Anda di halaman 1dari 56

Asuhan Keperawatan Gerontik Tn. E Di Kp.

Cibolerang
RT 03 RW 05 Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut
Dosen Pembimbing : Umar Sumarna, SKM, S.Kep, M.Kes

Oleh

Sandra Aditya Farhan 220110166081


(2016/B)

UNIVERSITAS PADJADJARAN KAMPUS GARUT


Jl. Proklamasi No. 5 Telp. (0262) 232212 Garut
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kits panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat
hidayahnya saya selaku penulis dapat menyelesaikan tugas Pengkajian Asuhan
Keperawatan Gerontik Tn. E Di Kp. Cibolerang RT 03 RW 05 Desa Karangsari
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut , sebagai salah satu tugas akhir dari
matakuliah Keperawatan Gerontik.

Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada pihak yang membantu dalam


kelancaran penyusunan proposal ini diantaranya :

1. Bapak Umar Sumarna, SKM, S.Kep, M.Kes selaku pembimbing kami.

Saya berharap semoga penyusunan laporan ini dapat memberikan


pengetahuan yang bermanfaat terutama bagi saya selaku penulis maupun pihak
lain. Penulisan laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan sumbang saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Maka dari itu bila ada salah
penulisan, isi, maupun kata-kata mohon maaf sebesar-besarnya karena
kesempurnan hanya milik Allah SWT.

Garut, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................2

BAB II PENGKAJIAN dan RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian..........................................................................................3
B. Riwayat Kesehatan.............................................................................3
C. Pengkajian TTV.................................................................................4
D. Pemeriksaan Fisik..............................................................................4
E. Pengkajian Sikososial Spiritual..........................................................5
F. KATZ Indeks.....................................................................................5
G. Pengkajian SPMSQ............................................................................7
H. Pengkajian Keseimbangan Tinneti....................................................8
I. Pengkajian MFS.................................................................................12
J. Pengkajian BBS.................................................................................14
K. Analisa Data.......................................................................................26
L. Diagnosa............................................................................................27
M. Intervensi............................................................................................27
N. Implementasi dan Evaluasi................................................................29
O. Analisa Jurnal.....................................................................................31

BAB III KESIMPULAN SARAN


A. Kesimpulan........................................................................................32
B. Saran .................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia
ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses
penuaan (WHO)
Lansia juga rentan mengalami kesakitan dan rentan terkena penyakit,
salahsatu penyakit yang sering ditemukan pada lansia adalah Hipertensi.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja
lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-
organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Hipertensi
sering dihubungkan dengan pengerasan dan hilangnya elastisitas dinding
arteri. Tahanan vaskular perifer meningkat dalam pembuluh darah yang
keras dan tidak elastis. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor umur. Pada
lanjut usia terjadi perubahan struktur dan fungsi pembuluh darah, yaitu sifat
elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang dan terjadinya kekakuan pada
dinding pembuluh darah arteri, sehingga pengembangan pembuluh darah
menjadi terganggu (Potter&Perry, 2005).
Salahsatu fungsi yang hilang dari setiap lansia adalah kemandirian.
Kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memenuhi
kebutuhan hidup dengan tidak bergantung pada orang lain. Selain itu
kemandirian diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang berupaya
untuk memenuhi segala tuntutan. Kemandirian dapat dipengaruhi oleh
pendidikan lansia, juga oleh gangguan sensori khususnya penglihatan dan
pendengaran, dipengaruhi pula oleh penurunan dalam kemampuan
fungsional, serta dipengaruhi pula oleh kemampuan fungsi kognitif lansia
yang menurun. (Heryanti, 2011).
Berdasarkan uraian diatas perlunya pengkajian pada lansia di Kp.
Cibolerang RT 03 RW 05 Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan
Kabupaten Garut untuk mengetahui sejauhmana kemandirian pada lansia
tersebut, kognitif lansia, serta mencocokan masalah apa saja yang umumnya
ditemukan pada lansia.
B. Rumusan Masalah
1. Masalah apa yang umum ditemukan pada lansia pada saat dilakukan
pengkajian ?
2. Apa intervensi dan rencana keperawatan yang tepat pada lansia binaan
di Kp. Cibolerang Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut ?
C. Tujuan
1. Mengetahui masalah apa yang umum ditemukan pada lansia pada saat
dilakukan pengkajian.
2. Mengetahui apa intervensi dan rencana keperawatan yang tepat pada
lansia binaan di Kp. Cibolerang Kecamatan Karangpawitan Kabupaten
Garut
BAB II
PENGKAJIAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn.E
Umur : 81 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Pendidikan : D4
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2018

B. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat ini (PQRST)
Pada saat dikaji klien mengeluh pusing dan nyeri pada sendi. Pusing timbul
ketika klien bangun tidur dan ketika terlalu lama berdiri. Pada saat
dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 140/100 mmhg.
Sedangkan nyeri pada sendi terasa apabila klien beraktivitas.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada saat dikaji mengenai riwayat kesehatan dahulu, pasien mengatakan
pernah mengalami trauma seperti jatuh dari kendaraan, hipertensi dan
pernah mengalami stroke ringan beberapa tahun lalu. Kemuadian pada saat
ditanya mengenai pola makan sehari-hari klien mengatakan, sering
mengkonsumsi makanan yang sedikit pedas tergantung menantu yang
memasak makanan untuk klien, karena klien tinggal bersama anak kedua.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak ke tiga klien mengalami hipertensi.

C. Pemeriksaan TTV
1. Tekanan darah : 140/100 mmhg

3
2. Nadi : 74x/menit
3. RR : 28 kali/menit
4. Berat badan :-

D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Klien tampak sehat (compos mentis)
2. Sistem Integumen
Kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, rambut putih, dan tidak
nampak keanehan pada sistem integumen.
3. Sistem Pernapasan
Pada saat di inspeksi respirasi klien 28x/menit.
4. Sistem Kardiovaskular
Tekanan darah klien pada saat diukur 140/100 mmhg.
5. Sistem Gastrointestinal
Klien mengatakan kadang sakit pada sistem pencernaanya dan sering BAB.
6. Sistem Perkemihan
Klien tidak mengeluh mengalami gangguan berkemih
7. Sistem Genitoreproduksi
Baik
8. Sistem Mosculosceletal
Cukup kuat untuk berjalan dan membawa barang yang tidak terlalu berat,
namun klien kerapkali mengeluh sakit apabila banyak beraktifitas.
9. Sistem Saraf Pusat
Tidak ada keluhan.
10. Sistem Endokrin
Baik, tidak nampak adanya pembesaran pada sistem endokrin.

11. Sistem Reproduksi

3
Tidak ada masalah.

E. Pengkajian Sikososial dan Spiritual


1. Psikososial ( kemampuan sosialisasi klien )
Klien saat ini aktip pada kegiatan-kegiatan masjid, menjadi sesepuh di desa,
imam dimasjid, dan kepala BAZARNAS di desanya.
2. Masalah emosional
a. Identifikasi masalah emosional
1) Apakah klien mengalami sukar tidur ? (-)
2) Apakah klien sering merasa gelisah ? (-)
3) Apakah klien sering murung sendiri? (-)
4) Apakah sering was-was / khawatir? (-)
Dapat disimpulkan dari hasil pengkajian klien tampak tenang, dan
tidak memiliki masalah emosional.
3. Spiritual
Tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu, selalu berjamaah di masjid,
puasa sunah senin-kamis, sholat tahajud. Klien nampak tenang dan
berharap meninggal dengan keadan khusnul khotimah.

F. Pengkajian Fungsional Klien Berdasarkan KATZ Indeks


Berdasarkan hasil pengkajian, klien termasuk kategori mandiri dalam makan,
kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,
dan mandi.
1. Modifikasi dari Barthel Indeks
N KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
o BANTUAN
1 Makan  (10) 3 kali sehari
dengan porsi
sedikit

3
2 Minum  (10) Sering sekitar 6
gelas sehari
3 Mobilisasi  (15)
4 Personal toilet  (5) Tanpa bantuan
oranglain
5 Keluar masuk  (10)
toilet
6 Mandi  (15) Tanpa bantuan
oranglain
7 Jalan di  (5)
permukaan
datar
8 Naik turun  (5)
tangga
9 Mengenakan  (10)
pakaian
10 Kontrol BAB  (10) Sering dan
terkadang cair.
11 Kontrol BAK  (10) Jarang (putih)
12 Olahraga  (10) Sering jalan pagi
13 Rekreasi  (5) Pengajian

Hasil : Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data berada pada


angka 120 itu menunjukan bahwa klien ketergantungan sebagian
dalam melakukan aktifitasnya
G. Pengkajian Status Mental Gerontik
1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan SPMSQ
(Short Portable Mental Status Quistioner)
Benar Salah No Pertanyaan
 01 Menanyakan tanggal
 02 Menanyakan hari
 03 Nama tempat tinggal
 04 Nama alamat tinggal
 05 Menanyakan umur
 06 Menanyakan tanggal dan tahun lahir

3
 07 Menanyakan persiden sekarang
 08 Menanyakan presiden sebelum
 09 Nama orangtua
 10 Menghitung
Jumlah 10

Interpensi hasil: 0-3 Fungsi intelektual Klien utuh


2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam)
N Aspek kognitif Nilai Kriteria hasil
o klien
1 Orientasi 10  Klien mampu mengingat dan
menyebutkan tanggal, hari,
musim, bulan.
 Klien mampu mengetahui /
menyadari tempat.
2 Registrasi 3  Klien mampu mengingat dan
menyebutkan kembali objek.
3 Perhatian dan kalkulasi 5  Kemampuan berhitung khien
baik.
4 Mengingat 3  Klien mampu mengulang apa
yang di instruksikan.
5 Bahasa 9  Klien mampu melakuakan apa
yang di instruksikan.
Jumlah 30

Intervensi hasil kurang dari 23 itu berarti fungsi kognitif klien baik

H. Pengkajian Keseimbangan (Tinneti, 1998)


Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam
bergerak, dari kedua komponen tersebut dibagi dalam beberapa gerakan yang
perlu diobservasi oleh perawat . Kedua komponen tersebut adalah :

3
a. Perubahan poisisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini , dan 1 bila
menunjukkan kondisi berikut ini.
• Bangun dari tempat tidur ( dimasukan dalam analisis) dengan mata
terbuka
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali. (1)
• Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis) dengan mata terbuka
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi (1)
• Bangun dari tempat tidur ( dimasukan dalam analisis) dengan mata
tertutup
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan tetapi
usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali. (1)
• Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis) dengan mata tertutup
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi. (1)
Ket : kursi harus yang keras tanpa lengan
• Menahan dorongan pada sternum ( Pemeriksa mendorong sternum
sebanyak 3 kali dengan hati-hati) dengan mata terbuka Klien
menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya. (1)
• Menahan dorongan pada sternum ( Pemeriksa mendorong sternum
sebanyak 3 kali dengan hati-hati) dengan mata tertutup
Klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya. (1)
• Perputaran leher

