Anda di halaman 1dari 12

Makalah isu kebijakan kesehatan

Materi : keamanan makanan dan isu penggunaan formalin dan bahan berbahaya lainnya

Dosen pengampu : gusrianti m.kes, s.k.m

Disusun oleh kelompok,5 dengan beranggotakan sebagai berikut :

1. Gabriel(1913201091)

2. gina uul zalika(1913201055)

3. laura ayu lianti ( 913202060)

4. putri atiqa nengsih(1913201104)

5. putri nuryanti (1913201071)

6. niken putri jelita(1913201027)

7.kori putri zaima (1913201017)


Daftar isi :

1. Kata pengantar……………………………………………………………………………………………………..

Bab 1 pendahuluan…………………………………………………………………………………………………….

1.1 latar belakang………………………………………………………………………………………………………

1.2 rumusan masalah……………………………………………………………………………………………….

1.3 tujuan………………………………………………………………………………………………………………..

Bab 2 pembahasan………………………………………………………………………………………………….

1.1 kemanan makanan…………………………………………………………………………

1.2 isu penggunaan formalin…………………………………………………………………………………..

1.3 bahan berbahaya lainnya………………………………………………………………………………….

Bab 3 penutup……………………………………………………………………………………………………………

1.1 kesimpulan……………………………………………..……………………………………………………………

1.2 saran………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………

Lampiran…………………………………………………………………………………………………………………………
Kata Pengantar : Dengan atas izin Tuhan yang maha esa dan atas kerja sama dari teman-teman

1 kelompok makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walau masih banyak yang harus sempurnakan

dalam makalah ini tetapi, berkat ketekunan dan kerja sama dari teman-teman sekelompok maka

penyelesaian makalah ini akhirnya dapat berjalan dengan baik dan kiranya dengan pembuatan makalah

ini teman-teman dan ibu dosen dapat memahami, isi dari makalah ini sekiranya teman-teman mau

memberi tahu apabila ada yang salah dalam makalah ini baik dari terdapatnya, kata yang kurang sopan

dalam makalah ini maupun mengandung sara atau sindiran dalam pembentukan makalah ini tanpa

memperpanjang waktu lagi makalah ini akan segera dibuat dan dicetak demikian pembuatan makalah

ini akan dibuat seadanya dan serapi mungkin akan menyusun kosa kata dalam makalah ini, mohon juga,

dukungan dari teman-teman dalam pembuatan makalah ini agar dapat berjalan dengan baik dan jauh

dari kendala atau error proses dalam pengiriman makalah ini nantinya semoga kelak makalah ini akan

memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi teman-teman dan juga menambah

wawasan bagi teman-teman sekalian saya juga berharap teman-teman dan ibu dosen bisa membaca

makalah ini dengan cermat dan teliti supaya ketika membaca bisa menyimpulkan isi dari makalah ini

demikian makalah ini akan segera dibuat dengan sepenuh hati dan dengan ketelitian yang jeli dimakalah

yang mungkin masih jauh dari kata sempurna ini sekian terima kasih banyak karena sudah mau baca

makalah ini dengan baik dan cermat semoga bisa menambah wawasan teman-teman dan ibu dosen.
Bab 1 :

Pendahuluan

Latar Belakang

Keamanan pangan menjadi persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap produksi pangan yang

beredar dipasaran. Menurut Undang-Undang Nomor 7/1996 keamanan pangan merupakan kondisi dan

upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang

menggangu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia

1 . Bagi masyarakat, makanan yang aman adalah makanan yang bersih, aman, dan tidak menyebabkan
penyakit

2 . Makanan yang tidak aman berdampak pada tingginya kasus keracunan yang disebabkan karena

makanan. Berdasarkan hasilsurvey badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

(BPOM RI) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 60 Kejadian Luar biasa (KLB) keracunan

pangan. Kasus KLB yang disebabkan karena olahan dan pangan jasa boga yang terjadi di Indonesia

sebanyak 9 (15,25%)

kejadian.

