Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HYGENE PERSONAL DAN SANITASI MAKANAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dosen Pengampu:
Dr. Nunung Nurjanah, M.Kes

KELOMPOK 6:
DIMAS ROFIQ AHMAD RAMADHANI (230543609643)
ISYE AISYAH (230543600705)
NADHIFA HADIANA (230543611080)
SYARAFINA RAHADIN (230543607716)

PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan
rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “HYGENE
PERSONAL DAN SANITASI MAKANAN”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr. Nunung Nurjannah, M.Kes.
Penulis juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada
penulisan makalah ini, Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu,
penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan penulisan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar
bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Malang, 6 Oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………….4
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………...4
BAB II HYGIENE PERSONAL
2.1 Pengertian Hygiene Personal…………………………………………………………....5
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Hygiene Personal…………………………………………5
2.3 Jenis Hygiene Personal………………………………………………………………….6
2.4 Tujuan Hygiene Personal………………………………………………………………..7
2.5 Dampak Yang Sering Timbul Dari Permasalahan Hygiene Personal…………………..8
2.6 Syarat Hygiene Personal………………………………………………………………...8
BAB III SANITASI MAKANAN
3.1 Pengertian Sanitasi Makanan……………………………………………………..……..9
3.2 Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan Masyarakat……………………………..……9
3.3 Kontaminasi Makanan………………………………………………………………....10
3.4 Infeksi Penyakit Pada Makanan………………………………………………………..11
3.5 Sumber Cemaran Makanan………………………………………………………….....13
3.6 Contoh Kasus…………………………………………………………………………..14
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...16

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi Kesehatan dan psikis seseorang. Jika
seseorang sakit biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
menerus dapat mempengaruhi Kesehatan secara umum.
Hygne personal merupakan upaya seseorang dalam memlihara kebersihan dan kesehatannya.
Kebersihan diri atau hygne personal merupakan sesuatu yang sangat penting karena termasuk
dalam pencegahan primer yang spesifik, serta dapat mempengaruhi kesehatan. Hygne personal
merupakan kebersihan dan Kesehatan seseorang individu yang memiliki tujuan mencegah
munculnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain baik secara fisik maupun psikologis. Hygne
personal yang kurang baik pada anak sekolah masih merupakan masalah yang sering muncul.
Salah satu penyakit yang sering didapati masyarakat saat ini adalah diare, terlebih pada anak-
anak.
Makanan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Makanan yang diproduksi harus
makanan yang terjamin keamanannya. Makanan yang terkontaminasi dapat mengakibatkan
keracunan makanan. Sanitasi merupakan upaya untuk memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dan kontaminasi berbahaya seperti, penyediaan air bersih untuk mencuci tangan dan
memasak, penyediaan tempat sampah.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam sanitasi makanan adalah dimulai dari
penyimpanan makanan matang, distribusi makanan, dan penyajian makanan.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkanlatar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan hygine personal?
2. Faktor apa yang mempengaruhi hygine personal?
3. Apa saja saja jenis-jenis hygine personal?
4. Apa tujuan dari hygine personal?
5. Apa dampak yang sering timbul dari permasalahan hygine personal?
6. Apa syarat menjadi personal hygiene?
7. Apa yang dimaksud sanitasi makanan?
8. Apa pengaruh makanan terhadap Kesehatan masyarakat?
9. Bagaimana terjadinya kontaminasi makanan?
10. Penyakit apa yang disebabkan oleh makanan?
11. Apa yang menjadi sumber pencemaran makanan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu hygine personal
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi hygine personal
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hygine personal
4. Untuk mengetahui tujuan dari hygine personal
5. Untuk mengetahui dampak yang sering timbul dari permasalahan hygine personal
6. Untuk mengetahui syarat menjadi personal hygiene
7. Untuk mengetahui apa itu sanitasi makanan
8. Untuk mengetahui pengaruh makanan terhadap kesehatan masyarakat
9. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya kontaminasi makanan
10. Untuk mengetahui infeksi penyakit pada makanan
11. Untuk mengetahui sumber pencemaran makanan

