Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KESEHATAN REMAJA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas
dengan dosen pengampu : Ahmad Yami, S.KP., M.Kep., Sp.Kom.

Disusun Oleh :
Yolanda 220110166017 Indah Farida 220110166025
Leni Restianti 220110166018 Julli Risgian 220110166026
Nindia R 220110166019 Shopia Puji L 220110166027
Toni Arisandi 220110166020 Widi Naluri Arti 220110166028
Lisna Ramadhanti 220110166021 Sifa Nur Afriani 220110166029
Indri Anggraeni 220110166022 Evi Novianti 220110166030
Anbar Fitriani 220110166023 Juliana Chandra P 220110166031
Maridha Dainty 220110166024 Nia Kurniasih 220110166032
Angkatan 2016

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN KAMPUS GARUT
2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT atas Rahmat
Taufiq dan Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Kesehatan
Remaja.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penyususnan
makalah ini khususnya kepada semua dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas.

Garut, 1 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Data Kesehatan Remaja ....................................................................... 4
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Permasalahan Pada Remaja ....... 6
C. Karakteristik dan tanda bahaya dari permasalahan pada remaja ........ 8
D. Isu dan permasalahan pada remaja ....................................................... 9
E. Menanggulangi isu dan permasalahan remaja ..................................... 11
F. Indikator Kesehatan Remaja ................................................................ 13
G. Program untuk Meningkatkan Kesehatan Remaja ............................... 13
H. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Remaja .................................. 18
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 20
B. Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah keadaan baik
seluruh badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit. WHO (2012)
menyatakan definisi sehat adalah keadaan sejahtera yang meliputi fisik,
mental dan social yang tidak hanya bebas dari sakit atau kecacatan.
Kesehatan bukan hanya berkaitan dengan penyakit tetapi mempunyai dimensi
yang lebih luas. Yaitu selain dimensi fisik (biologis), juga berkaitan dengan
dimensi mental (perilaku) dan sosial (lingkungan) yang keseluruhannya
saling mempengaruhi (Kaplan, dkk., 1993), sedangkan menurut Sarafino
(1990) dalam tinjauannya memandang remaja sebagai kelompok yang
mempunyai banyak risiko yang berkaitan dengan kualitas kesehatannya.
Kondisi tersebut disebabkan adanya karakteristik yang spesifik dalam proses
perkembangannya yaitu dengan tingkat kemampuan kognitif dan
penalarannya telah mampu memahami dan memutuskan sesuatu secara logis,
tetapi di sisi lain mendapat tekanan kelompok sebayanya (peer-pressure) yang
membawa kepada perilaku yang kurang rasional.
Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,
remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Pada
buku-buku Pediatri, pada umumnya mendefi nisikan remaja remaja adalah
bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan
dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut Diknas, anak dianggap remaja
bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah
menengah (Soetjiningsih, 2004).
Terdapat beberapa tahapan pada saat remaja. Pertama, masa remaja
awal/dini (early adolescence) sekitar umur 11-13 tahun. Masa ini ditandai
dengan peningkatan cepat pertumbuhan dan pematangan fi sik. Kedua, masa
remaja pertengahan (middle adolescence) sekitar umur 14-16 tahun. Masa ini
ditandai dengan hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas, timbulnya

1
2

keterampilan berpikir yang baru, peningkatan pengenalan terhadap datangnya


masa dewasa dan keinginan untuk memapankan jarak emosional dan
psikologis dengan orang tua. Ketiga, masa remaja lanjut (late adolescence)
sekitar umur 17-20 tahun. Masa ini ditandai dengan persiapan untuk berperan
sebagai orang dewasa, termasuk klarifikasi tujuan pekerjaan dan internalisasi
suatu sistem nilai pribadi (Soetjiningsih, 2004).
Dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan pada remaja, diperlukan
suatu pendekatan yang lebih bersifat bermuatan edukatif untuk bimbingan ke
arah pola perilaku sehat. Jonas (dalam Prokop, dkk., 1991) menyatakan
bahwa diperlukan suatu interaksi yang komunikatif antara para profesional di
bidang kesehatan dengan para pasien usia remaja. Dalam melakukan
pelayanan kesehatan diperlukan perhatian pada aspek personal karena
mempunyai peran yang sama besar dengan kecanggihan teknologi di bidang
kesehatan.
Berbagai permasalahan yang terjadi pada remaja dipengaruhi oleh
berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka, baik dimensi biologis,
kognitif, moral dan psikologis serta pengaruh dari lingkungan sekitar. Saat ini
hal yang menonjol pada remaja adalah dari sudut pandang kesehatan
(Howard, et al., 2010; Stern, 2007; Fine, 2007). WHO (2012) menyebutkan
semakin berkembangnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja, yang
menyangkut seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar
nikah atau kehamilan tidak diinginkan, aborsi, dan pernikahan usia muda.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan pola perilaku
remaja, perlu dikembangkan suatu model yang memenuhi aspek preventif,
promotif, dan kuratif. Faktor yang penting dalam model pelayanan tersebut
adalah persepsi dan sikap para penyaji kesehatan terhadap karakteristik
perilaku dan kebutuhan remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana data global dan nasional mengenai kesehatan remaja?
2. Apa saja indikator capaian terkait kesehatan remaja secara internasional
dan nasional?
3

3. Apa saja program yang ada untuk mengatasi kesehatan remaja baik
nasional ataupun internasional?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi pencapaian target pada kesehatan
remaja?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui data global dan nasional mengenai kesehatan remaja
2. Untuk mengetahui indikator capaian terkait kesehatan remaja secara
internasional dan nasional
3. Untuk mengetahui program yang ada untuk mengatasi kesehatan remaja
baik nasional ataupun internasional
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pencapaian target pada
kesehatan remaja
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Data Kesehatan Remaja
Kesehatan remaja merupakan masa kritis untuk mengembangkan
perilaku yang relevan terhadap kesehatan (Nyaronga & Wickrama, 2009:
Ozer & Irwin, 2009). Banyak perilaku remaja yang mungkin dapat
mengganggu kesehatan remaja, atau sebaliknya kegiatan yang dapat
meningkatkan kesehatan remaja.
Menurut WHO tahun 2015, kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia
menurut sensus penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari
jumlah penduduk, dan 1,2 milyar (18%) dari jumlah penduduk dunia.
Sedangkan di Jawa Barat jumlah remaja usia 10-24 tahun pada tahun 2008
mencapai 11.662.000 orang, dan data populasi remaja di Garut itu sendiri
sebanyak 446.136 orang usia 10-19 tahu, pada tahun 2017.
Data konseling MLR-PKBI Jawa Barat (2001-2006), dari 18084 kasus
konsultasi yang diakses melalui berbagai layanan sebanyak 4945 remaja
meminta informasi seputar seksualitas, 980 remaja melakukan HUS
pranikah, 196 remaja mempertanyakan virginitas, 3752 remaja melakukan
aktivitas mengarah pada HUS, 222 remaja mengalami KTD (Kehamilan
Tidak Diinginkan), 17 remaja menderita HIV/AIDS, 27 remaja tertular IMS
(infeksi seks menular) dan 47 remaja melakukan aborsi.
1. Angka Kematian Remaja
Di Amerika Serikat, rata-rata kematian pada tahun 1986, kematian
meningkat lebih dari 300% pada umur masa remaja awal ke akhir masa
remaja tercermin dalam kenaikan oleh karena kecelakaan motor 400%,
pembunuhan 400% dan bunuh diri 600%. Angka kematian rata-rata
remaja laki-laki hampir 2 kali dari remaja wanita. Kecelakaan, bunuh
diri dan pembunuhan sebanyak 75% dari angka kematian selama
dekade kedua masa kehidupan. Jumlah kecelakaan lebih dari separuh
kematian terjadi pada dekade kedua. Kebiasaan mengemudi dengan
risiko, termasuk mengemudi di bawah pengaruh alkohol, berjumlah

4
5

mendekati 50% dari kecelakaan fatal. Di sini terdapat kenaikan dalam


kejadian olahraga selain alkohol yaitu kematian lain karena luka
kecelakaan yang berhubungan dengan rekreasi termasuk bersepeda,
skateboard, kapal layar dan renang. Jumlah bunuh diri 6% (1,5/100000
pada tahun 1986) dari kematian usia 10-14 tahun. Antara usia 1519
tahun, bunuh diri sejumlah 12% (10,2/100000) dari kematian. Di antara
remaja kulit putih, terdapat kenaikan yang besar untuk bunuh diri pada
kelompok remaja yang lebih tua pada laki-laki kulit putih, ratarata
18,2/100000.
Di antara remaja kulit hitam, bunuh diri merupakan 5 besar
penyebab kematian. Jumlah pembunuhan 6% (1,5/100000) dari
kematian kelompok usia 10-14 tahun. Di antara usia 15-19 tahun,
jumlah pembunuhan 12% (10/100000) dari kematian; di antara laki-laki
kulit hitam mempunyai penyebab utama, sejumlah 39% (32/100000)
dari kematian. Para remaja yang terdapat di daerah metropolitan suka
untuk membuat korban pembunuhan. Pembunuhan sering terjadi pada
anak laki-laki yang suka berkelahi antar kelompok umur dan ras
(keturunan) yang sama. Sebagian besar penyebab kematian yang bukan
merupakan kekerasan selama masa remaja adalah penyakit
kardiovaskular (1,3/100000) untuk usia 1014 tahun, dan (2,7/100000
untuk usia 15-19 tahun) dan keganasan maligna 3,3/100.000 untuk usia
1014 tahun dan 4,6/100000 untuk usia 15-19 tahun.
2. Angak Kesakitan Remaja
Penyebab utama morbiditas selama dekade kedua dari kehidupan
dengan 3 kebiasaan yang membawa risiko; penyalahgunaan obat,
aktifitas seksual dan penggunaan kendaraan bermotor/rekreasi. Di sini
ada 3 kebiasaan yang sering dipandang sebagai fenomena tersendiri dan
mempunyai hubungan dekat dengan para dokter sebagai masalah teknis
tersendiri tanpa suatu pengertian yang tumpang tindih di antara ketiga
kebiasaan risiko tersebut. Penambahan morbiditas selama masa remaja
termasuk penyakit kronis, masalah kesehatan reproduksi yang
6

berhubungan dengan perkembangan fisiologi normal dan permulaan


hubungan seksual serta masalah kesehatan mental.
a. Jangka pendek
1) Kecanduan nikotin, berkurangnya kadar kolesterol lipoprotein
densitas tinggi, penyakit respirasi kronis, penurunan hasil tes
fungsi paru.
2) Kecanduan nikotin penyakit periodontal (leukoplakia, gingival
recession, karies gigi).
3) Penurunan fungsi pulmoner, bronkitis kronis, penurunan kadar
testosterone, ginekomastia, gangguan jumlah dan fungsi sperma
gangguan pola-pola.
4) Hasil tes fungsi hati abnormal, gastritis.
5) Trauma.
6) Penyakit-penyakit hubungan seksual, kehamilan.
b. Jangka panjang
1) Peningkatan kanker paru, larings, esofagus, rongga mulut
penyakit jantung; penyakit pulmoner kronis, peningkatan
mortalitas keseluruhan.
2) Kanker oral faringeal.
3) Peningkatan risiko kanker paru, multinasional syndrome.
4) Penyakit hati kronis malnutrisi protein, global dementia,
peripheral neurophaty, pankreatis kronis.
5) Disabilitas/cacat kronis.
6) Infertilitas, kehamilan ektopik, kanker genitalia, infeksi HIV,
nyeri pelvis kronis, STD kongenital pada bayi.
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Permasalahan Pada Remaja
a. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu :
1) Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai.
2) Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai.
3) Kualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai.
7

4) Kurikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi


pekerti yang kurang.
5) Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.
b. Faktor dari lingkungan masyarakat yaitu :
1) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan
sampai dini hari.
2) Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
3) Pengangguran.
4) Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
5) Wanita tuna susila (wts).
6) Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang
sifatnya pornografis dan kekerasan.
7) Perumahan kumuh dan padat.
8) Pencemaran lingkungan
c. Faktor dari lingkungan keluarga yaitu :
1) Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibuTerdapatnya
gangguan fisik atau mental dalam keluarga
2) Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orangtua atau oleh
kakek/nenek
3) Sikap orangtua yang dingin dan acuh tak acuh terhadap anak
4) Sikap orangtua yang kasar dan keras kepada anak
5) Campur tangan atau perhatian yang berlebih dari orangtua terhadap
anak
6) Orang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya isteri lain
7) Sikap atau kontrol yang tidak konsisiten, kontrol yang tidak cukup
8) Kurang stimuli kongnitif atau social / menjadi anak angkat, dirawat
di rumah sakit, kehilangan orang tua,
9) Kelalaian orangtua dalam mendidik anak (memberikan ajaran dan
bimbingan tentang nilai-nilai agama).
10) Sikap perilaku orangtua yang buruk terhadap anak.
11) Kehidupan ekonomi keluarga yang morat marit (miskin/fakir).
8

12) Kehidupan moralitas masyarakat yang bobrok.


13) Perceraian orangtua.Penjualan alat-alat kontrasepsi yang kurang
terkontrol.
14) Kurang dapat memanfaatkan waktu luang.
15) Pergaulan negatif (teman bergaul yang sikap dan perilakunya kurang
memperhatikan nilai-nilai moral)
C. Karakteristik dan tanda bahaya dari permasalahan pada remaja
a. Karakteristik yang menimbulkan masalah pada remaja yaitu :
1) Dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2) Ketidakstabilan emosi.
3) Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan
petunjuk hidup.
4) Adanya sikap menentang dan menantang orang tua
5) Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab
pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6) Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak
sanggup memenuhi semuanya.
7) Senang bereksperimentasi.
8) Senang bereksplorasi.
9) Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10) Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan
berkelompok.
b. Tanda bahaya dari permasalahan remaja yaitu :
1) Tidak bertanggung jawab, misalnya mengabaikan sekolah
2) Agresif secara berlebihan
3) Perasaan tidak aman yang mneyebabkan remaja harus
menyesuaikan diri dengan standar kelompok
4) Homesickness
5) Menghayal secara berlebihan sebagai upaya mengkompensir
ketidak puasan dari kehidupan sehari-hari
9

D. Isu dan permasalahan pada remaja


Ada beberapa isu dan permasalahan yang penulis jelaskan dalam
makalah ini, khususnya permasalahan yang terjadi di usia remaja ( SMA ).
Banyak sekali isu dan permasalahan yang terjadi pada anak di usia remaja
ini, yang apabila dibiarkan terus–menerus permasalahan tersebut dapat
mengancam kehidupan remaja di masa depan. Berikut ini adalah beberapa
isu dan permasalahan remaja yang terjadi di lingkungan sekitar kita, yaitu:
a. Merokok
Di masa modern saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan
yang sudah tidak asing lagi. Kebiasaan merokok dianggap dapat
memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang –
orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam
rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisap dan
penghirupnya.
b. Remaja dan HIV/AIDS
Penularan virus HIV ternyata menyebar sangat cepat di kalangan
remaja dan kaum muda. Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi
melalui hubungan seksual yang tidak aman, yaitu sebanyak 2.112(58%)
kasus. Dari beberapa penelitian terungkap bahwa semakin lama
semakin banyak remaja di bawah usia 18 tahun yang sudah melakukan
hubungan seks. Cara penularan lainnya adalah melalui jarum suntik
(pemakaian jarum suntik secara bergantian pada pemakai)
Banyak remaja sekarang meremehkan penyakit yang ditimbulkan
oleh pergaulan bebas tanpa kontrol seperti merokok, meminum
minuman keras, menonton video porno, memakai narkoba dan
melakukan hubungan seksual pra-nikah. Padahal dari merokok itu bisa
berlanjut untuk mencoba minum-minuman keras, kemudian memakai
narkoba, lalu menonton video porno dan akhirnya melakukan hubungan
seksual pra-nikah.
10

