Anda di halaman 1dari 37

Ilmu kesehatan masyarakat

Dosen pengampuh
" Ratna S,Kep.,Ns,M.Kes "

KELOMPOK 2 :
1. MUHAMMAD HASBULLAH
2. MIMIK JAYANTI SUHASMIN
3. NURMADANI
4. IRENCE TONDOK
5. LAMI
6. NURUL AFIFAH
7. NAJWILA
8. NURUL FADYAH
9. MEGAWATI
10. JUNIANTI SIBOMBON
11. NIASRYAH JONI
12. LISKA
13. MILDA NANDINA SALSABILAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI MAKASSAR


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komunikasi terapeutik Keperawatan” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ilmu kesehatan masyarakat yang diberikan oleh Ibu
Ratna S,Kep.,Ns.,M.Kes Makalah ini kami susun dengan singkat dan padat, sehingga orang yang
masih awam dapat memahami mengenai informasi yang berkaitan dengan Komunikasi
Terapeutik dengan mudah.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ratna S,Kep.,Ns.,M.Kes. selaku dosen yang
memberikan tugas ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Saya sendiri menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritikan yang bersifat menbangun untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian higene dan kesehatan lingkungan
B. Pengadaan air bersih
C. Penanggulangan sampah
D. Polusi udara
E. Kesehatan perumahan
F. Pemberantasan vektor
G. Masalah gizi diindonesia
H. Upaya penanggulangan gizi keluarga (upgk)
I. Asuhan keperawatan sars
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), higiene merujuk pada kondisi dan
praktik yang membantu memelihara kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit.
 Sementara itu, higiene pribadi merujuk pada pemeliharaan kebersihan tubuh.
[2]

Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi


kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya
menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat
sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes, 2004).
Menurut badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization) mengartikan
Kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia & lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia.”

B. Rumusan masalah
1. Pengertian hygiene dan lingkungan kesehatan
2. Mengetahui pengadaan air bersih,penanggulangan sampah,polusi udara,kesehatan
perumahan
3. Mengetahui pemberantasan vector,gizi di Indonesia dan penanggulangannya
4. Beserta upaya perbaikan gizi keluarga
5. Mengetahui penyakit yang meliputi hygiene dan lingkungan kesehatan
6. Apa penyebab dan bagaimana penanggulangan peyakit SARS
7. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit SARS
C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian hygiene
2. mengetahui pengadaan air bersih,penangnggulangan sampah,polusi
udara,kesehatan perumahan
3. cara pemberantasan vector,mengetahui gizi diindonesia dan penanggulangannya
4. dapat memahami penyakit-penyakit yang meliputi hygiene
5. untuk mengetahui penyebab dan penanggulangan penyakit SARS
6. bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit SARS

BAB II
PEMBAHAN
A. Pengertian hygiene dan kesehatan lingkungan
Higiene adalah serangkaian praktik yang dilakukan untuk menjaga kesehatan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, higiene merujuk pada kondisi dan praktik yang
membantu memelihara kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Sementara itu,
higiene pribadi merujuk pada pemeliharaan kebersihan tubuh.
Menurut (R. Sihite. 2000:3) menyatakan hygiene adalah bagaimana
caranyaorang memelihara dan melindungi kesehatan. Gosh berpendapat bahwa hygiene
adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh faktor yang membantu /mendorong
adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat.
 Di dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1996, Hygiene di nyatakan sebagai
kesehatan masyarakat yang meliputi semua usaha untuk memlihara, melindungi, dan
mempertinggi derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk umum maupun perorangan yang
bertujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta mempertinggi
kesehatan dalam perikemanusiaan. 
Hygiene merupakan aspek yang berkenaan dengan kesehatan manusia atau
masyarakat yang meliputi semua usaha serta kegiatan untuk melindungi, memelihara, dan
mempertinggi tingkat kesehatan jasmani maupun rohani baik perorangan maupun
kelompok masyarakat. Hygiene bertujuan untuk memberikan dasar kehidupan yang sehat
bagi seluruh aspek kehidupan dalam rangka mempertinggi kesejahteraan masyarakat.
Perilaku kebersihan diri dapat dipengaruhi oleh nilai serta kebiasaan yang dianut
individu, disamping faktor budaya, sosial, norma keluarga, tingkat pendidikan, status
ekonomi dan lain sebagainya. Adanya masalah pada kebersihan diri akan berdampak
pada kesehatan seseorang. Saat seseorang sakit, salah satu penyebabnya adalah
kebersihan diri yang kurang.Ini harus menjadi perhatian kita bersama, sebab kebersihan
merupakan faktor penting dalam mempertahankan derajat kesehatan individu. Sebagai
contoh, adanya perubahan pada kulit dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan
psikologis. Gangguan fisik yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan konsep
diri.Sedangkan gangguan psikologis dapat terjadi karena kondisi tersebut mungkin
mengurangi keindahan penampilan dan reaksi emosi.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene: Perilaku seseorang
melakukan personal hygienedipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a) Citra tubuh (body image)
Penampilan umum penjamah makanan dapat menggambarkan pentingnya
personal hygienepada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep
subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang
baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh.
b) Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial merupakan suatu wadah seorang penjamah
makanan yang dapat berhubungan dan mempengaruhi bagaimana
penjamah makanan dalam makanan dalam pelaksanan praktik personal
hygiene.
c) Status sosial ekonomi
endapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk
menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk
menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya
ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal
hygiene.
d) Pengetahuan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang pentingnya
personal hygiene dan implementasinya bagi kesehatan mempengaruhi
praktik personal hygiene.
e) Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perilaku
personal hygiene. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda,
mengikuti praktek personal hygiene yang berbeda. Keyakinan yang
didasari budaya sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan
perawatan diri.
f) Kebiasaan
seseorang Kebiasaan seseorang akan mempengaruhi tindakan orang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan penjamah
makanan yang tidak menerapkan personal hygiene dalam mengolah
makanan akan menjadi sebuah kebiasaan jika hal itu dilakukan secara
terus menerus sehingga mempengaruhi kesehatan penjamah makanan itu
sendiri dan kualitas pangan yang dihasilkan (Mustikawati, 2013)
B. Kesehatan lingkungan
Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi
kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari
penyakit dan kecacatan.”. Sementara pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet
Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana
organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme
itu.”
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health
Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health
and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory
and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially
affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”
2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
“Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”
Ruang lingkup kesehatan adalah:
a. Menurut WHO
1) Penyediaan air
2) Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan sampah padat
4) Pengendalian vector
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia
6) Hygiene makanan,termasuk hygiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3),
ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1) Penyehatan air dan udara
2) Pengamanan limbah padat/sampah
3) Pengamanan limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan vector penyakit
C. Pengadaan air bersih
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini.
Sedangkan yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari –
hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas fisik,
kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek
samping.
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan kesehatan. Fungsi
terpenting dari sistem penyediaan air bersih adalah pencegahan penyebaran penyakit
melalui air.
Tujuan sistem penyediaan air bersih adalah agar dapat menyalurkan/mensuplai air
bersih kepada konsumen dalam jumlah yang cukup. Bagian terpenting dalam sistem
penyediaan air bersih adalah sumber air baku.adapu beberapa aspek yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Sumber-Sumber Air
Di bumi ini ada beberapa sumber air yang sangat penting bagi kehidupan
manusia yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih. Peradaban sumber
air juga berpengaruh pada perbedaan sifat fisik, kimiawi, dan bakteorologi.
Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu
komponen yang mutlak dan harus ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan
air bersih tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik masing – masing
sumber air serta faktor – faktor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat
membantu di dalam pemilihan air baku untuk suatu sistem penyediaan air bersih,
serta mempermudah tahapan selanjutnya di dalam pemilihan tipe dari pengolahan
untuk menghasilkanair yang memenuhi standar kualitas secara fisik, kimiawi dan
bakteriologis. Secara umum sumber air adalah sebagai berikut :
a) Air permukaan Air
permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam contohnya sungai, rawa,
danau, laut. Pada umumnya air permukaan ini akan mendaapat pengotoran
selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-
daun, kotoran industri dan sebagainnya. Kekeruhan air permukaan cukup
tinggi karena banyak mengandung lempung dan substansi organik..
sehingga ciri air permukaan yaitu memiliki padatan terendap (dissolved
solid) rendah, dan bahan tersuspensi (suspended solid) tinggi.
1) Air Sungai Air
Sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi dan tidak
meresap ke dalam tanah akan mengalir secara grafitasi searah
dengan kemiringan permukaan tanah dan mengalir melewati aliran
sungai. Sebagai salah satu sumber air minum, air sungai harus
megalami pengolahan secara sempurna karena pada umumnya
memiliki derajat pengotoran yang tinggi.
2) Air Danau Air
 danau adalah air permukaan yang berasal dari hujan atau
air tanah yang kelar ke permukaan, terkumpul pada suatu
tempat yang relative rendah/cekung. Termasuk kategori
supaya adalah air rawa, air tendon, air waduk/dam. Air
permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber
atau bahan baku air bersih adalah :
 Air waduk yang berasal dari air hujan
 Air sungai yang berasal dari air hujan, air sungai, atau mata
air.
Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air secara kuantitas
dan kualitas dapat disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir
pemenuhan kebutuhan air sudah tidak dapat disuplai secara
kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti sedimentasi serta
kontaminasi oleh zat – zat pencemar seperti Total Suspended Oil
(TSS) yang berpengaruh pada kekeruhan dan limbah industri yang
telah banyak tercemar di lingkungan
3) Air tanah
4) Air laut
5) Air hujan
2) Prinsip Dasar Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih harus memenuhi konsep 3K yaitu :
a) Kualitas air bersih
Air bersih di pengaruhi oleh bahan baku air itu sendiri atau mutu air
tersebut baik yang langsung berasal dari alam atau yang sudah melalui
proses pengolahan.
b) Kuantitas air
Tergantung jumlah dan ketersediaan air yang akan diolah pada penyediaan
air bersih yang dibutuhkan sesuai dengan banyaknya konsumen yang akan
dilayani.
c) Kontinuitas air Menyangkut kebutuhan air yang terus menerus digunakan
karena air merupakan kebutuhan pokok manusia apalagi air sangat
dibutuhkan pada musim kemarau tiba.
D. Polusi udara
Polusi udara  sendiri merupakan suatu kondisi dimana udara yang ada di sekitar
ini dicemari oleh bahan- bahan kimia, zat atau partikel yang bersifat negatif, atau bahan
biologis lainnya yang  bersifat membahayakan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Polusi udara atau yang juga disebut sebagai pencemaran udara ini seringkali
mengakibatkan berbagai macam dampak yang merugikan, tidak hanya bagi manusia saja,
namun juga bagi mankhluk hidup lainnya dan bahkan planet Bumi (baca: planet di tata
surya) pada umumnya.
Polusi udara ini merupkan suatu kondisi yang menggambarkan udara yang tidak
murni lagi (baca: ciri-ciri udara yang bersih dan sehat) karena tercemar oleh berbagai
macam zat- zat polutan. Terjadinya polusi udara ini tidak lain dan tidak bukan merupakan
dampak dari ulah manusia sendiri. Polutan yang mencemari udara ini paling banyak
berupa asap- asap yang di dalamnya mengandung banyak sekali penyakit dan juga hal
merugikan lainnya. Maka dari itulah disebut sebagai polusi udara.
Asap- asap yang menyebabkan pencemaran udara ini alan semakin banyak kita
temui ketika zaman yang kita tempati ini semakin modern dan semakin banyak aktivitas-
aktivitas industri manusia. Selain aktivitas industri dari pabrik- pabrik, aktivitas merokok
di kalan manusia juga menyumbang dampak yang cukup siginifikan terhadap tingkat
polusi udara dan juga asap- asap kendaraan bermotor pun demikian.Adapun penyebab
polusi udara

