Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE


MATA KULIAH: KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DOSEN: El Rahmayati, S. Kp., M. Kes

DISUSUN OLEH

VERANITA MEILYA ROSA

NIM (2014301065)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT. Atas segala taufik, hidayah serta inayah-Nya
yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar
Personal Hygiene ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat serta
salam tidak lupa juga penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi MuhammadSAW.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan dan juga
kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah
di tentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih
sempurnanya hasil makalah ini. Akhir kata, penulis hanya dapat berharap agar hasil
makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang berarti dari usaha
penulis selama ini.

Lampung, Juli 2020

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social, keluarga,
pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan (dalam Tarwoto
& Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu
dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan
mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter,
2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (dalam
Tarwoto & Wartonah 2006).

1.2    Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah konsep personal Hygiene
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
3. Apa macam-macam personal hygiene ?
4. Apa jenis-jenis personal hygiene ?
5. Apa tujuan personal hygiene ?
6. Apa dampak yang sering muncul ?
7. Bagaimana pengkajian personal hygiene ?
8. Bagaimana peengkajian status personal hygiene ?
9. Bagaimana Intervensi personal hygiene ?
10. Bagaimana Evaluasi personal hygiene ?
1.3    Tujuan
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.

3
7. Meningkatkan percaya diri seseorang
8. Menciptakan keindahan
9. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
1.4    Manfaat
1. Pembaca dapat memahami personal hygiene
2. Pembaca dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis personal hygiene
3. Pembaca dapat mengetahui dan melaksanakan prosedur personal hygiene

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep personal Hygiene


2.1.1 Pengertian personal hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli :
a) Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin.
1979 (dalam Basyar.2005).
b) Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
c) Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
d) Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
e) Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu
hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan
ditingkatkan. Kebersihan dan kerapihan sangat penting dan diperlukan agar seseorang

5
disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar
seseorang dapat hidup secara sehat.

A. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene


a. Body Image
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan
hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian
ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat
keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien
dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu
usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
b. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang
dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
c. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan
bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga
harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan
social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Dengan demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup.
Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran
tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran
praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan
dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.

e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri
yang berbeda pula.

6
f. Kebiasaan seseorang
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih produk yang berbeda (misalnya
Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (misalnya Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan
hygiene pribadi.

2.1.2 Tipe personal hygiene


1. Kesehatan Gigi dan Mulut
Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan. Mulut
berupa suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang berhubungan
dengan tengggorokan dan di depan ditutup oleh bibir. Lidah terdapat didasar rongga mulut
terdiri dari jaringan yang lunak dan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan
keras yang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapih dalam lengkungan
(Depdikbud, 1986:33).
Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka makanan tersebut
dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur makanan,
penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik dan berperan sebagai indera
perasa dan pengecap. Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Di
samping itu juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas dan terang
(Soenarko, 1984: 28). Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut
dan gigi juga perlu perawatan yang teratur dan seharusnya sudah dilakukan sejak kecil.
Untuk pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineral seperti
zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yang mengandung vitamin A atau C sangat
baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaik
untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi dan pada
waktu akan tidur.
Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang ada pada gigi akan
hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang
dingin dan terlalu panas (Depdikbud, 1986: 30). Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi,
bersih, bercahaya, gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang danberwarna
merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut.
2. Kesehatan Rambut dan kulit rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan ujungnya makin
kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak

7
sama tergantung zat warna yang ada di dalamnya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh
darah yang ada disekitar rambut (Depdikbud, 1986:23).
Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa
dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain
seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi dan
menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam
keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik.
Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu perawatan
yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian
cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu
kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut adalah suatu
keharusan. Pencucian rambut dengan shampo dipandang cukup apabila dilakukan dua kali
dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12).
Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak dan
terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi
sebagai berikut:
a) Pola kebersihan diri klien normal
b) Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
c) Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
d) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
e) Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

3. Kesehatan kulit
Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit
jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu lapisan luar yangdisebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut
lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelahdalam dari kulit ari
(Depdikbud, 1986:16).
Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan di bawahnya. Perlindungan kulit
terhadap segala rangsangan dari luar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit.
Sebagai pelindung kulit pun sebagai pelindung cairan-cairan tubuh sehingga tubuh tidak
kekeringan dari cairan. Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna
kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-ampas berupa zat yang tidak terpakai
melalui keringat yang keluar lewat pori-pori (Soenarko, 1984:4).

8
Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu
dirawat. Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai
perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan dengan cara
mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Tentu
saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar
(Depdikbud, 1986:23). Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada
bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel).

4. Kesehatan Telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian tengah, dan
daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagian
tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran. Di telinga
bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput
(Depdikbud, 1986:30).
Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi- bunyi suara
dapat didengar. Di samping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai
alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan pembersihan
yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu
lubang telinga selalu bersih, untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih.

5. Kesehatan Kuku
Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel-sel
yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yang
pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21).
Kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata, pengais dan pemegang
(Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang,
maka harus dirawat terutama dalam hal kebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari
kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadisarang
kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.

6. Kesehatan Mata
 Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan
dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas
dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk
mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari
washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki
sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat

9
dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali
untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena
dapat meyebabkan cedera serius.
Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa
berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip
tidak ada atau ketika mata  tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas
steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan
untuk itu harus diperoleh dai dokter.  Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan
kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.

7. Kesehatan Hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke
dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat
mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan
tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur
mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar,
iritasi mukosa, atau kekeringan.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air
atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi
nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan
kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

2.1.3 Jenis personal hygiene


Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaan nya dibagi
menjadi empat yaitu:Perawatan dini hari Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada
waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti
menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiap kanpasien
dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene,
seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut,
1. Perawatan pagi hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau
makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB /
BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada
punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini
sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.

10
2. Perawatan siang hari
Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di
rumah sakit sering kali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di
pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci
muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
3. Perawatan menjelang tidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien
relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat
dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhaneliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan
muka, membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung.

2.1.4 Tujuan Personal Hygiene


Tujuan perawatan personal hygiene adalah :
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
7. Meningkatkan percaya diri seseorang
8. Menciptakan keindahan
9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

2.1.5 Dampak yang sering ditimbulkan


1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah gangguan intergritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri,dan gangguan interaksisosial.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Askep personal hygiene


3.1.1 Pengkajian
A. Riwayat keperawatan
1. Pola kebersihan tubuh
2. Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
B. Pemeriksaan fisik
1). Rambut
1. Keadaan kesuburan rambut
2. Keadaan rambut yang mudah rontok
3. Keadaan rambut yang kusam
4. Keadaan tekstur
2). Kepala
1. Botak/alopesia
2. Ketombe
3. Berkutu
4. Adakah Eritema
5. Kebersihan
3). Mata
1. Apakah sklera ikterik
2. Apakah kunjungtiva pucat
3. Kebersihan mata
4. Apakah gatal/mata merah
4). Hidung
1. Adakah pilek
2. Adakah elergi
3. Adakah pendarahan

12
4. Adakah perubahan penciuman
5. Kebersihan hidung
6. Bagaimana membran mukosa
7. Adakah septum deviasi
5). Mulut
1. Keadaan mukosa mulut
2. Kelembapannya
3. Adakah lesi
4. Kebersihan
6). Gigi
1. Adakah karang gigi
2. Adakah karies
3. Kelengkapan gigi
4. Pertumbuhan
5. Kebersihan
7). Telinga
1. Adakah kotoran
2. Adakah lesi
3. Bagaimana bentuk telinga
4. Adakah infeksi
5. Kulit
6. Kebersihan
7. Adakah lesi
8. Keadaan turgor
9. Warna kulit
10. Suhu
11. Teksturnya
12. Pertumbuhan bulu

8). Kuku Tangan dan Kaki


a) Bentuk tangan dan kaki
b) Warnanya
c) Adakah lesi
d) Pertumbuhannya

13
3.1.2 Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Integritas Kulit
Definisi : Keadaan di mana kulit seseorang tidak utuh.Kemungkinan berhubungan dengan :
1. Bagian tubuh yang lama tertekan
2. Imobilitasi
3. Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan
1. Kerusakan jaringan kulit
2. Gangrene
3. Dekubitus
4. Kelemahan fisik
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1. Stroke
2. Fraktur femur
3. Koma
4. Trauma medulla spinalis
Tujuan yang diharapkan
1. Pola kebersihan diri pasien normal
2. Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

b. Gangguan membrane mukosa mulut


Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka
Kemungkinan berhubungan dengan :
1. Trauma oral
2. Pembatasan intake cairan
3. Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher
Kemungkinan data yang ditemukan
1. Iritasi atau luka pada mukosa mulut
2. Peradangan atau infeksi
3. Kesulitan dalam makan dan menelan
4. Keadaan mulut yang kotor

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada


1. Stroke

14
2. Stomatitis
3. Koma
Tujuan yang diharapkan
1. Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warnamerah muda
2. Inflamasi tidak terjadi
3. Klien mengatakan rasa nyaman
4. Keadaan mulut bersih

c. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri


Definisi : Kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya mencakup badan, rambut, kuku, mulut.
Kemungkinan berhubungan dengan :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Kemungkinan data yang ditemukan.
1. Badan kotor dan berbau
2. Rambut kotor
3. Kuku panjang dan kotor
4. Bau mulut

3.1.3 Prosedur Personal Hygiene


A. Personal Hygiene Rambut sampai Kaki
a. Perawatan Kulit Kepala dan Rambut
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisir rambut.Tujuannya adalah
membersihkan kuman kuman yang ada pada kulit kepala ,menambaha rasa nyaman,
membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit, serta memperlancar system
peredaran darah di bawah kulit.
Alat dan Bahan
1. Handuk secukupnya
2. Perlak atau pengalas
3. Baskom berisi air hanagt
4. Sampo atau sabun dalam tempatnya
5. Kasa dan kapas
6. Sisir
7. Bengkok/nierbekken
8. Gayung

15
9. Ember kosong
Menjaga kebersihan atau pemeliharaan rambut dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Pencucian Rambut
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung pada hal – hal berikut:
a. Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin sering dicuci.
b. Lingkungan atau tempat tinggal seseorang, misalnya pada lingkungan yang
berdebu orang tersebut harus sering mencuci rambutnya.
c. Seseorang yang memakai minyak rambut harus sering mencuci rambutnya.
Prosedur Kerja
Jelaskan prosedur pada pasien:
1. Cuci tangan
2. Tutup jendela atau pasang sampiran
3. Kondisikan pasien dalam posisi tidur
Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien
4. Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan sambungkan ke arah bagian
baskom dengan pinggir di gulung
5. Tutup telinga dengan kapas
6. Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
7. Kemudian, sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat ,selanjutnya
gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil dipijat
8. Setelah selesai keringkan
9. Cuci tangan

2. Perawatan Kulit Seluruh Tubuh


Kulit memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan
tubuh. Cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dengan mandi, karena mandi
berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit, menghilangkan
bau keringat, merangsang peredaran darah, syaraf dan mengembalikan kesegaran tubuh.
Alat dan Bahan :
1. Baskom cuci
2. Sabun
3. Air
4. Agen pembersih
5. Balutan
6. Pelindung kulit
7. Plester

16
8. Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Tutup pintu ruangan
4. Atur posisi pasien
5. Kaji ulang /kulit tertekan dengan memperhatikan warna, kelembaban, penampilan
sekitar kulit, ukur diameter kulit, ukur kedalaman.
6. Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruh dengan
air.
7. Perlahan lahan keringkan kulit secara menyeluruh.
8. Bersihakan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutan pembersih
gunakan ,semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
9. Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
10. Catat hasil
11. Cuci tangan

3. Memandikan Pasien di Tempat Tidur


Tindakan keperawatan dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara
sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur. Tujuannya adalah menjaga kebersihan
tubuh ,mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sisitem peredaran darah, dan
menambah kenyamanan pasien.
Alat dan Bahan :
1. Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan hangat
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk, sarung tangan pengusap badan
5. Tempat untuk pakaian kotor
6. Sampiran
7. Sabun
Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Lakukan tindakan memandikan pasien yang di awali dengan membentangkan
handuk di bawah kepala, kemudian bersihkan muka, telinga, dan leher dengan
sarung tangan pengusap. Keringkan dengan handuk

17
5. Kain penutup diturunkan, kedua tangan pasien diangkat dan di pindahkan handuk di
atas dada pasien, lalu bentangkan. Kemudian, kembalikan kedua tangan ke posisi
awal di atas handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air bersih. Lalu keringkan
dengan handuk
6. Kedua tangan diangkat, handuk dipindahkan disisi pasien, bersihkan daerah dada
dan perut, lalu keringkan dengan handuk
7. Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan di bawah punggung sampai glutea
dan basahi punggung hingga glutea, lalu keringkan dengan handuk. Selanjutnya,
miringkan pasien ke kanan dan lakukan hal yang sama. Kemudian, kembalikan
pasien pada posisi telentang dan pasangkan pakaian dengan rapih.
8. Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling jauh di
dahulukan dan dikeringkan dengan handuk
9. Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka, lalu
bersihkan daerah lipatan paha dan genetalia. Setelah selsai pasangkan kembali
pakaian dengan rapai
10. Cuci tangan

4. Mengganti Pakaian pada Pasien


Alat dan Bahan :
1. Pakaian bersih pasien
2. Selimut
3. Tempat pakaian kotor
4. Sampiran
5. Handscoon bersih
Prosedur Kerja:
1. Meminta izin pasien dan memberi tahu tujuan prosedur ini dilakukan
2. Lepaskan pakaian tidur pasien dan letakkan ditempat pakaian kotor (pasien
dianggap tidak memakai infus)
3. Longgarkan pakaian mulai dari leher
4. Lepaskan pakaian menuruni lengan
5. Pastikan bahwa pasien diselimuti
6. Jika pada saat itu pasien sedang diinfus:
a. Lepaskan pakaian dari lengan yang tidak diinfus
b. Gulung lengan pakaian itu ke belakang badan dan melewati lengan dan
lokasi yang diinfus. Hati-hati dengan selang infus

18
c. Lipat bahan pakaian itu dengan satu tangan sehingga tidak ada tarikan atau
tekanan pada selang dan perlahan-lahan turunkan pakaian melewati ujung
jari
d. Dengan tangan yang lain, angkat selang infus dari tiangnya dan masukkan
dalam lipatan pakaian pastikan untuk tidak merendahkan botol infus. Tarik
pakaiannya, kembalikan botol infus ke tiang penggantungnya
e. Siapkan pakaian bersih. Jika pasien memakai infus, tanyakan pada perawat
sebelum melakukan prosedur 1-6, tanyakan apakah pakaian dimasukkan
melewati lengan yang terpasang infus atau tidak memasukkan lengan hanya
menutupi bahu (seperti jika pasien memakai infus multiple atau pompa infus)
f. Pegang lengan baju diisi selanginfus dengan satu tangan
g. Apakah botol infus dari tiangnya, pertahankan ketinggiannya
h. Selipkan botol infus melalui lengan bahu dari bagian dalamdan gantung
kembali botol infus tersebut
i. Tarik baju sepanjang lengan infus sampai ke tempat tidur
j. Masukkan pakaian melaui tangan. Lakukan dengan hati-hati agar tidak
mempengaruhi area infus
k. Posisikan pakaian pada lengan yang terpasang selang infus. Kemudian
masukkan lengan yang satunya
l. Lepaskan pakaian dari lengan yang tidak diinfus
m. Gulung lengan pakaian itu ke belakang badan dan melewati lengan dan
lokasi yang diinfus. Hati-hati dengan selang infus
n. Lipat bahan pakaian itu dengan satu tangan sehingga tidak ada tarikan atau
tekanan pada selang dan perlahan-lahan turunkan pakaian melewati ujung
jari
o. Dengan tangan yang lain, angkat selang infus dari tiangnya dan masukkan
dalam lipatan pakaian pastikan untuk tidak merendahkan botol infus. Tarik
pakaiannya, kembalikan botol infus ke tiang penggantungnya
p. Siapkan pakaian bersih. Jika pasien memakai infus, tanyakan pada perawat
sebelum melakukan prosedur 1-6, tanyakan apakah pakaian dimasukkan
melewati lengan yang terpasang infus atau tidak memasukkan lengan hanya
menutupi bahu (seperti jika pasien memakai infus multiple atau pompa infus)
q. Pegang lengan baju diisi selanginfus dengan satu tangan
r. Apakah botol infus dari tiangnya, pertahankan ketinggiannya
s. Selipkan botol infus melalui lengan bahu dari bagian dalamdan gantung
kembali botol infus tersebut
t. Tarik baju sepanjang lengan infus sampai ke tempat tidur

19
u. Masukkan pakaian melaui tangan. Lakukan dengan hati-hati agar tidak
mempengaruhi area infus
v. Posisikan pakaian pada lengan yang terpasang selang infus. Kemudian
masukkan lengan yang satunya

5. Memelihara Kebersihan dan Kesehatan Mata


Alat dan Bahan:
1. Air hangat
2. Kapas
3. Kain
4. Sapu tangan yang bersih

Prosedur Kerja:
1. Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari
2. Sewaktu - waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau air yang sudah
dimasak. Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir mata menuju
ke arah tengah ( menuju hidung ). Lakukan hal ini berulang - ulang sampai mata
terasa bersih
3. Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu tangan yang
kotor atau sapu tangan orang lain
4. Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas kesehatan
terdekat.
Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan obyek
yang dibaca tidak kurang dari 30 cm

a. Membersihkan Kacamata
Membersihan Kacamata, kacamata terbuat kaca yang diperkeras atau plastik yang
tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah. Namun, karena biaya, perawat harus hati-hati
bila membersihkan kacamata dan harus melindungi dari kerusakan atau kehancuran lain
ketika tidak digunakan. Kacamata harus diletakkan pada tempatnya dan di laci meja sebelah
tempat tidur ketika tidak digunakan. Air hangat adalah cukup untuk membersihakan lensa
kacamata. Kain yang lembut paling baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan.
Lensa plastik dapat tergores dengan mudah dan memerlukan larutan pembersih khusus dan
tissue kering.
Perawatan Lensa Kontak. Lensa kontak adalah kecil, bulat, transparan dan kadang-
kadang berbentuk cakram berwarna yang pas diletakkan di atas kornea mata. Lensa
mengambang pada lapisan air mata yang meminyaki mata. Lensa kontak dibentuk khusus

20
untuk mengoreksi kesalahan rekraktif mata atau ketidak normalan bentuk kornea. Lensa
kontak relatif mudah digunakan dan dilepaskan. Ada tiga tipe lensa kontak: keras, lembut
dan dapat ditembus gas yang kaku (RGP), juga dikenal sebagai lensa yang dapat ditembus
oksigen.
Bila lensa kontak dipakai klien, lensa mengakumulasi sekresi dan benda asing.
Material ini memburuk dan kemudian mengiritasi mata, yang menyebabkan gangguan
penglihatan dan risiko infeksi. Setelah dilepas, lensa kontak harus dibersihkan dan
didesinfeksi dengan teliti. Lensa kontak memberikan beberapa keuntungan dibandingkan
kacamata.
1. Meningkatkan kejelasan penglihatan
2. Lebih aman dari kacamata selama aktivitas tertentu
3. Memperhalus secara optik permukaan yang tidak rata dari mata
4. Memberikan penampilan yang lebih atraktif untuk pemakai.
b. Perawatan Lensa Kontak
Prosedur Kerja:
1. Infeksi mata atau Tanya pada klien apakah kontak lensa di gunakan
2. Kaji kemampauan klien untuk memanipulasi dan memegang kontak lensa
3. Setelah lensa di lepas ,inspeksi mata terhadap tanda tanda iritasi kornea,air mata
yang berlebihan ,kemerahan,rasa perih terbakar.
4. Persiapakan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melepaskan lensa
Alat dan Bahan:
1. Tempatnya penyimpanan lensa kontak di beri label dengan nama klien
2. Mangkuk pengisap lensa
3. Larutan saline steril
4. Handuk mandi
Persiapkan Peralatan dan Bahan Untuk Pembersihan dan Insersi
1. Lensa di dalam tempat penyimpanna yang bersih, diberi label nama klien
2. Peralatan desinfektan termal
3. Pembersih sunfaktan
4. Larutan pembilas
5. Desinfektan lensa steril dan larutan enzim
6. Larutan pembasah steril untuk lensa keras
7. Bola kapas atau kapas bertangkai
8. Handuk mandi
9. Gelas berisi air hangat
10. Diskusikan prosedur dengan klien

21
c. Melepas Lensa Lunak
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Letakkan handuk di bawah wajah klien
3. Tanbahkan beberapa tetes salin steril ke mata klien
4. Minta klien untuk memandang lurus ke depan
5. Manggunakan jari tengah, tarik kelopak mata bagian bawah
6. Dengan telapak jari telunjuk pada tanagn yang sama, geser lensa keluar kornea ke
arah bagian putih mata
7. Tarik kelopak mata bagian atas ke bawah secara lembut dengan ibu jari pada tangan
yang lain dan tekan lensa sedikit diantara ibu jari dan jari telunjuk
8. Ambil lensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa membuat ujung-ujung lensa
berhimpitan
9. Jika ujung-ujung lensa menempel ,letakkan lensa di telapak tangan dan rendam
keseluruhan dengan salin steril .Secara lembut balikkan lensa dengan ibu jari telunjuk
dengan gerakan ke depan ke belakng.Jika gosokan tidak memisahkan ujung –ujung
lensa maka lensa dapat di rendam dalam larutan steril.
10. Bersihkan dan bilas lensa .Letakkan lensa ke dalam kontak tempat penyimpanan yang
sesuai. R untuk lena kanan L untuk lensa kiri .Pastikan lensa berada di tengah
11. Ulangi langakah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup pada penyimpanan.
12. Kembalikan handuk dan cuci tangan

d. Melepas Lensa Kaku


Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Letakkan handuk di bawah wajah klien
3. Pastikan lensa berada pada posisi tepat di atas kornea.Jika tidak ,minta klien tutup
mata ,letakkan jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan di belakang
lensa ,secara perlahan tapi kuat pijat lensa kembali ke tempatnya.
4. Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan tarik kulit secara lembut ke belakang
arah telinga
5. Minta klien berkedip .Jangan melepas tekanan pada kelopak sampai selesai.
6. Jika lensa gagal keluar ,secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung
lensa .Tekan kelopak mata ke bawah berlawanan dengan ujung bawah lensa.
7. Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat naik dari
mata.Mangkuk pengisap dapat di gunakan untuk klien gelisah atau tidak sadar.
8. Letakkan lensa di tangan anda.

22
9. Bersihkan dan bilas lensa.Letakkan lensa di dalam kotak tempat penyimpanan yang
sesuai . R untuk lena kanan L untuk lensa kiri.Letakkan lensa di tengah tempat
penyimpanan ,sisi konveks di bawah.
10. Ulangi langkah 8c-8j untuk lensa yang lain.Amankan penutup atas kotak
penyimpanan.
11. Kembalikan handuk dan cuci tangan

e. Membersihkan dan Mendesenfeksi Lensa Kontak


Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Susun peralatan di samping tempat tidur
3. Letakkan handuk di atas area kerja
4. Buka tempat lensa hati –hati
5. Berikan 1-2 tetes larutan pembersih pada lensa.
6. Gosok lensa dengan lembut selama 20-30 detik .
7. Pegang lensa diatas mangkuk nirbekken lalu bilas dengan larutan pembilas.
8. Letakkan lensa di kotak penyimpanan.

f. Memasukkan Lensa Kaku


1. Cuci tangan
2. Letakkan handuk di dada klien
3. Uahakan mengangkat lensa lurus ke atas
4. Bilas dengan air
5. Basahi lensa
6. Letakkan lensa pada tangan dominan
7. Melihat lurus ke depan dengan mata terbuka lebar ,lalu letakkan lensa secara lembut
8. Ulangi langkah 10c-10i untuk mata kiri .
9. Bantu klien dalam possisi nyaman
10. Buang peralatan yang kotor.Cuci tangan
g. Memasukkan Lensa Lunak
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. letakkan handuk di atas dada klien
3. Angkat lensa kanan dan bilas
4. Gunakan jari tengah
5. Mata lurus ke depan ,lalu masukkan dengan lembut pad kornea
6. Berkedip beberapa kali

23
7. Ulangi langkah 12c-12k untuk mata yang lain
8. Bantu klien pada posisi nyaman
9. Buang peralatan yang kotor , lalu cuci tangan .
10. Tanya klien ,apakah lensa suadah nyaman
11. Catat laporan

6. Perawatan Kuku Kaki dan Tangan


Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri.Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau
infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan Bahan:
1. Alat pemotong kuku
2. Handuk
3. Baskom berisi air hangat
4. Bengkok/nierbekken
5. Sabun
6. Kapas
7. Sikat kuku
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
4. Tentukan kuku yang akan dipotong
5. Rendamlah kuku denga air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat dengan
beri sabun bila kotor.
6. Keringkan dengan handuk
7. Letakkan tangan di atas bengkok /nierbekken dan lakukan pemotongan kuku
8. Cuci tangan

7. Perawatan Hidung
Alat dan Bahan:
1. Cutton bath
2. Wash lap
3. Kapas

24
Prosedur Kerja :
1. Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke
dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat
mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan
tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan
struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran
yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.
2. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan
menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan
dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang
ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.
Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

8. Perawatan Telinga
Alat dan Bahan:
1. Cutton Bath
2. Washlap
3. Water pik
4. Hidrogen proksida
Prosedur Kerja :
1. Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi
di tempat tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan,
dirotasikan ke kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
2. Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembutpada jalan
masuk kanal telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar.
3. Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti
peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat
menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan
aplikator kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin
terjepit dalam kanal.
4. Anak-anak dan lansia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang
berlebihan atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi. Prosedur
pertama yaitu pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan
lilin, dan tiga tetes hidrogen peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps,
dkk, 1995).

25
5. Kemdian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37 o C) ke kanal telinga luar yang
akan membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas
dapat menyebabkan normal atau muntah.
6. Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke
sebelah atas. Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang
terkena untuk menangkap larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat
digunakan mengirigasi ke dalam kanal telinga. Ujung spuit atau Water Pik
seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk menghindari penggunaan tekanan
terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas kanal yang
melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih, perawat
menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari serumen yang
masih tertinggal

9. Oral Hygiene
A. Hygiene Mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai
akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak.
Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien.
Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut
pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya
sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan
bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, bakteri,
memasase gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasayang
tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut
yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.
Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu
makan.
B. Tujuan Perawatan Hygiene
Mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuhyang terhidrasi baik
serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus,
hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai
rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan
hygiene mulut dengan benar.
a. Perawatan Gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak
pada permukaan gigi dan gusi.

26
Alat dan Bahan:
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
3. Air masak/NaCl
4. Obat kumur
5. Borax gliserin
6. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
7. Kapas lidi
8. Bengkok
9. Kain kasa
10. Pinset atau arteri klem
11. Sikat gigi dan pasta gigi
Prosedur kerja:
1. Untuk Pasien Tidak Sadar
1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan
gigi/mulut
7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan lidah/
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering
9. Seteleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
2. Untuk Pasien Sadar, tetapi Tidak Mampu Melakukan Sendiri
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan duduk
4. Pasang handuk dibawah dagu
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan lidah, lalu
bilas dengan larutan NaCl.
7. Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

27
b. Pembersihan Gigi Palsu
Alat dan Bahan:
1. Sikat gigi bebulu lembut
2. Sikat gigi untuk gigi palsu
3. Nirbekken
4. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
5. Gelas air
6. Kasa tunggal 4x4
7. Washlap
8. Cangkir plastik gigi palsu
9. Sarung tanga sekali pakai
Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur pada pasien yang akan di lakukan perawata gigi palsu
2. Cuci tangan
3. Isi mangkok piala ginjal setengah dengan air biasa atau letakkan waslap pada
westafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2.5 cm
4. Kenakan sarung tangan sekali pakai
5. Minta pasien untuk membuka gigi palsunya.
6. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu. Pegang gigi
palsu di dekat air. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan ke belakang
dan ke depan untuk membersihkan permukaan penggigit pada permukaan gigi
sebelah luar. Pegang sikat secara vertikal dan gunakan gosokan pendek untuk
membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan
gerakan ke belakang dan ke depan untuk membersihkn permukaan penggigit pada
permukaan dalam gigi.
7. Bilas gigi palsu dengan air biasa
8. Kembalikan gigi palsu pada paisen atau simpan dalam air biasa di dalam cangkir
plastik
9. Kosongkan mangkok nirbekken dan tambahkan air dingin. Berikan pasta gigi pasa
sikat gigi lembut,dan sikat gusi, langit-langit dan lidah dengan lembut
10. Minta pasien untuk berkumur
11. Masukan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan
12. Buang sarung tangan pada tempat sampah. Bersihkan dan simpan baha bahan.
13.Cuci tangan serta tanyakan kenyamanan pasien.

28
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BEDMAKING

Definisi
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada
tempat tidur klien dengan klien tetap berada di tempat tidur dan pada
tempat tidur yang kosong.
Tujuan
Memberikan lingkungan yang bersih, tenang dannyaman.
Menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan
menciptakan alas tidur dan selimut yangbebas dari kotoran
ataulipatan.
Meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien dengan
menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi dan nyaman.
Mengontrol penyebaran mikroorganisme.
PersiapanAlat
Trolley yang berisi:
Laken besar,
Laken kecil/stiklaken,
Alas/perlak,
Selimut,
Sarung bantal dan sarungguling,
Tempat linen kotor,dan
Sarung tanganbersih.
Pengkajian
Program dokter untukaktivitas,
Kebutuhan akan bantuan untuk membalikkan posisiklien,
Adanya luka atau drain pembedahan,dan
Antisipasi masuknya klien baru.
DiagnosaKeperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan diaphoresisberlebihan,
Deprivasi tidur berhubungan dengan stimulasi lingkungan yang terus menerus
di dalam kamarICU.
Perencanaan
Persiapkan semua peralatan yangdibutuhkan,
Kontrak waktu yang tepat denganpasien.
Implementasi
Memeriksa catatan klien yang berkenaan dengan imobilisasi
(adanya pemasangan alat yangmengganggu pergerakan)
danposisi.
Menjelaskan prosedur pada klien (keluarga) dan mengkaji kemampuan fisik
klien untukbergerak.
Menyiapkan peralatan dan menyusun sesuaiurutannya.
Menutup tirai atau pintukamar.
Mencuci tangan dan menggunakan sarungtangan.

29
Menurunkan penghalang tempat tidur klien pada tempat
perawat berdiri. Memindahkan alat yang tidak diperlukan
dari tempat tidur dan meletakkannya pada kursi disamping
tempattidur.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALSHAMPOOING


Definisi
Membersihkan rambut dengan shampoo pada klien yang terbaring di tempat
tidur.
Tujuan
Menghilangkan minyak dan keringat pada rambut,
Meningkatkan relaksasi dan perasaan kenyamanan pada klien,
Memperbaiki penampilan dan harga diri,
Menstimulus sirkulasi ke kulit kepala,dan
Memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengkaji kondisi kulit
kepalaklien.
PersiapanAlat
Trolley yang berisi:
2 buah handukmandi,
2 buah waslap,
2 buah ember (untuk tempat air bersih dan tempat menampungbilasan),
1 buah perlakpanjang,
1 buah perlakkecil,
Selimut mandi,
Shampoo besertaconditionernya,

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ORALHYGIENE

Definisi
Membersihkan gigi dan mulut secara menyeluruh pada klien yang terbaring di
atas tempat tidur.
Tujuan
Menghilangkan kotoran (sisa-sisa makanan) dan bakteri dari gigi dan mulut
klien.
Menghilangkan bau mulut yangberlebihan.
Meningkatkan relaksasi dan perasaan kenyamanan pada klien.
Meningkatkan nafsu makanklien.
Menghindarkan klien dari infeksi mulut (pada klien paska
bedah mulut dan pada klien yang terpasang alat-
alatmedis).
Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi gigi dan
rongga mulutklien.
PersiapanAlat
Trolley yang berisi:
1 buah handukmandi,

30
1 buah gelas berisi air bersih atau air matang (bolehlebih),
1 buah sedotan (biladiperlukan),
1 buah sikat gigi,
Pastagigi,
1 buah kom kumur ataubengkok,
1 buah perlak,dan
Sarung tangan (biladiperlukan).
Pengkajian
Keinginan dan kebutuhan klien akan perawatanmulut,
Memeriksa status/catatan klien tentang adanya hal-hal khusus
yang berkenaan dengan kondisi gigi dan mulut klien,
Kebiasaan klien (metode dan frekuensi) untuk oralhygiene,
Pengetahuan klien tentang tujuan danprosedur,
Penggunaan gigipalsu,
Keadaan dan kemampuan klien untuk memahami dan mengikutiinstruksi,
Keadaan palatum, bagian dasar mulut, tenggorokan, pipi, lidah, gusi, dan
gigiklien.
DiagnosaKeperawatan
Kerusakan membrane mukosa oral berhubungan dengan pembersihan mulut
tidakadekuat,
Kerusakan gigi berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai
kesehatangigi

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN KUKU


Definisi
Melakukan cara perawatan kuku dengan cara merendam dan membersihkan
kuku klien.
Tujuan
Kuku bersih dan permukaan kulit kaki utuh danlembut.
Meningkatkan relaksasi dan perasaan kenyamanan pada klien.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang metode perawatan
kuku denganbenar.
PersiapanAlat
Trolley yang berisi:
1 buah handuk,
1 buah waslap,
1 buahwaskom,
Bengkok,
Pemotongkuku,
Papan penghalus/kikirkuku,
Airhangat,

31
Perlakkecil,
Sarung tangan bersih,dan
Lotion.
Pengkajian
Keinginan dan kebutuhan klien akan perawatankuku,
Memeriksa status/catatan klien tentang adanya hal-hal khusus
yang berkenaan dengan kondisi kuku(kaki dan tangan),
Kebiasaan klien (metode dan frekuensi) untuk melakukan perawatankuku,
Pengetahuan klien tentang tujuan danprosedur,
Penggunaan warna tambahan padakuku,
Keadaan jari kaki dan tanganklien.
Perencanaan
Persiapkan semua peralatan yangdibutuhkan,
Kontrak waktu yang tepat denganpasien.
Implementasi
Mengidentikasi identitas klien.
Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan padaklien.
Mempersiapkan alat-alat dan mengatur posisinya di samping tempattidur.
Menutup pintu/tirai dan jendela untuk menjaga privacyklien.
Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan (bilaperlu).
Menurunkan penghalang tempat tidur klien pada tempat
perawat berdiri. Mengatur posisi baringklien senyaman
mungkin (bila klien bisa duduk berikan posisi duduk
yangnyaman).
Memasang handuk di atas paha klien dan di atas handuk
dipasang perlak. Letakkan waskom berisi air hangat di
atasperlak.
Anjurkanklienuntukmemasukkanjemaritangannya(tangankanandankirisekaligus
)danrendamselama
± 3-5 menit. Bersihkan kuku jari tangan dengan lembut.
Angkatjaritangandarirendamandanletakkandiatashanduk.Angkatw
askomdanperlakdariatashanduk.Keringkan jari tangan
denganhanduk.
Setelah kering, angkat handuk dan pasang kembali perlak di atas
paha klien dan letakkan bengkok diatas perlak.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMANDIKAN


KLIEN DI TEMPAT TIDUR
Definisi
Membersihkan seluruh tubuh klien yang terbaring di atas tempat tidur.
Tujuan
Menghilangkan minyak, keringat, sel-sel mati danbakteri.
Menghilangkan bau badan yangberlebihan.
Menstimulasi sirkulasi atau peredarandarah.
Meningkatkan relaksasi dan perasaan kenyamanan pada klien.
Meningkatkan rentang gerakklien.

32
Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulitklien.
PersiapanAlat
Trolley yang berisi:
2 buah handukmandi,
1 buah handukmuka,
2 buah waslap,
2 buah waskom untuk airmandi,
1 buah waskom untuk rendamjari,
Sabun mandi,
Selimut mandi,
Airhangat,
Lotion, bedak, sisir dandeodorant,
Pakaian yangbersih,
Alat linentambahan,
Urinal/Pispot/Bedpan,
Sarung tanganbersih,
Tempat linen dan pakaiankotor.
Pengkajian
Memeriksa status/catatan klien tentang adanya hal-hal khusus yang berkenaan
dengan pergerakanklien,
Mengkaji kemampuan fisikklien,
Adanya luka atau drain pembedahan,dan
Alergi klien tentang jenis sabuntertentu.
Perencanaan
Persiapkan semua alat sesuai kebutuhan.
Implementasi
Mengidentifikasi identitasklien.
Menjelaskan prosedur dan tujuan mandi pada klien.
Mempersiapkan alat-alat dan mengatur posisinya di samping
tempat tidur, memindahkan peralatanyang tidakdiperlukan.
Menutup pintu/tirai dan jendela untuk mencegah angin yang berlebihan dan
menjaga privacyklien.
Mencuci tangan dan menggunakan sarungtangan.
Menawarkan pispot atau urinal padaklien.
Menurunkan penghalang tempat tidur klien pada tempat
perawat berdiri. Memindahkan alat yang tidak diperlukan
dari tempat tidur dan meletakkannya pada kursi disamping
tempattidur.

33
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
skebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna
memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup seluruh bagian
tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari.

4.2 Saran

Kita harus menjaga kesehatan serta kebersihan Hygiene pada diri sendiri maupun
lingkungan sekitar. Karena kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Bouwhuizen, M, 1999.Ilmu Keperawatan.EGC: Jakarta


Aziz Alimul Hidayat , 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC : Jakarta
Dasaryandi, kikirizky.2012.kebersihan
.http://kikirizkydasaryandi.blogspot.com/2011/06/sap-kebersihan-diri.html. Agus,
Ahmad.2012. kebersihan diri.http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/09/sap-upaya
kebersihan-diri.html.
Murti, Sari. 2012. http://www.scribd.com/doc/45033613/Kebersihan-Diri-Dan-Lingkungan.

34
35

Anda mungkin juga menyukai