Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Dasar 1

Dosen Pembimbing : NS. Apriani Susmita Sari, M.Kep

DISUSUN OLEH :

Erni Anjani (113121012)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATA (STIKes) HAMZAR

LOMBOK TIMUR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI”penyusunan makalah ini
memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan dasar 1. Saya berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya, serta pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana
dan apa itu kebersihan dan perawatan diri.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, saya
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Semoga ALLAH SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita Aamiiin.

Teko,18 juni,2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kebersihan dan perawatan diri


B. Tujuan perawatan diri
C. Perawatan diri berdasarkan teori orem
D. Aspek perawatan diri
E. Jenis jenis kebersihan dan perawatan diri
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi
G. Dampak dari masalah
H. Asuhan keperawatan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Personal hygiene adalah suatu sikap dan praktik yang dilakukan oleh seseorang untuk
meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, meningkatkan rasa
percaya diri, menciptakan keindahan dan mencegah timbulnya penyakit (Mardani dan
Priyoto, 2010). Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Sedangkan menurut Hidayat (2010), personal hygiene
merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan,
baik secara fisik maupun psikologis.
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) juga merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun
psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di antaranva:
budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap peerawatan
diri, serta persepsi terhadap perawatan diri. Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan
merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal –hal yang sangat berpengaruh itu
diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap
kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah
kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum. (Tarwoto, Watonah, 2006 :78).

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
 Agar Mahasiswa Keperawatan mengetahui anatomi dan fisiologi dalam pemenuhan
kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.
 Agar Mahasiswa Keperawatan mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan
dalam memenuhi kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.

2. Tujuan khusus
 Untuk mengetahui apa itu kebersihan dan perawatan diri?
 Untuk mengetahui Tujuan personal hygiene?
 Untuk mengetahui perwatan diri menurut orem ?
 Untuk mengetahui aspek aspek dari kebersihan dan perawatan diri?
 Untuk mengetahui jenis jenisnya?
 Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kebersihan dan perawatan diri?
 Untuk mengetahui dampak dari masalah kebersihan dan perawtan diri?
 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan seperti apa agar kebutuhan kebersihan
dan perawatan diri bisa terpenuhi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebersihan Dan Perawatan Diri


Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia
untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari
berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang
memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat
dirinya sendiri juga dan untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik
dirumah sakit, keluarga maupun di masyarakat.
Perawatan diri ini merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2009).
perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, seseorang dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.perawatan diri berorientasi pada
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatanyang saling mempengaruhi (meleis,
2007 dan herlina, 2013).
B. Tujuan kebersihan dan perawatan diri
- Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
- Memelihara kebersihan diri seseorang
- Memperbiiki personal hygiene yang kurang
- Mencegah penyakit
- Meningkatkan rasa percaya diri
C. Perawatan diri berdasarkan teori orem
Teori perawatan diri dorothea orem menjelaskan tentang kebutuhan perawatan
diri mendasar yang harus dipenuhi manusia. Perawatan diri ini berguna untuk
berkelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kebutuhan perawatan diri dalam teori self
care orem menjelaskan tentang kebutuhan pada aspek manusia dan perkebangannya.
Kebutuhan ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu, kebutuhan yang bersifat universal,
kebutuhan perkembangan, dan kebutuhan kesehatan.
Teori diri orem yang saling berkaitan satu dengan lainnya memiliki kerangka
konseptual yang menghubungkan antara teori satu dengan lainnya. Teori perawatan
diri merupakan sebuah fungsi regulasi manusia dan perkembangan. Ada tiga kategori
perawatn diri dalam teori orem ini yaitu universal yang dibutuhkan oleh seluruh
individu, perkembangan yang di khususkan pada tahap perkembangan individu dan
kesehatan yang berfokus pada tahapan kesehatan individu. Agen perawatan diri (self-
care agency) adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk memahami dan
memenuhi kebutuhan perawatan diri sesuai dengan fungsi dan tahap
perkembangannya. Tiga bagian dari self-care agency yaitu:
1. Mengetahui kebutuhan, membuat keputusan dan berperan dalam perawatan diri
2. Perawatan diri yang di lakukan di adopsi dari teori yang ada
3. Terdiri dari 10 komponen perawatan diri
Dependent-care agency merupakan kemampuan seseorang untuk memahami
dan memenuhi kebutuhan self care orang lain.
Dependent-care deficit merupakan hubungan dari sebuah pernyataan dan
gambaran antara ketergantungan defisit perawatan diri (self-care deficit) dengan
dependent-care agency. Identifiksi defisit perawatan diri mengindikasikan bahwa
individu membutuhkan bantuan lebih lanjut.
Agen keperawatan (nursing agency) merupakan kumpulan individu yang
memiliki pendidikan untuk membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri orang
lain. Bantuan yang diberikan oleh agen keperawatan merupakan bantuan yang sah dan
mengndung unsur terapeutik ( alligood, 2014; taylor & renpenning, 2011).
D. Aspek perawatan diri
 Perawatan diri : makan
Perawatan diri makan adalah suatu kegiatan untuk melakukan ata menyelesaikan
aktivitas makan sendiri ( NANDA, 2009 dan wilkinson, 2008). Indikator
perawatan diri makan adalah pasien mampu untuk menyuap, mengunyah, atau
menghabiskan makanan, menempatkan makanan ke perlengkapan makanan,
menggunakan perlengkapan makan, memakan makanan dengan aman dan jumlah
memadai, membuka wadah makanan, mengambil gelas/cangkir, menyiapkan
makanan, menelan makanan.
 Perawatan diri : mandi
Perawatan diri mandi adalah melakukam/memenuhi aktifitas mandi untuk diri
sendiri (NANDA, 2009 dan wilkison, 2008) indikator perawatan diri mandi adalah
pasien untuk mengakses kamar mandi ( masuk dan keluar kamar mandi),
mengeringkan tunuh, mengambil perlengkapan mandi, menjangkau sumber air,
merasakan kebutuhan kebersihan tubuh.
 Perawatan diri : berpakaian/berdandan
Adalah suatu kegitan untuk memenuhi/menyelesaikan aktiitas berpakaian lengkap
dan berhias untuk diri sendiri. Indikator perawatan diri berpakaian/berdandan
untuk memilih pakaian, mengambil, mengganti, mengenakan atau melepas.
 Perawatan diri : toileting
adalah suatu kegiatan/ aktivitas sendiri (NANDA, 2009 dan wilkinson, 2008).
Indikator perawatan diri toileting yaitu melakukan hygiene yang teppat, menyiram
toilet, naik ke toilet, melepas atau menggunakan pakaian untuk eliminasi, turun
dari toilet atau untuk duduk/bangun dari toilet,membersihkan diri sehabis
eliminasi.
E. Jenis jenis kebersihan dan perawatan diri
 Perawatan kulit kepala dan rambut
 Perawatan mata
 Perawatan hidung
 Perawatan telinga
 Perawatan kuku kaki dan tangan
 Perawatan genetalia
 Perawatan kulit seluruh tubuh
 Perawatan tubuh secara keseluruhan
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan dan perawaan diri
 Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang dimasyarakat menjelaskan bahwa saat
seseorang sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakit.
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi
secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
 Status sosial ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang dibutuhkan sarana yang memadai,
seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup
(sabun, sikat gigi, sampo dan lain lain). Itu semua membutuhkan biaya dengan
kata lain sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya
mempertahankan personal hygiene, Perawat hrus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan
kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk produk ini
merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social
klien.
 Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kenali demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah
cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali,
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan
hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan
dalam mengurangi resiko kesehatan dapat memotivasi seeorang untuk memenuhi
perawatan yang perlu.
 Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukanperawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan
individu. Individu akansemakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
 Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan
berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan perawatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat
pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra
untuk meningkatkan hygiene.
G. Dampak dari masalah kebersihan dan perawatan diri
 Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
 Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubngan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014)
pengkajian kebersihan dan Perawatan Diri yaitu:
a. Komponen yang harus di perhatikan oleh seorang perawat dalam
mengkaji kebersihan dan Perawatan Diri:
- Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari
- Kaji kondisi kulit saat mandi
- Bantu perawatan diri: mandi/hygiene (Nic): pantau kebersihan
- kuku sesuai kemampuan perawatan diri pasien
- Kaji tingkat energi dan toleransi terhadap aktivitas
- Kaji kemampuan untuk mengunyah dan menelan
- Kaji asupan terhadap keadekuatan asupan nutrisi
b. Data yang bisa ditemukan dalam keberihan dan Perawatan Diri:
Data Primer (Subjektif) :
- Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS tidak
tersedia alat mandi
- Klien mengatakan dirinya malas berdandan
- Klien mengatakan ingin disuapin makan
- Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK maupun
BAB
c. Data Sekunder (Objektif):
- Ketidak mampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan berbau,serta kuku panjang dan kotor.
- Ketidak mampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau
tidak berdandan (perempuan).
- Ketidak mampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya
- Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Kebutuhan Dasar
Menurut Fortinash dan Holoday-Worret dalam Pratiwi (2011), diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul berdasarkan NANDA, yakni:
- Keputusasaan
- Konstipasi
- Koping defensif
- Ketidakefektifan koping individu
- Ketidakberdayaan
- Defisiensi pengetahuan
- Ketidakseimbangan nutrisi
- Defisit perawatan diri : mandi
- Defisit perawatan diri : berpakaian
- Defisit perawatan diri : makan
- Distress spiritual
3. Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara
tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan (Pratiwi, 2011).
4. Kriteria Hasil
Hasil (NOC) yang mungkin diharapkan dengan indikator 5 pada setiap hasil
berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data
(Pratiwi, 2011).
5. Intervensi
Rencana tindakan (NIC) yang mungkin akan dilakukan berdasarkan prioritas masalah
keperawatan yang telah dipilih melalui analisa data (Pratiwi, 2011):
1. Tujuan klien
Mampu melakukan aktivitas perawtan diri secara mandiri seperti mandi atau
membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK.
2. Tindakan keperawatan untuk klien
a. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK secara mandiri.
b. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi mandi dan
membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK seacara
mandiri.
3. Tindakan keperawatan untuk keluarga klien
Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien
dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.Anjurkan keluarga untuk terlibat
dalam merawat dan membantu klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang
telah disepakati)
1. Pengkajian Terfokus Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan
Diri
Pemeriksaan rambut: rambut terlihat kotor, banyak ketombe, dan pasien mengeluh
gatal-gatal di kepala.
Pemeriksaan mulut: nafas bau, gigi terlihat kuning.
Pemeriksaan kulit: kulit terlihat kotor, terdapat ruam pada kulit. Dan pasien mengeluh
gatal-gatal pada kulit.
Keluarga mengatakan pasien tidak mandi selama 3 hari dan keluarga tidak tahu cara
untuk memandikan pasien karena banyak alat-alat kesehatan (seperti infus, kateter)
yang terpasang pada tubuh pasien.
No DATA ETIOLOGI MASALAH
.
1 DS : Kurangnya Defisit
 Pasien mengatakan pengetahuan perawatan diri
tidak mandi selama
3 hari, badan dan
kepalanya terasa
Tidak bisa
gatal
membersihkan diri
 Keluarga pasien
mengatakan tidak
tau cara
memandikan
Badan kotor
pasien karena
banyak alat
kesehatan yang
terpasang ditubuh Defisit perawatan diri
pasien.

DO:
Rambut pasien tampak
kotor, banyak ketombe,
nafas bau, kulit kotor,
terdapat ruam pada
kulit.

2. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul dan Intervensi Keperawatan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan
Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan yang
ditandai dengan pasien tidak mandi selama 3 hari dikarenakan kurangnya
pengetahuan tentang cara membersihkan diri dengan baik .
3. Intervensi

Hari/ Jam Diagnosa Intervensi Rasional Paraf


tanggal keperawatan
(tujuan dan
kriteria hasil)
26 Mei 07:00 Defisit Bantuan 1) Memberi-
2018 perawatan diri: Perawatan kan
mandi Diri: Mandi/ pengeta-
berhubungan Kebersihan: huan
dengankurang 1) Kaji kepada
nya kondisi pasien dan
pengetahuan tubuh keluarga
yang ditandai pasien. tentang
dengan pasien 2) Bantu cara
tidak mandi pasien member-
selama 3 hari mandi dan sihkan
dikarenakan dan
kurangnya keramas. merawat
pengetahuan 3) Bantu tubuh
tentang cara potong dengan
membersihkan kuku baik.
diri dengan pasien. 2) Pasien
baik. 4) Bantu merasa
pasien nyaman
Tujuan: member- dan bersih
Setelah sihkan serta
dilakukan gigi. terhindar
tindakan 5) Berikan dari
keperawatan edukasi kuman
selama 1x24 kepada yang
jam pasien dan menye-
diharapkan keluarga babkan
kebutuhan tentang gatal-
kebersihan diri cara gatal.
pasien member-
terpenuhi. sihkan
diri.
Kriteria Hasil:
1) Pasien
dapat
member-
sihkan diri
dan
terhindar
dari gatal-
gatal.
2) Pasien dan
keluarga
mengerti
cara
menjaga
kebersihan
diri

4. Implementasi Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri

No.dx Hari/ Jam Implementasi Respon pasien Paraf


Tgl
1. 20 07.45 1) Mengkaji 1) Pasien 7)
juni kondisi tubuh mampu
2022 pasien. bekerja
sama.

07.50 2) Membantu 2) Pasien


memandikan merasa
pasien tubuhnya
ditempat tidur. lebih segar.

08.30
3) Membantu 3) Pasien
pasien merasa
keramas. kepalanya
tidak gatal
lagi.
08.45
4) Membantu 4) Pasien
pasien merasa
menggosok mulutnya
gigi. segar dan
bersih
09.00
5) Membantu
5) Pasien
pasien
merasa
memotong
kukunya
kuku.
bersih
09.15
6) Memberikan 6) Pasien dan
edukasi keluarga
kepada pasien mampu
dan keluarga belajar
tentang dengan baik.
bagaimana
membersihkan
diri dengan
benar.

5. Evaluasi Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri


Setelah implementasi selesai dilakukan, langkah terakhir yang harus dilakukan
perawat adalah mengevaluasi langkah proses keperawatan yang telah dilakukan.
Tujuan evaluasi tersebut untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah
berhasil meningkatkan kondisi klien dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

Hari/ Diagnosa Evaluasi TTD


tanggal
20 Defisit perawatan S: pasien mengatakan badannya
juni diri: mandi lebih segar, rasa gatalnya
2022 sudah hilang
O: badan dan rambut pasien
tampak bersih, kulit pasien
tidak ada ruam, mulut bersih
tidak bau, dan kuku bersih
A: Masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia
untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari
berbagai macam penyakit. Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene)
merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan
baik secara fisik maupun psikologis. Kebersihan dan perawatan diri baik dari bagian
tubuh telinga,mata,kulit dan anggota badan lainnya harus tetap dipenuhi kebutuhan
kebersihannya.
B. Saran
Sebagai perawat harus bisa memenuhi kebutuhan kebersihan dan perawatan diri pada
pasien supaya tetap sehat dan nyaman.Tindakan yang akan dilakukan harus
berdasarkan prosedur kegiatan tertentu supaya bisa mencapai tujuan dari konsep
pemenuhan kebersihan dan perawatan diri.

DAFTAR PUSAKA
Potter, P. A., dan Perry, A.G. 2010. Fundamentals Of Nursing: Concept, Process, and Practice. 7th
ed. St. Louis: Mosby. Terjemahan oleh Yasmin Asih, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi Ketujuh. Jakarta: EGC.

Handayani, N. 2015.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Post Operasi Debridemen Ulkus
Diabetes Melitus di Ruang Gladiol Atas RSUD Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Fakultas ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Iqbal, Wahit Mubarak, dll.2015.Ilmu Keperawatan Dasar buku 1. Jakarta selatan : Salema Medika.
Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik. Jakarta: EGC.
Kozier, Erb. 2009. Buku ajar praktik keprawatan klinis: ed 5. Jakarta: EGC

Orem , D.E.(2001).Nursing : concepts of practice, 6h ed., p. 141.st loius, MO: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai