepala, leher, badan,
kelainan umum, dan lainlain.
Alat- alat pelindung diri Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis
pengamanan temapat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan.
Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan; enak dipakai, tidak mengganggu
kerja, memberi perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. Pakaian kerja harus
dianggap sebagai suatu alat yang dapat memperkecil ancaman terhadap bahaya
kecelakaan. Pakaian kerja untuk tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin
sebaiknya menggunakan pakaian berlengan pendek, pas (tidak longgar) pada dada
atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan yang mendatangkan
bahaya. Sedangkan pakaian kerja untuk tenaga kerja wanita memakai celana panjang,
ikat rambut, baju yang pas dan tidak memakai perhiasan. Jenis alat-alat proteksi diri
beraneka ragam macamnya, antara lain sebagai berikut;
1. Untuk kepala: pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai bahan atau rambut
di ikat dengan rapi tidak di gerai agar rambut tidak memepengarahi
2. Untuk mata: kaca mata dari berbagai bahan
3. Untuk muka: perisai muka aatu hendaknya manggunakan masker.
4. Untuk tangan dan jari: sarung tangan, bidal jari
5. Untuk kaki: sepatu dan sandal
6. Untuk telinga:sumbat telinga atau tutup telinga.
7. Untuk tubuh: pakaian kerja yang memenuhi persyaratan sesuaikan dengan jenis
pekerjaan tidak menggunakan pakaian yang memepunyai model yang berlebihan
dan menggunakan aksesories yang berlebihan pada bagian pakaian dan tubuh.
Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja pada Tata Kecantikan
a) Kesehatan kerja yaitu memlihara kesehatan kerja baik diri sendiri lingkungan
kerja dan produk hasil kerjanya, agar memperoleh hasil yang maksimal.
b) Keamanan kerja dalam tata kecantikan yaitu menjaga keamanaan sekitar area
kerja dan lingkungan kerja agar pekerja merasa aman dan tentram terhadap tempat
kerjannya.
c) Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan dan
keselamatan hasil kerjanya.
1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan –
gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: suhu ekstrim
(panas dan dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran radiasi,dll.
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potensi yang berasal dari bahan – bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki /
mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan),
ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit)
3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh
kuman – kuman penyakit yang terdapat di luar udara yang berasal dari atau
bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit – penyakit tertentu.
4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau disebabkan oleh
penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai norma- norma.
Potensi bahaya psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian
BAB XI
RESUME XIII
Seperti yang sudah dibahasa pada materi sebelumnya, hal tersebut menunjukkan
bahwa Perundang-undangan dalam keselamatan dan kesehatan kerja sangatlah penting.
Ada beberapa landasan hukum peraturan perundang-undangan:
Pasal 86 :
Ada beberapa contoh perundang – undangan yang secara umum mengatur tentang
sanksi bagi pelanggaran dalam K3, diantaranya sebagai berikut:
a. Dalam UU RI No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada BAB XI mengenai
“Ketentuan-ketentuan Penutup” Pasal 15 menyebutkan “(1) Pelaksanaan ketentuan
tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan. (2)
Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas
pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan
atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah). (3) Tindak pidana
tersebut adalah pelanggaran”.
b. Dalam UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan BAB XVI mengenai
“Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif” yang tertuang pada Bagian Pertama yang
mengatur Ketentuan Pidana disebutkan melalui pasal 183 sampai pasal 189. Contoh
pasal 183 yaitu, (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 74, dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dengan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (2) Tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan.
1. Terpeleset di restoran atau hotel yang disebabkan oleh lantai basah karena terjatuhnya
air atau sehabis membersihkan lantai sehingga mempengaruhi waktu melaksanakan
pekerjaan.
2. Terjepit dengan mesin pekerja yang disebabkan oleh pegawai karena kurang berhati –
hatinya dalam menggunakan mesin yang dapat menyebabkan kecelakaan ringan
hingga fatal
3. Tersengat listrik tegangan tinggi yang disebabkan oleh kesalahan pegawai dalam
prosedur yang harus dilakukan.
4. Terjadinya kebakaran dan ledakan pada tempat tempat perusahaan yang disebabkan
biasanya karena arus listrik ataupun kebakaran dari bahan-bahan yang cepat terbakar.
5. Gangguan kesehatan seperti sesak nafas (asma) yang disebabkan oleh asap pabrik,
debu dan pekerjaan lain yang mempengaruhi pada pernafasan sehingga
mempengaruhi kinerja kerja nantinya.