Penyebab Polusi Udara

Selanjutnya juga dijelaskan mengenai apa saja yang sekiranya dapat menimbulkan
polusi udara ini. ada banyak sekali hal yang dapat menimbulkan polusi udara. Penyebab
polusi udara ini pun dapat ditimbulkan melakui kegiatan atau aktivitas sehari- hari. adapu
beberapa hal yang menyebabkan polusi udara antara lain adalah:

1) Asap kendaraan
Asap kendaraan merupakan penyebab dari polusi yang paling mudah untuk kita
temui. Hal ini karena kendaraan merupakan alat transportasi yang siapa saja
mempunyainya, baik kendaraan roda empat ayau mobil aupun kendaraan
bermotor. Asap kendaraan merupakan salah satu faktor penyumbang polusi udara
yang sangat besar. Asap kendaraan yang setap hari di produksi oleh milyaran
kendaraan setiap detiknya akan sangat menyebabkan polusi udara.
Oleh karena itulah kita sering mendapati bahwa daerah pedesaan udaranya
lebih bersih dan sehat daripada di perkotaan. Hal ini salah satunya karena di
pedesaaan jarang kita temui kendaraan bermotor atau monil, sementara di kota
sangat jarang yang mempunyai kendaraan bermotor maupun mobil.
2) Asap pabrik
Selain asap kendaraan bermotor atau mobil. Asap pabrik juga termasuk ke
dalam pemicu dari adanya polusi udara. Asap pabrik ini bahkan menyumbang
besar sekali gas karbon di udara. Asap pabrik juga bisa menimbulkan atau
menjadi pemicu dari terjadinya hujan asam.
Asap pabrik yang dihasilkan dan biasanya dibuang melalui cerobong asap,
apabila naik ke permukaan maka akan sangat membahayakan dan juga merupakan
penyumbang dari gas- gas yang berbahaya. Seperti yang kita ketahui bersama
bahwasannya asap yang dibuang tersebut merupakan wujud dari limbah pabrik
yang tidak mempunyai fungsi sama sekali. Oleh karena itulah keberadaan limbah
pabrik yang berupa gas dan di buang di udara ini merupakan faktor pemicu polusi
udara.
3) Asap rokok
Penyebab polusi udara yang selanjutnya merupakan asap rokok. Seperti yang
kita ketahui bersama bahwasannya rokok merupakan sesuatu hal yang sangat
disukai oleh masyarakat laki- laki di Indonesia. Banyak sekali orang atau kaum
pria di Indonesia ini yang merokok tanpa memilikrkan resiko yang akan terjadi
masa yang akan datang.
Meskipun pemerintah dan bahkan produsen rokok sendiri menghimbau
masyarakat untuk tidak merokok, namun tetap saja orang- orang di Indonesia
selalu mencintai budaya merokok.  Asap rokok yang disebabkan oleh karena
rokok yang dihisap ini mengandung banyak sekali gas beracun. Bayangkan saja
jika jutaan orang setiap harinya memproduksi  asap rokok, maka hal ini tentu akan
sangat mudah menjadi penyebab  terjadinya polusi udara.
4) Pembangkit listrik
Masih ada beberapa pembangkit listrik konvensional yang menggunakan
bahan batu bara, gas, maupun minyak untuk dapat menghasilkan energi listrik.
Sperti yang terjadi pada kendaraan bermesin yang mana praktiknya proses
pembakaran listrik tersebut terjadi tidak sempurna yang justru akan menghasilkan
gas berbahaya yang menyebabkan polusi udara. Gas- gas yang berbahaya yang
telah disebutkan adalah sulfur dioksida, nitrogen oksida,karbon dioksia, serta
partikulat. Selain menyebabkan  polusi udara, gas- gas berbahaya tersebut juga
merupakan penyebab dari pemanasan global.

