Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 2x24 jam hipertermi teratasi dengan kriteria
hasil:
Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 – 37,5℃)
HR dalam rentang normal (80 – 120x/menit)
Intervensi
Manajemen Hipertermia
Observasi
Identifikasi penyebab hipertermia
Monitor suhu tubuh
Monitor kadar elektrolit
Monitor keluaran urin
Terapeutik
Sesuaikan suhu ruangan (tidak terlalu panas/tidak terlalu dingin)
Longgarkan pakaian anak atau lepaskan pakaian
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat
berlebih)
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Rasional
Mengetahui penyebab hipertemia dapat menentukan intervensi selanjutnya yang dapat
diberiakan sehingga intervensi yang diberikan dapat mengatasi masalah hipertermia
Suhu tubuh sebagai evaluasi Tindakan yang telah dilakukan
Peningkatan suhu mempengaruhi kadar elektrolit sehingga perlu dimonitor untuk
mencegah komplikasi
Peningkatan suhu dapat menyebabkan pengeluaran cairan berlebih sehingga perlu
dimonitor cairan yang dikeluarkan salah satunya urin
Suhu ruangan yang terlalu panas akan membuat anak tidak nyaman dan semakin
merasa panas, namun jika suhu ruangan terlalu dingin juga karena perbedaan suhu
yang tinggi tidak baik dan anak akan merasa tidak nyaman
Pakaian yang terlalu ketat akan menghambat sirkulasi tubuh
Pemberian cairan oral sangat penting karena akan akan kehilangna banyak cairan
karena suhu tubuh yang tinggi
Apabila linen basah maka anak akan merasa tidak nyaman sehingga perlu
penggantian linen lebih sering atau saat linen sudah basah
EBP DX 3
Judul
Intervensi Tepid Sponge Pada Anak Yang Mengalami Bronchopneumonia Dengan Masalah
Hipertermi.
Penulis
Muthahharah, Andi dan Nia
Tahun : 2019
Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan tepid sponge 1 kali dalam sehari,
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan menunjukkan penurunan suhu tubuh Pasien setelah
pemberian, hal ini mengindikasikan bahwa tepid sponge efektif dilakukan karena dapat
membantu dalam menurunkan suhu tubuh Pasien.
Saran :
Suhu air kompresan ditetapkan dengan menggunakan thermometer dengan suhu 370C. Saat
pemberian tindakan sebaiknya memperhatikan dengan seksama respon yang ditunjukkan
oleh pasien seperti tampak kedinginan dan menggigil untuk menghindari komplikasi serta
menganjurkan orang tua untuk memakaikan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
EBP DX 2
JUDUL
Pengaruh Chest Therapy Terhadap Penurunan Respiratory Rate Pada Balita Dengan Bronkitis
Di Rs Triharsi Surakarta
PENULIS
Ajeng Puspitasari Putri
TAHUN
2016
HASIL :
Ada pengaruh pemberian chest therapy terhadap penurunan respiratory rate terhadap
balita dengan bronkitis di RS Triharsi Surakarta. Chest therapy adalah teknik yang bertujuan
untuk mengelurakan secret yang berlebihan atau material yang teraspirasi dari dalam
saluran pernafasan, material atau benda-benda yang masuk ke saluran pernafasan
menyebabkan kerusakan pada saluran pernafasan yang diakibatkan oleh resistensi saluran
pernafasan dan usaha dalam bernafas sehingga menjadi hiperinflasi.