3 . Di wilayah DIY berdasarkan laporan tahunan BPOM Daerah Istimewa Yogyakarta (BPOM DIY)

kasus keracunan di propinsi DIY yang diakibatkan karena makanan terdapat 47 kasus kejadian

4. Dalam studi baru asal Center for Science in the Public Interest (CSPI), para peneliti menganalisa kasus

10.408 keracunan makanan dari data Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat

(CDC) meliputi data kasus dari tahun 2002-2011, selama periode sembilan tahun tersebut para peneliti

menemukan lebih dari 1.610 keracunan terjadi di restoran yang menyebabkan lebih dari 28.000 orang

5. keracunan. Pada tahun 2014 terjadi keracunan makanan yang mengakibatkan tewasnya 2 orang

wisatawan asing di Bali yang diduga keracunan setelah mengkonsumsi makanan di warung makan khas

bali di daerah Ubud.

6. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keracunan makanan, terutama pada


proses penyelenggaraan makan. Beberapa diantaranya adalah, rendahnya sanitasi peralatan,

rendahnya sanitasi lingkungan, kurang mengerti pentingnya jaminan keamanan makanan bagi

konsumen, serta rendahnya hygiene sanitasi perorangan/penjamah2. Penjamah makanan menjadi salah

satu faktor yang berperan besar dalam produksi makanan.

Rumusan masalah :

1. penyakit.

2. makanan yang tidak aman.

3. tempat kejadian.

4. presentase orang yang keracunan makanan.

5. keracunan .

6. factor penyebab terjadinya keracunan makanan.

7. rendahnya sanitasi peralatan.

8. kasus (KLB) yang paling banyak terjadi.

9. Factor yang berperan besar dalam produksi makanan.

10. Kurangnya perhatian terhadap proses pembuatan makanan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keamanan Pangan

Keamanan Pangan (Food Safety) menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Peraturan Menteri Kesehatan No.1096 Tahun.

2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan (Cleaning and Sanitation)

Ruang lingkup higiene dan sanitasi. menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.1096 Tahun 2011 tentang

Higiene Sanitasi Jasaboga adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi

terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman

dikonsumsi. Higiene dan sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara kebersihan individu.

Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan

piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara

keseluruhan. Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan

tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau

merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,

penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk dikonsumsikan

kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan

kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan

merugikan pembeli, mengurangi kerusakan makanan Tujuan utama dari penerapan aspek higiene

sanitasi kantin di perusahaan adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. b. Higiene

Makanan Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan higienis serta berguna

bila dimasukan ke dalam tubuh, dan makanan jadi adalah makanan yang telah diolah dan atau langsung
disajikan/dikonsumsi. Usaha untuk meminimalisasi dan menghasilkan kualitas makanan yang memenuhi

standar kesehatan, dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip sanitasi. Secara lebih terinci sanitasi

meliputi pengawasan mutu bahan makanan mentah, penyimpanan bahan, suplai air yang baik,

pencegahan kontaminasi makanan dari lingkungan, peralatan, dan pekerja, pada semua tahap proses.

Sanitasi makanan dapat diartikan pula sebagai upaya penghilangan semua faktor luar makanan yang

menyebabkan kontaminasi dari bahan makanan sampai dengan makanan siap saji. Tujuan dari sanitasi

makanan itu sendiri adalah mencegah kontaminasi bahan makanan dan makanan siap saji sehingga

aman dikonsumsi oleh manusia. Ada lima langkah berikut ini harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan

sanitasi makanan: Pertama adalah penggunaan alat pengambil makanan. Sentuhan tangan 8

merupakan penyebab yang paling umum terjadinya pencemaran makanan. Mikroorganisme yang

melekat pada tangan akan berpindah ke dalam makanan dan akan berkembang biak dalam makanan,

terutama dalam makanan jadi. Kedua adalah penjagaan makanan dari kemungkinan pencemaran.

Makanan atau bahan makanan harus disimpan di tempat yang tertutup dan terbungkus dengan baik

sehingga tidak memungkinkan terkena debu. Ketiga, penyediaan lemari es. Banyak bahan makanan

dan makanan jadi yang harus disimpan dalam lemari es agar tidak menjadi rusak atau busuk.

