Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Hygiene dan Sanitasi”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sains Kesehatan
S1 FKIP Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Dosen Pengampu :
Anjar Putro Utomo, S. Pd., M. Pd.

Oleh :
Kelompok 4
1. Sekar Arum Mawarni 180210104091
2. Ita Purnamasari 180210104109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Sains
Kesehatan dengan judul “Hygiene dan Sanitasi” dengan tepat waktu. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk bagi
pembaca. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak
Anjar Putro Utomo, S. Pd., M. Pd., beserta Tim Dosen selaku dosen pengampu
mata kuliah Sains Kesehatan, atas dedikasinya kepada kami untuk menyelesaikan
tugas makalah.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan bagi para pembaca dalam mendalami pebahasan tentang “Hygiene
dan Sanitasi”. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna dan terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

25 Februari 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................4

BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Pengertian Hygiene dan Sanitasi...............................................................6

2.2 Tujuan Hygiene dan Sanitasi.....................................................................7

2.3 Manfaat Hygiene dan Sanitasi...................................................................7

2.5 Jenis Sanitasi...........................................................................................12

2.6 Contoh Hygiene dan Sanitasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari.................13

2.7 Kegiatan – Kegiatan Dalam Usaha Hygiene...........................................14

2.8 Kegiatan Kegiatan Dalam Usaha Sanitasi...............................................14

BAB 3. PENUTUP................................................................................................16

3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hygiene dan sanitasi mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Higiene dan sanitasi merupakan
usaha kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit pada manusia. Usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari
hubungan kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah
timbulnya penyakit karena hubungan lingkungan kesehatan tersebut, serta
membuat kondisi lingkungan yang sedemikian rupa sehingga terjamin
pemeliharaan kesehatan lingkungan.
Konsep personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal
yang sangat penting dan harus diperhatikan karena konsep personal hygiene
akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

1.1.1 Apa yang dimaksud dengan hygiene dan sanitasi ?


1.1.2 Apa saja tujuan hygiene dan sanitasi ?
1.1.3 Apa saja manfaat dari hygiene dan sanitasi ?
1.1.4 Apa yang dimaksud dengan personal hygiene ?
1.1.5 Apa saja jenis dari sanitasi ?
1.1.6 Apa saja contoh dari hygiene dan sanitasi dalam kehidupan sehari-hari
?
1.1.7 Kegiatan – kegiatan apa saja yang dilakukan dalam usaha Hygiene ?
1.1.8 Kegiatan – kegiatan apa saja yang dilakukan dalam usaha sanitasi ?

1.3 Tujuan
1.1.1 Mengetahui pengertian hygiene dan sanitasi
1.1.2 Mengetahui tujuan hygiene dan sanitasi
1.1.3 Mengetahui manfaat dari hygiene dan sanitasi
1.1.4 Mengetahui pengertian personal hygiene
1.1.5 Mengetahui jenis sanitasi
1.1.6 Mengetahui contoh hygiene dan sanitasi dalam kehidupan sehari-hari
1.1.7 Mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam usaha Hygiene
1.1.8 Mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam usaha sanitasi
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hygiene dan Sanitasi

Pengertian Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara


melindungi kebersihan subyeknya dan memelihara kebbersihan seperti
kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2004).
Menurut (Djuanda, Adhi. 2009) Hygiene atau biasa juga disebut dengan
kebersihan, adalah upaya untuk memelihara hidup sehat yang meliputi
kebersihan pribadi, kehidupan bermasyarakat, dan kebersihan kerja.
Kebersihan merupakan suatu perilaku yang diajarkan dalam kehidupan
manusia untuk mencegah timbulnya penyakit karena, pengaruh lingkungan
serta membuat kondisi lingkungan agar terjaga kesehatannya.
Sedangkan sanitasi merupakan suatu usaha pencegahan penyakit
dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang
berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut secara mikro
maupun visual. Sanitasi lingkungan sendiri adalah status kesehatan suatu
lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran,penyediaan
air bersih, dan sebagainya. Banyak sekali permasalahan lingkungan yang
harus dicapai dan sangat mengganggu terhadap tercapainya kesehatan
lingkungan. Kesehatan lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi
elemen-elemen hayatidan non hayati dalam ekosistem. Bilalingkungan
tidak sehat maka sakitlah elemennya, tapi sebaliknya jika lingkungan sehat
maka sehat pulalah ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang baik dari
manusia telah mengakibatkan perubahanekosistem dan timbulnya
sejumlah masalah sanitasi.
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh
kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek,
merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Dari
beberapa pengertian sanitasi di atas dapat diambil pengertian sanitasi
adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan melenyapkan atau
mengendalikan faktor-faktor risiko lingkungan yang merupakan mata
rantai penularan penyakit.