5) Letusan gunung berapi


Selain disebabkan oleh kativitas manusia, ternyata polusi udara juga bisa
disebabkan oleh alam. Faktor alam yang menyebabakan terjadinya polusi udara
adakla meletusnya gunung berapi (baca: penyebab meletusnya gunung berapi).
Indonesia merupakan negaya yang letaknya ada di sepanjang lempeng (baca: letak
geografis Indonesia). Karena pengaruh letak geografis Indonesia memiliki banyak
sekali gunung berapi (baca: tanda gunung berapi akan meletus). Gunung berapi
yang ada di Indonesia ini banyak sekali yang masih aktif dan beberapa di
antaranya memiliki siklus meletus yang rutin beberapa tahun sekali. Oleh karena
itulah tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat akan terjadi letusan gunung
berapi.
Gunung berapi yang meletus (baca: dampak letusan gunung berapi) ini
merupakan suatu benca alam. Tidak hanya akan menyebabkan banyak sekali
kerusakan dan juga pencemaran, namun gunung berapi yang meletus ini juga
mempunyai dampak yang postif. Beberapa dampak positif dari gunung berapi
adalah Indonesia mempunyai tanah yang subur (baca: ciri tanah yang subur),
karena kandungan abu vulkanik dan juga lahar dingin akan menyebabkan tanah
menjadi subur. Letusan gunung berapi pasti akan memancarkan yang namanya
awan panas, abu vulkanik, dan juga lahar  (baca: banjir lahar) atau lava.
Beberapa hal- hal tersebut akan menyebabkan terjadinya polusi udara. Abu
vulkanik yang jatuh ke pemukiman penduduk akan menempel dimana saja
sehingga akan menyebabkan udara menjadi kotor karena abu ini bisa terbang
kapan saja. Abu vulknik ini sifatnya sangat berbahay karena mengandung
beberapa hal seperti logam timah, tembaga, seng, krom, besi dan juga silika.
Kandungan abi vulkanik inilah yang dapat menyebabkan terjadinya polusi udara.
6) Pertanian
 Pertanian memang suatu hal yang sangat baik dan bermanfaat bagi manusia.
Namun siapa sangka ternyata pertanian ini dapat juga mneyumbang terjadinya
polusi udara. Pertanian dalam era modern ini semakin maju dalam penggunaan
bahan- bahan kimia demi memperoleh tanaman yang subur dan juga tumbu besar.
Salah satu caranya adalah penggunaan persitisa dan insektisida.
Penggunaan bahan- bahan kimia tersebut memang bagus bagi pertanian,
namun tahukah Anda bahan- bahan tersebut juga menyebabkan polusi udara?
Pada insektisida, pestisidan dan juga pupuk- pupuk kimia di dalamnya terdapat
amonia dan juga NH3 yang sangat berbahaya bagi atmosfer Bumi. Bahan- bahan
tersebut ternyata tidak hanya dapat menyebabkan polusi udara saja, namun juga
polusi air dan juga pencemaran tanah. Amonia memiliki pengaruh yang dapat
mengganggu kesehatan dan juga menimbulkan penyakit. Adapun penyakit yang
disebabkan karena amonia adalah bronkitis, yakni gangguan pada paru- paru.

7) Pertambangan
Pertambangan merupakan salah satu bidang yang menjadi sumber
penghasilan bagi negara Indonesia. Pertambangan ini merupakan aktivitas
mengambil mineral yang ada di dalam Bumi dalam jumlah yang besar dan juga
dengan megggunakan pearalatan besar. Kegiatan pertambangan ini terkadang
menimbulkan dampak yang sangat buruk, yakni dapat mengeluarkan banyak
bahan kimia dan juga debu yang sangat berpotensi menyebabkan polusi udara.
Pencemaran udara yang diakibatkan dari aktivitas pertambangan ini akan sangat
mengganggu orang- orang yang bekerja di ladang tambang tersebut maupun
masyarakat yang ada di sekitar pertambangan tersebut.

8) Aktivitas rumah tangga


Siapa bilang bahwa polusi udara haya disebabkan oleh kativitas- aktivitas
publik saja? Ternyata banyak juga aktivitas rumah tangga yang dapat
menyebabkan terjadinya polusi udara. Beberapa aktivitas rumah tangga yang
berperan dalammpenciptaan polusi udara adalah pembakaran sampah, memasak
secara tradisonal dengan menggunakan kayu bakar, pengecatan rumah dan
penggunaan beberapa peralatan rumah tangga lainnya. Sampah merupakan bahan
yang mengandung banyak kimia berbahaya, apabila sampah ini dibakar maka
asapnya akan kemana- mana dan mencemari udara.
Demikian halnya apabila kita memasak dengan menggunakan kayu bakar.
Setelah itu proses pengecatan rumah. Cat yang sering digunakan memiliki bau
khas yang sangat menyenagt dan memiliki bahan kimia tinggi. hal inilah yang
dapat emnganggu kesehatan manusia. selain itu penggunaan alat- alat rumah
tangga tertentu dapat menimbulkan zat- zat yang berbagaya bagi atmosfer Bumi,
seperti kisal penggunaan kulkas dan juga AC.

9) Kebakaran hutan
Bencana alam senajutnya yang menyebabkan terjadinya polusi udara adalah
kebakaran hutan. Hutan yang terbakar akan mengasilkan asap yang bertebaran
kemana-kama. Asap- asap inilah yang menjadi sumber polusi udara. Oleh karena
itulah banyak masalah timbul, terutama penyakit paru- paru apabila terjadi
kebakaran hutan. beberapa masalah yang timbul ketika terjadi kebakaran hutan
adalah munculnya penyakit paru- paru dan juga penyakit kulit.

10) Timbunan sampah


Beralih ke masalah sosial. Kita tetu tahu bahwa di perkotaan pasti ada yang
namanya tempat penimpunan sampah. Tempat seperti ini merupakan timbunan
sampah dari masyarakat yang ada di perkotaan. Tak jarang tanah yang luas sekali
hanyak dijadikan tempat penimpunan sampah. Timbunan sampah dalam jumlah
yang banyak ini terntu saja akan menyebabkan terjadinya polusi udara. Tidak
hanya bau yang tidak sedap, namun juga berbagai macam penyakit akan
menyerang. Dintara penyakit- penyakit yang dapat menyerang atau timbul adalah
gangguan paru- paru dan juga gangguan kulit.

11) Penebangan hutan secara liar


Faktor selanjutnya penyebab pencemaran atau polusi udara adalah
penebangan hutan secara liar. Sbenarnya hal ini bukanla penyebab dari polusi
udara secara langsung. Hanya saja kita tahu bahwa salah satu fungsi utama dari
hutan adalah untuk menetralisr udara dan menyerap berbagai macam polutan yang
ada di udara. Ketika hutan bayak kehilangan pohonnya, hanya bisa dibayangkan
betapa sulitnya untuk menyerap polutan yang ada di udara sehingga kita akan
mendapati udara yang kotor dan tidak sejuk lagi.
Itulah beberapa hal yang menyebabkan atau memicu terjadinya polusi udara.
Hal- hal tersebut apabila dilakukan terus- menerus dan tidak ada tindakan secara
tegas atau secara pasti akan menyebabkan dampak yang lebih mengerikan lagi.
Tidak hanya polusi udara dalam tingkatan kecil ataupun sedang saja, namun
hingga tahap mengancam keselamatan Bumi beserta mankhluk hidup yang ada di
dalamnya.

Dampak dari Polusi Udara


 Polusi udara yang merupakan proses pencemaran pada udara ini tentu saja
mempunyai berbagai dampak yang dapat kita rasakan. Dampak yang ditimbulkan oleh
polusi udara ini tentu saja merupakan dampak yang bersifat negatif. Adapun dampak utama
dari adanya polusi udara adalah gangguan kesehatan. Ada banyak sekali rupa gangguan
kesehatan yang akan ditimbulkan dari adanya polusi udara ini, secara lebih lengkap dan
jelas, berikut ini merupakan dampak dari adanya polusi udara:

1) terjadinya gangguan pernafasan seperti misal gangguan paru- paru


Polusi udara sangat mudah sekali menyebabkan datangnya berbagai penyakit,
terutama yang berhubungan dengan paru- paru. Hal ini karena udara merupakan satu-
satunya sarana kita untuk bernafas, yang diambil dari hidung dan kemudian ke paru- paru.
Hal ini tentu saja akan otomatis berpengaruh pada organ yag bertanggung jawab terhadap
pernafasan, yaitu paru- paru.

2) Mengganggu kesehatan kulit, sehingga kulit akan nampak kusam, elastisitas merosot,
penuaan dini, keruput dini, flek hitam, hingga penyakit kanker kulit.
3) Menyebabkan kambuhnya penyakit asma
Penyakit asma merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan paru-
paru dan sering timbul ketika menghirup udara yang koton selama beberapa waktu

Upaya Penanggulangan Polusi Udara


Polusi udara memanglah hal atau peristiwa yang harus diwaspadai, dijauhi atau bahkan
dihilangkan. Hal ini karena kita telah mengetahui bersama bahwasannya polusi udara atau
pencemaran udara ini sangat bersifat tidak baik atau negatif. Oleh karena itulah kita sebagai
manusia sebagai makhluk yang mempunyai akan sudah sepantasnya menjaga kesehatan Bumi
pertiwi dari orang- orang yang tidak bertanggung jawab. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk dijadikan solusi menghadapi polusi udara ini. Beberapa solusi tersebut antara
lain sebagai berikut:

1) Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai pentingnya udara yang bersih dan
juga bebas dari polusi
2) Penegakan kembali peraturan atau perundang- undangan tentang lingkungan
3) Melalukan penyaringan terhadap asap atau limbah asap yang akan dibuang ke udara
bebas agar tidak terlalu membahayakan kesehatan Bumi. Hal ini terutama harus
dilakukan oleh pabrik- pabrik atau lokasi- lokasi yang membuang asap sebagai salah satu
limbahnya.
4) Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (baca: kekurangan dan kelebihan bahan bakar
fosil) sebagai pembangkit listrik atau energi yang lainnya. Hal ini karena bahan bakar
fosil dapat menghasilkan polutan sehingga sangat berkontribusi menciptakan pencemaran
udara.
5) Mengalirkan gas buangan ke dalam air laut (baca: ekosistem air laut) atau ke dalam
larutan pengikat terlebih dahulu saat sebelum asap dikeluarkan ke udara bebas debgan
tujuan mengurangi potensi terjadinya pencemaran yang dapat merusak dan
membahayakan lingkungan.
6) Menggunakan peralatan atau bahan- bahan yang lebih ramah lingkungan dalam
kehidupan sehari- hari
7) Mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan membiasakan diri menggunakan transportasi
umum atau mulai hidup sehat dengan menggunakan sepeda
8) Mengganti bahan bakar kendaraan menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti
biogas
9) Menjaga kelestarian hutan. Dengan kata lain juga ikut melakukan tanam seribu pohon
atau penghijauan dan menghindarkan diri dari orang- orang yang berniat jahat terhadap
hutan.
10) Tidak melakukan penggundulan hutan
11) Mulai melakukan penanaman tanaman- tanaman hijau, dimulai dari lingkungan yang ada
di sekitar rumah dan juga dipinggir- pinggir jalan
12) Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan
13) Ikut serta menjaga kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita dan tidak membiarkan
sampah berserakan
14) Membedakan sampah yang organik dan juga non organik
15) Mengolah sampah non organik yang masih layak pakai menjadi barang- barang yang
berguna dan menimbun sampah- sampah organik agar menjadi pupuk organik
16) Mengurangi penggunaan insektisida secara berlebihan karena dapat mencemari tanah
17) Menumbuhkan kesadaran para petani atau pengusaha agrobisnis untuk tidak
menggunakan hutan sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Hal ini karena hutan
sendiri keberadaannya sangatlah dubutuhkan.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara
yang ada di Bumi ini. Meskipun kenyataannya polusi udara yang ada di Bumi telah terlampau
parah, namun apabila kita melakukan upaya- upaya tersebut dengan bersama- sama dan dalam
waktu yang konsisten pasti akan tercipta udara yang bersih dan segar, serta terbentuknya
kawasan bebas polusi.
E. Kesehatan perumahan
F. Pemberantasan vector
Vektor merupakan hewan arthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan
suatu patogen dari sumber infeksi kepada individu yang rentan terhadap patogen tersebut.
Hewan yang termasuk kelompok vektor sangat merugikan karena dapat mengganggu
manusia secara langsung dan menjadi perantara penularan penyakit. Vektor adalah
binatang yang membawa patogen atau bibit penyakit berupa parasit dan virus dari satu
makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Vektor dapat diartikan sebagai organisme
yang dapat menyalurkan sumber penyakit dari hewan ke hewan atau manusia. Sebagai
tambahan, arthropoda juga dianggap sebagai vektor penting dalam penularan penyakit
parasit dan virus tertentu.
Vektor mekanis merupakan vektor yang bisa menyebarkan agen infeksi secara
langsung, seperti menggigit, menghisap, dan menempel. Vektor mekanis memiliki ciri-
ciri, yaitu sebagian siklus hidup parasit tidak terjadi di dalam tubuh korban. Salah satu
contoh vektor mekanis adalah hewan nyamuk. Nyamuk dapat menularkan virus atau
parasit ketika mengisap darah korbannya. Lalat juga merupakan vektor mekanis dalam
penyebaran diare, keracunan makanan dan berbagai bahaya lainnya.
Vektor mekanis dapat menularkan berbagai jenis penyakit, dari penularan
penyakit diare, demam tifoid, keracunan makanan dan trachoma yang dibawa oleh lalat.
Lalat dapat membawa agen penyakit dari manusia berupa tinja, darah, ulkus superfisial,
atau eksudat. Biasanya kontaminasi dilakukan dengan bersentuhan dengan lalat secara
langsung. Lalat rumah dapat menularkan bakteri enterik yang menyebabkan salmonela,
tuberkulosis (TBC), anthrax, tularemia, dan brucellosis.
Jenis Vektor Mekanis dan Penyakit yang Disebabkan serta Cara Penanganannya
Terdapat berbagai binatang yang menjadi vektor mekanis dari berbagai macam penyakit.
1) Nyamuk
Nyamuk dapat menularkan penyakit demam berdarah atau DBD
dan malaria melalui gigitannya. Penyakit chikungunya atau flu tulang juga dapat
ditularkan oleh serangga nyamuk. Penyakit demam berdarah atau DBD dapat ditangani
dengan minum banyak cairan, beristirahat, serta mengonsumsi paracetamol dan
acetaminophen. Jika pengobatan tersebut dilakukan dengan baik, maka umumnya gejala
DBD akan mulai menunjukkan tanda-tanda pulih dalam waktu 2-5 hari.
Sedangkan pada penyakit malaria, pasien disarankan untuk mengonsumsi obat
antimalaria yang berfungsi untuk mengobati sekaligus mencegah penularan malaria. Obat
malaria diberikan harus mempertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pasien malaria, yaitu:

a) Tingkat keparahan gejala malaria yang muncul


b) Jenis parasit penyebab malaria
c) Lokasi penularan malaria
d) Serta kondisi fisik pasien
Jika pasien sedang hamil, maka pengobatan yang diberikan berbeda dengan pasien
yang sedang tidak hamil. Penyakit chikungunya dapat ditangani dengan obat pereda rasa
sakit dan anti radang yang bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul. Pada sebagian
penderita yang kekurangan cairan yang disebabkan oleh nafsu makan yang menurun
dapat diberikan cairan oralit atau infus bisa dilakukan untuk mencegah dehidrasi.
2) Lalat Rumah
Lalat rumah dapat menularkan penyakit disentri, kolera, tifoid dan paratifoid
secara mekanis. Penyakit dari vektor lalat rumah dapat dihindari dengan tidak
mengonsumsi makanan yang telah dihinggapi oleh lalat rumah karena lalat akan
mengeluarkan enzim pencernaan pada makanan sebelum memakannya. Selain itu, lalat
rata-rata membawa lebih dari 200 jenis bakteri di rambut kecil yang jumlahnya tidak
sedikit pada lengan dan kakinya, karena lalat gemar hinggap di makanan busuk dan
kotoran yang penuh bakteri sehingga memungkinkan lalat untuk mengotori makanan.
3) Cacing Filaria
Cacing Filaria dapat menyebabkan penyakit kaki gajah yang menyerang tubuh
manusia. Untuk penanganan kaki gajah, pasien harus berkunjung ke dokter. Dokter
biasanya mewajibkan pengobatan tahunan untuk obat yang bernama diethylcarbamazine
(DEC). Fungsi obat tersebut adalah untuk membunuh cacing filaria dalam darah. Obat ini
diharapkan dapat membantu melindungi Anda dari infeksi lebih lanjut atau menghentikan
penularan ke orang lain, meskipun tidak dapat membunuh cacing filaria hingga tuntas.
Dokter juga dapat merekomendasikan beberapa cara untuk mencegah kondisi pasien kaki
gajah menjadi semakin buruk, yaitu:

a) Membersihkan area yang membengkak dengan sabun setiap hari.


b) Mengoleskan krim anti bakteri pada area yang membengkak untuk menghentikan infeksi
bakteri.
c) Meningkatkan aliran darah daerah yang membengkak dengan cara mengangkat dan
melatih area tersebut.
Cara Mencegah Serangan Vektor Mekanis
a) Pengendalian Lingkungan
Cara terbaik untuk mengontrol arthropoda atau hewan sumber vektor mekanis karena hasilnya
dapat bersifat permanen adalah pengendalian lingkungan.  Pengendalian lingkungan dapat
dilakukan dengan membersihkan tempat hidup arthropoda, seperti comberan, kamar mandi, dan
lain-lain.
b) Pengendalian Kimia
Penggunaan beberapa golongan insektisida, seperti golongan organoklorin, organofosfat dan
karbamat merupakan alternatif yang bersifat pengendalian kimia, tetapi penggunaan bahan kimia
ini sering menimbulkan resistensi pada arthropoda dan juga dapat mengkontaminasi pada
lingkungan.
c) Pengendalian Biologi
Pengendalian biologi dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pengendalian
kimia seperti penggunaan insektisida yang berasal dari bahan beracun yang membahayakan
lingkuhan. Contoh dari pengendalian biologi adalah pemeliharaan ikan.

G. Masalah gizi diindonesia


Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, tetapi
penanggulagannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, karena itu
pendekatan penanggulangan nya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Sektor
terkait tersebut adalah bidang kesehatan dan di luar kesehatan. Keberhasilan program
gizi, sebesar 30% ditentukan oleh sektor kesehatan atau gizi yang disebut dengan
intervensi spesifik dan sebesar 7% oleh sektor luar kesehatan yang disebut dengan
intervensi sensitif (Supariasa et al, 2017).
Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,
pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada
kasus tertentu, seperti dalam keadaan kritis (bencana kekeringan, perang, kekacauan
sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat
rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua
anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan
kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk meperoleh makanan yang
cukup jumlah dan mutunya, Dalam konteks ini, masalh gizi tidak lagi semata-mata
masalah kesehatan, tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah
kesempatan kerja (Supariasa et al, 2017).Masalah gizi di Indonesia di negara berkembang
pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah
Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), masalah Kurang
Vitamin A (KVA), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar (Supariasa et al,
2017)
1) Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan
penyakit tertentu. Anak tersebut KEP apabila ditandi dengan BB/PB atau BB/TB dengan
ambang batas antara -2 SD sampai dengan -3 SD dengan rujukan WHO, 2005 (Supariasa
et al, 2017). Orang yang mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada
pemeriksaan hanya Nampak kurus. Namun gejala klinis KEP berat secara garis besar
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor.
Childhood stunting atau tubuh pendek pada masa anak merupakan akibat kekurangan gizi
kronis atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka
panjang untuk gizi kurang pada anak. Childhood stunting berkorelasi dengan gangguan
perkembangan neurokognitif dan riiko menderita penyakit tidak menular di masa depan.
2) Stunting
Stunting atau pedek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11 bulan) dan
anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari
pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi
stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. Masalah anak pendek (stunting)
merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-
negara miskin dan berkembang (Unicef, 2013).
Indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi balita stunting adalah
berdasarkan indeks Tinggi badan menurut umur (TB/U) menurut standar WHO child
growth standart dengan kriteria stunting jika nilai z score TB/U < -2 Standard Deviasi
dan kurang dari -3SD (severely stunted) ( WHO, 2013 ). Sedangkan faktor risiko adalah
variabel‐ variabel yang terkait dengan peningkatan suatu risiko atau kejadian penyakit
tertentu. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita.
Penyebab langsung adalah kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit infeksi
(Unicef, 1990; Hoffman, 2000;Umeta, 2003).
Faktor lainnya adalah pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah,
sanitasi dan hygiene yang buruk dan rendahnya pelayanan kesehatan (Unicef, 1990).
Selain itu masyarakat belum menyadari anak pendek merupakan suatu masalah, karena
anak pendek di masyarakat terlihat sebagai anak-anak dengan aktivitas yang normal,
tidak seperti anak kurus yang harus segera ditanggulangi. Demikian pula halnya gizi ibu
waktu hamil, masyarakat belum menyadari pentingnya gizi selama kehamilan
berkontribusi terhadap keadaan gizi bayi yang akan dilahirkannya kelak (Unicef
Indonesia, 2013). Intervensi yang menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi
stunting dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita.
a) Faktor Risiko Stunting
Merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak, pengertian Pendek dan Sangat Pendek adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (stuntingpendek) dan
severely (gizi kurang) (Anonim, 2011). WHO mendiskripsikan keadaan stunting
merupakan kegagalan pencapaian pertumbuhanlinier yang disebabkan oleh kondisi
kesehatan yang tidak optimal atau kurang gizi. Tingginya angka stunting pada anak‐anak
di negara berkembang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yang buruk, peningkatan
faktor risiko dan paparan sejak usia dini yang menimbulkan penyakit, serta pola asuh /
pemberian makan yang tidak benar (WHO, 2013). Selain itu diketahui pula faktor‐faktor
lain yang berpengaruh untuk pertumbuhan bayi yang normal adalah pola konsumsi dan
asupan tablet besi selama kehamilan.
b) Prevalensi Stunting
Masa balita merupakan masa paling rawan, karena pada masa ini balita sering
terkena penyakit infeksi sehingga menjadikan anak memiliki risiko tinggi menjadi kurang
gizi. Menurut penelitian Ramli, et al Prevalensi stunting tinggi pada anak yang berusia
24-59 bulan yaitu sebesar 50% dibandingkan pada anak-anak yang berusia 0-23 bulan
sebesar 24%. Penelitian ini serupa dengan hasil dari Bangladesh, India dan Pakistan
dimana anak-anak yang berusia 24-59 bulan ditemukan memiliki risiko lebih besar
mengalami stunting.
c) Dampak Stunting
Dampak stunting yaitu dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.
Dampak jangka pendek anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara, serta gangguan
perkembangan, sedangkan dampak jangka panjang penurunan skor IQ, penurunan
perkembangan kognitif, gangguan pemusatan perhatian serta penurunan rasa percaya diri.
Kondisi gizi kurang dapat menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, gangguan
terhadap perkembangan dan mengurangi kemampuan berpikir (Almatsier dalam
Trisnawati, 2016). Kerusakan tubuh dan otak anak yang disebabkan oleh stunting tidak
dapat diubah. Anak akan berisiko tinggi mengalami kematian akibat penyakit
menular(UNICEF, 2013)
d) Penanggulangan Stunting Menurut Depkes RI (2016) upaya intervensi gizi untuk balita
stunting yang telah dilakukan di Indonesia diantaranya:
a. Pada ibu hamil
1. Memperbaiki gizi dan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil perlu mendapatkan makanan
yang baik, apabila ibu hamil mengalami KEK maka perlu diberi makanan tambahan. 2.
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan tablet tambah darah, minimal 90 hari selama
kehamilan.
3. Kesehatan ibu harus terjaga selama masa kehamilan.
b. Pada saat bayi lahir
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan begitu bayi lahir melakukan
inisiasi menyusui dini (IMD)
2. Bayi diberikan ASI Eksklusif sampai dengan berusia 6 bulan.
c. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
1. Bayi diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada usia 6 bulan, Pemberian ASI
terus dilakukan sampai bayi berusia 2 tahun.
2. Bayi dan anak memperoleh kapsul Vitamin A dan imunisasi dasar lengkap.
d. Memantau pertumbuhan balita di Posyandu untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan
pertumbuhan.
e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan di setiap rumah tangga
termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang
dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh
menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan pertumbuhan yang terhambat.
H. Upaya gizi pada keluarga
Salah satu upaya untuk meningkatkan kedaan gizi masyarakat adalah melalui
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang sebagian kegiatannya dilaksanakan di
Posyandu. Dalam Depkes 2006 menjelaskan bahwa Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
(UPGK) merupakan salah satu wujud keluarga yang sadar gizi, berupaya memperbaiki
keadaan gizi seluruh anggota keluarganya. UPGK dilaksanakan oleh keluarga bersama
masyarakat dengan bimbingan petugas terkait, yaitu :
a. Kesehatan
b. Keluarga Berencana
c. Pertanian
d. Agama
e. Dinas/ Badan/ kantor Pembangunan Masyarakat
f. Pendidikan dan Budaya
g. Lembaga Swadaya Masyarakat
h. Tokoh Adar i. Tim Penggerak PKK (TP PKK)
j. dsb
2. Tujuan
a. Perbaikan Gizi Keluarga
1) Setiap balita naik berat badannya tiap bulan.
2) Tidak ada balita penderita gizi buruk
3) Tidak ada ibu hamil menderita kurang darah
4) Tidak ada bayi lahir menderita kretin atau gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY).
5) Tidak ada penderitra kurang vitamin A (KVA).
6) Tidak ada lagi Wanita Usia Subur (WUS ) menderita Kurang Energi Kronis (KEK),
yang badanannya sangat kurus.
b. Perilaku yang Mendukung Perbaikan Gizi Keluarga
1) Setiap ibu hamil memeriksakan diri secara teratur kepada petugas kesehatan.
2) Setiap ibu hamil, nifas dan menyusi makan hidangan bergizi 1 piring lebih banyak dari
biasanya (saat tidak hamil) sesuai anjuran petugas kesehatan.
3) Setiap ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.
4) Setiap wanita usia subur (WUS) didaerah endemis gondok minum 2 kapsul yodium
setiap tahun.
5) Setiap ibu hamil meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas kesehatan.
6) Setiap ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI): - 1 kapsul
segera setelah melahirkan - 1 kapsul pada hari berikutnya
7) Semua bayi usia 0-6 bulan diberi ASI saja (ASI Eksklusif) letakkan bayi diperut ibu
dan susui segera mungkin 30 menit setelah lahir.
8) Setiap kkeluarga makan aneka ragam makanan dan biasakan makan pagi.
9) Setiap keluarga menimbangkan balitanya setiap bulan untuk mengamati pertumbuhan
dan perkembangan anaknya.
10) Berilah bayi imunisasi heptitis B segera setelah lahir (usia 0-7 hari) setiap bayi umur
0-11 bln memperoleh Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak
1 kali.
11) Setiap bayi 6-11 bln memperoleh 1 kapsul Vit. A warna biru (100.000 SI). Setiap
anak usia 12-59 bln memperoleh kapsul Vit. A warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan
(Februari dan Agustus).
Partisipasi dan Pemerataan Kegiatan
1) Semua peserta ikut serta dalam kegiatan UPGK.
2) Kegiaan meluas ke semua RT, RW, kampung, dusun.
3) UPGK dilakukan oleh, dari dan untuk masyarakat.
d. Sasaran Utama UPGK
1) Wanita Usia Subur (WUS)
2) Ibu hamil
3) Ibu menyusi
4) Bayi
5) Ibu yang mempunyai balita
6) Balita
7) Bapak
e. Kegiatan Pokok UPGK
1) Penyuluhan gizi masyarakat
2) Pelayanan gizi di Posyandu
3) Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga
I. Asuhan keperawatan penyakit sars
SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME (SARS)

A. DEFINISI

Menurut WHO (2021), Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) adalah suatu
penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang ditimbulkan oleh coronavirus terkait
SARS. Virus ini menular melalui udara dan dapat menyebar melalui droplet atau cipratan
kecil air liur. Penyakit ini muncul pertama kali di abad ke-21.

Menurut Kemenkes RI Dalam keputusan Menkes No.


424/MENKES/SK/IV/2003, SARS adalah infeksi saluran pernapasan yang sangat akut
yang menyerang orang dengan berbagai kumpulan gejala.
Menurut (Dayer et al., 2017) Sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) adalah
infeksi virus yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh untai tunggal positif Virus
RNA dari keluarga coronavirus.

Menurut CDC (2017), Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) adalah


penyakit pernapasan virus yang diakibatkan oleh virus corona yaitu SARS-associated
coronavirus (SARS-CoV). SARS dilaporkan pertama kali di Asia pada Februari 2003.

Perbedaan antara SARS dan SARSCOV2 adalah bahwa COVID-19 disebabkan


oleh SARSCOV2, yang termasuk dalam keluarga besar virus corona yang sama yang
menyebabkan SARS pada tahun 2003. Gejalanya mirip dengan SARS, tetapi tingkat
kematiannya 9,6% lebih tinggi daripada SARS (kurang dari 5%), tetapi jumlah pasien
COVID 19 jauh lebih tinggi daripada SARS. COVID-19 juga menyebar lebih luas dan
lebih cepat daripada SARS di beberapa negara (Petrosillo et al., 2020).

