Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH TENTANG KONSEP DAN PRINSIP

KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :
FADILLAH SULAIMAN
NIM : (21010037)
GUSWENDRA USKARNI
NIM : (21010037)
ANA THURSINA
NIM : (21010031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEKANBARU


MEDICAL CENTER (PCM) PROGRAM KHUSUS 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa,
sang pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-
Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hadayah serta inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini tidak kurang dari pada
waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah
satu dari sekian kewajiban mata kuliah ilmu keperawatan dasar I serta mampu
memahami tentang konsep dan prinsip askep kebutuhan kebersihan dan
perawatan diri.
Demikianlah pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulispun
sadar bahwasanya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik tuhan azza
wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karna itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa
penulis nanti dalam upaya evaluasi diri
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis atau pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL.......................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................
C. TUJUAN ..............................................................................................
BAB II TINJAUAN FUSTAKA .KONSEP PERSONAL HYGIENE
A. PENGERTIAN......................................................................................
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHUHI ...........................................
C. TIPE PERSONAL HYGIENE ..............................................................
D. JENIS PERSONAL HYGIENE ............................................................
E. DAMPAK YANG SERING DI TIMBULKAN ...................................
BAB III KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN ......................................................................................
B. DIAGNOSA ..........................................................................................
C. RENCANA TINDAKAN......................................................................
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KHASUS ......................................
A. PENGKAJIAN.......................................................................................
B. ANALISA DATA..................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH.......................................................................
D. INTERVENSI KEPERAWATAN.........................................................
E. IMPLEMENTASI..................................................................................
BAB V PENUTUP .........................................................................................
1. KESIMPULAN.....................................................................................
2. SARAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
pentingdan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh
diantaranya kebudayaan, ocial,keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang
terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga
untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat
menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene
pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan
partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter,
2005).Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan.Hal initerjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
adalah masalahsepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatansecara umum (dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sbb:
a. konsep dan prinsip kebutuhan kebersihan dan perawatan diri
b. konsep asuhan keperawatan kebutuhan kebersihan dan perawatan diri
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan pembuatan makalah ini agar mampu memahami tentang konsep
dan prinsip kebutuhan kebersihan dan perawatan diri
2. Tujuan khusus
 Dapat memahami tentang konsep kebutuhan kebersihan dan
perawatan diri
 Dapat memahami tentang konsep asuhan keprawatan kebutuhan
kebersihan dan perawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP PERSONAL HYGIENE

1. Pengertian personal hygiene


Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli :
a) Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan.
Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005)
b) Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang
sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihanakan
mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri
dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
c) Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
d) Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting)
e) Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan
terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu
hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya
dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dan kerapian sangat penting
dan diperlukan agar seseorang disenangi dan diterima dalam
pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang
dapat hidup secara sehat.
2. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
1) Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya
hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan
rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi
pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan perawatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat
berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus
membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2) Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan
dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-
kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua
mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan
air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang
mempengaruhi perawatan kebersihan.
3) Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant,
sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan
social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
4) Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi
untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang
penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.
Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan
dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk
memenuhi perawatan yang perlu.
5) Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia
kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali
dalam seminggu.
6) Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang
kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien
memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan
pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7) kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap
lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
3. Tipe personal hygiene
a. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat
pencerna makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh
jaringan lunak, dibagian belakang berhubungan dengan tengggorokan
dan didepan ditutup oleh bibir. Lidahterdapat didasar rongga mulut
terdiri dari jaringan yang lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi
terdiri dari jaringan kerasyang terdapat di rahang atas dan bawah yang
tersusun rapidalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan,
maka makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut.
Lidah berperan sebagai pencampur makanan,penempatan makanan
agar dapat dikunyah dengan baik dan berperan sebagai indera perasa
dan pengecap. Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh tata letak
gigi. Disamping itu juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata
dengan jelas danterang (Soenarko, 1984: 28).Seperti halnya dengan
bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga perlu perawatan
yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk
pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup
mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yang
mengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan
mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk
perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari
yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang
teratur dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari
kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan
yang dingin dan terlalu panas (Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang sehat
adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak
berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah
muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut
b. Kesehatan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil
dan ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat
warna. Warna rambut setiap orang tidak sama tergantung zat warna
yang ada didalamnaya.
Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar
rambut (Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan
matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering
nampak pemakaian alat perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung
dan masih banyak lagi yang lain.Penampilan akan lebih rapi dan
menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya
rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan
terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga
perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh
dengan berbagai cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara
pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung
minyak. Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan
demikian maka pencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian
rambut dengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kalid
alam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak
terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan
berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit
kepala meliputi sebagai berikut:
1. Pola kebersihan diri klien normal
2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
c. Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis
besar kulit dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut
kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-
lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut lapisan tanduk dan lapisan
dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah
bawah atau sebelah dalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16). Kulit
merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan
perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung
kulitpun sebagai pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak
kekeringan dari cairan. Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri
dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-
ampas berupa zat yang tidak terpakai melalui keringat yang keluar
lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4). Kulit yang baik akan dapat
menjalankan fungsinyadengan baik sehingga perlu dirawat. Pada masa
yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai
perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitup
embersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit dilakukan
dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan
air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar
(Depdikbud, 1986:23). Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih,
halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur
(fleksibel)
d. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling
luar, bagian tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari
lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari
ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran. Ditelinga
bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam
rumah siput (Depdikbud, 1986 : 30). Telinga merupakan alat
pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi- bunyi suara dapat
didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat
berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga
dapat dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah
kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga
selalu bersih,untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu
bersih.
e. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit
yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-
macam tergantung dari kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang,
tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21). Guna kuku adalah sebagai
pelindung jari, alat kecantikan, senjata , pengais dan pemegang
(Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku
harus relatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam hal
kebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu
terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang
kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh
yang lain.
f. Kesehatan Mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan
melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan
kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya
dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk
mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian
yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah
penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak
dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat
meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata
pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan
digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih
sering. Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan
kantus sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata
tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril
yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa
diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dari dokter.
Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan
pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.
g. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut
dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi
hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan
mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan
yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan
struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari
pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat
membantu dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas
bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator
seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi
nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap
nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.
4. Jenis personal hygiene
Berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu
pelaksanaannyadibagi menjadi empat yaitu:
a. Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur,
untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan
pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak
mampu ambulasi, mempersiap kanpasien dalam melakukan sarapan
atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti
mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,
b. Perawatan pagi hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan
sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci
rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada
punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan
tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi
yang lengkap.
c. Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelahmelakukan
berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan
siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani
banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari.
Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat
tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan
pasien.
d. Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang tidur
agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang.
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan
kebutuhaneliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung.
5. Tujuan Personal Hygiene
Tujuan perawatan personal hygiene adalah
 Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit
yang mati dan bakteri
 Menghilangkan bau badan yang berlebihan
 Memelihara integritas permukaan kulit
 Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
 Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
 Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi
kulit klien.
 Meningkatkan percaya diri seseorang
 Menciptakan keindahan
 Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
6. Dampak yang sering ditimbulkan
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah: Gangguan intergritas kulit,gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan
fisik padakuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri,dan gangguan interaksisosial.
BAB III
KONSEP ASKEP PERSONAL HYGIENE

A. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
 Pola kebersihan tubuh
 Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
 Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
b. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
 Keadaan kesuburan rambut
 Keadaan rambut yang mudah rontok
 Keadaan rambut yang kusam
 Keadaan tekstur
b. Kepala
 Botak/alopesia
 Ketombe
 Berkutu
 Adakah Eritema
 Kebersihan
3) Mata
 Apakah sklera ikterik
 Apakah kunjungtiva pucat
 Kebersihan mata
 Apakah gatal/mata merah
4) Hidung
 Adakah pilek
 Adakah elergi
 Adakah pendarahan
 Adakah perubahan penciuman
 Kebersihan hidung
 Bagaimana membran mukosa
 Adakah septum deviasi
5) Mulut
 Keadaan mukosa mulut
 Kelembapannya
 Adakah lesi
 Kebersihan
6) Gigi
 Adakah karang gigi
 Adakah karies
 Kelengkapan gigi
 Pertumbuhan
 Kebersihan
7) Telinga
 Adakah kotoran
 Adakah lesi
 Bagaimana bentuk telinga
 Adakah infeksi
 Kulit
 Kebersihan
 Adakah lesi
 Keadaan turgor
 Warna kulit
 Suhu
 Teksturnya
 Pertumbuhan bulu
9) Kuku tangan dan kaki
 Bentuknya bagaimana
 Warnanya
 Adakah lesi
 Pertumbuhannya
10) Genetalia
 Kebersihan
 Pertumbuhan rambut pubis
 Keadaan kulit
 Keadaan lubang uretra
 Keadaan skrotum, testis pada pria
 Cairan yang dikeluarkan
11) Tubuh secara umum
 Kebarsihan
 Normal
 Keadaan postur
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan integritas kulit
Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh.Kemungkinan
berhubungan dengan :
1) Bagian tubuh yang lama tertekan
2) Imobilitasi
3) Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Kerusakan jaringan kulit
2) Gangrene
3) Dekubitus
4) Kelemahan fisik
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1) Stroke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis
Tujuan yang diharapkan
1) Pola kebersihan diri pasien normal
2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
2. Gangguan membrane mukosa mulut
Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Trauma oral
2) Pembatasan intake cairan
3) Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher
Kemungkinan data yang ditemukan
1) Iritasi atau luka pada mukosa mulut
2) Peradangan atau infeksi
3) Kesulitan dalam makan dan menelan
4) Keadaan mulut yang kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada
1) Stroke
2) Stomatitis
3) Koma
Tujuan yang diharapkan
1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah
muda
2) Inflamasi tidak terjadi
3) Klien mengatakan rasa nyaman
4) Keadaan mulut bersih
3. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri
Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Kemungkinan data yang ditemukan.
a. Badan kotor dan berbaub.
b. Rambut kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Bau mulut dan motor
C. Prosedur personal hygiene
Personal hygiene rambut sampai kaki
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan
menyisir rambut.Tujuannya adalah membersihkan kuman kuman yang
ada pada kulit kepala ,menambaha rsa nyaman,membasmi kutu atau
ketombe yang melekat pada kulit ,serta memperlancar system
peredaran darah di bawah kulit.
Alat dan Bahan
1. Handuk secukupnya
2. Perlak atau pengalas
3. Baskom berisi air hanagt
4. Sampo atau sabun dalam tempatnya
5. Kasa dan kapas
6. Sisir
7. Bengkok/nierbekken
8. Gayung
9. Ember kosong
Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Pencucian Rambut
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal – hal berikut:
 Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering
dicuci.
 Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada
lingkungan yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci
rambutnya.
 Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering
mencuci rambutnya.
Adapun cara – cara mencuci rambut adalah :
Prosedur Kerja
o Jelaskan prosedur pada pasien
o Cuci tangan
o Tutup jendela atau pasang sampiran
o Kondisikan pasien dalam posisi tidur
o Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala
pasien
o Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke
arah bagian baskom dengan pinggir di gulung
o Tutup telinga dengan kapas
o Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
o Kemudian,sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat
,selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil di
pijat
o Setelah selesai keringkan
o Cuci tangan
2. Perawatan kulit seluruh tubuh
Kulit memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan
memelihara kesehatan tubuh. Cara membersihkan kulit secara
keseluruhan umumnya dengan mandi, karena mandi berguna untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit,
menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf
dan mengembalikan kesegaran tubuh.
Cara merawat kulit
Alat dan Bahan :
a. Baskom cuci
b. Sabu
c. Air
d. Agen pembersih
e. Balutan
f. Pelindung kulit
g. Plester
h. Sarng tangan
Prosedur Kerja
o Jelaskan prosedur pada pasien
o Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
o Tutup pintu ruangan
o Atur posisi pasien
o Kaji ulang /kulit tertekan dengan memperhatikan warna
,kelembaban, penampilan ,sekitar kulit,ukur diameter kulit,ukur
kedalaman.
o Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara
menyeluruh dengan air.
o Perlahan lahan keringkan kulit secara menyeluruh.
o Bersihakan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau
larutan pembersih ,gunakan ,semprit irigasi luka pada luka yang
dalam.
o Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
o Catat hasil
o Cuci tangan
Memandikan Pasien di Tempat Tidur
Tindakann keperawatan di lakukan pada pasien yang tidak mampu
mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.Tujuannya
adalah menjaga kebersihan tubuh ,mengurangi infeksi akibat kulit kotor
,memperlancar sisitem peredaran darah , dan menambah kenyamanan
pasien.
Alat dan Bahan
1. Baskom mandi du buah,masing masing berisi air dingin dan hangat.
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk,sarung tangan pengusap badan
5. Tempat untuk pakaian kotor
6. Sampiran
7. Sabun
Prosedur Kerja
o Jelaskan prosedur pada pasien
o Cuci tangan
o Atur posisi pasien
o Lakukan tindakan memandikan pasien yang di awali dengan
membentangkan handuk di bawah kepala ,kmudian bersihkan muka ,
telinga, dan leher dengan sarung tangan pengusap. Kerngkan dengan
handuk.
o Kain penutup di turunkan ,kedua tangan pasin di angkat dan di
pindahkan handuk di atas dada pasien ,lalu bentangkan.Kemudian
,kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas handuk, lalu basahi
kedua tangan dengan air bersih. Lalu keringkan dengan handuk.
o Kedua tangan di angkat,handuk di pindahkan di sisi pasien,bersihkan
daerah dada dan perut,lalu keringkan dengan handuk.
o Miringkan pasien ke kiri,handuk di bentangkan di bawah punggung
sampai glutea dan basahi punggung hingga glutea,lalu keringkan
dengan handuk.Selanjutnya,miringkan pasien ke kanan dan lakukan
hal yang sama.Kemudian,kembalikan pasien pada posisi telentang dan
pasangkan pakaian dengan rapi.
o Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihakan kaki .Kaki yang
paling jauh di dahulukan dan di keringkan dengan handuk
o Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea.Pakaian bawah perut di
buka, lalu bersihakan daerah lipatan paha dan genetalia. Setelah
selseai, pasnag kembali pakaian dengan rapai
o Cuci tangan.
3. Memelihara kebersihan dan kesehatan
mata Yang perlu dipersiapkan
a. Air hangat
b. Kapas
c. Kain
d. Sapu tangan yang bersih
Prosedurnya :
o Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.
o Sewaktu – waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3%
atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan
kapas mulai dari pinggir mata menuju ke arah tengah ( menuju
hidung ). Lakukan hal ini berulang – ulang sampai mata terasa
bersih
o Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu
tangan yang kotor atau sapu tangan orang lain.
o Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas
kesehatan terdekat.
o Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak
mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.
4. Perawatan kuku kaki dan tangan
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
merawat kuku sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan bahan
1. Alat pemotong kuku
2. Handuk
3. Baskom berisi air hangat
4. Bengkok/nierbekken
5. Sabun
6. Kapas
7. Sikat kuku
Prosedur kerja
o Jelaskan prosedur pada pasien
o Cuci tangan
o Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
o Tentukan kuku yang akan di potong
o Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan
sikat dengan beri sabun bila kotor.
o Keringkan dengan handuk
o Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan
pemotongan kuku.
o Cuci tangan
5. Perawatan telinga
Yang perlu dipersiapkan :
1. Cutton Bath
2. Washlap
3. Water pik
4. Hidrogen proksida
Prosedurnya :
o Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam
kegiatan mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap
yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja
terbaik untuk pembersihan.
o Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara
lembutpada jalan masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin
melonggar dan keluar.
o Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda
tajam seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga.
Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga
dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai
juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam
kanal.
o Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras.
Serumen yang berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan
hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes
gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes
hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps,
dkk, 1995).
o Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal
telinga luar yang akan membersihkan lilin yang telah lunak secara
mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal atau
muntah.
o Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena
menghadap ke sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal
di bawah telinga yang terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water
Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam
kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi
kanal telinga untuk menghindari penggunaan tekanan terhadap
membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang
melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih,
perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa
kanal dari serumen yang masih tertinggal
6. Oral hygiene
Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkanbau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat
penyakit atau medikasi yangdigunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi, danbibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel –
partikel makanan, plak, bakteri,memasase gusi, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasayang tidak
nyaman.Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi
dan mulutyang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan
sariawan.
Hygiene mulut yangbaik memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan.
Tujuan perawatan hygiene
Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut
utuhyang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang
ditularkanmelalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit
mulut dan gigi,meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,
memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar
Perawatan Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan
deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Alat dan bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a. Air masak/NaCl
b. Obat kumur
c. Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi
Prosedur kerja
1. Untuk pasien tidak sadar
o Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
o Cuci tangan
o Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
o Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
o Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi
dengan air hangat/masak
o Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada
saat membersihkan gigi/mulut
o Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi,
dan lidah
o Keringkan dengan kasa steril yang kering
o seteleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin
o Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Untuk pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri
o Jelaskan prosedur pada klien
o Cuci tangan
o Atur posisi dengan duduk
o Pasang handuk dibawah dagu
o Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi
dengan air hangat/masak
o Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi,
gigi dan lidah, lalu bilas dengan larutan NaCl.
o Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
o Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik
turun
o Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pembersihan gigi palsu
a. Alat dan bahan
1. Sikat gigi bebulu lembut
2. Sikat gigi untuk gigi palsu
3. Nirbekken
4. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
5. Gelas air
6. Kasa tunggal 4x4
7. Waslap
8. Cangkir plastik gigi palsu
9. Sarung tanga sekali pakai
h. Prosedur perawatan gigi palsu
o Jelaskan prosedur pada pasien yang akan di lakukan perawata gigi
palsu
o Cuci tangan
o Isi mangkok piala ginjal setengah dengan air biasa atau letakkan
waslap pada westafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih
2.5 cm
o Kenakan sarung tangan sekali pakai
o Minta pasien untuk membuka gigi palsunya.
o Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi
palsu.Pegang gigi palsu di dekat air.Pegang sikat secara horizontal
dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkn permukaan penggigit pada permukaan gigi sebelah
luar.Pegang sikat secara vertikal dan gunakan gosokan pendek
untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara
horizontal dan gunakan gerakan ke belakang dan ke depan untuk
membersihkn permukaan penggigit pada permukaan dalam gigi.
o Bilas gigi palsu dengan air biasa
o Kembalikan gigi paslu pada paisen atau simpan dalam air biasa di
dalam cangkir plastik
o Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin.Berikan
pasta gigi pasa sikat gigi lembut,dan sikat gusi ,langit langit dan
lidah dengan lembut
o Minta pasien untuk berkumur
o Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan.
o Buang srung tangan pada tempat sampah.Bersihkan dan simpan
baha bahan .Cuci tngan
o Tanyakan pada pasien jika gigi palsu terasa nyaman
o Catat prosedur pada flowsheet atau catatn perawat.
7. Perawatan genetalia
o Alat dan Bahan
 Baskom
 Sabun dan tempatnya
 Dua atau tiga waslap
 Handuk mandi
 Selimut mandi
 Alas tahan air atau bedpan
 Tisu toilet
 Sarung tangan pakai
o Prosedur Kerja
 Identifikasi pasien berisiko untuk perkembangan infeksi
genitalia ,atau saluran slauran reproduksi (misalnya keberdaan
kateter yang tetap, inkontensia fekal atau insisi bedah).
 Jekaskan prosedur dan tujuan pada pasien
 Persiapkan alat dan bahan
Bahan bahan tanbahan bila perawatan perinium di berikan
selama waktu di luar mandi :
i. Bola kapas atau lidi kapas
ii. Botol larutan atau tempat yang di isi air dengan air hangat
atau larutan pembersih yang di respkan
iii. Kanting tahan air
 Atur peralatan di sampinh tempat tidur
 Cuci tangan
 Tutup pintu kamar dan tutup jendela untuk menjaga privasi
pasien.Tinggikan tempat tidur sampai posisi kerja yang
nyaman.
 Turunkan penghalang tempat tidur dan bantu pasien pada
posisis miring ,letakkan handuk sepanjang sisi badan pasien
dan pertahankan pasien agar tertutup dengan selimut mandi
semaksimal mungkin.
 Kenakan sarung tangan sekali pakai
 Jika ada feses ,ambil popok atau tisu toilet dan bersihkan
dengan usapan sekali buang.Bersihkan bokong dan anus depan
ke belakang .Bersihkan dan bilas dengan teliti.Keringkan secara
lengkap.Pindahkan dan buang popok dag anti dengan yang
baru.
 Berikan perawatan genitilia
a. Perawatan pada wanita
o Ganti sarung tangan jika sudah kotor
o Letakkan popok tahan air di bawah bokong pasien dengan
posisi pasien supine(tambahan :letakkan pispot di bawah
pasien.
o Bantu pasien dengan posisi dorsal rekumben
o Lipat linen tempat tidur paling atas ke arah kaki tempat tidur
dan angkat baju pasien sampai daerah genitalia
o Bungkus pasien secara “DIAMOND” dengan menempatkan
selimut mandi dengan satu ujung di antara dua kaki ,satu ujung
arah masing masing sisi tempat tidur ,dan satu ujung di atas
dada.
o Naikkan penghalang tempat tidur.Isi baskom dengan air hangat
o Turunkan penghalang dan bantu pasien memfleksi lututnya
dan pisahkan dua kaki terbuka.
o Lipat ujung bawah selimut mandi di antara ke dua tungkai
pasien ke arah abdomen
o Bersihkan dan keringkan paha atas pasien .
o Bersihaka labia mayora
o Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk membuka
meatus uretra dan orifisium vagina.
o Jika pasien di atas pispot,siram air hangat di atas daerah
perineum.
o Keringkan daerah perineum secara merata
o Lipat ujung bawah selimut mandi kembali di antara kaki
pasien dan di atas perineum.Minta pasien untuk menurunkan
kaki da memeproleh posisi nyaman.
Perawatan pada pria
 Ganti sarung tangan jika sudah kotor
 Turunkan penghalang ,turunkan ujung atas selimut mandi di
bawah perineum pasien.Secara lembut angkat penis dan
letakkan handuk mandi di bawahnya.
 Secara lembut raih tungkai penis.Jika pasien ereksi
tangguhakan prosedur
 Cuci kepala penis pertama pada meatus urethra
 Kembalikan kulit luar ke posisi semula
 Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi tegas ke
arah.Beri perhatian khusus pada permukaan bawah penis.
 Bilas dan keringkan secara erata instruksikan pasien untuk
membuka kaki sedikit.
 Secara lembut bersihkan skrotum.
 Lipat kembali selimut mandi di atas perineum dan bantu pasien
kembali ke posisis yang nyaman
 Jika pasien mengalami inkontensia feses atau uirn gunakan
lapisan tipis pelindung kulit yang berisi petrolatum atau oksida
pada anus dsan pada kulit
 Buka sarung tangan sekali pakai dan buang pada tempat
sampah
 Bantu pasien memperoleh posisi yan nyaman dan tutup dengan
selimut
 Angkat selimut andi dan buang semua linen tempat tidur yang
kotor.
 Tinggikan penghalang dan turunkan posisi ke tempat tidur
pada ketinngia yang sesuai
 Cuci tangan
 Inspeksi permukaan genitalia eksternal dan kulit sekitar
terhadap kemerahan,bengkak,kotoran,atau iritasi setelah
pembersihan
 Jika kateter yang tetap berada pada tempatnya.
 Catat prosedur dan segala temuan yang tidak normal
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUANG


PERAWATAN BOUGENVILE RUMAH SAKIT
PERTAMINA DUMAI

A. PENGKAJIAN.

1. BIODATA

Identitas Klien
Nama/Inisial : Ny. M

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 53 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl Dahlia, Kota Dumai Tanggal masuk RS

: 28 Oktober 2021

No. Register :

Ruangan/kamar : Bougenville

Golongan darah :A

Tanggal pengkajian : 03 November 2021

Tanggal Operasi :-

Diagnosa medis : Stroke Haemoragik


II. KELUHAN UTAMA

Klien mengalami sakit kepala secara tiba-tiba dan kemudian terjadi


penurunan kesadaran. Keluarga klien mengatakan selama dirawat di
Rumah Sakit, klien tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar kebersihan diri.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Penyakit stroke hemoragik yang sudah di derita klien yang sudah
berlangsung lama.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Perawat membantu memenuhi kebutuhan mobilisasi pada klien.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan sakit kepala secara tiba-tiba dan kemudian terjadi
penurunan kesadaran sehingga klien tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasar kebersihan diri.
2. Bagaimana dilihat
Klien terlihat tidak sadarkan diri dan kulit terlihat kusam.
C. Severity
Keluarga klien mengatakan klien merasa terganggu dengan keadaan
yang dialaminya saat ini.
D. Time
Sampai saat ini klien masih menggalami penurunan kesadaran dan
badan terlihat kotor dan bau.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang dialami


Keluarga klien mengatakan klien sudah mengalami stroke sejak 6
bulan yang lalu.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Keluarga klien mengatakan klien berobat di Rumah Sakit
Umum Dumai 3 bulan terakhir ini.
C. Pernah dirawat/operasi
Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat/tidak pernah di
operasi sebelumnya.
D. Lama dirawat
Keluarga klien mengatakan lama dirawat ±2 bulan.
E. Alergi
Keluarga klien mengatakan klien tidak memilik riwayat alergi
terhadap makanan dan obat.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
B. Saudara Kandung
Saudara klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
C. Penyakit Keturunan
Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
D. Anggota Keluarga yang Meninggal
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
meninggal.
E. Penyebab Meninggal
Tidak ada.
F. Genogram

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi klien tentang penyakitnya


Pada saat pasien sadarkan diri keluarga klien mengatakan klien
merasa malu dengan penyakitnya saat ini dan klien ingin cepat
pulang, klien merasa hidupnya akan selamanya di rumah sakit.
b. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pada saat klien sadarkan diri klien
mengatakan menyukai tubuhnya terutama
bagian hidung dan tangannya.
b. Identitas diri : Klien berpendidikan SLTA dan sudah menikah.
c. Peran diri : Klien sebagai anak kedua dari dua
bersaudara dalam keluarga.
d. Ideal diri : Klien berharap agai ia cepat sembuh dan dapat segera
pulang agar dapat kembali berkumpul dengan
keluarganya.
e. Harga diri : Pada saat klien sadar klien mengatakan dirinya berguna dan
berarti.
c. Keadaan emosi
Pada saat klien sadarkan diri klien mengatakan emosinya tidak stabil
karena klien hanya bisa berdiam di tempat tidur.
d. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Keluarga klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi
klien adalah suami serta anak-anaknya.
b. Hubungan dengan keluarga
Keluarga klien mengatakan klien memiliki hubungan yang baik
dan harmonis dengan keluarga.
c. Hubungan dengan orang lain.
Keluarga klien mengatakan klien memiliki hubungan yang baik
dan harmonis dengan orang lain.
d. Hambatan interaksi sosial
Keluarga klien mengatakan interaksi klien didalam ruangan
Perawatan baik.
e. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam dan mempercayai ajaran yang ada
pada agama tersebut.
b. Kegiatan Ibadah
Sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan rajin shalat, dan
selama di rawat dirumah sakit klien tidak melaksanakan shalat.

VII. STATUS MENTAL

a. Tingkat kesadaran : Letargi (penurunan kesadaran).


b. Penampilan : Tidak rapi dan penggunaan pakaian
kotor.
c. Pembicaraan : Lambat dan tidak mampu
memulai

pembicaraan.
d. Alam perasaan : Tidak sadarkan diri.
e. Afek : Tidak sesuai ekspresi.
f. Interaksi selama wawancara : Kurang kooperatif.
g. Memori : Gangguan daya ingat.
h. Proses pikir : Inkoheren (tidak sesuai).
i. Isi pikir : Saat dilakukan wawancara klien
sulit berkonsentrasi.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum
Kondisi klien tidak sadarkan diri. Kondisi penampilan tidak rapi, kulit
kusam, kuku panjang dan kotor, serta badan bau.
B. Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh : 38º C
b. Tekanan darah : 160/90 mmHg
c. Nadi : 101 x/menit
d. Pernafasan : 28 x/menit
e. Saturasi 02 : 97%
f. Tinggi badan : 156 cm
g. Berat badan : 55 kg
C. Pemeriksaan Head to
toe Rambut
Penyebaran rambut klien : Penyebaran rambut klien merata.
Bau : Rambut klien bau.
Warna kulit : Warna kulit klien hitam
Keadaan rambut : Kusut

Kepala
Bentuk : Bulat, kepala klien simetris dan
tidak ada benjolan.
Kulit kepala : Kulit kepala klien berketombe dan
bau.
Kebersihan : Kotor
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap
dan simetris antara kanan dan kiri.
Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva klien pucat
Kebersihan mata : Ada kotoran (belek)

Hidung
Kebersihan hidung : Terdapat sekret
Adakah septum deviasi : Ada

Mulut
Keadaan mukosa mulut : Kering dan pucat
Kelembapannya : Tidak lembab
Adakah lesi : Terdapat lesi karena klien
menggunakan alat bantu nafas.
Kebersihan : Mulut tidak bersih

Gigi
Pertumbuhan : Gigi sebagian ompong
Kebersihan : Gigi kotor dan bau

Telinga
Adakah kotoran : Ada
Adakah lesi : Tidak ada
Bagaimana bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri
Adakah infeksi : Tidak ada

Kulit
Kebersihan : Kulit kusam
Adakah lesi : Ada di bagian bokong
Keadaan turgor : Turgor kulit kembali sebelum 2
detik
Warna kulit : Cokelat
Kelembapan : Kulit klien tidak lembap.

Kuku tangan dan kaki


Bentuknya bagaimana : Normal
Adakah lesi : Tidak ada
Pertumbuhannya : Lengkap
Kebersihan : Kuku tangan dan kaki kotor dan
panjang

Tubuh secara umum


Kebersihan : Tubuh kotor dan bau
Keadaan postur : Normal

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A. Pola makan dan minum


1. Frekunesi makan perhari : 3 x sehari
2. Nafsu/selera makan : Nafsu makan berkurang
3. Nyeri uluhati : Tidak ada
4. Alergi : Tidak ada
5. Mual muntah : Tidak ada
6. Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan sore
7. Jumlah jenis makanan : Sonde
8. Waktu pemberian cairan/minum : Tidak ditentukan
9. Masalah makan dan minum : Klien makan dan minum
melalui NGT.

B. Perawatan Diri/personal hygiene


1. Kebersihan tubuh : Tubuh tampak kotor,
berbau dan berdaki
2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi kuning, mulut kering
dan kotor.
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan: Kuku panjang dan kotor
pada kuku kaki dan tangan

C. Pola Kegiatan/Aktivitas
a. Klien tidak mampu melakukan aktivitas di karenakan klien
dalam keadaan bedrest.
b. Selama dirawat dirumah sakit, klien tidak pernah melakukan
aktivitas kegiatan beribadah.

D. Pola Eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : 1 x perhari
b. Karakter feses : Encer
c. Riwayat perdarahan : Tidak ada
d. BAB terakhir : Pagi hari
e. Diare : Tidak ada
f. Penggunaan laktasi : Tidak ada
2. BAK
a. Pola BAK : 2-3 x perhari
b. Karakter urin : Kuning pekat
c. Nyeri/rasaterbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
d. Penggunaan deuretik : Tidak ada
e. Upaya mengatasi masalah : Klien terpasang kateter

E. Mekanisme Koping
Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas konstruktif
dan dengan berbincang dengan anggota keluarga dan perawat
sesuai yang diajarkan oleh perawat dan tidak ada ditemukan
maladaftif.
B. ANALISA DATA.

Masalah
No. Data Penyebab Keperawatan
1 Data Subjektif: - Stroke Hemoragik Defisit Perawatan
Data Objektif: Diri/personal
1. Badan bau hygiene
2. Rambut klien kotor, Penurunan
kulit kepala kotor. motivasi
3. Mulut dan gigi bau,
kulit kusam dan
kotor, kuku panjang Defisit Perawatan
dan kotor. Diri/personal
hygiene
2 Data Subjektif: Stroke Hemoragik Resiko gangguan
Klien tidak mampu Integritas Kulit
untuk bergerak, kulit
kemerahan. Gangguan mobilisasi
Data Objektif:
Tampak adanya lesi
pada kulit. Resiko gangguan
Pasien kesadarannya integritas kulit
letargi, pasien tidur
dalam posisi semi
fowler45º,
TD: 170/100 mmHg
HR: 101 x/menit
RR 28x/menit
Suhu 38ºC
C. RUMUSAN MASALAH
Masalah keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri/personal hygiene
2. Integritas Kulit
Diagnosa Keperawatan

1. Defisit Perawatan Diri/personal hygiene berhubungan dengan


penurunan kesadaran ditandai dengan klien tidak sadarkan diri, badan
bau dan berdaki, gigi kuning dan mulut kering dan kotor, kuku tangan
dan kaki panjang dan kotor.
2. Integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan
klien bedrest total.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Dx Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan kebersihan diri dapat berkurang.
Kriteria Hasil:
1. Kebersihan kebutuhan diri mandi dibantu oleh perawat
dan keluarga.
2. Libatkan keluarga dan perawat dalam kebersihan diri:
personal hygiene.
Rencana tindakan Rasional
1. Pantau kebersihan diri 1. Data dasar dalam
klien dan perawatan intervensi.
diri.
2. Bantu klien dalam 2. Melakukan kebersihan diri
kebersihan badan, pada klien.
mulut, rambut, dan
kuku.
3. Libatkan keluarga 3. Melibatkan keluarga dalam
dalam pemenuhan Mengarahkan klien dalam
kebutuhan perawatan kebersihan diri.
diri klien.
4. Berikan pendes kepada 4. Mengarahkan Keluarga
keluarga. dalam pemenuhan
kebutuhan perawatan diri
klien.
No. Dx Perencanaan Keperawatan
2. Tujuan dan Kriteria Hasil
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan gangguan integritas kulit dapat berkurang atau
menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil:
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan
tidak terinfeksi.
Rencana tindakan Rasional

1. Kaji kebutuhan 1.Data dasar dalam melakukan


personal hgyiene intervensi
pasien
2. Kaji keadaan luka 2.Menentukan intervensi lebih
pasien lanjut
3. Jaga kulit agar tetap 3.Menghindari resiko infeksi
utuh dan kebersihan kulit
kulit pasien dengan
cara membantu mandi
pasien
4. Jaga kebersihan tempat 4.Mengurangi tekanan dan
tidur, selimut bersih menghindari luka dekubitus
dan kencang
5. Observasi tanda-tanda 5. Pencegahan infeksi secara
infeksi dini
6. Lakukan pijat pada 6. Mencegah dekubitus
kulit dan lakukan
perubahan posisi setiap
2 jam
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.

No. Dx Hari/ Waktu Implementasi Evaluasi


Tanggal Keperawatan (SOAP)

1. Rabu, 09.00- 1. Mengkaji keadaan S : Keadaan umum pasien lemah


03/11/ 10.00 umum klien
2021 2. Memantau kebersihan O : Badan bau, kulit kepala
diri klien dengan berketombe dan bau, gigi
kebersihan diri kotor dan bau, kuku kaki dan
3. Melakukan mandi tangan panjang dan kotor
kering pada klien di atas
tempat tidur A : Masalah belum teratasi
4. Menggosok gigi klien
menggunakan kassa dan P : Intervensi dilanjutkan
tong spatel Pantau kebersihan klien.
5. Merawat rambut klien
6. Memotong kuku

Rabu, 11.00- 1. Memantau TTV S : Keadaan umum pasien lemah


03/11/ 12.00 2. Memberi obat demam
2017 Paracetamol. O : Pasien tidur dalam
3. Memberikan kompres posisi semi fowler 45º
hangat. TD: 160/90 mmHg
4. Melepaskan pakaian HR: 104 x/menit
yang menyebabkan suhu RR: 26 x/menit
tubuh meningkat. Suhu: 38ºC
Saturasi O2: 95%.
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan obat demam
(Paracetamol).
3. Kamis, 10.00- 1. Mengkaji kembali S : Keadaan umum pasien lemah
04/11/ 11.00 kebutuhan personal
2017 hgyiene klien O : Badan bau, kulit kepala
2. Memantau kembali berketombe dan bau, gigi
kebersihan diri klien kotor dan bau
dengan kebersihan diri
3. Melakukan mandi A : Masalah sebagian teratasi
kering pada klien di
atas tempat tidur P : Intervensi dilanjutkan
4. Memberikan pendkes Pantau kebersihan klien.
kepada keluarga klien Kuku sudah di potong
dalam membantu
pemenuhan kebersihan
diri klien

4. Kamis, 12.00- 1. Mengkaji TTV S : Klien tidak sadarkan diri.


04 /11/ 13.00 2. Mengkaji keadaan luka
2021 3. Melakukan observasi O : Pasien tidur dalam
tanda-tanda infeksi posisi semi fowler 45º
4. Melakukan miring kanan TD: 130/80 mmHg
dan miring kiri pada HR: 76 x/menit
klien setiap 2 jam sekali RR: 26 x/menit
5. Memantau kebersihan Suhu: 37ºC
tempat tidur. Saturasi O2: 88%.
Terdapat lesi pada bokong.
Keadaan pasien bau.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan
Melakukan miring kanan dan
miring kiri pada klien setiap
2 jam sekali
Pantau lesi pada bokong.
Pantau kebersihan pasien.
5. Jumat, 14.00- 1. Mengkaji kembali S : Klien tidak sadarkan diri.
05 /11/ 16.00 kebutuhan personal
2021 hgyiene klien O : Badan sedikit bersih, gigi
2. Memantau kembali bau
kebersihan diri
3. Memberikan pendkes A : Masalah teratasi sebagian.
kepada keluarga klien
dalam membantu P : Intervensi dilanjutkan
pemenuhan kebersihan Mempertahankan kebersihan
diri klien pasien.
6. Jumat, 17.00- Mengkaji TTV S : Klien tidak sadarkan diri.
05 /11/ 17.45 2. Mengkaji kembali
2021 keadaan luka O : Pasien tidur dalam
3. Melakukan observasi posisi semi fowler 45º
kembali tanda-tanda TD: 120/70 mmHg
infeksi HR: 79 x/menit
4. Melakukan miring kanan RR: 24 x/menit
dan miring kiri pada Suhu: 37ºC
klien setiap 2 jam sekali Saturasi O2: 90%.
5. Memantau kebersihan Terdapat lesi pada bokong.
tempat tidur.
6. Memberikan penkes A : Masalah teratasi sebagian.
kepada keluarga untuk
melakukan miring kanan P : Intervensi dilanjutkan
dan miring kiri setiap 2 Melakukan miring kanan dan
jam sekali. miring kiri pada klien setiap
2 jam sekali
Pantau lesi pada bokong.
Memberikan pendkes kepada
keluarga.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan
dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan
yang mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi
hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari.
2. Saran
Demikianlah uraian singkat makalah tentang konsep dasar tentang
masalah kebutuhan kebersihan dan perawatan diri. .Makalah ini masih
sangat terbatas dan memerlukan tambahan guna memperluas wawasan kita.
Mohon kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta


Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC :
Jakarta
Dasaryandi, kikirizky.2012.kebersihan
diri.http://kikirizkydasaryandi.blogspot.com/2011/06/sap-kebersihan-diri.html.
Diakses tanggal 7 Maret 2012, Pukul 12.45
Agus, Ahmad.2012. kebersihan
diri.http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/sap-upaya-kebersihan-diri.html.
Diakses tanggal 6 Maret 2012, Pukul 12.00
Murti, Sari. 2012. http://www.scribd.com/doc/45033613/Kebersihan-Diri-Dan-
Lingkungan. Diakses tanggal 6 Maret 2012, Puku 12.15

Anda mungkin juga menyukai