Cibolerang
RT 03 RW 05 Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut
Dosen Pembimbing : Umar Sumarna, SKM, S.Kep, M.Kes
Oleh
Puji syukur kits panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat
hidayahnya saya selaku penulis dapat menyelesaikan tugas Pengkajian Asuhan
Keperawatan Gerontik Tn. E Di Kp. Cibolerang RT 03 RW 05 Desa Karangsari
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut , sebagai salah satu tugas akhir dari
matakuliah Keperawatan Gerontik.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengkajian..........................................................................................3
B. Riwayat Kesehatan.............................................................................3
C. Pengkajian TTV.................................................................................4
D. Pemeriksaan Fisik..............................................................................4
E. Pengkajian Sikososial Spiritual..........................................................5
F. KATZ Indeks.....................................................................................5
G. Pengkajian SPMSQ............................................................................7
H. Pengkajian Keseimbangan Tinneti....................................................8
I. Pengkajian MFS.................................................................................12
J. Pengkajian BBS.................................................................................14
K. Analisa Data.......................................................................................26
L. Diagnosa............................................................................................27
M. Intervensi............................................................................................27
N. Implementasi dan Evaluasi................................................................29
O. Analisa Jurnal.....................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia
ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses
penuaan (WHO)
Lansia juga rentan mengalami kesakitan dan rentan terkena penyakit,
salahsatu penyakit yang sering ditemukan pada lansia adalah Hipertensi.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja
lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-
organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Hipertensi
sering dihubungkan dengan pengerasan dan hilangnya elastisitas dinding
arteri. Tahanan vaskular perifer meningkat dalam pembuluh darah yang
keras dan tidak elastis. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor umur. Pada
lanjut usia terjadi perubahan struktur dan fungsi pembuluh darah, yaitu sifat
elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang dan terjadinya kekakuan pada
dinding pembuluh darah arteri, sehingga pengembangan pembuluh darah
menjadi terganggu (Potter&Perry, 2005).
Salahsatu fungsi yang hilang dari setiap lansia adalah kemandirian.
Kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi
kebutuhan hidup dengan tidak bergantung pada orang lain. Selain itu
kemandirian diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang berupaya
untuk memenuhi segala tuntutan. Kemandirian dapat dipengaruhi oleh
pendidikan lansia, juga oleh gangguan sensori khususnya penglihatan dan
pendengaran, dipengaruhi pula oleh penurunan dalam kemampuan
fungsional, serta dipengaruhi pula oleh kemampuan fungsi kognitif lansia
yang menurun. (Heryanti, 2011).
Berdasarkan uraian diatas perlunya pengkajian pada lansia di Kp.
Cibolerang RT 03 RW 05 Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan
Kabupaten Garut untuk mengetahui sejauhmana kemandirian pada lansia
tersebut, kognitif lansia, serta mencocokan masalah apa saja yang umumnya
ditemukan pada lansia.
B. Rumusan Masalah
1. Masalah apa yang umum ditemukan pada lansia pada saat dilakukan
pengkajian ?
2. Apa intervensi dan rencana keperawatan yang tepat pada lansia binaan
di Kp. Cibolerang Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut ?
C. Tujuan
1. Mengetahui masalah apa yang umum ditemukan pada lansia pada saat
dilakukan pengkajian.
2. Mengetahui apa intervensi dan rencana keperawatan yang tepat pada
lansia binaan di Kp. Cibolerang Kecamatan Karangpawitan Kabupaten
Garut
BAB II
PENGKAJIAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn.E
Umur : 81 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Pendidikan : D4
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2018
B. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat ini (PQRST)
Pada saat dikaji klien mengeluh pusing dan nyeri pada sendi. Pusing timbul
ketika klien bangun tidur dan ketika terlalu lama berdiri. Pada saat
dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 140/100 mmhg.
Sedangkan nyeri pada sendi terasa apabila klien beraktivitas.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada saat dikaji mengenai riwayat kesehatan dahulu, pasien mengatakan
pernah mengalami trauma seperti jatuh dari kendaraan, hipertensi dan
pernah mengalami stroke ringan beberapa tahun lalu. Kemuadian pada saat
ditanya mengenai pola makan sehari-hari klien mengatakan, sering
mengkonsumsi makanan yang sedikit pedas tergantung menantu yang
memasak makanan untuk klien, karena klien tinggal bersama anak kedua.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak ke tiga klien mengalami hipertensi.
C. Pemeriksaan TTV
1. Tekanan darah : 140/100 mmhg
3
2. Nadi : 74x/menit
3. RR : 28 kali/menit
4. Berat badan :-
D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Klien tampak sehat (compos mentis)
2. Sistem Integumen
Kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, rambut putih, dan tidak
nampak keanehan pada sistem integumen.
3. Sistem Pernapasan
Pada saat di inspeksi respirasi klien 28x/menit.
4. Sistem Kardiovaskular
Tekanan darah klien pada saat diukur 140/100 mmhg.
5. Sistem Gastrointestinal
Klien mengatakan kadang sakit pada sistem pencernaanya dan sering BAB.
6. Sistem Perkemihan
Klien tidak mengeluh mengalami gangguan berkemih
7. Sistem Genitoreproduksi
Baik
8. Sistem Mosculosceletal
Cukup kuat untuk berjalan dan membawa barang yang tidak terlalu berat,
namun klien kerapkali mengeluh sakit apabila banyak beraktifitas.
9. Sistem Saraf Pusat
Tidak ada keluhan.
10. Sistem Endokrin
Baik, tidak nampak adanya pembesaran pada sistem endokrin.
3
Tidak ada masalah.
3
2 Minum (10) Sering sekitar 6
gelas sehari
3 Mobilisasi (15)
4 Personal toilet (5) Tanpa bantuan
oranglain
5 Keluar masuk (10)
toilet
6 Mandi (15) Tanpa bantuan
oranglain
7 Jalan di (5)
permukaan
datar
8 Naik turun (5)
tangga
9 Mengenakan (10)
pakaian
10 Kontrol BAB (10) Sering dan
terkadang cair.
11 Kontrol BAK (10) Jarang (putih)
12 Olahraga (10) Sering jalan pagi
13 Rekreasi (5) Pengajian
3
07 Menanyakan persiden sekarang
08 Menanyakan presiden sebelum
09 Nama orangtua
10 Menghitung
Jumlah 10
Intervensi hasil kurang dari 23 itu berarti fungsi kognitif klien baik
3
a. Perubahan poisisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini , dan 1 bila
menunjukkan kondisi berikut ini.
