Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


DI SMPN 8 KOTA KEDIRI

Disusun dalam rangka melaksanakan tugas


Mata kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pembimbing :
Triatmi Andri Yanuarini, M.Keb

Kelompok :

1. Sinta Effelia Agatra P17321181007


2. Reka Shafna Wahyuningtyas P17321183016
3. Natasya Farhana Niam P17321183033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMPN 8 Kota Kediri ini telah disahkan
pada:
Hari/Tanggal : …………………….

Dosen Pembimbing

Triatmi Andri Yanuarini, M.Keb


NIP. 198101282005012002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMPN 8 Kota
Kediri. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Susanti Pratamaningtyas, M.Keb selaku Kaprodi Kampus IV Poltekkes Kemeks
Malang
2. Triatmi Andri Yanuarini, M.Keb selaku Dosen Pembimbing
3. Budianto selaku Kepala Sekolah SMPN 8 Kota Kediri
4. Serta semua pihak yang telah membantu.
Kami berharap proposal ini dapat bermanfaat sebagai penunjang terlaksananya acara
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi.

Kami berharap proposal ini dapat bermanfaat sebagai penunjang terlaksananya acara
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi. Kami menyadari bahwa proposal ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan proposal ini.

Kediri, 15 April 2020


DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................6
1.3. 1Tujuan Umum.........................................................................................6
1.3. 2Tujuan Khusus .......................................................................................6
1.4. Manfaat ..........................................................................................................6
BAB II KONSEP TEORI ..............................................................................................
2.1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja.........................................................7
2.3. Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Remaja .................................................9
2.4. Sistem Organ Reproduksi Pada Laki – Laki dan Perempuan.........................9
2.5. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja................................................9
2.6. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.......................................................10
2.7. Peran dan Tugas Bidan Dalam Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja.....10
BAB III METODE KEGIATAN SAP ..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang me
libatkan perubahan berbagai aspek seperti bio logis dan psikologis. Menurut BKKBN
(2013) remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan pesat pada aspek fisik,
psikologis dan juga intelektual. Beberapa karakteristik remaja yaitu memiliki
keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta berani menanggung
risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. permasalahan
pada remaja, salah satunya adalah permasalahan mengenai kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat fisik, mental, dan sosial secara utuh,
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
proses reproduksi. Sedangkan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan bagian
terpadu dari program kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia. Program terpadu ini
secara khusus bertujuan untuk mengatasi masalah terkait pernikahan dini, kehamilan
tidak diinginkan, konsumsi tembakau dan alkohol, serta HIV-AIDS (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan data dari KPAI (2016) menunjukkan bahwa jumlah kasus anak dan
remaja sebagai korban prostitusi online di Indonesia adalah sebanyak 83 kasus pada
tahun 2014 dan 117 kasus pada tahun 2015. Sedangkan kasus anak sebagai korban
Eksploitasi Seks Komersial Anak (ESKA) adalah sebanyak 46 kasus pada tahun 2014
dan 72 kasus pada tahun 2015. Kasus pornografi dan cyber cryme pada anak adalah
sebanyak 322 kasus pada tahun 2014, 463 kasus pada tahun 2015 dan 315 kasus pada
Januari-Juli tahun 2016. Komisioner KPAI Jasra Putra mengungkapkan, data
menunjukkan bahwa pihaknya menemukan 218 kasus kekerasan seksual anak pada tahun
2015. Sementara pada 2016, KPAI mencatat terdapat 120 kasus kekerasan seksual
terhadap anak – anak. Kemudian pada tahun 2017 tercatat sebanyak 116 kasus.
Banyaknya jumlah kasus anak dan remaja tersebut tidak dapat ditangani tanpa adanya
kerjasama dengan berbagai pihak. Noviana (2015) menyebutkan bahwa penanganan
kekerasan seksual terhadap anak memerlukan kerjasama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. BKKBN (2013) mengungkapkan bahwa remaja yang mengaku mempunyai
teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah usia 14-19 tahun sebesar
34,7% perempuan dan 30,9% laki-laki. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 terdapat
sebanyak 2,6% perkawinan pertama dilakukan pada usia kurang dari 15 tahun dan 23,9%
usia perkawinan pertama berada pada usia 15-19 tahun. Angka kehamilan pada remaja
umur kurang 15 tahun adalah sebesar 0,02% dan kehamilan pada usia 15-19 tahun
sebesar 1,97% (Kemenkes, 2015). Hal tersebut menunjukkan kesadaran anak dan remaja
terhadap pentingnya kesehatan reproduksi remaja di Indonesia masih jauh tertinggal.
Berdasarkan data tersebut maka sekolah merupakan lembaga potensial untuk
penyampaian penyuluhan kesehatan reproduksi remaja. Sekolah memiliki peran penting
dalam pendidikan, sehingga pengetahuan dan pemahaman mengenai materi pembelajaran
menjadi kunci dalam keberhasilan proses pendidikan. Selain menyampaikan materi
pembelajaran di dalam kelas, sekolah juga memiliki tugas untuk mendidik siswa menjadi
pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu sekolah juga memiliki peran dalam pembentukan
karakter peserta didik. Utomo dan McDoland (2009) menyatakan bahwa program
pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi di Indonesia belum komprehensif. Hal
tersebut dikarenakan pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi di Indonesia lebih
fokus pada aspek biologis dan pencegahan penyakit menular.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja?

1.3 Tujuan Penyuluhan


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang kesehatan reproduksi pada remaja
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi diharapkan siswa siswi
SMPN 8 Kota Kediri mampu:
1. Memahami tentang definisi kesehatan reproduksi
2. Mengetahui Perubahan yang terjadi pada masa remaja
3. Mengetahui Sistem organ reproduksi laki laki dan perempuan
4. Mengetahui Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi
5. Mengetahui Masalah kesehatan reproduksi remaja
6. Memahami Penanganan masalah kesehatan reproduksi remaja
7. Mengetahui Peran bidan dalam masalah kesehatan reproduksi remaja

1.4 Manfaat Kegiatan

Dapat turut mewujudkan remaja Indonesia yang sehat dan bertanggung jawab, mampu
membentuk remaja yang bisa memenuhi tantangan era globalisasi, serta ikut serta dalam
menurunkan angka kasus seksualitas pada remaja.
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja


Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta
proses reproduksi. (Harapah, 2003). Menurut Mariana Amiruddin, definisi kesehatan
reproduksi adalah sekumpulan metode, teknik, dan pelayanan yang mendukung
kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah
kesehatan reproduksi yang mencakup kesehatan seksual, status kehidupan dan hubungan
perorangan, bukan semata konsultasi dan perawatan yang berkaitan dengan reproduksi
dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti
tumbuh ka arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah
masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja
adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut
masa peralihan. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa
dewasa. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai
definisi tentang remaja, sebagai beikut:
1) Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah jika anak berusia 12
sampai 24 tahun.
2) Usia remaja menurut UU perlindungan anak no. 23 tahun 2002 adalah 10–18
tahun.
3) Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah bila
seorang anak telah mencapai umur 10–18 tahun (untuk anak perempuan) dan 12–20
tahun (untuk anak laki-laki).
4) Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang
sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Tujuan dari program kesehatan
reproduksi remaja secara eksplisit dinyatakan untuk meningkatkan pemahaman,
pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi,
guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan
berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang.

2.2 Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Remaja


2.2.1 Perubahan Fisik
Pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk pertumbuhan
organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga
mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
a. Tanda-tanda seks primer
Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan organ
seks (terjadinya haid pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah pada remaja
laki-laki). Haid dianggap sebagai petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi
anak perempuan menjadi matang.
b. Tanda-tanda seks sekunder
Tanda-tanda seks sekunder pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara,
timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, dada lebih besar, badan
berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat,
kulit lebih halus dan pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya
ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan
kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
2.2.2 Perubahan Emosional
Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok social
menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan
minat dan pola tingkah laku. Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.remaja
menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab akan
resikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.
2.3 Sistem Organ Reproduksi Pada Laki-Laki Dan Perempuan
2.3.1 Laki-Laki

1. Skrotum
Skotrum merupakan organ genitalia eksterna ( yang ada di luar tubuh)
yang dapat dilihat dari luar. Bagian ini berupa kantung yang disusun oleh kulit
tipis dan fascia superficial. Dari luar skrotum nampak seperti sebuah kantung kulit
yang dipisahkan ke arah lateral oleh sekat tengah yang disebut rafe. Sedangkan di
bagian dalam skrotum ini dipisahkan oleh suatu sekat (septum) menjadi dua buah
kantung yang masing-masing berupa sebuah testis. Sekat pemisah tersebut terdiri
atas fascia superficial dengan jaringan kontraktil yang disebut dartos yang terdiri
dari ikatan serabut-serabut polos. Dartos juga terdapat pada jaringan subkutan
( bawah kulit) skrotum yang secara langsung berhubungan dengan jaringan
subkutan dinding abdomen. Dartos inilah yang menyebabkan skrotum mengkerut
bila berkontraksi. Lokasi skrotum dan kontraksi serabut-serabut ototnya dapat
mengatur temperatur testes.
2. Testis
Adalah organ reproduksi laki-laki yang dapat menghasilkan sperma dan
hormon testoteron. Produksi dan kehidupan sperma memerlukan temperatur
yang lebih rendah dari temperatur tubuhnya. Kerena skrotum terletak di luar
rongga tubuh, maka temperaturnya selalu di bawah temperatur tubuh. Dalam
skrotum juga terdapat kremaster suatu otot serat lintang yang kecil dan dapat
mengangkat testes mendekati rongga pelvis bila dalam keadaan dingin. Dengan
demikian testis akan dapat menyerap panas dari tubuh. Untuk menghilangkan
kelebihan panas akan terjadi proses sebaliknya. Testes Laki-laki memiliki
sepasang kelenjar testes yang berbentuk oval dengan panjang kira-kira 5 cm,
diameter 2,5 cm dan berat 10-15 gram. Pada waktu embrio testes berkembang
pada dinding abdomen bagian posterior dan biasanya akan memasuki skrotum
setelah 32 minggu (8 bulan), namun belum turun seluruhnya, sampai tiba masa
kelahiran. Tetstes ditutupi oleh lapisan padat dari jaringan fibrosa putih yang
disebut tunica albuginea.

3. Sel Sperma atau Spermatozoa


Sel sperma dihasilkan kira-kira 300 juta per hari dan bila telah memasuki
alat reproduksi wanita dapat hidup 18 jam di dalam saluran telur atau alat
reproduksi wanita. Sel sperma ini memiliki adaptasi yang sangat tinggi untuk
dapat mencapai dan menembus sel telur. Sel sperma terdiri atas kepala, bagian
tengah dan ekor.

4. Saluran - saluran
Di dalam testis sel sperma yang telah matang akan bergerak melalui
tubulus seminiferuus yang bergulung ke saluran yang lurus dan akhirnya ke
jaringan tubulus yang disebut reletestis. Sperma ini selanjutnya akan diangkut ke
luar testis melalui saluran-saluran tertentu.
a. Epididimis .
Sel sperma akan keluar testis melalui saluran-saluran efferent dalam
epididimis ke dalam satu saluran yang disebut saluran epididimis. Saluran
epididimis secara langsung berhubungan dengan saluran deferens. Fungsi
saluran epididimis ini adalah sebagai tempat pematangan sperma.
b. Saluran (vas) deferen
Saluran ini menembus saluran inguinal (canalis iguinalis) dan masuk ke
dalam rongga pelvis kemudian turun ke sebelah permukaan posterior dari
kantung kemih. Bagian ujung dari saluran deferens disebut ampula. Fungsi
saluran deferens ini adalah menyimpan sperma sampai beberapa bulan
c. Saluran eyakulasi.
Sebelah posterior dari kantung kemih terletak saluran eyakulasi. Saluran
ini panjangnya kira-kira 2 cm dan dibentuk oleh gabungan saluran dari
seminal vesikel dan saluran deferens. Saluran eyakulasi akan mendorong
sperma ke dalam saluran uretra prostatik
d. Uretra
Uretra merupakan ujung saluran dari sistem reproduksi laki-laki, yang
berfungsi sebagai saluran sperma dan urine.

5. Kelenjar-Kelenjar Tambahan
Sebagaimana telah diuraikan, bahwa saluran-saluran pada organ
reproduksi laki-laki berfungsi sabagai tempat penyimpanan dan alat transportasi
sperma, maka kelenjar-kelenjar tambahan berfungsi untuk mensekresikan cairan
sperma. Misalnya saja kantung sperma (seminal vesicle) terdapat satu pasang,
memiliki struktur menyerupai kantong yang berlekuk-lekuk dan terletak di
bagian posterior kantung kemih. Kelenjar ini berfungsi untuk mensekresikan
cairan kental yang bersifat alkalis dan kaya akan fruktosa.

6. Cairan sperma (semen)


Cairan sperma sering disebut juga air mani merupakan campuran dari
sperma dan sekresi dari kantung sperma, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbourethral. Rata-rata cairan sperma yang dikeluarkan pada satu eyakulasi
kira-kira 2,5 – 6 ml dengan jumlah sperma 50-100 juta/ml.
7. Penis
Penis digunakan untuk mentransfer sperma ke dalam vagina. Ujung distal
penis mem-besar disebut glans, bagian ini ditutupi oleh kulit yang terpisah
dinamakan prepuse. Secara internal penis disusun oleh tiga jaringan masa
silindris yang diikat bersama-sama oleh jaringan fibrosa. Dua masa di bagian
dorsolateral disebut corpora cavernosa penis dan masa yang lebih kecil di bagian
midventral disebut corpus spongiosum penis. Ketiga jaringan tersebut
mengandung banyak sinus-sinus pembuluh darah dan dapat berereksi