2.2 Tujuan Hygiene dan Sanitasi


Hygiene dan sanitasi memiliki tujuan untuk mencegah timbulnya
penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lainnya yang
diakibatkan dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.

2.3 Manfaat Hygiene dan Sanitasi


Secara umun manfaat sanitasi sudah jelas pada penjelasan sebelumnya
yakni untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan manusia dengan
pengendalian lingkungan. Secara rinci, manfaat sanitasi diantaranya yaitu:
1. Terciptanya kondisi lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman
bagi manusia.
2. Mencegah timbulnya penyakit-penyakit menular.
3. Mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan.
4. Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya polusi udara,
misalnya bau tidak sedap.
5. Menghindari pencemaran lingkungan.
6. Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah.

2.4 Pengertian Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani. Personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Menurut
(Notoatmojo, S. 2010), Personal hygiene adalah upaya yang dilakukan
oleh individu untuk menjaga kebersihan pribadinya agar terhindar dari
penyakit, personal hygiene atau kebersihan perseorangan perlu untuk
diimplementasikan atau diaplikasikan pada diri pribadi serta keluarga agar
terhindar dari penyakit dan produktivitas diri kita baik.
Berdasarkan definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
personal hygiene merupakan kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh
anggota tubuh yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang.
Tujuan seseorang dalam melakukan perawatan personal hygiene meliputi:
1. Rasa nyaman dan menciptakan keindahan.
2. Mencegah penyakit pada diri sendiri maupun pada orang lain.
3. Meningkatkan percaya diri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene meliputi:


a. Status Kesehatan
Seseorang dalam kondisi sakit atau cedera, sehingga memerlukan
bedrest dalam waktu lama, hal ini akan mempengaruhi kemampuan
seseorang memenuhi kebutuhan personal hygiene dan tingkat
kesehatan. Di sinilah pentingnya personal hygiene untuk mencegah
gangguan seperti kerusakan membrane mukosa, kulit dan lain lain.
b. Status Sosial-Ekonomi
Seseorang dalam kegiatan pemenuhan personal hygiene yang baik
memerlukan sarana dan prasarana, seperti kamar mandi, air cukup dan
bersih, peralatan ( misalnya sabun, shampo, dan lain lain) (Nancy
Roper, 2002). Hal ini membutuhkan biaya dan akan berpengaruh
terhadap seseorang dalam memenuhi dan mempertahankan personal
hygiene dengan baik. Berbda dengan orang yanng sosial ekonominya
tidak begitu baik, sehingga personal hygiene mereka jarang terpenuhi
dengan baik.
c. Tingkat Pengetahuan dan Perkembangan
Kedewasaan seseorang berpengaruh pada kualitas hidup, salah
satunya pengetahuan mengenai personal hygiene yang lebih baik.
Pengetahuan itu penting untuk meningkatkan status kesehatan
seseorang. Sebagai contoh, agar seseorang terhindar dari penyakit
kulit, maka seseorang tersebut harus selalu menjaga kulit agar tetap
bersih dengan mandi secara teratur dan menggunakan sabun dan air
bersih.
d. Cacat Jasmani atau Mental
Seseorang dalam kondisi cacat jasmani atau mental akan menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan pemenuhan
kebutuhan diri sendiri.
Menurut Aziz Alimul (2006) personal hygiene dibagi menjadi dua yakni
berdasarkan, waktu pelaksanaannya dan berdasarkan tempatnya sebagai
berikut:
1. Personal Hygiene Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu pelaksanaan, personal hygiene dapat dibagi
menjadi empat jenis diantaranya :
a) Pertama, perawatan dini hari, merupakan perawatan yang di
lakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakuan
tindakan, seperti persiapan dalam pengambilan bahan
pemeriksaan (urin atau feses).
b) Kedua, perawatan pagi hari, perawatan yang dilakukan
setelah melakukan makan pagi dengan melakukan
perawatan diri, seperti melakukan pertolongan dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan
kecil).
c) Ketiga, perawatan siang hari, perawatan yang dilakukan
seteah melakukan berbagai aktivitas pengobatan atau
pemertiksaan dan setelah makan siang.
d) Keempat, perawatan menjelang tidur yang dilakukan untuk
mempersiapkan istirahat tidur malam agar tidur atau
istirahat dalam keadaan tenang.
2. Personal Hygiene Berdasarkan Tempat
a) Perawatan Kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai, sekresi,
ekskresi, pengatur temperatur, sensasi, dan kulit berfungsi juga
sebagai pertukaran oksigen, nutrisi dan cairan - cairan dengan
pembuluh di bawahnya, sintesa sel baru dan eliminasi sel mati.
Epidermis (lapisan luar) merupakan pelindung jaringan di bawahnya
terhadap kehilangan cairan, cedera mekanis maupun kimia serta
masuknya mikroorganisme penyakit. Seseorang harus menjaga
kebersihan kulit karena sangatlah penting, kulit sebagai pintu
masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Bakteri, umumnya
tinggal pada permukaan luar kulit. Tempat tinggal bakteri misalnya
korinebakterium merupakan flora normal yang tidak menyebabkan
penyakit tapi menghalangi multiplikasi penyakit akibat
mikroorganisme.
Dekomposisi bakteri dari keringat dari kelenjar ini bertanggung
jawab pada bau tubuh. Sedangkan cara merawat kulit dengan
melakukan mandi minimal 2 kali sehari setelah melakukan aktivitas,
keadaan kulit kotor sebaiknya menggunakan sabun yang tidak iritatif
atau sesuai kebiasaan.
b) Perawatan Kaki dan Kuku
Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Kuku merupakan
pelengkap kulit, tetapi bila tidak mendapatkan perawatan yang baik
maka kuku bisa sebagai sarang penyakit. Masalah yang dihasilkan
karena perawatan yang salah atau kurang kurang seperti menggigit
kuku, memotong tidak tepat, pemaparan zat kimia yang tajam, dan
pemakaian sepatu tidak pas. Ketidaknyamanan dan nyeri pada kaki
dapat mengarah pada stres fisik dan emosional. Sedangkan cara
merawat kuku dengan menjaga kebersihan kotoran dibalik kuku dan
memotongnya.
c) Perawatan Rambut
Rambut merupakan struktur kulit, rambut sehat terlihat
mengkilat, tidak berminyak dan tidak kering atau tidak mudah
patah, kondisi panas dan malnutrisi akan mengganggu
pertumbuhan rambut. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan
bisa menyebabkan ketombe dan sarang kutu.
Perubahan hormonal, stres emosional atau fisik, penuaan,
infeksi, penyakit, dan obat-obatan dapat mempengaruhi
perubahan rambut. Sedangkan cara merawat rambut antara lain,
cuci rambut 1-2 kali seminggu, dengan memakai shampo yang
cocok, gunakan sisir besar untuk rambut keriting dan tidak bergigi
tajam.
d) Perawatan Gigi dan Mulut
Mulut merupakan rongga, merupakan sistem pencernaan
dan bagian tambahan sistem pernafasan sehingga tidak bersih dan
penuh dengan bakteri, maka harus dibersihkan. Mulut terdiri dari
bibir, gigi, lidah dan langit-langit. Mukosa mulut normal
berwarna merah muda terang dan basah. Gigi normal terdiri dari
tiga bagian, kepala, leher dan akar, sedangkan gigi sehat tampak
putih, halus, bercahaya, dan berjajar rapi.
Hygiene mulut : membantu mempertahankan status
kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir yang sehat menstimulasi
nafsu makan. Sedangkan cara membersihkannya dengan
menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur, atau sesuai
kebutuhan, dengan menggunakan sikat yang halus dan bulu
banyak.
e) Perawatan Mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, dan
kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing.
Seseorang hanya membersihkan kotoran mata dapat menempel
pada sudut mata dan bulu mata, sehingga perlu menjaga
kebersihan untuk mempertahankan kesehatan mata dan mencegah
infeksi.
f) Perawatan Genetalia
Suatu tindakan membersihkan bagian genetalia. Hal ini
dilakukan untuk mencegah dari infeksi ataupun jamur yang
menempel pada bagian genetalia.
g) Perawatan Hidung
Hidung memberikan indera penciuman, pemantau
temperatur, kelembaban udara serta mencegah masuknya partikel
asing ke dalam sistem pernafasan.
h) Perawatan Telinga
Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran, khususnya pada lansia rentan terkena masalah ini.
Perawat harus sensitif pada isyarat perilaku apapun yang
mengindikasikan kerusakan pendengaran. Telinga harus
dibersihkan bila ada kotoran yang menyumbat telinga, dengan
mengeluarkan secara pelan.
2.5 Jenis Sanitasi
Sanitasi sendiri dibagi menjadi tiga yakni sanitasi makanan dan sanitasi
lingkungan.
a. Sanitasi Pangan
Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk
melanjutkan kehidupan. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam
arti memiliki nilai gizi yang optimal dan tidak mengandung bahan.
Makanan yang sehat, aman dan berkualitas menjadi salah satu faktor
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, kualitas makanan baik secara bakteriologis, kimiawi
maupun fisik harus selalu diperhatikan. Makanan yang tidak
memenuhi syarat sanitasi atau telah terkontaminasi dapat dilihat dari
pengecekan kualitas makanan. Salah satu indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui kualitas makanan ialah dengen
mengecek adanya bakteri Escherichia Coli pada makanan.
b. Sanitasi Kosmetik
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan,
dipergunakan pada wajah atau anggota tubuh dengan tujuan
memelihara, menambah daya tarik, atau mengubah rupa dan tidak
termasuk golongan obat (Prihantina & Indaryani, 2013). Salah satu
tujuan sanitasi kosmeti adalah :
 Untuk merawat sediaan kosmetika agar tetap steril, terjaga
kualitasnya dan tidak terkontaminasi jamur atau bakteri.
 Untuk menjaga agar tidak menimbulkan alergi pada kulit
wajah atau rambut yang dikenai kosmetika.
c. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi Lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan
yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air
bersih dan sebagainya. Sanitasi lingkungan ditujukan untuk memenuhi
persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Upaya sanitasi dasar
meliputi sarana pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan
sampah, saluran pembuangan air limbah, dan penyediaan air bersih.
Sarana pembuangan kotoran manusia atau yang biasa disebut jamban
harus dimiliki oleh tiap keluarga yang harus selalu terawat atau bersih
dan sehat.
2.6 Contoh Hygiene dan Sanitasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
a. Menjaga kebersihan bahan makanan dan juga makanan yang telah
diolah.
Menjaga kebersihan bahan makanan merupakan salah satu cara
menghindari penyakit dan menjaga kebersihan pangan. Salah satu
contoh penyakit yang bisa terjangkit oleh manusia akibat tidak
menjaga kebersihan adalah hepatitis A. Penyebab penyakit ini adalah
virus hepatitis A. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui
konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi tinja
penderita hepatitis A.
Cara pencegahan yang harrus dilakukan adalah Mencuci tangan
dengan air dan sabun. Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu
upaya pencegahan melalui tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun. Tangan manusia
seringkali menjadi agen yang membawa kuman daan menyebabkan
patogen berpindah dari satu orang atau dari alam ke orang lain melalui
kontak langsung atau tidak langsung.
Menurut Depkes RI (2009), penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan cuci tangan pakai sabun yaitu; (1). Infeksi saluran
pernapasan karena mencuci tangan dengan sabun dapat melepaskan
kuman-kuman pernapasan yang terdapat pada tangan dan
permukaan telapak tangan, dan dapat menghilangkan kuman
penyakit lainnya, (2). Diare karena kuman infeksius penyebab
diare ditularkan melalui jalur fecal-oral, sehingga mencuci tangan
pakai sabun dapat mencegah penularan kuman penyakit tersebut,
(3). Infeksi cacing, mata dan penyakit kulit, dimana penelitian telah
membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan,
penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan
khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan
melalui jalur fecal-oral, yang masuk ke dalam mulut antara lain
melalui jari-jari tangan. Tangan yang bersentuhan langsung dengan
kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti
ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak
dicuci dengan sabun) dapat memindahkan bakteri, virus, dan
parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang
ditularkan.
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan,
namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan
dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun.

b. Menjaga kebersihan semua peralatan memasak dan wadah makanan.


c. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
d. Pengelolaan limbah atau sampah dengan baik, teratur dan
berkesinambungan. Misalnya dengan memilih sampah plastik, kertas,
organik, kaca dan logam. Jika pengelolaan sampah tidak dilakukan
maka akan mengakibatkan dampat buruk bagi manusia terutama pada
kesehatan. Salah satu contoh dampak pada manusia adalah penyakit
kolera. Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae.
Bakteri kolera hidup di alam bebas, terutama di lingkungan perairan
seperti sungai, danau, atau sumur. Sumber penyebaran utama bakteri
kolera adalah air dan makanan yang terkontaminasi bakteri kolera.
Bakteri kolera dapat masuk bersama makanan jika makanan tersebut
tidak dibersihkan dan dimasak dengan baik sebelum dimakan

2.7 Kegiatan – Kegiatan Dalam Usaha Hygiene


a) Higiene perorangan.
Manusia sebagai penjamah makanan merupakan sumber bakteri
sehingga performasi dan sikap dari penjamah akan menentukan
kualitas akhir suatu makanan.
b) Higiene makanan dan minuman
c) Hygiene praktek penanganan oleh karyawan.
Hal-hal yang harus ditekankan oleh setiap karyawan dalam
penerapan higiene karyawan yang baik, antara lain:
 Menjaga kebersihan tangan dengan: sering cuci tangan
menggunakan sabun selama paling sedikit 20 detik, terutama
setelah berada di tempat umum, kamar kecil, membuang ingus
(nose-blowing), batuk, atau bersin.
 Menjaga kebersihan seragam kerja. Menganti baju khusus
kerja sebelum memasuki area produksi dan sebelum pulang
kerja.
2.8 Kegiatan Kegiatan Dalam Usaha
a) Kesehatan dan keselamatan kerja, meliputi tempat/ruang kerja,
pekerjaan, cara kerja, dan tenaga kerja/pekerja.
b) Penyediaan air bersih atau air minum (water supply)
Penyediaan air bersih atau air minum (water supply) meliputi
pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas, pemanfaatan air,
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air, cara pengolahan,
dan cara pemeliharaan.
c) Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran
meliputi cara atau sistem pembuangan dan peralatan pembuangan
dan cara penggunaannya serta pemeliharaannya.
d) Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama dalam proses
pengolahan, penyajian/ peragaan & penyimpanannya.
Pengolahan makanan ini dimulai dari pengadaan bahan
makanan/bahan baku, penyimpanan bahan makanan/bahan baku,
pengolahan makanan, dan pengangkutan makanan, penyimpanan
makanan, dan penyajian makanan.
e) Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat-alat/perlengkapan.