• Bangun dari tempat tidur ( dimasukan dalam analisis) dengan mata
terbuka
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali. (1)
• Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis) dengan mata terbuka
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi (1)
• Bangun dari tempat tidur ( dimasukan dalam analisis) dengan mata
tertutup
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali. (1)
• Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis) dengan mata tertutup
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi. (1)
Ket : kursi harus yang keras tanpa lengan
• Menahan dorongan pada sternum ( Pemeriksa mendorong sternum
sebanyak 3 kali dengan hati-hati) dengan mata terbuka Klien
menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya. (1)
• Menahan dorongan pada sternum ( Pemeriksa mendorong sternum
sebanyak 3 kali dengan hati-hati) dengan mata tertutup
Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya. (1)
• Perputaran leher
3
Menggerakan kaki, menggemnggam objek untuk dukungan kaki:
Keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil. (1)
• Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil
memegang sesuatu untuk dukungan. (0)
• Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
(misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi,
dan memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun. (0)
b. Komponen gaya berjalan atau pergerakan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi dibawah ini, atau beri
nilai 1 jika klien menunjukan salah satu dari kondisi di bawah ini :
• Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan. (0)
• Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten ( Menggeser atau menyeret
kaki), mengangakt kaki terlalu tinggi (> 5 cm). (1)
• Kontinuitas langkah kaki ( lebih baik diobservasi dari samping klien)
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai. (1)
• Kesimetrisan langkah ( lebih baik diobservasi dari samping klien)
Langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit. (1)
• Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari
samping kiri klien) Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang
dari sisi ke sisi. (1)
• Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk dukungan. (1)
3
Interpretasi Hasil:
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, kemudian interpretasikan sebagai
berikut :
0-5 resiko jatuh rendah
6-10 Resiko jatuh sedang
11-15 Resiko jatuh tinggi
Jadi berdasarkan pengukuran diatas Tn.E beresiko jatuh Tinggi
3
11
Total
90
Skala
12
Karangpawitan, 25-10-2018
Pemeriksa
( Sandra A. Farhan )
13
Skor Skor
() 4 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu () 4 mencapai 25 cm (10 inchi)
menit (V) 3 mencapai 12 cm (5 inchi)
(V) 3 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu () 2 mencapai 5 cm (2 inchi)
menit dengan pengawasan () 1 dapat meraih tapi memerlukan pengawasan
() 2 mampu merapatkan kaki tetapi tidak dapat () 0 kehilangan keseimbangan ketika mencoba /
bertahan selama 30 detik memerlukan bantuan
() 1 membutuhkan bantuan untuk mencapai
posisi yg
diperintahkan tetapi mampu berdiri selama
15 detik
() 0 membutuhkan bantuan untuk mencapai
posisi dan tidak dapat bertahan selama 15
detik
9. Mengambil objek dari lantai dari posisi 10. Melihat ke belakang melewati bahu kanan
berdiri Instruksi: Ambilah sepatu/sandal di dan kiri
depan kaki Anda ketika berdiri
Instruksi: tengoklah ke belakang melewati
bahu kiri. Lakukan kembali ke arah kanan
Skor Skor
() 4 mampu mengambil dengan mudah dan () 4 melihat ke belakang dari kedua sisi
aman () 3 melihat ke belakang hanya dari satu sisi
(V) 3 mampu mengambil tetapi membutuhkan (V) 2 hanya mampu melihat ke samping tetapi
pengawasan dapat menjaga keseimbangan
() 2 tidak mampu mengambil tetapi meraih 2-5 ( ) 1 membutuhkan pengawasan ketika
cm dari benda dan dapat menjaga menengok
keseimbangan () 0 membutuhkan bantuan untuk mencegah
() 1 tidak mampu mengambil dan memerlukan ketidakseimbangan atau terjatuh
pengawasan ketika mencoba
16
(V) 2 mampu membuat langkah kecil dan ( ) 2 mampu mengangkat kaki dan menahan >3
menahan selama 30 detik detik
() 1 membutuhkan bantuan untuk melangkah (V) 1 mencoba untuk mengangkat kaki, tidak
dan mampu menahan selama 15 detik dapat bertahan selama 3 detik tetapi dapat
() 0 kehilangan keseimbangan ketika melangkah berdiri mandiri
atau () 0 tidak mampu mencoba
Berdiri
TOTAL SKOR : 38 Pemeriksa: Sandra Aditya Farhan
i. Clinical Dementia Rating (CDR) : pemeriksaan umum demensia dan sering digunakan, dapat menilai derajat
demensia. Penilaian fungsi kognitif pada CDR berdasarkan 6 kategori antara lain gangguan memori, orientasi,
pengambilan keputusan, aktivitas sosial/masyarakat, pekerjaan rumah atau hobi, dan perawatan diri.
Clinical Dementia
0 0,5 1 2 3
Rating (CDR)
Gangguan
Tidak ada Diragukan Ringan Sedang Berat
0 0,5 1 2 3
memo
ri
Kehilangan memori
Tidak ada Sedikit konsisten Kehilangan mate
sedang; selebihnya
kehilangan atas kelupaan; berat; hanya ri Kehilangan
ditandai dengan
memori atau sebagian mengingat yang sangat utam memori berat;
Memori kejadian terkini;
sedikit tidak kejadian; “benign” yang diingat; a hanya sedikit yang
kerusakan juga
konsekuen atas Forgetfulness. baru akan mate diingat.
mengganggu
kelupaan. (V) cepat lupa. ri
aktivitas sehari-hari.
sang
at
19
I. Invetaris Depresi Beck (IDB) : alat pengukur status efektif digunakan untuk
membedakan jenis depresi yang mempengaruhi suasana hati
1. Kesedihan
1 Saya tidak merasa sedih
2 Saya merasa sedih di banyak waktu
3 Saya merasa sedih sepanjang waktu
4 Saya sangat sedih dan tidak dapat menghadapinya
2. Pesimisme
1 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan saya
2 Saya merasa kecil hati mengenai masa depan saya
3 Saya tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
4 Saya merasa masa depan saya tidak ada harapan dan sesuatu tidak dapat
membaik
3. Rasa kegagalan
1 Saya tidak merasa gagal
2 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
3 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
4 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seorang manusia
4. Ketidakpuasan
1 Saya merasa puas pada hal yang saya menikmati melakukannya
2 Saya tidak merasa menikmati hal sebanyak yang saya lakukan
3 Saya merasa sangat sedikit kepuasan dari hal yang seharusnya saya merasa puas
4 Saya tidak merasa puas pada apapun dari hal yang seharsnya saya merasa puas
5. Rasa bersalah
1 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
2 Saya merasa bersalah pada banyak hal yang sudah saya lakukan atau yang
seharusnya saya lakukan
3 Saya merasa sangat bersalah kebanyakan waktu
23
3 Saya merasa sangat gelisah sehingga saya harus tetap bergerak atau melakukan
sesuatu
12. Kehilangan minat
1 Saya tidak kehilangan ketertarikan pada orang lain atau aktivitas
2 Saya hanya memiliki sedikit ketertarikan pada orang lain atau hal dari
sebelumnya
3 Saya kehilangan sebagian besar ketertarikan pada orang lain atau sesuatu
4 Sulit untuk merasa tertarik pada apapun
13. Keragu-raguan
1 Saya membuat keputusan yang baik
2 Saya menemukan kesulitan lebih untuk membuat keputusan dari biasanya
3 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan dari yang
biasanya
4 Saya memiliki masalah dalam membuat keputusan apapun
14. Merasa tidak berharga
1 Saya tidak merasa saya tidak berharga
2 Saya tidak mempertimbangkan diri saya sebagai yang berguna dari biasanya
3 Saya merasa lebih tidak berharga jika dibandingkan dengan orang lain
4 Saya merasa tidak berharga sama sekali
15. Kehilangan energi
1 Saya mempunyai banyak energi
2 Saya mempunyai sedikit energi dari yang seharusnya saya punya
3 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan banyak hal
4 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan apapun
16. Perubahan pola tidur
0Saya tidak mempunyai pengalaman perubahan pola tidur
1a Saya tidur agak lebih dari biasanya
1b Saya tidur agak sedikit dari biasanya
2a Saya tidur banyak lebih dari biasanya
2b Saya tidur sedikit lebih dari biasanya
25
Hipertensi
2 Ds : klien mengeluh sering sakit pada Usia Resiko jatuh tinggi
kakinya ketika berjalan dan berdiri
selepas duduk. Berkurangnya jumlah
Do : klien berjalan sedikit menyeret kalsium pada tulang
langkahnya, dan tidak simetris, klien
menggunakan alat bantu jalan Perubahan struktur
rangka
Keterbatasan dalam
mobilisasi
K. Diagnosa
a. Hipertensi
b. Resiko jatuh
L. Intervensi
Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi
1 2 3 4 5
Hipertensi 1. Klien dapat Tekanan darah Anjurkan klien Memeriksa tekanan darah
DS : mengontrol klien dapat untuk memeriksa secara teratur dapat
Pada saat dikaji hipertensinya terkontrol dan tekanan darahnya membantu mengontrol
klien merasakan 2. Keluarga dapat stabil. secara teratur. tekanan darah.
pusing ketika membantu Berikan Menganjurkan konsumsi
terlalu lama dalam penjelasan kepada makanan yang rendah garam
berdiri dan mengontrol klien atau dapat menurunkan tekanan
beraktifitas. hipertensi keluarga klien darah dan meminimalisir
pasien. cara mengatur hipertensi.
DO : tekanan darah Kolaborasi dalam pemberian
Anjurkan klien obat membantu dalam
Tekanan darah atau keluarga meningkatkan efektifitas
klien 140/100 mengkonsumsi penurunan tekanan darah.
atau memberikan
makanan yang
rendah garam
Anjurkan klien
untuk beraktifitas
ringan setiap hari.
28
M. Implementasi Evaluasi
Tanggal Dx Implementasi Evaluasi
01 November 2018 Hipertensi Menganjurkan klien S : mengatakan sudah tidak mengeluh pusing.
DS : untuk memeriksa
Pada saat dikaji O :Tekanan darah pada saat diperiksa 140/80
tekanan darahnya
klien merasakan mmhg
secara teratur.
pusing ketika
terlalu lama berdiri Dengan memeriksa A :masalah teratasi
dan beraktifitas, secara rutin tekanan
darah selama 1 P :intervensi 1, 3, dan 4 dilanjutkan
DO : minggu sekali.
Memberikan
Tekanan darah
klien 140/100 penjelasan kepada
klien atau keluarga
klien cara mengatur
tekanan darah
Menganjurkan klien
atau keluarga
mengkonsumsi atau
memberikan
makanan yang
rendah garam.
Menganjurkan
Klien / lansia untuk
beraktifitas ringan
seperti jalan-jalan di
30
pagi hari.
31
01 November 2018 Resiko jatuh tinggi Memodifikasi S : klien mengatakan telah memodifikasi
DS : lingkungan seperti
lingkungan dan didampingi keluarga terutama
klien mengeluh penambahan
sering sakit pada pegangan tangan ketika bepergian.
kakinya ketika pada tempat- tempat O : keluarga mendampingi klien dalam
berjalan dan berdiri tertentu seperti pada
selepas duduk. kamar mandi, turunan berktifitas, terlihat modifikasi lingkungan
DO : atau tanjakan. seperti penambahan pegangan di kamar mandi.
klien berjalan
Menganjurkan
sedikit menyeret A : masalah teratasi
kepada keluarga
langkahnya, dan
untuk selalu P : intervensi dihentikan
tidak simetris, klien
mendampingi lansia
menggunakan alat
dalam aktifitas,
bantu jalan.
seperti pergi ke
kamar mandi, turun
atau naik tangga.
Terutama ketika
lansia hendak ke
masjid.
Memilih dan
menyarankan kepada
keluarga untuk
memberikan alas kaki
yang cocok dengan
lansia supaya
meminimalisir resiko
jatuh.
Memberikan bantuan
alat bantu seperti
tongkat sebagai
pencegahan
32
N. Analisis Jurnal
KESIMPULAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada Tn.T di Kp. Cibolerang, Desa.
Karangsari, Kecamatan KarangPawitan Kab.Garut. Disimpulkan bahwa Tn.T
merupakan lansia yang tergolong masih produktif, hal ini di berdasarkan penurturan
beliu bahwa beliau masih aktif di kepengurusan Badan Amal Zakat di desanya.
