Materi : keamanan makanan dan isu penggunaan formalin dan bahan berbahaya lainnya
1. Gabriel(1913201091)
1. Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………..
Bab 1 pendahuluan…………………………………………………………………………………………………….
1.3 tujuan………………………………………………………………………………………………………………..
Bab 2 pembahasan………………………………………………………………………………………………….
Bab 3 penutup……………………………………………………………………………………………………………
1.1 kesimpulan……………………………………………..……………………………………………………………
1.2 saran………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………
Lampiran…………………………………………………………………………………………………………………………
Kata Pengantar : Dengan atas izin Tuhan yang maha esa dan atas kerja sama dari teman-teman
1 kelompok makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walau masih banyak yang harus sempurnakan
dalam makalah ini tetapi, berkat ketekunan dan kerja sama dari teman-teman sekelompok maka
penyelesaian makalah ini akhirnya dapat berjalan dengan baik dan kiranya dengan pembuatan makalah
ini teman-teman dan ibu dosen dapat memahami, isi dari makalah ini sekiranya teman-teman mau
memberi tahu apabila ada yang salah dalam makalah ini baik dari terdapatnya, kata yang kurang sopan
dalam makalah ini maupun mengandung sara atau sindiran dalam pembentukan makalah ini tanpa
memperpanjang waktu lagi makalah ini akan segera dibuat dan dicetak demikian pembuatan makalah
ini akan dibuat seadanya dan serapi mungkin akan menyusun kosa kata dalam makalah ini, mohon juga,
dukungan dari teman-teman dalam pembuatan makalah ini agar dapat berjalan dengan baik dan jauh
dari kendala atau error proses dalam pengiriman makalah ini nantinya semoga kelak makalah ini akan
memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi teman-teman dan juga menambah
wawasan bagi teman-teman sekalian saya juga berharap teman-teman dan ibu dosen bisa membaca
makalah ini dengan cermat dan teliti supaya ketika membaca bisa menyimpulkan isi dari makalah ini
demikian makalah ini akan segera dibuat dengan sepenuh hati dan dengan ketelitian yang jeli dimakalah
yang mungkin masih jauh dari kata sempurna ini sekian terima kasih banyak karena sudah mau baca
makalah ini dengan baik dan cermat semoga bisa menambah wawasan teman-teman dan ibu dosen.
Bab 1 :
Pendahuluan
Latar Belakang
Keamanan pangan menjadi persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap produksi pangan yang
beredar dipasaran. Menurut Undang-Undang Nomor 7/1996 keamanan pangan merupakan kondisi dan
upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
1 . Bagi masyarakat, makanan yang aman adalah makanan yang bersih, aman, dan tidak menyebabkan
penyakit
2 . Makanan yang tidak aman berdampak pada tingginya kasus keracunan yang disebabkan karena
makanan. Berdasarkan hasilsurvey badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(BPOM RI) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 60 Kejadian Luar biasa (KLB) keracunan
pangan. Kasus KLB yang disebabkan karena olahan dan pangan jasa boga yang terjadi di Indonesia
sebanyak 9 (15,25%)
kejadian.
3 . Di wilayah DIY berdasarkan laporan tahunan BPOM Daerah Istimewa Yogyakarta (BPOM DIY)
kasus keracunan di propinsi DIY yang diakibatkan karena makanan terdapat 47 kasus kejadian
4. Dalam studi baru asal Center for Science in the Public Interest (CSPI), para peneliti menganalisa kasus
10.408 keracunan makanan dari data Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat
(CDC) meliputi data kasus dari tahun 2002-2011, selama periode sembilan tahun tersebut para peneliti
menemukan lebih dari 1.610 keracunan terjadi di restoran yang menyebabkan lebih dari 28.000 orang
5. keracunan. Pada tahun 2014 terjadi keracunan makanan yang mengakibatkan tewasnya 2 orang
wisatawan asing di Bali yang diduga keracunan setelah mengkonsumsi makanan di warung makan khas
rendahnya sanitasi lingkungan, kurang mengerti pentingnya jaminan keamanan makanan bagi
konsumen, serta rendahnya hygiene sanitasi perorangan/penjamah2. Penjamah makanan menjadi salah
Rumusan masalah :
1. penyakit.
3. tempat kejadian.
5. keracunan .
A. Keamanan Pangan
Keamanan Pangan (Food Safety) menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Peraturan Menteri Kesehatan No.1096 Tahun.
2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan (Cleaning and Sanitation)
Ruang lingkup higiene dan sanitasi. menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.1096 Tahun 2011 tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi
terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman
dikonsumsi. Higiene dan sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara kebersihan individu.
Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan
piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan. Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau
merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli, mengurangi kerusakan makanan Tujuan utama dari penerapan aspek higiene
sanitasi kantin di perusahaan adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. b. Higiene
Makanan Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan higienis serta berguna
bila dimasukan ke dalam tubuh, dan makanan jadi adalah makanan yang telah diolah dan atau langsung
disajikan/dikonsumsi. Usaha untuk meminimalisasi dan menghasilkan kualitas makanan yang memenuhi
standar kesehatan, dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip sanitasi. Secara lebih terinci sanitasi
meliputi pengawasan mutu bahan makanan mentah, penyimpanan bahan, suplai air yang baik,
pencegahan kontaminasi makanan dari lingkungan, peralatan, dan pekerja, pada semua tahap proses.
Sanitasi makanan dapat diartikan pula sebagai upaya penghilangan semua faktor luar makanan yang
menyebabkan kontaminasi dari bahan makanan sampai dengan makanan siap saji. Tujuan dari sanitasi
makanan itu sendiri adalah mencegah kontaminasi bahan makanan dan makanan siap saji sehingga
aman dikonsumsi oleh manusia. Ada lima langkah berikut ini harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan
sanitasi makanan: Pertama adalah penggunaan alat pengambil makanan. Sentuhan tangan 8
merupakan penyebab yang paling umum terjadinya pencemaran makanan. Mikroorganisme yang
melekat pada tangan akan berpindah ke dalam makanan dan akan berkembang biak dalam makanan,
terutama dalam makanan jadi. Kedua adalah penjagaan makanan dari kemungkinan pencemaran.
Makanan atau bahan makanan harus disimpan di tempat yang tertutup dan terbungkus dengan baik
sehingga tidak memungkinkan terkena debu. Ketiga, penyediaan lemari es. Banyak bahan makanan
dan makanan jadi yang harus disimpan dalam lemari es agar tidak menjadi rusak atau busuk.
Keempat, pemanasan makanan yang harus dimakan dalam keadaan panas. Jika makanan menjadi
dingin mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Kelima, jangan menyimpan
makanan tidak terlalu lama. Jarak waktu penyimpanan makanan selama 3 atau 4 jam sudah cukup bagi
Higiene.
Sarana dan Peralatan Pemilihan peralatan yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan
Bahan yang digunakan untuk peralatan pengolahan pangan merupakan bahan yang tidak bereaksi
dengan bahan pangan. Pertimbangan kemudahan pembersihan peralatan tergantung pada konstruksi
alat tersebut. Beberapa persyaratan lain terkait sarana dan peralatan untuk pelaksanaan sanitasi
makanan antara lain sebagai berikut: Pertama, tersedia air bersih dalam jumlah yang mencukup
i kebutuhan dan memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan RI.Nomor 01/Birhukmas/I/1 975.
Kedua, alat pengangkut/roda/kereta makanan dan minuman harus tertutup sempurna, dibuat dari
2. Kontaminasi
Makanan Kontaminasi makanan merupakan terdapatnya bahan atau organisme berbahaya
dalam makanan secara tidak sengaja. Bahan atau organisme berbahaya tersebut disebur
kontaminan. Macam kontaminan yang sering ditemui dalam makanan dapat dibagi menjadi
pencemar bagi makanan adalah bakteri, fungi, parasit dan virus. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam pangan dapat bersifat fisik, kimia atau biologis
yang meliputi : 12
1) Faktor intrinsik, yaitu sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh bahan
2) Faktor ekstrinsik, yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan bahan pangan
seperti suhu, kelembapan, susunan gas di atmosfer.
4) Faktor pengolahan, yaitu terjadi karena perubahan mikroba awal akibat pengolahan bahan
(Nuraeni,2001).
b. Kontaminasi Kimiawi Kontaminasi kimiawi merupakan pencemaran atau kontaminasi pada
bahan makanan yang berasal dari berbagai macam bahan atau unsur kimia.
Berbagai jenis bahan dan unsur kimia berbahaya tersebut dapat berada dalam makanan melalui
beberapa cara, antara lain :
1) Terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakkan untuk mengolah makanan sehingga
zat kimia dalam pelapis dapat terlarut.
3) Sisa antibiotik, pupuk, insektisida, pestisida atau herbisida pada tanaman atau hewan.
4) Bahan pembersih atau sanitaiser kimia pada perlatan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Penyalahgunaan produk atau bahan tertentu yang tidak sesuai dengan peruntukannya sering sekali
terjadi di negeri tercinta Indonesia ini. Namun sering kali pula upaya mengatasinya lebih-lebih untuk
mencegahnya sangat terlambat. Lama kelamaan masyarakat pun cenderung menjadi terbiasa dengan
kondisi seperti itu yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi bersikap apatis terhadap berbagai
Kondisi itu pula lah yang kurang lebih terjadi pada kasus penyalahgunaan formalin yang sempat mencuat
ke permukaan dalam beberapa waktu terakhir ini. Formalin yang banyak digunakan sebagai bahan
pengawet mayat ini ternyata banyak juga digunakan dalam berbagai produk makanan sebagai bahan
pengawet. Namun yang lebih menyesakkan lagi, produk yang tergolong sebagai bahan berbahaya atau
B2 ini ternyata sudah puluhan tahun lamanya digunakan kalangan produsen makanan, khusus-nya
industri kecil dan menengah di tanah air sebagai bahan pengawet makanan. Secara teknis, formalin
(No. HS 2912.11.00.00) merupakan larutan yang tidak berwarna dengan bau yang sangat tajam. Di
dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehyde dalam air sebagai pelarut. Biasanya di dalam
formalin juga terdapat bahan tambahan berupa methanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin
dikenal luas, sebagai bahan antimikrobial atau pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan
dalam industri. Formalin biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman sehingga banyak digunakan
pada produk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan serangga lainnya,
bahan pembuatan sutera buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak, bahan pembuat
parfum, bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku, bahan pencegah korosi untuk su-
mur minyak, bahan untuk insulasi busa, bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
Dalam dunia fotografi formalin juga digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
Sementara itu, dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%) formalin juga digunakan sebagai
pengawet berbagai barang konsumen seperti pembersih keperluan rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan pembersih karpet. Kasus penggunaan formalin
sebagai bahan pengawet makanan muncul ke permukaan dan menjadi isu yang sangat menghebohkan
masyarakat setelah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merilis hasil pemeriksaannya
terhadap berbagai jenis makanan yang beredar di masyarakat beberapa bulan lalu. Produk-produk
makanan tersebut terbukti mengandung bahan pengawet formalin setelah diuji di laboratorium BPOM
beberapa waktu lalu telah dirumuskan beberapa langkah untuk menyelesaikan masalah
penyalahgunaan formalin ini.
Salah satu tim itu adalah tim pengawasan produksi dan peredaran di bawah koordinasi Menteri
Perdagangan.
“Untuk mengatasi masalah ini pemerintah akan mengeluarkan ketentuan dan peraturan mengenai
peredaran dan pengawasan formalin, baik itu produksi dalam negeri maupun impor.
Mudah-mudahan nanti khususnya menyangkut peredaran tidak akan segampang seperti selama ini.
Sekarang sedang dirumuskan skimnya. Peraturan yang akan dikeluarkan setidaknya oleh Mendag atau
akan di-take over oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.
Bentuk ketentuannya peraturan menteri,” kata Fahmi. Formalin digunakan dalam berbagai proses
produksi pada bermacammacam industri, baik sebagai bahan penolong maupun sebagai bahan baku.
Masalahnya ketika formalin digunakan pada industri makanan secara tidak terkontrol dan memang
terlarang karena dalam ketentuannya formalin tidak boleh digunakan pada bahan makanan. Seluruh
aparat pemerintah telah sepakat untuk secara bersamasama mencegah terjadinya penyalahgunaan ini.
Menurut Fahmi, sampai saat ini. belum ditemukan adanya penyalahgunaan formalin oleh industri
makanan skala besar.
Sebab berdasarkan hasil pengujian BPOM di lapangan, baru produk-produk UKM yang berdasarkan hasil
uji sampling terbukti positif mengandung formalin.
Bab 3
Penutup
Kesimpulan : penyalahgunaan formalin seringkali terjadi pada setiap penggunaan dalam mengolah
makanan padahal sebenarnya penggunaan formalin sangat berbahaya bagi tubuh dan tak layak untuk
dikomsumsi namun ada aja pedagang nakal yang memanfaatkan penggunaan formalin hanya untuk cari
untung yang lebih besar pada intinya formalin sangatlah berbahaya untuk dikonsumsi tubuh.
Saran : jika ada dari teman-teman dan ibu dosen yang kurang paham dengan penulisan dari makalah ini,
kami mohon banget sarannya agar demi terciptanya makalah yang sempurna sekian terima kasih.
Daftar Pustaka