Anda di halaman 1dari 29

``

BUBUK ORGANIC SOFT WASTE CITRULLUS LANATUS (SEMANGKA)


UNTUK PENCEGAHAN DINI STUNTING DALAM MENGHADAPI
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) PADA 2030 DAN GENERASI
EMAS INDONESIA

GAGASAN KREATIF YANG DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI


PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT
FAKULTAS

OLEH
LUTFIAH AYUNINGTYAS W IBOWO
NIM 2111020028

1
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO PURWOKERTO
2021

2
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Bubuk Organic Soft Waste Citrullus Lanatus (Semangka) untuk


Pencegahan Dini Stunting dalam Menghadapi Sustainable
Development Goals (SDGs) pada 2030 dan Generasi Emas Indonesia
Bidang Gagasan : Kesehatan
Nama Lengkap : Lutfiah Ayuningtyas Wibowo
NIM : 2111020028
Program Studi : S1 Keperawatan-Profesi
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Dosen Pendamping : Ns. Meida Laely Ramdani, M.Sc.
NIDN :

Purwokerto, 9 November 2022

Dosen Pembimbing,

( Ns. Meida Laely Ramdani, M.Sc.)


NIK.
Penulis,

(Lutfiah Ayuningtyas W)
NIM.2111020028

3
Wakil Dekan I Kemahasiswaan,

(Ns. Sri Suparti, S.Kep., M.Kep)


NIK.2160531

4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan gagasan
kreatif ini tanpa halangan suatu apapun. Pada gagasan kreatif kali ini saya
mengangkat judul “Bubuk Organic Soft Waste Citrullus Lanatus
(Semangka) untuk Pencegahan Dini Stunting dalam Menghadapi Sustainable
Development Goals (SDGs) pada 2030 dan Generasi Emas Indonesia”.

Gagasan kreatif ini disusun untuk mengikuti seleksi mahasiswa


berprestasi jenjang sarjana tahun 2022 tingkat fakultas. Dalam penyusunan
gagasan kreatif ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu dosen Ns. Meida Laely Ramdani, M.Sc. Program Studi


Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan dukungan,
bimbingan, dan motivasi bagi saya terkait penyusunan gagasan kreatif
ini.
2. Ibu saya yang telah mendoakan saya demi kelancaran pembuatan gagasan
kreatif ini.
3. Teman-teman saya yang telah memberikan semangat kepada saya untuk
menyus un gagasan kreatif ini.

Semoga gagasan kreatif yang saya buat dapat memberikan manfaat


kepada kita semua dan dapat diimplementasikan demi kemajuan bangsa.

Purwokerto, 08 November 2022

5
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................4
ABSTRAK............................................................................................................................5
1. LINGKUP PEMBAHASAN...................................................................................7
2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN KEBUTUHAN.................................................9
2.1 Identifikasi Potensi Pencegahan Stunting dengan Bubuk/Serbuk Organic..........9
2.2 Identifikasi Potensi Pemanfaatan Limbah Organic Kulit dan Biji Semangka......10
2.3 Identifikasi Mekanisme dan Metode Bubuk/Serbuk Organic................................11
2.4 Identifikasi Kontribusi Bubuk/Serbuk Organic terhadap SDGs Indonesia……..13
2.5 Identifikasi Rincian Biaya dan Manfaat dalam Bidang Keperawatan………......14
3. RUMUSAN TARGET PEMBANGUNAN............................................................17
4. ANALISIS TARGET...............................................................................................19
5. PENJABARAN RENCANA KERJA.....................................................................22
5.1 Tahap Pencapaian Target.....................................................................................22
5.2 Hambatan dan Solusi Penanganannya..................................................................23
5.3 Penjabaran Informasi Tambahan..........................................................................23
6. VISUALISASI GAGASAN.....................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25
Tabel 1. Tabel Kandungan Nutrisi Kulit dan Biji Semangka..........................................11
Tabel 2 Estimasi Tetap Peralatan Produksi……………………………………………..15
Tabel 2.1 Estimasi Pembelian Bahan Pokok Pengolahan………………………………15
Tabel 2.2 Estimasi Pengeluaran dan Pemasukan Biaya Produksi………………………16
Tabel 2.3 Rancangan Teknik Pembuatan Komoditas Usaha……………………………16
Tabel 3. Konsep SMART dalam gagasan kreatif............................................................18
Gambar 1. Ilustrasi Bubuk Organic..................................................................................20

6
BUBUK ORGANIC SOFT WASTE CITRULLUS LANATUS (SEMANGKA)
UNTUK PENCEGAHAN DINI STUNTING DALAM MENGHADAPI
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) PADA 2030 DAN GENERASI
EMAS INDONESIA

Lutfiah Ayuningtyas Wibowo


Program Studi S1 Keperawatan-Profesi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK :
Salah satu target SDGs (Suistanable Development Goal’s) adalah nomor 3
dengan tujuan memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi
semua usia. Salah satu permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu
upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Saat
ini, Indonesia menjadi negara yang mempunyai masalah Kesehatan, salah satunya
yang umum adalah masalah gizi yang cukup berat yang ditandai dengan banyaknya
kasus gizi kurang. Malnutrisi merupakan suatu dampak keadaan status gizi. Stunting
adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat
gizi masa lalu sehingga termasuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis.
Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia
Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%) dan
menduduki peringkat kelima dunia. (Ronoatmodjo, S., & Hikmahrachim, H. G,
2020)

Alternatif yang dapat digunakan dalam proses pencegahan dini Stunting di Indonesia
bisa dengan berbagai cara, mulai dari pendidikan kesehatan pada Ibu Hamil dan keluarga,
Adapun produk yang bisa menjadi alternatif pencegahan antara lain mengkonsumsi susu
tambah gizi, obat herbal, makanan dengan gizi seimbang, meminum obat zinc, pola
hidup sehat, dan lain-lain. Gizi penting dalam tubuh yang merupakan faktor pertumbuhan
dan perkembangan salah satunya adalah Zink, didukung oleh sumber vitamin lain dan
mineral. Terutama zink atau seng, dalam kasus Stunting, Zink berperan sebagai zat yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak, perkembangan kognitif, psikologis, dan fisik
anak.

7
Kata Kunci : Ibu dan Anak, Stunting, B a l i t a , I b u H a m i l Zinc, Kulit dan Biji
Semangka,

8
1. LINGKUP PEMBAHASAN
Pada tahun 2015, Kepala negara dengan perwalikan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di dunia melanjutkan paradigma
pembangunan global yang bermula Millenium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2000, menjadi Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun
2015. SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan,
perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun
2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi
perubahan iklim. SDGs sendiri memiliki 17 tujuan dengan 169 target spesifik
dengan Good Health and Wellbeing berada diurutan ketiga. Diharapkan
dengan adanya perbaikan kesehatan dan kesejahteraan manusia, dengan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas, akan memberikan dampak pada
peningkatan kesejahteraan & kesehatan yang dapat mengakhiri kemiskinan
dengan peningkatan produktivitas masyarakat yang sehat dan bisa menjadi
kunci pembangunan berkelanjutan.

Indonesia menjadi negara yang mempunyai masalah Kesehatan, salah


satunya yang umum adalah masalah gizi yang cukup berat, ditandai dengan
banyaknya kasus gizi kurang. Malnutrisi merupakan suatu dampak keadaan
status gizi. Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan
dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk dalam masalah
gizi yang bersifat kronis. (Ronoatmodjo, S., & Hikmahrachim, H. G, 2020)

Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat prevalensi stunting nasional


mencapai 30,8 %. Artinya, pertumbuhan tidak maksimal diderita oleh sekitar
8,9 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak Indonesia Indonesia
menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi
stunting. (Riskesdas, 2018)

Stunting masih menjadi kendala pokok gagal tumbuh kembang yang di


alami oleh anak usia di bawah 5 tahun. Stunting di sebabkan karena banyak
faktor di antaranya pengetahuan orang tua yang kurang, sosial ekonomi
keluarga, lingkungan, BBLR, tidak memberikan ASI Ekslusif, asupan sumber
zinc yang kurang pada anak, rendahnya peran kader dalam melakukan edukasi

9
tentang pentingnya imunisasi lengkap dan pola makan. Karena tumbuh
kembang anak di bawah 5 tahun adalah keadaan sangat krusial untuk
bagaimana masa depan mendatang, khususnya pada 3 tahun awal merupakan
masa kejayaan. Stunting merupakan keadaan anak-anak yang terlalu kecil
untuk usianya atau balita dengan skor z kurang dari -2SD/standar gagal
tumbuh sebagai akibat dari malnutrisi kronis atau infeksi berulang. (Halim et
al., 2018)

Defisiensi seng dalam tubuh ini menjadi salah satu factor utama dalam
terjadinya kasus stunting di Indonesia, Zink (Zn) atau seng merupakan zat gizi
esensial yang bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja 10 macam enzim,
sintesa asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid/DNA) dan asam
ribonukleat (ribonucleic acid/RNA), mengikat protein, serta pembentukan
struktur dan fungsi otak. Kekurangan zink akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan, perkembangan otak, serta dapat mengganggu respon tingkah
laku dan emosi. Kekurangan zink pada manusia dapat menyebabkan fungsi
otak menjadi abnormal, gangguan perilaku, dan gangguan respon emosional.
Beberapa Gagasan Keratif juga menemukan bahwa kekurangan asupan zink
berpengaruh terhadap penurunan fungsi kognitif anak. (Benton D, 2015)

Pencegahan stunting di Indonesia sudah sering dilakukan, tapi masih


banyak keluarga yang tidak mampu untuk melakukan pencegahan, karena
permasalahan sosial ekonomi sampai pola asuh salah dari orangtua, maka dari
itu penulis melakukan Gagasan Keratif dan analisis dari pemanfaatan Organic
Soft Waste Citrullus Lanatus (Semangka) berupa Kulit dan Biji Semangka
sebagai alternatif lain untuk pencegahan stunting dalam pemenuhan kebutuhan
seng dalam tubuh, dan kontribusi nya terhadap tujuan Sustainable
Development Goals (SDGs) pada 2030 ini.

Buah semangka memiliki beragam manfaat, salah satu buah yang bebas
lemak dan memiliki kadar air sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat
5,3%, serat 0,2%, dan vitamin A, vitamin C, vitamin B, serta mineral. Kulit &
Biji Semangka adalah limbah lunac organic yang memiliki manfaat diantara
lain vitamin A, vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, dan vitamin C, kalori,

10
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium,
zinc, folat.

2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN KEBUTUHAN


2.1 Identifikasi Potensi Pencegahan Stunting dengan Bubuk dari
Limbah Organic Kulit dan Biji Semangka
Semangka merupakan tanaman dari Famili Cucurbitaceae (labu-labuan)
yang bersifat semusim. Buah semangka telah dibudidayakan 4.000 tahun SM
sehinggga tidak mengherankan apabila konsumsi buah semangka telah meluas
ke semua belahan dunia semangka (Citrullus vulgaris ) atau dalam bahas
inggris di sebut watermellon masih kerabat dekat dengan buah melon
(Cucumis mello) tanaman ini berasal dari afrika tropika (Wijayanto dkk.,
2012)

Buah semangka merupakan salah satu buah yang banyak disukai oleh
masyarakat mengandung air sebanyak 93,4g, protein 0,5g, karbohidrat 5,3g,
lemak 0,1g, serat 0,2g, abu 0,7g, dan vitamin (A, B, dan C) dengan kandungan
vitamin C sebesar 6 mg per 100 g bahan (Gunawan, 2014) kandungan gizi
kandungan air dan kaliumnya yang tinggi pada buah semangka dapat
menetralisasi tekanan darah. Antioksidan, betakaroten dan vitamin C dan
fenolik membantu sel-sel tubuh tetap sehat, serta difungsikan sebagai pangan
fungsional. Konsumsi jus semangka dapat dari memodulasi kerusakan oksidatif
yang disebabkan oleh paparan sinar-X dosis rendah (Atalah. dkk, 2014)

Buah semangka tidak hanya buah dalam nya saja yang dapat dikonsumsi,
ternyata Kulit dan Biji semangka pun dapat dikonsumsi karena memiliki nilai
gizi yang tidak kalah dari buah dalam semangka. Terlebih kandungan Vitamin
dalam kulit dan biji semangka dan kandungan Zink serta Zat Besi 0dalam biji
semangka, dapat menjadi salah satu alternatif pemanfaatan bahan olahan dalam
pencegahan Stunting di Indonesia.

Selain itu, Nilai gizi yang tinggi kulit buah dan biji semangka memiiki
beberapa manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh manusia diantaranya
kesehatan jantung mencegah berbagai jenis kanker, menetralkan tekanan darah

11
tinggi, membuat tidur nyenyak, memperlancar sirkulasi darah, menurunkan
berat badan, membuat kulit tetap sehat, mencegah penuaan, mencegah pengaruh
buruk siar matahari serta dapat mengatas kulit berminyak (Ahmad, 2016).

2.2 Identifikasi Pemanfaatan Limbah Organic Kulit dan Biji


Semangka
Pada umumnya, masyarakat mengkonsumsi Buah Semangka (Citrullus
Lanatus) hanya bagian buah dalamnya saja, bagian kulit semangka dan biji nya
selalu dibuang dan menjadi limbah lunak organic. Padahal limbah dari buah
semangka ini bisa dimanfaatkan dan dapat menguntungkan bagi petani
ataupun pihak yang mengelola limbah buah semangka ini, karena dalam
limbah semangka ini banyak terkandung vitamin, mineral, dan zat-zat yang
baik bagi tubuh serta dapat menjadi alternatif pengobatan herbal atau alami
untuk beberapa penyakit.

Limbah semangka juga sangat berpotensi besar bagi Kesehatan adalah,


biji semangka : memiliki kandungan zat besi, seng, kalium dan vitamin yang
dapat mengatas infeksi kantung kemih dan sangat baik untuk otak, dan daun
semangka : yang dapat membersihkan lambung serta mengobati sakit ginjal
(Riasman, 2012).

Kulit/pulp buah yang didalamnya terdapat zat citrulline. Zat citrulline ini
akan bereaksi dengan enzim tubuh ketika dikonsumsi dalam jumlah yang
cukup banyak lalu diubah menjadi arginin, asam amino non essensial yang
berkhasiat bagi jantung dan kekebalan tubuh (Prahasta, 2009).

Biji yang memilik aroma dimanfaatkan sabagai makanan ringan seperti


kuaci dan kulit semangka yang dapat diolah menjadi bebagai olahan makanan
seperti yohurt, manisan kulit buah semangka, nata de semangka, selai
semangka, kripik semangka da masih banyak yang lainnya (Fardias, 2014)

Biji semangka memiliki nilai gizi yang tinggi bagi tubuh yaitu :
karbohidrat, fenol flavonoid, protein, serat, fosfor, dan zat besi.
Begitupun dengan kulit semangka yang mengandung banyak vitamin dan
mineral.

12
Tabel 1. Tabel Kandungan Nutrisi Kulit dan Biji Semangka
No. Nama Kandungan Jumlah Kandungan
1. Vitamin A -
2. Vitamin B2 -

3. Vitamin B6 -

4. Vitamin E -

5. Vitamin C 6mg/100 g

6. Kalori 158 kkal


7. Lemak 13,3 gram
8. Karbohidrat 4,34 gram
9. Kalsium 15,3 mg
10. Zat Besi 2,06 mg
11. Magnesium 146 mg
12. Fosfor 214 mg

13. Kalium 184 mg


14. Zinc 2,9 mg
15 Folat 16,4 mcg
16. Protein 8 gram

Berdasarkan data literature diatas, perlu adanya inovasi


untuk meningkatkan daya guna limbah kulit dan biji semangka
selain dibuang menjadi sampah atau menjadi pupuk organik.

2.3 Identifikasi mekanisme dan metode Bubuk dari Limbah Organic


Kulit dan Biji Semangka

Pengaplikasian dalam pengolahan dan pemanfaatan Limbah


Semangka (Citrullus Lanatus) sangat beragam, bisa dijadikan gel, nata, kuaci,
jelly, cookies, langsung makan, bahkan bubuk/serbuk. Limbah yang
digunakan dalam Gagasan Keratif ini adalah biji semangka dan kulit semangka
sebagai Bubuk Organic.

Selain menjadi alternatif pencegahan Stunting, metode pemanfaatan

13
Limbah Organic Semangka (Citrullus Lanatus) ini juga mudah didapatkan dan
menjadi salah satu cara pengurangan limbah lunak organic, dan
pengaplikasian dari re-use limbah yang biasanya dibuang oleh kebanyakan
masyarakat.

Metode yang digunakan pun relative mudah, bahkan dapat dikelola dan
diolah secara mandiri, bahan limbah pun mudah didapatkan diberbagai
daerah dan Kawasan dengan pemasokan produsen dari petani buah langsung
atau bisa dipenjual buah biasa.

Proses pengolahan atau pemasakan Bubuk dari Limbah Organic kulit dan
biji semangka bisa dilakukan oleh produsen besar seperti dari para pedagang
atau dilakukan secara mandiri dengan 2 metode yang dipilih penulis :

a. Kulit dan Biji Semangka (Citrullus Lanatus) dijemur hingga kering,


dioven atau disangrai dan kemudian langsung dihancurkan dengan alat blender
supaya menjadi serbuk atau bubuk

b. Kulit dan Biji Semangka dipanaskan/dioven/disangrai dihaluska


menggunakan blender dengan air kelapa atau air matang, kemudian hasil cair
nya disaring dan dimasak dipanci di api kecil, dengan menggunakan gula pasir
yang sebanding dengan cairan hasil blender, yaitu 1:1. Ketika cairan Kulit dan
Biji Semangka sudah mengental, masukkan gula pasir dan dimasak hingga
tekstur cairan menjadi adonan lengket dan mengering. Adonan kering itu
kemudian diblender atau dihaluskan hingga berbentuk serbuk/bubuk.

Sebelum pengolahan tersebut pun Limbah Organic Kulit dan Biji


Semangka harus melewati proses strelisisasi dengan dibersihkan terlebih dahulu
memakai air bersih mengalir/air garam/ air cuka, kemudian direbus diair
mendidih sekitar 10-15 menit dan dibilas Kembali dengan air bersih mengalir.

Setelahnya, biji semangka harus dikeringkan dahulu, dengan disangrai,


dioven, atau dijemu, dan kulit semangka dikeringkan atau dioven dahulu jika
menggunakan metode pertama, dan direbus diair mendidih dulu jika
menggunakan metode yang kedua.

2.4 Identifikasi kontribusi Bubuk Organic Soft Waste dari Limbah

14
Citrullus Lanatus (Semangka) terhadap tujuan Sustainable
Development Goals (SDGs) di Indonesia
Status gizi pada anak merupakan permasalahan kesehatan malnutrisi
hampir di seluruh negara berkembang tidak terkecuali Indonesia. UNICEF
(2019) menyatakan bahwa status gizi atau malnutrisi anak terdiri dari 3 (tiga)
yaitu underweight merupakan kekurangan berat badan pada usianya, stunting
adalah rendahnya rasio tinggi terhadap umur dan wasting yakni rendahnya rasio
berat terhadap tinggi.

Penurunan stunting ditargetkan pada Sustainable Development Goals


(SDGs) tahun 2030 dan menggantikan Millenium Development Goals (MDGs)
yang berakhir pada tahun 2015. Mishra et al (2019) dalam Gagasan Keratifnya
menyebutkan bahwa 12 dari 17 tujuan (goals) SDGs secara langsung maupun
tidak langsung adalah terkait dengan kekurangan gizi terutama pada tujuan
(goals) kedua yaitu tanpa kelaparan (zero hunger). Komitmen negaranegara
SDGs termasuk Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan ini dimulai dari
anak-anak yaitu dengan memastikan mereka dapat tumbuh bebas dari
kemiskinan, dengan sehat terdidik, merasa bahagia dan aman yang merupakan
dasar untuk menciptakan manusia dewasa yang dapat berkontribusi kepada
ekonomi negaranya. Dalam hal ini kesehatan anak yang diprioritaskan adalah
masalah penurunan prevalensi stunting.

Perbaikan dalam status gizi tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi


kerja melalui peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program
kesehatan serta gizi terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada
peningkatan GNP (Gross National Product) melalui pertumbuhan ekonomi,
yakni dengan bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak
langsung melalui tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan (Tjiptoherijanto,
1994)

Maka dari itu, harapan hasil observasi Gagasan Keratif ini dapat
menciptakan solusi alternatif untuk Stunting di Indonesia yang bermanfaat
dalam tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030 di Indonesia
dan menciptakan generasi emas, cerdas, dan berkualitas terbebas dari Stunting

15
.

2.5 Identifikasi Manfaat dan Peran Perawat dalam Pencegahan


Stunting dengan Produk Bubuk/Serbuk Organic
Stunting merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan anak yang terlalu
rendah. Stunting atau terlalu pendek berdasarkan umur adalah tinggi badan yang
berada di bawah minus dua standar deviasi (<-2SD) dari tabel status gizi WHO child
growth standard (Kemenkes RI, 2017).

Kejadian Stunting di Indonesia pun tidak semata karena perekonomian yang


kurang saja, ditemukan faktor penyebab stunting yaitu asupan energi rendah sebanyak,
penyakit infeksi sebanyak, asupan protein rendah sebanyak, dan tidak ASI Ekslusif
sebanyak, ibu yang bekerja sebanyak Faktor tersebut disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pemenuhan gizi. Faktor penyebab stunting pendidikan
ibu rendah, pendidikan ayah rendah, mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang
konsumsi gizi, diperlukan lintas sektor dalam penanganannya. Faktor BBLR, imunisasi
tidak lengkap, ayah yang tidak bekerja dan status ekonomi tidak hanya menjadi faktor
penyebab terjadinya stunting anak usia 25– 60 bulan. Pola asuh pun dapat menjadi
pengaruh meningkatnya kejadian stunting di Indonesia, karena acap kali orangtua
dengan ekonomi cukup pun abai terhadap tumbuh kembang anak dan abai akan tanda-
tanda stunting .

Dalam sector Kesehatan khususnya keperawatan, Stunting juga menjadi issue


dan topik hangat hingga saat, terlebih promosi Kesehatan mengenai stunting tidak
jarang hanya menjadi pengetahuan lewat yang tidak diterapkan oleh orangtua, dimana
disinilah peran perawat penting yang mana sebagai Advocat, Educator, Penyuluh,
Komunikator yang sejalan dengan tujuan dalam penelitian ini.

Selain itu, adanya gagasan kreatif produk Bubuk/Serbuk Organic ini diharapkan
juga bisa menjadi salah satu alternatif peluang bisnis dan edukasi dari dan untuk
perawat, yang dapat memberikan profit , serta income outcome yang bermanfaat juga
bagi perawat maupun masyarakat yang memanfaatkannya, dengan estimasi rincian
biaya dan profit sebagai berikut :

16
Tabel 2. Estimasi tetap peralatan produksi

No. Komponen/Item Satuan Harga Satuan (Rp) Biaya


(Rp)/bulan

1. Kompor 1 - -
2. Gas 2 76.000 152.000.000
3. Wajan/Panci 2 - -
4. Sutil 2 - -
5. Piring dan Sendok 2 - -
6. Mangkok 3 - -
7. Gelas 1 - -
8. Pisau dan Talenan 1 - -
9. Saringan 2 - -
10. Blender 1 - -
11. Plastic Ziplock Pouch 15 12.000 48.000
(jika perlu)
TOTAL 200.000

Tabel 2.1 Estimasi pembelian bahan pokok pengolahan

No. Bahan-Bahan Jumlah Harga Satuan Biaya


(Rp) (Rp)/bulan

1. Air Kelapa 3 Liter 30.000 90.000


2. Semangka 3 buah 20.000 60.000
3. Air Matang 3 Liter - -
4. Gula Pasir 3 kg 8.000 24.000
TOTAL 174.000

17
Tabel 2.2 Estimasi Pengeluaran dan Pemasukan Biaya Produksi

No. Bahan-Bahan Jumlah Harga Biaya


(Rp)/bulan

1. Pengeluaran - - 370.000
2. Pemasukan (Penjualan 1 Pouch 15.000- 450.000-600.000/bulan
Produk) 20.000/hari

Tabel 2.3 RancanganTeknik Pembuatan Komoditas Usaha

Start Pengemasan Pemasaran

Perencanaan Pengujian Penjualan secara


produk keamanan produk online/offline

Persiapan alat Job description


Pengolahan bahan
dan bahan dan selesai

18
3. RUMUSAN TARGET PEMBANGUNAN
Berdasarkan uraian potensi dan kebutuhan lingkungan yang sudah
dijelaskan, rumusan target pembangunan dalam mewujudkan gagasan
ini meliputi :
a. Membuat Bubuk/Serbuk dengan menggunakan limbah Kulit
dan Biji Semangka untuk alternatif pencegahan dini Stunting di
Indoensia, sebagai salah satu perwujudan SDGs tujuan ke-3,
sebagai bentuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita.
Hal ini dilaksanakan dengan mendayagunakan limbah kulit dan
biji semangka yang memiliki kandungan berbagai vitamin,
mineral, magnesium, zat besi, dan zink agar meningkatkan
taraf penurunan angka stunting di Indonesia
b. Memenuhi kebutuhan lingkungan dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan
limbah kulit dan biji semangka terkhusus di sekitaran daerah
Purwokerto. Bubuk/Serbuk Organic ini dapat digunakan dengan
praktis, serta efisien karena teksturnya yang mudah diseduh,
dan dapat pula menjadi tambahan atau campuran dimakanan
atau minuman lain, seperti tepung, cookies, hingga ice cream.
c. Sasaran yang dicanangkan tersebut bersifat SMART. Konsep
SMART (Spesific, Measurable, Achieveable, Realistc, dan
Time-bound) adalah sebuah konsep karakteristik sasaran yang
efektif dan efisien.

19
Tabel 3. Konsep SMART dalam gagasan “Bubuk/Serbuk
Organic”
Konsep SMART dalam ROMA Keterangan

Spesific Target gagasan yaitu upaya SDG’s yang


merupakan percepatan dari tujuan MDGs
dengan sasaran utama dalam bidang
kesehatan pada pencegahan dini stunting
di Indonesia. Gagasan ini memberikan
perhatian khusus pada kesehatan Ibu dan
Bayi atau Anak. Bubuk/Serbuk dapat
menjadi alternatif untuk pencegahan dini
Stunting yang disebabkan oleh malnutrisi
atau kurangnya gizi Ketika Ibu Hamil dan
Anak lahir dengan terganggunya system
pertumbuhan anak dengan ciri fisik
pendek dan perlambatan perkembangan
system kognitif dan psikologis anak.
Kandungan Zink dalam Limbah Organic
ini menjadi fungsi utama pencegahan
Stunting. Pada pembuatan Bubuk/Serbuk
ini melibatkan berbagai pihak
dan stakeholder, diantaranya peneliti,
akademisi, dan dinas kesehatan daerah,
puspernas, dan dukungan dari pemerintah.
Measure Kandungan Zink dalam Biji Semangka
sebesar 2,9% dengan berbagai vitamin
dan lainnya juga terdapat di Kulit dan Biji
Semangka. Zat Zink ini memiliki peran
sebagai salah satu zat untuk pertumbuhan
anak. Sehingga dapat digunakan untuk
sediaan bubu/serbuk organic ini

20
Acceptable Bubuk/Serbuk Organic Limbah Citrullus
Lanatus ini merupakan bentuk sediaan
yang praktis digunakan bagi Ibu Hamil
dan Anak karena tekstur nya yang serbuk
sehingga memudahkan dalam
penggunaan dan pembawaan. Selain itu
juga bernilai ekonomis karena
menggunakan bahan yang berasal dari
limbah buah semangka (Citrullus
Lanatus) dan dapat diproduksi secara
mandiri.

21
Realistic Bubuk/Serbuk Organic ini merupakan
bentuk sediaan yang bekerja
secara efisien. Bubuk yang
dicanangkan ini menggunakan sistem
segmenting dan targeting.
Pengolahan Limbah Organic
Citrullus Lanatus ini relative mudah
secara alat dan bahan, perkembangan
zaman dan teknologi juga
memudahkan Bubuk/Serbuk ini
untuk dikelola dan dikembangkan.
Vitamin-vitamin, Zink, dan
Kandungan Nutrisi lainnya juga
berperan sebagai mediator imunitas
selain dari perkembangan.

Time-bound Sediaan Bubuk/Serbuk Organic dari


Limbah Kulit dan Biji Citrullus
Lanatus ini membutuhka n waktu
sekitar 1-2 tahun hingga mencapai
uji pra klinik.

4. ANALISIS TARGET
Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan
yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Terdapat 38 target SDGs di
sektor kesehatan yang perlu diwujudkan. Fokus dari seluruh target tersebut
antara lain gizi masyarakat, sistem kesehatan nasional, akses kesehatan
dan reproduksi, Keluarga Berencana (KB), serta sanitasi dan air bersih .
Salah satu permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya
penurunan angka Stunting. Target SDGs tahun 2030 salah satunya adalah
Stunting yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu
menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta
mencapai ketahanan pangan.
Target Pasar Produk adalah Ibu Hamil, Balita, dan Anak karena
pemenuhan kebutuhan gizi pada Ibu Hamil dan Balita maupun Anak-anak
adalah hal yang sangat penting dan krusial. Pasalnya di Indonesia sendiri,
kemiskinan atau kesenjangan sosial ekonomi masih menjadi factor masalah
utama. Banyak juga masyarakat yang abai dan mewajarkan adanya kasus

22
Stunting, bahkan tidak sadar bahwa Anak mereka atau seorang anak itu
mengalami Stunting karena kurang nya edukasi dan Pendidikan Kesehatan pada
orang tua khususnya. Disinilah peran kita, selaku Mahasiswa Kesehatan dan
semua Tenaga Kesehatan untuk mencanangkan Kembali bahaya dari Stunting,
salah satunya dengan pemenuhan kebutuhan gizi Ibu Hamil dan Balita dengan
zat gizi, vitamin, mineral, zink, dan berbagai macam. Terlebih zink adalah zat
gizi yang berperan pada pertumbuhan, perkembangan baik kognitif, psikologis,
dan fisik. Maka dari itu perlu banyak penelitian untuk menemukan solusi,
alternatif, atau terobosan untuk menangani atau mencegah adanya kasus
Stunting, khusunya di sector pangan.

Kulit dan Biji Semangka merupakan limbah lunac organic yang ternyata
memiliki banyak manfaat dari berbagai vitamin, diantara lain vitamin A, vitamin
B2, vitamin B6, vitamin E, dan vitamin C, kalori, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, zinc, folat. (Prahasta, 2009 dan

United States Department of Agriculture (USDA)

Gambar 1. Ilustrasi Bubuk Organic

Defisiensi Zn dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, dermatitis,


pertumbuhan lambat, kematangan seksual lambat, infertilitas dan
imunodefisiensi. Kejadian ini dikaitkan dengan perubahan fungsi sistem tanggap
kebal, seperti menurunnya fungsi sel B dan T, menurunnya fagositosis dan
menurunnya produksi sitokin. Pada defisiensi Zn yang parah ditandai dengan
menurunnya fungsi tanggap kebal dan meningkatnya kejadian infeksi. Zn

23
mampu berperan di dalam meningkatkan respon tanggap kebal secara
nonspesifik maupun spesifik. Peran respon tanggap kebal non-spesifik melalui
aktivitas fagositosis yang diperantarai oleh sel netrofil dan monosit. Sedangkan
peran respon tanggap kebal spesifik meliputi humoral maupun seluler yang
diperantarai oleh sel limfosit B maupun sel limfosit T. Pemberian Zn mampu
meningkatkan kinerja sel leukosit, melalui stimulasi produksi tumor necrosis
factor-alpha (TNF-α) oleh sel monosit, sehingga kemampuan fagositosis
meningkat. Selain itu, Zn juga mampu meningkatkan produksi limfokin yang
menyebabkan sel limfosit mampu berdiferensiasi dan berproliferasi.

24
5. PENJABARAN RENCANA KERJA
5.1 Tahap Pencapaian Target
Tahap 1 : Persiapan alat dan bahan.
Alat dan bahan digunakan untuk melakukan proses sortasi, grading,
dan purifikasi untuk memisahkan komponen nanopartikel yang bersifat
toksik atau tidak, dilanjutkan dengan pengolahan dengan metode
dikeringkan dan diblend untuk menghasilkan bubuk/serbuk
Tahap 2 : Sortir, Grading, dan Purifikasi
Kulit dan Biji Semangka yang sudah dikumpulkan, dibersihkan dan
dilakukan sortir dengan memilih kulit atau biji yang masih kayak untuk
digunakan Kembali dengan objektif. Grading pada Kulit dan Biji
Semangka dengan mengelompokkan kulit dan biji yang memiliki
kualitas dan mutu tinggi, kemudiah dilakukan Purifikasi bahan-bahan
tersebut. Dengan menggunakan larutan campuran dari baking soda, air
cuka, air kunyit dan bubuk garam sebagai bahan dasar purifikasi.
Setelah proses sortir hingga purifikasi, bahan biji dan kulit semangka
selanjutnya dijemur hingga kering atau di oven untuk kemudian
dihasilkan bubuk/serbuk
Tahap 3 : Melakukan Evaluasi sediaan yang meliputi pengujian
keamanan pangan, pengujian kandungan gizi pangan,), isi netto, dosis,
dan toksisitas.
Tahap 4 : Uji praklinik dan uji klinik
Uji praklinik dilakukan untuk mengetahui keefektifan bubuk/serbuk
organic limbah Citrullus Lanatus. Dilakukan pada uji coba hewan mencit,
kemudian dilanjutkan untuk uji klinik fase 1,2,3 dan 4. Setelah lolos uji
klinik dan praklinik bubuk/serbuk dapat dijadikan sebagai sediaan
alternatif pemenuhan gizi Ibu Hamil dan Anak/Balita

25
5.2 Hambatan dan Solusi Penanganannya
Kemungkinan hambatan yang akan terjadi adalah harus
banyak dilakukan uji coba mengenai bubuk organic ini, baik
secara keamanan pangan dan efektivitasnya, karena
penggunaannya yang diberikan kepada ibu hamil dan balita
atau anak-anak khususnya, agar faktor resiko dapat
diminimalisir. Dengan hambatan tersebut, maka perlu
dilakukannya kerja sama dengan dinas terkait untuk bantuan
subsidi pemerintah dalam proses pembuatan bubuk/serbuk
organic ini sehingga mendapatkan bantuan dana dan dapat
diperjualbelikan di pasaran. Diperlukannya pula kerjasama
antara beberapa elemen masyarakat, civitas akademika,
stakeholder, puspernas, dan para peneliti lainnya agar dapat
mengkaji lebih dalam mengenai tingkat efektifitasnya.
5.3 Penjabaran Informasi Tambahan

Pembuat Gagasan

Dinas Kesehatan,Bidan Petani Buah Institut Lembaga


Perawat/Tenaga Medis
Dosen Perruan Tinggi
Pendamping Pengabdian
Puspernas
Masyarakat

Staff Peneliti

26
6. VISUALISASI GAGASAN
Visualisasi gagasan yang digunakan dapat didasarkan pada kerangka
SAHABAT (Sasaran-Hambatan-Bantuan-Tindakan). Visualisasi ini
untuk memudahkan pembaca dalam memahami gagasan yang
ditawarkan oleh penulis. Visuasalisasi tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Situasi Saat ini SAsaran

Batasan Lingkungan : Specific : Target gagasan yaitu upaya SDG’s yang


merupakan percepatan dari tujuan MDGs dengan
sasaran utama dalam bidang kesehatan pada
Lingkungan dari penerapan gagasan ini pencegahan dini stunting di Indonesia. Gagasan ini
adalah limbah kulit dan biji semangka memberikan perhatian khusus pada kesehatan Ibu dan
(Citrullus Lanatus) disekitar daerah Bayi atau Anak. Bubuk/Serbuk dapat menjadi
alternatif untuk pencegahan dini Stunting yang
Purwokerto dan pembuat gagasan dengan disebabkan oleh malnutrisi atau kurangnya gizi Ketika
fokus SDG’s tujuan ke-3 mengenai Ibu Hamil dan Anak lahir dengan terganggunya
kesehatan dengan lebih memperhatikan system pertumbuhan anak dengan ciri fisik pendek dan
perlambatan perkembangan system kognitif dan
upaya penurunan kasus Stunting dalam psikologis anak. Kandungan Zink dalam Limbah
mengatasi Tanpa Kemiskinan dan Tanpa Organic ini menjadi fungsi utama pencegahan Stunting
Kelaparan dalam goal SDGs melalui
alternatif pencegahan dini Stunting di Measure : Kandungan Zink dalam Biji Semangka
Indonesia. sebesar 2,9% dengan berbagai vitamin dan lainnya
juga terdapat di Kulit dan Biji Semangka. Zat Zink
Potensi Lingkungan : berperan sebagai salah satu zat untuk pertumbuhan
anak.
Selama ini, angka produksi buah Acceptable : Bubuk/serbuk organic mudah digunakan,
semangka di Indonesia juga terus praktis serta dengan tekstur yang mudah dikonsumsi
meningkatan. Jumlah produksi dan dan ekonomis mudah diterima oleh masyarakat.
permintaan pasar terhadap buah semangka
Realistic : Penggunaan Bubuk/serbuk Organic dapat
untuk konsumsi rumah tangga maupun bekerja efisien, dengan kandungan bahan herbal resiko
industri menjadikan kulit dan biji buah dapat diminimalisir.
semangka sebagai salah satu limbah yang
banyak ditemukan di lingkungan, yaitu HAmbatan
sebesar 30-40%. Dari hasil pengamatan
limbah kulit dan biji semangka tersebut Perlu biaya penelitian yang cukup besar serta
dukungan beberapa pihak dan kerjasama. Serta
tidak dimanfaatkan lagi hanya dijadikan
perlu dilakukan uji coba berulang kali karena
sampah dan sebagai limbah buangan penggunaan kepada ibu hamil, balita, dan anak-
ataupun pupuk organik. Berdasarkan hal anak, agar efek samping dan resiko dapat
itu Bubuk/Serbuk Organic merupakan diminimalisir. Dengan uji coba terkait keamanan
salah satu cara tepat untuk mengatasinya pangan dan bahan serta keamanan konsumsi

BAntuan
Adanya hibah penelitian guna mendukung program
serta sosialisasi bertahap mengenai program oleh
pemangku kepentingan (stakeholder)

Tindakan
Terdapat 3 tahapan untuk mencapai sasaran :
27 1. Pembuatan Bubuk/serbuk Organic,
2. Uji Klinik, praklinik.
3. Sosialisasi, distribusi dan promosi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Yahya. 2016. Rahasia Sukses Berbisnis dan Budidaya Semangka.


Cetakan pertama. PT.PALAPA Villam Media. Yogyakarta. Hal 1-13.
Atalah, Eduardo, Hugo Amigo, and Patricia Bustos. 2014. ―Does Chile‟ S
Nutritional Situation Constitute a Double Burden 1 – 4.‖ The
American journal of clinical nutrition 100(1): 1623S–1627S. Doporto,
María Cecilia, Fernanda Sacco, Sonia
Benton D. The Influence of Dietary Status on The Cognitive Performance of
Children. Molecular Nutrition & Food Research. 2015;54(4):457-70.
Fardias. 2014. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertaniaan Bogor. Hal 123-211
Gunawan, Ikhsan. 2014. “Analisis Pendapatan Usahatani Semangka
(Citrullus vulgaris Schard) di Desa Rambah Muda Kecamatan
Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.” Jurnal SungkaiVol 2 : 52-63.
Halim, L. A., Warouw, S. M., & Manoppo, J. I. C. (2018). Hubungan Faktor-
Faktor Risiko Dengan Stunting pada Anak Usia 3-5 Tahun di Tk/Paud
Kecamatan Tuminting. Jurnal Medik Dan Rehabilitasi, 1, 1–8.
HAYATI, A.W. dan H. RIMBAWAN. 2002. Konsumsi pangan dan seng,
serta determinan status seng ibu hamil di Kecamatan Leuwiliang dan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Forum Pascasarjana, Bogor.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 25: 233 – 253
HELGE, K. and L. RINK. 2003. Zinc-altered immune function. J. Nutr. 133:
1452S – 1456S.
Hikmahrachim, H. G., Rohsiswatmo, R., & Ronoatmodjo, S. (2020). Efek
ASI Eksklusif terhadap Stunting pada Anak Usia 6-59 bulan di
Kabupaten Bogor tahun 2019. Jurnal Epidemiologi Kesehatan
Indonesia, 3(2), 77–82. https://doi.org/10.7454/epidkes.v3i2.3425
Kemenkes RI.(2017). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. Pusat
Data dan Informasi:Jakarta.
Prahasta, A.S. 2009. Agribisnis Semangka. Pustaka Grafika: Bandung

28
Rahardja, K. (2021). analisis faktor-faktor yang mempengaruhi balita stanting
dan pencegahannya pada masa pandemi. 3(2)
Riasman, U. 2012, Isolasi Dan Karakterisasi Pektin Dari Kulit Buah
Semangka (Citrullus Lanatus), Skripsi, Kimia Fmipa Universitas
Tadulako, Palu. Hal 32-36.
Tjiptoherijanto, P. (1994). Ekonomi Kesehatan. Rineka Cipta
Wahyuni, D., & Fithriyana, R. (2020). Pengaruh Sosial Ekonomi Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Kualu Tambang Kampar.
PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 20–26.
https://doi.org/10.31004/prepotif.v4i1.539
Wijayanto T, Yani WR, Arsana MW. 2012. Respon Hasil dan Jumlah Biji
Buah Semangka (Citrullus vulgaris) dengan Aplikasi Hormon
Giberelin (GA3). Jurnal Agroteknos. 2(1):57–62.

29

Anda mungkin juga menyukai