4
BAB II
HYGIENE PERSONAL
2.1 Pengertian Hygiene Personal
Personal artinya perorangan dan hygiene artinya sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan Kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Kebersihan diri atau personal hygiene harus senantiasa dijaga setiap saat, sebagai manusia
kita harus selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar terhindar dari
berbagai macam penyakit. Kebersihan diri bersifat individual, tergantung kebiasaan sehari-hari.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap kesadaran kebersihan diri di antaranya; kebudayaan,
lingkungan sosial, dan persepsi orang terhadap kesadaran kebersihan diri.
Pemeliharaan hygiene personal diperlukan untuk kenyamanan, keamanan, dan kesehatan
individu itu sendiri. Manusia merupakan sumber utama pencemaran pangan melalui tangan,
nafas, rambut, dan keringat yang dapat mencemari pangan.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Hygiene Personal


Menurut Ambarwati dan Sunarsih (2005) dan Depkes (2000) menyatakan bahwa personal
hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Citra tubuh (body image).
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan citra tubuh individu. Citra tubuh ini
dapat berubah misalnya oleh karena pembedahan atau penyakit fisik.
b. Praktik sosial
Praktik sosial memengaruhi kebersihan diri seseorang, salah satunya kebiasaan keluarga. Anak-
anak prasekolah sedang mengalami perkembangan sosial dan mengikuti pola kebersihan yang
sama dengan orang tua sebagai sosok figurnya (Puspita et al., 2017).
c. Status sosial ekonomi
Status ekonomi setiap individu memengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan seseorang
karena dalam praktiknya personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasti gigi,
sampo, dan alat lainnya, alat-alat tersebut tentu saja memerlukan uang untuk menyediakan alat
tersebut.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Meskipun demikian, jika hanya berpedoman pada pengetahuan saja tidak akan cukup
dan seseorang harus memiliki motivasi dalam dirinya untuk merawat kebersihan diri.
Berdasarkan temuan dalam penelitian menyatakan bahwa pengetahuan sangat berperan dan

5
berpengaruh terhadap perilaku personal hygiene, karena pengetahuan merupakan domain yang
penting untuk terbentuknya tindakan/perilaku. Dengan demikian untuk mendapatkan
pengetahuan yang baik terkait dengan perilaku perlu adanya pendidikan sebagai upaya untuk
menambah pemahaman (Avrilinda, 2016).
e. Kebudayaan
Latar belakang budaya atau kepercayaan kebudayaan memengaruhi personal hygiene. Seseorang
dari latar budaya yang berbeda akan mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Misalnya,
jika individu sedang sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan dan kondisi fisik
Setiap individu memiliki kebiasaan untuk ingin mandi dan pilihan kapan untuk mandi, bercukur
dan melakukan perawatan lainnya. Kondisi fisik seseorang akan memengaruhi personal hygiene.

2.3 Jenis Hygiene Personal


1. Kebersihan tangan, kaki dan kuku
Mencuci tangan merupakan proses membuang nya kotoran dari kulit tangan kita
menggunakan air bersih dan sabun ,sehingga dapat mengurangi mikroorganisme di
tangan.Kebersihan tangan sangat perlu dijaga dengan cara sering-sering mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Menjaga kebersihan kaki dapat dilakukan
dengan cara menggunakan alas kaki yang nyaman dan aman,mencuci kaki setelah
beraktifitas dan sebelum tidur.Kebersihan kuku juga harus di jaga, agar kuman tidak
masuk melalui kuku.Maka penting untuk memotong kuku tiap minggu sekali atau ketika
merasa Panjang.

2. Kebersihan rambut
Kebersihan rambut dapat dijaga dengan mencuci secara teratur ,paling sedikit 2-3 hari
seklai atau saat kotor,mencuci menggunakan shampoo atau conditioner, dan dapat
menggunakan vitamin rambut.

3. Kebersihan gigi dan mulut


Menjaga kebersihan mulut dan gigi merupakan hal yang harus dijaga, oleh karena itu
harus di latih dari kecil sehingga akan menjadi kebiasaan yang baik hingga dewasa.
Membersihkan gigi dan mulut menggunakan pasta gigi minimal dua kali sehari, pagi hari
dan malam hari sebelum tidur.