Jadi dapat disimpulkan bahwa SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)


adalah sekumpulan gejala penyakit infeksi pernapasan akut yang diakibatkan oleh virus
corona yang dapat menular melalui udara.

B.EPIDEMIOLOGI

Beta-coronavirus diidentifikasi pertama kali di Cina Selatan (provinsi


Guangdong) pada November 2002. WHO tidak menerima data kasus terbaru dari
pemerintah China hingga akhir Maret, dengan 792 kasus dan 31 kematian dilaporkan.
Kurangnya transparansi dari Kementerian Kesehatan di China disebut-sebut sebagai salah
satu kontributor terbesar penyebaran virus secara global. Pada akhir dari

masa epidemik, Cina melaporkan >8.000 kasus SARS dan 774 kematian akibat
SARS, dan tingkat fatalitas kasus 7%. Pada februari 2003 menyebar ke Hong Kong.
Setelah itu, SARS menyebar dengan cepat ke seluruh negeri, ke seluruh dunia, terutama
di negara-negara Asia. WHO kemudian menetapkan dan menyatakan SARS sebagai
ancaman global pada 15 Maret 2003. Terdapat 8 negara yang melaporkan penularan
SARS yaitu Kanada, Hongkong, vietnam, China, Inggris, Amerika Serikat, dan
Singapura. Pada akhir epidemi di bulan Juni tahun 2003, total kumulatif SARS secara
global adalah 8422 kasus dengan 911 kematian (case fatality rate 11%). Wabah SARS
global yang dimulai pada Juli 2003 dan 2004 diketahui belum ada kasus SARS yang
terlaporkan lagi hingga saat ini (Peeri et al, 2021)

Sebagian besar pasien yang diidentifikasi dengan SARS sebelumnya adalah orang
dewasa sehat berusia 25-70 tahun. Beberapa kasus yang diduga SARS telah dilaporkan di
antara. anak-anak di bawah 15 tahun. Kasus kematian di antara orang-orang dengan
penyakit yang memenuhi definisi kasus WHO saat ini untuk kasus kemungkinan dan
dugaan SARS adalah sekitar 3% (WHO (2021).

Sejak Juli 2003, ketika penularan SARS-CoV dinyatakan terkendali, pengawasan


global secara aktif untuk penyakit SARS-CoV telah mendeteksi tidak ada penularan
SARS-CoV dari orang ke orang. Oleh karena itu CDC telah mengarsipkan ringkasan
laporan kasus untuk wabah tahun 2003. Selama epidemi tahun 2003, CDC dan Council of
State and Territorial Epidemiologists (CSTE) mengembangkan kriteria pengawasan
untuk mengidentifikasi orang orang dengan SARS di Amerika Serikat. Definisi kasus
surveilans berubah sepanjang epidemi, untuk mencerminkan peningkatan pemahaman
tentang penyakit SARS-CoV (CDC, 2017).

Sementara untuk kasus SARS di Indonesia, menurut data Kemenkes RI pada


April 2003 tercatat bahwa terdapat 9 kasus yang terkonfirmasi positif SARS, dan tidak
ada kasus kematian akibat SARS. Sampai saat ini masih belum ada lagi pelaporan terkait
kasus SARS di Indonesia (Kemenkes RI, 2003).

GETIOLOGI

Penyebab dari SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) menurut tim WHO
memperkirakan bahwa penyebab dari SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
adalah virus corona. Dinamakan famili coronavirus karena lonjakan besar molekul
protein yang ada pada permukaan virus dan memberi virus bentuk seperti mahkota;
genom virus corona adalah yang terbesar di antara virus RNA. Famili ini diklasifikasikan
menjadi setidaknya tiga generasi utama (alfa, beta,dan gama). Dalam famili ini, tujuh
virus saat ini diketahui menginfeksi manusia, yaitu, NL63 dan 229E dari genus alpha dan
OC43, HKU1, SARS-CoV, MERS-CoV, dan SARS-CoV-2 dari genus beta. Coronavirus
merupakan salah satu kelompok virus yang dapat menginfeksi saluran pernapasan
manusia, dan ketika terinfeksi biasanya menyebabkan gangguan pernapasan mulai dari
penyakit pernapasan ringan hingga berat. SARSCov ditemukan pertama kali pada hewan
yaitu kelelawar di Cina pada tahun 2002 dan ditularkan melalui droplet, aerosol, dan
berhubungan langsung dengan pasien yang terinfeksi. Masa inkubasi 2-7 hari
(Abdelrahman et al., 2020).

Dalam beberapa kasus SARS, patogen menular lainnya mungkin berperan. Virus
ini merupakan penyebab umum penyakit saluran pernapasan atas ringan hingga sedang
pada manusia dan berhubungan dengan gangguan pernapasan, pencernaan, hati, dan saraf
pada hewan. Tidak ada cukup informasi tentang virus baru untuk menentukan berbagai
macam penyakit yang dapat ditimbulkannya Coronavirus dapat dikaitkan dengan
pneumonia pada manusia. terutama mereka yang memiliki kekebalan yang lemah. Virus
ini juga dapat menyebabkan penyakit serius pada hewan seperti kucing anjing, babi, tikus
dan burung. Studi awal di beberapa laboratorium memperlihatkan bahwa virus mampu
bertahan hidup di lingkungan selama beberapa hari. Durasi virus bertahan tergantung
pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis bahan dan cairan yang
mengandung virus, serta berbagai kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban. Para
peneliti di CDC dan lembaga lain sedang merancang eksperimen standar untuk mengukur
berapa lama SARSCOV dapat bertahan dalam situasi yang mensimulasikan kondisi
lingkungan alami (CDC, 2017).

D.MANIFESTASI KLINIS

Menurut CDC (2017), Secara umum, tanda dan gejala SARS dimulai dengan:

1. Demam tinggi (suhu lebih dari 100,4°F (-38,0°C).


2. Sakit kepala

3. Perasaan tidak nyaman secara keseluruhan

4. Nyeri tubuh

5. Gejala gangguan pernapasan ringan di awal.

6. Diare

7. Batuk kering

8. Pneumonia

Menurut Hasdianah dan Dewi (2014), tanda dan gejala yang muncul pada penderita yang
terinfeksi SARS yaitu: 1. Gejala atau suspek SARS, yaitu:

a. Demam (>38°C), yang seringkali tinggi, dan kadang-kadangdisertai menggigil dan


kaku.

b. Terdapat satu atau lebih gejala gangguan pada pernapasan seperti: sesak napas,
kesulitan bernapas disertai dengan satu atau lebih gejala berikut:

• Kontak dengan orang yang terinfeksi yang diduga atau dicurigai terinfeksi SARS dalam
10 hari terakhir.

Pernah melakukan perjalanan ke tempat yang terkenawabah SARS dalam 10 hari


terakhir.

⚫ Tempat tinggalnya dekat dengan tempat terjadinya wabah SARS.

2. Probable yaitu:

Kasus suspek yang ditambah dengan adanya gambaran toraks yang menunjukkan tanda-
tanda pneumonia atau respiratory distresssyndrome.
a. Sakit kepala

b. Malaise

c. Nyeri otot

d. Sesak napas

e. Kesulitan bernapas

f. Ruam

g. Batuk kering yang tidak produktif

h. Hipoksemia (kadar oksigen darah rendah)

i. Nafsu makan menurun

j. Penurunan kesadaran

E. PATOFISIOLOGI

SARS-CoV menyerang manusia melalui saluran pernapasan sebagai tempat


masuknya, dan infeksi terjadi dalam 3 langka pengikatan reseptor, perubahan konformasi
pada glikoprotein Spike dan proteolisis cathepsin L dalam endosom. Masuknya SARS-
CoV dimediasi oleh enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2), yaitu suatu metalopeptidase
yang diekspresikan pada banyak jaringan orgas manusia, sebagai reseptor fungsional
inang. Protein spike yang ada pada permulaan SARS-CoV memiliki ikatan yang kuat
dengan ACEZ manusia. Ikatan inilah yang memungkinkan virus SARS-CoV masuk ke
dalam membran sel inang dan memediasi terjadinya infeksi di paru. ACE2 hadir
berlimpah di epitel paru-paru manusia dan usus kecil, tetapi kehadiran ACE2 mungkin
bukan satu-satunya tempat untuk SARS-CoV. Salah satu contoh adalah bahwa, meskipun
ekspresi ACE2 berlimpah dalam sel endotel vaskular dan sel otot polos usus SARS-CoV
dapat tidak terdeteksi dalam sel ini, sedangkan ditemukan pada enterosit kolon dan
hepatosit tanpa ekspresi ACE2. Hal ini menunjukkan bahwa selain pada paru SARS-CoV
juga menginfeksi saluran pencernaan dan organ lain. Setelah virus memasuki sel akan
terjadi encoding genome yang memfasilitasi ekspresi gen membantu SARS-CoV
beradaptasi pada tubuh inang. RNA Virus dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang.
Kemudian proses ini akan diikuti dengan terbentuknya respon imun seluler dan adaptif
yang mengakibatkan terjadinya reaksi proinflamasi (Hui & Zumla, 2019).

F. DIAGNOSIS

Dalam menegakkan diagnosis SARS diperlukan pemeriksaan penunjang. Beberapa tes


laboratorium dapat digunakan untuk mendeteksi SARS-CoV, yaitu:

1. Kultur virus Untuk biakan virus, sampel kecil jaringan atau cairan yang mungkin
terinfeksi ditempatkan dalam wadah bersama dengan sel tempat virus dapat tumbuh. Jika
virus tumbuh dalam kultur, itu akan menyebabkan perubahan pada sel yang dapat dilihat
di bawah mikroskop.

2. Tes PCR dengan menggunakan spesimen sputum, feses, dan darah

perifer. PCR (atau reaksi berantai polimerase) adalah metode laboratorium untuk
mendeteksi materi genetik agen penyakit menular dalam spesimen dari pasien. Jenis
pengujian ini telah menjadi alat penting untuk mendeteksi agen penyakit menular. Tes
reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) dapat mendeteksi SARS-CoV
pada spesimen klinis seperti darah, tinja, dan sekret hidung.

3. Tes antibody dengan IFA (Indirect Immunofluorescent Assay) dan

ELA (Enzyme ImmunoAssay) Tes serologis adalah metode laboratorium untuk


mendeteksi keberadaan dan/atau kadar antibodi terhadap agen infeksius dalam serum dari
seseorang. Antibodi adalah zat yang dibuat oleh sistem imunitas tubuh untuk melawan …
Selain obat-obatan, pasien juga akan diberikan diberikan oksigen tambahan melalui
kanula (selang) hidung, ma oksigen, atau tabung endotrakeal (ETT) (Han et al., 2021).

H. KOMPLIKASI

Komplikasi yang disebabkan oleh SARS biasanya paling berisks dialami oleh
kelompok orang yang berusia di atas 60 tahun yang telah didiagnosis dengan penyakit
kronis lainnya. SARS menjadi penyebab kematian karena disebabkan oleh kegagalan
pernapasan. Banyak orang dengan SARS yang juga mengembangkan pneumonia
sehingga gangguan pernapasan bisa menjadi sangat parah dan memerluka penggunaan
alat respirator mekanis. Kemungkinan komplikasi la termasuk gagal jantung dan hati.

FAKTOR RISIKO

1. Mengevaluasi pasien di tengah wabah komunitas di mana penularannya meluas dan


hubungan epidemiologi antar kasus tidak terdefinisi dengan baik.Karena hubungan
epidemiologis dengan orang dengan penyakit SARS-CoV mungkin tidak dapat
diidentifikasi pada saat ini, penyakit SARS-CoV harus dipertimbangkan pada setiap
pasien yang mengalami demam atau penyakit pernapasan, bahkan tanpa adanya faktor
risiko epidemiologis yang diketahui (CDC, 2017).

PENULARAN

Menurut CDC (2017) Cara utama penyebaran SARS adalah melalui kontak
orang-ke-orang yang dekat. Virus penyebab SARS diperkirakan paling mudah menular
melalui penyebaran droplet yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Penyebaran droplet dapat terjadi ketika droplet dari batuk atau bersin orang yang
terinfeksi menyebar dalam jarak pendek (biasanya hingga 3 kaki) di udara dan mendarat
di selaput lendir mulut, hidung, atau mata orang orang-orang di dekatnya. Virus juga
dapat menyebar ketika seseorang menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi
dengan tetesan menular dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka.
Selain itu, ada kemungkinan virus SARS dapat menyebar lebih luas melalui udara atau
dengan cara lain yang saat ini belum diketahui.
Menurut Kemenkes RI (2003) Penularan SARS dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi, atau dengan berbicara, batuk, atau bersin. SARS
ditularkan melalui udara. Virus SARS dapat menginfeksi orang dengan berbagai cara,
termas

uk:

1. Menghirup percikan air liur / droplet penderita SARS yang secara tidak sengaja batuk
atau bersin

2. Menyentuh bagian tubuh termasuk mata, mulut atau hidung dengan menggunakan
tangan yang telah terkontaminasi percikanJudah penderita SARS

3. Penggunaan alat makan dan minum secara bersama dengan penderita SARS

4. Menyentuh barang-barang yang telah terkena feses penderita SARS. Dapat terjadi
penularan apabila penderita tidak m tangan dengan bersih setelah buang air besar.

5. Kontak dekat dengan penderita SARS, seperti berada di daerah yang terkena wabah
SARS tinggal serumah dengan pasien SARS,atau petugad kesehatan yang merawat
penederita SARS.

K. PENCEGAHAN

Menurut WHO (2021) SARS masih dapat dicegah dengan menerapkan kebiasaan hidup
bersih dan sehat, seperti:

1. Mencuci tangan. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabunatau hand sanitizer


berbasis alkohol yang mengandung setidaknya 60% alkohol.

2. Mengenakan sarung tangan dalam sekali pakai. Jika Anda bersentuhan dengan cairan
tubuh atau kotoran orang tersebut, kenakan sarung tangan sekali pakai. Lepaskan sarung
tangan segera setelah digunakan dan cuci tangan sampai bersih.
3. Menggunakan masker bedah. Saat sedang berada di satu ruangan yang sama dengan
penderita SARS, tutup mulut serta hidung dengan memakai masker bedah. Mengenakan
kacamata juga dapatmemberikan perlindungan.

4. Mencuci barang-barang pribadi. Gunakan sabun dan air panas untuk mencuci peralatan
makan, handuk, tempat tidur, dan pakaian orang yang mengidap SARS.

5. Melakukan desinfeksi pada permukaan benda-benda. Gunakan disinfektan rumah


tangga untuk membersihkan permukaan yang mungkin telah terkontaminasi oleh
keringat, air liur, lendir muntahan, tinja, atau urin. Kenakan sarung tangan dengan sekal
pakai saat membersihkan dan buang sarung tangan setelah selesal

Anda mungkin juga menyukai