Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan
Dosen pengampu : Mega Binziria,M.Pd

Disusun oleh kelompok 10 :

1. Sultan Ahmad Naufal (2111010447)


2. Titi Anggraini (2111010437)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan curahan
rahmatnya kepada kita semua sehingga makalah yang berjudul kesehatan
lingkungan dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan .

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapakMega Binziria ,M.Pd
yang telah membantu dan mendukung pembuatan makalah ini sehingga sesuai
dengan apa yang di inginkan.

Dan juga kami berterima kasih kepada teman teman yang sudah
memberikan support dan ide idenya sehingga tidak ada hambatan dalam membuat
makalah ini. Dan juga kami menyadari banyak sekali kesalahan yang ada oada
makalah yang sudah kami buat ,sehinnga kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membantu dan memperbaiki yang bertujuan untuk terciptanya
makalah kedepan yang lebih baik lagi.

Bandar Lampung 07 Mei 2023

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Lingkungan .............................................................. 3

B. Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan ................................... 5

C. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat ........................................................ 9

D. Cara-cara pemeliharaan Kesehatan Lingkungan ......................................... 9

E. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan ............................................. 10

F. Sasaran Kesehatan Lingkungan ................................................................... 11

G. Faktor-faktor kesehatan Lingkungan .......................................................... 11

H. Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia ............................................. 12

I. Kebijakan Terkait Lingkungan di Indonesia ................................................ 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan modal awal dan paling penting bagi semua orang
untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Namun seringkali gaya hidup kita
menjadi antiklimaks bagi kesehatan itu sendiri, pola tidur yang tidak teratur,
mengkonsumsi makanan yang tidak menyehatkan bagi tubuh dan masih banyak
lagi hal-hal yang kita lakukan yang malah membuat tubuh kita mendapatkan
masalah kesehatan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengeruhi kesehatan
masyarakat yaitu kesehatan lingkungan ,kesehatan kerja dan kesehatan olahraga.

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan
bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan
karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi,
serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan.

Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat


kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dsb) dan yang menjadi pasien dari kesehatan
kerja ialah masyarakat pekerjaan dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat
lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif, dan
kuratif terhadap penyakit-penyakit atatu gangguan-gangguan kesehatan akibat
kerja atau lingkungan kerja.
Olahraga merupakan kegiatan fisik yang semua orang bisa melakukan dan
tidak perlu biaya mahal untuk melakukannya. Dengan melakukan olahraga yang
teratur kita bisa mendapatkan tubuh yang sehat dan badan yang bugar. Kegiatan
fisik secara tidak langsung dapat melatih organ tubuh untuk berfungsi secara
optimal. Tubuh seseorang yang sering berolahraga akan terlatih dengan kegiatan
fisik yang akan membuat kekuatan dan stamina seseorang menjadi lebih baik.
Selain itu, kegiatan olahraga yang baik juga akan membuat organ tubuh manusia
menjalani kinerja yang optimal. Ketika menjalani kegiatan olahraga, maka
jantung akan terpacu untuk mengalirkan lebih banyak darah yang mengandung
oksigen ke seluruh tubuh. Melatih kekuatan jantung dapat menjadi faktor penting
guna mendukung seluruh fungsi organ tubuh yang lainnya.

B . Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep kebijakan otonomi perguruan tinggi ?


2. Bagaimana dasar dan akuntabilitas perguruan tinggi ?
3. Bagaimana kompetensi umum lulusan perguruan tinggi ?
4. Bagaimana perguruan tinggi dan pembanguan kualitas SDM ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kebijakan otonomi perguruan tinggi
2. Untuk mengetahui dasar dan akuntabilitas perguruan tingg
3. Untuk mengetahui kompetensi umum lulusan perguruan tinggi
4. Untuk mengetahui perguruan tinggi dan pembanguan kualitas SDM

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah ilmu multi disipliner yang mempelajari


dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat
dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang
diduga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat serta
upaya untuk penanggulangan dan pencegahannya. 1 Kesehatan lingkungan
menurut PP No. 60 Tahun 2014 adalah Upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi maupun sosial.2

Berikut beberapa definisi kesehatan lingkungan yaitu :

1. World Health Organization (WHO) memberikan defenisi bahwa


kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus
ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.3
2. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
3. Himpunan Ahli Kesehatan Indonesia (HAKLI) menyatakan bahwa
kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan

1
OdiRoni Pinontoan dan Oksfriani Jufri Sumampouw, Dasar Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta :
Deepublish, 2019), hlm. 14
2
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Depok : Kencana, 2017), hlm. 5
3
Marlinang,dkk, Kesehatan Lingkungan Suatu Pengantar, (Cirebon : Insania, 2021), hlm.8

3
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia.

Banyak hal dalam kehidupan manusia yang sangat dipengaruhi oleh


lingkungan, dan banyak penyakit yang dimulai, dipicu atau distimulasi
oleh faktor lingkungan. Untuk alasan ini, interaksi anatara manusia dan
lingkungan merupakan komponen penting dalam menentukan derajad
kesehatan masyarakat. Secara umum, kesehatan lingkungan merupakan
bagian dari kesehatan masyarakat dengan fokus pada penilaian, pengkajian
dan penanggulangan dampak yang dapat disebabkan manusia pada
lingkungan dan dampak yang disebabkan lingkungan pada manusia
(Aswar, 2009).4

Tujuan dari kesehatan lingkungan secara umum yakni (1) melakukan


koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya atau ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan manusia; (2) melakukan usaha pencegahan
dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya
meningkatkan derajad kesehatan dan kesejahteraan mausia hidup manusia;
(3) melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non- pemerintah dalam
menghadapi bencana dan wabah penyakit (Daud, 2013).

Berbicara ilmu kesehatan lingkungan maka tidak terlepas dari dua


unsur utama yakni “Lingkungan" dan "Kesehatan”. Setiap disiplin ilmu
mendefinisikan lingkungan secara berbeda-beda, Undang-undang
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 mengemukakan
bahwa.

"Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lain".
4
Pitriani dan Kiki Sanjaya, Buku Ajar Dasar Kesehatan Lingkungan, (Makassar : Nas Media
Pustaka, 2020), hlm.8

4
G. Melvyn Howe dalam bukunya Enviromental Medicine (1980)
mengklasifikasikan lingkungan menjadi (Goldberg, 1999):

a) Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda hidup
atau mati, energi, keadaan sosial, ekonomi, budaya maupun politik
yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
b) Lingkungan internal
Lingkungan internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang
berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar
tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat
homeostatis.5

B. Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi men-


jadi dua, secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup
secara umum, antara lain:

1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman


pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non-pemerintah
dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit.6

5
lbid, hlm.9
6
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Depok : Kencana, 2017), hlm. 10

5
Berdasarkan tujuan tersebut kesehatan lingkungan memiliki tiga
misi, yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan manusia untuk hidup serasi dengan


lingkungannya dan mewujudkan hak asasinya untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal yang memiliki kesalehan sosial dan kesalehan
lingkungan.
2. Memengaruhi cara interaksi manusia dengan lingkungannya sehingga
dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan mereka.
3. Mengen;.dalikan dan mengubah unsur-unsur lingkungan sedemi- kian
rupa sehingga baik untuk perlindungan dan peningkatan ke- sejahteraan
manusia dan keseimbangan ekologis, baik untuk saat ini maupun untuk
generasi yang akan datang (biocentris).7

Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-


usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia,
yang di antaranya berupa8:

1. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan


kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, keba- karan
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk
hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit
dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat
kesehatan.

7
lbid
8
lbid hlm.11

6
7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan.

Namun jika kita melihat ruang lingkup yang ditetapkan WHO, maka
akan ada 17 poin penting9, yaitu:

1. Penyediaan Air Minum;


2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran;
3. Pembuangan Sampah Padat;
4. Pengendalian Vektor;
5. Pencegahan /pegendalian peencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu;
7. Pengendalian pencemaran udara;
8. Pengendalian radiasi;
9. Kesehatan kerja;
10. Pengendalian kebisingan;
11. Perumahan dan pemukiman;
12. Aspek kesling dan transportasi udara;
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Sedangkan dalam aplikasinya di Indonesia,ruang lingkup kesehatan


lingkungan mengacu pada Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan10, dimana ruang lingkup tersebut meliputi :

1. Penyehatan Air dan Udara;

9
Marlinang I. Silalahi,dkk, Kesehatan Lingkungan Suatu Pengantar, (Cirebon : Insania, 2021),
hlm.9
10
lbid, hlm.10

7
2. Pengamanan Limbah padat/sampah;
3. Pengamanan Limbah cair;
4. Pengamanan limbah gas;
5. Pengamanan radiasi;
6. Pengamanan kebisingan;
7. Pengamanan vektor penyakit;
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti kondisi lingkungan pasca
bencana.

Sedangkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009


mengamanatkan bahwa lingkungan sehat mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta fasilitas umum dimana
kajian utama meliputi11(Kementerian Kesehatan, 2009):

1. Penyediaan air bersih


2. Peningkatan Higiene
3. Pengendalian pencemaran udara, air dan tanah 4. Pengelolaan limbah
cair, padat dan gas
4. Sanitasi makanan

Dalam pelaksanaannya yang menjadi tujuan kesehatan lingkungan


adalah tindakan koreksi dan pencegahan. Upaya-upaya yang dilakukan
dapat berupa modifikasi lingkungan, dimana media lingkungan yakni air,
udara, tanah dan tumbuh-tumbuhan, ditransformasikan untuk jangka
waktu yang lama dengan tujuan menurunkan habitat hewan tertentu seperti
nyamuk yang menjadi vektor penyakit. Ada pula program eliminasi
sampah plastik untuk mengurangi limbah plastik di lingkungan. Upaya
lain juga dapat berupa membuat sumber-sumber daya alam di lingkungan
senantiasa berfungsi baik untuk kesehatan, seperti mempertahankan lahan

11
Pitriani dan Kiki Sanjaya, Buku Ajar Dasar Kesehatan Lingkungan, (Makassar : Nas Media
Pustaka, 2020), hlm.11

8
hutan, menjaga ekosistem terumbu karang, mempertahankan ekosistem
mangrove, dan lain sebagainya.12

C. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan
dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya
dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air
tersebut mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang
diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh
zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu
tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
4. Suara/kebisingan
Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang kondisinya tidak
bising yang dapat mengganggu aktifitas/alat pendengaran manusia.13

D. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong14

12
Marlinang I. Silalahi,dkk, Kesehatan Lingkungan Suatu Pengantar, (Cirebon : Insania, 2021),
hlm.11
13
Rasidin Calundu, Manajemen Kesehatan , (Makassar : CV Sah Media, 2018), hlm.50
14
lbid

9
E. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Mengurangi Pemanasan Global.


Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan
kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global,
karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat
tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi
berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang
dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk
bernafas.15

2. Menjaga Kebersihan Lingkungan.


Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga
kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang
bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush
kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-
cara sebagai berikut ;

a. Membersihkan Sampah Organik


Sampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh
zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat
dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik
tersebut16, contoh sampah organik :
1) Daun-daun tumbuhan
2) Ranting-ranting tumbuhan
3) Akar-akar tumbuhan
b. Membersihkan Sampah Non Organik

15
Linda Presti Fibriana,dkk, Promosi Kesehatan & Pendidikan Kesehatan, (Malang : MNC
Publishing, 2017), hlm. 91
16
lbid

10
Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat
hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka
sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar
sampah tersebut dan lalu menguburnya.

F. Sasaran Kesehatan Lingkungan

Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan


kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang


sejenis.
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama atau yang sejenis.
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industry atau yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk
umum.

Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan


yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara
besar-besaran, reactor atau tempat yang bersifat khusus.17

G. Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan


Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk
menciptakan masyarakat yang terbebas dari segala macam penyakit.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
lingkungan, yaitu :
1. Faktor Fisik
Faktor fisik berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut
berperan penting bagi masyarakat dalam memperhatikan di mana tempat
tinggal mereka akan dibangun. Jika suatu rumah dibangun di pedesaan,

17
Rahmawati, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jawa Tengah : PT Nasya Expanding Management,
2021), hlm 55

11
sudah tentu disesuaikan dengan kondisi di pedesaan itu. Misalnya,
keadaan air yang bersih terhindar dari pencemaran akan membawa
dampak yang baiik bagi kesehatan masyarakat di pedesaan itu.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, di
mana faktor tersebut berperan dalam hubungan masyarakat dan
lingkungannya. Misalnya masyarakat yang tinggal di kawasan rawan
gempa, maka rumah yang mereka bangun di kawasan tersebut harus
dibuat dari bahan-bahan yang ringan namun kokoh. Disamping itu
masyarakat juga berupaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat
dengan usaha-usaha tertentu. Misalnya masyarakat membuat bak
penampungan sampah.
3. Faktor Ekonomi
Faktor Ekonomi berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan, di
mana pada umumnya di lingkungan tersebut diduduki sebagian besar
orang yang tidak mampu, maka secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kesehatan lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya di daerah
pemukiman kumuh, karena kondisi keuangan mereka tidak
memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan baik.

H. Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia


Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk
lebih dari 200 jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi
sangat kompleks terutama di kota-kota besar.18Hal tersebut disebabkan,
antara lain:
1. Urbanisasi penduduk
Di Indonesia terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar
dari desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang ter- utama di
Pulau Jawa dan terbatasnya lapangan pekerjaan meng- akibatkan

18
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Depok : Kencana, 2017), hlm.8

12
penduduk berbondong-bondong datang ke kota besar mencari pekerjaan
sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan
pelabuhan, pemulung bahkan menjadi pengemis dan pengamen jalanan
yang secara tidak langsung membawa dampak sosial dan dampak
kesehatan lingkungan, seperti pemukiman munculnya pemukiman kumuh
di mana-mana.
2. Tempat pembuangan sampah
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sam-
pah dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem
pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga
menyebabkan pencemaran udara, tanah dan air selain lahannya juga dapat
menjadi tempat berkembang biaknya. agen dan vektor penyakit menular.
3. Penyediaan sarana air bersih
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya 60%
masyarakat Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk
penduduk perkotaan, selebihnya menggunakan sumur atau sumber air lain.
Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit
gastroenteritis mulai muncul di mana-mana..
4. Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi ambang
batas normal tertutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan
bermotor. Selain itu, setiap tahun asap tebal meliputi wilayah Nusantara
bahkan sampai ke negara tetangga akibat pem- bakaran hutan untuk lahan
pertanian dan perkebunan.19
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga
dan industry di buang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan
sungai atau laut ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan
kegiatan MCK di bantaran sungai. Akibatnya, kualitas air sungai menurun
dan apabila digunakan untuk air baku memer- lukan biaya yang tinggi.

19
Rasidin Calundu, Manajemen Kesehatan , (Makassar : CV Sah Media, 2018), hlm.54

13
6. Bencana alam/pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus atau banjir yang se-
ring terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi dan
tentunya menambah banyak permasalahan kesehatan lingkungan.
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah pada pengelolaan
lingkungan

Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah sering kali me-


nimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian
izin tempat pemukiman, gedung atau tempat industri baru tanpa didahului
dengan studi kelayakan yang berwawasan lingkungan dapat menyebabkan
terjadinya banjir, pencemaran udara, air, dan tanah serta masalah sosial
lain.20

I. Kebijakan Terkait Kesehatan Lingkungan di Indonesia

Landasan hukum kesehatan lingkungan di Indonesia terus


mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, secara rinci diuraikan
sebagai berikut (Budiati, 2010):

Lahirnya Undang-undang Lingkungan Hidup (UULH) tanggal 11


Maret 1982 dipandang sebagai pangkal tolak atau awal dari lahir dan
pertumbuhan hukum lingkungan nasional. UULH 1982 merupakan sumber
hukum formal tingkat undang-undang yang pertama dalam konteks hukum
lingkungan modern di Indonesia. UULH 1982 memuat ketentuan-
ketentuan hukum yang menandai lahirnya suatu bidang hukum baru, yakni
hukum lingkungan karena ketentuan-ketentuan itu mengandung konsep-
konsep yang sebelumnya tidak dikenal dalam bidang hukum. Di samping
itu, ketentuan-ketentuan UULH 1982 memberikan landasan bagi kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup (M, 2008).

20
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Depok : Kencana, 2017), hlm. 10

14
Sejak pengundangan UULH 1982 kualitas lingkungan hidup
Indonesia ternyata tidak semakin baik dan banyak kasus hukum
lingkungan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan perubahan terhadap UULH 1982, setelah selama dua tahun
dipersiapkan, yaitu dari sejak naskah akademis hingga RUU, maka pada
tanggal 19 September 1997 pemerintah mengundangkan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Selanjutnya, pada tanggal 3 Oktober 2009, pemerintah mengeluarkan


Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH). Lahirnya UUPPLH
mengingat kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun sehingga
perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Hak
atas ligkungan hidup yang baik secara jelas disebutkan pada pasal 65
"setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai
bagian dari hak asasi manusia" (Lason and Pakeman, 2016).21

Setidaknya ada empat alasan mengapa UULH 1997 perlu untuk


digantikan oleh undang-undang yang baru Pertama, UUD 1945 setelah
perubahan secara tegas menyatakan bahwa pembangunan ekonomi
nasional diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan. Kedua, kebijakan otonomi daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara pemerintah dan
pemerintah daerah termasuk di bidang perlindungan lingkungan hidup.
Ketiga, pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim sehingga
semakin memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Keempat,
UULH 1997 sebagaimana UULH 1982 memiliki celah celah kelemahan
normatif, terutama kelemahan kewenangan penegakan hukum

21
Pitriani dan Kiki Sanjaya, Buku Ajar Dasar Kesehatan Lingkungan, (Makassar : Nas Media
Pustaka, 2020), hlm.12

15
administratif yang dimiliki Kementerian Lingkungan Hidup dan
kewenangan penyidikan penyidik pejabat pegawai negeri sipil sehingga
perlu penguatan dengan mengundangkan sebuah undang-undang baru
guna peningkatan penegakan hukum. Berdasarkan hal ini menunjukkan,
bahwa UUPPLH memberikan warna yang baru dan berbeda dari undang-
undangan sebelumnya. Dalam Undang-undang Kesehatan terbaru juga
menegaskan pentingnya penyehatan lingkungan, sebagaimana disebutkan
dalam pasal 6 "setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat
bagi pencapaian derajat kesehatan" (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, n.d.).22

22
lbid, hlm.13

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan lingkungnan adalah bagian integral dari ilmu


kesehatanmasyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan
manusiadengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis.

Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Jangan mencemari udara dengan membuang sampah disungai

2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan


halyang penting di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan
dan faktor keturunan.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku pemakalah sangat


menyadari kekurangan, baik dalam aspek penulisan maupun isi dari makalah.
Oleh karena itu, kami selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun.
Hal tersebut sangat penting karena bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca. Kritik dan saran tersebut bisa
dijadikan pembanding untuk menghasilkan karya yang lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Pitriani dan Kiki Sanjaya, Buku Ajar Dasar Kesehatan Lingkungan, (Makassar :
Nas Media Pustaka, 2020)

Rasidin Calundu, Manajemen Kesehatan , (Makassar : CV Sah Media, 2018)

Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Depok : Kencana, 2017),

Rahmawati, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jawa Tengah : PT Nasya Expanding


Management, 2021),

Linda Presti Fibriana,dkk, Promosi Kesehatan & Pendidikan Kesehatan, (Malang


: MNC Publishing, 2017

Marlinang I. Silalahi,dkk, Kesehatan Lingkungan Suatu Pengantar, (Cirebon :


Insania, 2021),

Rasidin Calundu, Manajemen Kesehatan , (Makassar : CV Sah Media, 2018),

Anda mungkin juga menyukai