Anda di halaman 1dari 171

Peran Generasi Milenial dalam

Memerangi Covid-19

Dzakwan Taufiq Nur Muhammad - Balqis Intan Azzahra -


Irsandi Nur Habibie Mukmin - Brenda Venitta Lantu -
Adinda Ayu Lestari - Ilham Rahmanto - Winda Aenah –
Rizky Amaliyah - Hendrianto Arief Hidayat - Eka Meilinda -
Ersa Pawitrasari Hayuningputri – Adhiyajnaputri -
Muhammad Hasbi Asy Syukri - Ni Putu Yasni Marita Dewi -
Ni Made Ari Suartini - Nurul Komariyah –
Oktaviani Nur Sinta
Peran Generasi Milenial dalam Memerangi Covid-19
© Dzakwan Taufiq Nur Muhammad, dkk.

Penulis : Dzakwan Taufiq Nur Muhammad, dkk.


Editor : Tim Intishar
Tata letak : Ismy Mutiara

Diterbitkan oleh:
CV. Intishar Publishing
Anggota IKAPI
No. 168/JTE/2018
Bumirejo RT 01 RW 04
Puring, Kebumen, Jawa Tengah
Email: intisharpublishing@gmail.com
No. HP: 081210110449,081246647659

Cetakan I: September 2020


Kebumen, CV. Intishar Publishing
vi + 162 Halaman; 14,5 x 20,4 cm
ISBN: 978-623-249-616-3

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


All Right Reserved

ii
Kata Pengantar

Puji syukur atas rahmat dan hidayah Tuhan Yang


Maha Esa, sehingga e-book dari 10 karya esai Finalis
Penalaran Berkarya 2020 dapat disusun dengan baik dan
lancar. Penyusunan e-book ini ditujukan sebagai luaran dari
Lomba Esai Mahasiswa Tingkat Nasional yang bertema
"Peran Generasi Milenial dalam Memerangi COVID-19".
Kegiatan ini berada di bawah naungan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Penalaran Universitas Airlangga dengan
melibatkan perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Terima kasih kepada Bapak Dr. M. Hadi Shubhan,


S.H., MH., CN., selaku Direktur Kemahasiswaan Universitas
Airlangga (UNAIR), Bapak Habiburrochman, S.E., M.Si., Ak.,
selaku Pembina UKM Penalaran UNAIR, Rerica Dhea Shavila
selaku Ketua UKM Penalaran UNAIR, Bapak Muhaimin.,
S.Tr.Kes., MT., Bapak Mohammad Fajar Shodiq Ramadlan,
S.IP., M.IP., dan Bapak Pulung Siswantara, S.KM., M.Kes.,
selaku Dewan Juri Penalaran Berkarya 2020, seluruh panitia
Penalaran Berkarya 2020, serta peserta yang telah
berpartisipasi dalam kegiatan ini.

E-book ini diharapkan dapat meningkatkan daya pikir


kritis dan inovatif generasi milenial dalam menghadapi isu
yang terjadi. Selain itu, diharapkan pula prosiding ini dapat
menjadi acuan untuk mencari solusi memerangi pandemi
COVID-19. Masih terdapat banyak kekurangan dalam

iii
penyusunan prosiding ini, sehingga kritik dan saran
membangun sangat dibutuhkan sebagai bahan perbaikan.

Salam,

Panitia Penalaran Berkarya 2020

iv
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................. iii


Daftar Isi ........................................................................... iv

Sistem Informasi Geospasial Indonesia (Indo-


Geospasial) sebagai Solusi Penanganan COVID-19
di Indonesia ...................................................................... 1

“GA-LACOV19 (Gelang Pintar Pelacak COVID-19)”


Inovasi Sistem Terintegrasi Berbasis RFID untuk
Meningkatkan Contact Tracing Performance
Guna Memutus Laju Penyebaran COVID-19 ................... 13

Inovasi Aplikasi Go-PusLing (Puskesmas Keliling)


sebagai Layanan Kesehatan pada Era New Normal ......... 25

PARTNER: Aplikasi Berbasis Smartphone untuk


Contact-Tracing dan Edukasi dalam Mendukung
Surabaya Lawan Covid-19 selama New Normal ............... 45

Digital Platform Pemasaran Hasil Perikanan


dengan Implementasi Akad Salam Guna
Meningkatkan Kesejahteraan Petani Ikan ....................... 61

SABERTOOTH (Smart Bracelet Accessories


as a Corona Detection Tool with Android-based)
sebagai Alat Pendukung New Normal ............................. 73

v
Penerapan Mindfulness-Based Stress Reduction
Program (MBSR) sebagai Upaya Intervensi Stres
di Masa Pandemi COVID-19 ............................................ 83

Integrasi Platform Digital Pendidikan Upaya


Stabilisasi Pembelajaran saat Pandemi Covid-19
sebagai Tindakan Milenial Berbasis Society 5.0 .............. 93

E-Health’s: Optimalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan


dan Penyerapan Tenaga Kerja Bidang Kesehatan
Berbasis Heling di Tengah Ironi Pandemi COVID-19 ..... 105

Amidess (Alat Multifungsi Deteksi Suhu dan Sterilisasi)


sebagai Alternatif Preventif COVID-19 ............................ 117

Daftar Pustaka .................................................................. 127


Bidata Penulis ................................................................... 141

vi
Sistem Informasi Geospasial Indonesia
(Indo-Geospasial)
sebagai Solusi Penanganan COVID-19 di
Indonesia
Dzakwan Taufiq Nur Muhammad

Universitas Gadjah Mada

Inovasi di bidang teknologi dalam menangani COVID-


19 di Indonesia sangatlah penting. Hadirnya penyakit
menular tersebut menjadi tantangan baru bagi Indonesia
dan dunia. Tidak hanya tantangan di bidang kesehatan,
permasalahan ini juga akan menjadi tantangan pem-
bangunan dunia dalam mencapai tujuan ketiga di dalam
SDGs, yaitu health and well being yang mana di dalamnya
terdapat target pemusnahan penyakit menular pada tahun
2030 di seluruh dunia. Hadirnya COVID-19 baru-baru ini
menjadikan perlu adanya inovasi ekstra agar tujuan
penghapusan penyakit menular pada tahun 2030 benar-
benar dapat terealisasikan.
Penanganan penyakit menular seperti COVID-19 ini
tidak cukup hanya ditangani dengan penggunaan vaksin saja
(jika nanti telah ditemukan). Hal ini dikarenakan virus
seperti COVID-19 dapat berevolusi dan bermutasi sendiri
(Cui J dkk, 2020). Evolusi yang terjadi secara mutasi genetik
ini merupakan respons virus untuk beradaptasi dengan
lingkungan di sekitarnya (Supriyatna dkk, 2020). Oleh
1
karena itu, diperlukan pula inovasi di bidang preventif atau
pencegahan penyebaran virus, karena mencegah lebih baik
daripada mengobati.
Inovasi yang ditawarkan untuk memfasilitasi upaya
preventif penyebaran virus ini dapat dilakukan dengan
bantuan teknologi. Bidang teknologi yang berkembang pesat
pada era revolusi industri 4.0 ini dapat dimanfaatkan untuk
penanganan permasalahan di bidang kesehatan. Inovasi
tersebut adalah Sistem Informasi Geospasial Indonesia atau
yang dapat disebut dengan Indo-Geospasial.
Gagasan awal munculnya inovasi Indo-Geospasial
berasal dari berbagai keresahan penulis dengan kondisi
Indonesia saat ini. Mulai dari sulitnya akses memberikan
aspirasi kepada pemerintah, protokol kesehatan COVID-19
yang belum efisien, hingga persebaran hoax yang tidak
terbendung menjadi alasan mengapa inovasi Indo-
Geospasial ini perlu hadir di tengah-tengah masyarakat,
sehingga diharapkan ke depannya tidak hanya penyakit
menular saja yang musnah di Indonesia, tetapi juga hoax dan
oligarki yang seolah-olah telah membabi buta di negara ini.
Indo-Geospasial merupakan bentuk evolusi de-
mokrasi negara di era modernisasi. Disebut demikian,
karena Indo-Geospasial adalah suatu kesatuan sistem yang
mengintegrasikan kebijakan pemerintah, riset para peneliti,
hingga penduduk dalam pengambilan keputusan di negeri
ini. Selain itu, mengapa disebut dengan sebuah sistem yang
modern? Karena sistem ini terintegrasi di dalam suatu big
data yang dalam implementasinya menggunakan teknologi
internet, baik dalam publikasi informasi hingga akses data.
Dengan hadirnya bantuan internet, maka pengambilan

2
keputusan dapat cepat dan aktual. Berbagai keputusan dapat
diambil berdasarkan sistem ini, termasuk di dalamnya
pengambilan keputusan dalam penanganan COVID-19.
Wilayah Indonesia yang sangat luas ditambah dengan
karakteristik wilayahnya yang sangat beragam menjadikan
satu kebijakan terkadang akan berbeda dampaknya di
berbagai wilayah. Keputusan harus disesuaikan dengan
karakteristik wilayah agar tujuan dari keputusan tersebut
dapat terpenuhi. Latar belakang tersebutlah yang
menjadikan karakteristik wilayah perlu dijadikan determinan
dalam pengambilan keputusan. Data spasial dapat melihat
karakteristik wilayah Indonesia yang beragam berdasarkan
karakteristik geografisnya, mulai dari aspek Sumber Daya
Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Seluruh
komponen tersebut dapat dijadikan sebagai dasar analisis
dalam penentuan kebijakan berdasarkan berbagai
karakteristik wilayah. Hal inilah yang menjadi alasan
mengapa data spasial penting untuk dimasukkan ke dalam
pengambilan kebijakan.
Secara sederhana, Indo-Geospasial merupakan
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang mengintegrasikan
data karakteristik wilayah, hasil riset atau penelitian,
kebijakan pemerintah, serta penduduk secara keruangan
atau spasial di seluruh Indoneisa. Integrasi data ini nantinya
akan bermanfaat sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan pemerintah serta bagi seluruh rakyat Indonesia.
Diagram alir integrasi data didalam sistem Indo-Geospasial
dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.

3
Gambar 1.1 Diagram alir integrasi data di dalam sistem
Indo-Geospasial

Dalam implementasinya, sistem Indo-Geospasial ini


terdiri dari empat elemen utama yang saling berintegrasi
satu sama lain. Keempat elemen tersebut ialah beri solusi,
pantau, kebijakan, dan edukasi. Secara sederhana, skema
keempat elemen terlihat pada Gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Skema keempat elemen di dalam


Indo-Geospasial

4
Elemen beri solusi merupakan kanal yang meng-
himpun berbagai publikasi riset atau penelitian dari para
peneliti yang telah terindeks oleh jurnal internasional
ataupun nasional yang dapat bermanfaat dalam penanganan
berbagai masalah di Indonesia, termasuk di dalamnya
COVID-19.
Masuknya elemen beri solusi pada sistem Indo-
Geospasial ini dilatarbelakangi oleh kondisi saat ini, di
mana banyaknya hasil penelitian ilmiah yang kemudian
hanya terpublikasi saja dan tidak sampai ke dalam tahap
tindakan atau aksi. Oleh karena itu, elemen ini bertujuan
untuk memberikan masukan secara terintegrasi kepada
pemerintah dalam pengambilan berbagai keputusan dengan
memasukkan determinan penelitian para ahli, sehingga
pemerintah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 tidak bekerja sendirian dalam penurunan risiko
COVID-19 di Indonesia, tetapi juga dibantu oleh seluruh
peneliti di Indonesia dalam tindakannya. Alur pelaksanaan
elemen ini dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3 Alur pelaksanaan elemen beri solusi

5
Elemen lainnya adalah pantau. Elemen ini merupakan
elemen yang memantau mobilitas seluruh penduduk di
Indonesia. Pemantauan mobilitas ini didasarkan pada
transmisi virus yang menyebar dari manusia ke manusia
lainnya, sehingga menurut Huang, dkk (2020) mobilitas
penduduk merupakan faktor yang cukup kuat dalam
penyebaran COVID-19. Oleh karena itu, pemerintah perlu
memantau mobilitas penduduk dalam upaya penanganan
COVID-19.
Pantau dalam sistem Indo-Geospasial ini secara
teknis memantau pergerakan penduduk secara individual
dan aktual. Hal ini dilakukan untuk mendapat data
persebaran penduduk yang aktual dan juga detail. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan pemantauan dilakukan
berdasarkan aplikasi Indo-Geospasial yang wajib terpasang
di setiap ponsel penduduk dan terdaftar berdasarkan NIK.
Alasan mengapa dijadikannya ponsel sebagai media
pemantauan mobilitas penduduk adalah karena dewasa ini
ponsel merupakan barang yang pasti dibawa ke mana pun
oleh setiap penduduk. Sehingga dianggap dapat me-
representasikan mobilitas penduduk, baik itu yang berstatus
ODP, PDP, hingga positif COVID-19 di Indonesia. Penentuan
status didasarkan pada hasil tes SWAB yang dijalani oleh
penduduk pada berbagai fasilitas kesehatan yang ada. Secara
singkatnya, skema pemantauan mobilitas penduduk dalam
elemen pantau dijelaskan pada gambar 1.4 di bawah.

6
Gambar 1.4 Alur pelaksanaan elemen pantau

Output dari elemen pantau selain dari data mobilitas


penduduk yang nantinya dimanfaatkan oleh pemerintah,
juga memiliki output berupa alarm atau peringatan kepada
penduduk jika berada pada radius 8 meter dari ODP, PDP
dan positif COVID-19. Hal ini dilakukan untuk me-
maksimalkan upaya physical distancing agar upaya preventif
dapat efisien. Alasan mengapa radius 8 meter yang dipakai,
hal ini didasarkan pada pernyataan Bourouiba (2020) yang
menyatakan bahwasanya awan gas (droplets) yang terlontar
dari pernapasan seseorang dapat melayang hingga 27 kaki (8
meter). Hal ini secara tidak langsung menggambarkan
bahwa droplets yang membawa COVID-19 dapat tersebar
dari seseorang hingga jarak 8 meter dari dirinya, sehingga
physical distancing yang tepat untuk menekan persebaran
virus ialah dengan menjaga jarak sejauh 8 meter dari orang
yang berpotensi menularkan penyakit tersebut.

7
Dalam pelaksanaannya ke depan, mungkin elemen
pantau akan memiliki beberapa kendala. Salah satunya ialah
kendala permasalahan privasi masyarakat. Permasalahan
privasi ini bagi beberapa penduduk mungkin merupakan
permasalahan yang berat. Oleh karena itu, untuk menangani
permasalah tersebut, pemerintah perlu menanggapi secara
serius melalui pembentukan undang-undang terkait
keamanan data digital di Indonesia, agar penduduk yakin
akan keseriusan pemerintah dalam menjaga privasi setiap
individu.
Elemen ketiga ialah elemen kebijakan, yang mana pada
elemen ini pemerintah merupakan tokoh utama yang
memanfaatkan data mobilitas penduduk dan hasil riset para
peneliti di Indonesia, sehingga pemerintah dapat membuat
kebijakan berdasarkan riset dan karakteristik spasial daerah
di Indonesia. Salah satu manfaat yang dapat dilakukan
pemerintah melalui sistem ini ialah identifikasi kerentanan
COVID-19 secara spasial di Indonesia dalam bentuk peta.
Dengan bantuan peta kerentanan COVID-19, maka
pemerintah dapat dengan tepat dan akurat menentukan
persebaran fasilitas kesehatan untuk menangani penyakit
menular di Indonesia. Semakin rentan suatu daerah, maka
pemerintah perlu memperkuat fasilitas kesehatan di sana
agar penyebaran virus dapat terkontrol secara masif. Peta
kerentanan itu sendiri akan ditampilkan pada kanal pantau,
agar masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam mobilitas.
Penentuan kerentanan penyakit menular secara spasial
ini membutuhkan data karakteristik geografis di seluruh
Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan data spasial
karakteristik wilayah ataupun kondisi geografis seluruh

8
Indonesia perlu dimasukkan ke dalam sistem ini. Sebagai
contoh, beberapa parameter geografis yang dimasukkan
dalam identifikasi kerentanan COVID-19 di Indonesia di
antaranya adalah persebaran penduduk, kepadatan pen-
duduk, rasio jenis kelamin dan rasio lansia.
Penentuan seluruh parameter ini didasarkan pada
perkembangan data di Indonesia saat ini, di mana kasus
positif COVID-19 banyak ditemukan di wilayah dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan lebih banyak
menyerang laki-laki daripada perempuan. Hal ini ke-
mungkinan besar didasarkan pada mobilitas laki-laki yang
cenderung lebih banyak daripada perempuan, karena alasan
pekerjaan dan lain sebagainya. Parameter lansia dimasukkan
karena penduduk lansia cenderung lebih berpotensi
mengalami kematian jika terkena COVID-19 dibandingkan
dengan penduduk usia muda. Tentunya parameter ini dapat
bergeser seiring dengan perkembangan COVID-19 di
Indonesia. Oleh karena itu, untuk mendapatkan analisis dan
identifikasi kerentanan yang aktual, maka sistem ini
menggunakan Big Data agar seluruh data dapat ter-
sinkronisasi antara satu dan lainnya secara aktual.
Elemen terakhir yang ada di dalam sistem Indo-
Geospasial ini adalah edukasi. Hadirnya elemen ini
didasarkan pada kondisi saat ini di mana terlalu banyak
hoaks yang berkeliaran di media sosial. Oleh karena itu,
sistem ini akan menjadi satu-satunya sumber terpercaya
pemerintah dalam menyampaikan berbagai informasi
kepada publik. Hal ini dianggap penting karena dewasa ini
pemerintah memiliki kualitas komunikasi publik yang
tergolong buruk. Dewasa ini, hal tersebut terlihat dari

9
pernyataan beberapa menteri ataupun kepala daerah yang
saling bertolak belakang dalam penanganan COVID-19,
sehingga menimbulkan kebingungan di tengah-tengah
masyarakat. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kejadian
tersebut terulang, elemen edukasi ini dimunculkan agar
menjadi satu-satunya sumber terpercaya masyarakat dalam
memandang isu nasional ataupun lokal.
Elemen edukasi juga merupakan media di mana riset-
riset yang telah dikembangkan peneliti dan di evaluasi oleh
pemerintah. Diterbitkan baik berupa jurnal ataupun info-
grafis. Dengan kemudahan mengakses ilmu pengetahuan
tersebut, maka penduduk dapat teredukasi dan mempraktik-
kan berbagai
pengetahuan agar terhindar dari ancaman penyakit menular.
Hadirnya aplikasi dan sistem Indo-Geospasial ini
dapat menjadi langkah preventif untuk menghadapi potensi
hadirnya penyakit menular yang akan datang. Diharapkan ke
depannya Indonesia dapat lebih siap menangani ancaman
penyakit menular, dibandingkan dengan kasus COVID-19
saat ini. Hal ini tentu akan menjadikan cita-cita dunia untuk
menghapuskan penyakit menular pada tahun 2030 dapat
terwujud. Selain itu, sistem ini juga akan berlangsung secara
berkelanjutan, tidak hanya untuk penanganan penyakit
menular saja, tetapi juga menjadi media aspirasi rakyat dan
publikasi kebijakan pemerintah yang berintegritas.