Demikian juga dengan intelektual klien yang masih bagus mengacu pada hasil dari
pengkajian Short Portable Mental Status Quistioner (SPMSQ) dan Mini Mental Status
Exam (MMSE).
Namun meski demikian, Tn.T juga memiliki keterbatasan dan keluhan,
diperkuat berdasarkan pengkajian pengkajian Keseimbangan Tinneti, MFS, dan BBS
dimana didapatkan hasil bahwa Tn.T beresiko jatuh Tinggi dan memerlukan bantuan,
dalam arti bisa berupa alat bantu jalan, ataupun pendampingan dari keluarga.
Kemudian Tn.T juga mengalami atau menderita hipertensi dikarenakan pola makan
yang didak terkontrol dan ketidak tahuan keluarga khususnya yang tinggal serumah,
dalam pemberian makanan khusus yang mengalami Hipertensi.
B. Saran
Lansia dengan resiko jatuh tinggi, seharusnya dilakukan pendampingan dan
perhatian secara khusus oleh orang terdekat. Lalu hipertensi dapat di kendalikan jika
adanya kerjasama keluarga serta komitmen pasien untuk bisa mengontrol asupan dan
merutinkan kegiatan fisik ringan untuk lansia.
32
DAFTAR PUSTAKA
Kharisna, D., Dewi, W. N., Lestari, W. (2012). Efektifitas Konsumsi Jus Mentimun
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Ners Indonesia, 2 (2). Hal
124-131.
Puspitasari, D. I., Hannan, M., & Chindy, L. D. (2017). PENGARUH JALAN PAGI
TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN
HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET
KABUPATEN SUMENEP (The Effect of Walking in the Morning to Change of Blood
Pressure in Elderly with Hypertension in Kaliang. Jurnal Ners LENTERA, 5(2), 169-177.
1098
hampir setengah (42,9%) responden mendapatkan dukungan keluarga tentang makanan
rendah garam dengan kategori sedang, dan sebagian besar (52,4%) responden mengalami
derajat hipertensi Stage 1. Hasil uji statistik Spearman Rank 0,000 lebih kecil dari 0,05
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara dukungan keluarga
tentang makanan rendah garam dengan derajat hipertensi pada lansia di Desa Tunggorono
Kecamatan jombang Kabupaten Jombang. Nilai korelasi Spearmen Rank 0,594, menurut
tabel interpretasi termasuk rentang antara 0,400 – 0,599 yaitu interpretasi Sedang. Dukungan
keluarga tentang makanan rendah garam dapat menjadi faktor yang mempengaruhi derajat
hipertensi. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat memberikan dampak positif dalam
meningkatkan pengetahuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan makanan sesuai prinsip
rendah sehingga menurunkan tekanan darah tinggi serta meningkatkan derajat kesehatan
lansia.
1099
dan berlemak tinggi, namun angka hipertensi tidak melaksanakan diet yang
hipertensi masih tinggi terjadi pada lansia. diberikan karena kurangnya pengetahuan
Hipertensi merupakan penyakit yang penderita tentang hipertensi. Anggota
timbul karena interaksi berbagai faktor keluarga dipandang sebagai bagian yang
risiko. Risiko relatif hipertensi tergantung tidak terpisahkan dalam lingkungan
pada jumlah dan tingkat keparahan dari keluarga. Anggota keluarga memandang
faktor risiko yang dapat dikontrol seperti bahwa orang yang bersifat mendukung
stres, obesitas, nutrisi serta gaya hidup; selalu siap memberikan pertolongan
serta faktor risiko yang tidak dapat praktis dan konkrit, diantaranya :
dikontrol seperti genetik, usia, jenis kesehatan penderita dalam hal kebutuhan
kelamin dan etnis. Secara umum, sebagian makan dan minum, istirahat, terhindarnya
besar orang sudah mengetahui perlunya penderita dari kelelahan. Mengurangi
pembatasan asupan garam bagi penderita konsumsi garam (natrium) adalah prinsip
hipertensi. Tapi alasan sebenarnya paling penting untuk menurunkan tekanan
mengapa garam harus dibatasi karena darah. Banyak pola makan diet rendah
kandungan mineral natrium (sodium) garam yang dianjurkan. Antara lain saran
didalamnya. Jadi yang dimaksud garam Departemen Kesehatan RI untuk menjalani
adalah garam natrium. Pada hipertensi, diet rendah garam dengan aturan : diet
bukan hanya garam dapur yang perlu ringan (konsumsi garam 3,75 – 7,5 g/hari),
dibatasi, tetapi juga semua bahan makanan diet menengah (1,25 – 3,75 g/hari), dan
sumber natrium. Natrium bersifat berat (kurang dari 1,25 g/hari). Sedangkan
mengikat air. Pada saat garam dikonsumsi, menurut WHO, konsumsi natrium
maka garam tersebut akan mengikat air disarankan 2.300 mg/hari (setara dengan
sehingga air akan terserap masuk ke dalam satu sendok teh). DASH mengambil jalan
intravaskuler yang menyebabkan tengah dengan menetapkan asupan natrium
meningkatnya volume darah. Dalam terbatas 1.500 mg/hari. Jumlah itu sudah
keadaan demikian asupan garam perlu termasuk jumlah garam alami yang
6
dibatasi. Terkadang didalam suatu ditambahkan waktu memasak . Keluarga
keluarga ada yang suka dengan masakan memberikan dukungan dan membuat
yang asin, apabila tidak asin dirasa kurang keputusan mengenai perawatan dari
sedap dan terasa hambar. Sehingga tidak anggota keluarga yang sakit. Maka dari itu,
menutup kemungkinan lansia yang ada peran dan dukungan dari keluarga dalam
didalam suatu keluarga itu mengkonsumsi hal makanan rendah garam perlu
makanan yang asin pula. Padahal pada usia ditingkatkan, dengan memberikan
lanjut, patogenesis terjadinya hipertensi penyuluhan atau pendidikan kesehatan
sedikit berbeda dengan terjadi pada tentang makanan rendah garam yang benar
dewasa muda. Faktor yang berperan pada sehingga mampu meningkatkan derajat
usia lanjut terutama adalah peningkatan kesehatan lansia.
4
sensitivitas terhadap asupan natrium .
Dewasa ini banyak tersedia jenis Metode Penelitian
obat antihipertensi. Pada kasus-kasus Desain penelitian ini menggunakan
ringan dan sedang, salah satu jenis obat desain analitik korelasional dengan
saja biasanya sudah dapat mengontrol pendekatan Cross sectional yaitu
hipertensi. Pengobatan nonfarmakologis penelitian dengan melakukan pengukuran
atau tanpa obat, antara lain dilakukan atau pengamatan pada saat bersamaan.
dengan menganut gaya hidup sehat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Pengobatan tanpa obat dapat mengontrol lansia dengan hipertensi di desa
tekanan darah sehingga pengobatan Tunggorono sebanyak 138 orang. Besar
farmakologis kadang-kadang tidak sampel dalam peneltian ini adalah
6
diperlukan . Saat ini banyak penderita sebagian lansia yang menderita Hipertensi
1100
di Desa Tunggorono sebanyak 35
responden. Teknik sampling yang tentang makanan rendah garam pada lansia
digunakan adalah metode probability adalah kuesioner yang telah dilakukan uji
sampling jenis cluster random sampling. validitas dan uji reliabilitas dan instrumen
Variable dalam penelitian adalah yang digunakan untuk mengukur derajat
variable independen yaitu dukungan hipertensi pada lansia adalah observasi
keluarga tentang makanan rendah garam , dengan menggunakan tensimeter jarum.
dan variable dependen yaitu derajat Pengolahan data terdiri dari editing,
hipertensi. Instrumen yang digunakan coding, data entry, tabulating, kemudian
untuk mengukur dukungan keluarga dianalisa dengan uji spearman rank
correlation.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data umum dan data khusus
yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden di Desa Tunggorono
Kecamatan Jombang Kabpaten Jombang Mei 2015.
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar (54,3%) responden berusia 45-59
tahun sebanyak 19 orang.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Tunggorono
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Mei 2015.
No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
1. Laki-laki 14 40
2. Perempuan 21 60
Total 35 100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar (60%) responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 21 orang.
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar (54,3%) responden tidak bekerja
sebanyak 19 orang.
1101
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi dukungan keluarga tentang makanan rendah garam yang
terjadi di Desa Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Mei 2015.
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa hampir setengah (42,9%) responden mendapatkan
dukungan keluarga tentang makanan rendah garam dengan kategori sedang sebanyak 15
orang.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Derajat Hipertensi pada lansia yang
terjadi di Desa Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Mei 2015.
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar (52,4%) responden mengalami
derajat hipertensi Stage 1 sebanyak 18 orang.
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga Tentang Makanan Rendah Garam dengan
Derajat Hipertensi di Desa Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
Tahun 2015.
Derajat Hipertensi Total
Dukungan Keluarga H. Stage 2 H. Stage 1 Pre hipertensi F %
F % F % F %
Kurang 6 60 4 40 0 0,0 10 100
Sedang 3 20 11 73,3 1 6,7 15 100
Baik 1 10 3 30 6 60 10 100
Total 10 28,6 18 51,4 7 20 35 100
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.9 diketahui bahwa, Sebagian besar (73,3%) responden yang mendapatkan
dukungan keluarga tentang makanan rendah garam dengan kategori sedang dan mengalami
hipertensi Stage 1 sebanyak 11 orang.
1102
fungsi keluarga dalam melindungi faktor. Salah satunya yaitu usia dan jenis
9
keamanan dan kesehatan seluruh anggota kelamin .
keluarga serta menjamin pemenuhan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa
kebutuhan perkembangan fisik, mental, sebagian besar (66,7%) responden
dan spiritual, dengan cara memelihara dan berumur 75-90 tahun mengalami derajat
merawat anggota keluarga serta mengenali hipertensi Stage 1. Menua atau menjadi tua
kondisi sakit tiap anggota keluarga. adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan kehidupan manusia. Menjadi tua
bahwa sebagian besar (52,6%) responden merupakan proses alamiah, Menua
yang berusia antara 45-59 tahun bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
mendapatkan dukungan keluarga tentang proses yang berangsur-angsur
makanan rendah garam dengan kategori mengakibatkan perubahan yang kumulatif,
sedang sebanyak 10 orang. Dukungan merupakan proses menurunnya daya tahan
dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
ini adalah pertumbuhan dan dalam dan luar tubuh yang berakhir
4
perkembangan, dengan demikian setiap dengan kematian . Pada usia lanjut,
rentang usia (bayi-lansia) memiliki patogenesis terjadinya hipertensi sedikit
pemahaman dan respon terhadap berbeda dengan terjadi pada dewasa muda.
5 Faktor yang berperan pada usia lanjut
perubahan kesehatan yang berbeda-beda .
Bertambahnya umur maka akan terutama adalah peningkatan sensitivitas
4
mempengaruhi kesehatan lansia, dimana terhadap asupan natrium .
lansia merasa ingin lebih diperhatikan dan Bertambahnya usia maka fungsi tubuh
dihargai dalam keluarga. Sehingga akan menurun. Sehingga terjadi
semakin bertambah usia lansia maka harus peningkatan kinerja jantung, disertai
semakin baik dukungan yang diberikan. penurunan elastisitas pembuluh darah,
Berdasarkan kenyataan dilapangan, bahwa maka lansia berisiko terhadap hipertensi.
usia 45-59 tahun merupakan usia Kenyataan di lapangan bahwa lansia pada
produktif, dimana lansia masih mampu usia 75-90 tahun mengalami hipertensi
mengatasi perubahan kesehatan yang stage 1. Hal ini dipengaruhi karena gaya
terjadi, maka dukungan keluarga yang hidup sehat yang dilakukan lansia, seperti
diberikan masih dalam kategori sedang. olahraga teratur dan mematuhi anjuran
Hal ini karena lansia merasa tidak perlu tenaga kesehatan untuk mengurangi
dibantu sehingga tidak memperhatikan makanan seperti makanan yang
dukungan yang diberikan. mengandung tinggi garam.
Menurut Puspitorini (2012), bahwa
Derajat Hipertensi Pada Lansia sebagian orang mempunyai sensitifitas
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui terhadap garam. Mengurangi asupan
bahwa sebagian besar (52,4%) responden garam cenderung menurukan tekanan
mengalami derajat hipertensi Stage 1. darah. Tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi besar (57%) responden berjenis kelamin
adalah sebuah kondisi medis saat laki-laki mengalami derajat hipertensi
seseorang mengalami peningkatan tekanan Stage 1.
darah diatas normal. Akibatnya, volume Pada umumnya, laki-laki memiliki
darah meningkat dan saluran darah kemungkinan lebih besar untuk terserang
menyampit. Oleh karena itu, jantung harus hipertensi daripada wanita. Hipertensi
memompa lebih keras untuk menyuplai berdasarkan gender ini dapat pula
oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam dipengaruhi oleh faktor psikologis/stres.
6
tubuh . Hipertensi merupakan penyakit Pada wanita sering kali dipicu oleh
yang timbul karena interaksi berbagai perilaku tidak sehat, seperti merokok dan
kelebihan berat badan, depresi dan
1103
rendahnya status pekerjaan. Sedangkan antara dukungan keluarga tentang
pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, makanan rendah garam dengan derajat
seperti perasaan kurang nyaman terhadap hipertensi pada lansia di Desa Tunggorono
6
pekerjaan dan menganggur . Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Berdasarkan kenyataan dilapangan, Dari hasil uji tersebut tingkat hubungan
laki-laki mengalami hipertensi stage 1, hal antara dua variabel didapatkan nilai
ini sesuai dengan teori yang di sampaikan korelasi Spearmen Rank 0,594, menurut
oleh Puspitorini, laki-laki memiliki tabel interpretasi adalah termasuk dalam
kemungkinan lebih besar untuk terserang rentang antara 0,400 – 0,599 yaitu
hipertensi daripada wanita, berhubungan interpretasi Sedang.
dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang Dukungan keluarga tentang makanan
nyaman terhadap pekerjaan dan rendah garam dengan kategori baik, akan
menganggur. Begitu pula pada wanita, menimbulkan dampak kesehatan yang
tidak adanya pekerjaan berpengaruh positif bagi anggota keluarga yang lainnya.
terhdap derajat hipertensi yang terjadi. Hal Hal ini sesuai dengan definisi dukungan
ini didukung dengan tabel 4.3 keluarga Menurut Cohen & Syme (1996)
menunjukkan bahwa sebagian besar dalam Prasetyawati (2011), adalah suatu
(54,3%) responden tidak bekerja. Orang keadaan yang bermanfaat bagi individu
dengan aktifitas fisik yang kurang hanya yang diperoleh dari orang lain yang dapat
membutuhkan sedikit kalori, sehingga dipercaya, sehingga akan tahu bahwa ada
cenderung untuk mengkonsumsi makanan orang lain yang memperhatikan,
yang tinggi kandungan garam dan lemak. menghargai dan mencintainya.
Sehingga meningkatkan volume plasma Kenyataan di lapangan menunjukkan
dalam tubuh yang dapat mengakibatkan bahwa sebagian besar (73,3%) responden
tekanan darah tinggi. mendapatkan dukungan keluarga tentang
makanan rendah garam dengan kategori
Hubungan antara Dukungan Keluarga sedang dengan derajat hipertensi stage 1.
Tentang Makanan Rendah Garam Dukungan keluarga tentang makanan
dengan Derajat hipertensi Pada Lansia. rendah garam dengan kategori sedang
Tabel 4.9 diketahui bahwa, sebagian dapat disebabkan karena keluarga belum
besar (60%) responden yang mendapatkan atau kurang mengetahui tentang
dukungan keluarga tentang makanan bagaimana memberikan makanan dengan
rendah garam dengan kategori kurang, prinsip rendah garam yang baik dan benar
mengalami hipertensi stage 2 sebanyak 6 untuk mengurangi tekanan darah tinggi.
orang. Sebagian besar (73,3%) responden Tekanan darah dapat meningkat jika
yang mendapatkan dukungan keluarga terlalu banyak mengonsumsi garam dan
tentang makanan rendah garam dengan makanan cepat saji dan makanan yang
kategori sedang dan mengalami hipertensi olahan yang mengandung kandungan
Stage 1 sebanyak 11 orang. Sebagian besar garam yang tinggi. Pada hipertensi, bukan
(60%) responden yang mendapatkan hanya garam dapur yang perlu dibatasi,
dukungan keluarga tentang makanan tetapi juga semua bahan makanan sumber
rendah garam dengan kategori Baik, natrium. Natrium bersifat mengikat air.
mengalami derajat prehipertensi sebanyak Apabila volume darah meningkat, kerja
6 orang. jantung akan meningkat dan akibatnya
Berdasarkan hasil uji statistik tekanan darah pasti juga meningkat.
Spearman Rhank didapatkan nilai Dukungan informasi merupakan
signifikan atau nilai probabilitas sebesar dukungan yang penting, karena dengan
0,000 lebih kecil dari nilai alpha (α) 0,05 adanya dukungan informasi dalam suatu
atau (ρ < α), maka hipotesis Ho ditolak sistem keluarga maka informasi yang ada
dan H1 diterima, artinya ada hubungan di dunia luar bisa sampai dan berkembang
1104
di dalam sistem keluarga. Sesuai yang ada dukungan dengan baik akan berpengaruh
dalam teori bahwa aspek yang ada dalam pada derajat prehipertensi, dan jika
dukungan informasional ini adalah keluarga memberikan dukungan sedang
nasehat, usulan, saran, petunjuk dan akan berpengaruh pada derajat hipertensi
pemberian informasi maka keluarga akan stage 1. Sedangkan jika keluarga
lebih mampu dalam mengatasi beberapa memberikan dukungan yang kurang, akan
masalah yang ada di dalam keluarganya berpengaruh pada derajat hipertensi stage
karena adanya penyebaran informasi yang 2.
ada. Hal ini menunjukkan bahwa salah
satu faktor yang dapat menyebabkan Kesimpulan
hipertensi adalah kurangnya dukungan 1. Dukungan keluarga tentang makanan
dalam merawat lansia dalam memenuhi rendah garam di Desa Tunggorono
kebutuhan makanan sesuai prinsip rendah Kecamatan Jombang Kabupaten
garam yang baik dan benar. Jombang hampir setengah (42,9%) dari
Sesuai teori keluarga menurut Achjar responden mendapatkan kategori
(2012), Keluarga merupakan sentral sedang.
pelayanan keperawatan karena keluarga 2. Derajat hipertensi pada lansia di Desa
merupakan sumber kritikal untuk Tunggorono Kecamatan Jombang
pemberian pelayanan keperawatan, Kabupaten Jombang sebagian besar
intervensi yang dilakukan pada keluarga (52,4%) responden mengalami derajat
merupakan hal penting untuk pemenuhan hipertensi Stage 1.
kebutuhan individu. Disfungsi apapun 3. Ada hubungan antara dukungan
yang terjadi pada keluarga akan keluarga tentang makanan rendah
berdampak pada satu atau lebih anggota garam dengan derajat hipertensi pada
keluarga atau keseluruhan keluarga, bila lansia di Desa Tunggorono Kecamatan
ada satu orang yang sakit akan Jombang Kabupaten Jombang dengan
berpengaruh pada keluarga secara interpretasi sedang.
keseluruhan. Adanya hubungan yang kuat
antara keluarga dan status kesehatan setiap Saran
anggota keluarga, sangat memerlukan
peran keluarga pada saat menghadapi 1. Bagi Institusi Pendidikan.
masalah yang terjadi pada keluarga. Dapat digunakan sebagai bahan
Upaya yang dilakukan untuk pembelajaran dalam mata ajar
mengurangi derajat hipertensi yang terjadi keperawatan gerontik untuk
pada lansia adalah dengan memberikan penerapan asuhan keperawatan pada
penyuluhan atau pendidikan kesehatan lansia dengan hipertensi.
kepada masyarakat, khususnya keluarga 2. Bagi Institusi Kesehatan
yang tinggal dengan lansia yang terkena Dapat memberikan penyuluhan
hipertensi. Memberikan informasi agar kepada masyarakat tentang makanan
keluarga sering berinteraksi dengan rendah garam yang mendukung
anggota keluarga yang lain, khususnya kesehatan lansia sehingga tercapai
kepada lansia yang menderita hipertensi. kesehatan lansia secara optimal.
Pemberian informasi memberikan dampak
positif untuk membentuk kesadaran 3. Bagi Ilmu Keperawatan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan Dapat dijadikan pertimbangan
makanan lansia sesuai prinsip rendah dalam pengembangan ilmu
garam yang baik dan benar untuk keperawatan gerontik dan
menurunkan tekanan darah tinggi dan memperkuat teori tentang makanan
meningkatkan derajat kesehatan lansia. rendah garam dengan derajat
Sehingga apabila keluarga memberikan hipertensi.
1105
4. Bagi Tempat Penelitian.
Sebaiknya dapat menciptakan Wilayah Kerja Puskesmas Jabon. Tidak
lingkungan atau suasana yang baik Dipublikasikan.
dalam upaya membantu memenuhi
kebutuhan kesehatan lansia, sehingga 4. Martono, H.Hadi dan K. Pranaka. 2010.
tercapai derajat kesehatan lansia yang Geriatri edisi ke-4. Jakarta : Balai
optimal. Penerbit FKUI.
ABSTRAK
Pendahuluan: Jalan pagi merupakan aktivitas ringan yang sesuai untuk orang dengan
lanjut usia (lansia) karena dapat membantu mengendalikan tekanan darah dalam jangka
panjang. Keterbatasan lansia untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari dapat
mempengaruhi perubahan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh jalan pagi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Metode: Desain penelitian pre-experiment menggunakan one group pre-post test design,
dengan teknik simple random sampling. Populasi dalam penelitian adalah lansia dengan
hipertensi di Desa Kalianget Timur sebanyak 71 orang, sampel sebanyak 60 orang. Analisa
data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum dilakukan jalan pagi sebagian besar (65%) tekanan darah sistole 140-159 mmHg
dan tekanan darah diastole seluruhnya (100%) >100 mmHg. Kemudian sesudah dilakukan
jalan pagi tekanan darah menurun, sebagian besar (55%) tekanan darah sistole 140-159
mmHg dan hampir seluruhnya (88,3%) tekanan darah diastole >100 mmHg. Hasil analisa
data diperoleh p= 0,000 (<0,05). Pe mbahasan: Lansia dapat melakukan aktivitas ringan
seperti jalan kaki dipagi hari sebagai bentuk olahraga dalam menjaga kebugaran. Olahraga
yang sesuai dan efektif dapat meningkatkan angka harapan hidup lansia sehingga derajat
kesehatan lansia dapat meningkat. Kesimpulan: Jalan pagi efektif untuk menurunkan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Kata Kunci : Jalan Pagi, Hipe rtensi, Lanjut Usia.
169
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017
ABSTRACT
Introduction: Walking in the morning is a mild activity suitable for elderly people as it
can help control blood pressure in the long term. Inability of the elderly to perform daily
physical activity can affect blood pressure changes. This study aims to analyze the
influence of walking in the morning to changes in blood pressure in the elderly with
hypertension. Method: This research pre-experiment design is using one group pre-post
test design, with simple random sampling technique. The population in this study were
elderly with hypertension in Kalianget Timur Village as many as 71 people, 60 samples.
Data analysis using Wilcoxon statistical test. Results: The results showed that before
walking in the morning is most (65%) blood pressure sistole 140-159 mmHg and diastole
blood pressure entirely (100%)> 100 mmHg. Then after walking in the morning blood
pressure decreases most (55%) sistole blood pressure is 140-159 mmHg and almost all
(88.3%) diastole blood pressure> 100 mmHg. The result of data analysis obtained p =
0,000 (<0,05). Discussion: Elderly can perform mild activities such as walking in the
morning as a form of exercise in maintaining body fit. Appropriate and effective exercise
can increase the elderly life expectancy so that the health of elderly can increase.
Conclusion: Walking in the morning is effective for lowering blood pressure in the elderly
with hypertension.
Keywords: Walking in the morning, Hypertension, Elderly.
170
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017
9.400 jiwa, sedangkan untuk lansia sendiri karena dapat melatih tulang menjadi
sebanyak 3.694 jiwa. Jumlah lansia penderita kuat, mendorong jantung bekerja
hipertensi pada tahun 2015 di UPT optimal dan membantu
Puskesmas Kalianget yaitu sebanyak 1.543 menghilangkan radikal bebas yang
jiwa. Dari data posyandu lansia Desa berkeliaran didalam tubuh. Jalan pagi
Kalianget Timur didapat jumlah lansia ini dapat membentuk dan mengoreksi
sebanyak 71 orang dengan keluhan hipertensi. sikap dan gerak serta memperlambat
Hipertensi merupakan penyakit yang dapat proses degenerasi karena perubahan
diminimalisasikan tingkat kekambuhannya, usia, serta
hal tersebut dapat dilakukan dengan tetap mempermudah penyesuaian
menjaga gaya hidup berupa asupan makanan kesehatan jasmani terutama
yang seimbang serta aktivitas fisik yang kesehatan kardiovaskuler dalam
cukup. Pada lansia penderita hipertensi adaptasi kehidupan lanjut usia
diperlukan pengukuran tekanan darah yang (Giriwijoyo, 2012).
rutin agar tekanan darahnya dapat terpantau Rumusan masalah dalam penelitian
dengan baik. Hipertensi dapat dicegah dengan ini adalah adakah pengaruh jalan
menghindari faktor penyebab terjadinya pagi terhadap perubahan tekanan
hipertensi yaitu pengaturan pola makan, gaya darah pada lansia dengan hipertensi?
hidup yang benar, menghindari kopi, merokok Tujuan penelitian ini adalah
dan alkohol, mengurangi konsumsi garam menganalisis pengaruh jalan pagi
yang berlebihan dan aktivitas yang cukup terhadap perubahan tekanan darah
seperti olahraga yang teratur (Dalimartha, pada lansia dengan hipertensi di Desa
2008). Kalianget Timur Kecamatan
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik Kalianget Kabupaten Sumenep.
yang mudah dilakukan oleh berbagai
kalangan. Bagi lansia sendiri sangat diajurkan BAHAN DAN METODE
untuk melakukan aktivitas fisik seperti jalan Penelitian ini menggunakan
pada pagi hari untuk mengisi waktu luang. rancangan pre eksperimental design
Olahraga teratur bisa menjadi cara yang jenis one-group pre-test post-test
efektif untuk melancarkan sirkulasi darah. design. Populasi dalam penelitian ini
Jalan pagi memiliki gerakan yang dinamis, adalah semua lansia di Desa
mudah dilakukan, menimbulkan rasa gembira Kalianget Timur Kecamatan
dan semangat serta beban yang rendah. Kalianget Kabupaten Sumenep yang
Aktifitas olahraga ini membantu tubuh agar mengalami hipertensi sebanyak 71
tetap bugar orang. Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik simple random
sampling berjumlah 60 orang,yang
memenuhi kriteria kriteria inklusi
antara lain lansia dengan tekanan
darah ≥ 40 mmHg, berumur > 45 –
74 tahun dan tidak mengkonsumsi
171
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017
172
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017
HASIL
Tabel 1 menunjukkan bahwa tekanan darah jalan pagi sebagian besar yaitu 140-
sistole responden sebelum dilakukan jalan 159 mmHg sebanyak 33 orang
pagi sebagian besar yaitu 140-159 mmHg (55%). Karakteristik tekanan darah
sebanyak 39 orang (65%). Karakteristik diastole responden sesudah
tekanan darah diastole responden sebelum dilakukan jalan pagi hampir
dilakukan jalan pagi seluruhnya yaitu >100 seluruhnya yaitu >100 mmHg
mmHg sebanyak 60 orang (100%). sebanyak 53 orang (88,3%).
Karakteristik tekanan darah sistole responden
sesudah dilakukan
173
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan jalan pagi seluruh lansia (100%)
mengalami hipertensi.
Tabel 3. Tekanan Darah Pada Lansia Sesudah Dilakukan Jalan Pagi
Tabel 3 menunjukkan bahwa sesudah dilakukan jalan pagi sebagian lansia (50%)
mengalami penurunan tekanan darah.
Tabel 4. Tekanan Darah Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Jalan Pagi
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Hipertensi 60 100
2 Tidak Hipertensi 0 0
Total 60 100
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Naik 17 28,3
2 Tetap 13 21,7
174
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017
3 Turun 30 50
Total 60 100
Uji wilcoxon P=0,000 < 0,05
Tabel 4 menunjukkan bahwa ada perubahan tensimeter. Hasil pengukuran
tekanan darah sebelum dan sesudah (pre dan tekanan darah ditulis dalam dua
post) dilakukan aktivitas jalan pagi. Sebelum angka, yaitu angka sistole dan
dilakukan jalan pagi jumlah diastole dalam satuan milimiter air
responden yang mengalami hipertensi yaitu raksa (mmHg) (Triyanto, 2014).
seluruhnya sebanyak 60 responden, kemudian Berdasarkan hasil penelitian sebelum
sesudah dilakukan jalan pagi sebagian besar
dilakukan jalan pagi terjadi perubahan yaitu tekanan darah sistole yaitu 140-159
sebanyak 30 responden mengalami penurunan mmHg sebanyak 39 responden dan
tekanan darah. Sebanyak 17 responden tekanan darah diastole yaitu >100
mengalami kenaikan tekanan darah dan 13 mmHg sebanyak 60 responden. Jika
responden memiliki pengukuran tekanan kita melakukan jalan pagi, maka
darah yang tetap dari sebelumnya. tentunya kita akan menggerakkan
Berdasarkan hasil tersebut menggambarkan kedua kaki dan mengayunkan lengan
bahwa aktivitas jalan pagi memiliki yang menunjukkan telah terjadi kerja
keberhasilan dalam perubahan tekanan darah. otot. Otot-otot tersebut tentunya
Hasil analisis statistik non parametrik dengan perlu mendapatkan nutrisi agar dapat
menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan bekerja dengan baik dan juga perlu
bahwa nilai p= 0,000 (P < 0,05) sehingga Ho ditunjang oleh kerja jantung dan
ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa pembuluh darah yang baik. Olahraga
aktivitas jalan pagi memiliki yang dilakukan tersebut selain
pengaruh terhadap perubahan tekanan darah mengalirkan darah dan nutrisi juga
pada lansia dengan hipertensi. akan meningkatkan kemampuan
jantung dan paru sehingga keadaan
PEMBAHASAN akan baik untuk mencegah dan
Tekanan Darah Pada Lansia membantu penyembuhan penyakit
Sebelum Jalan Pagi darah tinggi, jantung, dan juga sesak
Berdasarkan hasil penelitian sebelum napas.
dilakukan jalan pagi seluruh Tekanan Darah Pada Lansia
lansia mengalami hipertensi. Tekanan darah Sesudah Jalan Pagi
manusia dapat diukur secara tidak langsung Berdasarkan hasil penelitian sesudah
menggunakan dilakukan jalan pagi
sebagian lansia mengalami
penurunan tekanan darah. Konsep
olahraga kesehatan adalah padat
gerak, bebas stres, singkat (cukup
10-30 menit tanpa henti), adekuat:
massal, mudah, murah, meriah dan
175
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017
176
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017