Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dasar kesehatan lingkungan
tentang “Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman serta Vektor Penyakit. Kami juga
turut berterima kasih kepada Bapak Drs.Sulistiono,SKM.,M.Sc selaku Dosen mata kuliah
dasar kesehatan lingkungan yang telah memberikan tugas ini kepada Kelompok Kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai hygiene makanan dan minuman serta macam-macam vektor
penyakit. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah Kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sesuatu yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi Kelompk Kami Sendiri maupun orang
yang membacanya.Akhir kata penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini .

Jakarta, 12 November

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori dasar Sanitasi makanan............................................................... 3

B. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan............................................. 5

C. Factor Yang Mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan............ 13

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 17

B. Saran.............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Materi ini berjudul “Hygiene Sanitasi Makanan dan Vektor Penyakit”. Pada era sekarang kita
harus sangat memperhatikan higienisasi baik makanan dan minuman.Hal ini dimaksudkan
agar dapat mengurangi terjadinya suatu penyakit.Selain itu pada era modern kita juga harus
memperhatikan lingkungan sekitar termasuk vektor penyakit yang menjadi sumber utama
penyebaran suatu penyakit
Sebagai Mahasiwa/i Kesehatan lingkungan kita harus dapat menjadi agent of change yang
dapat mengubah persepsi masyarakat akan kebersihan suatu makanan dan minuman yang
dianggap tidak penting,padahal hal tersebut sangatlah berpengaru dalam tingkat kesehatan
masyarakat.Selain itu sebagai mahasiswa/i Kesehatan Lingkungan kita juga arus memahami
pengendalian suatu vektor penyakit,karena itu merupakan salah satu dari 17 komponen dasar
kesehatan lingkungan
Oleh karena itu kita mengambil tema “Hygiene Sanitasi Makanan dan Vektor Penyakit” agar
mahasiswa dapat memahami higienisasi makanan dan minuman serta pengendalian vektor
penyakit

1.2 Tujuan Pembelajaran :


A. Tujuan Umum:
mahasiswa diharapkan dapat memahami bentuk-bentuk intervensi kesehatan
lingkungan melalui upaya hygiene sanitasi makanan dan vektor penyakit
B. Tujuan khusus
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1) Menjelaskan intervensi kesehatan lingkungan melalui upaya hygiene sanitasi
makanan dan minuman
2) Menjelaskan intervensi kesehatan lingkungan melalui upaya pengendalian vektor
penyakit
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori dasar Sanitasi makanan dan Minuman

a) Pengertian Higiene dan Sanitasi

Higiene dan Sanitasi merupakan dua istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu “Hygiene”
yang berarti: usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannyakepada kesehatan
individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Sedangkan“Sanittation” yang berarti
usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannyakepada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia.
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungikebersihan
lingkungan dari subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabununtuk
kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuangbagian
makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan dan
sebagainya.
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada usaha
kesehatan lingkungan dan hidup manusia. Dengan demikian sanitasi makanan adalah salah
satu usaha pencegahan dari penyakit yang menitik beratkan pada kegiatan dan tindakan yang
perlu untuk membebaskan makanan dari segala macam bahaya yang dapat merusak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi hingga siap dikonsumsi.
Secara lebih terperinci sanitasi meliputi pengasan mutu bahan makanan mentah,
penyimpanan bahan, suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari lingkungan,
peralatan, dan pekerja pada semua tahapan proses. Sanitasi makanan tidak dapat dipisahkan
dari sanitasi lingkungan karena sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan
menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat, dan aman.

b) Pengertian Makanan dan Minuman

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat memerlukan
pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud
makanan adalah “food included all substances, whetherin a natural state of in a manufactured
or preparedform, which are part of human diet”. Batasan makanan tersebut tidak termasuk
air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Sedangkan minuman umumnya menunjuk kepada cairan yang ditelan. Kata ini kadang
dipakai di pengertian yang lebih sempit untuk menunjuk ke minuman beralkohol. Pada
umumnya manusia mengonsumsi air putih yang bersih, jernih, dan steril sebagai
minuman utama untuk dikonsumsi dan juga baik untuk kesehatan
Ada 6 hal/prinsip yang harus diperhatiakan dalam higiene sanitasi makanan dan minuman
yaitu :

1) Syarat Makanan dan Minuman


Syarat Minimal makanan dan minuman sehat
Makanan yang dikemas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mempunyai tabel dan harus bermerek.
b. Sudah terdaftar dan bernomor pendaftaran.
c. Kemasan tidak rusak, robek atau mengembung.
d. Ada tanda kadaluarsa dan dalam keadaan belum kadaluarsa.
e. Kemasan yang dipakai harus hanya sekali penggunaan.

Makanan dan minuman yang tidak dikemas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Dalam keadaan fresh (baru dan segar)
b. Tidak basi, busuk, rusak atau jamur.
c. Tidak mengandung bahan terlarang, misalnya bahan kimia dan mikrobiologi.

Persyaratan makanan dan minuman jadi agar sehat dikonsumsi oleh konsumen meliputi
sebagai berikut :
a. Makanan dan minuman tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan perubahan
dari rasa, bau, berlendir, berubah warna, berjamur, berubah aroma, atau pengotoran lainnya.
b. Memenuhi persyaratan bakteriologi berdasrkan ketentuan yang berlaku.
c. Harus bebas dari kuman E.Coli pada makanan tersebut (0/gram makanan.
d. Angka kuman E.Coli pada minuman harus 0/100 ml
e. Tidak boleh mengandung residu bahan pestisida dan logam berat yang melebihi
ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
penyimpanan bahan makanan

2) Penyimpanan makanan dan minuman

Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan
kehilangan nilai gzinya. Semua bahan makanan diberikan terlebih dahulu sebelum disimpan,
yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan
pembungkus yang bersih dan simpan dalam ruangan yang bersuhu rendah (Kusmayadi,
2008).

Menyimpan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri melainkan
menghambat pertumbuhan (berkembang biak bakteri). Apabila makanan dikeluarkan dalam
freezer dan temperature menjadi tinggi, maka bakteri akan mulai perbanyak kembali. Bakteri
baru berhenti tumbuh apabila makanan disimpan pada temperature dibawah 300C (

Ada tiga cara penyimpanan makanan dan minuman yang sesuai dengan suhunya yaitu :

1. Penyimpan sejuk (cooling) yaitu suhu penyimpanan 1000C-1500C untuk jenis minuman
buah, es krim, dan sayuran.
2. Penyimpanan dingin (chilling) yaitu suhu penyimpanan 400C-1000C untuk bahan
makanan yang berprotein akan diolah kembali.
3. Penyimpanan dingin sekali (frezen) yaitu suhu penyimpanan <1000C untuk bahan makan
protein yang mudah rusak untuk jangka >24 jam.
Wadah penyimpanan baskom, panic, harus dalam keadaan bersih, wadah penyimpanan perlu
diperhatikan cara pemisahan yang benar dan teliti untuk setiap jenis makanan yang berada di
dalam ruangan tempat penyimpanan

3) Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan
yang siap santap, pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah prinsip-
prinsip hygiene sanitasi .Dalam proses pengolahan makanan, harus memenuhi persyaratan
hygiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat
pengolahan atau atau disebut dapur serta kebersihan penjamah makanan.

Tempat pengolahan makanan yang digunakan harus memenuhi standard an persyaratan


hygiene sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran terhadap makanan.
Persiapan tempat pengolahan adalah:
1. Vertifikasi harus cukup baik agar siap dan udara panas dapur keluar dengan sempurna.
2. Lantai, dinding, dan ruangan bersih dan terpelihara agar menekan kemungkinan
pencemaran terhadap makanan.
3. Meja peracikan bersih dari permukaannya/kuat, tahan goresan agar bekas irisan tidak
masuk kedalam makanan.
4. Tungku dilengkapi dengan alat penangkap asap atau pembuang asap berupa sungkup atau
cerobong asap, agar aap tidak mengotori ruangan.
5. Ruangan bebas lalat dan tikus.

4) Kebersihan peralatan makanan dan minuman

Peralatan makanan dan minuman dapat dipergunakan seperti : piring, gelas, mangkok, sendok
atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak, atau berlekuk-lekuktidak rata.
2. Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang dibagian tempat makanan, minuman atau
menempel dimulut, karena akan terjadi pencemaran mikroba melalui jari tangan.
3. Peralatan yang sudah retak, gompel atau pecah selain dapat menimbulkan kecelakaan
(melukai tangan) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran karena tidak akan dicuci
sempurna.
4. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai.

5) Pengangkutan bahan makanan dan minuman

Pencemaran makanan dan minuman selama dalam pengangkutan dapat berupa pencemaran
fisik, mikroba maupun kimia. Untuk mencegahnya adalah membuang atau setidaknya
mengurangi sumber yang akan menyebabkan pencemaran dengan cara :
1. Mengangkut bahan makanan dan minuman tidak bercampur dengan dengan bahan
berbahaya dan beracun (B3) seperti pupuk, obat hama atau bahan berbaya lainnya.
2. Kendaraan pengangkutan makanan dan minuman dtidak dipergunakan untuk
mengangkut bahan lain seperti untuk mengangkut orang, hewan, atau barang-barang.
3. Kendaraan yang dipergunakan harus diperhatikan kebersihannya agar setiap akan
digunakan untuk makanan selalu dalamkeadaan bersih.
4. Hindari pemakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau pestida
walaupun telah dicuci masih akan terjadi pencemaran.
5. Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan selama pengangkutan, seperti
perlakuan makanan yang ditumpuk dan dibuang.

 Pengangkutan makanan siap santap

Makanan siap santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu yang hati-hati. Oleh
karena itu dalam pengangkutan makanan siap santap perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Setiap makanan mempunyai wadah-wadah masing.
2. Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan makanan yang
ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau bocor.
3. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap panas 6000C atau
tetap dingin 4000C.
4. Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam keadaan tutup
sampai ditempat penyaji.
5. Kendaraan pengangkutan disediakan khusus dan tidak digunakan untuk keperluan
mengangkut bahan lain.

6) Penyajian makanan dan minuman

Penyajian makanan dan minuman yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam
menarik pelanggan.teknis penyajian makanan dan minuman untuk konsumen memiliki
berbagai cara asalkan memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan
pembungkus seperti plastic, kertas atau boks plastic harus dalam keadaan bersih dan tidak
berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun.

Makanan dan minuman yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan
bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung,penyaji berpakaian bersih dan rapi menggunakan
tutup kepala atau celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung dengan makanan dan
minuman yang disajikan.

c) Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan yang


harus diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vector/agen
penyakit yang ditularkan melalui makanan yaitu :

1. Parasit-parasit seperti Taenia Saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum,


Trichinella spiralis dan sebagainya. Parasit-parasit ini masuk dalam tubuh manusia
melalui daging sapi,ikan, babi, yang terkena infeksi dan dimakan tanpa memasaknya
cukup lama agar larva-larva parasit yang ada didalam daging mati.
2. Mikroorganisme seperti salmonella typhi, shigella dysentrie, fever, virus hepatitis dan
sebagainya, yang dapat mengkontaminaminasi makanan dan masuk dalamtubuh
manusia.
3. Toksin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri (exo-toxin) yang ada dalam makanan
misalnya entero toxin dari staphylococcus, exo toxin dari clostridium botulinum.
4. Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun seabagai bahan makanan, seperti
jamur beracun, tempe bongkrek dan sebagainya.

d) Beberapa factor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh


terhadap makanan adalah :

1. Air
Erat sekali hubungannya dengan makanan, oleh karena itu, air diperlukan dalam semua prose
pengolahan makanan. Dalam beberapa hal air sangat menentukan kualitas makanan.
2. Air kotor (sewage)
Berbagai macam bahan organic dan anorganik terlarut dalam air kotor Merupakan sumber
dari kuman-kuman pathogen, terutama untuk kuman-kuman yang berasal dari saluran
pencemaran.Berperan penting sebagai sumber pencemar bagi air dan makanan.
3. Tanah
Tanah yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan dengan cara :
a. Terbawa oleh alat-alat, masuk kedalam tempat makanan/penyimpanan makanan,
akhirnya sampai ke makanan.
b. Terkait pada bagian tanaman-tanaman/sayuran dan sebagainya.
c. Melalui makanan yang dibungkus dengan bahan/kertas yang tekontaminasi oleh tanah
yang mengandung mikroorganisme
4. Udara
Adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu,air atau titik-titik
ludah yang sudah disebarkan oleh orang/hewan, batuk atau berbangkis. Tergantung dari
lokasi, musim, pergerakan udara.
5. Manusia Merupakan sumber paten dari kuman-kuman Stahilococcus aurcus, Salmonelia,
Clostridium perfringen, Enterrococcus.
6. Hewan ternak/piaraan
Bakteri-bakteri penting pada hewan ternak sering dihubungkan dengan peristiwa keracunan
makanan misalnya : Salmonella, Clostitridium perfringens.
7. Bintang pengerat
Merupakan ancaman kontaminasi terutama bagi sayur-sayuran dan buah-buahan sejak
dipetik, diangkut,disimpan, sampai diolah dan disajikan. Misalnya : Salmonella, Enteritidis

e) Ada beberapa upaya sanitasi makanan dan minuman yang harus diperhatikan
seperti berikut :

a) Keamanan dan kebersihan produk makanan dan minuman yang di produksi


b) Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan dan minuman
c) Keamanan terhadap penyediaan air, pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran
d) Perlindungan makanan dan minuman terhadap kontaminasi selama proses
pengolahan, penyajian dan penyimpanan.
e) Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.

f) Tujuan penyehatan makanan dan minuman


a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan dan minuman
b. Mencegah penularan wabah penyakit
c. Mencegah beredarnya makanan dan minuman yang merugikan masyarakat
d. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan dan minuman

2.2 Vektor Penyakit

a) Definisi Vektor Penyakit

Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor merupakan arthropoda
yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada
manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001), vektor adalah arthropoda yang dapat
memindahkan atau menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk
semang yang rentan/ arhtropoda yg dapat memindahkan atau menularkan agent
infection dari sumber infeksi kepada host yang rentan
Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga
dikenal sebagai arthropod – borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne
diseases yang merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun
epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian.

Di Indonesia, penyakit – penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit


endemis pada daerah tertentu, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah,
Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Disamping itu, ada
penyakit saluran pencernaan seperti dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang
ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.

b) Jenis-jenis Vektor Penyakit

Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya
beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir
meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang. Berikut jenis dan klasifikasi vektor yang dapat
menularkan penyakit :

Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :

a) Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang


b) Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu
c) Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau
d) Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk

Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu diperhatikan dalam
pengendalian adalah :

a) Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat


 Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria
 Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah
 Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur

b) Ordo Siphonaptera yaitu pinjal


Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes

c) Ordo Anophera yaitu kutu kepala


Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.

Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai binatang
pengganggu antara lain:

 Ordo hemiptera, contoh kutu busuk


 Ordo isoptera, contoh rayap
 Ordo orthoptera, contoh belalang
 Ordo coleoptera, contoh kecoak
Sedangkan dari phylum chordata yaitu tikus yang dapat dikatakan sebagai binatang
pengganggu, dapat dibagi menjadi 2 golongan :

1. Tikus besar, (Rat), Contoh :


 Rattus norvigicus (tikus riol )
 Rattus-rattus diardiil (tikus atap)
 Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-buahan)

2. Tikus kecil (mice), Contoh:Mussculus (tikus rumah)

Arthropoda [arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri dari organ yang
mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan termasuk di
dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas Crustacea, yang kebanyakan speciesnya
penting secara medis, sebagai parasit, atau vektor organisme yang dapat menularkan penyakit
pada manusia.

c) Peranan Vektor Penyakit

Secara umum, vektor mempunyai peranan yaitu sebagai pengganggu dan penular penyakit.
Vektor yang berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut, lipan,
kumbang, kutu kepala, kutu busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada manusia melalui
vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod – borne diseases atau sering juga
disebut sebagai vector – borne diseases. Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan
pada manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara yaitu :

- Dari orang ke orang

- Melalui udara
- Melalui makanan dan air
- Melalui hewan
- Melalui vektor arthropoda

d) Pengertian Pengendalian Vektor

Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan /menekan
populasi atau densitas vektor dengan maksud mencegah penularan penyakit melalui
vektor atau gangguan yg disebabkan oleh vektor
Tujuan pengendalian vektor adalah sebagai berikut :
1. Menurunkan populasi vektor serendah mungkin secara cepat sehingga keberadaannya tidak
lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah
2. menurunkan kepadatan populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan bagi
kesehatan masyarakat.
3. menghindari kontak dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah.
4. Meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh binatang atau serangga pengganggu

e) Meteologi Pengendalian Vektor


Dalarn pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian sampai tuntas,
yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi
kesatu tingkat yang tidak membahayakan kehidupan manusia. Namun hendaknya dapat
diusahakan agar segala kegiatan dalam rangka memurunkan populasi vektor dapat mencapai
hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang sesuai, bahkan teknologi
sederhanapun, yang penting d dasarkan prinsip dan konsep yang benar. Adapun prinsip dasar
dalam pengendalian vektor yang dapat dijadikan sebagai pegangan sebagai berikut :
1. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara pengendalian agar
vektor tetap berada di bawah garis batas yang tidak merugikan/ membahayakan.
2. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan ekologi
terhadap tata lingkungan hidup.

f) Cara Pengendalian Vektor

1) Usaha pencegahan (prevention) >> mencegah kontak dengan vektor >>


pemberantasan nyamuk, kelambu
2) Usaha penekanan (suppression) >> menekan populasi vektor sehingga
tidak membahayakan kehidupan manusia
3) Usaha pembasmian (eradication) >> menghilangkan vektor sampai habis

g) Metode Pengendalian Vektor

1. Pengendalian mekanis
Pengendalian yang dilakukan secara mekanis, misalnya menggunakan pemukul,
perangkap dsb.

2. Pengendalian fisika:

Misalnya dengan penggembosan, pengasapan dsb.

3. Pengendalian hayati/kultur teknis:

Mengatur tata tanam, menanam tanaman yang mengeluarkan aroma yang tidak disukai
vektor, dsb

4. Pengendalian secara biologis:

a. Menggunakan organisme hidup untuk pengendalian larva, seperti ikan yang


makan larva (misalnya, nila, ikan mas, guppies)
b. Bakteri (Bacillus thuringiensis israelensis) yang menghasilkan racun terhadap larva
c. Pakis mengambang bebas yang mencegah pembiakan, dan lain-lain

5. Pengendalian lingkungan
Menjaga kebersihan, melancarkan aliran air, menutup permukaan tanah yang terdapat
genangan air, dsb.
Dikaitkan dengan 5 prinsip pengawasan sanitasi, yaitu prinsip treatment dengan cara
inhibition yaitu merubah kebiasaan lingkungan hidup (merekayasa) dengan memasukkan
suatu zat/unsur atau mengkondisikan suatu perubahan.
Contoh : menambah kadar garam pada air (memasukkan aliran air laut) agar nyamuk
anopheles sp. tidak mau berkembang biak disuatu tempat

6. Pengendalian kimiawi

Menggunakan pestisida untuk mengendalikan vektor (chemical control).


Berikut ini adalah cara pengendalian kimiawi :
a) Penggunaan repellents Banyak masyarakat terbiasa menggunakan berbagai bahan
sebagai repellents.Penggunaan repellents ini efektif dan tidak berbahaya, mereka
dianjurkan untuk menggunakannya dalam situasi darurat, dan hal ini sebenarnya
sudah umum pada sebagian masyarakat untuk memakai repellents yang terbukti
manfaatnyanya.
b) Insektisida untuk penyemprotan (IRS, spray, fogging) untuk vektor dewasa
c) Larvicides untuk pengendalian larva Data resistensi terhadap insektisida akan berguna
dalam membantu memastikan insektisida yang akan dipilih.B

7. Pengendalian cara undang-undang

Membuat peraturan untuk mengendalikan vektor. Terdapat dalam Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian Vektor perlu disesuaikan
dengan kebutuhan program dan perkembangan hukum dan Pasal 26 ayat (1) dan Pasal 51
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, perlu mengatur
ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan
untuk vektor dan binatang pembawa penyakit serta pengendaliannya

8. Pengendalian terpadu

Melakukan pengendalian vektor penyakit secara kombinasi dengan menggunakan berbagai


teknologi (1-7)

.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala aktivitas
masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat makanan. Kebiasaan-
kebiasaan tradisional dalam mengelola makanan masih menduduki posisi yang kuat
dimsyarakat kita selam belum ada cara pengganti yang berkenan.

2. Pengertian dari prinsip ini adalah pengendalian terhadap tempat/bangunan,


peralatan,orang dan bahan makanan. Prinsipnya antara lain : pemilihan bahan
makanan,penyimpanan bahan makanan,penholahan makanan, penyimpanan makanan masak,
pengangkutan dan penyajian makanan.

3. Agar makanan tetap aman dan sehat diperlukan beberapa cara yang meliputi
penyimpanan,pencegahan kontaminasi dan pembasmian organism dan toksin.

4. Beberapa faktor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
makanan adalah : air, air kotor (sewage), tanah, udara, manusia, hewan ternak/piaraan,
binatang pengerat.

5. Sebagai akibat suatu kontaminasi terhadap makanan, pada umumnya akan disertai
dengan terjdinya proses pembusukan, pembususkan tidak selalu oleh adanya kontaminasi,
tetapi dapat juga terjadi oleh kegiatan enzim yang sudah terdapat dalam makanan itu sendiri
secara alami.

B. Saran

Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup , makanan mempunyai peranan penting
dan peranan tersebut dapat di gambarkanbahwa setiap manusia memerlukan makanan untuk
kelangsungan hidupnya. Manusia yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan
terlindung dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga kerja yang produktif dan bahan
makanan dapat merupakan perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga media
perantara dalam penyebaran suatu penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPM dan PLP.

Jakarta

Depkes RI, 1986. Permenkes RI No. 712/Menkes/Pcr/X/1986 Tentang Persyaratan Kesehatan


Jasa Boga dan Petunjuk Pelaksanaannya, Dirjen PPM dan PLP, Jakarta.

Depkes RI. 2003. Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene


Sanitasi Jasa Boga, Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI, 2000, Prinsip-Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan,Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Purnawijayanti, Hiasinta A. 1999, Sanitasi, Hygiene, dan keselamatan kerja dalam


pengolahan makanan, Jakarta : Kanisius

, Sri Herlina. 2010. Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat.

Cahyadi, S, 2006. Analis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,Cetakan Pertama.
PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Putra Prabu Hygiene san Sanitasi Makanan, Wordpreess.com:2008

Putra Prabu, Penyajian Makanan (Prinsip Food Hygiene),Wordpreess.com:2009

https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk502017.pdf

Anda mungkin juga menyukai