KEMENTRIAN KESEHATAN RI
MAGETAN
i
NAMA : Oetami Leiylla Kurnia
NIM : P27833219091
No. Absen : 41
KELAS :2B
KELOMPOK PRAKTEK :4
KELOMPOK UJIAN :4
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulisan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Portofolio Perencanaan Program
Pemantauan pencemaran makanan Semester 2 Politeknik Kesehatan Suarabaya Jurusan
D-III Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan.
Laporan ini penulisan susun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Pencemaran
Lingkungan dan juga untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam
bidang Pencemaran Lingkungan. Dalam penyusunan laporan ini tidak akan memberikan
hasil apapun tanpa bantuan, arahan, bimbingan, dan sumbangan pikiran dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..………..…iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………………1
2. Tujuan………………………………………………………………………..3
3. Manfaat……………………………………………………………………....4
4. Dasar Kebijakan dan Peraturan Perundangan……………………………….5
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan...………………………………………………………………..12
2. Saran………………………………………………………………………...12
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
antara peralatan yang digunakan mengolah makanan, untuk menyimpan
makanan, dan alat yang digunakan untuk penyajian makanan.
Salah satu faktor terpenting lain dalam pengolahan makanan yang sehat
adalah kebersihan penjamah makanan. Penjamah makanan dalam suatu
pengolahan makanan merupakan sumber kontaminasi yang penting, karena
kandungan mikroba patogen pada manusia dapat menimbulkan penyakit yang
ditularkan melalui makanan. Sumber potensial ini terdapat selama penjamah
makanan menangani makanan. Setiap kali tangan pekerja mengadakan kontak
dengan bagian-bagian tubuh yang mengandung stafilokoki, maka tangan
tersebut akan terkontaminasi, dan segera akan mengkontaminasi makanan dan
alat makan yang tersentuh. Hal ini sangat diperkuat bila higiene perorangan
tidak bersih dan tidak berperilaku yang baik dalam mengolah makanan
maupun dalam pencucian alat dapat menimbulkan kontaminasi terhadap
makanan maupun alat makan. Jadi penjamah makanan harus berbadan sehat,
mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat.
Tingginya tingkat pencemaran lingkungan oleh bakteri, jamur dan jasad
renik lainnya adalah merupakan ancaman yang tiada habis-habisnya terhadap
kualitas makanan dan minuman. Kehadiran kehidupan bakteri patogen tidak
diharapkan dalam minuman karena dapat menyebabkan penyakit, yaitu diare,
di samping adanya pengaruh lain, seperti timbulnya rasa bau dan tidak sedap
atau perubahan warna. Bakteri E.Coli atau Coliform merupakan indikator
dalam makanan dan minuman karena ketentuan WHO (World Health
Organization) kualitas air secara biologis ditentukan oleh kehadiran bakteri
E.Coli di dalamnya. Kandungan bakteri E.Coli dalam air berdasarkan
ketentuan WHO, untuk air minum jumlah maksimum yang diperbolehkan
adalah 0 per 100 ml sampel. Keberadaan Escherichia Coli pada pangan dapat
menunjukkan praktek sanitasi lingkungan yang buruk sedangkan Universitas
Sumatera Utara adanya Staphylococcus aureus mengidentifikasi praktek
higiene yang kurang.
Penyakit bawaan makanan oleh bakteri dapat berupa intoksifikasi atau
infeksi. Intoksifikasi melalui makanan disebabkan oleh adanya toksin bakteri
2
yang terbentuk di dalam makanan pada saat bakteri bermultiplikasi, sedangkan
infeksi melalui makanan disebabkan oleh masuknya bakteri ke dalam tubuh
melalui makanan yang terkontaminasi dan tubuh memberikan reaksi terhadap
bakteri tersebut.
Bakteri paling umum yang menyebabkan infeksi melalui makanan adalah
Salmonella dan E.Coli (Balai Pom RI, 2011). Escherichia Coli adalah bakteri
Gram negatif yang berbentuk batang, dan dapat memfermantasi laktosa
dengan cepat. Bakteri ini bersifat fakultatif anaerob dan merupakan flora
normal intestinal pada manusia dan hewan berdarah panas (Thoen, 2011).
E.Coli dapat menyebabkan penyakit pada manusia terutama penyakit yang
berkaitan dengan pencernaan yaitu Enteropatogenic E.Coli yang dapat
menyebabkan diare, khususnya pada bayi dan anak-anak. Penyakit–penyakit
lain yang disebabkan E.Coli yaitu infeksi saluran kemih, gastroenteritis,
meningitis, peritronitis, dan infeksi luka.
E.Coli dipilih sebagai indikator polusi, karena bakteri ini ditemukan
dimanamana (dalam tinja manusia, hewan, tanah, ataupun air yang
terkontaminasi dengan debu, serangga, burung, dan binatang kecil lainnya),
serta secara relatif mudah dibunuh dengan pemanasan. Menurut Soemirat
(2004), syarat air minum ialah harus aman diminum artinya bebas mikroba
patogen dan zat berbahaya dan diterima dari segi warna, rasa, bau dan
kekeruhannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami pengawasan atau pemantauan pencemaran
makanan dan terampil menyusun program Pemantauan Pencemaran
makanan dalam 1 tahun periode Januari – Desember 2020, dengan
pendekatan manajemen proses dan pendekatan komponen.
3
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami pengawasanpengawasan aatau pemantauan
pencemaran makana dan terampil menyusun program Pemantauan
Pencemaran makanan dengan baik.
4
1.4 Dasar Kebijakan dan Peraturan Perundangan
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
5. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan
6. Kepmenkes Nomor 1098 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Rumah Makan & Restoran.
7. Permenkes Nomor 329/Menkes/Per/X/1976 tentang Produksi dan
Peredaran Makanan.
8. Permenkes Nomor 180/Menkes/Per/VI/1985 tentang Makanan
Kedaluwarsa
9. Permenkes Nomor 722/Menkes/Per/IV/1988 tentang Bahan Tambahan
Makanan.
10. Permenkes Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan
Kesehatan Lingungan Kerja Industri
11. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 Tahun 2019
tentang Batas maksimal cemaran mikroba dalam pangan olahan
12. Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu
kesehatan linkungan dan persyaratan kesehataan air untuk keperluan
hygiene sanitasi, kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum.
13. Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik.
5
BAB II
SASARAN SASARAN DAN METODE PEMANTAUAN
b. Prosedur Pemantauan
6
a. Alat :
a) Alkohol 70%
b) Sarung tangan steril
c) Handcoon
d) Lidi dan kapas steril
e) Alat tulis
f) Gunting
g) Kertas label
h) Termos es
i) Bunsen
j) KorekApi
b. Bahan :
c. Prosedur Pemeriksaan :
a) Siapkan alat dan bahan.
b) Sterilkan tangan menggunakan alkohol 70% sampai siku.
c) Kemudian pakai sarung tangan yang sudah steril
d) Ambil alat makan yang akan di periksa 4-5 buah setiap alatnya
dan diambil secara acak dari tempat penyimpanan
e) Siapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat
makanan secara berkelompok
7
f) Persiapkan lidi steril , kemudian buka botol dan masukkan lidi
steril kedalamnya
g) Lidi kapas steril ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya
baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang diusapkan
h) Bagian alat yang di usap:
1) Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan
2) Sendok : seluruh permukaan sendok yang bias masuk
kedalam mulut
3) Garpu : setiap celah yang ada pada garpu
4) Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam dengan
kedalaman ±6mm
i) Prosedur pengusapan:
1) Untuk piring, dapat dengan membentuk pola zig-zag atau
membentuk pola siku-siku menyilang pada permukaan
piring
2) Untuk sendok dan garpu dengan mengusap seluruh bagian
permukaan luar dan dalam
3) Untuk cangkir dan gelas dengan usapan mengelilingi
bidang permukan
j) Dilakukan 3 kali berturut-turut pada bidang permukaan yang
diusap dengan ketentuan satu lidi dan kappas digunakan untuk
satu kelompok alat makan yang siperiksa
k) Setiap hasil mengusap 1 ala selalu dimasukkan ke dalam botol
cairan di putar-putar dan ditekan ke dinding
l) Pada setiap usapan alat makan harus mencapai luas ± 8 inchi
persegi atau 50 cm2 dan dilakukan 5 kali per alat sehinggga cukup
mencapai luas 40 inchi atau 256 cm2 (1 inchi persegi = 0,4 cm2)
m) Setelah semua alat sudah diusap kapas lidi dimasukkan kedalam
botol, kemudian patahan lidi , panaskan bibir botol dengan api
dari Bunsen kemudian ditutup dengan kapas
n) Lapisi dengan kertas cellotape yang telah disediakan
8
o) Janngan lupa beri label dengan menyatakan nama alat, tempat
sampel diambil,kemudian diberi kode seusai dengan
lembar/formulir
p) Masukkan ke dalam termos es kemudian segera kirim sampel
dengan suhu dingin untuk diperiksa.
BAB III
9
RENCANA KEGIATAN PEMANTAUAN
10
2. Renxana kegiatan pemantauan
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Salah satu faktor terpenting lain dalam pengolahan makanan yang sehat
adalah kebersihan peralatan makanan. Peralatan yang digunakan untuk
makanan dalam suatu pengolahan makanan merupakan sumber
kontaminasi yang penting, karena kandungan mikroba patogen pada
manusia dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan.
2. Hal ini sangat diperkuat bila higiene perorangan tidak bersih dan tidak
berperilaku yang baik dalam mengolah makanan maupun dalam pencucian
alat dapat menimbulkan kontaminasi terhadap makanan maupun alat
makan.
FORMULIR PENDATAAN
SUMBER PENCEMAR MAKANAN
12
Nama Restoran :
Alamat Restoran :
Kategori :
Titik Koordinat :
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
Magetan, ………………
(……………………….)
FORMULIR PEMERIKSAAN
ORGANOLEPTIK
Tanggal Pengujian :
13
Nama Restoran :
Titik Koordinat :
Nama Panulis :
1.
2.
3.
4.
( _________________ )
DAN SANITASI
14
Nama Perusahaan, dan
Tipe (Industri, Home
industri)
Alamat Usaha :
Jl. :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kab/Kota :
Jenis Produk :
Kapasitas Produk :
Nama Penanggungjawab :
Jabatan :
Alamat Rumah, No. Telp :
Penilai :
Tanggal Penilaian :
KOMPONEN HASIL
NO. NILA
YANG KRITERIA BOBOT PENILAIA
I
DINILAI N
Kebersihan
Lingkungan
15
halaman sekitar
kondisi kotor
16
b. Ada ventilasi, 2
tidak
memenuhi
syarat
c. Tidak ada 1
ventilasi
II. Fasilitas Sanitasi
1. Pembuangan Air a. Ada IPAL, 3 3
Limbah memenuhi
syarat
b. Ada IPAL dan 2
Tdk memenuhi
syarat
c. Tidak ada 1
IPAL
III. Sanitasi
Pengelolaan
Makanan
18
1.Sanitasi a. Pengolahan 3 3
Pengolahan makanan
makanan dilakukan
sesuai tata cara
pengolahan
makan mulai
pemilihan
bahan makanan
s.d.
pengepakan,
penyimpanan
b. Pengolahan 2
makanan
dilakukan
kurang sesuai
tata cara
pengolahan
makan mulai
pemilihan
bahan makanan
s.d.
pengepakan,
penyimpanan
c. Pengolahan 1
makanan
dilakukan
tidak sesuai
tata cara
pengolahan
makan mulai
pemilihan
bahan makanan
s.d.
pengepakan,
penyimpanan
19
Pengolahan dicuci,
makanan pengeringan,
penempatan
sesuai standard,
kondidi bersih
dan tidak retak
b. Peralatan 2
dicuci,
pengeringan,
penempatan
sesuai standard,
kondidi kotor
c. Peralatan 1
dicuci,
pengeringan,
penempatan tdk
sesuai standard,
3. Penjamah a. Penjamah 3 3
makanan makanan
memilki
sertifikat
pemeriksaan
kesehatan,
menggunakan
APD
b. Penjamah 2
makanan
memilki
sertifikat
pemeriksaan
kesehatan,
tidak
menggunakan
APD
c. Penjamah 1
20
makanan tidak
memilki
sertifikat
pemeriksaan
kesehatan,
IV. Pemberantasan
Vektor
Keberadaan a. Tidak 3 3
binatang ditemukan
pengganggu dalam vektor dan
lingkungan rumah binatang
(meliputi kecoa, penggangu
nyamuk, lalat, tikus) b. Ditemukan 2
salah satu salah
satu vektor atau
binatang
penggangu
c. Ditemukan 1
lebih dari satu
salah satu
vektor atau
binatang
penggangu
VII Bahan Bakar yang a. LFG, bahan 3 3
digunakan bakar
sejenis
b. Minyak 2
tanah
c. Kayu bakar 1
dan sejenis
SKORE =
21
KI =9
Kategori :
1. BAIK, dengan Skor : 31-39 (79,48 - 100)
2. CUKUP, dengan Skor : 22-31 (56,41 – 69,23)
3. KURANG, dengan Skor : 13-22 (33,33 – 56,41)
..................................., ..................................
Penilai,
( _________________________________)
Nama restoran:
Nama Penjamah:
22
Umur:
Jenis Kelamin:
Hari/Tanggal pengujian:
Waktu: siang/malam/pagi
23
restoran?
24
6. Apakah anda menggunakan kereta
dorong saat menyajiakan makanan?
B. Keterangan
Lokasi Sampling :
Tanggal Pengukuran :
Jam :
Titik Koordinat : LS
25
BT
Petugas Pengukuran :
HASIL METODE
PENGUKURAN (ALAT &
PARAMETER SATUAN BAHAN)
NO.
MIN MAX
1. Suhu °c
2. Kelembapan %
3. Pencahayaan Lux
4. Kebisingan dBA
5. pH air
8. Opasitas %
Magetan, ………………..,
………….
( _________________ )
26