Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PERSONAL HYGIENE

Dosen Pengampu:

Ns. Elifa Ihda R.,S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

Muh.Alhadan WN10123158

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah Personal Hygiene.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen Ns. Elifa Ihda R.,S.Kep.,M.Kep mata kuliah pemenuhan kebutuhan
dasar manusia yang telah memberikan tugas kepada saya. Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Saya berharap dengan pembuatan makalah bisa menjadi sumber referensi


dan juga agar makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan. Saya
menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
saya selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca semuanya
demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini kedepannya.

Palu, 5 Oktober 2023

Muh Alhadan

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Definisi Personal Hygiene.............................................................................2
2.2 Tujuan Personal Hygiene...............................................................................2
2.3 Macam-Macam Personal Hygiene.................................................................3
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene.................................6
2.5 Anatomi Pada Pasien Dengan Gangguan Personal Hygiene.........................7
2.6 Patofosiologi Gangguan Personal Hygiene....................................................8
2.7 Dampak Dari Gangguan Personal Hygiene..................................................8
2.8 Pengkajian Gangguan Personal Hygiene.......................................................9
2.9 Pemeriksaan Fisik Gangguan Personal Hygiene............................................9
2.10 Diagnosa Gangguan Personal Hygiene......................................................10
2.11 Intervensi Gangguan Personal Hygiene.....................................................10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
pentingdan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh
diantaranya kebudayaan, ocial, keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta perkembangan.

Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan


implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga
untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat
menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene
pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan
partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang


diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
adalah masalah sepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi personal hygiene?
2. Sebutkan dan jelaskan tujuan dari personal hygiene!
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam personal hygiene!
4. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
seseorang!
5. Jelaskan anatomi pada pasien dengan gangguan personal hygiene!
6. Sebutkan dan jelaskan patofisiologi yang berhubungan dengan gangguan
personal hygiene!
7. Sebutkan dan jelaskan dampak yang timbul akibat dari gangguan personal
hygiene!
8. Jelaskan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan personal
hygiene!
9. Jelaskan pemeriksaan fisik pada pasien dengan gangguan personal
hygiene!
10. Sebutkan dan jelaskan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
dengan gangguan personal hygiene!
11. Sebutkan dan jelaskan intervensi keperawatan pada pasien dengan
gangguan personal hygiene!
1.3 Tujuan
Untuk memahami dan mengetahui apa itu personal hygiene.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.

Personal hygiene menurut beberapa ahli:

1. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan.

2. Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

3. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri.

2.2 Tujuan Personal Hygiene


a. Menghilangkan minyak yang menumpuk ,keringat, sel-sel kulit yang mati
dan bakteri
b. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
c. Memelihara integritas permukaan kulit
d. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
e. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
f. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit
klien.
g. Meningkatkan percaya diri seseorang
h. Menciptakan keindahan
5
i. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
2.3 Macam-Macam Personal Hygiene
a. Kebersihan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna
makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lunak,
dibagian belakang berhubungan dengan tengggorokan dan didepan ditutup
oleh bibir. Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang
lunak dan ujung-ujung saraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan keras
yang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapi dalam
lengkungan.
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka makanan
tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai
pencampur makanan, penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan
baik dan berperan sebagai indra perasa dan pengecap. Penampilan wajah
sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu juga sebagai
pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas dan terang. Seperti halnya
dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga perlu perawatan
yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk
pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup
mineral seperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yang
mengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigi dan
mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaik untuk
perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu
pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan
benar maka plak yang ada pada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan
menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan
terlalu panas. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, gigi
tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah
muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut.
b. Kebersihan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan
ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna.
Warna rambut setiap orang tidak sama tergantung zat warna yang ada
didalamnya.
Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut.
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan
hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat
perlindungan lain seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang
lain. Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam
keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor,
6
kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak
menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu
perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan
berbagai cara namun demikian cara yang dilakukan adalah cara pencucian
rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.
Karena itu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka
pencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan
shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu.
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombean berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
1. Pola kebersihan diri klien normal
2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
c. Kebersihan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan
bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar
yang disebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisan
malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari
kulit ari. Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dari luar, dan perlindungan
tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulit pun sebagai
pelindung cairan-cairan tubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan.
Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit
yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-ampas berupa zat yang tidak
terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-pori. Kulit yang baik akan
dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat. Pada
masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula
berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu
pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan
cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tentu saja dengan air yang
bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar. Kulit yang
sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah,
tidak kaku tetapi lentur (fleksibel).
7
d. Kebersihan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga
dan daun telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari
tiga buah ruang tulang pendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alat
keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput. Telinga merupakan
alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi- bunyi suara dapat
didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna
sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan
dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,
untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.
e. Kebersihan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri
dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung
dari kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul. Guna
kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata, pengais dan
pemegang. Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harus relatif
panjang, maka harus dirawat terutama dalam hal kebersihannya. Kuku jari
tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena
kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya
akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.
f. Perawatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan
pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun
yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka
dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran
ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan
sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki
sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka,
maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin
kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung
jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera
serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering.
Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus
sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat
menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi
pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan
pesanan untuk itu harus diperoleh dari dokter. Tindakan pencegahan harus
8
digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat
meyebabkan cedera kornea.
g. Kebersihan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene
harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan
kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata
yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang
kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang
dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan
dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan
dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan
kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene


a. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi
sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum
membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygienis.
Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit
fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
hygiene.
b. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-
kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perawatan kebersihan.

c. Status Sosial Ekonomi


sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat

9
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta
gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan
produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang
dipraktikkan oleh kelompok social klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-
diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong
klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang
diharapkan dan menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan dapat
memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting
bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa
untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
f. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk
yang berbeda (misalnya. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi)
menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi Fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu (misalnya.Kanker tahap lanjut)
atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

2.5 Anatomi Pada Pasien Dengan Gangguan Personal Hygiene


Tarwoto dan Wartonah (2004) menjelaskan bahwa dampak yang
sering timbul pada masalah personal hygien ada dua dampak yaitu:

a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak
terpeliharannya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.

10
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

2.6 Patofosiologi Gangguan Personal Hygiene


Menurut (Mubarak, Wahit I, 2015) sikap seseorang melakukan
Personal Hygiene di pengaruhi sejumlah faktor antara lain :

a. Citra tubuh (body image)


Citra tubuh mempengaruhi seseorang memelihara hygiene. Jika
seseorang klien rapih sekali maka perawat mempertimbangkan kerapihan
ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum
membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygiene,
klien yang tampak berantakan atau tidak perduli dengan hygiene, klien
yang tampak berantakan atau tidak perduli dengan hygiene atau
pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemampuan klien berpartisipasi
dalam hygiene harian.

b. Praktik Sosial
Kelompok sosial wadah seseorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi selama masa kanak-kanak.Selama
masa kanak-kanak mendapat praktik hygiene dari orangtua mereka.
Kebiasaan keluarga,jumlah orang dirumah, ketersediaan air panas dan air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perawatan kebersihan.

c. Pengetahuan dan Motivasi Kesehatan


Pengetahuan tentang pentingnya kesehatan dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Meskipun demikian
pengetahuan sendiri tidaklah cukup.Klien juga harus termotivasi untuk
memelihara kesehatan diri. Seringkali pembelajaran penyakit mampu
mendorong untuk meningkatkan hygiene.

2.7 Dampak Dari Gangguan Personal Hygiene


1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yangsering terjadi adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan fisik pada
kuku.
11
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri,dan gangguan interaksisosial.

2.8 Pengkajian Gangguan Personal Hygiene


Pengkajian perawat tentanng personal hygiene yang meliputi kulit,
kaki, kuku, rambut, gigi, mulut, mata, hidung, telinga, genitalia, pakaian, dan
juga waktu mandi pasien. Pasien yang tidak melakukan kebersihan diri pada
saat dirawat di rumah sakit maka akan menimbulkan masalah pada
kesehatannya, karena pada konsepnya kebersihan sangat berpengaruh dalam
masa pemulihan pasien di rumha sakit. Pengkajian yang dilakukan perawat
adalah memeriksa apakah ada masalah dalam personal hygiene pasien,
setelah ditemukan maka perawat bertanggung jawab untuk membantu pasien
untuk melakukan perawatan diri. Identifikasi yang dilakukan perawat dengan
baik/akurat akan menjadi patokan dalam mendiagnosis masalah personal
hygiene pada pasien.

Dalam pengkajian ini hal-hal yang perlu dicari adalah tentang pola
kebersihan pasien sehari-hari dan prasarana yang dimiliki dan faktor yang
mempengaruhi personal hygiene pasien baik itu faktor yang mendukung
masalah maupun faktor yang menjadi dasar timbulnya masalah pada personal
hygiene pasien.

2.9 Pemeriksaan Fisik Gangguan Personal Hygiene


1. Rambut
Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok, keadaan
rambut kusam, keadaan tekstur.
2. Kepala
Botak atau alopesia,ketombe,berkutu,adakah eritemia,kebersihan
3. Mata
Apakah sklera ikterik, Apakah konjungtiva pucat, Kebersihan mata,
Apakah gatal atau mata merah
4. Hidung
Adakah pilek, adakah alergi, adakah perubahan penciuman, kebersihan
hidung, keadaan membrana mukosa, adakah septum deviasi
5. Mulut
Keadaan mukosa mulut,kelembapan,adanya lesi,kebersihan
6. Gigi
Adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi, pertumbuhan,
kebersihan

12
7. Telinga
Adakah kotoran,adakah lesi,bentuk telinga,adakah infeksi
8. Kulit
Kebersihan, adakah lesi, keadaan turgor, warna kulit, suhu, tekstur,
pertumbuhan bulu
9. Kuku
Bentuk,warna,adanya lesi,pertumbuhan
10. Genetalia
Kebersihan,pertumbuhan rambut pubis,keadaan kulit,keadaan lubang
urethra,keadaan skrotum.
11. Tubuh secara umum
Kebersihan,normal dan keadaan postur

2.10 Diagnosa Gangguan Personal Hygiene


Diagnosis keperawatan umum untuk pasien dengan gangguan
personal hygiene adalah defisit perawatan diri. Diagnosis tersebut dibagi
menjadi empat yaitu defisit perawatan diri: makan, mandi/hygiene,
berpakaian/berhias, eliminasi, dan diagnosis umum lain yang muncul yaitu
gangguan interitas kulit dan gangguan citra tubuh.

2.11 Intervensi Gangguan Personal Hygiene


a. Kaji kembali pola kebersihan
Rasional : untuk mengetahui pola kebersihan diri pasien normal
b. Jaga kebersihan tempat tidur,selimut bersih dan kencang
Rasional : untuk memberikan rasa nyaman pada pasien
c. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara
membantu pasien mandi
Rasional : untuk mengetahui ada inflamasi yang terjadi
d. Bantu klien dalam kebersihan badan,mulut,rambut dan kuku\
Rasional : Untuk mengetahui keadaan mulut bersih,rambut bersih,kuku
panjang dan badan bersih/tidak bau.
e. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut,keadaan
badan,rambut dan kuku bersih,pentingnya kebersihan
f. Libatkankan keluarga

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Personal hygiene atau kesehatan pribadi adalah upaya seseorang untuk
memelihara serta meningkatkan kebersihan dan kesehatan diri sendiri demi
mencapai kesejahteraan fisik maupun mental. Personal hygiene harus
diupayakan oleh setiap orang agar mencapai kesejahteraan kesehatan fisik
dan psikis. Faktanya, manusia setiap hari selalu bersinggungan dengan jutaan
kuman atau virus, mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan
menyebabkan masalah kesehatan. Praktik kesehatan pribadi atau personal
hygine dapat membantu mencegah kuman atau virus penyebab penyakit.

14
DAFTAR PUSTAKA

MARPAUNG, Sri Harvita Sari. PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN


DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN

Puspitasari Defie, Dasar dasar Pemasaran, Kementerian Pendidikan,


Kebudayaan Riset dan Teknologi Jakarta,( 2021).

Sebastian Ivan.(2021). Personal Hygiene: Pengertian, Usaha, Jenis, dan Tujuan.


URL : https://mhomecare.co.id/blog/personal-hygiene/

Sujarwati, Y. N. (2017). Asuhan keperawatan gangguan personal hygiene pada


lansia dengan peningkatan kadar asam urat di panti werdha mojopahit
mojokerto tahun 2016. Hospital Majapahit (JURNAL ILMIAH
KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO),
9(1).

15

Anda mungkin juga menyukai