4. Kebersihan mata Dalam menjaga kesehatan dan kebersihan mata dapat dilakukan dengan
cara mengusap kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut mata bagian
luar mata mengunakan kain yang lembut dan bersih serta selalu melindungi mata dari
kemasukan debu dan kotoran.

5. Kebersihan hidung
6
Dalam menjaga kebersihan hidung dapat dilakukan dengan menggunakan kapas, sapu
tangan atau tisu yang bersih dengan cara mengangkat sekresi hidung secara lembut.

6. Kebersihan telinga
Menjaga kebersihan telinga dapat dilakukan secara rutin sekitar 1-2x dalam seminggu,
saat membersikah tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam.

7. Kebersihan kulit
Untuk menjaga kulit kita dapat dilakukan dengan cara mandi dan memakai baju yang
bersih. Mandi menggunakan air bersih dan sabun mandi, mandi paling sedikit dua kali
sehari.

8. Kebersihan genetalia
Membersihkan bagian genetalia adalah suatu Tindakan untuk mencegah terjadinya
infeksi ataupun jamur yang menempel pada bagian genetalia. Upaya genetalia tetap
bersih, dan juga meningkatkan kenyamanan adan kebersihannya. Kebersihan genetalia
dapat dilakukan saat mandi, setelah buang air besar dan setelah buang air kecil,cara
membersikah nya yaitu:

a) Setelah BAB (Buang Air Besar)


Membersihkan bab dengan cebok menggunakan sabun dan air yang bersih, dari
arah depan ke belakang.
b) Setelah BAK (Buang Air Kecil)
- Untuk laki laki bersihkan ujung penis dan area di dalam kulit kulup secara
lembut dengan air yang bersih tanpa menggunakan sabun, karena sisa air
kencing yang menempel bisa menjadi sarang kuman.
- Untuk perempuan bersihkan bagian luar vagina dengan air bersih, karena
bagian dalam vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan sendiri.
Mencuci bagian depan ke belakang adalah prinsip yang juga harus diajarkan.
Cara ini untuk mencegah kuman dari dubur masuk ke dalam vagina.

2.4 Tujuan Hygiene Personal


Secara umum tujuan Hygiene Personal adalah usaha untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Seseorang dapat dikatakan memiliki
personal hygiene yang baik apabila dapat menjaga kebersihan tubuhny sepanjang hari meliputi
kebersihan kulit, gigi, genetalia, serta dapat menjaga kebersihan dan kerapihan pakaiannya.
Sedeangkan tujuan khusus dari Hygiene Personal adalah:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang baik
d. Mencegah penyakit

7
e. Menciptakan keindahan
f. Meningkatkan rasa percaya diri

2.5 Dampak yang Sering Timbul dari Permasalahan Hygiene Personal


Dampak yang sering muncul pada hygne personal adalah
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan diri dengan baik. Gangguan kesehatan fisik yang sering muncul seperti kulit
menjadi kering dan kemerahan, kuku yang panjang dapat mengakibatkan luka pada
bagian tubuh yang lain, rambut menjadi kering, kusut dan kotor, bau mulut tidak sedap
dan bibir pecah-pecah.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubunngan dengan hygne personal adalah memiliki rasa kurang
percaya diri dan tidak nyaman akibat penampilan dan kebersihan diri yang kurang,
merasa taakut, dan sulit berinteraksi kepada orang lain.

2.6 Syarat Hygiene Personal


Seseorang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan, sampai dengan penyajian biasa
disebut dengan “penjamah makanan” (Food Handler). Menurut FAO (2001) tenaga penjamah
makanan adalah setiap orang yang secara langsung menangani makanan baik yang dikemas
maupun tidak, menangani peralatan makanan atau yang melakukan kontak langsung dengan
permukaan makanan.
Syarat utama pengolah makanan adalah memiliki kesehatan yang baik. Pekerja
disarankan untuk melakukan tes kesehatan, terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada
untuk melihat kesehatan paruparu dan saluran pernapasannya. Tes kesehatan sebaiknya
dilakukan setiap 6 bulan sekali, terutama bagi pengolah makanan di dapur.
Tenaga kerja yang dipekerjakan pada usaha jasa boga harus berbadan sehat, tidak
mengidap penyakit menular. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan.
Karyawan yang sakit tidak diperkenankan untuk menyentuk makana, peralatan, atau fasilitas lain
yang digunakan untuk proses, penyiapan, dan penyajian makanan. Jika karyawan sakit, maka
potensinya sebagai sumber pencemar menjadi meningkat drastis.

BAB III

8
SANITASI MAKANAN
3.1 Pengertian Sanitasi Makanann
Asal-usul kata "sanitasi" berasal dari bahasa Latin "sanitas," yang artinya kesehatan.
Penggunaan kata ini berkaitan erat dengan industri makanan, di mana sanitasi mencakup
penciptaan dan pemeliharaan kebersihan serta kondisi kesehatan. Sanitasi bertujuan mencegah
penyakit, fokusnya pada kesehatan lingkungan, dan sangat penting dalam mencegah kontaminasi
makanan serta racun yang dapat disebabkan oleh zat aditif. Penerapan langkah-langkah sanitasi
menjadi kunci untuk menjaga keamanan pangan.
Ketidak patuhan dalam pengawasan kebersihan berkontribusi pada peningkatan kasus
penyakit yang disebabkan oleh keracunan makanan, sebagaimana diungkapkan oleh Marriot dan
Norman (1985). Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2004 mendefinisikan sanitasi
sebagai upaya kesehatan yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi kebersihan lingkungan.
Contohnya termasuk penyediaan air bersih untuk mencuci tangan dan penyediaan tempat sampah
guna mencegah pembuangan sampah sembarangan.
Sanitasi makanan merupakan bagian integral dari usaha pencegahan yang memfokuskan
kegiatan dan tindakan untuk memastikan bahwa makanan dan minuman bebas dari potensi
bahaya yang dapat membahayakan kesehatan. Proses sanitasi dimulai sebelum makanan
diproduksi, melalui tahap pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, hingga pada saat makanan
dan minuman siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat atau konsumen. Tujuan utama sanitasi
adalah untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah timbulnya penyakit pada
konsumen, menghindari penjualan makanan yang dapat merugikan pembeli, serta mengurangi
kerusakan atau pemborosan makanan.
Sanitasi makanan juga dapat didefinisikan sebagai langkah pencegahan terhadap potensi
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme pembusukan dan patogen dalam makanan
yang dapat merusaknya dan membahayakan kesehatan manusia. Upaya-upaya sanitasi makanan
bertujuan untuk memastikan kebersihan dan keamanan makanan, sehingga tidak menimbulkan
risiko keracunan atau penyakit pada manusia.

3.2 Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan Masyarakat


Makanan sehat adalah makanan yang mengandung nutrisi yang membuat tubuh kita
sehat, memiliki energi, dan juga memberikan rasa kenyang saat mengkonsumsi makanan
tersebut. Makanan dikategorikan sebagai makanan sehat apabila dalam makanan tersebut
terkandung unsur-unsur zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, tidak mengandung bibit penyakit
dan racun. Pendapat lain dari Nuraini (2007:14) makanan yang sehat adalah makanan yang
mempunyai nilai gizi yang cukup seimbang, serta tidak mengandung unsur yang dapat
membahayakan atau merusak kesehatan. Kebiasaan makan yang baik dan benar pada setiap
individu dapat mengacu pada tumpeng gizi. Garis besar pesan-pesan dari gizi seimbang seperti
yang di jelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI yaitu: “makanlah makanan yang beraneka

9
ragam, yaitu mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan serat makanan
dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok”.
Selain makanan sehat, ada juga makanan yang tidak baik untuk tubuh. Alasannya adalah
karena makanan tersebut mengandung zat-zat yang tidak diperlukan tubuh, bahkan karena gizi
yang tidak seimbang. Makanan tersebut biasanya makanan yang diproduksi dengan
membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama. Jenis makanan seperti itu biasanya terdapat pada
makanan cepat saji, junk food, dan jajanan sembarangan. Makanan cepat saji bila dikonsumsi
berlebih akan mengganngu kesehatan bahkan bisa menyebabkan penyakit ringan maupun berat
yang berujung pada kematian.