c. Penyalahgunaan Narkoba dan Minuman Keras


Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia sangatlah banyak, di mana 70%
diantaranya berusia antara 15 -19 tahun. Narkoba ( Narkotika,
Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat
yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau
perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Beberapa akibat
penggunaan obat-obat terlarang seperti Narkoba dan zat adiktif lainnya
serta meminum minuman keras, diantaranya :
1) Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa
tenang, bahkan bisamembuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri.
Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba
depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti
morphin dan heroin. Contoh yang popular sekarang adalah Putaw.
2) Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan
serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin.
Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan
Ekstasi.
3) Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau
mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari
tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-
jamuran.
Banyak tindak kriminal yang disebabkan oleh orang yang
mengkonsumsi zat-zat tersebut serta meminum minuman keras.
d. Penyimpangan Seks
Pergaulan yang begitu bebas saat ini memang menjadi masalah
bagi remaja saat ini, saat ini pacaran dianggap lumrah, video porno
dianggap tontonan wajar dan berhubungan seksual menjadi hal yang
11

biasa saja. Sebagian remaja yang menganggap hal itu biasa tidak
mempedulikan apa yang akan diakibatkan dari hal yang mereka lakukan
itu akan berakibat fatal di masa depan, berikut beberapa hal yang
diakibatkan oleh tindakan-tindakan diatas
E. Menanggulangi isu dan permasalahan remaja
Selain keempat masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja
seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah
lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik
diri, kesulitan belajar, depresi dan lain – lain.
Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak
mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan
remajalah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara
yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya
masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
a. Peran Orangtua :
1) Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
2) Membekali anak dengan dasar moral dan pendidikan agama sejak
dini
3) Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
4) Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
5) Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam
hal menjaga lingkungan yang sehat
6) Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
7) Hindarkan anak dari NAPZA dan pergaulan bebas tetapi jangan
terlalu mengekang si anak.
b. Peran Guru :
1) Menjadi guru yang bisa bersahabat dengan siswa;
2) Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman untuk siswa belajar;
3) Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada
kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, maupun
ekstrakurikuler olahraga dan kesenian;
12

4) Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga;


5) Meningkatkan peranan, pelayanan dan pemberdayaan guru BP;
6) Meningkatkan disiplin sekolah dan sanksi yang tegas serta mendidik;
7) Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah
lain;
8) Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek
setempat dan mewaspadai adanya provokator;
9) Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar
sekolah;
10) Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang
secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial serta
meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.
c. Peran Pemerintah dan masyarakat :
1) Menghidupkan dan memberdayakan kembali kurikulum budi
pekerti;
2) Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas
anak melalui olahraga, bermain, dan kesenian serta keterampilan
lainnya;
3) Menegakkan hukum, sanksi dan disiplin yang tegas serta dapat
memberikan keteladanan bagi masyarakat khususnya para remaja;
4) Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan
hukumanya secara tegas;
5) Pemilihan lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat
hiburan.
d. Peran Media :
1) Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai
usia);
2) Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif);
3) Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang
bebas biaya khusus untuk remaja.
13

F. Indikator Kesehatan Remaja


Terdapat 20 indikator kesehatan remaja (WHO, 2015)
1. Angka kematian remaja
2. Angka kematian remaja akibat kecelakaan lalu lintas
3. Angka kematian remaja akibat HIV / AIDS
4. Angka kematian remaja akibat bunuh diri
5. Angka kematian remaja akibat pembunuhan
6. Rasio kematian ibu hamil remaja
7. Tingkat kesuburan remaja
8. Prevalensi kekurangan berat badan di kalangan remaja
9. Prevalensi anemia di kalangan remaja
10. Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan remaja
11. Inisiasi awal aktivitas seksual
12. Penggunaan kondom pada hubungan seks terbaru di kalangan remaja
dengan banyak hubungan seksual dalam 12 bulan terakhir
13. Prevalensi kekerasan pasangan intim di kalangan remaja
14. Permintaan akan keluarga berencana puas dengan metode modern
15. Penggunaan tembakau saat ini di kalangan remaja
16. Penggunaan alkohol saat ini di kalangan remaja
17. Prevalensi aktivitas fisik yang tidak memadai di kalangan remaja
18. Pengetahuan tentang penularan HIV di kalangan remaja
19. Hubungan orang tua dengan remaja
20. Peraturan orang tua remaja
G. Program untuk Meningkatkan Kesehatan Remaja
1. Program-Program Pemerintah terhadap Kesehatan Remaja (K4Healt)
a. PIK Remaja dan Mahasiswa
Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK-KRR) bertujuan untuk memberikan informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills),
pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga
dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat
14

dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka


tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera.
b. CERIA (Cerita Remaja Indonesia)
Program ini yaitu untuk mengajak remaja untuk berkonsultasi
atau lebih ke sharing mengenai cerita tentang pengalama remaja
ataupun yang sedang dialami oleh remaja, baik itu bersifat positif
maupun kea rah hal negatif. Disini remaja dapat mengunjungi
website CERIA ataupun dating

c. Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)


Program Kesehatan Peduli Remaja ini memberikan model
pelayanan kesehatan remaja yang memenuhi kebutuhan dan
“selera” remaja, pelayanan PKPR ini meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sesuai permasalahannya, aspek
yang perlu ditangani lebih intensif adalah aspek promotif dan
preventif, tetap dengan cara “peduli remaja “.
1) Tujuan PKPR di Puskesmas
Tujuan Umum: Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di
Puskesmas.
Tujuan Khusus:
a) Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja
yang berkualitas.
b) Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
c) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja
dalam pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja.
d) Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja.

20
15

2) Alur dan langkah-langkah PKPR


Dalam melayani remaja, pemberian pelayanan harus secara
komprehensif.

3) Jenis kegiatan PKPR


a) Pemberian informasi dan edukasi
b) Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang
dan rujukannya.
c) Konseling
d) Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
e) Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya
f) Pelayanan rujukan.

20
16

g) Monitoring dan Evaluasi. (Monitoring PKPR di


puskesmas selain dilakukan oleh pihak lain di luar
puskesmas perlu dilakukan oleh puskesmas sendiri)
h) Pencatatan dan pelaporan (untuk mendapatkan data
kesehatan remaja di wilayah Puskesmas)
Paket pelayanan kesehatan yang masuk penilaian PKPR
mencakup berbagai macam, pelayanan. Pelayanan tersebut
meliputi: (Ningsih, 2018)
- Pencegahan dan penanggulangan anemia dan masalah
gizi,
- Tumbuh kembang remaja, kesehatan reproduksi remaja,
- Pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa,
- Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA,
- Pencegahan dan penanggulangan kekerasan,
- Pencegahan, deteksi dan penanggulangan ISR, IMS,
- Pencegahan, deteksi dan penanggulangan HIV/AIDS,
- Pencegahan, deteksi dan penanggulangan tuberculosis,
- Pencegahan dan penanggulangan cacingan, skrining status
TT remaja,
- Pencegahan dan penanganan kehamilan remaja
(Kemenkes RI, 2013).
4) UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
Dalam melayani permasalahan remaja
khususnya, Kementrian Pendidikan telah mewajibkan
adanya fasillitas UKS di setiap sekolah negeri mau pun
swasta. Hal ini adalah untuk membantu mengatasi
permasalahan siswa/siswi terutama yang menginjak dewasa
dalam lingkup sekolah.

20
17

2. Program LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)


Adanya program LSM bertujuan agar semua anak dan remaja
(termasuk remaja di pasar, pesantren, sekolah, maupun jalanan)
memahami dan mampu membuat keputusan secara bertanggung jawab
dan mempraktekkan kesehatan reproduksi & seksual serta hak-hak
kesehatan reproduksi & seksual yang berkesetaraan dan berkeadilan
gender.
Program-programnya antara lain:
a) Program Bina Anaprasa (BA)
Mengajak masyarakat untuk menganalisa kebutuhan mereka
dalam kesehatan reproduksi yang entry pointnya pendidikan usia
dini bagi anak-anak dan pendidikan kesehatan bagi ibu atau
orangtua.
b) Pusat Informasi dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi remaja
(PIPR / Youth Center)
- Penyebaran informasi bagi remaja di sekolah dan luar sekolah
termasuk pesantren
- Training tentang kesehatan dan hak-hak seksual serta
reproduksi remaja untuk peer educator, konselor, wartawan,
orangtua, tokoh masyarakat dan guru
- Seminar, panel diskusi, diskusi kelompok, konseling, radio
program, surat kabar, pelayanan medis, on the spot clinic
- Melakukan advokasi kaitannya dengang isu kesehatan
reproduksi remaja
c) Women’s Crisis Center (WCC)
Memberikan pelayanan pendampingan untuk para korban
kekerasan terhadap perempuan. Kasus yang menonjol terjadi
diantara remaja perempuan adalah kekerasan oleh pasangan
(pacar), perkosaan dan pelecehan seksual. Selain itu biasanya
WCC juga biasanya melakukan advokasi agar ada kebijakan baik

20
18

di tingkat nasional maupun internasional yang mendukung


pencegahan kekerasan terhadap perempuan.
3. Program Internasional
Program orientasi kesehatan remaja WHO dikembangkan untuk
membantu individu dan Lembaga yang memiliki peran penting dalam
mempromosikan perkembangan remaja yang sehat dan dalam
mencegah dan menanggapi masalah kesehatan di kalangan remaja.

Program tersebut antara lain:


a. Treatment literacy & adherence
b. Counselling & disclosure
c. Life skills, prevention dan reproductive health
d. Psychosocial support
e. Human rights support
f. Peer education
H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi terhadap Kesehatan Remaja
Berbagai permasalahan yang terjadi pada remaja dipengaruhi oleh
berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka, baik dimensi biologis,
kognitif, moral dan psikologis serta pengaruh dari lingkungan sekitar. Saat
ini hal yang menonjol pada remaja adalah dari sudut pandang kesehatan
(Howard, et al., 2010; Stern, 2007; Fine, 2007). WHO (2012) menyebutkan
semakin berkembangnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja, yang
menyangkut seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar
nikah atau kehamilan tidak diinginkan, aborsi, dan pernikahan usia muda.
Timbulnya masalah pada remaja disebabkan oleh berbagai faktor yang
sangat kompleks.
Faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, secara garis
besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak
buruk bagi kesehatan reproduksi (dr. Taufan, 2010), yaitu:
19

1. Faktor Sosial ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat


pendidikan yang rendah dan ketidaktauhan tentang perkembangan
seksual dan prosek reproduksi, serta lkasi tepat tinggal)
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak
banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu
dengan yang lain).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan oran tua dan remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita
terhadap pria yang memberi kebebasan secara materi)
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca,
penyakit menular seksual)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesehatan reprodukri remaja adakah suatu kondisi sehat yang
menyangkut system, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai
permasalahan kesehatan reproduksi remaja antara lain: Kehamilan tidak
dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda, ketergantungan NAPZA
meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi
HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual. Berbagai
program dan indikator capaian pun telah dicanangkan baik oleh lembaga
swadaya masyarakat, pemerintahan dalam negeri maupun secara global
untuk meningkatkan derajat kesehatan remaja.
B. Saran
Hal yang paling penting bagi remaja yaitu memelihara kesehatan organ
reproduksi remaja, mengingat pentingnya kesehatan. Disamping itu kita
perlu mengingat pergaulan remaja aat ini tidak terbatas sehingga
pengetahuan tentang alat reproduksi remaja sangat bermanfaat untuk
mencegah dan menghindari terjadinya hal-hal yang merugikan remaja,
mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan proram yang mengajarkan
perilaku sehat kepada para remaja. Pembaca diharapkan bias memahami
pembahasan tentang kesehatan remaja. Begitupun dengan fasilitas kesehatan
terutama puskesmas diharapkan dapat memfasilitasi dengan menjalankan
program PKPR untuk meningkatkan derajat kesehatan remaja.

20
DAFTAR PUSTAKA

Angustini, N.N.M., &Arsani, N.L.K.A. 2013. Remaja Sehat Melalui Pelayanan


Kesehatan Peduli Remaja Di Tingkat Puskesma. Juenal Kesehtan
Masyarakat, 9(1),66-77.
Ekowarni, E. 2001. Pola perilaku dan model pelayanan kesehatan remaja. Jurnal
psikologi, 28(2), 97-104.
Ningsih, F. P. E. (2018). Pencapaian Standar Nasional Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja pada Posyandu Remaja di Surabaya. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 6(1), 40-45.
https://nurhamidahumar.wordpress.com/2016/12/27/bab-10-permasalahan-
remaja-dan-isu-isu-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai