Disusun oleh:
Kelompok 1
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang
“ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN
PERAWATAN DIRI, EBN KEGAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca. Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.
Kelompok 1
ii
ABSTRAK
Dalam dunia kesehatan tujuan yang paling diutamakan adalah derajat kesehatan pasien semakin
tinggi tingkat kesehatan pasien berarti semakin berkualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
Dalam meningkatkan kesehatan pasien salah satu faktor pendukung adalah personal hygiene
yang dimiliki oleh pasien, maka dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien seorang
perawat harus mampu membantu pasien yang memilih masalah dalam pemenuhan personal
hygienenya sesuai dengan prinsip proses keperawatan. Dalam melakukan asuhan keperawatan
perawat harus mampu mempertimbangkan hal – hal menyangkut pasien sehingga dalam
prosesnya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan tujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal hygiene yang kurang,
pencegahan penyakit, meningkatkan kepercayaan diri seseorang, serta menciptakan keindahan.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya Praktik
personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis
tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene
pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan
menambah tingkat kebutuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
1.3 TUJUAN
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja asuhan keperawatan
diri untuk memberikan rasa nyaman terhadap diri sendiri maupun orang lain dengan cara
memperbaiki persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan
yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Selain itu juga untuk mengetahui jenis kebersihan
keperawatan diri dan apa saja faktor yang mempengaruhi kebersihan diri.
1.4 MANFAAT
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersiha diri seorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Mencegah infeksi
5. Meningkatkan percaya diri
6. Pencegahan penyakit
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan
mereka secara fisik dan keadaan emosional. Pemeliharaan personal hygiene diperlukan
untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Ketika memberikan perawatan
kebersihan diri pada pasien, perawat dapat mengkaji status fisik dan emosional pasien,
dan dapat mengimplementasikan proses perawatan bagi kesehatan total pasien (Potter
& Perry, 2012). Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan
perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara
fisik maupun psikologis untuk memperoleh kesejahteraan baik secara fisik maupun
psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara mandiri
atau menggunakan bantuan yang dapat menciptakan penampilan yang sesuai dengan
kebutuhan kesehatan yang dapat membuat rasa nyaman dan relaksasi (Heriana, 2014).
Untuk melakukan personal hygiene dengan baik kepada pasien, ada waktu-waktu yang
tepat dalam melaksanakannya menurut Heriana (2014), yaitu:
a. Perawatan dini hari, dimana perawatan dini hari ini dilakukan pada waktu bangun
tidur, dimana tindakan yang bisa dilakukan pada perawatan dini hari bisa seperti
perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau fases), memberikan
pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan
melakukan tindakan diri, seperti mencuci muka, tangan, dan menjaga kebersihan
mulut.
b. Perawatan pagi hari, dimana perawatan ini dilakukan setelah melakukan makan pagi
dengan menggunakan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam mencuci
rambut, perawatan kulit, membersihkan mulut, kuku, dan rambut, melakukan
pijatan pada punggung, serta merapikan tempat tidur pasien.
c. Perawatan siang hari, dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan
atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Perawatan siang hari ini seperti mencuci
muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
d. Perawatan menjelang malam, dimana perawatan ini dilakukan saat pasien
menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang dengan
kegiatan tersebut antara lain, pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB & BAK),
mencuci tangan dan muka, membersihkan muka dan memijat daerah punggung.
Tujuan dilakukannya perawatan ini untuk mempertahankan perawatan diri baik secara
sendiri maupun dengan menggunakan bantuan yang dapat melatih hidup sehat dan
4
bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan
kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
yang diinginkan oleh pasien.
b. Berdasarkan tempat
5
Perawatan diri pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang melindungi tubuh dari
berbagai kuman atau trauma sehingga diperlukan perawatan yang kuat dalam
mempertahankan fungsinya.
Perawatan rambut
6
Perawatan gigi dan mulut
Jenis-jenis personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang
rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit, tindakan tersebut meliputi
sebagai berikut:
Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh
Perawatan mata
Perawatan hidung
Perawatan telinga
Perawatan genitalia
Kesehatan pakaian
7
2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERSIHAN DIRI
a. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit
ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakit.
c. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan
sehari-hari.
d. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu. Individu
akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
e. Kebiasaan
Kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk tertentu dalam melakukan
perawatan diri misalnya menggunakan shower, sabun padat, dan lain-lain.
Data subjektif: kalian mengatakan malas mandi, klien mengatakan sering gatal-gatal
pada kulitnya, malas untuk gosok gigi dan gunting kuku, klien mengatakan
perlengkapan mandi seperti sabun, sampo, handuk, di kamar mandi ruangan tidak ada
sehingga klien malas mandi, klien mengatakan tidak ada pakaian ganti setelah mandi.
Data objektif: rambut klien kotor, acak-acakan, pakaian kotor, mulut dan gigi bau, kulit
kasam dan kotor kuku panjang dan tidak terawat, setelah mandi klien masih tampak
kotor kalian tidak membersihkan anggota badan klien, dan tidak pakai handuk, akibat
dari keterbatasan tersedianya respon keluarga dan pihak rumah sakit untuk membenahi
kebutuhan pemenuhan kebersihan diri klien.
9
Ketidakmampuan untuk:
Menyuap makanan dari piring ke mulut
Mengunyah makanan
Menyelesaikan makanan
Meletakkan makanan ke piring
Memegang alat makan
Mengingesti makanan secara aman dan cukup
Memanipulasi makanan di mulut
Mengambil cangkir atau gelas
Menggunakan alat bantu
4. Defisit keperawatan diri: Eliminasi
Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
Ketidakmampuan menyiram kloset atau kursi buang air
Ketidakmampuan mencapai kloset atau kursi buang air
Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
Ketidakmampuan untuk duduk atau bangun dari kloset atau kursi buang air
10
penurunan sirkulasi, obesitas, infeksi pada daerah penopang tekanan, kehilangan
jaringan subkutan atau masa otot, perubahan status metabolik, defisiensi vitamin.
b) Gangguan membran mukosa mulut
Aftosa rekuren (SAR) merupakan ulser yang terjadi berulang-ulang pada mukosa
mulut, biasanya berupa user putih kekuningan tanpa adanya tanda-tanda suatu
penyakit. Stomatitis Aftosarekurens (SAR) merupakan penyakit mukosa mulutter
tersering dan memiliki prevalensi sekitar 10-25% pada populasi. Sebagian besar
kasus bersifat ringan, self-limiting, dan seringkali diabaikan oleh pasien. Namun
SAR juga dapat merupakan gejala dari penyakit-penyakit sistematik, seperti penyakit
Crohn, penyakit Coeliac, malabsorpsi, anemia defisiensi besi atau asam folat,
defisiensi vitamin B12 atau HIV. Oleh karenanya, peran dokter di pelayanan
kesehatan primer dalam mendiagnosis dan menata laksana SAR sangat penting.
c) Infeksi Mata dan Telinga
2) Kuku bergerigi
Tanda horizontal bergerigi pada kuku yang kerap disebut garis beau merupakan
sinyal bahwa tubuh kekurangan zinc. Harper yang menulis buku
DrDawn'sGuidetoWomen'sHealth menyarankan konsumsi asupan kaya zinc
seperti susu, telur, keju, kacang, kerang, dan gandum untuk mengatasinya.
3) Kuku memutih
12
Kondisi ini membuat seluruh permukaan kuku berubah warna jadi putih pucat,
yang diistilahkan dengan nama kuku Terry. Gejala ini adalah tanda infeksi jamur,
sirkulasi darah kurang lancar, diabetes, penyakit liver, ginjal, gagal jantung,
malnutrisi, atau efek kemoterapi.
4) Kuku menebal
Kuku menebal, tumbuh tak beraturan dan berubah warna bisa jadi tanda infeksi
jamur. Harper mengatakan, kondisi ini juga merupakan gejala onychogryphosis
yang kerap dialami orang tua atau karena tekanan pada gugur dalam waktu lama.
13
Kuku rapuh dan pecah-pecah bisa disebabkan penuaan atau paparan air dan
bahan kimia dalam jangka panjang. Philippa Lowe, pakar dermatologi dari
klinik Cranley mengatakan kuku rapuh juga merupakan tanda penyakit tiroid.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam pembahasan materi kali ini kita banyak mengetahui bahwa di dalam konsep dan
prinsip kebutuhan kebersihan dan perawatan diri banyaklah yang harus kita perhatikan dan
harus kita mampu dalam melaksanakannya sebagai perawat. Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan
kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dan pertahanan melawan infeksi.
Dengan implementasi tindakan hygiene pasien atau membantu anggota keluarga untuk
melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kebutuhan pasien (Potter & Perry,
2005).
3.2 SARAN
Kami mengharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui, memahami,
serta mengaplikasikannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Kami menyadari bahwa
makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/MIFTAHUL_FAUZIAH_DASRIL(1).pdf
https://www.scribd.com/embeds/448477179/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key
=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
https://www.scribd.com/embeds/428720934/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key
=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
16