3.3 Kontaminasi Makanan

Makanan yang tidak diolah, tidak dikemas dan tidak disimpan dengan baik merupakan
media untuk dapat berkembang biaknya mikroba berupa bakteri, virus, zat mikroorganisme
merugikan. Kemungkinan lain dari pencemaran terhadap makanan yang dapat terjadi yaitu
masuknya bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, residu pestisda serta bahan lainnya antara
lain debu, tanah, keringat, rambut manusia dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Selain
itu pencemaran makanan dapat terjadi oleh karena vektor seperti tikus, lalat dan lainnya yang
membawa mikroorganisme penyakit yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Salah satu bakteri sering dijadikan indikator terjadinya pencemaran makanan adalah
Esherichia coli atau yang lebih dikenal dengan E.coli. Bakteribakteri indikator sanitasi umumnya
adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Koliform dapat dibedakan
menjadi dua grup, yaitu koliform fekal misalnya Escherichia coli dan koliform non fekal
misalnya Enterobacter aerogenes. Bakteri E.coli dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti
penyakit diare apabila masuk ke saluran pencernaan, baik melalui minuman maupun makanan.
Dalam rangka mendapatkan makanan yang memiliki kualitas dan mutu yang bai serta bergizi
maka hrus memperhatikan pemilihan bahan makanan, peralatan bahan pengelolaan makanan,
cara pengolahan dan cara penyajian, cara pengemasan makanan serta cara pendistribusian. Untuk
mendapatkan makanan yang berkualitas baik dan bergizi yang memenuhi persyaratan kesehatan
maka pelu adanya kegiatan higiene dan sanitasi pada makanan dan minuman.

10
Menurut Depkes RI, (2004) Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke

dalam makanan yang tidak dikehendaki, yang dikelompokkan dalam 4 (empat) macam,

yaitu :

1. Pencemaran mikroba, seperti bakteri, “jamur”, cendawan dan virus.


2. Pencemaran fisik, seperti rambut, debu, tanah dan kotoran lainnya.
3. Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium, arsen.
4. Pencemaran radioaktif, seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, radioaktif.
Terjadinya pencemaran dapat dibagi dalam 2 (dua) cara, yaitu :

1. Pencemaran langsung, yaitu adanya pencemaran yang masuk kedalam secara


langsung, baik disengaja maupun tidak disengaja. Contoh: Masuknya rambut kedalam

nasi, penggunaan zat pewarna makanan dan sebagainya.

2. Pencemaran silang (cross contamination), yaitu pencemaran yang terjadi secara tidak
langsung sebagai ketidaktahuan dalam pengolahan makanan. Contoh: Makanan

bercampur dengan pakaian atau peralatan kotor, menggunakan pisau pada

pengolahan bahan mentah untuk bahan makanan jadi (makanan yang sudah terolah)

3.4 Infeksi Penyakit Pada Makanan

Makanan yang tidak sehat adalah makanan yang memiliki gizi yang tidak seimbang.
Makanan yang tidak sehat, hanya mengandung sedikit zat yang diperlukan oleh tubuh dan hanya
mengandung sedikit serat untuk proses perkembangan tubuh. Jika kita terlalu sering
mengonsumsi makanan ini, akan berdampak buruk terhadap tubuh kita. Berikut adalah macam-
macam penyakit akibat makanan yang kurang sehat, yaitu:

1. Diare
Diare adalah gangguan kesehatan yang dapat menyerang sistem pencernaan. Yang
dirasakan orang yang mengalami diare yaitu merasakan sakit perut atauapun mulas. Diare
ditandai dengan feses yang lebih encer daripada biasanya, sehingga seseorang akan lebih
sering untuk buang air besar (BAB). Diare biasa disebabkan oleh makan-makanan yang
11
pedas. Selain itu, makanan penyebab diare biasanya sudah terkontaminasi dengan bakteri
dan akan menyebabkan efek mual,muntah, dan diare.

2. Obesitas atau Kegemukan


Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh
yang berlebih sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat
membahayakan kesehatan. Obesitas terjadi karena mengonsumsi karbohidrat dan lemak
yang terlalu banyak sehingga menjadi cadangan lemak di tubuh. Makanan yang
menyebabkan terjadinya obesitas antara lain daging dan olahannya, susu dan olahannya,
makanan dan minuman manis-manis, dan makanan cepat saji.

3. Alergi
Alergi disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang hipersensitif pada makanan
dengan kandungan protein tinggi dimana tubuh bereaksi dan menganggap makanan itu
berbahaya. Makanan penyebab alergi paling umum diantaranya gandum, susu, telur,
jagung, kedelai, makanan laut, alkohol dan kacang-kacangan.

4. Penyakit Ginjal
Ginjal adalah organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal sangat penting sebab
mempunyai fungsi menyaring kelebihan cairan, racun dan limbah pada tubuh. Selain itu
juga berperan mengatur tekanan darah. Makanan yang bisa menurunkan fungsi dari ginjal
diantaranya makanan dengan gula, lemak dan protein tinggi, makanan cepat saji
berpengawet, minuman beralkohol.

5. Penyakit Jantung dan Stroke


Penyakit jantung dan stroke disebabkan oleh tingginya tingkat kolestrol. Kita harus
menghidari makanan yang mengandung kolestrol yang tinggi seperti, olahan susus, krim
keju, es krim, mentega, udang, bebek, dan angsa. Macam-macam jeroan juga harus
dihindari. Kita perlu makan makanan sehat untuk kolestrol.

12
6. Hipertensi
Tekanan darah di atas kisaran normal. Makanan yang bisa menyebabkan penyakit ini
diantaranya makanan asin dan yang diasap, keju, lemak hewani, minuman dengan
alkohol dan kafein.

3.5 Sumber Cemaran Makanan


Ada 3 faktor yang dianggap sebagai sumber pencemaran makanan yaitu:

1. Penjamahan makanan
Penjamahan makanan adalah orang yang berhubungan langsung dengan makanan,
mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pendistribusian, sampai dengan
makanan tiba di konsumen (penyajian). Yang termasuk penjamah makanan adalah:
 petani dan nelayan
 pemotong dan pemasak
 pramu saji dan pengolah makanan
 penerima dan penyimpan bahan makanan gudang
2. Area dan lingkungan
Tempat dimana makanan tersebut diproduksi, disimpan, dikemas, dan disajikan, yang
meluputi:
 area dapur dan fisik bangunan
 perlengkapan dan peralatan dapur
 area limbah
 area restoran
 peralatan dan linen restoran
3. Bahan makanan dan makanan itu sendiri
Ada beberapa bahan makanan yang masih mentah, secara alamiah kurang aman
untuk dikonsumsi karena mengandung zat tertentu yang justru menjadi sumber penyakit.
Bahan makanan jenis ini memerlukan penanganan dan pengolahan khusus sampai
menjadi makanan yang aman untuk dimakan. Misalnya; beberapa jenis terong, sayuran
umbi, sayuran daun, hati hewan, daging babi, beberapa jenis sayuran seperti jamur, daun
singkong, dan lain-lain.

13
Begitu pula dengan makanan yang sudah diolah dapat menjadi sumber cemaran,
jika tidak ditangani dengan baik. Jenis makanan yang mudah rusak diantaranya adalah
susu, telur, ikan, unggas, daging, dan hasil olahannya.

3.6 Contoh Kasus


Keracunan merupakan hal yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh Sentra
Informasi Keracunan Nasional BPOM 2016 bahwasanya jumlah kasus makanan dan minuman di
Indonesia pada tahun 2016 mencapai 976 kasus keracunan makanan dan 1147 keracunan
minuman. Menurut data tersebut juga menyebutkan penyebab keracunan diantaranya juga
diakibatkan oleh binatang sebanyak 2426 kasus keracunan, keracunan oleh bahan kimia
sebanyyak 765 kasus dan keracunan oleh pestisida sebanyak 625 kasus. Di akibatkan tidak
terjaminnya kebersihan pada proses penyelenggaraan makanan. Makanan dapat menjadi sumber
penular penyakit.
Makanan yang diolah sembarangan tanpa memperhatikan higine sanitasi dapat berisiko
berbahaya pada konsumen. Sebagian besar kejadian pencemaran makanan disebapkan oleh tidak
terpeliharanya hygiene dan sanitasi pekerja yang terlibat dalam proses pengolahan, pemasakan
dan penyajian makanan. Makanan yang aman di konsumsi merupakan makanan yang tidak
tercemar ,tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya. Oleh
karna itu,kita harus menjaga hygiene sanitasi,cara menjaga hygiene sanitasi dengen cara
pemakaian APD untuk penjamah makanan,selain menggunakan APD ,yang memasak harus
menjaga kebersihan badan juga dan harus dalam kondisi sehat , persiapan tempat pengolahan,
persiapan peralatan dan perlengkapan, persiapan perancangan menu, pencegahan masuknya
hewan atau serangga kedalam tempat pengolahan makanan, pencucian penyortiran bahan
makanan, pengaturan suhu, waktu dan tenaga, dan pewadahan makanan yang sudah masak.

14
KESIMPULAN

Hygiene personal merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah
penyakit. Kebersihan diri merupakan sesuatu yang sangat penting dan perlu diperhatikan karena
termasuk dalam pencegahan primer yang spesifik, serat dapat mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan fisik maupun kesehatan psikososial. Hygiene personal adalah kebersihan dan
kesehatan diri yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau pada
orang lain. Upaya pola hidup sehat akn lebih ditingkatakan untuk mendukung peningkatan dan
pemantapan upaya untuk melindungi masyarakat dari kebiasaaan hidup yang kurang.
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya setiap manusia dalam mencegah
terkontaminasi nya makanan dengan bakteri yang akan merusak kualitas makanan dengan
bakteri yang akan merusak kualitas makanan bahkan dapat menyebabkan penularan penyakit
akibat makanan dan perilaku.
Sanitasi makanan juga dapat didefinisikan sebagai langkah pencegahan terhadap potensi
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme pembusukan dan patogen dalam makanan
yang dapat merusaknya dan membahayakan kesehatan manusia. Upaya-upaya sanitasi makanan
bertujuan untuk memastikan kebersihan dan keamanan makanan, sehingga tidak menimbulkan
risiko keracunan atau penyakit pada manusia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D., & Ardani, M. H. (2016). Gambaran persepsi pasien tentang pelaksanaan
Pemenuhan kebutuhan personal hygiene oleh Perawat di RSUD Ungaran Semarang
tahun 2016 (Doctoral dissertation, Diponegoro Universsity).
Tristanti, I. (2016). Hubungan perilaku personal hygiene genital dengan kejadian keputihan pada
siswi Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 7(1).
Avicena Sakula Marsanti, S., Widiarini, R., & KM, S. (2018). Buku Ajar Higiene Sanitasi
Makanan. Uwais Inspirasi Indonesia.
atrikawati, H., & Hamidah, S. (2017). Pengaruh Pengetahuan Makanan Sehat terhadap
Kebiasaan Makan Kelas X Boga SMKN 4 Yogyakarta. Journal of Culinary Education
and Technology, 6(2).

Pratadina, A., Darundiati, Y. H., & Dangiran, H. L. (2017). Hubungan Higiene Dan Sanitasi
Dengan Kontaminasi Escherichia coli Pada Jajanan Pedagang Kaki Lima di Sekolah
Dasar Kelurahan Pendrikan Lor, Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(5),
502-513.

Delvika, Y., & Mustafa, K. (2017). Penyuluhan Pengaruh Makanan Instan Terhadap Pola Makan
dan Kesehatan Remaja di Desa Manunggal. JURNAL PRODIKMAS Hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(1).

Indraswati, D. (2016). Kontaminasi Makanan. Ponorogo: Forum Ilmiah kesehatan, halaman.

Kurniadi, Y., Saam, Z., & Afandi, D. (2013). Faktor kontaminasi bakteri E. coli pada makanan
jajanan dilingkungan kantin sekolah dasar wilayah Kecamatan Bangkinang. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 7(1), 28-37.

Mariana, R. R. (2017). Hygiene Sanitasi Makanan.

16

Anda mungkin juga menyukai