2.3.2 Perempuan

1. Ovarium
Ovarium disebut juga sebagai gonad wanita merupakan bagian yang
berfungsi untuk memproduksi sel telur haploid melalui proses pembelahan
reduksi (meiosis). Organ ini merupakan sepasang kelenjar yang berbentuk oval
terletak di sebelah atas rongga pelvis masing-masing satu buah di sisi uterus.
Ovarium ini akan selalu dalam posisinya karena diikat oleh ligamenligamen dan
menempel pada ligamen lebar uterus oleh dua lapisan peritoneum yang melipat di
sebut mesovarium. Mesovarium ini mengelilingi ovarium dan ligamen ovarium
Bagian-bagian yang terdapat pada ovarium di antaranya :
a. Epithelium germinatum lapisan epitel kuboiadl sederhana yang menutupi
permukaan ovarium. Lapisan ini berfungsi sebagai sumber folikel ovarium.
b. Tunica albugenia merupakan pembungkus yang terbuat dari jaringan ikat
kolagen, terletek di sebelah bawah epithel germinatum.
c. Stroma merupakan jaringan ikat yang terletak di sebelah bawah tunica
albugenia. Terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar disebut korteks dan
lapisan dalam disebut medula. Pada bagian kortektes terdapat folikel-folikel
ovarium
d. Folikel ovarium adalah ovum dan jaringan-jaringan di sekitarnya yang
terdapat dalam bermacam-macam tingkat perkembangan
e. Folikel graf suatu kelenjar endokrin yang berasal dari ovum yang telah
matang. Bagian ini menghasilkan hormon estrogen.
f. Corpus luteum kelenjar tubuh yang berkembang dari folikel graff setelah
terjadinya ovulasi. Bagian ini menghasilkan hormon-hormon progesteron,
estrogen dan relaksin. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
ovarium merupakan gonad yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan
hormon-hormon kelamin wanita seperti progesterone, estrogen dan relaksin.

2. Saluran Uterin
Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium akan diteruskan ke dalam uterus
melalui saluran uterin (fallopian) yang sering juga disebut saluran telur (oviduct).
Saluran ini panjangnya kira-kira 10 cm terletak antara lipatan – lipatan ligamen
lebar (broad ligament) uterus. Di bagian ujung distal masing-masing saluran
terdapat suatu bagian terbuka berbentuk corong yang disebut infundibulum,
letaknya dekat dengan ovarium namun tidak menempel. Infundibulum dikelilingi
oleh rumbai-rumbai dari tonjolan menyerupai jari-jari yang disebut fimbriae. Dari
infudibulum saluran telur akan diteruskan ke uterus dan menempel dibagian
lateral sudut atas uterus. Pada saluran telur ini terdapat bagian yang paling lebar
dan paling panjang disebut ampula, sedangkan bagian yang sempit pendek dan
berdinding rapat yang bersatu dengan uterus disebut isthmus. Secara histologis,
saluran telur terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan paling dalam disebut nurkosa
yang disusun oleh sel-sel kolumnar bersilia yang diduga berfungsi untuk
membantu pergerakan dan nutrisi sel telur. Lapisan tengah dinamakan muskularis,
disusun oleh otot polos yang rapat

3. Uterus
Uterus merupakan tempat implatansi sel telur yang telah dibuahi, bahkan
perkembangan fetus sampai saatnya dilahirkan juga terjadi di dalam uterus ini.
Uterus terletak di antara kantung kemih dan rektum, bentuknya menyerupai buah
pir yang terbalik.
Secara anatomi uterus dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a. Fundus merupakan bagian yang paling atas.
b. Badan merupakan bagian utama dari uterus
c. Cervix merupakan bagian paling bawah yang langsung berhubungan dengan
vagina.

4. Vagina
Vagina merupakan tempat keluarnya aliran haid dan tempat menerima
penis selama terjadinya koitus. Selain itu vagina merupakan organ yang berotot,
berbentuk tabung dan dibatasi oleh selaput mukosa. Panjangnya kira 10 cm yang
memanjang dari cervix sampai ke vestibula, bagian atas secara langsung
berhubungan dengan uterus. Mukosa vagina banyak mengandung glikogen
melalui proses dekomposisi dapat menghasilkan asam-asam organic. Asam-asam
organic ini menyebabkan pH di daerah vagina menjadi asam sehingga dapat
menghambat pertumbuhan mikro.

5. Vulva
Vulva atau pudendum merupakan kumpulan dari beberapa organ, genitalia
eksternal wanita.
Bagian-bagian tersebut meliputi :
a. Veneris ( mons pubis)
Suatu daerah yang ditumbuhi oleh rambut kemaluan yang kasar. Terletak
diatas symphysis pubis sebelah depan vagina dan lubang uretra.
b. Labium mayor
Terdapat dua buah merupakan lipatan longitudinal kulit yang meluas kearah
bawah dan ke arah belakang. Labium mayor ini homolog dekan skortum yang
dimiliki oleh laki-laki, mengandung jaringan lemak, kelenjar minyak, dan
kelenjar keringat. Ke arah tengah dari labium mayor terdapat dua buah
kelipatan membran mukosa yang disebut labium minor. Labium ini tidak
memiliki rambut dan lemak, hanya memiliki beberapa kelenjar keringat
namun banyak memiliki kelenjar minyak.
c. Klitoris
Suatu masa kecil berbentuk silindris dari jaringan epitel dan syaraf. Terletak
sebelah anterior, bersatu dengan labium minor. Lapisan kulit disebut prepuce
dibentuk pada titik pertemuan labium minor dan menutupi badan klitoris.
d. Vestibula
Celah yang terdapat di labium minor. Di dalam vestibula ini terdapat himen
(selaput), lubang veginal uretra, dan lubang-lubang dari beberapa saluran.
Lubang vagina merupakan bagian yang paling besar pada vestibula dan
dibatasi oleh hymen.

2.4 Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi

Perubahan fisik selama pubertas harus diikuti dengan perawatan, kebersihan dan
kesehatan fisik, terutama alat-alat reproduksi. Selama masa haid remaja perempuan
disarankan untuk memakan makanan yang mengandung banyak zat besi (bayam, hati,
buah-buahan, dll) karena selama masa haid perempuan dapat mengalami anemia atau
kekurangan zat besi dalam darah. cara-cara memelihara kebersihan guna/manfaat
memelihara kebersihan.

2.4.1 Perempuan
a) Selama haid, menggunakan pembalut wanita untuk menampung darah haid.
Pembalut dapat dibeli di toko ataupun dibuat dengan kain bersih.
b) Mengganti pembalut empat jam sekali, atau lebih sering selama masa haid.
c) Setiap kali buang air, siramlah (basuh) alat kelamin dengan air yang bersih atau
pengganti tissue).
d) Setelah buang air besar,bersihkan alat kelamin dari depan ke belakang, bukan
sebaliknya, agar sisa kotoran tidak masuk ke alat kelamin.
e) Jangan sering menggunakan antiseptik/cairan pembunuh kuman untuk mencuci
alat kelamin,khususnya vagina, karena akan mematikan mikro-organisme yang
secara alami dapat melindungi vagina
f) Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat.
g) Mengganti celana dalam dua kali sehari.
h) Gunakan celana dalam yang menyerap keringat.

2.4.2 Laki-Laki
a) Mandi secara teratur dua kali sehari.
b) Mengganti celana dalam dua kali sehari dan gunakan celana dalam yang
menyerap keringat.
c) Membersihkan anus dan penis dengan air bersih setiap kali buang air besar
maupun kecil.
d) Sunat dapat mencegah penumpukan kotoran (disebut smegma) di penis
e) Bagi yang belum disunat, kulit penutup penis ditarik kebelakang agar bagian
dalam
penis dapat dicuci dengan air bersih setiap kali mandi.
f) Tidak menggunakan celana dalam yang ketat. Celana ketat dapat mengganggu
stabilitas suhu testis di dalam buah zakar

2.5 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu akan berdampak pada
kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan seksualitas terintegrasikan ke dalam
kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak reformasi bergulir hal ini telah diupayakan oleh
sejumlah pihak seperti organisasi-organisasi non pemerintah (NGO), dan juga pemerintah
sendiri (khususnya Departemen Pendidikan Nasional), untuk memasukkan seksualitas
dalam mata pelajaran ’Pendidikan Reproduksi Remaja’; namun hal ini belum sepenuhnya
mampu mengatasi problem riil yang dihadapi remaja.
Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi
oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain :
1. Perkosaan.
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak
hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan
mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk
menunjukkan bukti cinta.

2. Free sex
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks
bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat
memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human
Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada
rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun
mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas
biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan
remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja
terkait kesehatan reproduksi ini.

3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)


Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-mitos
seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar
merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak
akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga
dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.

4. Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum
waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi
provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu,
ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi
karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami
KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap
menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula
pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan kehamilan.

6. Perkawinan dan kehamilan dini


Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi orang
tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja
perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil
di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik
maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan
menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan. Perempuan dengan usia
kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan gizi
dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak merata,
antara janin dan ibu yang masih dalam tahap proses pertumbuhan.

7. IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS


IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui
hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri
bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya.
Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ
reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan
kematian.
2.6 Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki menggunakan
pendekatan siklus kehidupan. Berdasarkan masalah yang terjadi pada setiap fase kehidupan,
maka upaya-upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi remaja sebagai berikut :
1. Gizi seimbang.
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.
4. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA.
5. Pernikahan pada usia wajar.
6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
7. Peningkatan penghargaan diri.
8. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

2.7 Peran Dan Tugas Bidan Dalam Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Peran bidan adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari
jawaban dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh remaja sehingga bidan harus memiliki
pengetahuan dan wawasan yg cukup. Contoh peran yang bisa dilakukan oleh bidan adalah:

a. Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan


kliennya.
b. Membangun komunikasi dengan remaja.
c. Ikut serta dalam kelompok remaja
d. Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
e. Memberikan informasi yang selengkap- lengkapnya pada remaja sesuai dengan
kebutuhannya.
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Kesehatan reproduksi remaja


Sub pokok Bahasan :
1.Definisi kesehatan reproduksi remaja
2.Perubahan yang terjadi pada masa remaja perempuan
3.Sistem organ reproduksi pada perempuan
4.Cara menjaga kesehatan reproduksi
5.Masalah kesehatan reproduksi remaja
6.Penanganan masalah kesehatan reproduksi remaja

Sasaran : Kelas VII A,B,C,D,E ( pewakilan 1 orang perempuan setiap kelas)


Jumlah Sasaran : 5 Siswa
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 April 2021
Waktu : 08.00 WIB – 08.30 WIB
Tempat : Kelas SMPN 8 Kota Kediri
Penyuluh : Bidan Sinta dan Bidan Natasya
Diagnosa yang terkait dengan topik/pokok bahasan :
Siswa SMPN 8 Kota Kediri masih sangat minim tentang pengetahuan terhadap kesehatan
reproduksi remaja dan cara menjaga kesehatan reproduksi pada remaja .

A. Analisa Situasi
Berdasarkan data dari KPAI (2016) menunjukkan bahwa jumlah kasus anak dan
remaja sebagai korban prostitusi online di Indonesia adalah sebanyak 83 kasus pada tahun
2014 dan 117 kasus pada tahun 2015. Sedangkan kasus anak sebagai korban Eksploitasi Seks
Komersial Anak (ESKA) adalah sebanyak 46 kasus pada tahun 2014 dan 72 kasus pada
tahun 2015. Kasus pornografi dan cyber cryme pada anak adalah sebanyak 322 kasus pada
tahun 2014, 463 kasus pada tahun 2015 dan 315 kasus pada Januari-Juli tahun 2016.
Komisioner KPAI Jasra Putra mengungkapkan, data menunjukkan bahwa pihaknya
menemukan 218 kasus kekerasan seksual anak pada tahun 2015. Sementara pada 2016, KPAI
mencatat terdapat 120 kasus kekerasan seksual terhadap anak – anak. Kemudian pada tahun
2017 tercatat sebanyak 116 kasus. Banyaknya jumlah kasus anak dan remaja tersebut tidak
dapat ditangani tanpa adanya kerjasama dengan berbagai pihak. Berdasarkan data yang
dilakukan saat observasi di SMPN 8 kota Kediri, tercatat hampir 20% siswanya telah
melakukan hubungan seks pranikah hal tersebut terjadi karena siswa mengenal dan melihat
video pornografi melalui handpone. Hal ini terbukti masih dapat ditemukan pada handpone
siswa yang terkena razia masih banyak di dapatkan video pornografi dan video tersebut
biasanya dilihat bersama- sama dengan teman 1 kelas saat jam istirahat atau saat jam kosong
mata pelajaran. Tidak hanya itu, kebanyakan siswa mengabaikan cara menjaga kesehatan
reproduksi pada remaja yang mana hal tersebut sangat berbahaya pada kesehatan reproduksi
remaja.

B. Masalah
Bagaimana pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja?

C. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja selama 30
menit, diharapkan siswa – siswi SMPN 8 Kota Kediri dapat mengerti tentang
kesehatan reproduksi remaja

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, siswa – siswi SMPN 8
Kota Kediri diharapkan mampu :
1) Menjelaskan kembali tentang definisi kesehatan reproduksi remaja
2) Menyebutkan kembali perubahan yang terjadi pada masa remaja perempuan
3) Menyebutkan kembali 3 dari 5 sistem organ reproduksi pada perempuan
4) Menjelaskan kembali cara menjaga kesehatan remaja perempuan
5) Menyebutkan kembali 5 dari 7 masalah kesehatan reproduksi remaja

D. Isi Materi (Lampiran I)

1. Definisi kesehatan reproduksi remaja


2. Perubahan yang terjadi pada masa remaja perempuan
3. Sistem organ reproduksi pada perempuan
4. Cara menjaga kesehatan reproduksi perempuan
5. Masalah kesehatan reproduksi remaja
6. Penanganan masalah kesehatan reproduksi remaja

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media Penyuluhan (Lampiran II)


1. Laptop dan LCD (Power Point)
2. Poster
3. Stiker
G. Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran


Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Penyuluh memulai penyuluhan dengan 2. Memperhatikan
memberikan salam 3. Mengerjakan pre-test
2. Memperkenalkan diri 4. Memperhatikan
5 menit 3. Memberikan soal Pre-test 5. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
5. Menyebutkan materi yang akan diberikan

Pelaksanan : 1. Memperhatikan
1. Menjelaskan 2. Memperhatikan
definisi kesehatan reproduksi remaja 3. Mengajukan
2. Menjelaskan pertanyaan dan
perubahan yang terjadi pada masa remaja mendengarkan
perempuan jawaban
3. Menjelaskan 4. Ikut berpartisipasi
sistem organ reproduksi pada remaja dalam penyuluhan

15 menit perempuan
4. Menjelaskan
cara menjaga kesehatan reproduksi
perempuan
5. Menjelaskan
masalah kesehatan reproduksi remaja
6. Menjelaskan
penanganan masalah kesehatan reproduksi
remaja
Evaluasi : 1. Mengerjakan soal

7 menit 1. Memberikan soal Post post-test


Test
3 menit Penutup: 1. Memperhatikan
1. Menyampaikan hasil kesimpulan 2. Memperhatikan
2. Mengucapkan terimakasih atas perhatian 3. Membalas salam
yang diberikan
3. Mengucapkan salam penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Peserta hadir berjumlah
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di kelas
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta konsentrasi mendengar penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan
benar
3. Evaluasi Hasil
a) Peserta diberikan pre test dengan 10 soal belum dilakukan penyuluhan di
dapatkan hasil 2 anak mendapatkan nilai 70, 1 anak mendapatkan nilai 60, dan 2
anak mendapatkan nilai 50
b) Peserta diberikan post test dengan soal yang sama sebanyak 10 soal di dapatkan
3 anak mendapat nilai 100 dan 2 anak mendapatkan nilai 90.
Lampiran 1

Materi Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Perempuan


A. Defnisi Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta
proses reproduksi. (Harapah, 2003). Menurut Mariana Amiruddin, definisi kesehatan
reproduksi adalah sekumpulan metode, teknik, dan pelayanan yang mendukung
kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah
kesehatan reproduksi yang mencakup kesehatan seksual, status kehidupan dan hubungan
perorangan, bukan semata konsultasi dan perawatan yang berkaitan dengan reproduksi
dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti
tumbuh ka arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah
masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja
adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut
masa peralihan.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
B. Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Remaja Perempuan
1. Perubahan Fisik
Pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk pertumbuhan
organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga
mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
a. Tanda-tanda seks primer
Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks
(terjadinya haid pada remaja putri .Haid dianggap sebagai petunjuk pertama
bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang.
b. Tanda-tanda seks sekunder
Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan
bulat, kulit lebih halus dan pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri
sekunder lainnya ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih
aktif, dan sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat
2. Perubahan Emosional
Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok social
menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan
minat dan pola tingkah laku. Bersikap ambivalen terhadap setiap
perubahan.remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut
bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan kemampuannya untuk
mengatasinya.
C. Sistem Organ Reproduksi Pada Perempuan
a. Ovarium
Ovarium disebut juga sebagai gonad wanita merupakan bagian yang berfungsi
untuk memproduksi sel telur haploid melalui proses pembelahan reduksi
(meiosis).

b. Uterus

Uterus merupakan tempat implatansi sel telur yang telah dibuahi, bahkan
perkembangan fetus sampai saatnya dilahirkan juga terjadi di dalam uterus ini

c. Vagina

Vagina merupakan tempat keluarnya aliran haid dan tempat menerima penis
selama terjadinya koitus.

d. Vulva

Vulva atau pudendum merupakan kumpulan dari beberapa organ, genitalia


eksternal wanita. Bagian-bagian tersebut meliputi :

1. Veneris ( mons pubis)

suatu daerah yang ditumbuhi oleh rambut kemaluan yang kasar.

2. Labium mayor

terdapat dua buah merupakan lipatan longitudinal kulit yang meluas


kearah bawah dan ke arah belakang.
3. Klitoris

suatu masa kecil berbentuk silindris dari jaringan epitel dan syaraf

4. Vestibula

celah yang terdapat di labium minor.

D. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Perempuan


a. Selama haid, menggunakan pembalut wanita untuk menampung darah haid.
Pembalut dapat dibeli di toko ataupun dibuat dengan kain bersih.
b. Mengganti pembalut empat jam sekali, atau lebih sering selama masa haid.
c. Setiap kali buang air, siramlah (basuh) alat kelamin dengan air yang bersih atau
pengganti tissue).
d. Setelah buang air besar,bersihkan alat kelamin dari depan ke belakang, bukan
sebaliknya, agar sisa kotoran tidak masuk ke alat kelamin.
e. Jangan sering menggunakan antiseptik/cairan pembunuh kuman untuk mencuci
alat kelamin,khususnya vagina, karena akan mematikan mikro-organisme yang
secara alami dapat melindungi vagina
f. Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat.
g. Mengganti celana dalam dua kali sehari.
h. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat.

E. Masalah kesehtan reproduksi remaja


1. Perkosaan.

Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk
dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta.

2. Free sex

Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks
bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat
memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human
Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada
rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun
mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya.

3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-mitos seputar
masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar
merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak
akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga
dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.
4. Aborsi

Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum


waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi
provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu,
ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi
karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami
KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap
menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula
pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan kehamilan.

5. Perkawinan dan kehamilan dini

Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi orang
tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja
perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil
di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik
maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan
menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan. Perempuan dengan usia
kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan gizi
dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak merata,
antara janin dan ibu yang masih dalam tahap proses pertumbuhan.

6. IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS

IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan
seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri bisa menular
dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak yang
ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi,
keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

F. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


1. Gizi seimbang.
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.
4. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA.
5. Pernikahan pada usia wajar.
6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
7. Peningkatan penghargaan diri.
8. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
Lampiran II

1. Poster
ii. Stiker
Lampiran III
Nama: ……………………………
Kelas: ……………………………

1. Apakah definisi dari Kesehatan Reproduksi ?


a. Keadaan sehat fisik dan jasmani
b. Keadaan sehat baik fisik, mental/jasmani, dan sosial seseorang baik wanita maupun
pria
c. Kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal
yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi.
d. Kesehatan mental

2. Apa saja perubahan seksual sekunder pada wanita?


a. Mengalami menstruasi
b. Payudara menonjol
c. Tumbuhnya bulu-bulu rambut pada bagian tertentu
d. B dan C benar

3. Apa Perubahan seksual primer pada wanita?


a. Menstuasi
b. Buah dada mulai berkembang
c. Jerawatan
d. Suara menjadi halus

4. Apa Saja Akibat buruk dari perilaku seks bebas?


a. Hamil Diluar Nikah
b. Terkena Penyakit Kelamin seperti HIV, sifilis, kencing nanah
c. Dosa Besar dan Mengecewakan Orang Tua
d. Semua benar

5. Berapa kali mengganti pembalut yang benar ?


a. 1 kali sekali
b. 2 kali sekali
c. 3 kali sekali
d. 4 kali sekali

6. Cara membersihkan alat kelamin yang benar setelah buang air besar yaitu?
a. Dari belakang ke depan
b. Dari depan ke belakang
c. Dari samping ke depan
d. Dari belakang ke samping

7. Upaya apa yang dapat menangani masalah kesehatan reproduksi remaja?


a. Memenuhi asupan gizi seimbang
b. Ketergantungan obat NAPZA
c. Pernikahan dini
d. Melakukan free sex

8. Berikut tidak termasuk masalah kesehatan reproduksi remaja adalah


a. Pemerkosaan
b. Free sex
c. Kehamilan tidak diinginkan
d. Malas

9. Berikut yang tidak benar tentang fungsi vagina adalah


a. Menghasilkan sel telur
b. Tempat tumbuhnya bulu
c. Keluarnya aliran haid
d. Tempat janin berkembang

10. Yang termasuk organ genetalia luar wanita adalah


a. Vagina
b. Uterus
c. Ovarium
d. Klitoris
Daftar Pustaka

Djama, Nuzliati Tahir.2017. Kesehatan Reproduksi Remaja. Vol. 10 No. 1 Jurnal Kesehatan.
Diakses 18 April 2021

Hanifa Fitriana, Pulung Siswantara . 2018. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Smpn
52 Surabaya. Vol 13,No.1 Indonesian Journal of Public Health. Diakses 17 April 2021

Promosi Kesehatan. 2018. Pentingnya Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi.


https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-menjaga-kebersihan-alat-reproduksi( diakses 18 April
2021)

Rahayu Atikah, Meitria Syahadatina Noor.2017. Buku ajar kesehatan reproduksi remaja dan
lansia. Surabaya: Airlangga University Press.

Rosyida, Desta Ayu Cahya. (2019). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja dan


wanita. Yogyakarta: Pustaka Baru

Sutarno, Nono. Modul 1 Reproduksi Manusia. http://repository.ut.ac.id/4358/1/PEBI4525-


M1.pdf (diakses 17 April 2021)

Anda mungkin juga menyukai