Keempat, pemanasan makanan yang harus dimakan dalam keadaan panas. Jika makanan menjadi

dingin mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Kelima, jangan menyimpan

makanan tidak terlalu lama. Jarak waktu penyimpanan makanan selama 3 atau 4 jam sudah cukup bagi

berbagai bakteri untuk berkembang.

Higiene.

Sarana dan Peralatan Pemilihan peralatan yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan

mempertimbangkan bahan yang digunakan dan kemudahan pembersihan.

Bahan yang digunakan untuk peralatan pengolahan pangan merupakan bahan yang tidak bereaksi

dengan bahan pangan. Pertimbangan kemudahan pembersihan peralatan tergantung pada konstruksi

alat tersebut. Beberapa persyaratan lain terkait sarana dan peralatan untuk pelaksanaan sanitasi
makanan antara lain sebagai berikut: Pertama, tersedia air bersih dalam jumlah yang mencukup

i kebutuhan dan memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan RI.Nomor 01/Birhukmas/I/1 975.

Kedua, alat pengangkut/roda/kereta makanan dan minuman harus tertutup sempurna, dibuat dari

bahan kedap air, permukaannya halus dan mudah dibersihkan.

2. Kontaminasi
Makanan Kontaminasi makanan merupakan terdapatnya bahan atau organisme berbahaya

dalam makanan secara tidak sengaja. Bahan atau organisme berbahaya tersebut disebur

kontaminan. Macam kontaminan yang sering ditemui dalam makanan dapat dibagi menjadi

yaitu : a. Kontaminan Biologis Kontaminan biologis merupakan mikroorganisme hidup yang

menimbulkan kontaminasi dalam makanan. Jenis mikroorganisme yang sering menjadi

pencemar bagi makanan adalah bakteri, fungi, parasit dan virus. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam pangan dapat bersifat fisik, kimia atau biologis

yang meliputi : 12
1) Faktor intrinsik, yaitu sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh bahan

pangan tersebut seperti kandungan nutrisi, pH, dan senyawa mikroba.

2) Faktor ekstrinsik, yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan bahan pangan
seperti suhu, kelembapan, susunan gas di atmosfer.

3) Faktor implisit, yaitu sifat-sifat yang dimilikioleh mikroba itu sendiri.

4) Faktor pengolahan, yaitu terjadi karena perubahan mikroba awal akibat pengolahan bahan

pangan misalnya pemanasan, pendinginan, radiasi dan penambahan bahan pengawet

(Nuraeni,2001).
b. Kontaminasi Kimiawi Kontaminasi kimiawi merupakan pencemaran atau kontaminasi pada
bahan makanan yang berasal dari berbagai macam bahan atau unsur kimia.

Berbagai jenis bahan dan unsur kimia berbahaya tersebut dapat berada dalam makanan melalui
beberapa cara, antara lain :
1) Terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakkan untuk mengolah makanan sehingga
zat kimia dalam pelapis dapat terlarut.

2) Logam yang terakumulasi pada produk perairan.

3) Sisa antibiotik, pupuk, insektisida, pestisida atau herbisida pada tanaman atau hewan.

4) Bahan pembersih atau sanitaiser kimia pada perlatan pengolahan makanan yang tidak bersih.

Isu penggunaan Formalin

Penyalahgunaan produk atau bahan tertentu yang tidak sesuai dengan peruntukannya sering sekali

terjadi di negeri tercinta Indonesia ini. Namun sering kali pula upaya mengatasinya lebih-lebih untuk

mencegahnya sangat terlambat. Lama kelamaan masyarakat pun cenderung menjadi terbiasa dengan

kondisi seperti itu yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi bersikap apatis terhadap berbagai

fenomena yang terjadi.

Kondisi itu pula lah yang kurang lebih terjadi pada kasus penyalahgunaan formalin yang sempat mencuat

ke permukaan dalam beberapa waktu terakhir ini. Formalin yang banyak digunakan sebagai bahan

pengawet mayat ini ternyata banyak juga digunakan dalam berbagai produk makanan sebagai bahan

pengawet. Namun yang lebih menyesakkan lagi, produk yang tergolong sebagai bahan berbahaya atau

B2 ini ternyata sudah puluhan tahun lamanya digunakan kalangan produsen makanan, khusus-nya

industri kecil dan menengah di tanah air sebagai bahan pengawet makanan. Secara teknis, formalin

(No. HS 2912.11.00.00) merupakan larutan yang tidak berwarna dengan bau yang sangat tajam. Di

dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehyde dalam air sebagai pelarut. Biasanya di dalam

formalin juga terdapat bahan tambahan berupa methanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin

dikenal luas, sebagai bahan antimikrobial atau pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan

dalam industri. Formalin biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman sehingga banyak digunakan

pada produk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian, pembasmi lalat dan serangga lainnya,

bahan pembuatan sutera buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak, bahan pembuat

parfum, bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku, bahan pencegah korosi untuk su-
mur minyak, bahan untuk insulasi busa, bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).

Dalam dunia fotografi formalin juga digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.

Sementara itu, dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%) formalin juga digunakan sebagai

pengawet berbagai barang konsumen seperti pembersih keperluan rumah tangga, cairan pencuci piring,

pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan pembersih karpet. Kasus penggunaan formalin

sebagai bahan pengawet makanan muncul ke permukaan dan menjadi isu yang sangat menghebohkan

masyarakat setelah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merilis hasil pemeriksaannya

terhadap berbagai jenis makanan yang beredar di masyarakat beberapa bulan lalu. Produk-produk

makanan tersebut terbukti mengandung bahan pengawet formalin setelah diuji di laboratorium BPOM

beberapa waktu lalu telah dirumuskan beberapa langkah untuk menyelesaikan masalah
penyalahgunaan formalin ini.

Pelaksanaan langkah-langkah kongkritnya dilakukan melalui tim yang dibentuk pemerintah.

Salah satu tim itu adalah tim pengawasan produksi dan peredaran di bawah koordinasi Menteri
Perdagangan.

“Untuk mengatasi masalah ini pemerintah akan mengeluarkan ketentuan dan peraturan mengenai
peredaran dan pengawasan formalin, baik itu produksi dalam negeri maupun impor.

Mudah-mudahan nanti khususnya menyangkut peredaran tidak akan segampang seperti selama ini.

Sekarang sedang dirumuskan skimnya. Peraturan yang akan dikeluarkan setidaknya oleh Mendag atau
akan di-take over oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Bentuk ketentuannya peraturan menteri,” kata Fahmi. Formalin digunakan dalam berbagai proses

produksi pada bermacammacam industri, baik sebagai bahan penolong maupun sebagai bahan baku.

Masalahnya ketika formalin digunakan pada industri makanan secara tidak terkontrol dan memang

terlarang karena dalam ketentuannya formalin tidak boleh digunakan pada bahan makanan. Seluruh

aparat pemerintah telah sepakat untuk secara bersamasama mencegah terjadinya penyalahgunaan ini.

Menurut Fahmi, sampai saat ini. belum ditemukan adanya penyalahgunaan formalin oleh industri
makanan skala besar.

Sebab berdasarkan hasil pengujian BPOM di lapangan, baru produk-produk UKM yang berdasarkan hasil
uji sampling terbukti positif mengandung formalin.
Bab 3

Penutup

Kesimpulan : penyalahgunaan formalin seringkali terjadi pada setiap penggunaan dalam mengolah

makanan padahal sebenarnya penggunaan formalin sangat berbahaya bagi tubuh dan tak layak untuk

dikomsumsi namun ada aja pedagang nakal yang memanfaatkan penggunaan formalin hanya untuk cari

untung yang lebih besar pada intinya formalin sangatlah berbahaya untuk dikonsumsi tubuh.

Saran : jika ada dari teman-teman dan ibu dosen yang kurang paham dengan penulisan dari makalah ini,

kami mohon banget sarannya agar demi terciptanya makalah yang sempurna sekian terima kasih.
Daftar Pustaka

Lampiran : Foto Kerja Kelompok :

Sumber refensi : file:///C:/Users/PC/Downloads/2006051%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai