Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS DAN PERSONAL


HYGIENE DALAM KESEHATAN GIGI“

DOSEN PENGAMPU : DEWI ROSMALIA, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :
NAMA : YOSIANA SARASWATI
NIM : 225110637
KELAS : 2A

JURUSAN DIII KEPERAWATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TA. 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua, sehingga saya berhasil
menyelesaikan Makalah yang berjudul Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis dan
Personal Hygiene Dalam Kesehatan Gigi “KEBUTUHAN DASAR MANUSIA“
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun salalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
ikut berperan dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala urusan kita, Amin.

Bukittinggi, 20 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang...........................................................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................................................1
Tujuan Penulisan........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis dan Personal Hygiene..........................................................3
Personal Hygiene Gigi Dan Mulut.............................................................................................5
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene.............................................................6
Pengkajian..................................................................................................................................6
Gangguan Gigi Dan Mulut.........................................................................................................7
Perawatan Diri Mulut dan Gigi..................................................................................................7
Penatalaksanaan Personal Hygiene............................................................................................8
Personal Hygiene pada Mulut dan Gigi...................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
Kesimpulan..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gigi dan mulut merupakan bagian pertama dari system pencernaan dan
merupakan bagian tambahan dari system pernapasan. Di dalam rongga ini terdapat
gigi, lidah, kelenjar ludah (sublingualis dan portalis), tonsil, dan uvula. Dalam
rongga mulut, gigi dan lidah berperan penting dalam proses perencanaan awal.
Selain itu, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara
mekanik. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh dengan bakteri,
karenanya harus selalu dibersihkan. Adapun salah satu tujuan perawatan gigi dan
mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang diturunkan melalui
mulut.

Agar anda dapat mencegah terjadinya masalah yang terjadi pada klien
dengan personal hygiene yang tidak terpenuhi seperti kerusakan integritas kulit,
gigi dan mukosa dan lain-lain. Klien tersebut dapat menimbulkan berbagai
gangguan fisik dan psikologis. Sedangkan gangguan fisik dan psikologis
mengurangi keindahan penampilan dan reaksi emosional, dengan demikian peran
perawat sangat dibutuhkan dalam melakukan asuhan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan personal hygiene terutama pada klien yang tidak mampu
untuk memenuhi dan meningkatkan pengetahuannya.seseorang dalam kehidupan
sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus terpenuhinya
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikologis.

Aktivitas pemenuhan kebersihan sangat dipengaruhi budaya, social


ekonomi, status kesehatan, pengetahuan dan lain-lain. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan kurang mendapatkan perhatian. Hal ini bisa terjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan apabila dibiarkan dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum. Sehingga harus mempelajari dulu tentang
konsep dasar personal hygiene dan memberikan asuhan keperawatan pada klien
gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene untuk mencegah kerusakan
membrane mukosa mulut, integritas kulit, rambut , mata, kuku, dan kelamin.

B. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Apa definisi kebutuhan fisiologis dalam kesehatan gigi?
2. Bagaimana penerapan kebutuhan fisiologis dalam kesehatan gigi?
3. Apa definisi personal hygiene gigi dan mulut?
4. Apa tujuan perawatan personal hygiene?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene?
6. Apa saja gangguan yang ada pada gigi dan mulut?
7. Bagaimana perawatan mulut dan gigi?
8. Bagaimana penatalaksaan personal hygiene?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penulisan adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pemenuhan kebutuhan fisiologis
dalam kesehatan gigi.
2. Untuk mengetahui penerapan kebutuhan fisiologis dalam kesehatan gigi
3. Untu mengetahui tujuan perawatan personal hygiene
4. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene
5. Untuk mengetahui dan memahami gangguan yang ada pada gigi dan mulut
6. Untuk mengetahui perawatan mulut dan gigi
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan personal hygiene
8. Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan personal hygiene dalam
kesehatan gigi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis dan Personal Hygiene


Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar
bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostatis tubuh. Sebagai
syarat dasar, kebutuhan fisiologis ini mutlak terpenuhi. Jika tidak, ini dapat
berpengaruh terhadap kebutuhan yang lain. Hirarki kebutuhan dasar Maslow
sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis
2. Rasa aman
3. Kasih sayang
4. Penghargaan
5. Aktualisasi diri
Personal hygiene merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis seseorang yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Tujuan seseorang dalam melakukan personal hygiene meliputi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan.
2. Rasa nyaman dan menciptakan keindahan.
3. Mencegah penyakit pada diri sendiri maupun pada orang lain.
4. Meningkatkan percaya diri.

Setiap individu membutuhkan kebutuhan fisiologis seperti udara, air,


makanan, tempat tinggal, tidur, dan juga istirahat. Hal-hal yang bersifat fisiologis
dan biologis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dan hidup. Pada
dasarnya, manusia membutuhkan hal-hal dasar ini untuk dipenuhi terlebih dahulu.
Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai
kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Individu akan lebih memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan biologis-fisiologis sebelum pada akhirnya menuju ke
kebutuhan dasar lainnya. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak
dipenuhi manusia dalam hidup.
Ada delapan macam kebutuhan fisiologis manusia, yaitu:
1) Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas
Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh
bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup. Oksigen
harus secara adekuat diterima dari lingkungan ke dalam paru-paru, pembuluh
darah, dan jaringan
2) Kebutuhan cairan dan elektrolit
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran cairan. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral, dan
cairan meninggal tubuh dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal.
Dehidrasi dan edema mengindikasikan tidak terpenuhinya kebutuhan
cairan. Dehidrasi berhubungan dengan demam berlebihan/lama, muntah, diare,
trauma atau beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan cairan dengan cepat.

3
Edema berhubungan dengan gangguan elektrolit dan bisa muncul pada gangguan
nutrisi, kardiovaskuler, ginjal, kanker, traumatik atau gangguan lain yang
menyebabkan akumulasi cairan yang cepat.
3) Kebutuhan makanan
Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun
tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan. Proses
metabolik tubuh mengontrol pencernaan, menyimpan zat makanan, dan
mengeluarkan produk sampah. Mencerna dan menyimpan zat makanan adalah hal
yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutiris.
4) Kebutuhan eliminasi
Eliminasi Alvi (Defekasi) adalah proses membuang kotoran atau tinja yang
padat atau setengah padat yang berasal dari system pencernaan. Eliminasi Alvi
berhubungan dengan system pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran
yang menerima makanan dan mempersiapkan untuk diserap oleh tubuh melalui
proses pencernaan (mulai dari mulut sampai ke anus dengan bantuan enzim dan
zat cair. Eliminasi Urine (Miksi) adalah Proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Eliminasi Urine berhubungan dengan system saluran
perkemihan / system urinaria, dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine. Sistem urinaria meliputi
ginjal, ureter, vesica urinaria, urethra.
5) Kebutuhan istirahat dan tidur
Istirahat mengacu pada keadaan tubuh berelaksasi dan tenang, baik dari
segi fisik dan mental. Aktivitas pada saat isitrahat seperti berbaring. Membaca
buku dengan tenang dan berjalan tenang. Sedangkan idur mengacu keadaan
kesadaran yang berubah dengan ditandainya seorang individu memiliki aktivitas
fisik minimal dan laju fisiologis tubuh yang lambat (DeLaune & Ladner, 2010).
Istirahat berada pada keadaan fisik dan mental yang segar kembali,
memiliki kesiapan untuk melanjutkan kegiatan rutin seseorang. Tidur adalah
kebutuhan biologis dari seorang indvidu selain makanan, air dan udara. Tidak
seperti halnya mengkonsumsi makanan dan menghirup udara, kebutuhan biologis
ini menyebabkan seorang individu untuk menimbulkan perilaku yang dikontrol
oleh seseorang sendiri. Tidur juga menjadi proses serangkaian proses fisiologis
dan melibatkan struktur sosiokultural (Grandner, 2017).
6) Kebutuhan aktivitas
Aktivitas dan latihan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang
penting sebagai penentu kesehatan seorang individu. Aktivitas yang dilakukan
manusia merupakan upaya terkoordinasi dari sistem muskuloskeletal dan saraf
dalam menjaga keseimbangan, postur, dan keselarasan tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak, dan melakukan kegiatan hidup sehari-hari (Potter et al.,
2018).
Aktivitas Fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja
otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi (Kemenkes RI,
2019). Keseimbangan, postur, dan keselarasan tubuh yang tepat mengurangi risiko
cedera pada sistem muskuloskeletal dan memfasilitasi gerakan tubuh,
memungkinkan mobilitas fisik tanpa ketegangan otot dan penggunaan energi otot
yang berlebihan.

4
7) Kebutuhan kesehatan temperature tubuh
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara
mandiri dan tidak tergantung dengan suhu lingkungan sekitarnya. Tubuh manusia
memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh untuk menghasilkan,
mendistribusikan,dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan

 Adapun suhu tubuh dihasilkan dari:


a) Laju metabolisme di semua sel tubuh.
b) Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi
otot akibat menggigil)
c) Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan Sebagian kecil
hormone lain (growth hormone dan testosterone)
d) Metabolisme tambahan akibat pengaruh epinephrine, norepinephrine, dan
rangsangan simpatis pada sel.
e) Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu
sendiri terutama bila suhu tubuh menurun.
f) Kebutuhan seksual

B. Personal Hygiene Gigi Dan Mulut


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam melakukan pemeliharaan
kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut,telinga, gigi dan mulut, kuku,
kulit, dan kebersihan dalam berpakaian serta meningkatkan kesehatan yang
optimal. Kesehatan perseorangan sangatlah penting guna membentuk sehat
jasmani maupun rohani baik secara perseorangan maupun masyarakatt umumnya.
Pada dasarnya menurut Wahit Iqbal M (2014) setiap manusia dapat hidup
sehatnila personal hygiene selalu diperhatikan dan perlu dilakukan usaha secara
aktif untuk melaksanakannya.
Menurut Entjang(2001), pengertian personal hygiene atau hygiene
perorangan (usaha kesehatan pribadi)merupakan upaya dari seseorang untuk
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri.
Hygiene gigi dan mulut membantu mempertahankan status kesehatan gigi,
gusi, mulut, dan bibir yang sehat serta menstimulasi nafsu makan seseorang.
Sedangkan cara membersihkannya dengan menyikat gigi sesudah sarapan dan
sebelum tidur malam atau sesuai kebutuhan. Tanggung jawab perawat gigi dalam
hygiene mulut adalah pemeliharaan dan pencegahan dengan cara mengajarkan
teknik menyikat gigi yang lebih baik dan benar, memotivasi, membuat rujukan,
memberi pendidikan, dan membantu memperbaiki kebersihan gigi dan mulut
pasien.
Tujuan dari perawatan hygiene yaitu untuk meningkatkan derajat
kesehatan seseorang, memelihara kesehatan diri seseorang, memperbaiki personal
hygiene yang kurang, pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang
dan menciptakan keindahan. Dalam kesehatan gigi personal hygiene mencegah

5
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut(misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai
rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene


1. Body Image
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang
tersebut. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri, misalnya karena ada perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihannya.
2. Praktik Sosial
Pada anak-anak yang dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadinya perubahan pola kebersihan dirinya.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan biaya untuk membeli bahab-bahan membersihkan
diri, sehingga pada masyarakat dengan social ekonomi yang rendah ungkin akan
mengesampingkan perawatan dirinya sehingga personal hygiene mereka
berkurang.
4. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik tentang personal hygiene sangat penting karena dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya penderita diabetes mellitus harus selalu
menjaga kebersihan dirinya agar kesehatannya dapat terjaga.
5. Budaya
Sebagian masyarakat, jika individu memiliki penyakit tertentu tidak boleh
dimandikan karena dapat mempengaruhi penyakitnya.
6. Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang yang pemilihan waktunya dan menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, shampoo, dan lain-lain.
7. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tertentu keadaan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

D. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Pola kebersihan tubuh
2) Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan mukosa mulut
2) Kelembapan
3) Adakah lesi
4) Kebersihan gigi
5) Adakah karang gigi
6) Adakah karies

6
7) Kelengkapan gigi
8) Pertumbuhan
9) Kebersihan

E. Gangguan Gigi Dan Mulut


Berbagai macam mikroorganisme dapat tersebar melalui mukosa mulut,
seperti HIV, hepatitis, herpes simplex, bahkan corona, dll. Jalur utama terjadinya
penularan penyakit infeksi silang dalam perawatan gigi dan mulut yaitu umum
disebabkan oleh mikroorganisme pathogen pada darah, saliva, plak, serta
instrument gigi yang sudah terkontaminasi. Berbagai macam gangguan gigi dan
mulut sebagai berikut :
1. Karies gigi (radang pada gigi)
Karies gigi (radang pada gigi) adalah lubang akibat kerusakan pada gigi yang
berhubungan dengan kekurangan kalsium.
2. Halitosis
Halitosis adalah bau nafas yang tidak sedap bisa dikarenakan oleh kuman ataupun
yang lainnya.
3. Plak
Plak adalah lapisan transparan yang sangat tipis terdiri dari mucus dan bakteri
yang menyelimuti permukaan gigi, plak dapat menyebabkan karies, kalkulus
(karang gigi), gingivitis (radang gusi), periodontitis (radang pada jaringan
penyangga gigi.
4. Periodontal disease
Periodontal disease adalah gigi mudah bengkak dan berdarah.
5. Stomatitis (sariawan)
Stomatitis (sariawan) adalah radang yang terjadi pada daerah mukosa atau rongga
mulut. Hal ini dapat terjadi karena defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau virus
dan kemterapi.
6. Glositis
Glositis adalah yang terjadi pada lidah
7. Kilosis
Kilosis adalah bibir yang pecah-pecah. Hal ini dapat terjadi karena hipersalivasi,
nafas mulut dan difisiensi riboflavin.

F. Perawatan Diri Mulut dan Gigi


Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya, sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini. Makanan
sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka makanan tersebut
dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur
makanan, penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik dan berperan
sebagai indera perasa dan pengecap. Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh
tata letak gigi.
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu karing atau teriritasi dan menimbulkan
bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkatkan akibat penyakit atau medikasi
yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan
bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian

7
terpenting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini
berbagai kuman dapat masuk.

G. Penatalaksanaan Personal Hygiene


Untuk melakukan personal hygiene dengan baik kepada pasien, ada waktu-
waktu yang tepat dalam melaksanakannya menurut Heriana (2014), yaitu :
1. Perawatan dini hari, dimana tindakan yang bisa dilakukan padawaktu bangun
tidur, dimana tindakan bisa dilakukan pada perawatan dini hari bisa seperti
perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau fases) memberikan
pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan
melakukan tindakan diri, seperti mencuci muka, tangan, dan menjaga kebersihan
mulut.
2. Perawatan pagi hari, dimana perawatan ini dilakukan setelah melakukan makan
pagi dengan menggunakan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam
mencuci rambut, perawatan kulit, membersihkan mulut, kuku, dan rambut,
melakukan pijatan pada punggung, serta merapikan tempat tidur pasien.
3. Perawatan siang hari, dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan
atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Perawatan siang hari ini seperti
mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan
melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4. Perawatan menjelang malam, dimana perawatan ini dilakukan saat pasien
menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang dengan
kegiatan tersebut antara lain, pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAK dan BAB),
mencuci tangan dan muka, membersihkan muka dan memujat daerah punggung.

Tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan oleh seorang perawat, yaitu :
1. Memandikan Pasien
Memandikan pasien adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian
tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air
bersih, sabun, dan larutan antiseptic. Memandikan pasien merupakan suatu
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi
secara sendiri dengan cara memandikannya ditempat tidur.
- Indikasi : pada pasien bed rest, pada pasien yang tidak dapat dan tidak diizinkan
mandi sendiri, pada pasien baru yang dalam keadaan kotor.
- Kontra indikasi : pada pasien luka bakar, hindari tindakan yang menimbulkan rasa
malu pada pasien dan tetap menjaga kesopanan, pada pasien yang koma, pada
pasien yang terpasang alat-alat kesehatan.

a. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan untuk memandikan pasien, yaitu :
 Waskom 2 buah berisi air hangat dan air bersih
 Standar Waskom
 Waslap 3 buah
 Sabun
 Handuk kecil
 Handuk besar 2
 Selimut mandi

8
 Pakaian ganti
 Tempat pakaian kotor dengan tutupnya
 Handschoon bersih
 Masker
 Lotion
 Celemek/apron/jas lab
 Pispot/bedpan untuk BAB
 Perlak kecil 1dan perlak besar 1
 Botol cebok
 Tissue
 Nier bekken
 Minyak telon

b. Tahap Pra-interaksi
 Mengidentifikasi kebutuhan pasien
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat

c. Tahap Orientasi
 Mengucapkan salam terapeutik
 Memeriksakan identitas pasien dan memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dan prosedur
 Kontrak waktu ±30 menit
 Memberi kesempatan klien untuk bertanya
 Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan

d. Tahap Kerja
1) Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir dengan 6 langkah benar
2) Memakai sarung tangan, celemek dan masker
3) Jaga privasi klien dengan menutup tirai. Tawarkan pada klien untuk BAK dan
BAB diatas tempat tidur. (Bila pasien BAB/BAK, berikanlah pertolongan sesuai
SPO keterampilan ini)
4) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi
5) Melepaskan pakaian klien bagian atas dan meletakkannya di keranjang pakaian
kotor
6) Memindahkan bantal pasien dan meletakkan perlak serta handuk kecil dibawah
kepala klien
7) Tawarkan klien ingin memakai sabun atau tidak saat akan membasuh muka pasien
kemudian basuh muka (mulai dari mata bagian tepi dalam kea rah luar, dahi, pipi,
dagu, hidung, mulut, kemudian telinga dan leher)
8) Keringkan dengan handuk (setelah selesai, handuk dan perlak diangkat dan
diletakkan ditempatnya)
9) Bentangkan handuk pada dada pasien
10) Letakkan perlak dan handuk besar dibawah leengan pasien yang terjauh dari
perawat
11) Basuh lengan yang terjauh dari perawat menggunakan waslap dengan air hangat,
kemudian air sabun, dan bilas dengan air bersih ( bersihkan mulai bahu lengan

9
bagian luar, jar, dan sela-sela jari, telapak tangan, lengan bagian dalam, dan
ketiak)
12) Keringkan
13) Dan lakukan hal yang sama pada lengan yang dekat dengan yang dekat dengan
perawat
14) Angkatlah tangan klien ke atas dan turunkan selimut mandi kea rah perut bawah
15) Membasuh atas dada dan perut dengan handuk yang berada di dada pasien.
Keluarkan kaki klien dari selimut mandi yang akan dibersihkan
16) Letakkan perlak dibawah kaki pasien yang terjauh dari perawat. Basuh kaki dari
ujung kaki sampai ke paha klien dengan menggunakan air bersih, sabun dab bilas
dengan air bersih kemudian keringkan dengan handuk
17) Lakukan hal yang sama pada kaki lainnya
18) Bersihkan daerah genitalia klien (berikanlah pertolongan sesuai SPO keterampilan
ini)
19) Bantu pasien menggunakan pakaian bagian bawah
20) Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien
21) Kembalikan pasien dan atur posisi pasien

e. Tahap Terminasi
Evaluasi respon klien, rapikan klien dan alat. Pamitan kepada klien dan lepas
handschoon, masker, dan celemek kemudian cuci tangan. Melakukan pencatatan
dan melaporkan hasil tindakan pada perawat.

2. Mencuci Rambut Pasien


Mencuci rambut adalah menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala
dengan menggunakan shampoo
- Indikasi : pasien yang rambutnya kotor dan keadaan umumnya mengizinkan. Bagi
pasien yang berkutu dan sebelum dicuci harus diobati dan dipasang kap kutu lebih
dulu. Pasien yang akan menjalani operasi besar (bila keadaan umum
mengizinkan).
- Kontra indikasi : apabila teridentifikasi lesi actual ketidaknormalan pada kulit
kepala. Integritas kulit kepala berhubungan dengan gangguan parasite.
a. Alat dan Bahan dalam mencuci rambut pasien
 Pengalas
 Sisir biasa
 Tissue dan tempatnya
 Bengkok berisi cairan larutan lisol 2-3%
 Kantong plastic
 Karet pengikat (jka perlu)
 Minyak rambut (jika perlu)
 Talang karet (perlak dan handuk)
 Handuk 1 buah
 Shampoo
 Kom kecil 1 buah
 Kain kasa dan kapas bulat dalam tempatnya
 Gayung air
 Baskom berisi air hangat

10
 Ember kosong
 Kain pel

b. Cara kerja
1) Identifikasi kebutuhan pasien
2) Identifikasi tingkat kemandirian pasien terkait kemampuan mencuci rambut
3) Lakukan kontrak dengan pasien (waktu,tempat, dan tindakan)
4) Informasikan tujuan dilakukannya tindakan
5) Siapkan alat-alat dan disusun di troli
6) Bawa alat-alat ke dekat pasien
7) Angkat bantal, lalu pasang pengalas dan handuk dibawah kepala pasien
8) Pasang ujung rambut di atas bahu pasien
9) Atur posisi kepala pasien agar berada dipinggir tempat tidur
10) Pasang talang dibawah kepala pasien dengan ujung talang dimasukkan ke dalam
ember kosong, alasi ember dengan kain pel
11) Sisir rambut pasien
12) Tutup lubang telinga dengan kasa dan jika perlu tutup juga mata pasien
13) Basahi rambut mulai dari pangkal sampai ke ujung rambut
14) Oleskan shampoo ke seluruh permukaan kulit kepala dan batang rambut kemudian
usap sampai berbusa
15) Bilas rambut sampai bersih
16) Angkat penutup telinga dan mata
17) Angkat talang masukkan karet ke dalam ember dan angkat handuk
18) Keringkan rambut dengan handuk, jika perlu dibungkus dengan handuk
19) Sisir rambut
20) Atur kembali posisi pasien (jika pasien pada posisi tidur alasi bantal dengan
handuk)
21) Rapikan kembali alat-alat
22) Cuci tangan
23) Observasi keadaan pasien
24) Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.

3. Memotong Kuku Pasien


Memotong kuku adalah mengurangi panjang kuku tangan dan kuku kaki
dengan menggunakan alat pemotong kuku agar kotoran tidak masuk ke dalam
tubuh melalui kuku sehingga kuku tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Menjaga
kebersihan kuku merupakan aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri
karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Yang bermanfaat
mencegah infeksi, rasa nyaman pada pasien, mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam kuku yang panjang, bau kaki dan cidera pada jaringan
lunak.
- Indikasi : pada pasien yang kukunya panjang yang tidak dapat melakukan sendiri
- Konta indikasi : memotong kuku pasien tidak terlalu dalam. Pada pasien diabetes
memotong kuku harus dengan hati-hati karena bisa berakibat fatal.

a. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam tindakan memotong kuku pasien,
yaitu :

11
 Gunting kuku dan pengikir
 Nier bekken berisi larutan lisol 2-3% 1 buah
 Baskom berisi air hangat
 Baskom berisi air bersih 1 buah
 Sikat kuku 1 buah
 Sabun 1 buah
 Aseton dan kapas 1 buah
 Minyak atau lesion 1 buah
 Kain pel 1 buah

b. Cara kerja
Cara kerja dalam melakukan tindakan memotong kuku pasien :
1) Dentifikasi kebutuhan pasien
2) Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
3) Siapkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan pasien
4) Cuci tangan
5) Pasang sampiran/penutup pintu
6) Atur posisi pasien
7) Pasang pengalas dibawah tangan tepat pada bagian kuku yang akan dibersihkan.
Bersihkan cat kuku dengan aseton (bila pasien menggunakan cat kuku), kemudian
letakkan baskom berisi air hangat
8) Rendamkan kuku tangan dengan air hangat selama 1-2 menit
9) Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan sabun, lalu bersihkan dan keringkan
10) Dekatkan nier bekken berisi larutan lisol 2-3% ke pasien. Kemudian tangan
diletakkan diatasnya. Potong kuku tangan dengan lurus dan tidak boleh sampai
batas dasar kuku, kemudian kikir pinggiran kuku
11) Cuci kuku dan tangan dengan air bersih dan keringkan (jika perlu berikan lotion
pada jari-jari
12) Angkat pengalas dan pindahkan ke tangan yang lainnya. Lakukan langkah-
langkah 7 sampai 10
13) Atur kembali posisi pasien
14) Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempatnya
15) Cuci tangan
16) Observasi keadaan pasien
17) Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

4. Oral Hygiene
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,
sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan
bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang
digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung
terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang
harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat
masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,
gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan,
plak, bakteri, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari baud an rasa
yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan

12
gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.
Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi
nafsu makan.

 Personal Hygiene untuk pasien :


Sebelum pasien hendak dilakukan perawatan, pasien harus mencuci tangannya
terlebih dahulu agar pasien tidak mengkontaminasi seorang perawat, atau sesuatu
yang ada di dalam klinik.

 Personal Hygiene untuk perawat gigi :


Sebelum pasien melakukan tindakan kepada pasien, perawat gigi harus
memperhatikan kondisi ruangan tempat praktek, dan dirinya sendiri seperti
menggunakan APD (masker, sarung tangan atau handschoon, kaca mata
pelindung, jas pelindung, dan sandal pelindung) agar perawat tidak
mengkontaminasi pasien yang dating ke klinik.

Berikut adalah penatalaksanaan oral hygiene :


1. Perawatan Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit
lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Alat dan bahan :
a) Handuk dan kain pengalas
b) Gelas kumur berisi : air masak/NaCl, obat kumur, borax gliserin
c) Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
d) Kapas lidi
e) Nier bekken
f) Kain kasa
g) Pinset atau arteri clamp
h) Sikat gigi dan pasta gigi

Prosedur kerja ;

a) Untuk pasien tidak sadar


1) Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4) Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
5) Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang basahi dengan air hangat/masak
6) Gunakan tong spatel ( sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat
membersihkan gigi/mulut
7) Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi dan lidah
8) Keringkan dengan kasa steril yang kering
9) Setelah bersih, oleskan dengan borax gliserin
10) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

b) Untuk pasien sadar tapi tidak mampu melakukan


1) Jelaskan prosedur pada klien
2) Cuci tangan

13
3) Atur posisi dengan duduk
4) Pasang handuk dibawah dagu
5) Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6) Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gusi, gigi dan lidah,
lalu bilas dengan larutan NaCl
7) Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
8) Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

c) Pembersihan gigi palsu


Alat dan bahan :
1) Sikat gigi berbulu lembut
2) Sikat gigi untuk gigi palsu
3) Nier bekken
4) Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
5) Gelas air
6) Kasa tunggal 4x4
7) Waslap
8) Cangkir plastic gigi palsu
9) Sarung tangan sekali pakai

Prosedur perawatan gigi palsu :


1) Jelaskan prosedur pada pasien yang akan dilakukan perawatan gigi palsu
2) Cuci tangan
3) Isi mangkok piala ginjal dengan air biasa atau letakkan waslap pada wastafel dan
nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm
4) Kenakan sarung tangan sekali pakai
5) Minta pasien untuk membuka gigi palsunya
6) Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu. Pegang gigi
palsu di dekat air. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke
belakang dan kedepan untuk membersihkan permukaan penggigit pada
permukaan gigi sebelah luar. Pegang sikat secara vertical dan gunakan gosokan
pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara
horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan kedepan untuk membersihkan
permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi
7) Bilas gigi dengan air biasa
8) Kembalikan gigi palsu pada pasien atau simpan dalam air biasa di dalam cangkir
plastic
9) Kosongkan mangkok nier bekken dan tambahkan air dingin.berikan pasta gigi
pada sikat gigi lembut, dan sikat gusi, langit-langit dan lidah dengan lembut
10) Minta pasien untuk berkumur
11) Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan
12) Buang sarung tangan pada tempat sampah. Bersihkan dan simpan
13) Cuci tangan
14) Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman
15) Catat prosedur pada flow sheet atau catatan perawat.

14
H. Personal Hygiene pada Mulut dan Gigi
Kebersihan mulut dan gigi harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan
berkumur secara teratur meskipun sudah ompong. Bagi yang masih aktif dan
masih mempunyai gigi cukup lengkap, ia dapat menyikat giginya sendiri
sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari. Pada saat bangun tidur dan malam
sebelum tidur. Bagi lanjut usia yang menggunakan gigi palsu (protesa), dapat
dirawat sebagai berikut:
a) Gigi palsu dilepas, dikeluarkan dari mulut dengan menggunakan kain kasa atau
sapu tangan yang bersih. Bila mengalami kesulitan, ia dapat dibantu oleh
keluarga/perawat.
b) Kemudian gigi palsu disikat perlahan dibawah air mengalir sampai bersih . bila
perlu pasta gigi dapat digunakan. Pada waktu tidur, gigi palsu tidak dapat dipakai
dan direndam didalam air bersih mempunyai gigi atau tidak menggunakan gigi
palsu, setiap kali habis makan, ia harus berkumur-kumur untuk mengeluarkan sisa
makanan yang melekat di antara gigi. Bagi yang masing mempunyai gigi, tetapi
karena kondisinya lemah atau lumpuh. Usaha membersihkan gigi dan mulut dapat
dilakukan dengan bantuan keluarga atau jika tinggal di panti, ia dibantu perawat
atau tugas.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Personal hygiene merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis seseorang
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. mempertinggi derajat kesehatannya sendiri.
Hygiene gigi dan mulut membantu mempertahankan status kesehatan gigi,
gusi, mulut, dan bibir yang sehat serta menstimulasi nafsu makan seseorang.
Sedangkan cara membersihkannya dengan menyikat gigi sesudah sarapan dan
sebelum tidur malam atau sesuai kebutuhan. Tanggung jawab perawat gigi dalam
hygiene mulut adalah pemeliharaan dan pencegahan dengan cara mengajarkan
teknik menyikat gigi yang lebih baik dan benar, memotivasi, membuat rujukan,
memberi pendidikan, dan membantu memperbaiki kebersihan gigi dan mulut
pasien.
Tujuan dari perawatan hygiene yaitu untuk meningkatkan derajat
kesehatan seseorang, memelihara kesehatan diri seseorang, memperbaiki personal
hygiene yang kurang, pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang
dan menciptakan keindahan. Dalam kesehatan gigi personal hygiene mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut(misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai
rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.
Kebersihan mulut dan gigi harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan
berkumur secara teratur meskipun sudah ompong. Bagi yang masih aktif dan
masih mempunyai gigi cukup lengkap, ia dapat menyikat giginya sendiri
sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, N. S. (2008). Konsep dasar keperawatan. Egc.

Dasril, M. F. (2017). Asuhan Keperawatan dengan Pemenuhan Kebutuhan


Personal Hygiene pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Stroke
Nasional Bukittinggi Tahun 2017.

Kasiati, K., & Ni Wayan Dwi Rosmalawati, D. R. (2016). Kebutuhan dasar


manusia I.

Mayona, F. (2017). faktor-faktor yang berhubungan dengan personal hygiene ibu


rumah tangga di RW I Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota
Padang tahun 2017. Skripsi. Padang. Universitas Politeknik Kesehatan
Padang.

Sukmawati, A. S., Isrofah, I., Yudhawati, N. L. P. S., Suryati, S., Putra, I. K. A.


D., Juwariyah, S., ... & Ifadah, E. (2023). BUKU AJAR PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai