Anda di halaman 1dari 47

TUGAS KONSEP DASAR MANUSIA I

KONSEP DASAR PERSONAL HYGINE

DISUSUN OLEH:
Nama : Lafa Salsabila
NIM : 2014301066
Dosen Mata Kuliah : El Rahmayati, S.Kp., M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah dengan judul “Konsep Dasar Personal
Hygiene“.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari Ibu El Rahmayati, S.Kp., M.Kes untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu khususnya kepada dosen mata
kuliah Konsep Dasar Manusia I saya yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gedong Tataan, 27 Juli 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan,
social, keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
perkembangan (dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan
tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan
pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif
dalam meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika
memungkinkan (dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang sepele,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum (dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
2. Rumusan Masalah
 Bagaimanakah konsep personal Hygiene
 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene 
 Apa macam-macam personal hygiene ?
 Apa jenis-jenis personal hygiene ?
 Apa tujuan personal hygiene ?
 Apa dampak yang sering muncul ?
 Bagaimana pengkajian personal hygiene ?
 Bagaimana peengkajian status personal hygiene ?
 Bagaimana Intervensi personal hygiene ?
 Bagaimana Evaluasi personal hygiene ?
3. Tujuan 
 Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan
bakteri
 Menghilangkan bau badan yang berlebihan
 Memelihara integritas permukaan kulit
 Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
 Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien 
 Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
 Meningkatkan percaya diri seseorang
 Menciptakan keindahan
 Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
4. Manfaat 
 Pembaca dapat memahami personal hygiene 
 Pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis personal hygiene
 Pembaca dapat mengetahui dan melaksanakan prosedur personal hygiene
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Personal Hygiene

1. Pengertian Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.

2. Tujuan Personal Hygiene


 Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
 Memelihara kebersihan diri seseorang
 Memperbaiki personal hyiene yang kurang
 Mencegah penyakit
 Menciptakan keindahan
 Meningkatkan rasa percaya diri
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Status Kesehatan
Seseorang dalam kondisi sakit atau cedera, sehingga memerlukan bedrest,
apalagi dalam waktu lama, hal ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang
memenuhi kebutuhan personal hygiene dan tingkat kesehatan klien. Di sinilah
peran perawatan untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dan mencegah
gangguan seperti kerusakan membrane mukosa, kulit dan lain lain.
b. Budaya
Sejumlah mitos berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa seseorang
yang dalam keadaan sakit tidak dimandikan, hal ini dikarenakan nanti
penyakitnya tambah parah.
c. Status Sosial-Ekonomi
Seseorang dalam kegiatan pemenuhan personal hygiene yang baik
memerlukan sarana dan prasarana, seperti kamar mandi, air cukup dan bersih,
peralatan ( misalnya sabun, shampo, dan lain lain) (Nancy Roper, 2002). Hal ini
membutuhkan biaya dan akan berpengaruh seseorang dalam memenuhi dan
mempertahankan personal hygiene dengan baik.
d. Tingkat Pengetahuan dan Perkembangan
Kedewasaan seseorang berpengaruh pada kualitas hidup, salah satunya
pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan itu penting untuk meningkatkan
status kesehatan seseorang. Sebagai contoh, agar seseorang terhindar dari
penyakit kulit, maka seseorang tersebut harus selalu menjaga kulit agar tetap
bersih dengan mandi secara teratur dan menggunakan sabun dan air bersih.
e. Cacat Jasmani Atau Mental
Seseorang dalam kondisi cacat jasmani atau mental akan menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan pemenuhan kebutuhan diri
sendiri.
f. Praktek Sosial
Selama anak-anak mendapatkan praktek hygiene dari orang tua, sedangkan
masa remaja lebih perhatian pada hygiene karena pengaruh teman atau pacar.
Praktik hygiene lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan. 
Kebutuhan Dasar Manusia 1  87
g. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada
orang tersebut. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan
ketika merencanakan perawatan dan akan berkonsultasi membuat keputusan
dalam perawatan hygiene.
Contoh : klien yang telah mengalami pembedahan seperti kolostomi selalu
memperhatikan penampilan stoma dan bau fekal, maka perawat membantu klien
menjaga kebersihan area stoma dan mengurangi atau menghilangkan bau.
Sebaliknya, klien yang tidak rapi atau tidak tertarik pada hygiene maka klien
membutuhkan pendidikan pentingnya hygiene.
h. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan untuk mandi, sikat
gigi dan perawatan rambut, dan lain-lain. Klien memilih produk berbeda untuk
perawatan hygiene dan bagaimana cara melakukan hygiene. Pilihan klien
membantu perawat pengembangan rencana perawatan, hal ini tidak perlu
mengubah pilihan, kecuali hal itu tidak mempengaruhi kesehatan. Misalnya, klien
diabetes harus hati-hati menjaga kakinya bersih dan menghindari infeksi.
Perawat harus menjelaskan kebutuhan perawatan kaki yang baik dan bahan
yang digunakan.

4. Tipe Perawatan Personal Hygiene


a. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna
makanan. Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian
belakang berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir.
Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunakdan ujung-
ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan kerasyang terdapat di rahang
atas dan bawah yang tersusun rapidalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perludihaluskan, maka makanan
tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai
pencampur makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik
danberperan sebagai indera perasa dan pengecap. Penampilanwajah sebagian
ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu juga sebagai pembantu pengucapan
kata-kata dengan jelas danterang (Soenarko, 1984: 28).Seperti halnya dengan
bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi juga perlu perawatan yang teratur
danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhangigi yang sehat
diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat kapur, makanan dalam
bentuk buah-buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk
kesehatan gigidan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang
terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalamsehari
yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Denganmenggosok gigi yang teratur dan
benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit
benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas
(Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang
danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut
b. Kesehatan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan ujungnya
makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut
setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada didalamnaya. Rambut
dapattumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut(Depdikbud,
1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan
hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat
perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang
lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambutdalam keadaan
bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak
terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Rambut dan kulit
kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk
perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian
carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut. Rambut adalah bagian tubuh
yang paling banyak mengandung minyak. Karenaitu kotoran, debu, asap mudah
melekat dengan demikian makapencucian rambut adalah suatu keharusan.
Pencucian rambutdengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua
kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu
berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
1) Pola kebersihan diri klien normal
2) Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
3) Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
4) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
5) Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

c. Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian
dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan
tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisanmalpighi. Kulit jangat terletak
disebelah bawah atau sebelahdalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16).
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.
Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan tubuh
dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung
cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melaluikulitlah
rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat
pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak terpakai melalui keringat yang
keluar lewat pori-pori(Soenarko, 1984:4).
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinyadengan baik sehingga
perlu dirawat. Pada masa yang modernsekarang ini tersedia berbagai cara
modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit,
yaitupembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulitdilakukan dengan
cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih.
Perawatan kulit merupakankeharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23).
Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak
merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)

d. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar, bagian
tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun
telinga. Telinga bagiantengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang
tulangpendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alatkeseimbangan tubuh
yang terletak dalam rumah siput(Depdikbud, 1986 : 30).
Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagaimacam bunyibunyi
suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat
berguna sebagai alatkeseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat
dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan
infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk
mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.

e. Kesehatan Kuku

Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari
sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari
kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,
1986:21).

Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alatkecantikan, senjata , pengais


dan pemegang (Depdikbud ,1986:22).

Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka
harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku
jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat
menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh
yang lain.

f. Kesehatan Mata
Perawatan Mata Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan
melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air.
Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat
menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari
pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap
digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki
sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka
perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak
mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan
digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius. Klien yang
tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa
berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila
refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat
dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air
mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter.
Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata
karena dapat meyebabkan cedera kornea.

g. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang
diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar
karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga,
mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung
adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan
pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal
atau otak. 4. Jenis personal hygiene Berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya
dibagi menjadi empat yaitu:
a. Perawatan dini hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktubangun tidur,
untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan
pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak
mampu ambulasi, mempersiap kanpasien dalam melakukan sarapan atau
makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti
mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,
b. Perawatan pagi hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan
sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci
rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung,
membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien.
Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
c. Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan
berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan
siangdimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani
banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari.
Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain
mencuci muka dan tangan, membersihkanmulut, merapikan tempat tidur,
dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungankesehatan pasien.
d. Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpada saat menjelang
tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengantenang.
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan
kebutuhaneliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka,
membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung.

5. Anatomi Fisiologi yang Terkait Dengan Personal Hygiene


1. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar
matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis yang
tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn, stratum granulosus, stratum
germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang terdiri dari kelenjar keringat,
Kelenjar minyak, rambut, Jaringan lemak, ujung saraf dan kapiler darah.
Pada kulit terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda-benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi:
 Melindungi tubuh
 Pengaturan suhu tubuh I
 ndera peraba
 Sebagai alat ekresi
 Pengatur keseimbangan
Masalah-masalah pada kulit
 Kulit Kering
 Acne
 Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
 Luka lecet
 Skin rushes

2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih komplek
dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata memiliki berbagai
organ seperti
a) Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi
menggerakan mata kita keatas.
b) Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian
luar bola mata.
c) Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam
atau warna biru jika orang Eropa.
d) Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e) Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea
tidak ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar
untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata.
f) Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g) Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h) Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea
dan kornea.
i) Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j) Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang
mengisi bola mata kita.
k) Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh
mata kita.
l) Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya
untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata
m) Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak
untuk di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.

3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi atau
mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan
posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu
a) Telinga Luar
 Daun telinga (pinna), dan
 Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b) Telinga Tengah
 Tulang landasan (incus),
 Gendang telinga (membran timpani),
 Malleus (tulang martil),
 Tulang sanggurdi (stapes), dan
 Saluran eustachius.

c) Telinga Dalam
 Skala timpani,
 Tingkap oval,
 Tingkap bulat,
 Rumah siput (koklea), dan
 Labirin osea.

4. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi
sebagai indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di
permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
Fungsi Hidung:
 Menghangatkan udara
 Sebagai penyaring udara yang masuk
 Sebagai saluran udara pernapasan
 Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput
lendir

5. Mulut dan gigi


Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas
dalam proses perncernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah
untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil
untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan
makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa
adanya gigi, manusia akan sulit memakan makanan yang
dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang memiliki jari
ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari kerangka.
Bagian-bagian gigi yaitu:
 Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
 Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam
procesusal veolaris,
 Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi
yang ditutupi oleh gusi,
 Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi
mahkota,
 Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,
 Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan
 Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.
Fungsi gigi yaitu:
a) Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham
b) Memotong : Gigi Insisivus(seri)
c) Merobek : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)

6. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme
sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan
reproduksi aseksual atau vegetatif yang individunya terbentuk tanpa
melakukan peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi seksual atau
generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan persatuan sel
kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya.
1. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran
kelamin, kelenjar tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang
berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron.
a. Saluran kelamin
 Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi
menampung sperma untuk disalurkan ke epidermis
berjumlah antara 10 – 20 buah.
 Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan
panjang antara 5-6 meter. Saluran ini berfungsi
menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama
3 minggu).
 Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang
sekitar 40 cm. Saluran ini berfungsi menghubungan
epididimis dengan uretra pada penis dan bagian
ujungnya terdapat saluran ejakulasi.

b. Kelenjar tambahan
 Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani)
yang dindingnya menyekresi cairan lendir yang banyak
mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
 Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat
yang mengelilingi bagian pangkal saluran uretra.
 Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar
berukuran sebesar butir kacang yang terletak di bagian
proksimal atau pangkal uretra.
2. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium
(indung telur) yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk /
tuba falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.
a. Organ kelamin luar
 Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
 Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
 Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan
labia minor (bibir kecil),
 Uretra merupakan saluran kemih,
 Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina, dan
 Fundus merupakan bagian lipatan paha.

6. Masalah atau Dampak yang Sering Muncul dalam Personal Hygiene

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah: Gangguan intergritas kulit,gangguan
membranemukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan
fisik pada kuku

b. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri,dan gangguan interaksisosial.

B. Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan personal hygiene

 Pengkajian
Menurut Wahit Iqbal Mubarak,Lilis Indrawati, Joko Susanto (2015). Pengkajian
merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan yang bertujuan untuk pengumpulan data atau informasi, analisis data
dan penentuan permasalahan atau diagnosis keperawatan. Manfaat pengkajian
keperawatan adalah membantu mengidentifikasi status kesehatan, pola pertahanan
klien, kekuatan serta merumuskan diagnosa keperawatan yang terdiri dari tiga tahap
yaitu pengumpulan, pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa dan
merumuskan diagnosa keperawatan.
a. Perawatan pada kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan
adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
b. Perawatan kaki dan kuku
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
c. Hygiene mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi,
tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan, atau pecah-pecah.
d. Perawatan rambut
Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas) apakah tampak kusam? Apakah
ditemukan kerontokan?
e. Perawatan mata, telinga dan hidung
 Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterius, konjungtiva pucat, sekret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatalgatal pada mata.
 Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya
serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya
pendengaran.
 Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis,
perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-
tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman.

 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat tugas dan jelas
berdasarkan pada hasil pengumpulan data dan evaluasi data yang di lakukan
dengan sistematis, praktis,etis, dan profesional oleh tenaga keperawatan yang
mampu untuk itu. Diagnosa keperawatan menggambarkan respons klien terhadap
masalah kesehatan atau penyakit.
Menurut buku SDKI,2017. Diagnosa yang muncul pada kasus personal hygiene yang
berkaitan dengan kondisi klinis demensia adalah:
Defisit perawatan diri
a. Definisi: tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
b. Penyebab atau etiologi
 Gangguan muskuloskeletal
 Gangguan neuromuskuler
 Kelemahan
 Gangguan psikologis atau psikotik
 Penurunan motivasi atau minat
c. Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif: klien menolak melakukan perawatan diri.
b) Objektif: klien tidak mampu mandi atau mengenakan pakaian,
makan,ketoilet, berhias secara mandiri dan minat melakukan
perawatan diri kurang.
d. Gejala dan tanda minor
Gejala tanda minor baik subjektif maupun objektif tidak tersedia.
1) Perawatan Kulit

Definisi : keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh.

Kemungkinan berhubungan dengan :

 Bagian tubuh yang lama tertekan


 Imobilitasi
 Terpapar zat kimia

Kemungkinan data yang ditemukan

 Kerusakan jaringan kulit


 Gangrene
 Dekubitus
 Kelemahan fisik

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

 Stroke
 Fraktur femur
 Koma
 Trauma medulla spinalis

Tujuan yang diharapkan

 Pola kebersihan diri pasien normal


 Keadaan kulit, rambut kepala bersih
 Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

2) Perawatan mulut
Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan :
 Trauma oral
 Pembatasan intake cairan 3)
 Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher

Kemungkinan data yang ditemukan

 Iritasi atau luka pada mukosa mulut


 Peradangan atau infeksi
 Kesulitan dalam makan dan menelan
 Keadaan mulut yang kotor

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada

 Stroke
 Stomatitis
 Koma

Tujuan yang diharapkan

 Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah


muda
 Inflamasi tidak terjadi
 Klien mengatakan rasa nyaman
 Keadaan mulut bersih
3) Perawatan rambut
Kemungkinan berhubungan dengan
 Rambut rontok
 Terdapat ketombe
4) Perawatan kaki dan kuku
 Nyeri pada kuku
5) Perawatan mata, telinga dan hidung
Mata : Inspeksi, Palpasi, Kemerahan pada mata, Pandangan kabur, Air mata
berlebihan, infeksi kornea

 Rencana Tindakan (Intervensi)


1. Perawatan Kulit
Kulit memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memelihara
kesehatan tubuh. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya
dengan mandi, karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang
melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang
peredaran darah dan syaraf dan mengembalikan kesegaran tubuh.
Cara merawat kulit
Alat dan Bahan :
 Baskom cuci
 Sabun
 Air
 Agen pembersih
 Balutan
 Pelindung kulit
 Plester
 Sarung tangan

Prosedur Kerja

 Jelaskan prosedur pada pasien


 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
 Tutup pintu ruangan
 Atur posisi pasien
 Kaji ulang /kulit tertekan dengan memperhatikan warna
,kelembaban ,penampilan ,sekitar kulit,ukur diameter kulit,ukur
kedalaman.
 Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara
menyeluruh dengan air.
 Perlahan lahan keringkan kulit secara menyeluruh.
 Bersihakan luka secara menyeluruh dengan cairan normal
 Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
 Catat hasil
 Cuci tangan

2. Perawatan kaki dan kuku

Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu


merawat kuku sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.

Alat dan bahan

 Alat pemotong kuku


 Handuk
 Baskom berisi air hangat
 Bengkok/nierbekken
 Sabun
 Kapas
 Sikat kuku

Prosedur kerja

 Jelaskan prosedur pada pasien


 Cuci tangan
 Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
 Tentukan kuku yang akan di potong
 Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan
sikat dengan beri sabun bila kotor.
 Keringkan dengan handuk
 Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan
pemotongan kuku.
 Cuci tangan

3. Perawatan mulut

Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut,


sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkanbau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit
atau medikasi yangdigunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan
setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut
merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab
melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, danbibir, menggosok
membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri,memasase
gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan
rasayang tidak nyaman.

Tujuan perawatan hygiene


Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuhyang
terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang
ditularkanmelalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut
dan gigi,meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene
mulut dengan benar

Alat dan bahan

 Handuk dan kain pengalas


 Gelas kumur berisi: a. Air masak/NaCl b. Obat kumur c. Borax gliserin
 Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
 Kapas lidi
 Bengkok
 Kain kasa
 Pinset atau arteri klem
 Sikat gigi dan pasta gigi

Prosedur kerja

Untuk pasien tidak sadar


 Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
 Cuci tangan
 Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
 Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
 Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi
dengan air hangat/masak
 Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut
pada saat membersihkan gigi/mulut
 Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut,
gusi, gigi, dan lidah/
 Keringkan dengan kasa steril yang kering 9.
 setelah bersih, oleskan dengan Borax gliserin
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

4. Perawatan rambut

Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu


memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisir
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman kuman yang ada pada kulit
kepala ,menambaha rsa nyaman,membasmi kutu atau ketombe yang melekat
pada kulit ,serta memperlancar system peredaran darah di bawah kulit.

Alat dan Bahan

 Handuk secukupnya b)
 Perlak atau pengalas
 Baskom berisi air hangat
 Sampo atau sabun dalam tempatnya
 Kasa dan kapas
 Sisir
 Bengkok/nierbekken
 Gayung
 Ember kosong

Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan


cara sebagai berikut :

1. Pencucian Rambut Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung


pada hal – hal berikut:

a. Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci.
b. Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada lingkungan
yang berdebu orang tersebut harus sering mencuci rambutnya.

c. Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci


rambutnya.

Prosedur Kerja

 Jelaskan prosedur pada pasien


 Cuci tangan
 Tutup jendela atau pasang sampiran
 Kondisikan pasien dalam posisi tidur e.
 Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala
pasien
 Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan
ke arah bagian baskom dengan pinggir di gulung
 Tutup telinga dengan kapas
 Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
 Kemudian,sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air
hangat ,selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat
sambil di pijat
 Setelah selesai keringkan
 Cuci tangan

5. Perawatan Mata, Telinga, Hidung

a. Mata

Yang perlu dipersiapkan

 Air hangat
 Kapas
 Kain
 Sapu tangan yang bersih

Prosedurnya :

 Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.


 Sewaktu – waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3%
atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan
kapas mulai dari pinggir mata menuju ke arah tengah ( menuju
hidung ). Lakukan hal ini berulang – ulang sampai mata terasa
bersih
 Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau
sapu tangan yang kotor atau sapu tangan orang lain.
 Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau
petugas kesehatan terdekat.
 Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak
mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.
b. Telinga
Yang perlu dipersiapkan :
 Cutton Bath
 Washlap
 Water pik
 Hidrogen proksida

Prosedurnya :
 Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam
kegiatan mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan
washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga dengan
lembut, kerja terbaik untuk pembersihan. 2
 Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara
lembutpada jalan masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin
melonggar dan keluar.
 Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda
tajam seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga.
Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga
dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai
juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam
kanal.
 Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras.
Serumen yang berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan
hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes
gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes
hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps,
dkk, 1995).
 Kemudian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37o C) ke kanal
telinga luar yang akan membersihkan lilin yang telah lunak secara
mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan normal atau
muntah.
 Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena
menghadap ke sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala
ginjal di bawah telinga yang terkena untuk menangkap larutan irigasi.
Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke
dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak
mengoklusi kanal telinga untuk menghindari penggunaan tekanan
terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal
yang melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal
bersih, perawat menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan
memeriksa kanal dari serumen yang masih tertinggal.
c. Hidung
Yang perlu dipersiapkan :
 Cutton bath
 Wash lap
 Kapas

Prosedurnya :

 Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut


dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini
menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah
klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena
mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang
telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang
sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari
pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
 Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat
membantu dengan menggunakan washlap basah atau
aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau
salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi
panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat
juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan
kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

C. Kenyamanan Lingkungan Pasien

 Merapikan tempat tidur tanpa pasien di atas tempat tidur

Tujuan
1.      Membuat pasien merasa nyaman
2.      Mempercepat upaya penyembuhan
3.      Mencegah penyakit bertambah parah
4.      Memperkecil penularan

Peralatan cuci tangan :
1.    Ceret berisi air bersih/kran
2.    Sabun dan tempatnya
3.    Tempat perhiasan
4.    Handuk
5.    Ember kosong ( tempat penampungan air kotor )
6.    APD ( masker, sarung tangan, celemek )
Peralatan Menata tempat tidur
1.    Tempat tidur, kasur dan bantal
2.    Sprei
3.    Perlak
4.    Pelintang
5.    Selimut
6.    Sarung bantal.
7.    Baki
8.    keranjang/ember (tempat alat tenun kotor)

Pelaksanaan
1.    Semua peralatan bersih diletakkan diatas meja kecuali ember/keranjang kosong
2.    Cuci tangan dan pakai APD
3.    Lepaskan semua peralatan kotor masukan ke keranjang/ember kosong
4.    Bantal di ambil letakkan di atas kursi
5.    Kasur dibalik bagian kaki berada pada bagian kepala
6.    Ambil seprei , letakan ditengah kasur, bentangkan seprei.
7.    Ambil perlak dan kain pelintang diletakan diatas seprei bagian tengah  kasur
8.    Dengan gerakan searah jarum jam pada keempat sudut dibuat lipatan digonal
kemudian masukan lipatan dibawah kasur sisi kiri dan kanan kemudian selipkan sisi
alat tenun di bagian bawah kasur lalu rapihkan
9.    Pasang sarung bantal dan letakkan pada posisi semula
10. Pasang selimut dibagian bawah/kaki dan buat lipatan untuk tempat kaki dan
selipkan kebawah kasur
11. Rapikan peralatan dan dibawa ke belakang
12. Lepas APD dan cuci tangan

 Merapikan tempat tidur dengan pasien ada diatas tempat tidur


D. SOP PERSONAL HYGIENE

Rasional dari dilakukannya SOP Personal Hygiene


1. Menghilangkan minyak yang menupuk, keringat, sel-sel kulit mati, dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah
5. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk menkaji kulit
6. Meningkatkan percaya diri seseorang
7. Menciptakan keindahan
8. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
9. Mempertinggi daya tahan tubuh
10. Pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene
11. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
12. Merangsang peredaran darah
13. Menyediakan bantuan dan perlengkapan kebutuhan pasien
14. Memfasilitasi pasien untuk melakukan kebersihan diri

1. SOP Memandikan pasien


A.    Definisi
Memandikan pasien adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian
tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air
bersih, sabun dan larutan antiseptic. Memandikan pasien merupakan suatu tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri
dengan cara memandikannya di tempat tidur.

B.     Indikasi
 Pada pasien bed rest
 Pada pasien yang tidak dapat dan tidak diizinkan mandi sendiri
 Pada pasien baru yang dalam keadaan kotor.

C.     Kontraindikasi
 Pada pasien luka bakar
 Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien dan tetap menjaga
kesopanan.
 Pada pasien yang koma
 Pada pasien yang terpasang alat-alat kesehatan
        
D.    Pelaksanaan
Alat dan bahan
 Handuk mandi 2 buah
 Waslap 3 buah
 Sabun mandi pada tempatnya
 Selimut ekstra 1 buah    
 Baskom air kecil 1 buah
 Alat rias pribadi pasien, seperti :
ü  Bedak atau kolonye
ü  Deodorant
ü  Losion atau krim tubuh
ü  Minyak zaitun

2.      Cara kerja


 Identifikasi kebutuhan pasien
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
 Siapkan alat alat dan susun diatas troli
 Dekatkan ke pasien
 Pasang tirai untuk menjaga privasi pasien
 Atur pasien pada posisi supine atau semifowler
 Cuci tangan dengan prinsip bersih
 Pasang selimut ekstra sambil menurunkan selimut pasien
 Buka pakaian pasien dibawah selimut
 Pasang handung dibawah kepala pasien
 Wajah
ü  Basahi waslap lalu basuh wajah dan leher pasien, dimulai dari dahi. Tanyakan
apakah pasien mau menggunakan sabun wajah?
ü  Basuh dan bersihkan bibir dengan arah melingkar
ü  Basuh kelopak matamenggunakan air bersih dengan arah dari dalam ke luar
ü  Bersihkan seluruh daun telinga dengan perlahan
ü  Keringkan wajah dan telinga dengan handuk
 Lengan
ü  Letakan handuk memanjang pada lengan yang terjauh
ü  Basahi dan sabuni lengan dengan arah dari pergelangan tangan sampai
pangkal lengan atau dari bagian bersih ke bagian yang kotor
ü  Rendam tangan pasien lalu bersihkan telapak dan kukunya menggunakan
sikat dan sabun
ü  Bilas dan bersihkan aeluruh lengan dengan air bersih lalu keringkan dengan
handuk, setelah kering lengan diposisikan ke arah atas
ü  Pindahkan handuk ke lengan terdekat, lakukan langkah langkah yang sama
pada lengan sebelumnya
 Dada
ü  Pindahkan handuk memanjang untuk menutupi bagian dada dan perut pasien
ü  Basahi dan sabuni bagian dada hingga atas simfisis dengan arah gerakan dari
dada ke bawah atau dari yang bersih ke bagian yang kotor
ü  Bilas dan bersihkan dengan air bersih lalu keringkan dengan handuk setelah
kering tutup dengan baju atau selimut bersih
 Kaki
ü  Letakan handuk dibawah kaki yang terjauh dari perawat
ü  Basahi dan sabuni kaki tersebut dengan arah gerakan dari telapak kaki ke
paha atau dari bagian yang bersih ke bagian yang kotor
ü  Rendam kaki lalu bersihkan kuku dan telapaknya dengan menggunakan
sikatdan sabun
ü  Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk
ü  Setelah kering, tutup dengan selimut bersih
ü  Letakan handuk dibawah kaki yang terdekat dengan perawat, bersihkan
dengan cara yang sama
 Genitalia
ü  Dengan mneggunakan waslap lain, basahi dan sabuni bagian genetalia
pasien(bila pasien bisa melakukannya sendiri berikan waslap ditangan kiri
dan ajari cara membersihkannya)
ü  Bilas dan keringkan area yang sudah dibersihkan, kemudian tutupi
denganselimut bersih
 Punggung
ü  Miringkan pasien (berlawanan dengan perawat), letakan handuk memanjang
di bawah punggung dan bokong pasien, tutup bagian bagian kaki yag sudah
bersih
ü  Basahi dan sabuni dengan arah dari bokong ke punggung. Bilas dan
keringkan dengan handuk
ü  Lakukan message dengan menggunakan losion atau minyak dari arah
bokong ke punggung, lakukan gerakan melingkar pada area area tulang
yang menonjol. Lakukan selama 3-5 menit
ü  Observasi adanya tanda-tanda luka tekan (kemerahan,lecet) pada bagian
yang menonjol
ü  Bersihkan sisa losion atau minyak dengan handuk.
 Berikan bedak, deodorant, dan lotion (sesuai kebiasaan pasien).
 Bantu pasien memakai pakaian dalam dan baju luar
 Atur pasien dalam posisi yang nyaman sebelum ditinggalkan
 Rapikan dan bersihkan alat yang telah digunakan
 Catat tindakan yang telah dilakukang dan hasilnya

2. SOP Perawatan Kaki dan Kuku

Masalah umum kaki dan kuku

 Karakteristik
a. Kuku randuk ram
Biasanya kuku yang meliuk panjang
 Implikasi
Usaha perawat untuk memotong kuku dapat menyebabkan kerusakan dalam kuku
dengan resiko infeksi
 Intervensi
Perawat merujuk pasien ke podiatriat
 Paronisia
Inflamasi jaringan sekitar jari terjadi sestelah bintil kuku atau cedera lain .ii terjadi pada
orang yang tangannya sering berada di air dan umumnya klien diabetes.
 Implikasi
Daerah dapat menjadi infeksi
 Intervensi
Pengobatan adalah pengompresan atau perendaman panas dan pemggunaan salep
antibiotic local pranisia dapat di cegah deengan perawatan yang teliti .
b. Bau kaki
Adalaah akibat keringat yang berlebihan yang meningkatkana perkembangan
mikroorganisme
 Implikasi
Kondisi dapat menyebabbkan ketidaknyamanan akibat keringat yang berlebihan
 Intervensi
Pencucian yang sering penggunaan deodorant kaki dan bedak dan penggunaaan alas
kaki yang bersih mencoba mengurangi masalah.

Faktor Perkembangan

Pengkajian perawat mempertimbangkan kebutuhan khusus lansia yang sering kali tidak
mampu mempertahankan perawtan kuku dan kaki yang tepat .mencatat keberadaaan penglihatan
yang lemah ,tangan gemetar ,obesitas atau ketidakmamouan untuk membungkuk menyatakan
tingkat bantuan yang diperlukan klien lansia . jika masalah kaki atau kuku tetap tidak diselesaikan
,lansia lebih mudah menjadi cacat .perawat juga mengkaji masalah umum lansia .perubahan terjadi
dengan bberlangsungnya stress bertahun –tahun dan pentakit degenerative yang menyertai lansia
.pengkjian keperawatan yang teliti harus mengitegrasikan perubahan –perubahan ini dengan gejala
penyakit kronis dan kondisi yang dapat diobati .

Lansia sering kali memiliki kaki yang kering karena penurunan sekresi kalenjer
sebasea,dehidrasi sel epidermis dan kondisi alas kaki yng buruk .retakan yang menyebabkan
kegatalan umumnya berkembang.

Masalah kaki yang umum dari lansia meliputi cedera tumit, metatarsalgia (nyeri dibawah kepala
metatarsal, jari pali dan cakar, ibu jari bengkak, Ktimumul dan kalus, arthritis, kehilangan sensasi,
dan kondisi kuku patologis (Oesterman, Stuck, 1990) infeksi jamur secara umum terjadi dibawah jari
kaki yang menyebabkan coretan kuning yang kotor atau prubahan earna total. Kuku dapat menjad
buram, bersisik dan hipertropi.

Jika klien lansia memiliki masalah kaki yang kronis maka perawat harus mengkaji jenis
pengibatan rumah yang digunakan. Banyak obat bebas seperti yang digunakan untuk mengobati
katimumul dapat menyebabkan kerusakan lapisan kulit yang normal. Luka bakar atau ulserasi yang
dihasilkan dari produk ini meningkatkan risiko infeksi.

ALAS KAKI

Jenis alas kaki yang dipakai da[at mempengruhi masalah kaki dan kuku klien .anak –anak
atau dewasa muda yang secara teratur gagal memakai kos kaki akan memiliki keringat yang
berlebihan yng meningkatkan pertumbuhan jamur .sepatu sempit atau kurang pas ,kaus kaki,ikat
kaos kaki,atau stockingnilon sampai lutut dapat menyebabkan luka kulit teertentu dan mengganggu
sirkulasi kaki .perawat juga mengkaji apakah klien mengenakan alas kaki yang bersih setiap hari
karena pengulangan alas kaki menyebabkann infeksi .jika klien memiliki masalah kesehatan seperti
diabetes ,sangatlah penting menggunakan las kaki yang benar .sepatu yang kebesarab dan
kedalaman akan mengakomodasiibu jari yang bengkak atau jari cakar .bantalan alas kaki bagian
dalam mebnantu mendistribusikan tekanan kepala metatarsal.pojok sepatu membantu dengan
ambuasi (young ,young ,1994)
PENGERTIAN TTG PRAKTIK PERAWATAN KUKU DAN KAKI

Perawat menentukan pengetahuan klien tentang perawatan kaki dan kuku untuk mengkaji
kebutuhan pendidikan .perawat menobservasi apakah klien mengetahui bagaimana memotong kuku
atau mengunakan produk bebas untuk perawatan kuku dan pemeliharaan .jika klien tidak mampu
memvisualisasikanseluruh kakinya ,orang lain harus melakukan tugas ini setiap hari .karrena
insufisiensi vaskulardan neuropati ,orang diabetes berisiko pada kaki yang diabetes dengan mudah
menyebabkan infeksi .

DIAGNOSA PERAWATAN

Pengkajian kondisi kaki dan kuku klien menyatkan batasan karakteristik adanya masalah
kesehatan actual atau potensial .faktor nyang berhubungan menyebabkan masalah kesehatan klien
mengarahkan perawat untuk melakukan asuhan keperawatan suportif atau preventif
.identifikasiyang akurat dari faktor yang berhubungan memastikan perawat memilih intervensi
keperawatan yang tepat .

Contoh disgnosa keperawatan nanda untuk masalah kaki dan kuku :

Nyeri yang berhubungan dengan

 Pembentukan kalus
 Kuku jari kakki yang tumbuh ke dalam

Hambatan mobilisasi fisik yng berhubungan dengan

 Luka kaki yang menyakitkan

Deficit perawatan diri mandi /hygiene yang berhbungan dengan :

 Gangguan visual
 Perubahan koordinasi tangan

Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan

 Kerusakan perfusi artei


 Ppraktik pemotongan kuku yang tidak tepat
 Friksi dari sepatu
 Cedera pada kuku

Resiko kerusakan integraasi kulit yang berhubungan dengan

 Kerusakan pada perfusi arteri


 Alas kaki yang tidak pas

Risiko infeksi yang berhubungan dengan

 Kulit yang rusak atau trauma

Deficit pengetahuan perawatan kaki dan kuku yang berhubungan dengan

 Misinterpretasi informasi
 Kurang terpapar informasi
PERENCANAAN

Perawat dapat memberikan perawatan kuku dan kaki selama mandi di bak atau pada waktu
yang terpisah ,menurut pilihan klien.banyak perawat komunitas kesehatn rumah mengunjungi klien
di rumah smeata –mata untuk memberikan perawtan kuku dan kaki .

Jika kuku klien sangat keras atau jika klien tidak mampu melakukan perawatan kiuku pribadi
maka podiatrist dapat memebrikanperawtan kuku .podiatrist

Dilatih dalam pengobatan masalah kuku dan kaki. Tujuan klien yang menerima perawtan
kuku dan kaki melipuuti hal-hal berikut :
a) klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut
b) klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih
c) klien akan berjalan dan menanggung berat badan dengan normal
d) klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.

IMPLEMENTASI

Perawatan kaki dan kuku termasuk perendaman untuk melembutkan kutikua dan lapisan sel
tanduk ,pemebrsihan dengan teliti ,pengeringan dan pemotongan kuku yang tepat .perawat dapat
memebrikan perawtan di tempt tidur untuk klien imobilisasi atau mendukung klien di kursi .perawat
harus menyisihkan waktu selama prosedur untuk mengajarkan klien dan keluarganya teknik
membersihkan dan pemotongan kuku yang tepat dan memberi saran untuk memilih alas kaki yang
tepat.dengan memperbolehkan klien melakukan perawatan kaki dan kuku ,perawat dapat menekan
kan prisnsip yang berhubungan untuk meningkatkan sirkulasi yang baik dan mencegah infeksi seta
cedera jaringan .

Klien diabetes atau seseorang berpenyakit vaskularperifer berisiko untuk masalah kaki dan
kuku akibat suplai darah perifer yng kurng baik ke kaki.meskipun perawatan kaki yang terus menrus
dapat mencegah amputasi jari ,penelitian menunjukkan bahwa klien tidak mempelajari perawtan
yang tepat .selain itu sensasi di kaki dapat bbberkurang .perawat harus menunjukkan neuropati
perifer tau insufisiensi vascular

Trauma pada kaki diabetes sering kali tidak diketahui .dengan adanya kerusakan kulit maka
infeksi lebih mudah berembang karena sirkulasiyang buruk .perawat menyarankan klien untuk
menggunakan pedoman berikut

1. Periksa kaki setiap hari, meliputi bagian atas, telapak kaki, tumit, dan daerah antara jari

Perawatan Kuku dan Kaki

 Identifikasi klien yang beresiko untuk masalah kaki dan kuku termasuk hal berikut.
 Lansia
 Klien diabetes
 Klien gagal jantung atau penyakit ginjal
 Klien cedera serebrovaskular (stroke)
 Dapatkan pesan dokter untuk pemotongan kuku jika kebijakan institusi mengharuskannya
 Jelaskan prosedur kepada klien, termasuk fakta bahwa perendaman yang tepat
membutuhkan beberapa menit.
 Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
 Baskom
 Mangkok plala ginjal
 Waslap
 Handuk mandi atau handuk muka
 Pemotong kuku
 Stik jingga
 Papan penghalus
 Losion badan
 Karpet alas mandi sekali pakai
 Handuk kertas
 Sarung tangan sekali pakai (tambahan)

 Cuci tangan, atur peralatan pada meja tempat tidur


 Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu kamar (jika diinginkan)
 Bantu klien duduk disamping tempat tidur jika memungkinkan. Letakkan karpet alas mandi
sekali pakai di lantai dibawah kaki klien. Letakkan lampu panggilan dalam jangkauan klien.
 Isi baskom mandi dengan air hangat. Periksa suhu air.
 Letakkan baskom pada karpet alas mandi dan bantu klien meletakkan kakinya kedalam
baskom.
 Atur meja tempat tidur pada posisi rendah dan letakkan diatas pangkuan klien.
 Isi mangkok plala ginjal dengan air hangat dan letakkan baskom diatas handuk kertas diatas
meja tempat tidur
 Instruksikan klien untuk meletakkan jari tangan pada mangkok dan letakkan lengan klien
pada posisi yang nyaman.
 Biarkan kaki dan jari tangan klien terendam selama 10 - 20 menit. Ganti air hangat dalam 10
menit jika diperlukan
 Bersihkan dengan lembut bagian bawah kuku jari tangan dengan stik jingga saat jari jari
dicelup. Kemudian pindahkan mangkok dan keringkan jari secara menyeluruh
 Dengan pemotong kuku, potong kuku lurus memanjang dengan ujung jari rata. Bentuk kuku
dengan menggunakan papan penghalus
 Tekan kutikula ke belakang secara lembut dengan stik jingga
 Pindahkan meja tempat tidur jauh dari klien
 Gunakan sarung tangan sekali pakai dan gosok daerah kalus pada kaki dengan waslap
 Bersihkan secara lembut bagian bawah kuku dengan stik jingga. Angkat kaki dari waskom
dan keringkan secara merata
 Bersihkan dan potong kuku jari menggunakan prosedur langkah 15 – 16
 Gunakan lotion untuk kaki dan tangan dan kemudian bantu klien kembali ke tempat tidur
dengan posisi yang nyaman
 Buka sarung tangan dan buang pada tempat nya. Bersihkan dan kembalikan peralatan dan
bahan ke tempat yang sesuai. Letakkan linen kotor pada tempatnya. Cuci tangan
 Inspeksi kuku dan kuliat sekitarnya setelah perendeman dan pemotongan kuku
 Catat prosedur dan observasi. Laporkan adanya kerusakan kulit

RASIONAL

 Perubahan dalam fungsi sensori dan motorik dengan penuaan yang mengganggu praktik
perawatan diri. Perubahan fisiologis pada masa lansia mengubah kondisi kaki dan kuku.
 Perubahan vaskular yang berhubungan dengan diabetes dapat mengurangi aliran darah ke
jaringan Perifer
 Kondisi ini menyebabkan adema jaringan dan penurunan aliran darah ke ekstremitas
 Paralisis rosidual atau penurunan sensasi menyebabkan pola berjalan yang abnormal akibat
friksi dan tekanan pada kaki.
 Kulit klien dapat terpotong dengan tidak sengaja. Klien tertentu lebih beresiko infeksi,
tergantung pada kondisi medis.
 Klien harus mau meletakkan jari tangan dan kaki kedalam baskom selama 10 sampai 20
menit.
 Mencegah penundaan mengurangi transmisi infeksi.
 Mempertahankan privasi klien mengurangi kecemasan.
 Duduk di kursi lebih memudahkan pencelupan kaki di baskom. Karpet mandi melindungi kaki
dari terkena kotoran. Lampu panggilan mempertahankan keselamatan lingkungan.
 Air hangat melunakkan kuku dan sel epidermis yang menebal, mengurangi inflamasi kulit,
dan meningkatkan sirkulasi lokal. Suhu air yang tepat mencegah kulit terbakar.
 Klien yang mengalami kelemahan otot atau tremor mempunyai kesulitan memposisikan
kaki.
 Memberi kemudahan untuk mencegah bahaya tumpah
 Air hangat melunakkan kuku dan sel epidermis menebal
 Posisi yang lama menyebabkan ketidaknyamanan kecuali jika mempertahankan garis
anatomis normal
 Pelunakan katimumul, kalus, dan katikula memastikan penganggkatan sel mati dengan
mudah dan manipulasi yang mudah dari kutikula
 Stik jingga mengangkat kotoran di bawah kuku yang menyimpan mikroorganisme.
Pengeringan yang merata menghambat pertumbuhan jamur dan mencegah maserasi
jaringan
 Pemotongan lurus mencegah pinggir kuku menjadi robek dan pembentukan ujung kuku yg
tajam yang mengiritasi pinggir samping kulku, pengikiran mencegah kuku teralu dekat
dengan dasar kuku
 Mengurangi insiden kutikula yang mengada
 Menyediakan akses ysng lebih mudah untuk kaki
 Mencegah transmisi infeksi jamur. Fraksi mengangkat lapisan kulit mati
 Mengurangi peluang infeksi
 Lubirikasi kulit kering dengan mempertahannkan kelembaban
 Mencegah transmisi infeksi
 Mengevaluasi kondisi kulit dab memungkinkan perawat untuk Mencatat adanya sisa
ujungkulu yang kasar
 Domumentasi prosedur dari respons. Kelainan menghadapain pada resiko tersebut.

3. SOP Perawatan Mulut

LANGKAH

Kaji adanya refleks Rasional: Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme.


1. Muntah. Posisikan klien dalam posisi Sims atau miring dengan kepala diputar ke
arah sisi yang terkena.
2. Jelaskan prosedur kepada klien.
3. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
 Larutan anti infeksi
 Sikat gigi spon atau spatel lidah dibungkus kasa tunggal; sikat gigi kecil.
 Spatel lidah berbantalan
 Handuk wajah
 Mangkok piala ginjal
 Handuk kertas
 Gelas air dengan air dingin
 Jeli larut air
 Mesin pengisap portabel (tambahan) dengan katater suksion.
 Sarung tangan sekali pakai.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sekali pakai.
5. Letakkan handuk kertas diatas meja tempat tidur dan atur peralatan. Hidupkan
mesin pengisap dan hubungkan selang ke katater pengisap.
6. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu ruangan.
7. Tinggikan tempat tidur pada tingkat horizontal tertinggi; turunkan pagar tempat tidur.
8. Pindahkan klien mendekati sisi tempat tidur dan ke dekat perawat; pastikan kepala
klien diputar ke arah matras.
9. Letakkan handuko dibawah awajah klien dan mangkok piala ginjal dibawah dagu.
10. Secara hari-hati retraski gigi bagian atas dan bawah klien dengan spatel lidah yang
dengan memasukkan spatel dengan cepat tetapi lembut diantara geraham
belakang. Masukkan saat klien relaks.
11. Bersihkan mulut menggunakan sikat atau spatel lidah yang dilembabkan dengan anti
infeksi dan air.
12. Berikan jeli larut air tipis pada bibir.
13. Jelaskan prosedur telah selesai.
14. Lepaskan sarung tangan dan letakkan pada tempat yang sesuai.
15. Atur kembali posisi klien yang nyaman, naikkan penghalang tempat tidur, dan
kembalikkan tempat tidur pada posisi semula.
16. Bersihkan peralatan dan kembalikkan pada tempatnya yang sesuai. Letakkan linen
kotor ke dalam tempat yang sesuai
17. Cuci tangan.
18. Inspeksi rongga mulut.
19. Catat prosedur, termasuk observasi yang berhubungan (mis. Pendarahan gusi,
mukosa kering, ulserasi, atau krusta pada lidah) dan laporkan setiap temuan yang
tidak umum kepada perawat penanggung jawab atau dokter.

RASIONAL

 Menunjukkan klien berisiko aspirasi.


 Klien yang tidak sadar mampu mendengar.
 Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak sebagai antiinfeksi.
 Sikat membersihkan gigi dengan efektif.
 Mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah selama prosedur.
 Melubrikasi bibir.
 Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal.
 Rongga mulut berisi mikroorganisme.
 Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme.
 Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan yang dipersiapkan sebelumnya
pastikan prosedur aman dan lancar.
 Memberikan privasi.
 Penggunaan mekanika tubuh yang baik dengan tempat tidur pada posisi tinggi.
 Pengaturan posisi kepala yang sesuai mencegah aspirasi.
 Mencegah linen menjadi kotor
 Mencegah klien dari menggigit jari dan menyediakan kemudahan ke rongga mulut.
 Tindakan penggosokan mengangkat partikel makanan di antara gigi dan sepanjang
permukaan pengunyahan.
 Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan retak
 Menyediakan stimulasi yang bermakna pada klien yang tidak sadar atau kurang
responsif.
 Mencegah transmisi mikroorganisme
 Mempertahankan kenyamanan dan keamanan klien.
 Mengurangi transmisi mikroorganisme
 Menentukan kemanjuran pembersihan. Setelah sekresi tebal terangkat maka dapat
terlihat inflamasi lesi dibawahnya.
 Mencatat respon klien terhadap terapi keperawatan. Pendarahan dapat
menunjukkan masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga mulut mungkin
menjadi kanker.

4. SOP PERAWATAN RAMBUT

LANGKAH-LANGKAH:

1. Tentukan jika ada risiko yang mungkin kontraindikasi dengan bersampo atau
pengaturan posisi. Kaji ulang pesan dokter yang menentukan pemberian medikasi
sampo.
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Persiapkan peralatan dan bahan-bahan yang didiperlukan
 2 buah handuk mandi
 Was lap atau handuk muka
 Sampo(TAMBAHAN: kondisioner rambut dan krimbilas)
 Teko tempat air
 Alas keramas plastik
 Baskom mandi
 Selimut mandi
 Alas tahan air
 Sisir dan sikat rambut bersih
 Pengering rambut
 Botol H2O2(Tambahan)
 Sarung tangan sekali pakai (tambahan)
4. Cuci tangan
5. Atur peralatan pada tempat yang nyaman, tinggikan posisi tempat tidur, dan
rendahkan penghalangsisi tempat tidur.
6. Letakkan alas air dibawah bahu, leher dan kepala klien. Posisi klien telentang
dengan kepala dan bahu pada ujung atas tempat tidur. Letakkan alas keramas
plastic dibawah kepala dan baskom pada ujung alas. Pastikan bahwa ujung alas
melebihi ujung matras dan masuk kedalam Baskom.
7. Letakkan handuk gulung dibawah leher dan handuk mandi sepanjang bahu
8. Sikat dan sisir rambut.
9. Ambill air hangat dan isi teko tempat air. Periksa suhu dengan memengang sedikit
air kebagian dalam telapak tangan anda.
10. Gunakan sarung tangan jika klien mempunyai luka dikepala atau ada kutu.
11. Tawarkan klien pilihan untuk memegang handuk wajah atau was lap penutup mata.
12. Dengan teko tempat air, tuang air perlahan diatas rambut sampai semuanya basah.
Gunakan sedikit sampo
13. Gosok-gosok hingga berbusa dengan keduatangan. Mulai pada garis batas rambut
dan kerjakan kearah belakang leher. Angkat kepala sedikit dengan satu tangan untuk
mencuci bagian belakang kepala. Sampo sisi-sisi kepala. Masa sekulit kepala
dengan menggunakan ujung-ujung jari.
14. Bilas rambut dengan air. Pastikan aliran air kedalam Baskom. Ulangi pembilasan
sampai rambut bebas dari sampo. Untuk mempercepat aliran dari alas keramas,
tekan kebawah pada ujungnya.
15. Ulangi langkah 12-14
16. Berikan kondisioner atau bilas jika diminta dan bilas rambut secara menyeluruh.
17. Tutup kepala dengan handuk mandi. Keringkan daerah sekitar leher atau bahu
18. Keringkan rambut dan kulit kepala. Gunakan handuk kedua jika handuk pertama
basah, lepas sarung tangan jika diperlukan
19. Sisir rambut untuk menghilangkan kekusutan dan keringkan dengan pengering atau
handuk yang ada secepat mungkin
20. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman dan menyelesaikan pengaturan rambut.
21. Kembalikan peralatan pada tempatnya. Letakkan linen basah pada bakalattenun.
Cuci tngan.
22. Tanyakan pada Klien tentang perasaannya terhadap rambut.
23. Inspeksikon disirambut
24. Catat prosedur dan hasil temuan yang berhubungan dengan kondisi atau kulit
kepala.

RASIONAL

1. Kondisi medis tertentu(mis,pengantian pada total, cedera leher servikal, insisi


terbuka, trakheostomi) dapat menempatkan klien berisiko cedera karena pengaturan
posisi, terkena basah, atau manipulasi basah. Untuk kondisi-kondisi seperti
mempunyaikut udan ketombe dapat memesan sampo khusus.
2. Klien dapat menjadi cemas tentang pengaturan posisi atau risiko air masuk kemata
3. Digunakan untuk menuang air diatas kepala. Mengalirkan air ke Baskom untuk
mencegah mengotori linen tempat tidur
4. Membersihkan rambut yang kotor karena darah
5. Mengurangi transmisi mikroorganisme. Mencegah interupsi dan memfasilitasi
mekanika tubuh
6. Mencegah membasahi alat tenun tempat tidur.
7. Sedikit hiperekstensi leher meninimalkan masalah mengalirnya air kebelakang leher.
8. Menghilangkan kusut akibat pembersihan. Mencegah terbakarnya kulit wajah dan
kepala
9. Mencegah trasmisi mikroorganisme
10. Mencegah sampo atau air memasuki mata
11. Air membantu penyebaran sampo suds atau rambut
12. Kemajuan sistematik pada rambut dan kulit kepala memastikan pembersihan yang
menyeluruh. Mesase menyebabkan goresan pada kulit
13. Sampo yg tersisa meyebabkan rambut kusam. Sampo yang mongering
menyebabkan iritasi kulit kepala
14. Memastikan pemberian yang menyeluruh. Kondisioner mencegah pengeringan yang
berlebihan. Krim pembilas memudahkan penyisiran dan penyikatan.
15. Rambut basah menyebabkan kedingan dan menggigil
16. Pengeringan mencegah menggigil
17. Meningkatkan perasaan sehat klien
18. Mempertahankan kebersihan lingkungan dan mengontrol transmisi infeksi
19. Klienakan merasa bersih setelah bersampo
20. Bersampo menjadikan rambut bersih
21. Mendokumentasi respons klien terhadap terapi dan kondisi rambut atau kulit kepala
yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

5. SOP PERAWATAN HIDUNG

 PERSIAPAN KLIEN
a) Berikan salam dan perkenalkan diri dan identifikasi pasien
b) Kaji kebutuhan pasien akan kebutuhan kebersihan kuku
c) Jelaskan prosedur tindakan pada pasien, berikan pasien kesempatan untuk bertanya, dan
jawab semua pertanyaan pasien
d) Beri privasi pada pasien
e) Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman
 PERSIAPAN ALAT
a) Satu buah baskom berisi air hangat
b) Satu buah pengalas (perlak)
c) Satu buah sarung tangan
d) Cutton bud
e) Tissue kering
f) Bengkok
 LANGKAH KERJA :
a) Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera
b) Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian tempat kerja yang nyaman
c) Cek alat-alat yang akan digunakan
d) Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien
e) Posisikan pasien senyaman mungkin
f) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
g) Bentangkan perlak ukuran sedang di bawah kepala
h) Lembabkan cutton bud dengan air hangat
i) Bersihkan lubang hidung pasien dengan cutton bud
j) Letakkan cutton bud yang sudah kotor diatas tissue kering
k) Lakukan hingga bersih, jika sudah selesai buang tissue pada bengkok
l) Rapikan pasien pada posisi semula
m) Beritahu bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
n) Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan lepas sarung tangan
o) Buka kembali tirai atau pintu dan jendela
p) Kaji respon pasien
q) Berikan reinforcement positif pada pasien
r) Buat kontrak pertemuan selanjutnya
s) Akhiri kegiatan dengan baik
t) Mengembalikan peralatan ke nurse station dan mencuci tangan

6. SOP PERAWATAN TELINGA

 Alat dan Bahan


1. Cutton Bath
2. Washlap
3. Water pik
4. Hidrogen proksida

 Persiapan pasien: Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.


Persiapan Lingkungan: Mengatur ruangan / tempat yang nyaman dan cukup
pencahayaan.

 Pelaksanaan:
 Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan
mandi di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan,
dirotasikan kekanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
 Ketika serumen tampak, penarikan kembali kebawah secara lembut pada
jalan masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar.
 Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam
seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga.
 Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur
membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai juga harus dihindari
karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam kanal.
 Anak-anak dan lansia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang
berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan
irigasi. Prosedur pertama yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu
tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua kali
lunakkan lilin (Phipps, dkk, 1995).
 Kemudian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37°C) kekanal telinga luar yang
akan membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas
dapat menyebabkan normal atau muntah.
 Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang
terkena menghadap kesebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala
ginjal di bawah telinga yang terkena untuk menangkap larutan irigasi.
 Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi kedalam kanal
telinga. Ujung spuitatauWater Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga
untuk menghindari penggunaan tekanan terhadap sikap.

7. SOP PERAWATAN MATA

LANGKAH-LANGKAH:

1. Inspeksi mata atau tanya kepada klien ap akah kontak lensa dikenakan.
2. Kaji kemampuan klien untuk memanipulasi dan memegang kontak lensa.
3. Setelah lensa dilepas, inspeksi mata terhadap tanda-tanda iritasi kornea, air mata yang
berlebihan, kemerahan, rasa perih terbakar.
4. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untukmelepas lensa.
 Tempat penyimpanan lensa kontak diberi label dengan nama klien.
 Mangkuk pengisap lensa (tambahan).
 Larutan saline steril.
 Handuk mandi.
5. Persiapkan peralatan dan bahan untuk pembersihan dan insersi
 Lensa di dalam tempat penyimpanan yang bersih, diberi label nama klien.
 Peralatan desinfektan termal (tambahan).
 Pembersih surfaktan.
 Larutan pembilas.
 Desinfektan lensa steril untuk lensa keras.
 Larutan pembasah steril untuk lensa keras.
 Bola kapas atau kapas bertangkai.
 Handuk mandi.
 Mangkuk piala ginjal.
 Gelas berisi air hangat.
6. Diskusikan prosedur dengan klien.
7. Atur posisi klien yaitu telentang atau duduk di tempat tidur atau kursi.
8. Melepas lensa lunak
a) Cuci tangan
b) Letakkan handuk dibawah wajah klien
c) Tambahkan beberapa tetes salin steril ke mata klien
d) Minta klien untuk memandang lurus ke depan
e) Menggunakan jari tengah, tarik kelopak mata bagian bawah
f) Dengan telapak jari telunjuk pada tangan yang sama, geser lensa keluar kornea ke arah
bagian putih dari mata.
g) Tarik kelopak mata bagian atas ke arah bawah secara lembut dengan ibu jari pada
tangan yang lain dan tekan lensa sedikit di antara ibu jari dan jari telunjuk
h) Ambil lensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa membuat dua ujung-ujung lensa
berhimpitan
i) Jika ujung-ujung lensa menempel, letakkan lensa di telapak tangan dan rendam
keseluruhan dengan salin steril. Secara lembut balikkan lensa dengan jarintelunjuk
dengan gerakan kedepan ke belakang. Jika gosokan tidak memisahkan ujung-ujung lensa
maka lensa dapat direndam dalam larutan steril
j) Bersihkan dan bilas lensa. Letakkan lensa ke dalam kotak tempat penyimpanan yang
sesuai. R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri. Pastikan lensa berada di tengah
k) Ulangi langkah 8c-8j untuk lensa yang lain. amankan penutup pada penyimpanan
l) Kembalikan handuk dan cuci tangan
9. Melepas lensa kaku
a) Cuci tangan
b) Letakkan handuk dibawah wajah klien
c) Pastikan lensa berada pada posisi tepat di atas kornea. Jika tidak, minta klien menutup
mata, letakkan jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan di belakang lensa, secara
perlahan tapi kuat pijat lensa kembali ke tempatnya
d) Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan tarik kulit secara lembut ke belakang
arah telinga
e) Minta klien berkedip. Jangan melepas tekanan pada kelopak sampai kedipan selesai
f) Jika lensa gagal keluar, secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung lensa. Tekan
kelopak mata bawah berlawanan dengan ujung bawah lensa
g) Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat naik dari mata. Mangkuk
pengisap dapat digunakan untuk klien gelisah atau tidak sadar
h) Letakkan lensa di tangan anda
i) Bersihkan dan bilas lensa. Letakkan lensa di dalam kontak tempat penyimpanan yang
sesuai; R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri. Letakkan lensa di tengah tempat
penyimpanan, sisi konveksi di bawah
j) Ulangi langkah 8c-8i untuk lensa yang lain. amankan penutup atas kotak penyimpanan
k) Kembalikan handuk dan cuci tangan
10. Membersihkan dan mendesinfeksi lensa kontak
a) Cuci tangan
b) Susun peralatan di samping tempat tidur
c) Letakkan handuk di atas area kerja
d) Buka tempat lensa hati-hati, perhatikan jangan membuka tutup lensa tiba-tiba
e) Setelah mengangkat lensa dari mata, berikan 1-2 tetes larutan pembersih pada lensa di
telapak tangan anda (gunakan pembersih yang direkomendasi) oleh pabrik lensa atau
praktisi perawatan mata
f) Gosok lensa dengan lembut tetapi merata pada kedua sisi selama 20-30 detik. Gunakan
jari telunjuk (lensa lunak) atau jari kelingking atau aplikator kapas bertangkai yang
direndam dengan pembersih (lensa kaku) untuk membersihkan lensa bagian dalam.
Hati-hati untuk tidak menyentuh atau menggores lensa dengan kuku jari
g) Pegang lensa di atas mangkuk piala ginjal, bilas keseluruhan dengan larutan pembilas
yang direkomendasi pabrik (lensa lunak) atau air dingin (lensa kaku)
h) Letakkan lensa di kotak penyimpanan dan isi dengan larutan disinfeksi yang
direkomendasi pabrik atau praktisi perawatan mata. Letakkan lensa di tengah tempat
penyimpanan, sisi konveks ke arah bawah, isi dengan larutan.
11. Memasukkan lensa kaku
a) Cuci tangan secara merata dengan sabun nonkosmetik yang ringan. Bilas dengan bersih.
Keringkan dengan handuk bersih.
b) Letakkan handuk di atas dada klien.
c) Pindahkan lensa kanan dari tempat penyimpanan; usahakan mengangkat lensa lurus ke
atas.
d) Bilas dengan air dingin.
e) Basahi lensa pada kedua sisi dengan menggunakan larutan basah yang di resepkan.
f) Letakkan lensa kanan di konkaf di atas ujung jari telunjuk tangan dominan.
g) Instruksi klien untuk melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar sementara
meretraksi kelopak mata bawah; letakkan lensa secara lembut di atas pusat kornea.
h) Minta klien menutup mata sebentar dan menghindari kedipan.
i) Minta klien membuka mata. Pastikan lensa berada tepat di tengah dengan menanyakan
klien apakah penglihatannya kabur.
j) Ulangi langkah 10c-10i untuk mata kiri.
k) Bantu klien untuk posisi nyaman.
l) Buang peralatan yang kotor, buang larutan di dalam tempat penyimpanan, keringkan,
dan cuci tangan.
12. Memasukkan lensa lunak
a) Cuci tangan dengan sabun nonkosmetik yang ringan, bilas dengan bersih, keringkan
dengan handuk bersih.
b) Letakkan handuk di atas dada klien.
c) Angkat lensa kanan dari tempat penyimpanan dan bilas dengan larutan pembilas yang
direkomendasi; periksa lensa terhadap benda asing, air mata atau kerusakan lain.
d) Periksa bahwa lensa tidak terbalik (bagian dalam berada di luar).
e) Menggunakan jari tengah atau telunjuk dari tangan yang berlawanan , tarik kelopak mata
atas sampai iris terlihat.
f) Gunakan jari tengah atau tangan memegang lensa untuk menarik ke bawah kelopak mata
bagian bawah.
g) Minta klien untuk melihat lurus ke depan dan “melalui ” lensa dan jari. Secara lembut
letakkan lensa langsung pada kornea, dan lepaskan lensa secara perlahan, mulai dari
kelopak mata bawah.
h) Jika lensa berada pada sklera daripada kornea, beritahu klien untuk menutup mata
secara perlahan dan putar ke arah lensa.
i) Minta klien untuk berkedip beberapa kali.
j) Yakinkan lensa berada tepat di tengah dengan menanyakan apakah penglihatan klien
kabur.
k) Jika pandangan klien kabur,tarik kelopak mata, tentukan lokasi posisi lensa, minta klien
untuk melihat ke arah yang berlawanan dari lensa dan dengan jari telunjuk anda, beri
tekanan pada batas kelopak mata bawah dan atur posisi lensa di atas kornea. Minta klien
melihat secara perlahan ke arah lensa.
l) Ulangi langkah 12c-12k untuk mata yang lain.
m) Bantu klien untuk posisi nyaman.
n) Buang peralatan yang kotor, buang larutan di dalam tempat penyimpanan, bilas
keseluruhan tempat penyimpanan, keringkan, dan cuci tangan
13. Tanya klien apakah lensa terasa nyaman setelah pemasukan kembali.
14. Catat atau laporkan setiap tanda atau gejala perubahan visual yang tercatat selama
prosedur.
15. Catat pada rencana asuhan keperawatan atau kardeks waktu pemasukan dan pelepasan
lensa.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

 Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene meliputi status sosial, budaya
status kesehatan, pengetahuan dan pengembangan, citra tubuh, pilihan pribadi, dan
lain-lain.
 Terdapat dua cara dalam merapikan tempat tidur, yaitu merapikan tempat tidur tanpa
ada pasien dan merapikan tempat tidur yang diatasnya ada pasien.
 Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat tugas dan jelas
berdasarkan pada hasil pengumpulan data dan evaluasi data yang di lakukan
dengan sistematis, praktis,etis, dan profesional oleh tenaga keperawatan yang
mampu untuk itu. Diagnosa keperawatan menggambarkan respons klien terhadap
masalah kesehatan atau penyakit.

2. SARAN

Seharusnya kita sebagai seorang perawat harus benar-benar memahami betapa


pentingnya konsep personal hygiene ini, karena di dalam konsep tersebut
mengandung hal-hal yang dapat membuat diri kita berkemauan untuk merawat diri
sendiri meliputi beberapa aspek maupun merawat klien-klien yang akan kita hadapi
di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp

http://srijapri.mahasiswa.unimus.ac.id

http://debimaulida.web.unej.ac.id
http://bppsdmk.kemkes.go.id/

Anda mungkin juga menyukai