2.9 Standart Sanitasi Yang Baik


2.9.1 Sanitasi Di Rumah Makan
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang bagi kelangsungan hidupnya. Makanan yang bersih
dan aman dihasilkan oleh berbagai tempat pengolahan makanan, akan
memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan sumber daya
manusia yang berkualitas. Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah
ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk rumah
makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi
persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Fasilitas sanitasi adalah
sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk
memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor
lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain
sarana air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci
tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja
(locker),peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya
serta peralatan kebersihan;
1) Air bersih harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia yang berlaku. Jumlahnya cukup memadai
untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat
kegiatan.Pembuangan air limbah.
2) Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari
bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemar, misalnya
memakai saluran tertutup, septic tank dan riol. Saluran air
limbah dari dapur harus dilengkapi perangkap lemak.
3) Toilet. Toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang
persiapanmakanan, ruang tamu dan gudang makanan. Toilet
untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria, begitu juga toilet
pengunjung terpisah dengan toilet untuk tenaga kerja. Toilet
dibersihkan dengan deterjen dan alat pengering seperti kain pel,
tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok dan sabun.
Lantai dibuat kedap air, tidak licin mudah dibersihkan. Air
limbah dibuangkan ke septic tank, riol atau lubang peresapan
yang tidak mencemari air tanah.
4) Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air. Tersedia
tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan
saluran pembuangan. Di dalam kamar mandi harus tersedia bak
dan air bersih dalam keadaan cukup dan peturasan harus
dilengkapi dengan air yang mengalir.
5) Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa dan dilengkapi
dengan airpenggelontoran yang cukup serta sapu tangan kertas
(tissue).
6) Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air,
tidak mudah berkarat, mempunyai tutup dan memakai kantong
plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi
yang cepat membusuk. Jumlah dan volume tempat sampah
disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan pada setiap
tempat kegiatan.Disediakan juga tempat pengumpul sampah
sementara yang terlindung dari serangga dan hewan lain dan
terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan
pengangkut sampa.
2.9.2 SANITASI SAMPAH RUMAH TANGGA
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari rumah tangga,
yaitu berupa sisa daripada seluruh aktivitas rumah tangga seperti air
bekas cucian, bungkus makanan, sampah- sampah baik sampah
organik maupun sampah non organik, maupun barang-barang yang
tidak dipakai dan dibuang lainnya.
1) Pembuangan Limbah
 Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari
permukaan tanah.
2) Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air
tanah
3) Alat Pembuangan Air Kotor
Alat pembuangan air kotor dapat berupa kamar mandi, wastafel,
dan WC, air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama
sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Sehingga harus
dibuatkan saluran masing-masing.
4) Septic Tank
Septic tank merupakan sistem sanitasi yang terdiri dari pipa
saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat,
bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara Jarak
minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara melindungi
kebersihan subyeknya dan memelihara kebbersihan seperti kebersihan
piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan
makanan secara keseluruhan. sanitasi merupakan suatu usaha pencegahan
penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut
secara mikro maupun visual. Personal hygiene adalah upaya yang
dilakukan oleh individu untuk menjaga kebersihan pribadinya agar
terhindar dari penyakit, personal hygiene atau kebersihan perseorangan
perlu untuk diimplementasikan atau diaplikasikan pada diri pribadi serta
keluarga agar terhindar dari penyakit dan produktivitas diri kita baik.
Selain itu, mmperbaiki sanitasi sangat penting untuk mengurangi
risiko penularan penyakit di dalam dan di sekitar rumah dan meningkatkan
kualitas lingkungan di luar rumah, sekaligus menghasilkan perbaikan
kesehatan lingkungan, dikombinasikan dengan sistem sanitasi perawatan
terpadu yang mempromosikan daur ulang sumber daya melalui
penggunaan kembali air dan pemulihan nutrisi dan energi yang terkandung
di air limbah. Layanan dan infrastruktur yang lebih baik juga dapat
meningkatkan daya tarik kota untuk investasi. Kombinasi dari ini semua
dapat memberikan manfaat yang pasti dalam kondisi kesehatan lingkungan
yang lebih baik di kota-kota dan sekitarnya.
Contoh hygiene dan sanitasi dalam kehidupan sehari-hari antara
lain menjaga kebersihan bahan makanan dan juga makanan yang telah
diolah, menjaga kebersihan semua peralatan memasak dan wadah
makanan, membuang sampah pada tempat yang telah disediakan dan
pengelolaan limbah atau sampah dengan baik, teratur dan
berkesinambungan. Dalam menjaga hygiene dan sanitasi diperlukan suatu
upaya, adapun kegiatan kegiatan dalam usaha hygiene antara lain hygiene
perorangan, hygiene makanan dan minuman dan hygiene praktek
penanganan oleh karyawan. Sedangkan kegiatan-kegiatan dalam usaha
sanitasi antara lain kesehatan dan keselamatan kerja, meliputi
tempat/ruang kerja, pekerjaan, cara kerja, dan tenaga kerja/pekerja,
penyediaan air bersih atau air minum (water supply), Pengelolaan
pembuangan air limbah dan kotoran dan pencucian, kebersihan dan
penyimpanan alat-alat/perlengkapan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul.H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Higiene Sanitasi makanan dan


Minuman. Jakarta: Depkes RI

Djuanda, Adhi. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta.

Kasiati, Ni Wayan Dwi Rosmalawati. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia 1.Badan


Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan :
Jakarta

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Notoadmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT.RinekaCipta : Jakarta

Parkinson, J., Lüthi, C. Walther D. (GIZ). (2014) Sanitation21 - A Planning


Framework for Improving City-wide Sanitation Services. IWA, Eawag-
Sandec, GIZ.

Prihatina & Indaryani. 2013. Sanitasi dan Hygiene Kecantikan 1. Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan. Depok.

Rahmadhani dan Sumarmi, 2017. Gambaran Penerapan Prinsip Higiene Sanitasi


Makanan Di PT Aerofood Indonesia, Tangerang, Banten. Jurnal
Penelitian.291-299.

Septiani, P C & Wulandari R,A. 2020. Gambaran Higiene Sanitasi Makanan dan
Penerapan Prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) di Unit
Instalasi Gizi Rumah Sakit X Tahun 2018. Jurnal Nasional Kesehatan
Lingkungan Global : Volume 1.
Sidhi, A N, Raharjo, Mursid & Yunita Dewanti N A. 2016. HUBUNGAN
KUALITAS SANITASI LINGKUNGAN DAN BAKTERIOLOGIS AIR
BERSIH TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3,
(ISSN: 2356-3346). http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm 665

Soemirat. S. 2004. Kesehatan Lingkungan. UGM : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai