Nama Kelompok: 2
Tahun Ajaran
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hygiene dan sanitasi makanan merupakan permasalahan kesehatan yang kompleks dan bukan
hal yang baru lagi. Telah terjadi banyak kasus kesehatan yang masih sering terjadi di dunia
termasuk Indonesia salah satunya adalah akibat hygiene sanitasi yang rendah (Bagiastra dan
Damayanti, 2018). Menurut World Health Organization (WHO) terdapat 600.000.000 kasus
penyakit bawaan makanan dan 420.000 kematian akibat makanan yang tidak aman. Pada
negara berkembang diperkirakan terdapat 1.800.000 anak meninggal akibat penyakit diare
karena makanan dan air yang terkontaminasi oleh bakteri. Di Indonesia, berdasarkan data
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2019 terdapat sebanyak 6.205 kasus keracunan.
Kebutuhan pokok manusia salah satunya adalah makanan. Makanan yang baik hendaknya
tidak terkontaminasi, untuk menjamin hal tersebut maka perlu dilakukan keamanan mutu
pangan (Suryani dan Astuti, 2019). Makanan yang tidak diolah dengan higienis dapat
berdampak pada kesehatan manusia yaitu dapat mengakibatkan timbulnya penyakit seperti
keracunan dan infeksi makanan (Herniwanti, 2020). Menurut Undang-undang No. 7 Tahun
1996 Tentang Pangan keamanan pangan merupakan syarat dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari pencemaran bahan kimia, biologi, fisik, atau benda lain yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan mengatakan bahwa setiap orang atau badan hukum yang terlibat
dalam produksi, pengolahan, dan distribusi pangan yang dibutuhkan oleh teknologi produksi
dan distribusi di negara sehat berkewajiban untuk memastikan pangan tersebut aman untuk
dikonsumsi manusia, hewan yang dimakan manusia, serta lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hygiene dan Sanitasi?
2. Apa saja ruang lingkup Hygiene dan Sanitasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hygiene dan Sanitasi
2. Melingdungi setiap individu dari faktor lingkungan yang dapat merusak kesehatan fisik dan
mental
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hygiene dan Sanitasi
Hygiene dan Sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan (Depkes RI, 2003). Hygiene adalah suatu pencegahan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat
orang tersebut berada Sedangkan Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Ditinjau dari ilmu
kesehatan lingkungan kedua istilah hygiene dan sanitasi mempunyai arti yang berbeda, tetapi
memiliki tujuan yang sama. Yaitu mengupayakan agar manusia dapat hidup sehat sehingga
terhindar dari gangguan kesehatan ataupun penyakit.
1. Personal Hygiene atau kebersihan perorangan adalah suatu usaha untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2. Hygiene Makanan dan Minuman adalah suatu usaha untuk menjaga dan memelihara
kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia.
1. Penyediaan air bersih/air minum “water supply” ini meliputi pengawasan terhadap
kualitas, kuantitas dan pemanfaatan air.
2. Pengolahan sampah “refuse disposal” ini meliputi cara pembuangan sampah, peralatan
pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
3. Pengolahan makanan dan minuman “food sanitation” ini meliputi pangadaan,
penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan.
4. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat “insect and rodent control”
ini meliputi cara pengendalian serangan dan binatang pengerat.
5. Kesehatan dan keselamatan kerja, ini melakukan kegiatan K3 meliputi ruang kerja
“misalnya dapur”, pekerjaan, cara kerja dan tenaga kerja.
- Contoh Sanitasi
Berikut ini ialah contoh tindakan sanitasi lingkungan:
- Faktor peralatan
Persyaratan peralatan dalam proses pengolahan makanan diantranya adalah :
1. Permukaan alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan
2. Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa atau garam yang lazim
dipakai dalam proses makanan.
3. Apabila alat tersebut kontak dengan makanan, maka alat tersebut tidak akan
mengeluarkan bagian berat beracun berbahaya, seperti
Seng (Zn)
Tembaga (Cu)
Arsenikum (As)
Timah hitam (Pb)
Cadmium (Cd)
Antimon (sintibium)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Sanitasi adalah usaha
kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia, sedangkan Hygiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup
manusia. Jadi dalam hal ini sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene
ditujukan kepada orangnya.
B. Saran
Pemerintah harus dapat mengevaluasi kepada masyarakat/ instansi terkait tentang hygiene
dan sanitasi dalam penyehatan makanan
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8117/4/4.%20Chapter1
http://repository.poltekkeshttp://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/251/4/BAB
IIdenpasar.ac.id/251/4/BAB%20II