10
11
12
“GA-LACOV19 (Gelang Pintar Pelacak
COVID-19)” Inovasi Sistem Terintegrasi
Berbasis RFID untuk Meningkatkan
Contact Tracing Performance Guna
Memutus Laju Penyebaran COVID-19
Balqis Intan Azzahra1 Irsandi Nur Habibie Mukmin2

Universitas Brawijaya

"Kewajiban pemerintah adalah melakukan pemeriksaan


spesimen secara masif, tracing atau penelusuran secara
agresif dan menyiapkan pelaksanakan isolasi ketat terhadap
kasus-kasus positif yang berpotensi jadi sumber penularan
bagi masyarakat luas."
– Achmad Yurianto –

Ibu pertiwi sedang berduka. Ibu pertiwi sedang tidak


baik-baik saja. Begitulah sepertinya kata-kata yang pantas
untuk menggambarkan keadaan Indonesia saat ini. Bagai-
mana tidak, wabah COVID-19 yang hingga saat ini telah
merenggut lebih dari ratusan nyawa tersebut seolah-olah
telah hidup bertetangga dengan masyarakat Indonesia.
Angka penderita positif COVID-19 semakin bertambah setiap
harinya, tanpa diiringi dengan hasil memuaskan dari
diadakannya PSBB oleh pemerintah. Berdasarkan data
terakhir tanggal 12 Juli 2020 dari Gugus Tugas Percepatan

13
Penanganan COVID-19 Nasional, jumlah penderita positif
COVID-19 mencapai 74.018 jiwa (Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19 Nasional, 2020). Worldometers,
sebagai situs yang selalu memberikan informasi terbaru
terkait perkembangan kasus virus corona di berbagai negara,
memberikan data bahwa total kasus COVID-19 pada tanggal
12 Juli 2020 sebanyak 12.864.137 di seluruh dunia, dengan
total kematian mencapai 568.055 dan total penderita yang
sembuh sebanyak 7.497.130 (Worldometers, 2020).
Tentunya, timbul pertanyaan di benak semua orang, sampai
kapan hal ini akan berlanjut? Berapa banyak lagi yang harus
meninggal karena terjangkit COVID-19?
Dalam menanggulangi pandemi COVID-19, tentu saja
peran pemerintah sangatlah penting. Upaya yang dilakukan
pemerintah ini di antaranya yaitu melakukan tracing riwayat
perjalanan pasien. Tracing perjalanan pasien dilakukan
untuk mengetahui wilayah mana saja yang telah dikunjungi
oleh pasien selama 14 hari terakhir agar dapat lebih mudah
diketahui siapa saja yang telah melakukan kontak langsung
dengan pasien. Menurut informasi resmi Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), tracing dapat dilakukan dengan
cara lain yaitu melakukan identifikasi aktivitas pasien dan
melakukan pemeriksaan berkala terhadap kontak-kontak
lainnya (Tim, 2020).
Selain melakukan tracing secara langsung, saat ini
pemerintah juga mengembangkan tracing digital. Salah
satunya yaitu Kemkominfo meluncurkan aplikasi Peduli
Lindungi. Aplikasi yang berbasis bluetooth dan GPS ini ber-
fungsi untuk merekam informasi tracing mengenai per-
gerakan orang terpapar COVID-19 dan sudah tersedia untuk

14
pengguna IOS atau ponsel Iphone lansiran Apple. Ketika ada
perangkat lain dalam radius bluetooth yang juga terdaftar
pada aplikasi Peduli Lindungi, maka akan terjadi pertukaran
ID anonim yang akan direkam oleh ponsel masing-masing
(Iskandar, 2020).
Bagai dua buah sisi mata uang, tracing menggunakan
aplikasi berbasis GPS atau bluetooth seperti Peduli Lindungi
memiliki berbagai macam kelemahan, hal ini disampaikan
oleh Pratama Persadha selaku Peneliti Keamanan Siber
Communication Information System Security Research Center
(CISSReC). Ia mengatakan bahwa aplikasi ini kurang dari sisi
jumlah pemakaiannya, karena tidak semua masyarakat
memasang aplikasi ini pada ponsel pintar mereka lantaran
untuk pemasangannya bukan sebuah peraturan, tetapi hanya
berupa anjuran dari pemerintah saja (Fahmi Ahmad Burhan,
2020).
Hal paling sederhana yang harus diperhatikan adalah
keefektifan dari penggunaan aplikasi tracing juga sangat
bergantung dengan partisipasi dari warga masyarakat luas.
Semakin banyak orang yang menggunakan, maka aplikasi ini
akan semakin efektif. Cara ini tentunya tidaklah efektif
apabila diterapkan pada masyarakat desa yang notabene
mayoritas dari mereka tidak memiliki ponsel pintar. Padahal,
berdasarkan data dari BPS tahun 2018, Indonesia memiliki
jumlah desa sebanyak 83.931 wilayah. Tidak menutup
kemungkinan bahwa masyarakat desa juga memiliki peluang
terkena COVID-19 (BPS, 2018). Dengan demikian, diperlukan
metode yang sesuai untuk diterapkan secara menyeluruh
bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

15
Ga-LaCOV19 (Gelang Pintar Pelacak COVID-19) adalah
sebuah konsep baru dalam melakukan contact tracing
(pelacakan kontak) COVID-19 dengan memanfaatkan
teknologi RFID (Radio Frequency Identification). Dengan
memanfaatkan keunggulan teknologi RFID yang dapat
melakukan identifikasi secara cepat dan masif serta dapat
digunakan oleh seluruh elemen masyarakat tanpa tekecuali.
Oleh karena itu, hal ini dinilai efektif untuk diterapkan
sebagai metode untuk melakukan contact tracing (pelacakan
kontak) COVID-19.
Radio Frequency Identification atau lazimnya disingkat
RFID merupakan teknologi yang dapat melakukan
identifikasi pada suatu objek dalam jarak tertentu dengan
memanfaatkan pancaran gelombang frekuensi radio. Pada
sistem kerjanya, terdapat tiga komponen penting penyusun
RFID, yaitu RFID reader (transceiver), antena dan RFID tag
(transponder). RFID tag (transponder) terdiri dari sebuah
chip dan antena di dalamnya. RFID tag di klasifikasi menjadi
dua macam yaitu passive tag (tidak memiliki sumber tenaga
di dalamnya) dan active tag (memiliki sumber tenaga berupa
baterai). Antena berperan untuk memancarkan dan me-
nerima gelombang radio dari dan ke RFID reader. Selanjut-
nya, komponen terakhir adalah RFID reader, merupakan
komponen statis yang bertanggung jawab untuk men-
transmisikan gelombang elektromagnetik dengan antena
menuju transponder (tag) melalui gelombang sinyal radio
(Riordan, et al., 2015).
RFID menggunakan frekuensi radio (RF) untuk
mentransmisikan informasi dari RFID tag menuju reader
sehingga RFID reader dapat beroperasi di berbagai macam

16
kondisi. RFID reader akan mengirimkan gelombang
elektromagnetik melalui antena menuju RFID tag, kemudian
antena pada tag akan menerima sinyal, apabila tag tersebut
merupakan tag pasif, tag akan menyerap energi pada sinyal
sebagai sumber tenaga sirkuit chip untuk memodulasi
gelombang dan mengirimnya kembali menuju reader yang
akan merubah gelombang menjadi informasi digital (Binus
University, n.d.)
Teknologi RFID yang diterapkan pada konsep ini
memiliki spesifikasi yang mumpuni, bekerja pada frekuensi
UHF (Ultra High Frequency) dengan jarak baca mencapai 25
meter dan HF (High Frequency) dengan jarak baca 30
sentimeter. RFID tag di desain menyerupai gelang yang
kemudian penulis sebut Ga-LaCOV19 (Gelang Pintar Pelacak
COVID-19), penggunaan gelang dalam konsep ini
merupakan sebuah ciri khas dan juga menjadi keunggulan
tersendiri. Dipilihnya gelang, bertujuan untuk mengurangi
risiko hilang serta penggunannya yang mudah untuk dibawa
ke mana saja ditambah dengan fitur pengatur ukuran
menambah nilai ergonomis. Material penyusun gelang
tersebut adalah karet silikon. Hal ini untuk menjamin
kenyamanan pengguna dan keamanan chip ketika digunakan
karena memiliki sifat yang ringan, tidak keras dan kedap air
(Shit & Shah, 2013).

17
Gambar 1. Desain Ga-LaCOV19 (Sumber : Penulis)

RFID reader beserta antena akan diletakkan di


berberapa titik dengan mobilitas orang yang tinggi dan
memiliki potensi terjadinya penularan virus. RFID reader
pada sistem ini menggunakan dua jenis reader berdasarkan
frekuensi yang digunakan. Pertama, RFID reader ultra high
frequency (UHF) dengan kemampuan baca mencapai 25
meter akan diletakkan pada zona yang memiliki wilayah
relatif lebih luas. Kedua, RFID reader high frequency (HF)
dengan jarak kemampuan baca mecapai 30 sentimeter akan
dipasang di pintu masuk zona. Keduanya memiliki fungsi
dan tugas yang berbeda, reader HF yang terpasang pada
akses masuk zona berguna untuk melakukan pengecekan
terhadap pengguna untuk memastikan pengguna tidak
terindikasi pernah melakukan kontak dengan pasien

18
COVID-19 dengan mengacu informasi pada basis data yang
direkam oleh reader UHF.
Reader UHF dengan kemampuan baca dengan jarak
yang lebih jauh berfungsi untuk melakukan pembacaan
informasi pada Ga-LaCOV19 secara masif kemudian
informasi tersebut akan diolah oleh software menjadi data
primer berupa waktu dan jarak antar pengguna.

Gambar 2. Skema tata letak RFID reader


(Sumber : Penulis)

Setiap masyarakat yang akan bepergian dan memasuki


zona dengan mobilitas tinggi yang telah ditentukan wajib
untuk menggunakan Ga-LaCOV19 yang bisa didapatkan di
gerai-gerai yang telah disediakan dengan syarat harus
melakukan registrasi data diri berupa nama, alamat dan
kontak yang bisa dihubungi. Data pengguna akan tersimpan
ke dalam basis data dan terenkripsi sehingga data pengguna
terjamin keamanannya.
Di pintu masuk, pengguna perlu melakukan pe-
mindaian Ga-LaCOV19 dengan RFID reader HF yang di-
sediakan di pintu masuk. Apabila RFID reader memberikan

19
sinyal untuk izin masuk, maka pengguna dipersilahkan
untuk memasuki zona. Namun, apabila RFID reader
memberikan sinyal dilarang masuk, artinya pengguna
memiliki indikasi pernah melakukan kontak dengan pasien
COVID-19 dan perlu melakukan isolasi dan pengujian untuk
memastikan apakah pengguna terpapar virus atau tidak.
Petugas di tempat akan membantu dalam menindaklanjuti
hal tersebut.

Gambar 3. Alur Pengguna Ga-LaCOV19


(Sumber : Penulis)

Di dalam zona, RFID reader UHF secara otomatis akan


melakukan identifikasi pada Ga-LaCOV19 pengguna secara
periodik, sehingga representasi data yang direkam sesuai
dengan mobilitas pengguna pada keadaaan aslinya. RFID
reader melakukan identifikasi ID number yang terdapat
dalam Ga-LaCOV19, kemudian akan diolah oleh software
menjadi data primer berupa waktu dan jarak antar peng-
guna. Apabila ternyata dalam perjalanannya pengguna
terindikasi pernah melakukan kontak dengan pasien

20
COVID-19, maka petugas akan menghubungi atau
mendatangi alamat pengguna untuk dapat dilakukan tindak
lanjut.
Untuk mewujudkan gagasan ini diperlukan dukungan
dari berbagai pihak, di antaranya Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19, Kemenkes, BPPT, Tim Cyber POLRI,
Kemkominfo dan pihak non pemerintah dengan tugas dan
wewenang sebagai berikut :

Tabel 1. Tugas dan wewenang pihak-pihak terkait


(Sumber : Penulis)

No Lembaga Tugas dan Wewenang


1 Gugus Tugas Melakukan tindakan terhadap
Percepatan penanganan serta penyampaian
Penanganan informasi COVID-19
COVID-19
2 Kementerian Melakukan koordinasi dengan
Kesehatan layanan kesehatan dan
(Kemenkes) laboratorium dalam pengecekan
COVID-19
3 Badan Pengkajian Melakukan pengkajian serta
dan Penerapan pengembangan konsep
Teknologi (BPPT)
4 Tim Cyber POLRI Menjamin keamanan transmisi
serta pengelolaan data dan
pemberdayaan masyarakat di
lapangan.
5 Kementerian Melakukan kampanye melalui
Komunikasi dan berbagai media untuk menarik
Informasi masyarakat untuk ikut andil.
(Kemkominfo)

21
6 Lembaga non Mendukung penuh
pemerintah terlaksananya konsep ini.

Konsep yang dirancang membutuhkan strategi-strategi


khusus agar konsep dapat bekerja maksimal dan tujuan
dapat tercapai. Langkah-langkah khusus yang perlu
dilakukan dalam pengimplementasian konsep dijabarkan
pada gambar dibawah.

Gambar 4. Strategi pengimplementasian konsep


(Sumber : Penulis)

Wabah COVID-19 tak ubahnya sebagai sebuah


momentum bagi wajah baru perkembangan inovasi
teknologi di Indonesia. Hal ini mendorong timbulnya
gagasan-gagasan baru yang kreatif dan inovatif dalam
bentuk teknologi mutakhir untuk memerangi COVID-19
seperti Ga-LaCOV19. Pengembangan teknologi RFID yang
terintegrasi menjadi sebuah terobosan baru dalam
menciptakan sistem tracing kontak pasien. Sistem tracing ini
dinilai efektif dan cepat dalam melakukan pelacakan pasien
dan yang terpenting dapat diterapkan untuk semua
kalangan. Tentunya, perlu adanya kolaborasi yang baik antar
lembaga pemerintah dan non pemerintah, serta dukungan

22
penuh dari masyarakat untuk menciptakan Ga-LaCOV19
berbasis teknologi RFID ini, dengan begitu tidak ada yang
tidak mungkin untuk mewujudkan Indonesia bebas COVID-
19. Bersama kita bisa!

23
24
Inovasi Aplikasi Go-PusLing
(Puskesmas Keliling) sebagai Layanan
Kesehatan pada Era New Normal
Brenda Venitta Lantu1 Adinda Ayu Lestari2

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Saat ini dunia tengah dilanda oleh suatu virus


mematikan yang kini telah menjadi permasalahan di seluruh
dunia yaitu Coronavirus. Berdasarkan World Health
Organization (WHO), coronavirus adalah keluarga besar
virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia. Pada manusia, diketahui menyebabkan infeksi
pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona
yang paling baru ditemukan yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19). COVID-19 adalah penyakit menular yang baru
ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019 hingga
sekarang telah menjadi pandemi yang menyerang banyak
negara secara global (World Health Organization, 2020).
Kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami
peningkatan yang signifikan. Data terakhir yang didapatkan
dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada
tanggal 7 Juli 2020, pasien positif COVID-19 sebanyak 66.226
orang dengan pasien sembuh 30.785 orang dan meninggal
3.309 jiwa (Kementerian Kesehatan, 2020c).

25
Semakin meningkatnya jumlah kasus positif membuat
pengunjung rumah sakit terus melonjak. Tidak hanya
pengunjung dari pasien positif COVID-19, tetapi juga
pengunjung yang menderita penyakit selain COVID-19. Hal
ini tentu dapat menjadikan rumah sakit sebagai titik baru
penularan COVID-19, karena virus dapat menyebar secara
langsung dari batuk atau napas orang yang terinfeksi. Selain
itu, juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui
benda yang terkontak dengan orang terinfeksi. Dengan
adanya permasalahan yang meresahkan masyarakat ter-
utama ketika ingin ke rumah sakit, pemerintah telah
mengimbau agar rumah sakit menunda pelayanan efektif,
dengan tetap memberikan pelayanan yang bersifat gawat
darurat dan membutuhkan perawatan segera untuk
penyakit-penyakit selain COVID-19 (Kementerian Ke-
sehatan, 2020). Banyaknya berita serta informasi peningka-
tan jumlah pengunjung di rumah sakit dan tenaga medis
kewalahan dalam menangani pasien, menimbulkan ke-
cemasan pada masyarakat ketika akan beranjak ke rumah
sakit, adanya rasa takut dan was-was tertular virus. Sehingga
Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya dalam
pencegahan serta penanganan COVID-19 secara maksimal.
Dalam meningkatkan upaya tersebut, pemerintah
telah meminta seluruh rumah sakit agar melaksanakan
protokol kesehatan seperti melakukan edukasi dengan me-
masang banner atau poster, tetap menjaga jarak, menempat-
kan hand sanitizer di beberapa titik, menyediakan fasilitas
cuci tangan dan tetap menggunakan masker. Sedangkan
untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pelaya-
nan kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

26
telah meluncurkan aplikasi yang dapat membantu
masyarakat dalam memeriksakan diri tanpa perlu datang
secara langsung ke rumah sakit. Aplikasi tersebut yaitu
TEMENIN (Telemedicine Indonesia) dan SehatPedia. Kedua
aplikasi ini merupakan penyedia layanan konsultasi
kesehatan secara virtual yang dapat diakses di mana saja,
kapan saja dan oleh siapa saja. Kementerian Kesehatan telah
bekerja sama dengan beberapa mitra seperti gojek, halodoc,
grab dan juga good doctor dalam pengaplikasiannya (Ke-
menterian Kesehatan, 2020a). Berikut merupakan tampilan
dari aplikasi TEMENIN dan SehatPedia.

Gambar 0.1. Aplikasi TEMENIN


(Sumber : https://temenin.kemkes.go.id/)

27
Gambar 0.2. Aplikasi SehatPedia
(Sumber: Google Play Store)

Adanya aplikasi TEMENIN dan SehatPedia tersebut,


pemerintah berusaha untuk menawarkan layanan dengan
lebih berfokus membantu konsultasi pasien dengan beragam
keluhan. Selain dapat melakukan konsultasi dengan dokter
secara virtual, pengguna juga akan mendapatkan laporan
medis secara akurat dan rekomendasi rujukan. Namun,
apabila ditelaah lebih lanjut kedua aplikasi tersebut masih
belum memiliki fitur puskesmas yang dapat menjangkau
masyarakat secara langsung, karena itulah kami selaku
penulis ingin mengembangkan lebih lengkap lagi terkait
aplikasi. Mengapa berfokus pada aplikasi? Karena saat ini
Indonesia sudah semakin maju dengan segala teknologi

28
penunjangnya, termasuk penggunaan ponsel. Tidak bisa
dipungkiri bahwa ponsel tidak terlepas dari genggaman
tangan masyarakat, mulai dari usia muda hingga lanjut usia.
Maka dari itu pengembangan inovasi digital ini dirasa
dapat lebih efektif, sehingga kami selaku penulis ingin
menyampaikan gagasan inovasi yaitu Aplikasi Go-PusLing.
Aplikasi ini merupakan media layanan kesehatan bagi
masyarakat penderita COVID-19 maupun bukan. Pengguna
dapat menggunakan beberapa fitur yang terdapat dalam
aplikasi dan mendapatkan fasilitas puskesmas keliling,
sehingga masyarakat dapat meminimalisir pergi ke rumah
sakit
Perkembangan teknologi informasi di Indonesia terus
mengalami peningkatan pesat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor mulai dari pertambahan jumlah penduduk,
perluasan area cakupan internet, serta munculnya berbagai
macam ponsel pintar yang diikuti oleh berbagai macam
layanan sosial media serta ecommerce. Itulah sebabnya
pengembangan dalam bidang digital telah menjadi sorotan
masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka
kami menawarkan inovasi aplikasi Go-PusLing (Puskesmas
Keliling) dengan berbagai fitur pilihan untuk pengguna.
Fitur yang menjadi pusat dari aplikasi ini tentunya dengan
adanya puskesmas keliling. Aplikasi ini merupakan media
layanan kesehatan bagi masyarakat yang diharapkan dapat
mempermudah dalam memantau kesehatan. Pengguna
dapat menggunakan beberapa fitur yang terdapat dalam
aplikasi, yang berupa:

29
a. Cek kondisi kesehatan
Pada fitur ini pengguna umum atau penderita COVID-19
dapat memeriksakan keadaan tubuhnya dengan men-
jawab berbagai pertanyaan terkait kesehatan yang
dialami. Gambar tampilan terlampir.
b. Konsultasi
Pada fitur ini pengguna dapat melakukan konsultasi
dengan dokter via chat atau calling. Gambar tampilan
terlampir.
c. Question and Answer
Pada fitur ini akan ditampilkan pertanyaan dan jawaban
terkait dengan kesehatan. Gambar tampilan terlampir.
d. Peta PusLing
Pada fitur ini pengguna dapat melihat serta memantau
lokasi dari puskesmas yang keliling. Sehingga dapat
memudahkan pengguna ketika ingin memeriksakan diri.
Gambar tampilan terlampir.
e. Bantuan
Pada fitur ini berisikan bantuan dan tata cara penggunaan
aplikasi termasuk cara konsultasi dengan dokter, cara
pembayaran virtual dan pengajuan batuan lainnya yang
terkait. Gambar tampilan terlampir.
f. Rekam Medis
Pada fitur ini akan tercatat riwayat pemeriksaan dari
pengguna termasuk rujukan dan obat yang harus
dikonsumsi serta waktu untuk periksa di puskesmas
keliling. Gambar tampilan terlampir.
g. Informasi Penting
Pada fitur ini akan menyajikan artikel terkait kesehatan
serta video edukasi dan olahraga.

30
Aplikasi ini juga akan terhubung dengan pihak medis
dari rumah sakit, yang nantinya akan ada puskesmas keliling
yang memberikan fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan
sehingga masyarakat dapat meminimalisir pergi ke rumah
sakit dan memutuskan rantai penyebaran COVID-19. Pada
aplikasi Go-PusLing juga terdapat rute perjalanan dari
puskesmas, sehingga pengguna dapat memantau titik lokasi
puskesmas, serta dari pihak medis juga dapat memantau
pasien yang harus ditangani secara langsung. Pihak medis
akan menghampiri ke rumah pasien dan memeriksanya. Ini
akan diutamakan untuk pasien lanjut usia dan juga pasien
positif COVID-19, sehingga pasien tidak perlu keluar rumah.
Go-PusLing sangat berfokus pada pelayanan pasien COVID-
19 dengan alur sistem sebagai berikut :

31
Gambar 0.3. Alur Sistem Pelayanan

32
Pada sistem Go-PusLing, dimulai dengan melakukan
pengecekan pada kondisi kesehatan tiap-tiap pengguna. Hal
ini penting dilakukan agar pengguna dapat mengetahui dan
mempelajari kondisinya saat ini. Apabila pengguna ingin
bertanya langsung dengan ahli medis, maka pengguna dapat
memanfaatkan fitur konsultasi. Setelah berkonsultasi via
chat atau calling, apabila dokter menyarankan untuk me-
lakukan tahapan selanjutnya yaitu pemeriksaan kesehatan
secara langsung, maka pengguna dapat melakukan pem-
bayaran secara virtual terlebih dahulu baru setelahnya sistem
akan memberikan pesan pada aplikasi berisikan e-rujukan
dari dokter untuk ke puskesmas keliling. Mengapa pem-
bayaran virtual? Pembayaran virtual dilakukan agar masya-
rakat meminimalisir paparan COVID-19 yang tersebar dari
berbagai media secara kontak fisik, khususnya uang. Maka
dari itu Go-PusLing juga bekerja sama dengan beberapa
mitra seperti aplikasi ovo, dana, dan m-banking. Namun,
apabila pengguna tidak disarankan maka pengguna tetap
dapat mengetahui berbagai informasi penting lainnya secara
gratis, seperti informasi mengenai tata cara hidup pada era
new normal, area-area yang sudah terpapar COVID-19, serta
berbagai informasi penting lainnya. Setiap informasi terkait
kesehatan pengguna yang diinputkan ke dalam sistem akan
muncul pada riwayat medis. Hal ini dapat membantu
konsultasi dan penanganan dokter selanjutnya.
PusLing (Puskesmas Keliling) dapat membantu semua
jaringan masyarakat dengan berbagai aspek ekonomi.
PusLing berupa puskesmas dalam sebuah bus mini yang
lengkap dengan fasilitas kesehatan dan dokter serta perawat.
Tidak hanya satu, pengembangan PusLing ini bisa menjadi 5

33
sampai 10 yang akan berjalan sesuai rute secara bergantian.
Hal ini bertujuan agar dapat menjangkau masyarakat kapan
saja dan di mana saja. Jadi, di kemudian hari semua orang
tidak perlu takut untuk mengetahui kondisi kesehatannya
secara up to date serta untuk bertanya pada dokter.
Puskesmas atau rumah sakit yang juga terkadang sulit untuk
dikunjungi juga bukan menjadi masalah lagi, karena dengan
bantuan puskesmas keliling masyarakat dapat mengambil
obat serta melakukan pengecekan kesehatan secara lang-
sung. Pada kondisi pandemi seperti saat ini, masyarakat
tidak perlu pergi ke rumah sakit yang dapat menjadi titik
baru penularan COVID-19. PusLing juga akan membagikan
masker kain secara gratis serta hand sanitizer untuk semua
orang di sekitar lokasi PusLing. PusLing akan bekerja sama
dengan industri kain perca dan industri kimia dalam
pembuatannya.
Berdasarkan permasalahan yang saat ini tengah
meresahkan masyarakat Indonesia, yaitu kekhawatiran
untuk pergi keluar rumah terutama untuk ke rumah sakit.
Maka kami menawarkan sebuah gagasan inovasi yaitu
aplikasi Go-PusLing. Aplikasi ini merupakan penyedia
layanan kesehatan bagi masyarakat pada era new normal,
dengan fitur canggih dan lengkap serta adanya puskesmas
keliling. Masyarakat dapat memanfaatkan layanan tersebut
agar tidak perlu pergi ke rumah sakit yang dapat menjadi
titik baru penularan COVID-19. Pada puskesmas keliling
akan melayani pemeriksaan dengan dokter secara langsung,
tapi tetap mematuhi protokol kesehatan serta dapat
menebus obat tanpa harus pergi ke apotek. Go-PusLing akan
bekerja sama dengan pemerintah dan juga rumah sakit

34
untuk memberikan fasilitas kesehatan. Selain itu, Go-
PusLing juga akan bekerja sama dengan beberapa industri
dalam rangka membagikan masker gratis serta hand
sanitizer. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan masyarakat
siap untuk menjalani tatanan kehidupan baru yaitu new
normal dan masyarakat pun tidak perlu khawatir atau
menunda untuk memeriksakan diri ke puskesmas.

35
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tampilan aplikasi Go-PusLing

36
Lampiran 2. Tampilan halaman utama Go-PusLing

37
Lampiran 3. Tampilan menu cek kondisi kesehatan
Go-PusLing

38
Lampiran 4. Tampilan menu konsultasi Go-PusLing

39
Lampiran 5. Tampilan menu question and answer
Go-PusLing

40
Lampiran 6. Tampilan menu peta pusling Go-PusLing

41
Lampiran 7. Tampilan menu bantuan Go-PusLing

42
Lampiran 8. Tampilan menu rekam medis Go-PusLing

43
Lampiran 9. Tampilan menu informasi penting Go-PusLing

44
PARTNER: Aplikasi Berbasis
Smartphone
untuk Contact-Tracing dan Edukasi
dalam Mendukung Surabaya Lawan
Covid-19 selama New Normal
Ilham Rahmanto1 Winda Aenah2

Universitas Airlangga

“Tantangan yang kita hadapi tidaklah mudah. Tahun ini atau


bahkan tahun depan, situasi yang sulit masih akan kita
hadapi, situasi yang memerlukan daya juang kita sebagai
bangsa, yang memerlukan kerja keras, agar kita mampu
melewati masa sulit itu (Pandemi COVID-19).”
— Joko Widodo —

Jumlah yang besar tidak lagi menjadi patokan


kemajuan suatu bangsa. Justru jumlah acapkali menjadi
kelemahan fatal apabila kualitasnya tidak mendukung.
Begitu pula Indonesia, negara dengan jumlah penduduk
terbesar keempat di dunia, merupakan suatu kebanggaan
yang malah menjadi bumerang. Menang jumlah tidak akan
ada artinya selama tidak ada daya juang menjadi satu
kesatuan. Sesuai dengan kalimat di atas yang merupakan
sepenggal transkrip pidato Presiden Joko Widodo pada
peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni 2020. Melalui

45
pidatonya, beliau menyampaikan bahwa Indonesia masih
bahu-membahu menjadi pemenang dalam pengendalian
virus SARS-CoV-2 atau yang lebih dikenal dengan COVID-19,
mengingat banyaknya daerah yang sudah menginjak status
zona merah bahkan hitam, salah satunya Surabaya.
Sejak awal tahun 2020, masyarakat dunia diguncang-
kan dengan kemunculan tamu tak diundang, yakni virus
COVID-19 atau Coronavirus (Velavan dan Meyer, 2020). Di
negara kita sendiri, hal ini menjadi topik yang ramai
diperbincangkan, khususnya Kota Surabaya yang sedang
disoroti media karena menjadi wajah baru COVID-19 di Jawa
Timur. Menurut laman m.cnnindonesia.com pada tanggal 28
Mei 2020, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19 di Jawa Timur, dr. Joni Wahyudi,
menyebutkan bahwa Surabaya diprediksi akan seperti
Wuhan, Cina, tempat virus ini diduga muncul. Bukan hal
mustahil lagi apabila Surabaya menempati posisi pertama
dengan jumlah pasien positif terbanyak di Jawa Timur.
Bahkan, peningkatan tertinggi terjadi pada 30 Juni 2020
sebanyak 210 orang positif COVID-19 (Jatim Tanggap
COVID-19, 2020). Ini bukan suatu pencapaian besar yang
baik, melainkan sebuah pencapaian buruk bagi Surabaya.
Berdasarkan laporan lenteratoday.com pada tanggal 20 April
lalu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan
bahwa angka yang terus berfluktuasi tersebut salah satunya
disebabkan karena lemahnya pelacakan atau tracing pada
orang yang diduga positif COVID-19.
Dalam upaya menekan angka penyebaran COVID-19,
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan
Surabaya menggunakan metode contact-tracing (pelacakan)

46
dengan cara melacak lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi
pasien COVID-19 sejak 14 hari sebelum dinyatakan positif.
Bahkan Pemkot Surabaya sudah memperdalam penelusuran-
nya hingga ke lingkup yang lebih kecil, yakni komunitas
seperti pasar, industri, pusat perbelanjaan (mall), hotel dan
sebagainya. Menurut publikasi dari Gunther et al. (2020),
tujuan dari tracing ini untuk mengetahui orang-orang yang
diduga sebagai pembawa setelah berkontak langsung dengan
orang yang dinyatakan positif, sehingga dapat memutus
rantai penyebaran virus. Jika satu orang dalam suatu
komunitas terkonfirmasi positif, maka seluruh orang dalam
komunitas tersebut akan diisolasi untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Sayangnya, kelemahan metode ini terletak pada
pelacakannya yang dinilai kurang efektif dan efisien.
Pasalnya, selama 14 hari sebelum seseorang dinyatakan
positif, banyak sekali tempat yang ia kunjungi dan orang
yang ditemui. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad
Yurianto, dalam konferensi pers di kantor presiden, adanya
faktor manusiawi seperti lupa, akan mempertegas ke-
lemahan ini. Bahkan selama 14 hari tersebut, terhitung
sekitar ratusan orang yang berlalu-lalang di suatu komunitas
kecil seperti pasar (Republika, 2020).
Menilik dari kelemahan tersebut, penulis memiliki
inovasi yang dituangkan dalam esai dengan judul “Partner:
Aplikasi Berbasis Smartphone untuk Contact-Tracing dan
Edukasi dalam Mendukung Surabaya Lawan COVID-19 di
Masa New Normal.” Esai ini bertujuan untuk mengetahui
potensi aplikasi Partner dalam menjawab permasalahan Kota
Surabaya dan membantu program Pemerintah Kota

47
Surabaya sebagai metode pelacakan atau contact-tracing
pasien yang diduga terindikasi COVID-19 menggunakan
bluetooth dan Global Positioning System (GPS) serta
pengedukasian kepada masyarakat melalui fitur-fitur yang
tersedia. Selain itu, aplikasi ini dapat digunakan sebagai
pendamping kesehatan masyarakat selama masa new normal.

A. Konsep Gagasan
Partner merupakan aplikasi berbasis smartphone
untuk contact-tracing dan edukasi dalam mendukung
Surabaya Lawan COVID-19 di masa new normal. Aplikasi
ini berisi fitur-fitur penunjang kesehatan serta menjadi
sarana contact-tracing bagi pemerintah dengan tujuan
sebagai partner atau pendamping kesehatan masyarakat
Surabaya dalam beraktivitas selama masa new normal.
Adapun logo aplikasi ini ditunjukkan pada gambar 1,
sedangkan tampilan dari fitur dapat dilihat di lampiran 1.
Dengan adanya aplikasi Partner dalam metode tracing
COVID-19, Pemerintah Kota Surabaya dapat mengen-
dalikan laju penyebaran virus, sehingga diharapkan
pandemi ini cepat berlalu.

Gambar 1. Logo Aplikasi Partner

48
Layanan atau fitur yang terdapat dalam aplikasi Partner
antara lain:
1. Start to Go (Siap untuk Pergi)
Fitur ini diaktifkan ketika pengguna akan
meninggalkan rumah untuk beraktivitas. Aplikasi akan
memberi notifikasi bagi pengguna mengenai protokol
kesehatan keluar rumah seperti menggunakan masker,
jaga jarak dan etika batuk. Setelah pasien mengerti,
bluetooth dan GPS akan otomatis menyala untuk
mengaktifkan mode tracing. Aplikasi akan memberi
notifikasi apabila pengguna memasuki daerah rawan
COVID-19 melalui peta yang terintegrasi dengan laman
lawancovid-19.surabaya.go.id.
2. Daily Excercise (Latihan atau Olahraga Harian)
Pandemi COVID-19 tidak hanya menyerang
sektor kesehatan dan ekonomi, tetapi juga olahraga.
Pandemi COVID-19 telah mengubah pola hidup
masyarakat yang biasa rutin berolahraga menjadi tidak
rutin bahkan jarang dilakukan (Susanto, 2020). Para
ahli kesehatan dan pemerintah mengimbau masyara-
kat untuk tetap di rumah selama pandemi dengan
rutin berolahraga agar kesehatan jiwa dan mental tetap
terjaga. Maka dari itu, Partner dilengkapi fitur Daily
Excercise yang akan memudahkan masyarakat
berolahraga di rumah. Fitur ini terdiri dari pola latihan
tanpa alat beserta gerakan panduannya yang terbagi
menjadi tiga tahapan yakni: pemula, menengah, dan
lanjutan dengan intensitas yang berbeda-beda. Setiap
modul latihan berisi gerakan pemanasan, inti dan
pendinginan. Pola latihan di desain berdasarkan body

49
mass index (BMI) pengguna sehingga didapatkan jenis
latihan yang tepat. Hal ini sesuai dengan publikasi
yang menyatakan bahwa aplikasi olahraga yang baik
adalah yang mengerti penggunanya dengan me-
nyesuaikan pola latihan yang tepat bagi pengguna
(Rao, 2014).
3. My Doctor dan Daily Check-Up (Konsultasi Dokter dan
Pemeriksaan Harian)
Di masa seperti ini, kesehatan telah menjadi
prioritas utama. Namun, masyarakat kini justru was-
was apabila pergi ke fasilitas kesehatan karena takut
tertular virus. Belum lagi terdapat beberapa kendala
seperti jadwal dokter yang hanya bisa dilakukan pada
waktu-waktu tertentu, pemanggilan dokter ke rumah
yang belum tentu dapat terlaksana dengan baik, biaya
yang terbilang mahal dan kesibukan dokter yang
bersangkutan sehingga membuat masyarakat mengu-
rungkan niatnya untuk berobat (Santoso, 2011).
Berangkat dari permasalahan ini, fitur My Doctor
menjadikan pengguna dapat mengevaluasi kesehatan
hariannya melalui Daily Check-Up yang berisi
kuisioner dan berkonsultasi dengan dokter secara
daring menggunakan chatting. Keluhan pasien akan
disesuaikan dengan bidang keahlian khusus dokter.
Fitur ini juga menyajikan kontak dan lokasi apotek
maupun fasilitas kesehatan terdekat yang terintegrasi
dengan lokasi pengguna menggunakan GPS.
4. Health Articles (Artikel Kesehatan)
Informasi merupakan kunci utama pengendalian
COVID-19. Dengan adanya informasi dan edukasi yang

50
tepat, masyarakat akan senantiasa menjaga kesehatan-
nya sesuai anjuran pemerintah serta terhindar dari
penularan COVID-19. Maka dari itu, health articles
menyediakan berita maupun artikel mengenai ke-
sehatan, gaya hidup, serta informasi mengenai webinar
oleh pakar kesehatan yang ditujukan bagi pengguna
dalam menunjang kesehatannya secara akurat.
Layanan ini juga bertujuan untuk mengedukasi peng-
guna agar tetap menjaga kesehatannya serta terhindar
dari berita palsu atau hoaks.
5. Diary of Today dan My To-Do List (Catatan dan Daftar
Aktivitas Harian)
Sebuah penelitian oleh Mungkasa (2020) menye-
butkan bahwa salah satu dampak negatif dari work
from home (WFH) adalah sulitnya mengatur dan
mengukur tingkat produktivitas setiap individu.
Berdasarkan permasalahan tersebut, aplikasi Partner
dilengkapi dengan fitur Diary of Today dan My To-Do
List yang dapat mendongkrak produktivitas pengguna.
Fitur Diary of Today sebagai sarana written expression
pengguna yang tersedia dalam aplikasi untuk mem-
bantu pengguna dalam memanajemen stres akibat
pandemi yang masih berkepanjangan, sedangkan fitur
My To-Do List membantu pengguna agar senantiasa
terjadwal dengan kegiatannya (Travers, 2011). Aplikasi
akan memberi notifikasi sebagai pengingat kegiatan
yang telah disetel sebelumnya oleh pengguna.
Diharapkan dengan fitur tersebut, pengguna akan
terbantu sehingga produktivitasnya akan meningkat.

51
B. Implementasi Partner sebagai Aplikasi Contact-
Tracing COVID-19
Start to Go merupakan fitur utama aplikasi Partner
yang akan menjadi pendamping pengguna selama
beraktivitas di luar rumah. Ketika diaktifkan, aplikasi
akan memberi panduan protokol kesehatan bagi
pengguna. Kemudian, bluetooth dan GPS akan menyala
secara otomatis dan bekerja sebagai media pelacakan.
Beberapa negara seperti Singapura dan Korea Selatan
telah membuktikan keefektifan aplikasi pelacakan
COVID-19 yang menggunakan bluetooth dan GPS dengan
tetap melindungi privasi pengguna (Castillo, 2020).
Analisis keberlanjutan gagasan ini juga didukung dengan
analisis Business Model Canvas (BMC) yang dapat dilihat
pada lampiran 2. Adapun mekanisme kerja dari fitur ini
ditunjukkan pada skema gambar 2 dan 3 sebagai berikut.

Gambar 2. Cara aplikasi Partner dalam melakukan


contact-tracing COVID-19 via bluetooth dan GPS

Setiap ponsel yang memiliki aplikasi Partner akan


menyimpan bluetooth identity (ID) pengguna lainnya

52
yang berada dalam radius < 2 meter selama minimal 15
menit. Data yang disimpan aplikasi hanya berupa kode ID
tanpa menyebutkan identitas pengguna dan hanya dapat
di deskripsi lengkap oleh server pusat (Abeler, 2020). Data
ID dan riwayat GPS ini yang akan dipakai server pusat
untuk contact-tracing COVID-19.

Gambar 3. Prosedur pelacakan apabila salah satu


pengguna terkonfirmasi positif COVID-19

Ketika dokter atau pihak berwenang telah men-


diagnosis positif salah satu pengguna, maka dokter
tersebut segera meminta pengguna yang bersangkutan
untuk membagikan data lokalnya kepada server pusat
dengan mengaktifkan mode “Saya Positif COVID-19”.
Server pusat akan menerima informasi tentang semua ID
dan riwayat perjalanan pasien yang didapat selama 14 hari
dengan bluetooth dan GPS. Kemudian, server akan
memberitahu semua pengguna lain yang sengaja maupun
tidak sengaja melakukan kontak langsung dengan pasien
positif agar segera melakukan pemeriksaan. Status pada
aplikasi para pengguna tersebut akan masuk ke mode

53
“Orang dalam Pantauan (ODP)” secara otomatis, sehingga
pengguna akan lebih intens menjaga dirinya dan orang di
sekitarnya hingga 14 hari ke depan. Jika pengguna
merasakan gejala COVID-19, maka pengguna dianjurkan
ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih
lanjut (Abeler, 2020).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, aplikasi
Partner dapat menjawab permasalahan Pemerintah Kota
Surabaya mengenai contact-tracing COVID-19 serta
edukasi dan peningkatan produktivitas masyarakat me-
lalui fitur-fiturnya. Aplikasi ini memiliki berbagai ke-
lebihan yang dapat dilihat pada lampiran 3. Dibanding-
kan aplikasi contact-tracing COVID-19 lain yang serupa,
Partner menawarkan hal lainnya, yakni fitur Daily
Excercise yang memacu masyarakat untuk berolahraga di
rumah, serta Diary of today dan My To-Do List yang
berpotensi mendongkrak produktivitas pengguna selama
WFH. Dalam implementasinya, penulis mengharapkan
adanya kerja sama dari berbagai pihak terkait terutama
Pemerintah Kota Surabaya dan masyarakat Surabaya.
Dengan demikian, mata rantai penularan COVID-19 di
Surabaya diharapkan dapat terputus dan sektor per-
ekonomian dapat pulih seperti sediakala. Jika penggunaan
aplikasi ini telah berkembang secara baik di Surabaya dan
berhasil menurunkan angka kasus positif COVID-19,
maka penggunaannya dapat diperluas hingga lingkup
nasional agar dampaknya pun lebih luas.
Melihat dari potensi Partner untuk dikembangkan
secara nasional, diperlukan beberapa peninjauan ulang
mengenai kelemahan dari implementasinya seperti sulit

54
dijangkau masyarakat yang gagap teknologi dan ekonomi
menengah ke bawah serta keamanan data privasi peng-
guna. Maka dari itu, perlu adanya peran pemerintah
untuk mengatasi kendala tersebut dengan cara melaku-
kan pemerataan ekonomi bagi masyarakat ekonomi
menengah ke bawah. Selain itu, dalam mengatasi
permasalahan privasi pengguna yang masih menuai pro
dan kontra, pemerintah perlu melakukan pengujian lebih
lanjut, merekrut tim information technology (IT) yang
profesional sebagai operator developer, biaya investasi
bagi pengembangan aplikasi, serta perundang-undangan
yang mengatur keamanan privasi data untuk meyakinkan
masyarakat.

55
Lampiran 1. Tampilan fitur aplikasi Partner

Gambar 4. Tampilan My Account yang berisi fitur


Diary of Today

Gambar 5. Tampilan fitur Daily Exercise

56
Gambar 6. Tampilan fitur My Doctor

Gambar 7. Tampilan Fitur Health Articles

57
Gambar 8. Tampilan fitur Start to Go

58
Lampiran 2. Analisis Business Model Canvas (BMC)

Gambar 9. Analisis BMC aplikasi Partner

59
Lampiran 3. Kelebihan aplikasi Partner

Gambar 10. Keunggulan dari aplikasi Partner

60
Digital Platform Pemasaran Hasil
Perikanan dengan Implementasi Akad
Salam Guna Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Ikan
Rizky Amaliyah

Universitas Negeri Surabaya

Penyebaran COVID-19 di berbagai negara di dunia


telah menjadi pandemik global yang telah menimbulkan
dampak di berbagai sektor. Virus ini telah menyebar ke 203
negara, Indonesia juga tidak luput terkena pandemi ini.
Dampak adanya pandemi sangat terasa bagi masyarakat,
khususnya dalam bidang perekonomian. Ida Fauziyah selaku
Menteri Ketenagakerjaan mengatakan total ada 114.340
perusahaan yang telah terpukul oleh pandemi COVID-19.
Imbas dari kolapsnya ratusan ribu perusahaan itu, tercatat
1.943.916 tenaga kerja telah dirumahkan dan atau mengalami
pemutusan hubungan kerja (Tempo, 2020).
Dampak pandemi juga dirasakan oleh petani ikan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat,
terdapat penurunan penyerapan ikan budidaya mencapai
10% hingga 20% (Kontan, 2020). Hal itu dampak dari
terhentinya banyak aktivitas petani ikan karena meluasnya
wabah virus COVID-19. Berdasarkan data BPS 2020 terlihat
bahwa pada Maret 2020, NTPi turun sebesar 0,49 persen

61
dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 101,17 pada
Februari 2020 menjadi 100,67 pada Maret 2020 (BPS, 2020).
Tingkat kesejateraan dalam aspek ekonomi petani ikan
di Indonesia masih sangat rendah dan tidak sebanding
dengan pekerjaan mereka. Menurut KKP 2018 sejak awal
menjabat menteri, Susi Pudjiastuti merasa prihatin dengan
rendahnya pendapatan petani ikan akibat kurang efesiennya
produksi petani. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut, KKP
fokus menggarap sektor perikanan dengan sasaran utamanya
untuk meningkatkan efesiensi produksi dan nilai tambah
keuntungan yang diraup para petani ikan.
Permasalahan pada aspek pemasaran seharusnya bisa
diatasi, sistem perdagangan ikan yang tidak transparan dan
cenderung dikuasai oleh para tengkulak menyebabkan
bertambahnya derita para petani ikan (Retnowati, 2011).
Sistem kebijakan harga penjualan ikan kebanyakan
dikendalikan oleh tengkulak sebagai penentu harga, bahkan
tidak sesuai harga pasar (Nugraha, 2017). Tengkulak mem-
beri harga yang relatif rendah. Jika para petani tidak menjual
kepada tengkulak, mereka akan kesulitan dalam mencari
konsumen, maka mereka terpaksa menjualnya ke tengkulak.
Keadaan tersebut menambah derita pata petani ikan.
Lebih lanjut alasan mengapa sistem pemasaran men-
jadi sangat penting pada bidang perikanan, dikarenakan
hasil panen ikan tidak bisa bertahan lama ketika disimpan
dalam suhu ruang sehingga pemasaran merupakan hal yang
sangat penting setelah panen. Di sisi lain, skema akad salam
sejatinya bisa menjadi solusi dari masalah mekanisme
pemasaran hasil perikanan, karena akad salam ini memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan melalui sistem tebas yang

62
dilakukan tengkulak. Adapun kelebihan, akad salam me-
nurut Amin (2016) yaitu jenis barang penjual memiliki
kebebasan dalam pengadaan barang, barang yang dijual
telah memiliki mutu dan sesuai dengan kriteria penjualan
dan apabila tidak sesuai kriteria pembelian, maka pembeli
dapat melakukan pembatalan kontrak jual beli dengan
petani ikan.
Dari permasalahan tersebut dibutuhkan solusi yang
tepat. Masalah tersebut harus segera diatasi, terlebih saat ini
telah memasuki zaman modern di mana segala aspek
kehidupan dipermudah dengan bantuan teknologi. Oleh
kerena itu, penulis memiliki sebuah gagasan untuk me-
ngatasi permasalahan di atas yaitu berupa Digital Platform
Pemasaran Hasil Perikanan dengan Implementasi Akad
Salam Guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani Ikan.
Tanikanku.com menggunakan cara digital sebagai strategi
pemasarannya sehingga jangkuannya pun menjadi lebih luas
bahkan hingga seluruh Indonesia.

A. Konsep Tanikanku.com
Penggunaan digital platform Tanikanku.com ber-
tujuan agar petani ikan tidak perlu menjual hasil pa-
nennya kepada tengkulak yang memberikan harga di
bawah standar. Tanikanku.com menjual komoditas
perikanan secara langsung kepada konsumen dengan
harga yang sesuai dengan standar pasar, sehingga ke-
untungan para petani ikan bisa maksimal dan tercapailah
kesejahteraan para petani ikan. Design interface menjadi
bagian penting karena dengan komponen tersebut

63
komunikasi antara petani ikan dan konsumen bisa
terwujud.

B. Tahap Perancangan Design Interface Tanikanku.com


1. Tahap Desain

Gambar 1. Desain logo Tanikanku.com

Perancangan dimulai dengan mendesain tam-


pilan Tanikanku.com seperti konten, ornamen pen-
dukung serta desain rangka menggunakan bantuan
software adobe potoshop CS6.
2. Tahap Perakitan
Selanjutnya yaitu tahap perakitan. Berikut adalah
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Mendesain tampilan digital platform;
b. Menyiapkan gambar, animasi, teks dan video yang
diperlukan ke dalam satu folder;
c. Membuka macromedia dreamweaver 8 dan memilih
jenis html;
d. Memasukkan gambar, animasi, teks, video dan
lainnya ke dalam sistem sesuai dengan desain yang
diinginkan;

64
e. Menyimpan dokumen hasil pembuatan media baik
berupa video, animasi dan lainnya menjadi ekstensi
file html;
f. Mengecek hasil dalam aplikasi browser (Penulis
menggunakan google chrome).
3. Tahap Uji Coba
Setelah Tanikanku.com selesai dibuat, tahapan
selanjutnya adalah tahap uji coba dan penelitian.
Ukuran yang digunakan untuk melihat dan menguji
kinerja media adalah uji fungsi dari setiap bagian
Tanikanku.com tersebut guna mengetahui keber-
hasilan dari digital platform yang telah dibuat. Ke-
mudian setelah itu, masuk pada tahap evaluasi untuk
meningkatkan kualitas dari Tanikanku.com. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan evaluasi
adalah:
a. Desain media
b. Bug fixing
c. Periode pembaharuan konten Tanikanku.com
4. Tahap Penerapan
Tahap penerapan merupakan tahap keempat
sekaligus terakhir. Pada tahap ini dilakukan sosialisasi
mengenai digital platform Tanikanku.com kepada
masyarakat. Setelah sosialisasi selesai dilakukan,
kemudian Tanikanku.com bisa diterapkan.

C. Design Interface Tanikanku.com


Pemasaran secara digital menggunakan platform
Tanikanku.com memiliki desaign interface yang ko-

65
munikatif yang terdiri dari beberapa menu utama untuk
mendukung berjalannya digital platform ini, antara lain:
1. Halaman Awal (Masuk atau Registrasi)
Pada halaman ini akan muncul pilihan masuk
atau daftar, pengguna wajib memilih di antara kedua
pilihan tersebut supaya bisa memanfaatkan fitur-fitur
yang ada di dalam digital digital platform
Tanikanku.com
2. Beranda
Beranda, berisi informasi tentang digital plat-
form Tanikanku.com dan juga artikel-artikel tentang
dunia perikanan (tips perikanan, inspirasi dunia
perikanan, inovasi perikanan dan lain-lain) yang
dibagikan oleh sesama pengguna Tanikanku.com yang
tentunya akan sangat bermanfaat.
3. Pesan
Pesan, pada menu ini memiliki fungsi untuk
mempermudah komunikasi antar penjual dan pembeli
saat melakukan transaksi. Calon pembeli biasa
menanyakan apa pun perihal hasil panen yang akan
dibeli kepada penjual (petani) sebelum membayar dan
tugas penjual adalah meyakinkan calon pembeli
terhadap kualitas hasil panennya yang akan dijual.
4. Pasar
Pasar, berfungsi layaknya etalase di mana setiap
hasil panen yang diiklankan akan dikelompokkan
berdasarkan jenis hasil dan daerahnya sehingga me-
mudahkan calon pembeli mencari ikan yang diingin-
kan. Setelah pengguna memilih menu pasar maka akan
muncul pilihan ingin sebagai penjual atau sebagai

66
pembeli. Bila pengguna memilih menu penjual maka
pengguna dapat membuat iklan untuk memulai mem-
promosikan hasil panennya, penjual dapat mengiklan-
kan hasil panennya yang akan dijual satu bulan
sebelum masa panen. Untuk pengiriman ada beberapa
opsi, bila mana ikan yang dibeli beratnya tidak lebih 15
kg maka pengirimannya bisa menggunakan jasa ojol
(ojek online). Apabila pembelian lebih daripada itu,
pengiririmannya akan menggunakan pick-up atau
sejenisnya dengan biaya kirim ditanggung pembeli.
5. Pengaturan
Pengaturan, pada menu ini berfungsi sebagai
pengatur privasi pengguna, keamanan data pengguna,
informasi (pembaruan web, kebijakan data, ketentuan
pengguna, perpustakaan sumber terbuka) dan juga
fitur bantuan.
6. Akun
Menu ini terletak di sebelah kanan atas dari
tampilan platform majukantani.com. Di dalam akun
memiliki beberapa sub menu yaitu, profil, alamat,
wishlist, berbagi info harga, berbagi artikel dan keluar.

D. Implementasi Akad Salam pada Digital Platform


Tanikanku.com
Terdapat perbedaan esensi antara jual beli sesuai
syariah dengan jual beli konvensional. Jual beli meng-
gunakan akad salam harus memenuhi ketentuan syariah.
Baik kapasitas, waktu, harga dan jenis barang sesuai
dengan prinsip syariah. Dalam jual beli sesuai syariah
ditetapkan atas periode pengiriman barang serta dalam

67
mekanisme pembayarannya harus dilakukan ketika
membuat kontrak dalam jual beli, sedangkan metode jual
beli secara konvensional tidak memerlukan penetapan
periode pengiriman barang serta pembayaran atas barang
pembelian dapat dilakukan ketika pengiriman barang
berlangsung (Saprida, 2016).
Akad salam dengan metode pembayaran di muka,
membantu petani ikan dalam membiayai usaha per-
ikanannya. Petani ikan memiliki kesempatan dan do-
rongan yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas
produksinya agar dapat menghasilkan ikan yang lebih
banyak lagi. Jual beli dengan menggunakan akad salam
mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung
dengan mekanisme virtual. Intermediary ini merupakan
konsep dengan tujuan untuk mengintegrasikan dan
meningkatkan efisiensi jual beli hasil perikanan yang akan
berujung pada peningkatan profit secara agregat. Gam-
baran dari konsep ini menunjukkan bahwa, pembeli dan
penjual menyepakati akad salam, pembeli membayar atas
pesanannya kepada penjual, penjual menyerahkan barang
kepada pembeli (Nurhayati & Wasilah, 2017).
Akad salam sangat cocok diimplementasikan pada
sektor pemasaran perikanan, sebab penggunaan akad ini
memberikan peluang petani ikan untuk memperoleh
modal guna membesarkan benih ikan dan membantu
permasalahan pemasaran pada sektor perikanan dapat
teratasi. Untuk itu, petani akan bertanggung jawab penuh
atas biaya yang diberikan oleh pemesan sehingga petani
harus menjaga kepercayaan untuk menghasilkan

68
komoditas petani ikan dengan sesuai syariah dan tidak
merugikan para pembeli.

E. Mekanisme Pelaksanaan Tanikanku.com


Dalam pelaksanaan Tanikanku.com, alur yang
diterapkan dalam penggunaan Tanikanku.com dengan
pengimplementasian akad salam, melalui mekanisme
berikut :
1. Petani ikan melakukan pembuatan akun penjualan di
Tanikanku.com untuk menjual hasil komoditas
perikanan secara digitalisasi.
2. Pihak Tanikanku.com melakukan pengecekan jenis
usaha dan menyesuaikan pengadministrasian sesuai
dengan ketentuan operasional Tanikanku.com.
3. Masyarakat melakukan pembuatan akun sebagai
pembeli untuk mengakses informasi dan melihat jenis
komoditas perikanan yang ada di dalam
Tanikanku.com.
4. Setelah pembeli cocok memesan komoditas perikanan
kepada petani, selanjutnya kedua belah pihak
melakukan akad jual beli dengan menggunakan salam
dan kedua belah pihak melakukan kesepakatan
5. Setelah akad dilaksanakan, tahap berikutnya penye-
rahan komoditas perikanan pada pembeli. Pengiriman
ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan pada saat
akad.
6. Pihak Tanikanku.com melakukan pengawasan setiap
tahapan transaksi antara petani dengan pembeli. Pihak
Tanikanku.com melakukan kontrol pada mekanisme
jual beli pada setiap petani yang tergabung pada

69
platform ini. Pengawasan berfungsi agar petani dan
pembeli tidak ada yang dirugikan, serta jual beli yang
dilakukan sesuai dengan prinsip syariah.

Strengths (S) Weaknesses (W)


1. Pemasaran 1. Diperlukannya
menggunakan pendampingan
prinsip syariah secara intens bagi
dengan menjamin petani ikan yang
kualitas dan masih tradisional.
kuantitas 2. Pesaingnya banyak.
barangnya. 3. Membutuhkan
2. Sistem pemasaran koneksi internet
secara digital dapat yang stabil.
menjangkau
seluruh wilayah
Indonesia dan
petani ikan bisa
terbantu dalam
permodalan.
Opportunities (O) Threat (T)
1. Indonesia memiliki 1. Adanya persaingan
potensi. terhadap platform
2. Perikanan yang sejenis.
besar. 2. Logistik
3. Dapat pengiriman pada
menyejahterakan jasa kurir
petani ikan. 3. Akan merusak
4. Pesatnya barang atau
perkembangan TI. komoditas
perikanan.

Tabel 2. Analisi SWOT Tanikanku.com

70
Kesimpulan :
1. Faktor yang menghambat kesejahteraan petani ikan
berasal dari sisi pemasaran hasil perikanan.
Tanikanku.com merupakan digital platform ber-
basis syariah hadir sebagai solusi untuk masalah
tersebut.
2. Konsep Tanikanku.com didesain menggunakan
akad salam sebagai platform pemasaran. Platform
ini menghubungkan petani ikan dengan masya-
rakat. Sistem platform ini dilengkapi dengan peng-
gunaan prinsip-prinsip syariah yaitu menggunakan
akad salam dengan tujuan meningkatkan kesejah-
teraan petani dalam pengantasan pemasaran yang
dikuasai oleh tengkulak.

Saran :
1. Pemerintah melalui Kementerian Perikanan dan
Kelautan diharapkan menjadi pengawas dalam
menstabilkan harga komoditas perikanan.
2. Petani ikan dan dinas perikanan setempat turut
membantu mensosialisasikan platform
Tanikanku.com agar berjalan secara maksimal
untuk meningkatkan kesejahteraan petani ikan.

71
72
SABERTOOTH (Smart Bracelet
Accessories as a Corona Detection Tool
with Android-based) sebagai Alat
Pendukung New Normal
Hendrianto Arief Hidayat dan Eka Meilinda

Universitas Diponegoro

“Dari semua negara di Asia Tenggara, Indonesia yang paling


mengkhawatirkan. Indonesia memiliki populasi yang sangat
besar, tetapi birokrasinya tidak rapi. Penanganan krisis yang
buruk di Indonesia akan membuat negara terpapar semakin
buruk.”

—Lee Morgenbesser—

Tulisan kali ini bukan dimulai dari kata-kata mutiara,


melainkan sebuah kritik dari seorang dosen Griffith
University, Australia. Ungkapan ini memiliki pro dan kontra,
tetapi bukan hal itu yang akan dipermasalahkan. Ungkapan
itu merupakan indikasi adanya urgensi yang harus segera
diselesaikan: masalah penanganan virus corona di Indonesia.
Dasar pemikiran dari ungkapan tersebut menjadi sorotan
masalah yang hingga kini belum dapat diselesaikan oleh
Indonesia. Hal ini didukung dengan data yang menunjukkan
pada 6 Juli 2020, pasien corona terkonfirmasi bertambah

73
1.209 sehingga menjadi 64.958 kasus dengan angka kematian
mencapai 5,15 persen. Kasus corona di Indonesia terus
meningkat setiap harinya dan hingga kini belum dapat
diprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Salah satu
landasan prediksi ini adalah interaksi antar masyarakat yang
tidak dapat dihindarkan. Interaksi fisik semakin tak
terelakkan semenjak dicetuskannya era new normal di
Indonesia.
Masyarakat telah melakukan serangkaian SOP
(Standart of Procedure) demi keberlangsungan era new
normal. Kebijakan seperti mencuci tangan dan memini-
malisir kontak telah dikampanyekan melalui berbagai media.
Namun, hal itu tidaklah cukup. Kebijakan yang dilakukan
hanya berlaku di tempat tujuan umum. Kebijakan belum
mencakup seluruh wilayah pemberlaku new normal. Masih
ada celah di jalan umum dan tempat-tempat singgah tanpa
pengawasan lainnya. Kontak bisa saja terjadi tanpa sengaja
dan tanpa disadari. Hal tersebut tentu sangat meng-
khawatirkan karena virus corona dapat terbawa dan me-
nularkan penyakit kapan saja dan di mana saja.
Dari pemaparan masalah tersebut, dapat diidentifikasi
permasalahan yang menjadi sorotan utama saat ini adalah
cara memerangi corona selama era new normal di Indonesia.
Dari satu masalah tersebut, ribuan pertanyaan dapat
dimunculkan. Bagaimana cara menurunkan kasus terjangkit
corona di Indonesia? Bagaimana solusi untuk menutupi
kekurangan new normal? Apa yang bisa kita lakukan demi
kesehatan Indonesia? Dan masih banyak pertanyaan yang
belum terwakilkan. Indonesia membutuhkan inovasi yang
dapat membuat pertanyaan-pertanyaan itu menjadi

74
pernyataan jawaban. Indonesia membutuhkan inovasi yang
dapat membantu memerangi corona yang merajalela.
Indonesia butuh peran kolaborasi masyarakat untuk pulih
segera.
Salah satu solusi yang dapat ditawarkan adalah inovasi
teknologi. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan
Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD), teknologi dapat didefinisikan sebagai seperangkat
pengetahuan dan sarana untuk menghasilkan suatu barang
yang bermanfaat dalam memecahkan permasalahan di
lingkungan tertentu sehingga teknologi bermuatan budaya
dan nilai di mana teknologi tersebut dikembangkan.3
Teknologi telah terbukti mampu membantu manusia selama
bertahun-tahun dengan serangkaian program yang inovatif.
Teknologi telah digadang sebagai sahabat manusia setelah
berhasil membantu manusia menciptakan peradaban baru
yang kini telah sampai para era revolusi industri 4.0 dan era
society 5.0. Teknologi telah menjadi problem solving di segala
bidang, termasuk kesehatan dunia.
Mengenai kebermanfaatan teknologi tersebut, penulis
bermaksud memanfaatkan teknologi sebagai gagasan solutif
dalam memerangi corona di Indonesia selama era new
normal. Teknologi tersebut berupa SABERTOOTH (Smart
Bracelet Accessories as a Corona Detection Tools with
Android-based). Teknologi ini terdiri dari beberapa fitur yang
membentuk sistem deteksi keberadaan corona di area
sekitar. Fitur-fitur tersebut di antaranya:

75
1. Smart Glasses

Teknologi ini mengadaptasi teknologi T1 dari


perusahaan Rokid asal China. Teknologi T1 meng-
aplikasikan thermal scanner atau pendeteksi suhu tubuh
yang dilengkapi dengan AI (Artificial Intelligence) untuk
mengetahui apakah orang dalam jangkauan kacamata
tersebut menderita demam4. Pada smart glasses
dilengkapi dengan sensor suhu yang dapat mendeteksi
temperatur tubuh manusia. Dengan fitur ini diharapkan
pemakai dapat mengidentifikasi orang-orang di sekitar-
nya yang memiliki suhu di atas normal dan meng-
hindarinya. Sensor tersebut terdapat di dalam perangkat
temperature camera yang dapat dipasang maupun tidak
dengan tambahan engsel sehingga tidak mengganggu
penampilan.

76
2. Gelang ODP, PDP dan Positif Corona

Teknologi ini mengadaptasi dari gelang ODP yang


telah diterapkan di Purbalingga, Jawa Tengah.5 Gelang
ODP tersebut penulis adaptasi dengan penambahan
fungsi. Pada gelang ODP, PDP dan positif corona yang
penulis usulkan ditandai statusnya dengan warna.
Indikator warna biru untuk ODP, oranye untuk PDP dan
merah untuk positif corona. Masing-masing dilengkapi
dengan fitur GPS tracking sehingga pemakai dapat
diidentifikasi keberadaannya secara real time. Smart
watch akan bereaksi ketika gelang ini berada di dekatnya
dengan respons getaran sehingga pemakai smart watch
dapat mengetahui bahwa di sekitarnya ada orang yang
memakai gelang ini dan dapat menghindarinya. Dengan
GPS tracking ini pemakai juga dapat dicatat riwayat
kepergiannya sehingga kecil kemungkinan pemakai dapat
melarikan diri dari pengawasan dinas kesehatan
setempat.

77
3. Smartwatch

Smart watch terhubung dengan smart glasses,


gelang ODP, PDP dan positif corona serta pada android.
Ketika smart glasses mendeteksi suhu tubuh orang
sekitar di atas normal atau berada di dekat pasien yang
memakai gelang ODP, PDP dan positif corona maka
smart watch akan bergetar dan memberikan peringatan.
Selain itu, smart watch juga dilengkapi dengan sensor
detak jantung. Dengan sensor ini, selain dapat menge-
tahui kondisi detak jantung pemakai juga diharapkan
dapat mendeteksi adanya psikosomatis. Orang yang
memiliki kekhawatiran berlebih akan menyebarnya virus
corona cenderung mudah terkena psikosomatis. Dengan
perubahan detak jantung yang signifikan dapat dijadikan
suatu indikator bahwa gejala seperti pusing dan flu
lainnya hanyalah efek dari psikosomatis tersebut.

78
4. Aplikasi SABERTOOTH di Android

Aplikasi SABERTOOTH pada android berperan


sebagai pusat integrasi antara smart glasses, smart watch,
gelang ODP, PDP dan positif corona. Sinyal GPS pada
gelang ODP, PDP dan pasien positif corona akan terekam
pada layar aplikasi SABERTOOTH pada fitur pemeriksaan
lingkungan sekitar. Dalam pengiriman sinyal ini, fokus
radius akan difokuskan pada area sekitar 3 km, 5 km dan
7 km seperti yang telah diterapkan oleh situs COVID di
Indonesia.

79
Pada aplikasi SABERTOOTH juga terdapat layanan
tes corona berbentuk kuesioner sederhana. Dengan uji
ini, diharapkan dapat menjadi media edukasi masyarakat
agar tidak terlalu panik dalam menghadapi virus corona
yang sulit dideteksi.

Dengan teknologi SABERTOOTH, pengguna dapat


mendeteksi keberadaan orang terjangkit corona di
sekitarnya sehingga dapat menghindarinya. Selain itu,
pengguna juga dapat mengecek kondisi kesehatannya
sehingga tingkat kekhawatiran dapat ditekan.
Keunggulan tersebut membuat SABERTOOTH potensial
diterapkan sebagai alat pendukung keberlangsungan era
new normal di Indonesia
SABERTOOTH merupakan alat pendeteksi corona
yang disusun atas serangkaian fitur. Teknologi ini sangat
potensial untuk diterapkan utamanya saat keberlang-
sungan era new normal di mana interaksi antar masya-
rakat akan mulai terjalin seperti semula. Penerapan

80
teknologi ini menjadi penting demi menghindari interaksi
dengan orang terpapar corona yang akan berdampak pada
putusnya rantai penyebaran corona. Dengan begitu,
inovasi SABERTOOTH dapat membantu Indonesia dalam
memerangi corona utamanya di era new normal.

81
82
Penerapan Mindfulness-Based Stress
Reduction Program (MBSR) sebagai
Upaya Intervensi Stres di Masa Pandemi
COVID-19
Ersa Pawitrasari Hayuningputri1 Adhiyajnaputri2

Universitas Airlangga

A. Pendahuluan
Dunia sedang berduka sejak dilaporkannya kasus
pneumonia yang tidak dikenal di Wuhan. Pada 30 Januari
2020, WHO menetapkan pneumonia tersebut sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan
dunia (Public Health Emergency of International Concern)
yang dikenal sebagai coronavirus disease (COVID-19)
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Kemudian pada 11 Maret 2020, WHO mengumumkan
status pandemi global untuk COVID-19. Adanya pandemi
tersebut menimbulkan berbagai perubahan pada berbagai
aspek seperti kesehatan, ekonomi dan kebijakan politik.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi
dampak penyebaran virus ini. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah Indonesia adalah menerapkan
work from home (WFH). WFH merupakan aktivitas
mengerjakan berbagai pekerjaan dari rumah dalam
rangka menjaga jarak antar individu untuk mencegah
penyebaran virus. Adanya WFH menimbulkan berbagai
83
perubahan tentang bagaimana harus hidup dan bekerja.
Masyarakat harus beradaptasi dari tatap muka menjadi
melalui media. Masyarakat yang biasa bebas bepergian ke
suatu tempat menjadi harus berdiam di rumah.
Perubahan ini menimbulkan berbagai dampak bagi
masyarakat, termasuk dampak psikologis.
Berbagai permasalahan psikologis seperti depresi,
kecemasan dan gangguan panik akibat dari pandemi
COVID-19 telah menimbulkan ancaman yang berat bagi
manusia di seluruh dunia (Hiremath dkk., 2020). Tenaga
medis mungkin kewalahan, sibuk, dipenuhi rasa takut
dan harus membagi hidup mereka untuk merawat pasien
(Behan, 2020). Pasien yang sebelumnya telah mengalami
kecemasan, depresi dan psikosis mungkin merasa lebih
terbebani karena kekhawatiran atau ketakutan (Behan,
2020). Belum lagi permasalahan finansial dan pekerja
yang menjadi tidak stabil tentunya dapat menimbulkan
perubahan struktur sosial (Behan, 2020).
Keadaan-keadaan di atas dapat menjadi pemicu
stres bagi seseorang. Lazarus dan Folkman (1984) dalam
Gaol (2016) menyebutkan bahwa stres merupakan hubu-
ngan individu dengan lingkungannya yang dievaluasi oleh
individu tersebut sebagai tuntutan atau ketidakmampuan
dalam menghadapi situasi membahayakan atau mengan-
cam kesehatan. Tentunya hal ini mengancam kesehatan
individu baik secara fisik maupun psikologis. Stres dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan seperti
mengurangi kekebalan tubuh dan menimbulkan berbagai
penyakit. Terdapat keterkaitan antara stres, kekebalan
tubuh dan penyakit (Prawitasari, 1997). Dampak negatif

84
secara psikologis antara lain individu menjadi mudah
marah, frustrasi, murung dan cemas. Produktivitas juga
dapat menurun, seperti individu menjadi sulit ber-
konsentrasi, mudah lelah dan terjadi penurunan fungsi
motorik. Namun, stres yang dikelola dengan baik dapat
memberikan dampak positif atau dapat diistilahkan
sebagai eustress (Gaol, 2016).

B. Pembahasan
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk me-
ngelola stres adalah dengan melakukan meditasi. Me-
ditasi merupakan praktik formal yang dapat menenang-
kan pikiran dan meningkatkan kesadaran terhadap diri
sendiri, pikiran dan lingkungan (Behan, 2020). Meditasi
telah digunakan selama bertahun-tahun dalam berbagai
bentuk oleh banyak kelompok dengan tradisi dan budaya
yang beragam, khususnya di Timur. Seiring berjalannya
waktu, meditasi juga dipelajari di Barat sebagai bagian
dari bidang kedokteran dan perawatan psikologis. Banyak
penelitian mengenai meditasi bermunculan. Beberapa
penelitian berhasil mengembangkan berbagai bentuk
meditasi baru yang menekankan sisi praktis untuk
pengobatan baik fisik maupun psikis.
Meditasi memiliki berbagai macam bentuk. Salah
satunya meditasi yang menjadi pilar utama dalam
mindfullness-based stress reduction program. Mindfulness-
based stress reduction program (MBSR) adalah program
yang terstruktur menggunakan meditasi mindfulness
untuk meringankan penderitaan terkait dengan gangguan
fisik, psikosomatik dan kejiwaan (Grossman dkk., 2004).

85
MBSR pertama kali dikembangkan oleh Kabat-Zinn pada
tahun 1979 dan diterapkan di Pain Clinic University of
Massachusetts Medical School yang sekarang berubah
menjadi Center for Mindfulness (Verhaeghen, 2017). MBSR
menarik banyak perhatian tenaga profesional karena
dianggap memiliki basis bukti yang kuat (Behan, 2020).
Program ini didasarkan pada prosedur sistematis untuk
mengembangkan kesadaran yang ditingkatkan dari
pengalaman momen demi momen dari proses mental
yang jelas. MBSR banyak digunakan baik untuk pasien
yang menderita penyakit kronis maupun individu yang
sehat sebagai upaya meningkatkan kemampuan untuk
menghadapi tekanan (stressor) dalam kehidupan sehari-
hari (Grossman dkk., 2004).
Sesuai dengan namanya, MBSR tidak bisa lepas dari
konsep mindfulness. Mindfulness merupakan konsep yang
luas dan meditasi adalah salah satu yang ada di bawah
naungan “payung” mindfulness. Behan (2020) meng-
gambarkan Mindfulness sebagai kondisi kesadaran penuh
terhadap kondisi saat ini. Mindfulness dapat didefinisikan
menjadi memperhatikan dengan cara tertentu. Dengan
tujuan, pada saat ini dan tanpa menghakimi (Kabat-Zinn,
1994). Secara sederhana, kita dapat mendefinisikan
mindfulness ketika kita benar-benar hadir pada dan untuk
apa yang sedang kita lakukan tanpa ada judgment pada
pikiran kita (Verhaeghen, 2017).
Mindfullness-based Stress Reduction Program
(MBSR) bisa menjadi sebuah alternatif bagi masyarakat
untuk menghadapi stres di masa pandemi. Meditasi dan
mindfulness adalah praktik yang dapat mendukung

86
profesional kesehatan, pasien, perawat dan masyarakat
umum selama masa krisis seperti pandemi global yang
disebabkan oleh COVID-19 (Behan, 2020). Selama
pandemi COVID-19, meditasi baik dilakukan karena
meningkatkan konsenterasi dan mengurangi stres mental
(Hiremath dkk., 2020). Efek yang diperoleh dari meditasi
bekerja sama baiknya atau setara dengan intervensi
psikologis dan behavioral terstandar lain (Verhaeghen,
2017).
MBSR bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja,
karena dapat dilakukan di rumah, jadinya masyarakat
tidak perlu pergi ke luar rumah dan menurunkan risiko
penularan COVID-19. MBSR merupakan intervensi yang
cakupannya luas dan dapat diterapkan ke banyak individu
dengan rentang usia beragam, mulai dari anak-anak
hingga lansia. Meditasi, termasuk yang menggunakan
pendekatan mindful seperti MBSR, dapat ditargetkan
pada banyak permasalahan spesifik kelompok dan
memiliki pengaruh di banyak domain kehidupan, mulai
dari kognitif, emosional, hingga interpersonal
(Verhaeghen, 2017). Selain itu, individu yang ingin
melakukan MBSR tidak perlu mengeluarkan banyak biaya
seperti intervensi stres lain.
Mindfulness-based reduction program terdiri dari
beberapa praktik meditasi. Body scan meditation, meditasi
duduk, mindful yoga dan meditasi berjalan adalah
beberapa bagian dari MBSR yang dapat diterapkan untuk
mereduksi stres selama masa pandemi dan work from
home.

87
1. Body Scan Meditation
Body scan meditation merupakan latihan fokus
terhadap perhatian (attention focusing practice) dan
merupakan bagian dari MBSR (Dreeben dkk., 2013).
Meditasi ini terbukti merupakan bentuk meditasi yang
kuat dan menyembuhkan. Secara sistematis, body scan
meditation dilakukan dengan menyapu bagian tubuh
dengan pikiran yang penuh perhatian dimulai dari kaki
hingga wajah dan kepala. Ketika kita melakukan body
scan meditation, kita akan secara sistematis meng-
gerakkan perhatian kita ke tubuh dan memperhatikan
sensasi di berbagai daerah (Kabat-Zinn, 2005).
Body scan meditation dapat dilakukan dengan
duduk maupun berbaring dengan nyaman. Dalam
praktiknya, body scan meditation umumnya dilakukan
dengan dipandu oleh instruktur. Instruktur akan
memandu peserta agar memfokuskan perhatian
melalui berbagai wilayah tubuh (Dreeben dkk., 2013).
Namun, bukan berarti body scan meditation tidak bisa
dilakukan di rumah. Instruksi dalam meditasi ini tidak
harus disampaikan secara langsung, tetapi bisa dengan
rekaman audio. Di era digital seperti sekarang juga
hadir beberapa platform yang memberikan layanan
panduan meditasi secara online. Body scan meditation
bisa menjadi alternatif reduksi stres yang mudah
diakses melalui smartphone, PC, dan media elektronik
lain.
2. Sitting Meditation (Meditasi Duduk)
Meditasi duduk merupakan bentuk yang sering
kita temui dalam proses meditasi. Meditasi ini

88
dilakukan dengan cara duduk yang disertai dengan
mindfulness (Bitterauf, 2016). Latihan meditasi duduk
dapat dilakukan dengan cara memilih waktu dan
tempat yang spesial untuk tidak melakukan aktivitas
apa pun selain duduk dan bernapas. Posisi duduk
dapat dipilih, apakah ingin menggunakan kursi
ataupun tanpa kursi. Duduk tanpa kursi pun dapat
dilakukan dengan menyilakan kaki atau dengan
menumpu badan pada lutut. Hal terpenting dalam
meditasi duduk adalah memberikan perhatian penuh
pada duduk dan napas. Apabila selama meditasi
muncul pikiran-pikiran yang mengganggu, kita tidak
berfokus untuk menghilangkannya, tetapi mengelola-
nya. Secara lembut tapi tegas mengembalikan
perhatian dari pikiran-pikiran tersebut menuju posisi
duduk dan napas dan terus merasakannya momen
demi momen (Bitterauf, 2016).
3. Mindful Yoga
Yoga merupakan salah satu bentuk meditasi
yang mudah dan dapat dilakukan di mana saja. Yoga
dapat menjadi solusi jika tidak ingin terlalu sulit
bergerak, menggunakan terlalu banyak peralatan
khusus, ataupun instruktur khusus. Latihan teratur
dapat meningkatkan fleksibilitas musculoskeletal, ke-
kuatan, dan keseimbangan, serta membantu me-
masuki kondisi relaksasi dan kesadaran yang
mendalam (Bitterauf, 2016). Berbagai kelebihan dan
kemudahan yang terdapat pada yoga dapat dijadikan
sebagai alternatif kegiatan untuk mengisi waktu luang
selama pandemi ini. Selain itu, yoga juga dapat

89
dijadikan pilihan untuk menghadapi stres akibat
kekhawatiran berlebih karena menyatukan tubuh dan
pikiran.
4. Walking Meditation (Meditasi Berjalan)
Meditasi berjalan adalah latihan sederhana dan
universal untuk meningkatkan ketenangan dan
kesadaran. Meditasi berjalan bisa dilaksanakan di
waktu senggang, misalnya sepulang bekerja atau di
hari libur. Meditasi berjalan juga dapat dilakukan
sebagai rangkaian dengan meditasi duduk, baik
sebelum maupun setelah meditasi duduk. Dalam
meditasi ini, kita diajak belajar untuk waspada dan
sadar ketika berjalan serta menumbuhkan mindfulness
(Kornfield, 1993)
Sebelum melakukan meditasi berjalan, kita bisa
memilih tempat yang tenang di mana kita bisa berjalan
dengan nyaman dan aman. Meditasi berjalan dapat
dilakukan dalam ruangan atau di luar ruangan selama
kita dapat berjalan sepanjang sepuluh hingga tiga
puluh langkah. Meditasi berjalan dimulai dengan
membuat rileks bagian tangan. Tutup mata sejenak,
kemudian kita dapat rasakan bumi tempat kita
berpijak. Buka mata, kemudian mulai berjalan
perlahan sambil meresapi dan merasakan setiap kali
kaki berpijak dan melangkah (Kornfield, 1993). Di
masa pandemi seperti sekarang, meditasi berjalan
sebaiknya dilakukan di dalam rumah. Apabila tidak
memungkinkan, boleh dilaksanakan di luar rumah
dengan tetap mematuhi protokol seperti memakai
masker dan menjaga jarak.

90
5. Mengatasi Rintangan Meditasi
Melakukan meditasi yang benar dan efektif
memiliki tantangan tersendiri. Terdapat lima rinta-
ngan dalam melakukan meditasi, yaitu keragu-raguan,
kegelisahan, gangguan, rasa kantuk, dan perasaan
menginginkan sesuatu (Bitterauf, 2016). Masing-
masing rintangan biasa dirasakan orang yang melaku-
kan meditasi baik pemula maupun yang sudah piawai.
Rintangan-rintangan tersebut telah ditemukan
antidotnya berdasarkan pengalaman selama bertahun-
tahun (Bitterauf, 2016).
Keragu-raguan biasanya disebabkan pikiran yang
meragukan keberhasilan meditasi. Untuk mengatasi-
nya, keragu-raguan harus dilawan dengan pikiran
bahwa semua hal yang diragukan hanyalah sebuah
pikiran yang belum tentu benar. Kegelisahan terjadi
ketika pikiran kita terlalu sibuk. Cukup mengenali
pikiran-pikiran tersebut atau bisa memilih untuk ingin
tahu hingga akhirnya dapat merasakan sensasi dari
kegelisahan tersebut. Gangguan biasanya terjadi ketika
ada suara yang mengganggu atau perasaan bahwa kita
tidak bisa mendapatkan meditasi yang baik. Gangguan
bukan untuk dihindari, justru membiarkannya
mengalir menjadi pengalaman dalam melakukan
meditasi. Rintangan berupa rasa kantuk biasa hadir
ketika mengalami meditasi. Hal ini dapat diatasi
dengan cara menegakkan posisi duduk, berdiri,
membuka mata, atau memercikkan air ke wajah ketika
hendak memulai meditasi. Terakhir, perasaan meng-
inginkan sesuatu dapat diatasi dengan mengarahkan

91
pikiran sendiri untuk menghilangkannya atau
membiarkannya dengan penuh kesadaran sehingga
kita dapat melihatnya sebagai film dalam pikiran.

C. Penutup
Adanya pandemi COVID-19 secara langsung
maupun tidak langsung berdampak pada tingkat stres
masyarakat. Stres tersebut menimbulkan banyak per-
masalahan baik pada fisik, psikis dan produktivitas.
Mindfulness-based reduction program dapat digunakan
sebagai upaya untuk mengelola dan mereduksi stres.
Beberapa metode yang dapat dilakukan meliputi body
scan meditation, meditasi duduk, mindful yoga dan
meditasi berjalan.

92
Integrasi Platform Digital Pendidikan
Upaya Stabilisasi Pembelajaran saat
Pandemi Covid-19 sebagai Tindakan
Milenial Berbasis Society 5.0
Muhammad Hasbi Asy Syukri

Universitas Andalas

A. Pendahuluan
Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat bagi
seluruh pihak di berbagai bidang. Hal ini karena
mewabahnya coronavirus atau disebut juga dengan
COVID-19 yang merupakan jenis virus baru dan bisa
menyebabkan kematian bagi yang terinfeksi, belum
ditemukan vaksin ataupun obat untuk pengobatan virus
ini, sehingga seluruh kegiatan di berbagai bidang mulai
dari pemerintah, pekerja swasta, hingga para pelajar di
seluruh dunia terkena dampaknya (worldometers.info,
2020).
Tingginya angka penyebaran ini menyebabkan
WHO mendeklarasikan COVID-19 menjadi pandemi atau
wabah penyakit global sejak bulan Maret 2020, WHO me-
minta setiap negara untuk mempersiapkan diri meng-
hadapi pandemi ini, salah satu caranya adalah melakukan
pencegahan dengan isolasi mandiri setiap warga se-
maksimal mungkin, sehingga penyebaran virus ini dapat
ditekan dan mengurangi jumlah korban (who.int, 2020).
93
Pandemi COVID-19 ini tentunya memberikan dampak
yang sangat besar, terutama karena seluruh elemen
masyarakat harus melakukan isolasi mandiri di rumah,
dan seluruh kegiatan di berbagai bidang tidak bisa
dilaksanakan sebagaimana biasanya. Salah satu bidang
yang terkena dampak dari pandemi ini adalah bidang
pendidikan. Kementerian Pendidikan Republik Indonesia
mengambil kebijakan yang cukup signifikan untuk
menyikapi keberlanjutan pembelajaran peserta didik
mulai dari tingkat sekolah hingga perguruan tinggi di
tengah pandemi ini. Menteri Pendidikan Nadiem
Makarim mengeluarkan Surat Edaran Nomor 36962/
MPK.A/HK/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Pem-
belajaran secara “Daring” dan “Bekerja dari Rumah” dalam
rangka pencegahan penyebaran coronavirus disease
(COVID-19). Dalam surat edaran tersebut dijelaskan
bahwa setiap sekolah dan perguruan tinggi dihimbau
untuk memberlakukan pembelajaran secara daring dari
rumah. Setiap pegawai, guru dan dosen memberikan
pembelajaran dan perkuliahan dari rumah menggunakan
video conference, digital documents dan sarana daring
lainnya. Sebagai pendukung juga, Kementerian
Pendidikan telah menyarankan kegiatan belajar dan
mengajar untuk menggunakan sarana dari beberapa
platform digital pendidikan diantaranya adalah Rumah
Belajar, Quipper School, Sekolah Online Ruang Guru,
Google G Suites for Education, Microsoft Office 365,
Sekolahmu, dan juga Zenius (Kemendikbud.go.id, 2020).
Pengambilan kebijakan pendidikan ini adalah suatu hal
yang penting untuk dilakukan pada situasi ini karena

94
adanya kewajiban negara yang tertuang dalam UUD 1945
pada alinea keempat, yaitu kewajiban negara dalam
keadaan apa pun untuk ikut serta dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa yaitu melalui pendidikan (Nadzhiroh
dkk, 2018) sehingga dalam waktu bersamaan negara harus
bisa melindungi warganya dengan dilakukannya isolasi
mandiri, tetapi tidak meninggalkan kewajiban untuk
mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan.

B. Pembahasan
1. Paparan Masalah
Sebagai tindak lanjut dari kebijakan Menteri
Pendidikan, perguruan tinggi di Indonesia terhitung
sejak bulan Maret 2020 satu per satu mulai me-
nerapkan kebijakan pembelajaran secara daring ini,
salah satunya adalah Universitas Andalas (Unand).
Unand merubah seluruh kegiatan kuliah tatap muka
menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menggunakan
website e-learning yang dimiliki kampus. Unand juga
menunda dan menjadwal ulang seluruh kegiatan
belajar dalam bentuk praktik lapangan, praktik
laboratorium, praktik klinik dan jenis praktik lainnya
menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Selain
mengatur teknis kegiatan pembelajaran, Unand juga
meminta seluruh mahasiswa yang tinggal di asrama
kampus maupun rumah kos di sekitar Unand untuk
pulang ke rumah orang tua masing-masing, mahasiswa
yang memiliki kendala untuk pulang ke rumah, maka
diwajibkan untuk melaporkan diri ke pihak kampus
serta melakukan isolasi mandiri di tempat mereka

95
tinggal (kompas.com, 2020). Selain Unand, per-
kuliahan di beberapa daerah lainnya juga diberlakukan
pembelajaran melalui daring, seperti Universitas Syah
Kuala (Unsyiah), Universitas Padjajaran (Unpad),
Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah
Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),
dan beberapa kampus lainnya di seluruh wilayah
Indonesia (cnnindonesia.com, 2020).
Pembelajaran secara daring ini ternyata bukan
win-win solution bagi seluruh pihak, nyatanya banyak
beberapa mahasiswa yang mengeluhkan hambatan dan
kesulitan yang dihadapi lebih kompleks karena
perubahan sistem pembelajaran menjadi daring. Hal
ini menjadi masalah dan bertentangan dengan tujuan
awal penerapan pembelajaran secara daring yaitu
mahasiswa semaksimal mungkin melakukan isolasi
mandiri di rumah. Namun, mahasiswa justru harus
bepergian untuk mencari tempat yang memiliki
jaringan dan akses internet yang lebih stabil daripada
di rumah mereka masing-masing (ibtimes.id, 2020).
Selain akses jaringan yang minim tersebut, mahasiswa
juga mengeluhkan akan borosnya paket data yang
mereka gunakan untuk mengikuti perkuliahan daring.
Perkuliahan daring yang menggunakan berbagai
aplikasi seperti Zoom dan Google Meet ini ternyata
membutuhkan 540 MB untuk penggunaan satu jam,
sedangkan rata-rata provider di Indonesia memiliki
harga kuota sekitar Rp 20.000 sampai dengan Rp
50.000 untuk paket data 1 GB. Apabila dalam satu
minggu mahasiswa memiliki 8 mata kuliah dan

96
masing-masing memakan waktu sekitar satu jam, maka
mahasiswa bisa mengeluarkan biaya untuk kuota
internet ini setidaknya Rp 80.000 hingga Rp 200.000
per minggu (Firman & Rahman, 2020). Tentu hal ini
menjadi masalah karena tidak semua mahasiswa
berasal dari masyarakat yang memiliki tingkat per-
ekonomian tinggi dan mampu untuk terus menge-
luarkan uang untuk membeli paket data internet demi
mengikuti perkuliahan daring ini.
Permasalahan lainnya muncul karena kurangnya
efektifitas dari pembelajaran secara daring ini.
Pembelajaran secara daring dinilai kurang efektif
karena rendahnya interaksi antara mahasiswa dengan
para dosen atau pengajar, ditambah lagi dengan ke-
mungkinan adanya permasalahan jaringan sebagai-
mana yang telah dijabarkan sebelumnya, permasalahan
jaringan tersebut dapat menyebabkan pembelajaran
terhambat dan mahasiswa tidak bisa mengikuti materi
dengan baik sehingga efektifitas pembelajaran daring
ini pastinya akan lebih rendah daripada pembelajaran
secara klasik dengan tatap muka. Metode pembelajaran
klasik dengan tatap muka memang merupakan metode
pembelajaran yang paling diminati oleh banyak
mahasiswa. Namun, untuk saat ini tidak bisa menjadi
pilihan (Khasanah, Pramudibyanto, & Widuroyekti,
2020). Berdasarkan pemaparan mengenai kendala-
kendala yang muncul akibat kebijakan Menteri
Pendidikan mengenai pembelajaran secara daring ini,
menjadi penting untuk mendapatkan perhatian dari
para stakeholder sebagai pembuat kebijakan itu sendiri

97
untuk mencari solusi agar kegiatan pembelajaran
selama masa pandemi ini dapat tetap berjalan baik.

2. Tinjauan Pustaka
a. Model Pembelajaran Berbasis Elektronik (e-
learning)
Menurut Hartley (2001) e-learning merupakan
jenis kegiatan belajar mengajar antara tenaga didik
dan peserta didik yang menggunakan media jari-
ngan internet dalam penyampaian materi bahan
ajar sehingga tidak dibutuhkan pertemuan tatap
muka dalam satu tempat dan waktu yang sama
antara kedua pihak. Menurut Knight (2004),
terdapat tiga aspek penting yang harus dipenuhi
dalam melaksanakan e-learning, yaitu just in time
(tersedia untuk pengguna saat dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugasnya), on demand (tersedia
setiap saat), dan bite sized (tersedia dalam ukuran
yang kecil agar dapat digunakan secara cepat).
b. Collaborative Governance
Menurut Ansell dan Gash (2007) collaborative
governance adalah suatu pengaturan pemerintah
yang secara langsung melibatkan lembaga publik
dan lembaga non publik dalam proses pengambilan
keputusan yang bersifat formal secara kolektif,
memiliki tujuan melaksanakan kebijakan publik
untuk mengelola aset publik atau program-program
publik yang berorientasi pada konsensus dan ber-
musyawarah. Teori collaborative governance ini bisa
membawa kolaborasi antara pemerintah dengan

98
aktor lain lebih efektif, sehingga tujuan dari
kebijakan dapat tercapai. Ansell dan Gash (2007)
lebih lanjut dalam teorinya menjelaskan terdapat
empat variabel utama yang harus diperhatikan,
yaitu starting condition (kondisi awal), institutional
design (desain kelembagaan), facilitative leadership
(kepemimpinan fasilitatif) dan collaborative process
(proses kolaboratif).

3. Analisis Gagasan
Permasalahan atas pelaksanaan kebijakan pe-
merintah yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri
Pendidikan mengenai pembelajaran secara daring ini
membutuhkan solusi yang cepat dan tepat. Salah satu
cara yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan
collaborative governance dan menaruh perhatian lebih
terhadap aspek-aspek penting dalam pelaksanaan e-
learning. Apabila dilihat dari permasalahan yang
muncul dari kebijakan ini sebagaimana yang telah
diuraikan, sebagian besar membutuhkan solusi berupa
peningkatan atas kemudahan terhadap akses pem-
belajaran daring. Bentuk solusi yang bisa dilakukan
adalah dengan melakukan integrasi atas seluruh
platform digital pendidikan sehingga proses pem-
belajaran daring atau e-learning bisa dipermudah.
Proses integrasi ini harus memenuhi tiga aspek penting
dalam pelaksanaan e-learning menurut Knight (2004)
agar bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Pertama adalah aspek just in time yang menge-
depankan kemudahan pengguna saat menyelesaikan

99
tugasnya, aspek ini bisa terpenuhi dengan integrasi
antar platform digital pendidikan. Dengan dilakukan-
nya integrasi antar platform ini bisa memperluas area
pembelajaran para peserta didik di Indonesia melalui
daring, data mengenai informasi pendidikan menjadi
lebih mudah dan lebih banyak jumlahnya untuk
diakses karena hanya membutuhkan satu pintu akses
atau satu website sehingga pengguna tidak perlu untuk
membuka banyak platform dalam satu waktu ber-
samaan untuk mendapatkan informasi pendidikan
seperti contohnya untuk penyelesaian tugas kampus.
Aspek kedua yang harus dipenuhi adalah on
demand yang mengedepankan ketersediaan e-learning
setiap saat. Proses integrasi antar platform digital
pendidikan ini harus mempertimbangkan kestabilan
penggunaan, contohnya saat pengguna akan mengikuti
kuliah daring secara real time, maka diharapkan
platform yang digunakan senantiasa stabil tanpa
gangguan. Aspek on demand ini memiliki keterkaitan
langsung dengan aspek ketiga yaitu aspek bite sized
yang mengedepankan ketersediaan e-learning dalam
ukuran yang kecil agar bisa digunakan dengan ke-
cepatan tinggi. Dalam integrasi antar platform digital
pendidikan untuk memenuhi kedua aspek ini harus
mengupayakan pemberian materi melalui internet
dengan ukuran yang kecil, hal ini bisa diupayakan
dengan mengurangi ukuran gambar ataupun video
dalam materi pembelajaran, penggunaan transcribed
lecture atau perkuliahaan yang ditranskripkan dalam
file PDF atau word, atau bisa juga perkuliahaan

100
diberikan dalam bentuk rekaman video sehingga bisa
diakses kapanpun dan tidak memerlukan pengguna
untuk mengakses pada satu waktu tertentu secara
bersamaan. Cara ini juga bisa mengurangi kemungki-
nan adanya mahasiswa yang tertinggal pelajaran
karena jaringan yang tidak stabil, dengan perkuliahan
yang diberikan dalam bentuk rekaman video maka
tayangan akan lebih stabil karena sudah tersimpan
dalam platform digital dan mahasiswa juga bisa me-
nyimpan dalam laptop atau telepon genggam mereka.
Integrasi antar platform digital pendidikan ini dapat
terlaksana dengan baik maka dapat mempermudah
pembelajaran daring selama masa pandemi ini.
Variabel ketiga adalah facilitative leadership atau
kepemimpinan, dalam variabel ini ditekankan peran
kepemimpinan dari Menteri Pendidikan dan Ke-
budayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim sudah memberikan perhatiannya
terhadap kerja sama dengan aktor non pemerintah
sebagaimana dijelaskan dalam surat edarannya yang
diteruskan kepada seluruh jajaran di bawahnya untuk
dilaksanakan, termasuk seluruh Pimpinan Perguruan
Tinggi maupun Dinas Pendidikan Tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Variabel terakhir adalah collaborative process
yang membutuhkan dialog tatap muka, membangun
kepercayaan, komitmen terhadap proses, dan mem-
bangun pemahaman bersama. Dalam hal ini, para
aktor yang terlibat dalam collaborative governanve ini
contohnya seperti para pimpinan dari platform digital

101
pendidikan, para pimpinan penyedia provider internet
yang mampu untuk memberikan kuota internet
dengan biaya rendah ataupun gratis untuk mengakses
platform digital yang telah terintegrasi ini dan juga
aktor dari masyarakat seperti mahasiswa sebagai peng-
guna yang bisa menyampaikan suara dan pendapatnya
dalam permasalahan pembelajaran daring ini. Setiap
aktor-aktor ini harus menyatukan suara untuk tahapan
atau proses dalam kolaborasi. Terakhir adalah tujuan
jangka panjang, integrasi platform digital pendidikan
ini bisa meningkatkan kualitas e-learning di Indonesia,
kedepannya bahkan bisa digunakan dan dikembang-
kan lebih lanjut untuk kepentingan dunia pendidikan,
sehingga kegunaannya tidak hanya sebatas saat pan-
demi terjadi saja. Namun, bisa didapatkan kontribusi
yang lebih besar terhadap perkembangan dunia
pendidikan.

C. Penutup
Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020
sangat mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia
terlebih dengan adanya himbauan untuk isolasi mandiri
seluruh masyarakat di rumah masing-masing. Kebijakan
Menteri Pendidikan dan Budaya untuk melaksanakan
pembelajaran secara daring juga ternyata menimbulkan
berbagai macam masalah yang dihadapi oleh para pelajar
khususnya mahasiswa di berbagai daerah, seperti per-
masalahan akses terhadap jaringan internet yang lemah
dan mahalnya pengeluaran biaya untuk kuota yang
menyebabkan kurangnya efektifitas dari pembelajaran

102
daring. Oleh karena itu, penulis menggagas ide atas kerja
sama antara aktor pemerintah dan non pemerintah untuk
membuat sebuah pengaturan collaborative governance
untuk pelaksanaan e-learning yang lebih baik, yaitu
dengan membuat integrasi antar berbagai platform digital
pendidikan yang bisa mempermudah pengguna untuk
mengakses pendidikan yang lebih efisien dan efektif.
Dengan adanya integrasi platform digital pendidikan ini,
akses para mahasiswa dipermudah dan tidak perlu untuk
membuka bermacam-macam platform dalam satu waktu
bersamaan, materi juga dapat diakses oleh mahasiswa
dengan lebih stabil karena ukuran data yang lebih kecil
untuk mendapatkan informasi pendidikan. Collaborative
governance ini juga menekankan adanya peran aktor non
pemerintah seperti swasta penyedia platform digital
pendidikan untuk integrasi, penyedia provider internet,
dan juga masyarakat dari berbagai pihak seperti
mahasiswa sebagai pengguna dari hasil kerja sama ini.
Integrasi platform digital pendidikan ini memiliki tujuan
untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul atas
kebijakan pembelajaran daring, meningkatkan kualitas
penyampaian materi selama pembelajaran daring dan
lebih jauh lagi kegunaannya untuk kontribusi yang lebih
besar atas perkembangan e-learning Indonesia sehingga
bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan bahkan setelah
pandemi ini berakhir.

103
104
E-Health’s: Optimalisasi Sistem
Pelayanan Kesehatan dan Penyerapan
Tenaga Kerja Bidang Kesehatan
Berbasis Heling di Tengah Ironi
Pandemi COVID-19
Ni Putu Yasni Marita Dewi1 Ni Made Ari Suartini2

Universitas Udayana

“Mengusahakan kebahagiaan bukan hanya soal mengejar


nikmat dan menghindari rasa sakit. Terlepas dari itu, kita
hidup bahagia dengan mengembangkan diri dan
mengembangkan segala potensi.”
-Aristoteles-

Pada dasarnya, manusia hidup untuk mengejar


tujuannya. Hidup penuh rasa bahagia tanpa sesuatu yang
menyakitkan dibuatnya. Tidak ada satu pun orang yang
bersedia merasakan sakit. Semua diusahakan dan dirakit,
hingga akhirnya bisa hidup tenang tanpa rasa sakit. Selain
itu, berdasarkan aturan dasar manusia yang dikemukakan
oleh Aristoteles, manusia cenderung akan beradaptasi,
berusaha menyesuaikan diri dengan situasi, berharap dengan
itu bisa selalu mengembangkan solusi akan konflik yang
senantiasa terjadi. Manusia menyadari keterbatasannya dan
dari sanalah manusia mulai belajar untuk menyesuaikan diri

105
dengan perkembangan lingkungan sekitarnya dan mulai
membuka mata atas potensi yang dikaruniai Tuhan.

A. Sistem Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kerja


Kesehatan di Masa Pandemi COVID-19
Tidak dapat dipungkiri, manusia membutuhkan
modal yang kuat untuk mengejar tujuan hidupnya. Bukan
benda material lain, tetapi semua sepakat bahwa
kesehatan adalah hal terpenting yang harus diusahakan.
World Health Organization (WHO) dalam Asriwati dan
Irawati (2019), menyatakan bahwa kesehatan tidak hanya
soal kesejahteraan fisik, tetapi cakupannya menjadi lebih
luas meliputi psikologis, sosial budaya dan spritual dari
individu. Individu yang sehat dapat melakukan berbagai
aktivitas, baik yang menggunakan indra maupun pikiran.
Maka dari itu, kesehatan menjadi hal vital yang jika tidak
diusahakan akan menjadi kesalahan yang fatal. Kesehatan
selalu menjadi topik yang krusial, tidak hanya berkaitan
dengan fisik, tetapi juga mental. Pusat pelayanan ke-
sehatan, termasuk tenaga kesehatan di dalamnya menjadi
harapan bagi masyarakat untuk menunjang kesehatan
diri.
Rumah sakit, puskesmas dan klinik merupakan
pusat pelayanan kesehatan yang menjadi sasaran utama
masyarakat ketika ada kondisi yang menyebabkan mereka
sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (PERMENKES) No 43 tahun 2019, bahwa pusat
pelayanan kesehatan ataupun fasilitas kesehatan bergerak
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang

106
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Atas fungsi tersebut, pusat pelayanan ke-
sehatan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
maksimal bagi masyarakat baik saat sakit maupun
sebelum sakit, baik dalam fungsi pengobatan maupun
pencegahan dan peningkatan status kesehatan masya-
rakat di suatu daerah. Pada intinya, pusat pelayanan
kesehatan menjadi tempat yang berpusat dan berfokus
pada kesehatan pasien. Namun, memasuki masa pandemi
COVID-19, sistem pelayanan kesehatan di semua fasilitas
kesehatan mulai memasuki babak baru. Pusat pelayanan
kesehatan yang awalnya menganut sistem patient centered
(berpusat pada pasien) kini menjadi people centered.
Penyebaran virus yang cepat dan siapa pun dapat menjadi
carrier atau lebih dikenal dengan OTG (Orang Tanpa
Gejala) menjadi alasan mengapa selain pasien, petugas
kesehatan yang bekerja juga harus mendapat perlindu-
ngan (Handayani, 2020). Selain untuk mencegah penye-
baran virus COVID-19 di lingkungan pusat pelayanan
kesehatan, terjadinya lonjakan kasus pasien yang ter-
infeksi corona menyebabkan beberapa rumah sakit yang
ditunjuk sebagai rujukan COVID-19 mengalami kewala-
han baik dari segi tenaga kerja maupun kapasitas untuk
menampung dan melaksanakan perawatan bagi pasien,
sehingga beberapa pusat pelayanan kesehatan kini mulai
melakukan pembatasan kunjungan. Masyarakat diharap-
kan dapat mengurangi kunjungan ke rumah sakit, tetap
mematuhi protokol kesehatan dan melakukan prosedur
tambahan sebelum memasuki ruang periksa. Selain akibat
pembatasan kunjungan yang diberlakukan oleh beberapa

107
pusat pelayanan kesehatan, kecemasan dan rasa takut
akibat penyebaran virus COVID-19 ini juga menjadi
motivasi instrinsik bagi masyarakat sehingga enggan
melakukan kunjungan ke rumah sakit. Akibat dari
persyaratan khusus dan kecemasan yang berlebih, maka
masyarakat lebih memilih untuk tidak datang ke pusat
pelayanan kesehatan meskipun sedang menderita sakit
yang cukup urgent, meskipun sebenarnya mereka ingin
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan (Sukardi,
2020).
Adanya pembatasan kunjungan dan rasa khawatir
yang berlebih berpengaruh terhadap kurangnya kunju-
ngan masyarakat ke beberapa pusat pelayanan kesehatan.
Menyebabkan beberapa pusat pelayanan kesehatan
menjadi sepi pengunjung, terutama rumah sakit yang
tidak ditunjuk sebagai rujukan COVID-19 (Yulianti, 2020).
Hal ini tentu akan berpengaruh secara langsung bagi
strategi bisnis rumah sakit, apakah harus ada yang
dikurangi atau dipertahankan dengan sistem kerja yang
berbeda. Kondisi seperti ini, dapat mengancam ke-
berlangsungan hidup tenaga kesehatan yang bisa saja
diberhentikan dari pekerjaannya atau dikurangi jam kerja
dan upah kerjanya.
Terhitung sejak Februari 2020, angkatan kerja di
Indonesia bertambah sebanyak 1,73 juta orang dari
Februari tahun 2019. Beberapa lapangan pekerjaan di
berbagai bidang juga mengalami perluasan, seperti lapa-
ngan pekerjaan jasa kesehatan yang mengalami pening-
katan sebanyak 0,13 % (Badan Pusat Statistik, 2020).
Meskipun peningkatan angkatan kerja dibarengi dengan

108
perluasan lapangan pekerjaan. Namun, hal ini tidak dapat
menjamin jika setiap tenaga kerja fresh graduate maupun
yang telah berpengalaman dapat memperoleh pekerjaan
seperti yang diharapkan. Ditambah lagi dalam kondisi
pandemi seperti sekarang ini, banyak usaha yang berhenti
beroperasi sehingga harus memutus kerja karyawan-
karyawannya.

B. E-Health’s : Strategi Optimalisasi Sistem Pelayanan


Kesehatan dan Tenaga Kerja Kesehatan di Masa
Pandemi COVID-19
Terhitung sampai April 2020, hampir 1,2 juta orang
di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akibat pandemi
(Amindoni, 2020). Meskipun pemerintah juga telah
berupaya memulihkan perekonomian masyarakat yang
terkena PHK melalu kartu prakerja. Namun, dibutuhkan
usaha lain untuk membantu mengatasi masalah per-
ekonomian di tengah-tengah masa pandemi ini agar
usaha pemulihan kondisi di berbagai bidang dapat efektif.
Selain itu, pemerintah pun sudah membuat regulasi
penanganan kesehatan di masa pandemi COVID-19
dengan berbagai macam cara yaitu membuat rumah sakit
rujukan khusus COVID-19 di setiap provinsi dan mem-
buat aturan-aturan terkait kriteria-kriteria gawat darurat
di masa pandemi COVID-19 yang telah dirilis pada sosial
media Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Na-
mun, hal tersebut belum memberikan pengaruh yang
cukup signifikan untuk keberlangsungan sistem pelaya-
nan kesehatan dan tenaga kerja kesehatan.

109
Berdasarkan permasalahan tentang pembatasan
kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan serta kemung-
kinan lebih banyaknya tenaga kerja terutama tenaga
kesehatan yang diberhentikan, maka harus ada usaha lain
yang turut diikutsertakan. Memanfaatkan kebijakan ten-
tang mengutamakan aktivitas bersifat daring untuk
masalah yang cukup genting, maka dapat diperhitungkan
untuk menciptakan sebuah aplikasi yang dapat menye-
lesaikan sumber masalah. E-Health’s merupakan aplikasi
berbasis teknologi yang menyediakan layanan seputar
home care, edukasi, serta penyediaan informasi terkait
COVID-19 dan sistem pelayanan kesehatan di masa pan-
demi. Dengan akses yang mudah dan fitur yang beragam,
diharapkan aplikasi ini dapat membantu menyelesaikan
pokok-pokok permasalahan yang seragam. Aplikasi ini
merupakan terobosan yang menyukseskan ganyang
revolusi industri 4.0 melalui pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi problematika negeri.

C. Mekanisme Konstruksi “E-Health’s”


“E-Health” merupakan aplikasi berbasis HELING
yaitu home care, edukasi dan healing mind yang bertujuan
untuk optimalisasi sistem pelayanan kesehatan dan pe-
nyerapan tenaga kerja khususnya pada bidang kesehatan.
Aplikasi ini dapat dioperasikan secara mobile oleh
konsumen khususnya masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan yang mana nantinya masyarakat
tidak perlu pergi ke pelayanan kesehatan untuk men-
dapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut
adapun mekanisme konstruksi dari aplikasi “E-Health’s”

110
1. System dan Software Design
Pada aplikasi “E-Health’s” terdapat beberapa fitur
yang bisa diakses oleh pengguna seperti fitur home
care, edukasi dan healing mind. Aplikasi ini akan
menggandeng Juggle Jack sebagai mitra untuk bekerja
sama dalam hal pembuatan aplikasi “E-Health’s”.
Dalam pendesainan aplikasi terdiri dari rancangan
sistem, database dan user interface. Kemudian
pendesainan fitur-fitur yang dapat mendukung sistem
pelayanan kesehatan yaitu fitur Home Care dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pengguna aplikasi seperti perawatan luka,
care giver, child care dan insidental care. Selanjutnya
fitur edukasi, dapat digunakan untuk memberikan
layanan edukasi berbasis audio visual yang mana
nantinya pengguna dapat mengakses pengetahuan
seputar kesehatan yang ditampilkan dengan bahasa
yang mudah dimengerti. Lalu fitur Healing Mind dapat
digunakan untuk melepaskan beban dan memberikan
manajemen stress ataupun manajemen terkait
psikologis pengguna aplikasi.
2. Proses Input Data
Aplikasi “E-Health’s” memiliki beberapa proses
pemasukan data yang menjadi bahan pertimbangan
dalam menunjukkan semua fitur-fitur yang terdapat
dalam aplikasi. Data-data tersebut terdiri atas data diri
pengguna, data lokasi pengguna yang tergabung ke
dalam fitur home care, data-data kesehatan pengguna
yang tentunya sangat dijaga privasinya, kontak tenaga
medis, serta data-data terkait edukasi seputar

111
kesehatan dan data-data terkait manajemen psikologis.
Berikut beberapa penjabaran input data yang
diperlukan oleh pengguna aplikasi.

Tabel 1. Input Data Diri

Setelah memasukkan data tersebut, maka


selanjutnya adalah tahap interpretasi data yang mana
nanti pengguna akan mengisi data diri yang di-
sesuaikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pada
fitur edukasi, input data selain dilakukan oleh
pengelola aplikasi, juga dapat dilakukan oleh pengguna
aplikasi dengan menggunggah karyanya seputar
pengetahuan kesehatan dalam bentuk artikel, komik,
maupun video yang mana nantinya akan di-review
terlebih dahulu kelayakan artikelnya. Kemudian pada
fitur Healing Mind data yang di-input adalah data
kontak konselor untuk melakukan konsultasi serta
data manajemen psikologis.

D. Mekanisme Kerja “E-Health’s” : Optimalisasi Sistem


Pelayanan Kesehatan dalam Ironi Pandemi
Mekanisme kerja dari aplikasi optimalisasi sistem
pelayanan kesehatan berbasis aplikasi yang berfungsi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ini

112
memiliki tiga fitur utama yang dapat diakses oleh
pengguna. Pertama-tama pengguna dapat men-download
aplikasi ini pada Google PlayStore atau AppStore. Setelah
itu, pengguna akan diarahkan pada menu sign up untuk
membuat akun agar bisa mengakses fitur-fitur pada
aplikasi “E-Health’s”. Namun, apabila pengguna aplikasi
telah memiliki akun, maka pengguna cukup menekan
menu sign in. Adapun mekanisme kerjanya sebagai
berikut.
1. Fitur “Home Care”
Fitur ini memiliki fungsi untuk memberikan
layanan kesehatan secara holistik kepada pengguna
sesuai dengan keluhan yang dialami oleh pengguna.
Fitur ini juga dilengkapi Healtier Near by atau Tenaga
Kesehatan Terdekat Anda, yang mana sub fitur ini akan
memudahkan pengguna dalam menemukan tenaga
kesehatan yang terdekat pada titik lokasi pengguna.
Setelah itu, tenaga kesehatan akan langsung menuju ke
lokasi pengguna aplikasi, yang mana sebelumnya
tenaga kesehatan telah menyesuaikan kompetensinya
dengan keluhan dan kebutuhan pengguna. Pengguna
aplikasi akan disuguhkan beberapa layanan kesehatan
seperti perawatan luka, care giver, child care dan insi-
dental care. Pada fitur ini tentunya akan melibatkan
beberapa tenaga kesehatan untuk melakukan pelaya-
nan kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan
psikolog.
2. Fitur Edukasi
Fitur ini memiliki fungsi dalam menyajikan data
informatif kepada pengguna dalam meningkatkan

113
pengetahuan seputar kesehatan termasuk informasi
terkait COVID-19. Informasi dikemas dengan bahasa
yang luwes sehingga mudah dimengerti oleh
masyarakat. Fitur ini menyediakan layanan edukasi
berbasis audio visual yang menarik dan interaktif.
Selain itu, dalam fitur ini pengguna juga dapat
berkontribusi untuk mengunggah karya seputar
pengetahuan mengenai kesehatan dalam bentuk,
artikel, video maupun komik. Sebelum diunggah, karya
tersebut akan melalui proses seleksi oleh reviewer
sehingga nantinya karya tersebut layak untuk diunggah
pada aplikasi “E-Health’s”
3. Fitur Healing Mind
Fitur ini memiliki fungsi dalam manajemen
psikologis pengguna. Fitur ini menyajikan layanan
refreshing jiwa dalam bentuk audio visual. Konten-
konten dalam fitur ini mengandung manajemen stress
yang bisa diterapkan oleh pengguna sehingga dapat
meningkatkan kesehatan jiwa pengguna. Selain itu
dalam fitur ini juga disediakan layanan book a session.
Layanan ini dapat digunakan jika pengguna ingin
berkonsultasi secara langsung kepada psikolog.
Namun, jika ingin menggunakan layanan ini, pengguna
aplikasi akan dikenakan tarif sesuai dengan layanan
psikolog yang digunakan. Aplikasi “E-Health’s” adalah
sistem yang memiliki kontribusi dalam optimalisasi
sistem pelayanan kesehatan khususnya di Indonesia
dalam masa ironi pandemi COVID-19. Periode ini
adalah periode di mana seluruh aspek di dunia
mengalami penurunan termasuk pelayanan kesehatan

114
yang seharusnya dioptimalkan. Fitur HELING (Home
Care, Edukasi, dan Healing Mind) dalam aplikasi ini
menawarkan beragam kemudahan pada masyarakat
untuk senantiasa memperhatikan kesehatan dalam
masa pandemi COVID-19.
Pemanfaatan teknologi dalam bentuk aplikasi
“E-Health’s” merupakan upaya solutif yang memberi-
kan manfaat untuk masyarakat, serta memudahkan
tenaga kesehatan dalam hal menemukan lapangan
pekerjaan, khususnya pada calon tenaga kerja atau
yang ingin mencari pekerjaan sampingan. Namun,
aplikasi ini akan menjadi teknologi yang bisa menjadi
solusi bagi seluruh pihak, mulai dari pemerintah,
tenaga kesehatan, serta akademisi turut berkontribusi
dalam pengembangan dan penyosialisasian aplikasi ini.

“Jauh lebih sulit untuk membuat orang sehat, daripada


membuat mereka sakit.”

– DeForest Clinton Jarvis–

115
116
Amidess (Alat Multifungsi Deteksi Suhu
dan Sterilisasi) sebagai Alternatif
Preventif COVID-19
Nurul Komariyah1 Oktaviani Nur Sinta2

Universitas Diponegoro

A. Pendahuluan
Virus corona atau COVID-19 merupakan sekelom-
pok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia terutama infeksi saluran pernapasan (WHO,
2020). Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China
pada Desember 2019 yang kemudian menjadi sebuah
pandemi di banyak negara di seluruh dunia. Di Indonesia
sendiri, terjadi dua kasus pertama virus corona yang
diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020. Hingga saat ini
jumlah kasus terus meningkat hingga mencapai 45.891
kasus pada 21 Juni 2020 (Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19, 2020). Tinginya jumlah kasus
corona tersebut diakibatkan oleh penyebaran virus corona
yang begitu cepat dan mudah menular antar manusia
melalui droplet atau cairan yang dikeluarkan saat
seseorang bersin atau batuk. Cairan tersebut akan
menempel pada telapak tangan sehingga bisa menular
ketika bejabat tangan maupun menempel pada benda-
benda sekitar yang mungkin akan disentuh oleh orang
lain. Oleh karena itu, sangat tepat jika pemerintah sudah

117
melakukan berbagai kebijakan dan strategi untuk
mencegah adanya penularan virus corona tersebut.
Kebijakan dan strategi tersebut antara lain dengan
kebijakan social distancing, Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dan himbauan #dirumahaja (Boer, Pratiwi &
Muna, 2020). Kebijakan pemerintah lainnya yaitu
penelusuran kontak (tracing) kasus positif, edukasi dan
penyiapan isolasi mandiri serta isolasi rumah sakit
(Wibowo, 2020).
Akan tetapi, bukan hanya kebijakan dari peme-
rintah saja yang bisa dilakukan untuk membantu pe-
nyebaran virus corona ini. Semua warga negara Indonesia
dapat berperan serta dalam mengatasi virus corona ini.
Terlebih bagi para generasi muda atau generasi milenial.
Saat ini sangat diperlukan perannya dalam membantu
mengatasi penyebaran virus corona. Setiap generasi
milenial dapat berperan mulai dari hal-hal kecil seperti
mematuhi dan melaksanakan kebijakan dari pemerintah
hingga bisa menciptakan sesuatu. Seperti, sebuah alat
atau yang lainnya yang mampu membantu mencegah
penyebaran virus corona.
Salah satu alat yang diperlukan dalam masa
pandemi saat ini adalah alat sterilisasi. Selain itu, alat
pendeteksi suhu tubuh juga sangat dibutuhkan saat ini,
mengingat salah satu gejala seseorang positif virus corona
adalah suhu tubuh yang meningkat. Tidak heran jika saat
ini sudah banyak tempat-tempat yang menerapkan
pengecekan suhu dengan menggunakan termometer.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, sangat dibutuhkan
sebuah alat yang lebih efisien dalam melakukan suatu

118
tindakan. Salah satunya sebuah alat yang bisa melakukan
deteksi suhu sekaligus sterilisasi yang kami beri nama
AMIDESS (Alat Multifungsi Deteksi Suhu dan Sterilisasi).
AMIDESS (Alat Multifungsi Deteksi Suhu dan
Sterilisasi) adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
mesterilkan tubuh seseorang dan mendeteksi suhu tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan solusi
dalam proses kesehatan untuk menurunkan angka
COVID-19 di Indonesia. Sedangkan manfaat yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan alat
strerilisasi dan pengecekan suhu tubuh yang otomatis
yang diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
masyarakat sehingga tidak terjadi keterlambatan
penanganan dan dapat mengurangi angka COVID-19 yang
dapat menyebabkan kematian.

B. Pembahasan
1. Termometer Inframerah
Termometer inframerah merupakan alat me-
ngukur suhu menggunakan radiasi kontak hitam (bia-
sanya inframerah) yang dipancarkan ke objek tertentu.
Alat ini juga disebut termometer laser. Jika meng-
gunakan laser untuk membantu pekerjaan pengukuran
atau termometer tanpa sentuhan untuk menggambar-
kan kemampuan alat mengukur suhu dari jarak jauh.

119
Gambar 1 Termometer Inframerah

2. Sensor PIR
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sensor
berbasis infrared yang tidak memancarkan apa pun.
Sensor ini hanya merespons energi pancaran sinar
inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang
terdeteksi olehnya. Sensor PIR di sini berfungsi
mendeteksi adanya benda di atas lensa objektif.
Apabila ada benda di atas lensa objektif, maka semua
LED akan dinyalakan. Apabila tidak terdeteksi adanya
benda, maka sistem akan dalam kondisi stand by
(Lestari, 2011).
3. Arduino Nano
Arduino adalah pengendali mikro single board
yang bersifat open source, yang diturunkan dari Wiring
Platform. Arduino dirancang untuk memudahkan
penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hard-
ware-nya memiliki prosesor Atmel AVR dan software-
nya memiliki bahasa pemrograman sendiri (Lestari,
2017). Mikrokontroler Arduino akan menerima data
digital dari sensor PIR. Apabila sensor PIR mendeteksi
adanya benda maka semua LED akan dinyalakan,

120
sebaliknya apabila sensor pir tidak mendeteksi adanya
benda maka hanya dua LED yag menyala.

Gambar 2 Arduino Nano

4. Waktu dan Tempat


Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan alat
dan penelitian adalah tiga bulan. Kegiatan akan di-
lakukan di gedung Departemen Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
5. Tahap pembuatan Purwarupa AMIDESS
Penelitian ini yang terdiri dari 3 tahap, yaitu
tahap awal (Studi linier dan pembuatan model
AMIDESS), tahap pertengahan (Pengadaan alat dan
bahan, perancangan hardware dan software), tahap
akhir (Pengujian alat dan pengambilan data).

121
Gambar 3 Diagram alir pembuatan
Purwarupa AMIDESS

1. Tahap Awal
Pengerjaan pembuatan AMIDESS diawali dengan
pembuatan sketsa dan model alat dan dilanjutkan
perhitungan berdasarkan teori yang ada hingga
mendapat hasil perhitungan yang sesuai harapan.
2. Tahap Pertengahan
Pengadaan alat, bahan, dan komponen utama
AMIDESS. Alat-alat yang digunakan dalam pelaksana-
an ini adalah:
- Roller - Tang pemotong - Multimeter
- Obeng - Toolbox - Solder
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
ini adalah:
- Termometer Inframerah - Kabel USB - Baut
- Alumunium - Timah - PCB
- Kabel Listrik - Sensor PIR - Mur

122
- Ardino Nano - Resistor

3. Perancangan Komponen Perangkat


a. Bagian atas
Bagian atas adalah bagian paling atas dari
AMIDESS dan menjadi tempat untuk termometer
inframerah untuk mendeteksi suhu tubuh di mana
dimasukan dalam box yang sudah didesain. Bagian
atas juga terdapat sensor PIR yang mendeteksi ada-
nya benda, apabila sensor PIR mendeteksi adanya
benda maka akan semua LED akan menyala.
b. Bagian tengah
Bagian tengah terdapat selang yang secara
otomatis akan menyemprotkan desinfektan untuk
mensterilisasikan di mana alat ini dikendalikan oleh
sensor PIR.
c. Bagian bawah
Bagian bawah terdapat box di samping pintu
di mana box ini berfungsi untuk menyimpan cairan
desinfektan untuk mensterilisasikan tubuh di mana
desinfektan ini menggunakan desinfektan yang
aman untuk digunakan tubuh yaitu di mana dibuat
alami dari bahan-bahan alamat dari campuran
minyak atsiri, lemon dan cuka yang dipercaya
menjadi salah satu alternatif pembuatan
desinfektan alami.
4. Monitoring dan Perawatan Berkala
Monitoring dilakukan dalam interval waktu
tertentu sedangkan perawatan dilakukan apabila
dibutuhkan.

123
5. Tahap Akhir
Tahap akhir adalah tahap uji coba. Uji coba yang
dilakukan bertujuan untuk membuat sebuah sistem
pendeteksi yang optimal dengan memerhatikan fungsi
dan kelemahan pada alat yang digunakan. Dilakukan
pengecekan untuk mengetahui keakuratan AMIDESS
serta melakukan uji coba di Rumah Sakit Nasional
Diponegoro (RSND) dengan melakukan penggunaan
AMIDESS pada tim medis, pasien serta pengunjung di
Rumah Sakit Nasional Diponegoro.
6. AMIDESS
a. Purwarupa AMIDESS
Berikut adalah purwarupa dari AMIDESS
beserta teknologi yang akan dikembangkan.

Gambar 4.1 Purwarupa AMIDESS

124
b. Interpretasi Produk
1) Cara Kerja AMIDESS
Cara kerja AMIDESS ditunjukkan oleh diagram
alir berikut:

Gambar 4.2 Diagram Alir Cara Kerja AMIDESS

2) Manfaat AMIDESS
Manfaat utama AMIDESS sebagai alat yang
dapat menstrerilkan sehingga seseorang yang
menggunakan akan streril dan dapat mencegah
penyebaran penyakit lebih luas lagi dan
tercapainya derajat kesehatan yang optimal.
3) Kelebihan dan Kekurangaan AMIDESS
Kelebihan dari AMIDESS sendiri sebagai
alat yang multifungsi di mana bisa sebagai
sterilisasi bisa pula untuk mendeteksi suhu
tubuh di mana pengukuran suhu cepat dan

125
setiap orang dapat menyelesaikan tes dalam
waktu 0,5 detik dengan jarak pengukuran suhu
dalam kisaran 5-12 cm.

C. Penutup
AMIDESS merupakan sebuah alat yang nantinya
bisa menjadi alternatif dalam membantu pencegahan
penyebaran COVID-19. Alat ini dapat bekerja secara lebih
efisien karena dapat melakukan sekaligus dua tindakan
dalam satu waktu. AMIDESS dirancang sebagai alat yang
mampu melakukan deteksi suhu sekaligus sterilisasi de-
ngan menyemprotkan cairan desinfektan yang berbahan
dasar alami. AMIDESS dirancang oleh 3 bagian komponen
utama yaitu:
1. Bagian atas yaitu tempat untuk termometer
inframerah, untuk mendeteksi suhu tubuh dan sensor
PIR untuk mendeteksi adanya objek.
2. Bagian tengah yaitu terdapat selang otomatis yang
akan menyemprotkan desinfektan.
3. Bagian bawah yaitu terdapat box yang berfungsi untuk
menyimpan cairan desinfektan. AMIDES merupakan
alat yang sangat efisien jika digunakan karena dapat
melakukan sterilisasi dan mendeteksi suhu tubuh
seseorang hanya dalam waktu 0,5 detik.

126
DAFTAR PUSTAKA

Abeler, J., et al. 2020. “COVID-19 Contact Tracing Data


Protection Can Go Together”. JMIR mHealth and
uHealth, 8 (4): E19358. Tersedia online di:
http://preprints.jmir.org/preprint/19359, diakses pada
25 Juni 2020.

Ahmad Burhan, Fahmi. 2020. Ahli IT Soroti Kelemahan


Aplikasi Kominfo untuk Lacak Pasien Corona. Diakses
27 Mei, <https://katadata.co.id/berita/ 2020 / 03 / 27 /
ahli-it-soroti-kelemahan-aplikasi-kominfo-untuk-
lacak-pasien-corona>

Amindoni, A. 2020. Virus Corona: Gelombang PHK di


Tengah Pandemi Covid-19 Diperkirakan Mencapai
Puncak Bulan Jun, Kartu Prakerja Dianggap Tak
Efektif. Tersedia pada https://www.bbc.com/
indonesia/indonesia-52218475. Diakses pada 3 Juli
2020.

Ansell, C., & Gash, A. (2007). Collaborative Governance in


Theory and Practice. JOURNAL OF PUBLIC
ADMINISTRATION RESEARCH AND THEORY. Vol
18(4), hlm 543-571.

Arief Amin (2016). “Analisis Faktor-Faktor yang


Memengaruhi Petani Menggunakan Tebasan serta

127
Akad Salam sebagai Alternatif Pembiayaan Perikanan
di Tasikmalaya dan Garut”, pp. 6–67.

Asriwati & Irawati. 2019. Buku Ajar Antropologi Kesehatan


Dalam Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.

Badan Pusat Statistik. 2020. Februari 2020: Tingkat


Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,99 Persen.
Tersedia pada https://www.bps.go.id/pressrelease/
2020/ 05/ 05/ 1672/ februari – 2020 – tingkat –
pengangguran – terbuka – tpt – sebesar – 4 – 99 -
persen. html. Diakses tanggal 1 Juli 2020.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2019). Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
Retrieved 16 Juni 2020 from: https://www.
bappenas.go.id/files/rpjmn/Narasi%20RPJMN%20IV%
202020-2024_Revisi%2018%20Juli% 202019.pdf

Badan Pusat Statistik. (2018). Banyak Desa/Kelurahan yang


Menerima Sinyal Telepon Seluler Menurut Provinsi
dan Kekuatan Sinyal 2008-2018. Retrieved 16 Juni 2020
from: https://www.bps.go.id/dynamictable/ 2019/12/
30/1712/banyaknya- desa – kelurahan – yang -
menerima- sinyal - telepon - selular - menurut -
provinsi-klasifikasi - daerah- dankekuatan – sinyal –
2008 -2011-2014-dan-2018.html

128
Behan, C., 2020. The Benefits of Meditation and Mindfulness
Practices During Times of Crisis Such As COVID-19.
Irish Journal of Psychological Medicine, pp.1-8.

Berita Resmi Statistik No. 30/04/Th. XXIII, 1 April 2020


tentang Perkembangan Nilai Tukar Petani.

Binus University, 2011. “Radio Frequency Identification


(RFID)”. Tesis. Binus University: Jakarta, diakses 8 Juli
2020, <library.binus.ac.id.>

Bitterauf, M., 2016. Mindfulnes-Based Stress Reduction


Program. Maine Health Community Education
Program.

Boer, K, Pratiwi, M, & Muna, N 2020, “Analisis Framing


Pemberitaan Generasi Milenial Dan Pemerintah
Terkait Covid-19 di Media Online”, Communicatus:
Jurnal Ilmu Komunikasi, vol.4 no.6, hh 85-104.

Bourouiba, L. 2020. Turbulent Gas Clouds and Respiratory


Pathogen Emissions: Potential Implications for
Reducing Transmission of COVID-19. Journal of the
American Medical Association. JAMA Published.

BPS. 2018. Diakses 31 Mei 2020, https://www.bps.go.id/


dynamictable/ 2015/09/18%2000:00:00/906/jumlah-
desa – kelurahan – menurut – provinsi – dan – letak -
geografi-2003---2018.html

129
Castillo, A. P. D. 2020. “COVID-19 Contact-Tracing Apps:
How to Prevent Privacy from becoming the next victim”.
European Economic, Employment and Social Policy,
https://ssm.com/abstract=3593405, diakses pada 4 Juli
2020.

CNN Indonesia. (2020). Corona Merebak, Kampus di


Bandung dan Yogya Kuliah Online. Retrieved 16 Juni
2020 from cnnindonesia.com: https://www.
cnnindonesia.com/nasional/20200314214910 -
20483499 / corona - merebak - kampus – di -bandung-
dan-yogya-kuliah-online

CNN Indonesia. 2020. “Gugas Jatim: Jika tak Hati-hati


Surabaya Bisa Jadi Wuhan”. Tersedia online di:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200528105
612-20-507546, diakses pada tanggal 23 juni 2020.

Cui, J dkk. 2019. Origin and Evolution of Pathogenic


Coronaviruses. Nature Reviews Microbiology, 17: 181-
192.

Dreeben, S.J., Mamberg, M.H. & Salmon, P., 2013. The MBSR
body scan in clinical practice. Mindfulness in Practice,
pp.394-401.

Fahmi, M. I. (2020). Pemudik Masuk Purbalingga akan


Dipasangi Gelang, Ketahuan Dilepas Denda RP500
Ribu. https://www.kompas.tv. Diakses tanggal 07 Juli
2020.

130
Firman., & Rahman, Sari. (2020). Pembelajaran Online di
Tengah Pandemi Covid-19. INDONESIAN JOURNAL
OF EDUCATIONAL SCIENCE. Vol 2(2). Hlm 81-89.

Gaol, N.T.L., 2016. Teori Stres: Stimulus, Respons dan


Transaksional. Buletin Psikologi, 24(1), pp.1-11.

Grossman, P., Niemann, L., Schmidt, S. & Walach, H., 2004.


Mindfulness-based stress reduction and health benefits
A meta-analysis. Journal of Psychosomatic Research,
pp.35-43.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 2020, Data


Sebaran, dilihat 22 Juni 2020, <https://covid19.go.id/>

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2020).


covid19.go.id. Diakses tanggal 07 Juli 2020.

Gunther, C., et al. 2020. “Tracing Contacts to Control the


COVID-19 Pancemic”. arXiv Cornell University,
https://arxiv.org/abs/2004.00517, diakses pada 25 Juni
2020.

Handayani, N. 2020. Rekomendasi Keselamatan Pasien Untuk


Wabah Epidemi Covid-19 (Pelajaran dari Pengalaman
Italia). Tersedia pada https: //mutupelayanankeseha
tan.net/19-headline/ 3450-rekomendasi – keselamatan
– pasien – untuk - wabah -epidemi-covid-19-pelajaran-
dari-pengalaman-italia. Diakses tanggal 3 juli 2020.

131
Hartley, Darin. (2001). Selling E-Learning. Virginia: American
Society for Training & Development.

Hendartyo. 2020. Dampa Corona 1,9 Juta Pekerja Kena PHK


dan Dirumahkan.

Hiremath, P., Kowshik, C.C.S., Manjunath, M. & Shettar, M.,


2020. COVID 19: Impact of Lock-down on Mental
Helath and Tips to Overcome. Jurnal Pre-proof, pp.1-6.

Huang, C.L dkk. 2020. Clinical Features of Patients Infected


with 2019 Novel Coronavirus in Wuhan, China. The
Lancet, 395(10223): 497 – 506.

Iskandar. 2020. Aplikasi Pelacak COVID-19 Peduli Lindungi


Bahaya Bagi Pengguna Ini Penjelasannya. Diakses 27
Mei 2020, <https://www.liputan6.com/ tekno/ read/
4230781/ aplikasi - pelacak - COVID-19 -
pedulilindungi- bahaya - bagi - pengguna - ini -
penjelasannya>

Jatim Tanggap COVID-19. 2020. “Surabaya Lawan COVID-


19”. Tersedia online di: https://lawancovid-
19.surabaya.go.id/, diakses pada tanggal 23 juni 2020.

Kabat-Zinn, J., 1994. Wherever you go, there you are:


Mindfulness meditation in everyday. New York:
Hyperion.

132
Kabat-Zinn, J., 2005. Coming to Our Senses: Healing
Ourselves and the World Through Mindfulness. 1st ed.
New York: Hyperion.

Kementerian Kesehatan (2020a) Gandeng Gojek dan Grab,


Kemenkes Luncurkan Telemedicine Penanganan Covid -
19. Available at: https://www.kemkes.go.id/ article/
view/20032300005/gandeng-gojek-dan-grab-
kemenkes- luncurkan- telemedicine- penanganan-
covid-19.html (Accessed: 8 July 2020).

Kementerian Kesehatan (2020b) Seluruh RS Diimbau tak


Buka Praktik Rutin Kecuali Emergensi. Available at:
https://www.kemkes.go.id/article/view/20041600001/s
eluruh-rs-diimbau-tak-buka-praktik-rutin- kecuali-
emergensi.html (Accessed: 8 July 2020).

Kementerian Kesehatan (2020c) Situasi COVID-19. Available


at: https://www.kemkes.go.id/ (Accessed: 8 July 2020).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia. (2020). SE Mendikbud: Pembelajaran Secara
Daring dan Bekerja dari Rumah untuk Mencegah
Penyebaran COVID-19. Retrieved 16 Juni 2020 from :
https://www.kemdikbud.go.id/ main/ blog/ 2020/ 03/
se-mendikbud-pembelajaran-secara-daring-dan-
bekerja-dari-rumah-untuk-mencegah-penyebaran-
covid19

133
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19). Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Khasanah, Dian., Pramudibyanto, Hascaryo., & Widuroyekti,


Barokah. (2020). Pendidikan dalam Masa Pandemi
COVID-19. JURNAL SINESTESIA. Vol 10(1). Hlm 41-48.

KKP. 2018. Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan


Perikanan 2018.

Knight, Sarah. (2004). Effective Practice with e-Learning: A


good practice guide indesigning for learning. United
Kingdom: Joint Information Systems Committee (JISC)
Development Group, University of Bristol. Retrieved 16
Juni 2020 from : http://www.elearning.ac.uk/effprac/

Kontan https://nasional.kontan.co.id/news/terdampak-
corona-penyerapanikan-budidaya-turun-10-20 Diakses
pada 21 Juni 2020.

Kornfield, J., 1993. A Path with Heart: A Guide Through The


Perils and Promises oSpiritual Life. New York: Bantam.

Lentera Today. 2020. “Risma Beberkan Penyebab


Peningkatan Positif Covid-19 di Surabaya”. Tersedia
online di: https: //lenteratoday.com/risma-beberkan
penyebab-peningkatan-positif-covid-19-di-surabaya/,
diakses pada tanggal 24 juni 2020.

134
Lestari, J. and Gata, G., 2011. Webcam Monitoring Ruangan
Menggunakan Sensor Gerak PIR (Passive Infra Red).
Jurnal of Electrical and Electronics Engineering. Ix

Lestari, N. (2017). “Rancang Bangun Pintu Otomatis


Menggunakan Arduino Uno dan PIR (Passive Infra
Red) Sensor di SMP Negeri Simpang Semambang”.
Jusikom, Vol 2 (2) .62-68.

Massola, J. (2020). ‘It’s a Powder Keg’: South-east Asian


Countries Grapple with Virus. https://www.smh.com.
Diakses tanggal 07 Juli 2020.

Mungkasa, O. 2020. “Bekerja dari Rumah (Working From


Home/WFH): Menuju Tatanan Baru Era Pandemi
COVID 19”. The Indonesian Journal of Development
Planning, 4 (2): 126-150.

Muslim, Bukhari. (2020). Kuliah Online: Masalah untuk


Mahasiswa Kelas Menengah ke Bawah. Retrieved 16
Juni 2020 from ibtimes.id: https://ibtimes.id/kuliah-
online- masalah-untuk-mahasiswa-kelas-menengah-
ke-bawah/

Nadzhiroh, dkk. (2018). Hak Warga Negara dalam


Memperoleh Pendidikan Dasar di Indonesia. JURNAL
PENDIDIKAN KE-SD-AN. Vol 4(3). hlm 400-405.

135
Nofianti, L. (2012). Kajian Filosofis Akuntansi: Seni, Ilmu
atau Teknologi. PEKBIS (Jurnal Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis), 4(3), 203-210.

Nugraha, Y.S., R. Badrudin dan S. P. Utama. 2017. Pola


Hubungan Patro-Client dan Strategi Pengembangan
GAPOKDAKAN (Gabungan Kelompok Petani Ikan) di
Desa Tambak Rejo, Kecamatan Padang Jaya,
Kabupaten Bengkulu Utara. Journal Agrisep. 16 (2) :
223-236.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


(PERMENKES) No 43 tahun 2019 Tentang Puskesmas.
Tersedia pada https://drive.google.com /file/ d/
1w58kLNqoJUMTdSgBehqwzRp2PZx8u2 Po/view.
Diakses tanggal 3 Juli 2020

Pratama, K. R. (2020). Startup China bikin Kacamata


Pendeteksi Gejala Covid-19.htpps:// tekno.kompas. com.
Diakses tanggal 07 Juli 2020.

Prawitasari, J.E., 1997. Psikoneuroimunologi: Penelitian antar


Disiplin Psikologi, Neurologi, dan Imunologi. Buletin
Psikologi, V(2), pp.14-25.

Rahim Abd, Diah Retno Dwi Hastuti, dan Nasrun Rusli. 2017.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Margin Pemasaran
Kepiting Segar Factors Affecting The Marketing Margin
Of Fresh Crabs. Prosiding Simposium Nasional
Krustasea.

136
Rao, V. S. dan Khrisna, T. M. 2014. “A Design of Mobile
Health for Android Applications”. American Journal of
Engineering Research (AJER), 3 (6) : 20-29.

Republika. 2020. “Pemerintah Akui Ada Kendala Pelacakan


Kontak Pasien Corona”. Tersedia online di: https://
republika.co.id/berita/q70s0g377/, diakses pada
tanggal 6 juli 2020.

Retnowati, Endang. 2013. Nelayan Indonesia dalam Pusaran


Kemiskinan Struktural (Perspektif Sosial, Ekonomi dan
Hukum). Vol.21.

Riordan, D., Carthy, U. M., Doody, P. & Shield, A., 2015.


Radio Frequency Identification (RFID). Wiley
Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering,
24: (1-14). Diakses 9 Juli 2020, <www.reasearchgate.
net/publication/315656955>

Santoso, G., et al. 2011. “Aplikasi Mobile Doctor untuk


Meningkatkan Layanan Medis”. Jurnal Informatika, 5
(1): 451.

Sari, H. P., Purnamasari, D. M., & Mashabi, S. (2020). Update:


Bertambah 1.209.Total Ada 64.958 Kasus Covid-19 di
Indonesia. https://nasional.kompas.com. Diakses tang-
gal 07 Juli 2020

Shit, S. & Shah, P., 2013. A Review On Silicone Rubber.


National Academy Science Letters, 36(4): 355-365.

137
Diakses 8 Juli 2020 www.researchgate.net/
publication/257808467

Sukardi, M. 2020. Curhat Pasien Radang Mata Takut ke


Rumah Sakit saat Pandemi Covid-19. Tersedia pada
https://lifestyle.okezone.com/read/2020/05/29/481/222
1793/ curhat-pasien-radang-mata-takut-ke-rumah-
sakit-saat-pandemi-covid-19. Diakses pada 3 Juli 2020

Supriyatna, Ateng dkk. 2020. Evolusi SARS CoV-2 dalam


Perspektif Wahyu Memandu Ilmu (WMI). LP2M UIN
Sunan Gunung Djati.

Susanto, N. 2020. “Pengaruh Virus COVID-19 terhadap


Bidang Olahraga di Indonesia”. Jurnal Stamina, 3 (3):
147‒148.

Tempo. https://bisnis.tempo.co/read/1333228/dampak-
corona-19-juta pekerja-kena-phk-dan-dirumahkan
Diakses pada 21 Juni 2020.

Tim. 2020. Arti Contact Tracing dan Efektivitas Melacak


Sebaran COVID-19. Diakses 27 Mei 2020, https
://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/ 20200402153
057-284-489671/arti-contact-tracing-dan-efektivitas -
melacak- sebaran-COVID-19

Travers, C. 2011. “Unveiling a Reflective Diary Methodology for


Exploring the Lived Experienxes of Stress and Coping”.
Journal of Vocational Behavior,79 (1) : 205.

138
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. World Health
Organization. (2020). WHO Director-General’s
Opening Remarks at the Media Briefing on COVID-19.
Retrieved 16 Juni 2020 from: https://www.who.int/ dg/
speeches/ detail/ who-director- general – s -
openingremarksat- the-media-briefing-on-covid-19

Velavan dan Meyer. 2020. “The COVID-19 epidemic”. Tropical


Medicine and International Health Journal, 2 (25): 278-
280.

Verhaeghen, P., 2017. Presence : How Mindfulness and


Meditation Shape Your Brain, Mind, and Life. New
York: Oxford University Press.

WHO 2020, Pertanyaan dan Jawaban Terkait Coronavirus,


dilihat 22 Juni 2020, <http://www.who.int/ indonesia/
ners/novel-coronavirus/ga-for-public>

Wibowo, A 2020, Empat Strategi Pemerintah Atasi Covid-19,


diliat 22 Juni 2020, <http://covid19.go.id/
p/berita/empat-strategi-pemerintah-atasi-covid-19>

World Health Organization (2020) Q&A On Coronaviruses


(COVID-19). Available at:https://www.who.int/
emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/
question-and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses
(Accessed: 8 July 2020).

139
Worldometers. 2020. Diakses 12 Juli 2020, https://
www.worldometers.info/coronavirus/>

Worldometers.info. (2020). COVID-19 Coronavirus Pandemic.


Retrieved 16 Juni 2020 from: https://www.
worldometers.info/coronavirus/

Yulianti, A. 2020. Keberlangsungan Usaha RS di Masa


COVID-19: Apakah akan Menuju New-Normal?
Perspektif Learning Organization. Tersedia pada
https://mutupelayanankesehatan.net/19 -headline/
3437- keberlangsungan-usaha-rs-di-masa-covid-19-
apakah- akan- menuju- new-normal- perspektif-
learning-organization. Diakses pada 3 Juli 2020

Yuniartha. 2020. Terdampak Corona Penyerapan Ikan


Budidaya Turun 10%-20%.

140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162

Anda mungkin juga menyukai