3
Menggerakan kaki, menggemnggam objek untuk dukungan kaki:
Keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil. (1)
• Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak stabil
memegang sesuatu untuk dukungan. (0)
• Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
(misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri lagi,
dan memerlukan usaha-usaha yang keras untuk bangun. (0)
b. Komponen gaya berjalan atau pergerakan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi dibawah ini, atau beri
nilai 1 jika klien menunjukan salah satu dari kondisi di bawah ini :
• Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan. (0)
• Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten ( Menggeser atau menyeret
kaki), mengangakt kaki terlalu tinggi (> 5 cm). (1)
• Kontinuitas langkah kaki ( lebih baik diobservasi dari samping klien)
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai. (1)
• Kesimetrisan langkah ( lebih baik diobservasi dari samping klien)
Langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit. (1)
• Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari
samping kiri klien) Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang
dari sisi ke sisi. (1)
• Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, bergoyang,
memegang objek untuk dukungan. (1)

3
Interpretasi Hasil:
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, kemudian interpretasikan sebagai
berikut :
0-5 resiko jatuh rendah
6-10 Resiko jatuh sedang
11-15 Resiko jatuh tinggi
Jadi berdasarkan pengukuran diatas Tn.E beresiko jatuh Tinggi

3
11

Morse Fall Scale (MFS)


Pengkajian Skala Nilai
1 Tidak 0
Riwayat jatuh; apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir?
. Ya 25 0
2 Tidak 0
Diagnosa sekunder; apakah lansia memiliki lebih dari satu penyakit?
. Ya 15 15
3 Alat bantu jalan;
.
Bed rest/ dibantu perawat 0
Kruk/ tongkat/ walker 15
berpegangan pada benda-benda di sekitar (kursi, lemari, meja) 30 45
4 Tidak 0
Terapi Intravena; apakah saat ini lansia terpasang infus?
. Ya 20 0
5 Gaya berjalan/ cara berpindah
.
Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak sendiri) 0
Lemah (tidak bertenaga) 10
Gangguan/ tidak normal (pincang, diseret) 20 30
6 Status Mental
.
Lansia menyadari kondisi dirinya sendiri 0
Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15 0

Total
90
Skala
12

Tingkatan Risiko Jatuh

Tingkatan risiko Nilai MFS Tindakan


Tidak berisiko 0 – 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar
Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
risiko tinggi

Karangpawitan, 25-10-2018
Pemeriksa

( Sandra A. Farhan )
13

BBS (BERG BALANCE SCALE)


Tanggal Pengkajian: 25 Oktober 2018
Berilah tanda centang (V) pada kolom yang sesuai !
1. Duduk ke berdiri 2.Berdiri tanpa bantuan
Instruksi: tolong berdiri, cobalah untuk tidak Instruksi: berdirilah selama dua menit tanpa
menggunakan tangan sebagai sokongan berpegangan
Skor : Skor
() 4 mampu berdiri tanpa menggunakan tangan (V) 4 mampu berdiri selama dua menit
() 3 mampu untuk berdiri namun () 3 mampu berdiri selama dua menit dengan
menggunakanbantuan tangan pengawasan
(V) 2 mampu berdiri menggunakan tangan () 2 mampu berdiri selama 30 detik tanpa
setelah beberapa kali mencoba bantuan
( ) 1 membutuhkan bantuan minimal untuk () 1 membutuhkan beberapa kali untuk
berdiri mencoba berdiri selama 30 detik tanpa
() 0 membutuhkan bantuan sedang atau bantuan
maksimal untuk berdiri () 0 tidak mampu berdiri selama 30 detik tanpa
bantuan
3. Duduk tanpa sandaran punggung tetapi kaki 4. Berdiri ke duduk
sebagai tumpuan di lantai Instruksi: silahkan duduk
Instruksi: duduklah sambil melipat tangan
Anda selama dua menit
Skor Skor
( V) 4 mampu duduk dengan aman selama dua ( ) 4 duduk dengan aman dengan pengguanaan
menit minimal
() 3 mampu duduk selama dua menit di bawah Tangan
pengawasan (V) 3 duduk menggunakan bantuan tangan
() 2 mampu duduk selama 30 detik () 2 menggunakan bantuan bagian belakan kaki
() 1 mampu duduk selama 10 detik untuk
() 0 tidak mampu duduk tanpa bantuan selama turun
14

10 Detik () 1 duduk mandiri tapi tidak mampu


mengontrol pada saat dari berdiri ke duduk
() 0 membutuhkan bantuan untuk duduk
5. Berpindah 6.Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup
Instruksi: buatlah kursi bersebelahan. Minta Instruksi: tutup mata Anda dan berdiri
klien untuk berpindah ke kursi yang selama 10 detik
memiliki penyagga tangan kemudian ke arah
kursi yang tidak memiliki penyangga tangan
Skor Skor
() 4 mampu berpindah dengan sedikit () 4 mampu berdiri selama 10 detik dengan
penggunaan aman
tangan (V) 3 mampu berdiri selama 10 detik dengan
(V) 3 mampu berpindah dengan bantuan tangan pengawasan
() 2 mampu berpindah dengan isyarat verbal () 2 mampu berdiri selama 3 detik
atau pengawasan () 1 tidak mampu menahan mata agar tetap
() 1 membutuhkan seseorang untuk membantu tertutup tetapi tetap berdiri dengan aman
() 0 membutuhkan dua orang untuk membantu () 0 membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
atau mengawasi
7. Berdiri tanpa bantuan dengan dua kaki rapat 8. Meraih ke depan dengan mengulurkan tangan
Instruksi: rapatkan kaki Anda dan berdirilah ketika
tanpa berpegangan berdiri
Instruksi: letakkan tangan 90 derajat.
Regangkan jari Anda dan raihlah semampu
Anda (penguji meletakkan penggaris untuk
mengukur jarak antara jari dengan tubuh)
15

Skor Skor
() 4 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu () 4 mencapai 25 cm (10 inchi)
menit (V) 3 mencapai 12 cm (5 inchi)
(V) 3 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu () 2 mencapai 5 cm (2 inchi)
menit dengan pengawasan () 1 dapat meraih tapi memerlukan pengawasan
() 2 mampu merapatkan kaki tetapi tidak dapat () 0 kehilangan keseimbangan ketika mencoba /
bertahan selama 30 detik memerlukan bantuan
() 1 membutuhkan bantuan untuk mencapai
posisi yg
diperintahkan tetapi mampu berdiri selama
15 detik
() 0 membutuhkan bantuan untuk mencapai
posisi dan tidak dapat bertahan selama 15
detik
9. Mengambil objek dari lantai dari posisi 10. Melihat ke belakang melewati bahu kanan
berdiri Instruksi: Ambilah sepatu/sandal di dan kiri
depan kaki Anda ketika berdiri
Instruksi: tengoklah ke belakang melewati
bahu kiri. Lakukan kembali ke arah kanan
Skor Skor
() 4 mampu mengambil dengan mudah dan () 4 melihat ke belakang dari kedua sisi
aman () 3 melihat ke belakang hanya dari satu sisi
(V) 3 mampu mengambil tetapi membutuhkan (V) 2 hanya mampu melihat ke samping tetapi
pengawasan dapat menjaga keseimbangan
() 2 tidak mampu mengambil tetapi meraih 2-5 ( ) 1 membutuhkan pengawasan ketika
cm dari benda dan dapat menjaga menengok
keseimbangan () 0 membutuhkan bantuan untuk mencegah
() 1 tidak mampu mengambil dan memerlukan ketidakseimbangan atau terjatuh
pengawasan ketika mencoba
16

() 0 tidak dapat mencoba/membutuhkan bantuan


untuk mencegah hilangnya keseimbangan
atau terjatuh
11. Berputar 360 derajat 12. Menempatkan kaki secara bergantian pada
Instruksi: berputarlah satu lingkaran penuh, sebuah pijakan ketika beridiri tanpa
kemudian ulangi lagi dengan arah yang bantuan
berlawanan Instruksi: tempatkan secara bergantian
setiap kaki pada sebuah pijakan. Lanjutkan
sampai setiap kaki menyentuh pijakan
selama 4 kali.
Skor Skor
() 4 mampu berputar 360 derajat dengan aman () 4 mampu berdiri mandiri dan melakukan 8
selama 4 detik atau kurang pijakan dalam 20 detik
() 3 mampu berputar 360 derajat hanya dari satu (v) 3 mampu berdiri mandiri dan melakukan 8
sisi selama empat detik atau kurang kali pijakan > 20 detik
(V) 2 mampu berputar 360 derajat, tetapi dengan () 2 mampu melakukan 4 pijakan tanpa bantuan
gerakan yang lambat () 1 mampu melakukan >2 pijakan dengan
() 1 membutuhkan pengawasan atau isyarat bantuan minimal
verbal () 0 membutuhkan bantuan untuk mencegah
() 0 membutuhkan bantuan untuk berputar jatuh/tidak
13. Berdiri tanpa bantuan satu kaki di depan 14. Berdiri dengan satu kaki
kaki lainnya Instruksi: berdirilah dengan satu kaki
Instruksi: tempatkan langsung satu kaki di semampu Anda tanpa berpegangan
depan kaki lainnya. Jika merasa tidak bisa,
cobalah melangkah sejauh yang Anda bisa
Skor Skor
() 4 mampu menempatkan kedua kaki (tandem) ( ) 4 mampu mengangkat kaki dan menahan
dan menahan selama 30 detik >10 detik
() 3 mampu memajukan kaki dan menahan ( ) 3 mampu mengangkat kaki dan menahan 5-
selama30 detik 10 detik
17

(V) 2 mampu membuat langkah kecil dan ( ) 2 mampu mengangkat kaki dan menahan >3
menahan selama 30 detik detik
() 1 membutuhkan bantuan untuk melangkah (V) 1 mencoba untuk mengangkat kaki, tidak
dan mampu menahan selama 15 detik dapat bertahan selama 3 detik tetapi dapat
() 0 kehilangan keseimbangan ketika melangkah berdiri mandiri
atau () 0 tidak mampu mencoba
Berdiri
TOTAL SKOR : 38 Pemeriksa: Sandra Aditya Farhan

Dapat disimpulkan berdasarkan hasil pengkajian rentang nilai BBT klien di


rentan 21-38. Yang artinya, memerlukan alat bantu jalan, tongkat, kruk, walker.
18

i. Clinical Dementia Rating (CDR) : pemeriksaan umum demensia dan sering digunakan, dapat menilai derajat
demensia. Penilaian fungsi kognitif pada CDR berdasarkan 6 kategori antara lain gangguan memori, orientasi,
pengambilan keputusan, aktivitas sosial/masyarakat, pekerjaan rumah atau hobi, dan perawatan diri.

Clinical Dementia
0 0,5 1 2 3
Rating (CDR)
Gangguan
Tidak ada Diragukan Ringan Sedang Berat
0 0,5 1 2 3
memo
ri
Kehilangan memori
Tidak ada Sedikit konsisten Kehilangan mate
sedang; selebihnya
kehilangan atas kelupaan; berat; hanya ri Kehilangan
ditandai dengan
memori atau sebagian mengingat yang sangat utam memori berat;
Memori kejadian terkini;
sedikit tidak kejadian; “benign” yang diingat; a hanya sedikit yang
kerusakan juga
konsekuen atas Forgetfulness. baru akan mate diingat.
mengganggu
kelupaan. (V) cepat lupa. ri
aktivitas sehari-hari.
sang
at
19

Orientasi secara Kesulitan sedang Kesulitan berat yang


Orientasi penuh kecuali sedikit berhubungan dengan berhubungan dengan Terorientasi hanya
Orientasi
secara penuh. kesulitan yang waktu; orientasi waktu; biasanya pada orang.
berhubungan dengan tempat pemeriksaan; disorientasi dengan
mungkin memiliki
waktu. waktu, seringnya
disorientasi ditempat
(V) tempat.
lain.
Memecahkan setiap
Kesulitan sedang
hari masalah yang Sedikit gangguan Gangguan berat dalam
dalam menangani Tidak dapat
ada dan menangani dalam menangani masalah,
Pengambilan masalah, persamaan membuat
urusan bisnis dan menyelesaikan persamaan dan
keputusan dan dan perbedaan; keputusan
keuangan dengan masalah, persamaan perbedaan; penilaian
pemecahan masalah penilaian sosial atau memecahkan
baik; pengambilan dan perbedaan. sosial biasanya
biasanya dijaga. masalah.
keputusan baik. terganggu.
(V)

Tidak dapat Tidak ada fungsi yang Tidak ada fungsi


Berfungsi mandiri di
melakukan fungsi dilakukan di luar yang dilakukan di
tingkat biasa seperti
Hubungan dengan Sedikit gangguan aktivitas ini secara rumah luar rumah
pekerjaan, sukarela
Komunitas dalam aktivitas ini. mandiri meskipun Jika secara tampak Secara tampak terlalu
dan grup sosial.
mungkin masih cukup baik untuk sakit untuk
(V)
dapat ikut serta melakukan fungsi di melakukan fungsi di
20

beberapa; secara luar rumah secara


luar rumah.
penampilan normal mandiri.
Ringan tetapi
Hanya tugas
gangguan nyata
Tinggal di rumah, sederhana yang dapat
pada fungsi di
hobi dan Tinggal di rumah, dilakukan; sangat
rumah terlebih lagi Tidak ada fungsi
ketertarikan hobi dan ketertarikan membatasi
Rumah dan hobi kesulitan tugas yang signifikan di dalam
intelektual dirawat intelektual sedikit ketertarikan, dijaga
ditelantarkan; hobi rumah.
dengan baik terganggu. dengan kurang baik.
dan ketertarikan
(V)
yang rumit
ditelantarkan.
Membutuhkan
Dapat sepenuhnya Membutuhkan
banyak bantuan
perawatan diri sendiri mampu bantuan dalam
Perawatan diri Butuh disarankan dengan perawatan
melakukan memakai baju,
diri; berkali-kali
(V) personal hygiene
inkontinensia.
Interpretasi :
a. Nilai 0 : orang normal tanpa gangguan kognitif
b. Nilai 0,5 : dementia diragukan
c. Nilai 1 : derajat demensia ringan
d. Nilai 2 : derajat demensia sedang
21

e. Nilai 3 : derajat demensia berat


22

I. Invetaris Depresi Beck (IDB) : alat pengukur status efektif digunakan untuk
membedakan jenis depresi yang mempengaruhi suasana hati
1. Kesedihan
1 Saya tidak merasa sedih
2 Saya merasa sedih di banyak waktu
3 Saya merasa sedih sepanjang waktu
4 Saya sangat sedih dan tidak dapat menghadapinya
2. Pesimisme
1 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan saya
2 Saya merasa kecil hati mengenai masa depan saya
3 Saya tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
4 Saya merasa masa depan saya tidak ada harapan dan sesuatu tidak dapat
membaik
3. Rasa kegagalan
1 Saya tidak merasa gagal
2 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
3 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
4 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seorang manusia
4. Ketidakpuasan
1 Saya merasa puas pada hal yang saya menikmati melakukannya
2 Saya tidak merasa menikmati hal sebanyak yang saya lakukan
3 Saya merasa sangat sedikit kepuasan dari hal yang seharusnya saya merasa puas
4 Saya tidak merasa puas pada apapun dari hal yang seharsnya saya merasa puas
5. Rasa bersalah
1 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
2 Saya merasa bersalah pada banyak hal yang sudah saya lakukan atau yang
seharusnya saya lakukan
3 Saya merasa sangat bersalah kebanyakan waktu
23

4 Saya merasa bersalah sepanjang waktu


6. Rasa tersiksa/dihukum
1 Saya tidak merasa sedang dihukum
2 Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
3 Saya mengharapkan untuk dihukum
4 Saya merasa saya sedang dihukum
7. Tidak menyukai diri sendiri
1 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
2 Saya kehilangan kepercayaan diri pada diri saya
3 Saya merasa kecewa pada diri saya
4 Saya tidak suka diri saya
8. Mengkritsi diri sendiri
1 Saya tidak mengkritisi atau menyalahkan diri sendiri lebih dari biasanya
2 Saya lebih mengkritisi diri saya dibandingkan biasanya
3 Saya mengkritisi diri saya untuk semua kesalahan saya
4 Saya menyalahkan diri saya untuk semua kejadian buruk yang terjadi
9. Pikiran untuk bunuh diri atau keinginan
1 Saya tidak mempunyai pikiran untuk membunuh diri saya sendiri
2 Saya memiliki pikiran untuk membunuh diri saya sendiri, tetapi saya tidak akan
melakukannya
3 Saya ingin membunuh diri saya sendiri
4 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya memiliki kesempatan
10. Menangis
1 Saya tidak menangis lagi daripada biasanya
2 Saya menangis dari yang seharusnya
3 Saya menangis meskipun pada hal kecil
4 Saya merasa ingin menangis, tetapi saya tidak bisa
11. Agitasi
1 Saya tidak lagi gelisah dari biasanya
2 Saya merasa lebih gelisah dari biasanya
24

3 Saya merasa sangat gelisah sehingga saya harus tetap bergerak atau melakukan
sesuatu
12. Kehilangan minat
1 Saya tidak kehilangan ketertarikan pada orang lain atau aktivitas
2 Saya hanya memiliki sedikit ketertarikan pada orang lain atau hal dari
sebelumnya
3 Saya kehilangan sebagian besar ketertarikan pada orang lain atau sesuatu
4 Sulit untuk merasa tertarik pada apapun
13. Keragu-raguan
1 Saya membuat keputusan yang baik
2 Saya menemukan kesulitan lebih untuk membuat keputusan dari biasanya
3 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan dari yang
biasanya
4 Saya memiliki masalah dalam membuat keputusan apapun
14. Merasa tidak berharga
1 Saya tidak merasa saya tidak berharga
2 Saya tidak mempertimbangkan diri saya sebagai yang berguna dari biasanya
3 Saya merasa lebih tidak berharga jika dibandingkan dengan orang lain
4 Saya merasa tidak berharga sama sekali
15. Kehilangan energi
1 Saya mempunyai banyak energi
2 Saya mempunyai sedikit energi dari yang seharusnya saya punya
3 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan banyak hal
4 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan apapun
16. Perubahan pola tidur
0Saya tidak mempunyai pengalaman perubahan pola tidur
1a Saya tidur agak lebih dari biasanya
1b Saya tidur agak sedikit dari biasanya
2a Saya tidur banyak lebih dari biasanya
2b Saya tidur sedikit lebih dari biasanya
25

3a Saya tidur kebanyakan hari


3b Saya bangun 1-2 jam lebih awal dan tidak dapat kembali tidur
17. Iritabilitas
1 Saya tidak lagi lekas marah dari biasanya
2 Saya lebih mudah marah dari biasanya
3 Saya sangat mudah marah dari biasanya
4 Saya lekas marah sepanjang waktu
18. Perubahan nafsu makan
0Saya tidak memiliki pengalaman perubahan apapun pada nafsu makan
1a Nafsu makan saya agak kurang dari biasanya
1b Nafsu makan saya agak lebih besar dari biasanya
2a Nafsu makan saya sangat sedikit dari sebelumnya
2b Nafsu makan saya sangat lebih besar dari sebelumnya
3a Saya tidak mempunyai nafsu makan
3b Saya menginginkan makanan sepanjang waktu
19. Kesulitan konsentrasi
1 Saya dapat berkonsentrasi dengan baik
2 Saya tidak dapat berkonsentrasi dengan baik seperti biasanya
3 Sulit untuk menjaga apapun pada pikiran saya untuk waktu yang lama
4 Saya tidak dapat berkonsentrasi pada apapun
20. Keletihan atau kelelahan
1 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
2 Saya merasa lelah dari yang biasanya
3 Saya terlalu lelah untuk melakukan sesuatu yang biasanya saya lakukan
4 Saya terlalu lelah untuk melakukan kebanyakan hal yang biasanya saya lakukan
21. Kehilangan minat dalam seks
1 Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya pada seks
2 Saya kurang tertarik pada seks dari sebelumnya
3 Minat saya pada seks jauh lebih rendah sekarang 3 Saya kehilangan minat
seluruhnya pada seks.
26

4 Saya kehilangan minat seluruhnya pada seks.


Hasil : IDB = 16
Interpretasi :
1-10 Dianggap normal
11-16 Gangguan mood ringan
17-20 Batas klinis untuk depresi
21-30 Depresi sedang
31-40 Depresi berat
> 40Depresi ekstrim
J. Analisa Data
No Data menyimpang Etiologi Masalah
1. Ds : Pada saat dikaji klien merasakan Usia Hipertensi
pusing ketika terlalu lama berdiri dan
beraktifitas.
Do : Tekanan darah klien 140/100 Kebiasaan konsumsi
sehari-hari

Hipertensi
2 Ds : klien mengeluh sering sakit pada Usia Resiko jatuh tinggi
kakinya ketika berjalan dan berdiri
selepas duduk. Berkurangnya jumlah
Do : klien berjalan sedikit menyeret kalsium pada tulang
langkahnya, dan tidak simetris, klien
menggunakan alat bantu jalan Perubahan struktur
rangka

Keterbatasan dalam
mobilisasi

Resiko Jatuh tinggi


27

K. Diagnosa
a. Hipertensi
b. Resiko jatuh
L. Intervensi
Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi

1 2 3 4 5

Hipertensi 1. Klien dapat  Tekanan darah  Anjurkan klien  Memeriksa tekanan darah
DS : mengontrol klien dapat untuk memeriksa secara teratur dapat
 Pada saat dikaji hipertensinya terkontrol dan tekanan darahnya membantu mengontrol
klien merasakan 2. Keluarga dapat stabil. secara teratur. tekanan darah.
pusing ketika membantu  Berikan  Menganjurkan konsumsi
terlalu lama dalam penjelasan kepada makanan yang rendah garam
berdiri dan mengontrol klien atau dapat menurunkan tekanan
beraktifitas. hipertensi keluarga klien darah dan meminimalisir
pasien. cara mengatur hipertensi.
DO : tekanan darah  Kolaborasi dalam pemberian
 Anjurkan klien obat membantu dalam
 Tekanan darah atau keluarga meningkatkan efektifitas
klien 140/100 mengkonsumsi penurunan tekanan darah.
atau memberikan
makanan yang
rendah garam
 Anjurkan klien
untuk beraktifitas
ringan setiap hari.
28

Resiko jatuh tinggi 1. Meminimalisir  Mempermudah  Modifikasi  Modifikasi lingkungan,


DS : resiko jatuh. mobilisasi pasien lingkungan seperti pendampingan dari
 Modifikasi penambahan keluarga, dan pemberian
 klien mengeluh lingkungan pasien alat bantu jalan dapat
sering sakit pada pegangan tangan
untuk membantu lansia untuk
kakinya ketika pada tempat- meminimalisir resiko jatuh.
meminimalisir
berjalan dan resiko jatuh. tempat tertentu
berdiri selepas seperti pada kamar
duduk. mandi, turunan
DO :
atau tanjakan.
 klien berjalan
 Anjurkan kepada
sedikit menyeret
keluarga untuk
langkahnya, dan
selalu
tidak simetris,
mendampingi
klien
lansia dalam
menggunakan
aktifitas, seperti
alat bantu jalan.
pergi ke kamar
mandi, turun atau
naik tangga.
 Jangan
menggunakan alas
kaki yang terbuat
dari kulit atau
karet karena akan
menambah resiko
jatuh dan
cenderung licin.
 Berikan bantuan
29

alat bantu seperti


tongkat sebagai
pencegahan.

M. Implementasi Evaluasi
Tanggal Dx Implementasi Evaluasi
01 November 2018 Hipertensi  Menganjurkan klien S : mengatakan sudah tidak mengeluh pusing.
DS : untuk memeriksa
 Pada saat dikaji O :Tekanan darah pada saat diperiksa 140/80
tekanan darahnya
klien merasakan mmhg
secara teratur.
pusing ketika
terlalu lama berdiri Dengan memeriksa A :masalah teratasi
dan beraktifitas, secara rutin tekanan
darah selama 1 P :intervensi 1, 3, dan 4 dilanjutkan
DO : minggu sekali.
 Memberikan
 Tekanan darah
klien 140/100 penjelasan kepada
klien atau keluarga
klien cara mengatur
tekanan darah
 Menganjurkan klien
atau keluarga
mengkonsumsi atau
memberikan
makanan yang
rendah garam.
 Menganjurkan
Klien / lansia untuk
beraktifitas ringan
seperti jalan-jalan di
30

pagi hari.
31

01 November 2018 Resiko jatuh tinggi  Memodifikasi S : klien mengatakan telah memodifikasi
DS : lingkungan seperti
lingkungan dan didampingi keluarga terutama
 klien mengeluh penambahan
sering sakit pada pegangan tangan ketika bepergian.
kakinya ketika pada tempat- tempat O : keluarga mendampingi klien dalam
berjalan dan berdiri tertentu seperti pada
selepas duduk. kamar mandi, turunan berktifitas, terlihat modifikasi lingkungan
DO : atau tanjakan. seperti penambahan pegangan di kamar mandi.
 klien berjalan
 Menganjurkan
sedikit menyeret A : masalah teratasi
kepada keluarga
langkahnya, dan
untuk selalu P : intervensi dihentikan
tidak simetris, klien
mendampingi lansia
menggunakan alat
dalam aktifitas,
bantu jalan.
seperti pergi ke
kamar mandi, turun
atau naik tangga.
Terutama ketika
lansia hendak ke
masjid.
 Memilih dan
menyarankan kepada
keluarga untuk
memberikan alas kaki
yang cocok dengan
lansia supaya
meminimalisir resiko
jatuh.
 Memberikan bantuan
alat bantu seperti
tongkat sebagai
pencegahan
32

N. Analisis Jurnal

Judul Peneliti Jenis Penelitian Sampel Intervensi Hasil


Pengaruh jalan pagi Dian Ika Desain penelitian pre- 60 orang Jalan Pagi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terhadap perubahan Puspitasari, experiment menggunakan sebelum dan sesudah dilakukan aktifitas
tekanan darah pada Mujib Hannan, one group pre-post test jalan pagi terdapat penurunan pada tekanan
lanjut usia dengan Leviana Dea design, dengan teknik darah lansia. Hal ini membuktikan terapi
hipertensi di desa Chindy simple random sampling jalan pagi efektif pada lansia.
Kalianget timur
Kabupaten
Sumenep (2017)
Hubungan Dukungan Muhammad Alif pendekatan cross 35 lansia Modifikasi Hasil penelitian menunjukan pemilihan
Keluarga Tentang Rusdi Suryana sectiona, cluster makanan makanan khususnya kontrol keluarga
Makanan Rendah Prasetyo R. random sampling dalam mamberikan makanan dengan
Garam Dengan Heni Maryati jumlah yang pas kepada lansia dengan
Derajat hipertensi, terbukti bermanfaat dan efektif
Hipertensi Pada dalam menjaga tekanan darah agar tetap
Lansia di Desa stabil.
Tunggorono
Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang
(2017)
BAB III

KESIMPULAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada Tn.T di Kp. Cibolerang, Desa.
Karangsari, Kecamatan KarangPawitan Kab.Garut. Disimpulkan bahwa Tn.T
merupakan lansia yang tergolong masih produktif, hal ini di berdasarkan penurturan
beliu bahwa beliau masih aktif di kepengurusan Badan Amal Zakat di desanya.
Demikian juga dengan intelektual klien yang masih bagus mengacu pada hasil dari
pengkajian Short Portable Mental Status Quistioner (SPMSQ) dan Mini Mental Status
Exam (MMSE).
Namun meski demikian, Tn.T juga memiliki keterbatasan dan keluhan,
diperkuat berdasarkan pengkajian pengkajian Keseimbangan Tinneti, MFS, dan BBS
dimana didapatkan hasil bahwa Tn.T beresiko jatuh Tinggi dan memerlukan bantuan,
dalam arti bisa berupa alat bantu jalan, ataupun pendampingan dari keluarga.
Kemudian Tn.T juga mengalami atau menderita hipertensi dikarenakan pola makan
yang didak terkontrol dan ketidak tahuan keluarga khususnya yang tinggal serumah,
dalam pemberian makanan khusus yang mengalami Hipertensi.

B. Saran
Lansia dengan resiko jatuh tinggi, seharusnya dilakukan pendampingan dan
perhatian secara khusus oleh orang terdekat. Lalu hipertensi dapat di kendalikan jika
adanya kerjasama keluarga serta komitmen pasien untuk bisa mengontrol asupan dan
merutinkan kegiatan fisik ringan untuk lansia.

32
DAFTAR PUSTAKA

Kharisna, D., Dewi, W. N., Lestari, W. (2012). Efektifitas Konsumsi Jus Mentimun
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Ners Indonesia, 2 (2). Hal
124-131.

Puspitasari, D. I., Hannan, M., & Chindy, L. D. (2017). PENGARUH JALAN PAGI
TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN
HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET
KABUPATEN SUMENEP (The Effect of Walking in the Morning to Change of Blood
Pressure in Elderly with Hypertension in Kaliang. Jurnal Ners LENTERA, 5(2), 169-177.

Suryana, M. A. R., Prasetyo, P., & Maryati, H. (2017). Hubungan Dukungan


Keluarga Tentang Makanan Rendah Garam Dengan Derajat Hipertensi pada Lansia di Desa
Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 12(1)
Hubungan Dukungan Keluarga Tentang Makanan Rendah Garam Dengan Derajat
Hipertensi Pada Lansia di Desa Tunggorono
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
1 2 3
Muhammad Alif Rusdi Suryana , Prasetyo R. , Heni Maryati
1 Program Studi S1 Keperawatan, STIKES PEMKAB Jombang
,3
2 Program Studi D3 Keperawatan, STIKES PEMKAB Jombang

HP.081335701857 email : nie.maryati@gmail.com

Abstract: Hypertension referred to one of degenerative diseases with high morbidity


and mortality especially for elderly (Samtosa, 2014). The lack of family support dealing with
low-salt diet caused the blood pressure higher. This study aimed to investigate the correlation
family support regarding to low-salt diet and hypertension level toward elderlies in
Tunggorono, Jombang. This study applied correlational design with cross-sectional approach.
The population used was 138 elderlies. Furthermore, this study used 35 elderlies through
cluster random sampling technique. The data collection was obtained through questionnaire,
in order to measure the family support, and observation utilizing blood pressure gauge, in
order to measure their blood pressure. The data analysis was conducted through Spearman
Rank statistical test. The result of this study found that almost a half of the respondents
(42.9%) had mild-level family support regarding to low-salt diet, while most of the
respondents (52.4%) were stage-1 hypertensive. the Spearman Rank statistical test resulted
0.000, in which less than 0.05, stating that H0 was rejected and H1 was accepted. Thus, it
indicated that there was correlation between family support regarding to low-salt diet and
hypertension level toward elderlies in Tunggorono, Jombang. The Spearman Rank
correlational value was 0.594, in accordance to the interpretation table, it was in the range of
0.400–0.599, referring to mild interpretation. An appropriate family support in order to meet
the low-salt diet could be an influential factor dealing with hypertension level. Providing
education of health to the community would bring a positive impact in expanding their
insight to meet their dietary needs in accordance to the principle of proper low-salt dietary
habit, to lessen the high blood pressure, and to improve the health of the elderlies..

Keywords : Family Support, Low-Salt Diet, Hypertension, Elderlies.

Abstrak: Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenaratif yang mempunyai


tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi pada lansia (Samtosa, 2014). Kurangnya dukungan
keluarga tentang makanan rendah garam, menyebabkan meningkatnya tekanan darah pada
lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga tentang
makanan rendah garam dengan derajat hipertensi pada lansia di Desa Tunggorono Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang. Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross
sectional. Populasi lansia dengan hipertensi sebanyak 138 lansia. Sampel secara cluster
random sampling sebanyak 35 lansia. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk
mengukur dukungan keluarga dan observasi menggunakan tensimeter untuk mengukur
tekanan darah. Data dianalisis dengan uji statistik Spearman Rank. Didapatkan hasil bahwa

1098
hampir setengah (42,9%) responden mendapatkan dukungan keluarga tentang makanan
rendah garam dengan kategori sedang, dan sebagian besar (52,4%) responden mengalami
derajat hipertensi Stage 1. Hasil uji statistik Spearman Rank 0,000 lebih kecil dari 0,05
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara dukungan keluarga
tentang makanan rendah garam dengan derajat hipertensi pada lansia di Desa Tunggorono
Kecamatan jombang Kabupaten Jombang. Nilai korelasi Spearmen Rank 0,594, menurut
tabel interpretasi termasuk rentang antara 0,400 – 0,599 yaitu interpretasi Sedang. Dukungan
keluarga tentang makanan rendah garam dapat menjadi faktor yang mempengaruhi derajat
hipertensi. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat memberikan dampak positif dalam
meningkatkan pengetahuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan makanan sesuai prinsip
rendah sehingga menurunkan tekanan darah tinggi serta meningkatkan derajat kesehatan
lansia.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Makanan Rendah Garam, Hipertensi, Lansia.

Pendahuluan penduduk yang membesar.Prosentase


penderita hipertensi saat ini paling banyak
Salah satu penyakit degenaratif yang terdapat di negara berkembang. Data
mempunyai tingkat morbiditas dan Global Status Report on Noncummunicate
mortalitas tinggi adalah hipertensi. Diseases 2010 dari WHO menyebutkan,
Hipertensi pada usia lanjut menjadi lebih 40% negara ekonomi berkembang
penting lagi mengingat bahwa patogenesis, memiliki penderita hipertensi, sedangkan
perjalanan penyakit dan negara maju hanya 35%. Di kawasan Asia
penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama Tenggara, 36% orang dewasa menderita
dengan hipertensi pada usia muda. Pada hipertensi. Prevalensi hipertensi di
usia lanjut aspek diagnosis selain kearah Indonesia yang didapatkan melalui
hipertensi dan komplikasi, pengenalan pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar
berbagai penyakit yang juga diderita oleh 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung
orang tersebut perlu mendapatkan (30,9), diikuti Kalimantan Selatan (30,8),
perhatian oleh karena berhubungan erat Kalimantan Timur (29,6), Jawa Barat
dengan penatalaksanaan secara (29,4) dan Di Jawa Timur (26,9) .
7
4
keseluruhan . Hipertensi termasuk Berdasarkan Data 10 besar penyakit Tahun
penyakit dengan angka kejadian (angka 2013 Dinas Kabupaten Jombang,
prevalensi) yang cukup tinggi dan hipertensi merupakan penyakit tertinggi ke
dikaitkan dengan kematian dari hampir 3 dengan jumlah 21.674 lansia. Pada bulan
14.000 laki-laki di Amerika setiap
8 Desember 2014, kasus lansia dengan
tahunnya . Hipertensi ikut berperan dalam hipertensi tertinggi yaitu di Puskesmas
kematian ribuan orang lain karena Jabon berjumlah 3268 lansia. Kemudian
penyakit ikutannya yang berbahaya seperti data yang ada di Puskesmas Jabon, desa
stroke, serangan jantung, gagal jantung, Tunggorono adalah desa dengan kasus
8
dan gagal ginjal . tertinggi kedua jumlah lansia dengan
Di Indonesia, sesuai dengan survei hipertensi sebanyak 138 orang. Pada
yang dilakukan masyarakat selama ini dasarnya para penderita hipertensi telah
yang telah dikumpulkan angka-angkanya, mendapatkan penjelasan dari bidan desa
prevalensi hipertensi berkisar 6-15% dari dan kader di posyandu lansia, untuk
8
seluruh penduduk di Indonesia . Badan mengurangi makanan yang asin-asin dan
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, berlemak tinggi kepada penderita
jumlah penderita hipertensi akan terus hipertensi. Meskipun telah di anjurkan
meningkat seiring dengan jumlah untuk mengurangi makanan yang asin-asin

1099
dan berlemak tinggi, namun angka hipertensi tidak melaksanakan diet yang
hipertensi masih tinggi terjadi pada lansia. diberikan karena kurangnya pengetahuan
Hipertensi merupakan penyakit yang penderita tentang hipertensi. Anggota
timbul karena interaksi berbagai faktor keluarga dipandang sebagai bagian yang
risiko. Risiko relatif hipertensi tergantung tidak terpisahkan dalam lingkungan
pada jumlah dan tingkat keparahan dari keluarga. Anggota keluarga memandang
faktor risiko yang dapat dikontrol seperti bahwa orang yang bersifat mendukung
stres, obesitas, nutrisi serta gaya hidup; selalu siap memberikan pertolongan
serta faktor risiko yang tidak dapat praktis dan konkrit, diantaranya :
dikontrol seperti genetik, usia, jenis kesehatan penderita dalam hal kebutuhan
kelamin dan etnis. Secara umum, sebagian makan dan minum, istirahat, terhindarnya
besar orang sudah mengetahui perlunya penderita dari kelelahan. Mengurangi
pembatasan asupan garam bagi penderita konsumsi garam (natrium) adalah prinsip
hipertensi. Tapi alasan sebenarnya paling penting untuk menurunkan tekanan
mengapa garam harus dibatasi karena darah. Banyak pola makan diet rendah
kandungan mineral natrium (sodium) garam yang dianjurkan. Antara lain saran
didalamnya. Jadi yang dimaksud garam Departemen Kesehatan RI untuk menjalani
adalah garam natrium. Pada hipertensi, diet rendah garam dengan aturan : diet
bukan hanya garam dapur yang perlu ringan (konsumsi garam 3,75 – 7,5 g/hari),
dibatasi, tetapi juga semua bahan makanan diet menengah (1,25 – 3,75 g/hari), dan
sumber natrium. Natrium bersifat berat (kurang dari 1,25 g/hari). Sedangkan
mengikat air. Pada saat garam dikonsumsi, menurut WHO, konsumsi natrium
maka garam tersebut akan mengikat air disarankan 2.300 mg/hari (setara dengan
sehingga air akan terserap masuk ke dalam satu sendok teh). DASH mengambil jalan
intravaskuler yang menyebabkan tengah dengan menetapkan asupan natrium
meningkatnya volume darah. Dalam terbatas 1.500 mg/hari. Jumlah itu sudah
keadaan demikian asupan garam perlu termasuk jumlah garam alami yang
6
dibatasi. Terkadang didalam suatu ditambahkan waktu memasak . Keluarga
keluarga ada yang suka dengan masakan memberikan dukungan dan membuat
yang asin, apabila tidak asin dirasa kurang keputusan mengenai perawatan dari
sedap dan terasa hambar. Sehingga tidak anggota keluarga yang sakit. Maka dari itu,
menutup kemungkinan lansia yang ada peran dan dukungan dari keluarga dalam
didalam suatu keluarga itu mengkonsumsi hal makanan rendah garam perlu
makanan yang asin pula. Padahal pada usia ditingkatkan, dengan memberikan
lanjut, patogenesis terjadinya hipertensi penyuluhan atau pendidikan kesehatan
sedikit berbeda dengan terjadi pada tentang makanan rendah garam yang benar
dewasa muda. Faktor yang berperan pada sehingga mampu meningkatkan derajat
usia lanjut terutama adalah peningkatan kesehatan lansia.
4
sensitivitas terhadap asupan natrium .
Dewasa ini banyak tersedia jenis Metode Penelitian
obat antihipertensi. Pada kasus-kasus Desain penelitian ini menggunakan
ringan dan sedang, salah satu jenis obat desain analitik korelasional dengan
saja biasanya sudah dapat mengontrol pendekatan Cross sectional yaitu
hipertensi. Pengobatan nonfarmakologis penelitian dengan melakukan pengukuran
atau tanpa obat, antara lain dilakukan atau pengamatan pada saat bersamaan.
dengan menganut gaya hidup sehat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Pengobatan tanpa obat dapat mengontrol lansia dengan hipertensi di desa
tekanan darah sehingga pengobatan Tunggorono sebanyak 138 orang. Besar
farmakologis kadang-kadang tidak sampel dalam peneltian ini adalah
6
diperlukan . Saat ini banyak penderita sebagian lansia yang menderita Hipertensi

1100
di Desa Tunggorono sebanyak 35
responden. Teknik sampling yang tentang makanan rendah garam pada lansia
digunakan adalah metode probability adalah kuesioner yang telah dilakukan uji
sampling jenis cluster random sampling. validitas dan uji reliabilitas dan instrumen
Variable dalam penelitian adalah yang digunakan untuk mengukur derajat
variable independen yaitu dukungan hipertensi pada lansia adalah observasi
keluarga tentang makanan rendah garam , dengan menggunakan tensimeter jarum.
dan variable dependen yaitu derajat Pengolahan data terdiri dari editing,
hipertensi. Instrumen yang digunakan coding, data entry, tabulating, kemudian
untuk mengukur dukungan keluarga dianalisa dengan uji spearman rank
correlation.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data umum dan data khusus
yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden di Desa Tunggorono
Kecamatan Jombang Kabpaten Jombang Mei 2015.

No. Usia (tahun) Frekuensi (n) Prosentase (%)


1. 45-59 19 54,3
2. 60-74 10 28,6
3. 75-90 6 17,1
Total 35 100
Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar (54,3%) responden berusia 45-59
tahun sebanyak 19 orang.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Tunggorono
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Mei 2015.
No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
1. Laki-laki 14 40
2. Perempuan 21 60
Total 35 100
Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar (60%) responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 21 orang.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Tunggorono


Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Mei 2015.

No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)


1. Bekerja 16 45,7
2. Tidak Bekerja 19 54,3
Total 35 100
Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar (54,3%) responden tidak bekerja
sebanyak 19 orang.

1101
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi dukungan keluarga tentang makanan rendah garam yang
terjadi di Desa Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Mei 2015.

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)


1. Kurang 10 28,6
2. Sedang 15 42,9
3. Baik 10 28,6
Total 35 100
Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa hampir setengah (42,9%) responden mendapatkan
dukungan keluarga tentang makanan rendah garam dengan kategori sedang sebanyak 15
orang.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Derajat Hipertensi pada lansia yang
terjadi di Desa Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Mei 2015.

No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)


1. Hipertensi Stage 2 10 28,6
2. Hipertensi Stage 1 18 52,4
3. Prehipertensi 7 20,0
Total 35 100
Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar (52,4%) responden mengalami
derajat hipertensi Stage 1 sebanyak 18 orang.
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga Tentang Makanan Rendah Garam dengan
Derajat Hipertensi di Desa Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
Tahun 2015.
Derajat Hipertensi Total
Dukungan Keluarga H. Stage 2 H. Stage 1 Pre hipertensi F %
F % F % F %
Kurang 6 60 4 40 0 0,0 10 100
Sedang 3 20 11 73,3 1 6,7 15 100
Baik 1 10 3 30 6 60 10 100
Total 10 28,6 18 51,4 7 20 35 100
Sumber : Data Primer, 2015

Tabel 4.9 diketahui bahwa, Sebagian besar (73,3%) responden yang mendapatkan
dukungan keluarga tentang makanan rendah garam dengan kategori sedang dan mengalami
hipertensi Stage 1 sebanyak 11 orang.

Pembahasan didefinisikan Prasetyawati (2011),


dukungan sosial adalah suatu keadaan
Dukungan Keluarga Tentang Makanan yang bermanfaat bagi individu yang
Rendah Garam diperoleh dari orang lain yang dapat
Tabel 4.4 diketahui bahwa, dukungan dipercaya sehingga akan tahu bahwa ada
keluarga tentang makanan rendah garam orang lain yang memperhatikan,
dalam kategori sedang (42,9%). Hal ini menghargai dan mencintainya.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah Menurut Achjar (2012) bahwa fungsi
satunya yaitu usia. Dukungan keluarga perawatan kesehatan keluarga merupakan

1102
fungsi keluarga dalam melindungi faktor. Salah satunya yaitu usia dan jenis
9
keamanan dan kesehatan seluruh anggota kelamin .
keluarga serta menjamin pemenuhan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa
kebutuhan perkembangan fisik, mental, sebagian besar (66,7%) responden
dan spiritual, dengan cara memelihara dan berumur 75-90 tahun mengalami derajat
merawat anggota keluarga serta mengenali hipertensi Stage 1. Menua atau menjadi tua
kondisi sakit tiap anggota keluarga. adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan kehidupan manusia. Menjadi tua
bahwa sebagian besar (52,6%) responden merupakan proses alamiah, Menua
yang berusia antara 45-59 tahun bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
mendapatkan dukungan keluarga tentang proses yang berangsur-angsur
makanan rendah garam dengan kategori mengakibatkan perubahan yang kumulatif,
sedang sebanyak 10 orang. Dukungan merupakan proses menurunnya daya tahan
dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
ini adalah pertumbuhan dan dalam dan luar tubuh yang berakhir
4
perkembangan, dengan demikian setiap dengan kematian . Pada usia lanjut,
rentang usia (bayi-lansia) memiliki patogenesis terjadinya hipertensi sedikit
pemahaman dan respon terhadap berbeda dengan terjadi pada dewasa muda.
5 Faktor yang berperan pada usia lanjut
perubahan kesehatan yang berbeda-beda .
Bertambahnya umur maka akan terutama adalah peningkatan sensitivitas
4
mempengaruhi kesehatan lansia, dimana terhadap asupan natrium .
lansia merasa ingin lebih diperhatikan dan Bertambahnya usia maka fungsi tubuh
dihargai dalam keluarga. Sehingga akan menurun. Sehingga terjadi
semakin bertambah usia lansia maka harus peningkatan kinerja jantung, disertai
semakin baik dukungan yang diberikan. penurunan elastisitas pembuluh darah,
Berdasarkan kenyataan dilapangan, bahwa maka lansia berisiko terhadap hipertensi.
usia 45-59 tahun merupakan usia Kenyataan di lapangan bahwa lansia pada
produktif, dimana lansia masih mampu usia 75-90 tahun mengalami hipertensi
mengatasi perubahan kesehatan yang stage 1. Hal ini dipengaruhi karena gaya
terjadi, maka dukungan keluarga yang hidup sehat yang dilakukan lansia, seperti
diberikan masih dalam kategori sedang. olahraga teratur dan mematuhi anjuran
Hal ini karena lansia merasa tidak perlu tenaga kesehatan untuk mengurangi
dibantu sehingga tidak memperhatikan makanan seperti makanan yang
dukungan yang diberikan. mengandung tinggi garam.
Menurut Puspitorini (2012), bahwa
Derajat Hipertensi Pada Lansia sebagian orang mempunyai sensitifitas
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui terhadap garam. Mengurangi asupan
bahwa sebagian besar (52,4%) responden garam cenderung menurukan tekanan
mengalami derajat hipertensi Stage 1. darah. Tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi besar (57%) responden berjenis kelamin
adalah sebuah kondisi medis saat laki-laki mengalami derajat hipertensi
seseorang mengalami peningkatan tekanan Stage 1.
darah diatas normal. Akibatnya, volume Pada umumnya, laki-laki memiliki
darah meningkat dan saluran darah kemungkinan lebih besar untuk terserang
menyampit. Oleh karena itu, jantung harus hipertensi daripada wanita. Hipertensi
memompa lebih keras untuk menyuplai berdasarkan gender ini dapat pula
oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam dipengaruhi oleh faktor psikologis/stres.
6
tubuh . Hipertensi merupakan penyakit Pada wanita sering kali dipicu oleh
yang timbul karena interaksi berbagai perilaku tidak sehat, seperti merokok dan
kelebihan berat badan, depresi dan

1103
rendahnya status pekerjaan. Sedangkan antara dukungan keluarga tentang
pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, makanan rendah garam dengan derajat
seperti perasaan kurang nyaman terhadap hipertensi pada lansia di Desa Tunggorono
6
pekerjaan dan menganggur . Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Berdasarkan kenyataan dilapangan, Dari hasil uji tersebut tingkat hubungan
laki-laki mengalami hipertensi stage 1, hal antara dua variabel didapatkan nilai
ini sesuai dengan teori yang di sampaikan korelasi Spearmen Rank 0,594, menurut
oleh Puspitorini, laki-laki memiliki tabel interpretasi adalah termasuk dalam
kemungkinan lebih besar untuk terserang rentang antara 0,400 – 0,599 yaitu
hipertensi daripada wanita, berhubungan interpretasi Sedang.
dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang Dukungan keluarga tentang makanan
nyaman terhadap pekerjaan dan rendah garam dengan kategori baik, akan
menganggur. Begitu pula pada wanita, menimbulkan dampak kesehatan yang
tidak adanya pekerjaan berpengaruh positif bagi anggota keluarga yang lainnya.
terhdap derajat hipertensi yang terjadi. Hal Hal ini sesuai dengan definisi dukungan
ini didukung dengan tabel 4.3 keluarga Menurut Cohen & Syme (1996)
menunjukkan bahwa sebagian besar dalam Prasetyawati (2011), adalah suatu
(54,3%) responden tidak bekerja. Orang keadaan yang bermanfaat bagi individu
dengan aktifitas fisik yang kurang hanya yang diperoleh dari orang lain yang dapat
membutuhkan sedikit kalori, sehingga dipercaya, sehingga akan tahu bahwa ada
cenderung untuk mengkonsumsi makanan orang lain yang memperhatikan,
yang tinggi kandungan garam dan lemak. menghargai dan mencintainya.
Sehingga meningkatkan volume plasma Kenyataan di lapangan menunjukkan
dalam tubuh yang dapat mengakibatkan bahwa sebagian besar (73,3%) responden
tekanan darah tinggi. mendapatkan dukungan keluarga tentang
makanan rendah garam dengan kategori
Hubungan antara Dukungan Keluarga sedang dengan derajat hipertensi stage 1.
Tentang Makanan Rendah Garam Dukungan keluarga tentang makanan
dengan Derajat hipertensi Pada Lansia. rendah garam dengan kategori sedang
Tabel 4.9 diketahui bahwa, sebagian dapat disebabkan karena keluarga belum
besar (60%) responden yang mendapatkan atau kurang mengetahui tentang
dukungan keluarga tentang makanan bagaimana memberikan makanan dengan
rendah garam dengan kategori kurang, prinsip rendah garam yang baik dan benar
mengalami hipertensi stage 2 sebanyak 6 untuk mengurangi tekanan darah tinggi.
orang. Sebagian besar (73,3%) responden Tekanan darah dapat meningkat jika
yang mendapatkan dukungan keluarga terlalu banyak mengonsumsi garam dan
tentang makanan rendah garam dengan makanan cepat saji dan makanan yang
kategori sedang dan mengalami hipertensi olahan yang mengandung kandungan
Stage 1 sebanyak 11 orang. Sebagian besar garam yang tinggi. Pada hipertensi, bukan
(60%) responden yang mendapatkan hanya garam dapur yang perlu dibatasi,
dukungan keluarga tentang makanan tetapi juga semua bahan makanan sumber
rendah garam dengan kategori Baik, natrium. Natrium bersifat mengikat air.
mengalami derajat prehipertensi sebanyak Apabila volume darah meningkat, kerja
6 orang. jantung akan meningkat dan akibatnya
Berdasarkan hasil uji statistik tekanan darah pasti juga meningkat.
Spearman Rhank didapatkan nilai Dukungan informasi merupakan
signifikan atau nilai probabilitas sebesar dukungan yang penting, karena dengan
0,000 lebih kecil dari nilai alpha (α) 0,05 adanya dukungan informasi dalam suatu
atau (ρ < α), maka hipotesis Ho ditolak sistem keluarga maka informasi yang ada
dan H1 diterima, artinya ada hubungan di dunia luar bisa sampai dan berkembang

1104
di dalam sistem keluarga. Sesuai yang ada dukungan dengan baik akan berpengaruh
dalam teori bahwa aspek yang ada dalam pada derajat prehipertensi, dan jika
dukungan informasional ini adalah keluarga memberikan dukungan sedang
nasehat, usulan, saran, petunjuk dan akan berpengaruh pada derajat hipertensi
pemberian informasi maka keluarga akan stage 1. Sedangkan jika keluarga
lebih mampu dalam mengatasi beberapa memberikan dukungan yang kurang, akan
masalah yang ada di dalam keluarganya berpengaruh pada derajat hipertensi stage
karena adanya penyebaran informasi yang 2.
ada. Hal ini menunjukkan bahwa salah
satu faktor yang dapat menyebabkan Kesimpulan
hipertensi adalah kurangnya dukungan 1. Dukungan keluarga tentang makanan
dalam merawat lansia dalam memenuhi rendah garam di Desa Tunggorono
kebutuhan makanan sesuai prinsip rendah Kecamatan Jombang Kabupaten
garam yang baik dan benar. Jombang hampir setengah (42,9%) dari
Sesuai teori keluarga menurut Achjar responden mendapatkan kategori
(2012), Keluarga merupakan sentral sedang.
pelayanan keperawatan karena keluarga 2. Derajat hipertensi pada lansia di Desa
merupakan sumber kritikal untuk Tunggorono Kecamatan Jombang
pemberian pelayanan keperawatan, Kabupaten Jombang sebagian besar
intervensi yang dilakukan pada keluarga (52,4%) responden mengalami derajat
merupakan hal penting untuk pemenuhan hipertensi Stage 1.
kebutuhan individu. Disfungsi apapun 3. Ada hubungan antara dukungan
yang terjadi pada keluarga akan keluarga tentang makanan rendah
berdampak pada satu atau lebih anggota garam dengan derajat hipertensi pada
keluarga atau keseluruhan keluarga, bila lansia di Desa Tunggorono Kecamatan
ada satu orang yang sakit akan Jombang Kabupaten Jombang dengan
berpengaruh pada keluarga secara interpretasi sedang.
keseluruhan. Adanya hubungan yang kuat
antara keluarga dan status kesehatan setiap Saran
anggota keluarga, sangat memerlukan
peran keluarga pada saat menghadapi 1. Bagi Institusi Pendidikan.
masalah yang terjadi pada keluarga. Dapat digunakan sebagai bahan
Upaya yang dilakukan untuk pembelajaran dalam mata ajar
mengurangi derajat hipertensi yang terjadi keperawatan gerontik untuk
pada lansia adalah dengan memberikan penerapan asuhan keperawatan pada
penyuluhan atau pendidikan kesehatan lansia dengan hipertensi.
kepada masyarakat, khususnya keluarga 2. Bagi Institusi Kesehatan
yang tinggal dengan lansia yang terkena Dapat memberikan penyuluhan
hipertensi. Memberikan informasi agar kepada masyarakat tentang makanan
keluarga sering berinteraksi dengan rendah garam yang mendukung
anggota keluarga yang lain, khususnya kesehatan lansia sehingga tercapai
kepada lansia yang menderita hipertensi. kesehatan lansia secara optimal.
Pemberian informasi memberikan dampak
positif untuk membentuk kesadaran 3. Bagi Ilmu Keperawatan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan Dapat dijadikan pertimbangan
makanan lansia sesuai prinsip rendah dalam pengembangan ilmu
garam yang baik dan benar untuk keperawatan gerontik dan
menurunkan tekanan darah tinggi dan memperkuat teori tentang makanan
meningkatkan derajat kesehatan lansia. rendah garam dengan derajat
Sehingga apabila keluarga memberikan hipertensi.

1105
4. Bagi Tempat Penelitian.
Sebaiknya dapat menciptakan Wilayah Kerja Puskesmas Jabon. Tidak
lingkungan atau suasana yang baik Dipublikasikan.
dalam upaya membantu memenuhi
kebutuhan kesehatan lansia, sehingga 4. Martono, H.Hadi dan K. Pranaka. 2010.
tercapai derajat kesehatan lansia yang Geriatri edisi ke-4. Jakarta : Balai
optimal. Penerbit FKUI.

5. Bagi Responden 5. Prasetyawati A.E. 2011. Ilmu


Sebaiknya mampu menambah Kebidanan Masyarakat Untuk
pengetahuan tentang makanan rendah Kebidanan Holistik. Yogyakarta: Nuha
garam, sehingga mampu memenuhi Medika.
kebutuhan makanan rendah garam 6. Puspitorini, Myra. 2008. Cara Mudah
sendiri dan mengurangi Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
ketergantungan terhadap keluarga. Jogjakarta: Image Press.

Daftar Pustaka 7. Riskesdas. 2013. Hipertensi/tekanan


darah
1. Achjar. K.A Henny. 2012. Aplikasi tinggi.http://www.promosikesehatan.co
Praktis Asuhan keperawatan Keluarga. m. diakses tanggal 14 Desember 2014.
Jakarta: Sagung Seto.
8. Samtosa, Ramdani. 2014. Sembuh
2. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Total Diabetes & Hipertensi dengan
Jombang. 2014. Data Hipertensi pada Ramuan Herbal Ajaib. Yogyakarta :
Lansia. Tidak Dipublikasikan. Pinang Merah.
3. Data Puskesmas Jabon. 2014. Data 9. Udjianti W.J. 2010. Keperawatan
Cakupan Lansia dan Hipertensi Kardiovaskular,Jakarta:EGC.
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN


DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA
KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET
KABUPATEN SUMENEP
(The Effect of Walking in the Morning to Change of Blood Pressure
in Elderly with Hypertension in Kalianget Timur Village,
Kalianget District, Sumenep Regency)

Dian Ika Puspitasari, Mujib Hannan, Leviana Dea Chindy


Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Wiraraja Sumenep
Jl. Raya Sumenep-Pamekasan KM.05, Patean, Sumenep, Madura
Telp: (0328) 674278
e-mail: dianika.uwr@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Jalan pagi merupakan aktivitas ringan yang sesuai untuk orang dengan
lanjut usia (lansia) karena dapat membantu mengendalikan tekanan darah dalam jangka
panjang. Keterbatasan lansia untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari dapat
mempengaruhi perubahan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh jalan pagi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Metode: Desain penelitian pre-experiment menggunakan one group pre-post test design,
dengan teknik simple random sampling. Populasi dalam penelitian adalah lansia dengan
hipertensi di Desa Kalianget Timur sebanyak 71 orang, sampel sebanyak 60 orang. Analisa
data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum dilakukan jalan pagi sebagian besar (65%) tekanan darah sistole 140-159 mmHg
dan tekanan darah diastole seluruhnya (100%) >100 mmHg. Kemudian sesudah dilakukan
jalan pagi tekanan darah menurun, sebagian besar (55%) tekanan darah sistole 140-159
mmHg dan hampir seluruhnya (88,3%) tekanan darah diastole >100 mmHg. Hasil analisa
data diperoleh p= 0,000 (<0,05). Pe mbahasan: Lansia dapat melakukan aktivitas ringan
seperti jalan kaki dipagi hari sebagai bentuk olahraga dalam menjaga kebugaran. Olahraga
yang sesuai dan efektif dapat meningkatkan angka harapan hidup lansia sehingga derajat
kesehatan lansia dapat meningkat. Kesimpulan: Jalan pagi efektif untuk menurunkan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Kata Kunci : Jalan Pagi, Hipe rtensi, Lanjut Usia.

169
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

ABSTRACT

Introduction: Walking in the morning is a mild activity suitable for elderly people as it
can help control blood pressure in the long term. Inability of the elderly to perform daily
physical activity can affect blood pressure changes. This study aims to analyze the
influence of walking in the morning to changes in blood pressure in the elderly with
hypertension. Method: This research pre-experiment design is using one group pre-post
test design, with simple random sampling technique. The population in this study were
elderly with hypertension in Kalianget Timur Village as many as 71 people, 60 samples.
Data analysis using Wilcoxon statistical test. Results: The results showed that before
walking in the morning is most (65%) blood pressure sistole 140-159 mmHg and diastole
blood pressure entirely (100%)> 100 mmHg. Then after walking in the morning blood
pressure decreases most (55%) sistole blood pressure is 140-159 mmHg and almost all
(88.3%) diastole blood pressure> 100 mmHg. The result of data analysis obtained p =
0,000 (<0,05). Discussion: Elderly can perform mild activities such as walking in the
morning as a form of exercise in maintaining body fit. Appropriate and effective exercise
can increase the elderly life expectancy so that the health of elderly can increase.
Conclusion: Walking in the morning is effective for lowering blood pressure in the elderly
with hypertension.
Keywords: Walking in the morning, Hypertension, Elderly.

PENDAHULUAN melakukan aktivitas fisik dan


Pemenuhan kebutuhan aktivitas fisik olahraga dapat mempengaruhi
diperlukan untuk perubahan pada tekanan darah
menunjang pertumbuhan dan perkembangan (Nugroho, 2008).
yang baik. Aktivitas fisik merupakan Jumlah lansia di Indonesia pada
pergerakan anggota tubuh yang dapat tahun 2011 sekitar 24 juta jiwa atau
menyebabkan hampir 10% jumlah penduduk.
pengeluaran tenaga untuk pemeliharaan Setiap tahun, jumlah lansia
kesehatan fisik dan bertambah rata-rata 450.000 orang.
mental, serta mempertahankan kualitas hidup Sedangkan jumlah lansia di Jawa
agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Timur mencapai 2.971.004 jiwa atau
Aktivitas fisik sangat penting peranannya 9,36% (Dinsos, 2012). Data
terutama bagi orang dengan lanjut usia prevalensi hipertensi dari Dinas
(lansia). Dengan melakukan aktivitas Kesehatan Kabupaten Sumenep pada
fisik, maka lansia dapat mempertahankan dan tahun 2014 didapatkan bahwa
meningkatkan derajat kesehatannya (Fatmah, penderita hipertensi lansia berjumlah
2010). Lansia yang mempunyai tekanan darah 17.621 jiwa dengan usia 60-69 tahun
tinggi (hipertensi) menikmati waktu menjadi usia terbanyak. Berdasarkan
senggangnya untuk bersantai. Sedangkan data di UPT Puskesmas Kalianget
lansia yang kurang yang menaungi 7 daerah posyandu
lansia, didapatkan data pada tahun
2013 dengan pra lansia sebanyak

170
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

9.400 jiwa, sedangkan untuk lansia sendiri karena dapat melatih tulang menjadi
sebanyak 3.694 jiwa. Jumlah lansia penderita kuat, mendorong jantung bekerja
hipertensi pada tahun 2015 di UPT optimal dan membantu
Puskesmas Kalianget yaitu sebanyak 1.543 menghilangkan radikal bebas yang
jiwa. Dari data posyandu lansia Desa berkeliaran didalam tubuh. Jalan pagi
Kalianget Timur didapat jumlah lansia ini dapat membentuk dan mengoreksi
sebanyak 71 orang dengan keluhan hipertensi. sikap dan gerak serta memperlambat
Hipertensi merupakan penyakit yang dapat proses degenerasi karena perubahan
diminimalisasikan tingkat kekambuhannya, usia, serta
hal tersebut dapat dilakukan dengan tetap mempermudah penyesuaian
menjaga gaya hidup berupa asupan makanan kesehatan jasmani terutama
yang seimbang serta aktivitas fisik yang kesehatan kardiovaskuler dalam
cukup. Pada lansia penderita hipertensi adaptasi kehidupan lanjut usia
diperlukan pengukuran tekanan darah yang (Giriwijoyo, 2012).
rutin agar tekanan darahnya dapat terpantau Rumusan masalah dalam penelitian
dengan baik. Hipertensi dapat dicegah dengan ini adalah adakah pengaruh jalan
menghindari faktor penyebab terjadinya pagi terhadap perubahan tekanan
hipertensi yaitu pengaturan pola makan, gaya darah pada lansia dengan hipertensi?
hidup yang benar, menghindari kopi, merokok Tujuan penelitian ini adalah
dan alkohol, mengurangi konsumsi garam menganalisis pengaruh jalan pagi
yang berlebihan dan aktivitas yang cukup terhadap perubahan tekanan darah
seperti olahraga yang teratur (Dalimartha, pada lansia dengan hipertensi di Desa
2008). Kalianget Timur Kecamatan
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik Kalianget Kabupaten Sumenep.
yang mudah dilakukan oleh berbagai
kalangan. Bagi lansia sendiri sangat diajurkan BAHAN DAN METODE
untuk melakukan aktivitas fisik seperti jalan Penelitian ini menggunakan
pada pagi hari untuk mengisi waktu luang. rancangan pre eksperimental design
Olahraga teratur bisa menjadi cara yang jenis one-group pre-test post-test
efektif untuk melancarkan sirkulasi darah. design. Populasi dalam penelitian ini
Jalan pagi memiliki gerakan yang dinamis, adalah semua lansia di Desa
mudah dilakukan, menimbulkan rasa gembira Kalianget Timur Kecamatan
dan semangat serta beban yang rendah. Kalianget Kabupaten Sumenep yang
Aktifitas olahraga ini membantu tubuh agar mengalami hipertensi sebanyak 71
tetap bugar orang. Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik simple random
sampling berjumlah 60 orang,yang
memenuhi kriteria kriteria inklusi
antara lain lansia dengan tekanan
darah ≥ 40 mmHg, berumur > 45 –
74 tahun dan tidak mengkonsumsi

171
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

obat penurun tekanan darah sebelum


dilakukan pemeriksaan tekanan
darah. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah jalan pagi dan
variabel dependennya adalah
perubahan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi. Instrumen
penelitian menggunakan tensi meter,
stetoskop dan lembar observasi
untuk mengukur skala tekanan darah
sebelum dan sesudah dilakukan
aktivitas jalan pagi.
Pengumpulan data dilakukan
pada bulan April sampai Mei 2016,
diawali dengan pengurusan perijinan
sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Peneliti menentukan
calon responden sesuai dengan
kriteria inklusi. Selanjutnya calon
responden diberikan informasi terkait
penelitian yang akan dilakukan dan
responden yang bersedia dilakukan
penelitian menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden
(informed consent). Sebelum
dilakukan penelitian, responden
diberikan pre test berupa
pemeriksaan tekanan darah.
Kemudian responden diberikan
perlakuan berupa aktivitas jalan pagi
selama 3 kali seminggu selama 30
menit. Selama proses pemberian
perlakuan, responden diperiksa
kembali tekanan darahnya. Setelah
data terkumpul kemudian dilakukan
uji statistik Wilcoxon.

172
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

HASIL

1 Karakteristik Tekanan Darah Pada Responden


Tabel 1. Karakteristik Tekanan Darah Pada Lansia
Tekanan Darah Sistole Sebelum Persentase
No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <120 0 0
2 120-139 0 0
3 140-159 39 65
4 >160 21 35
Total 60 100
Tekanan Darah Diastole Sebelum Persentase
No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <80 0 0
2 80-89 0 0
3 90-99 0 0
4 >100 60 100
Total 60 100
Tekanan Darah Sistole Sesudah Persentase
No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <120 0 0
2 120-139 7 11,7
3 140-159 33 55
4 >160 20 33,3
Total 60 100
Tekanan Darah Diastole Sesudah Persentase
No Jumlah
Dilakukan Jalan Pagi (mmHg) (%)
1 <80 0 0
2 80-89 1 1,7
3 90-99 6 10
4 >100 53 88,3
Total 60 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa tekanan darah jalan pagi sebagian besar yaitu 140-
sistole responden sebelum dilakukan jalan 159 mmHg sebanyak 33 orang
pagi sebagian besar yaitu 140-159 mmHg (55%). Karakteristik tekanan darah
sebanyak 39 orang (65%). Karakteristik diastole responden sesudah
tekanan darah diastole responden sebelum dilakukan jalan pagi hampir
dilakukan jalan pagi seluruhnya yaitu >100 seluruhnya yaitu >100 mmHg
mmHg sebanyak 60 orang (100%). sebanyak 53 orang (88,3%).
Karakteristik tekanan darah sistole responden
sesudah dilakukan

173
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

Tabel 2. Tekanan Darah Pada Lansia Sebelum Dilakukan Jalan Pagi

No Kategori Jumlah Persentase (%)


1 Hipertensi 60 100
2 Tidak Hipertensi 0 0
Total 60 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan jalan pagi seluruh lansia (100%)
mengalami hipertensi.
Tabel 3. Tekanan Darah Pada Lansia Sesudah Dilakukan Jalan Pagi

No Kategori Jumlah Persentase (%)


1 Naik 17 28,3
2 Tetap 13 21,7
3 Turun 30 50
Total 60 100

No Kategori Jumlah Persentase (%)


1 Hipertensi 60 100
2 Tidak Hipertensi 0 0
Total 60 100
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Naik 17 28,3
2 Tetap 13 21,7
3 Turun 30 50
Total 60 100
Uji wilcoxon P=0,000 < 0,05

Tabel 3 menunjukkan bahwa sesudah dilakukan jalan pagi sebagian lansia (50%)
mengalami penurunan tekanan darah.

Tabel 4. Tekanan Darah Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Jalan Pagi
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Hipertensi 60 100
2 Tidak Hipertensi 0 0
Total 60 100
No Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Naik 17 28,3
2 Tetap 13 21,7

174
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

3 Turun 30 50
Total 60 100
Uji wilcoxon P=0,000 < 0,05
Tabel 4 menunjukkan bahwa ada perubahan tensimeter. Hasil pengukuran
tekanan darah sebelum dan sesudah (pre dan tekanan darah ditulis dalam dua
post) dilakukan aktivitas jalan pagi. Sebelum angka, yaitu angka sistole dan
dilakukan jalan pagi jumlah diastole dalam satuan milimiter air
responden yang mengalami hipertensi yaitu raksa (mmHg) (Triyanto, 2014).
seluruhnya sebanyak 60 responden, kemudian Berdasarkan hasil penelitian sebelum
sesudah dilakukan jalan pagi sebagian besar
dilakukan jalan pagi terjadi perubahan yaitu tekanan darah sistole yaitu 140-159
sebanyak 30 responden mengalami penurunan mmHg sebanyak 39 responden dan
tekanan darah. Sebanyak 17 responden tekanan darah diastole yaitu >100
mengalami kenaikan tekanan darah dan 13 mmHg sebanyak 60 responden. Jika
responden memiliki pengukuran tekanan kita melakukan jalan pagi, maka
darah yang tetap dari sebelumnya. tentunya kita akan menggerakkan
Berdasarkan hasil tersebut menggambarkan kedua kaki dan mengayunkan lengan
bahwa aktivitas jalan pagi memiliki yang menunjukkan telah terjadi kerja
keberhasilan dalam perubahan tekanan darah. otot. Otot-otot tersebut tentunya
Hasil analisis statistik non parametrik dengan perlu mendapatkan nutrisi agar dapat
menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan bekerja dengan baik dan juga perlu
bahwa nilai p= 0,000 (P < 0,05) sehingga Ho ditunjang oleh kerja jantung dan
ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa pembuluh darah yang baik. Olahraga
aktivitas jalan pagi memiliki yang dilakukan tersebut selain
pengaruh terhadap perubahan tekanan darah mengalirkan darah dan nutrisi juga
pada lansia dengan hipertensi. akan meningkatkan kemampuan
jantung dan paru sehingga keadaan
PEMBAHASAN akan baik untuk mencegah dan
Tekanan Darah Pada Lansia membantu penyembuhan penyakit
Sebelum Jalan Pagi darah tinggi, jantung, dan juga sesak
Berdasarkan hasil penelitian sebelum napas.
dilakukan jalan pagi seluruh Tekanan Darah Pada Lansia
lansia mengalami hipertensi. Tekanan darah Sesudah Jalan Pagi
manusia dapat diukur secara tidak langsung Berdasarkan hasil penelitian sesudah
menggunakan dilakukan jalan pagi
sebagian lansia mengalami
penurunan tekanan darah. Konsep
olahraga kesehatan adalah padat
gerak, bebas stres, singkat (cukup
10-30 menit tanpa henti), adekuat:
massal, mudah, murah, meriah dan

175
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

fisiologis (bermanfaat dan aman). Jadi Menurut Hartmann (2008), ada 8


olahraga kesehatan membuat manusia manfaat besar dengan rajin olahraga
menjadi sehat jasmani, rohani dan sosial dipagi hari yaitu sirkulasi darah yang
(Giriwijoyo, 2012). Hasil pengukuran tekanan baik, kekuatan otot dan stamina,
darah sistole sesudah dilakukan jalan pagi mengontrol gula darah, peningkatan
yaitu 140-159 mmHg sebanyak 33 orang dan kualitas kulit, kualitas
tekanan darah diastole sesudah dilakukan tidur yang baik, perbaikan
jalan pagi hampir seluruhnya yaitu >100 metabolisme tubuh, penyerapan
mmHg sebanyak 53 orang. Jalan kaki dipagi vitamin D dan kesehatan mental yang
hari dilakukan dengan tujuan meningkatkan baik. Hal ini sepadan dengan hasil
dan mempertahankan denyut jantung pada penelitian Priyatna (2015) yang
zona latihan yang telah dianjurkan selama 30 menyatakan bahwa ada hubungan
menit tanpa henti. Dengan aktivitas jalan kaki yang sangat kuat antara jalan pagi
seperti ini organ tubuh lainnya akan ikut terhadap penurunan tingkat stres
diaktifkan. Jika hal ini dilakukan secara pada lansia. Hal tersebut
teratur akan timbul perubahan bersifat memungkinkan bagi para lansia
adaptasi tubuh yang pada akhirnya akan untuk melakukan aktivitas ringan
meningkatkan taraf kesehatan. sebagai bentuk olahraga dalam
menjaga kebugaran.
Pengaruh Jalan Pagi Terhadap Penelitian lain tentang aktivitas fisik
Perubahan Tekanan Darah Pada jalan pagi juga pernah dilakukan oleh
Lansia Khomarun, Nugroho dan Wahyuni
Berdasarkan hasil penelitian bahwa aktifitas (2014) dengan hasil bahwa tekanan
jalan pagi memiliki darah pada lansia pre dan post
pengaruh terhadap perubahan tekanan darah pemberian intervensi
pada lansia dengan hipertensi. Melakukan aktivitas berjalan mengalami
olahraga secara teratur dapat menurunkan perbedaan yang bermakna, sehingga
tekanan darah sistole 4-8 mmHg. Olahraga ada pengaruh aktivitas fisik jalan
lebih banyak dihubungkan dengan pagi terhadap penurunan tekanan
pengobatan hipertensi karena darah pada lansia dengan hipertensi
olahraga isotonik (berjalan, bersepeda, stadium I di Posyandu lansia Desa
jogging, aerobik) yang Makamhaji Kartasura. Begitu pula
teratur dapat memperlancar peredaran darah dengan hasil penelitian tentang jalan
sehingga dapat kaki pada pasien hipertensi yang
menurunkan tekanan darah (Triangto, 2014). dilakukan oleh Surbakti (2014)
bahwa latihan jalan kaki 30 menit
memberikan pengaruh terhadap
penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Rumah Sakit
Umum Kabanjahe.
Olahraga yang sesuai dan efektif
dapat meningkatkan angka

176
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017

harapan hidup lansia sehingga derajat darah dan memperbaiki tekanan


kesehatan lansia dapat meningkat. Sirkulasi darah yang tinggi, sehingga para
darah yang lancar akan memperlancar tekanan lansia agar tetap melakukan olahraga
ringan seperti jalan kaki dipagi hari.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Lansia dengan Hipertensi Stadium I
Jalan pagi efektif menurunkan tekanan darah di Posyandu Lansia Desa
pada lansia yang Makamhaji Kartasura. Jurnal Ilmu
menderita hipertensi. Aktivitas jalan pagi Kesehatan, Vol. 3 (2).
pada lansia dapat dilakukan untuk Nugroho,. (2008). Keperawatan
meminimalisir angka kejadian hipertensi. Gerontik & Geriatrik. Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Saran Priyatna, Septian T. (2015).
Lansia yang mengalami hipertensi sebaiknya Hubungan Jalan Pagi Dengan
melakukan jalan pagi secara rutin karena Tingkat Stres Pada Lansia. Skripsi:
dapat menurunkan tekanan darah. Jalan pagi Universitas Wiraraja Sumenep.
dianjurkan pada lansia karena aktivitas ini
merupakan latihan ringan yang tidak Surbakti, S. (2014). Pengaruh
menyebabkan kelelahan. Latihan Jalan Kaki 30 Menit
terhadap Penurunan Tekanan Darah
KEPUSTAKAAN pada Pasien Penderita Hipertensi di
Dalimartha, S. (2008). Care Your Rumah Sakit Umum Kabanjahe.
Self Hipertensi. Jakarta. Penebar Jurnal Pengabdian Kepada
Plus. Masyarakat, Vol. 20 (77).

Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Triangto, M. (2014). Jalan Sehat


Jakarta: Erlangga. dengan Sports Therapy. Jakarta:
Kompas.
Giriwijoyo, H.Y.S.S. (2012). Ilmu
Kesehatan Olahraga. Bandung: Triyanto, E. (2012). Pelayanan
Remaja Rosdakarya. Keperawatan Bagi Penderita
Hartmann, Thom. (2008). Terapi Hipertensi Secara Terpadu.
Jalan Kaki. Jakarta: Serambi Ilmu Yogyakarta: Triyanto.
Semesta.
Lampiran
Dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai