Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU PADA

ANAK DEMAM USIA PRA SEKOLAH

Disusun Oleh :
Nama : Alfarizky Jatmika Siwi
Kelas : 3A
NIM : 19007
PENDAHULUAN

Demam
Demam adalah keadaan dimana Individu mengalami peningkatan Suhu tubuh diatas
kisaran normal 37˚C – 38.8˚C,yang ditandai dengan kulit terasa hangat dan kulit kemerahan
Prevalensi Artritis rheumatoid
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan jumlah kasus demam diseluruh dunia
mencapai 16 – 33 juta.
Profil kesehatan indonesia tahun 2013,mengemukakan bahwa jumlah penderita demam
yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus demam dengan jumlah kematian 871 orang.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
Mengetahui keefektifan pengaruh kompres hangat pada anak terhadap penurunan suhu tubuh di
Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan

Manfaat teoritis
• Bagi progam studi Ners diharapakan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
bacaan tentang keperawatan anak
• Bagi perawat diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perawat
dalam asuhan keperawatan anak
• Bagi Rumah Sakit diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit dalam
melaksanakan penatalaksanaan asuhan keperawatan anak khususnya diruang perawatan anak
Kajian teori

Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di


hipotalamus,demam jika suhu orang lebih dari 37,5 C,demam terjadi karena
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh
pairogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan
suatu hasil reaksi imunolgik yang tidak berdasarkan suatu infeksi.
Patofisiologi

Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadapa pirogen. Pada
mekanisme ini,bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit
darah,makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh,yang disebut zat
pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat
pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostagladin.
Klasifikasi Demam

1. Demam septik
2. Demam Remiten
3. Demam intermiten
4. Demam kontinyu
5. Demam siklik
Etiologi

1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,80 C – 400 C)


2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
Penatalaksanaan

Selain tindakan farmakologi,terdapat pula tindakan non farmakologi


diantaranya yaitu:
1. Kompres dingin
2. Kompres hangat
3. Pemberian bawang merah
Pembahasan

Kompres air hangat dimana hasil dari penelitian purwanti (2018); Anisa(2019);
Hartanti (2015); setelah dilakukan pemberian kompres air hangat dapt dilihat
bahwa dari suhu tubuh sebelum diberikan kompres air hangat yaitu 39,3
C,sedangkan suhu tubuh sesudah diberikan kompres air hangat pada hari
pertama terjadi penurunan sebanyak 1,5 C menjadi 37,8 C. Pada pemberian
kompres hangat dihari kedua terjadi penurunan sebanyak 0,8 C menjadi 37,0 C
dan dihari terkahir suhu menetap pada 37,0 C.
Kompres air hangat yaitu,tindakan dengan menggunakan kain atau
handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian
tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan
suhu tubuh,menggunakan suhu air hangat 30 C dan waktu pengompresan
selama 30 menit sebelum responden mendapatkan obat antipiretik.adapun
hasil penelitian yang menyebutkan bahwa penurunan suhu menggunakan air
hangat selama 20 menit mengalami rerata penurunan suhu sebesar 0,86
C.Kompres air hangat lebih efektif menurunkan suhu pada anak demam.
Perawatan ini dilaksanakan selama 3 hari, dan dilakukan 2 kali sehari pagi dan
malam hari.
• Pemberian kompres hangat di daerah axilla (ketiak) lebih efektif dilakukan
karena pada daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan
terdapat kelenjar keringat apokrin yang memiliki banyak vaskuler sehingga
akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi untuk mempercepat
perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak
(Ayu,2015).
Manfaat Kompres hangat

Kompres hangat telah diketahui mempunyai manfaat yang baik dalam


menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Kompres hangat juga
dapat memberikan rasa nyaman (Wardaniyah, 2015). Selain itu, kompres
hangat juga dapat memberikan efek relaksasi distraksi yang dikompreskan
pada bagian tubuh yang sakit untuk menurunkan intensitas nyeri.
Hal hal yang perlu diperhatikan saat
melakukan kompres hangat
1. Tidak Menggunakan Alkohol dan air es:Yang digunakan untuk
menurunkan suhu tubuh anak adalah dengan menggunakan kompres
hangat bukan air es, karena jika suhu diluar tubuh terasa hangat, maka
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas.
2. Makin tinggi suhu demamnya, makin hangat air kompres yang diberikan
Yang dimaksud hangat adalah tidak lebih dari suhu tubuh anak. Suhu air
yang paling baik untuk kompres adalah 27°-34°C (hangat kuku)
Cara melakukan Kompres hangat
1. Mengkompres pada tempat yang tepat Lakukan kompres dengan handuk kecil yang telah dicelupkan pada air
hangat. Panas tubuh akan cepat keluar melalui pembuluh darah besar yang dekat dengan kulit lokasi tersebut
berada di daerah leher, ketiak dan lipatan paha. Sebaiknya lakukan pemberian kompres di sekitar pembuluh
darah besar dalam waktu 15-30 menit sampai suhu tubuh anak menurun.
2. Kompres sekali pakai Boleh dipakai kembali tapi tidak direkomendasikan pada anak dibawah 2 tahun, karena
kulit bayi masih sensitif dan daerah yang dikompres pun hanya sebagian kecil permukaan tubuh.
3. Mengompres dengan menyeka Caranya yaitu celupkan 2/3 handuk kecil kedalam air hangat, lalu usapkan pada
kening muka, telinga, leher, lengan lipatan paha dan kaki. Lakukan hal serupa selama 15-20 menit sampai suhu
tubuh anak turun.
4. Memandikan anak Bila perlu, mandikan anak menggunakan air hangat dengan temperatur 30-32 C. selain
berfungsi untuk mengkompresnya, mandi juga membersihkan tubuh anak dari kuman yang ada di kulitnya. Jika
anak sedang demam sebaiknya mandikan menggunakan air hangat. Setelah mandi, keringkan tubuh anak dengan
handuk dan langsung berganti pakaian agar anak tidak kedinginan.
5. Cek suhu setelah 30 menit kemudian bila sudah mengkompres.
Peranan kompres hangat

1. Tindakan mengkompres akan melancarkan sirkulasi darah dan membuka


pori-pori kulit sehingga memberikan kesempatan panas keluar dari tubuh
ke lingkungan sekitarnya.
2. Bila suhu demam anak sampai diatas 39 C, maka sebaiknya lakukan
pengompresan untuk membantu menurunkan suhunya. Kompres juga
dilakukan jika anak dalama keadaan gelisah dan tidak nyaman. Kompres
bermanfaat menurunkan demam dalam waktu 15-30 menit.
Faktor dan tanda gejala demam
1. Rajin mencuci tangan
2. Menjaga kebersihan rumah
3. Tidak berbagi alat makan dan minum dengan orang lain
4. Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi seperti handuk, sikat gigi, pakaian.
5. Hindari menutup mulut, hidung dengan tangan kotor
6. Menutup mulut saat batuk dan bersin
Tanda gejala:
7. Nafsu makan menurun
8. Bernapas dengan cepat
9. Mudah marah, rewel dan lesu
10.Menangis lebih sering
Instrumen kompres hangat
1. Tool kompres hangat
2. Baskom
3. Air hangat
4. Waslap
5. Termometer
6. Handuk kering
Desain Studi Kasus

Jenis penelitian ini adalah case study research (studi kasus). Studi kasus
merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara
cermat suatu progam,peristiwa,aktivitas,proses individu atau sekelompok
individu. Kasus – kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditetapkan
(Cresswell,2012). Tujuan penelitian studi kasus ini adalah untuk memperoleh
informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang kebutuhan gizi
pada anak usia sekolah terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang
demam pada anak di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan.
Batasan Istilah dan Definisi Operasional

• Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap


dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara
nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas (Independen)

• Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam


bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas ini
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2016).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian kompres hangat pada
anak.
Variabel terikat (Dependen)

• Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.


Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel dependent dalam penelitian ini
adalah penurunan suhu tubuh pada anak.
Tempat dan Waktu Studi Kasus

Tempat
Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan
Selogiri.
Waktu
Studi kasus pada anak usia 3-7 tahun di Rumah Sakit Muhammadiyah
Nambangan ini dilakukan pada bulan Januari 2022.
Subjek Studi Kasus

• Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua anak yang mengalami demam di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan. Jumlah
Orang Tua yang belum bisa melakukan dengan kompres hangat dengan benar 10 orang.
• Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2017). Peneliti
mengambil 5 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
1. Kriteria Inklusi
Yaitu kriteria yang dibuat peneliti yang akan dijadikan sampel. Dalam penelitian ini peneliti
membrikan kriteria inklusi yaitu :
2. Anak usia 3 – 7 tahun yang belum dilakukan kompres hangat secara teori.
3. Anak dengan tipe febris remitten.
4. Orang tua belum bisa melakukan kompres dengan benar.
5. Orang tua mengijinkan anak menjadi responden.
6. Orang tua bersedia dilatih melakukan kompres hangat
Kriteria Ekslusi
Yaitu kriteria yang tidak digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang mencakup
kriteria eksklusi yaitu :
7. Anak dibawah 3 tahun sampai 7 tahun.
8. Anak yang tidak panas
9. Orang tua yang sudah bisa melakukan kompres hangat
10.Anak / orang tua menolak menjadi responden
11.Orang tua yang tidak mau dilatih kompres hangat
Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Studi
Kasus
• Jenis Data
Data primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui tingkat suhu
badan sebelum dilakukan kompres hangat dan sesudah dilakukan kompres hangat.
Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari jurnal, buku, internet yang ada hubungannya
dengan penelitian.
• Langkah – langkah Penelitian
Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti mendapat data dengan mengadakan tanya jawab pada pihak yang
terkait yaitu responden maupun keluarga responden terutama mengenai keluhan penyakit yang
dirasakan responden, identitas responden, persepsi tentang penyakit dan kesehatan, riwayat
penyakit, penyakit keluarga dan responden, pengobatan yang telah dijalani dan latar belakang
kondisi kesehatan responden.
Observasi
Peneliti melakukan observasi perubahan suhu tubuh pasien sebelum dan sesudah
diberi kompres berkaitan dengan keadaan yang dirasakan responden dengan cara
melihat atau mengamati adanya perubahan perilaku pada responden, dari
responden dikaji sampai responden diberikan tindakan keperawatan dan dievaluasi.
Analisa Data
Peneliti menganalisa perubahan suhu tubuh pasien seelum dan sesudah
dilakukan kompres hangat. Peneliti mengkaji respon pasien sebelum dan sesudah
dilakukan kompres hangat.
Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
berbentuk tulisan misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-
lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian.
Metode Analisa Data
1. Analisa Data
Data yang didapatkan dari lembar observasi pemantauan suhu dengan
suhu rata-rata (37,2-39oC), setelah itu akan dianalisa dengan membandingkan
suhu tubuh pada Subjek I dan Subjek II sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan kompres hangat. Menganalisa perbandingan penurunan suhu tubuh
Subjek I dan Subjek II.
2. Penyajian Data
Data akan disajikan dalam bentuk tabel penurunan suhu sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan kompres hangat pada Subjek I dan Subjek II dan
akan di jelaskan secara deskriptif.
Hasil Penelitian
Bab ini merupakan ringkasan asuhan keperawatan yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan dari 5
responden yang berusia sekitar 2 sampai 9 tahun yang telah peneliti kaji. Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Rumah sakit Muhammadiyah
Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri yang dilakukan pada bulan Januari.
Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Nambangan adalah sebuah desa terhampar dengan daerahnya terdiri
atas perdesaan. Desa Nambangan merupakan salah satu dari 11 desa di wilayah
kecamatan Selogiri, yang terletak 8 km ke arah selatan dari kota kecamatan.
Desa Nambangan terbagi menjadi 7 dusun antara lain Dusun Nambangan, Dusun
Ngepos, Dusun Gadungan, Dusun Bulak, Dusun Nangger, Dusun Kalikatir, Dusun
Pulorejo. Desa Nambangan mempunyai luas wilayah ±326,858 Ha dengan
jumlah penduduk 5.515 orang yang terdiri dari laki-laki 2.488 orang dan
perempuan 2.566 orang. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga 1.759 KK.
Karakteristik responden

• Berdasarkan jenis Kelamin


diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2 anak (40%)
dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 anak (60%)
Berdasarkan usia
diketahui bahwa responden umur 4-7 tahun sebanyak 3 anak (60%) dan yang
berumur 7-9 tahun sebanyak 2 anak (40%).
Hasi pengukuran suhu tubuh sebelum kompres hangat
N Nama Suhu Tubuh N Nama Suhu Tubuh
o Responde Awal o Responde Awal
n n
1 An.D 36.4˚C
1 An.D 38.0˚C
2 An.M 36,2˚C
2 An.M 38,2˚C
3 An.L 36,0˚C
3 An.L 38,5˚C
4 An.A 36,1˚C
4 An.A 38,0˚C
5 An.R 36,5˚C
5 An.R 38,7˚C

N Nama Suhu Awal Suhu


o Responde Akhir
n setelah
Kompre
s
Hangat
1 An.D 38,0˚C 36,4˚C
2 An.M 38,2˚C 36,2˚C
3 An.L 38,5˚C 36,0˚C
4 An.A 38,0˚C 36,1˚C
5 An.R 38,7˚C 36,5˚C
Pengkajian
• Responden 1, yaitu An.D dengan penanggung jawab Ny.R, berjenis kelamin perempuan,
beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak sangat gelisah, rewel selalu
berpegangan erat dengan ibunya. Dari hasil wawancara dengan ibu responden, peneliti
mendapat data berupa klien berumur 6 tahun, dengan keluhan utama keluarga mengatakan
anaknya mengalami demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan
pada pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali per menit, suhu : 38,0 ↄC.

• Responden 2, yaitu An.M dengan penanggung jawab Ny.N, berjenis kelamin perempuan,
beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak sangat gelisah,ibu klien
mengatakan anaknya susah makan,demam sudah 2 hari. Dari hasil wawancara dengan ibu
responden, peneliti mendapat data berupa klien berumur 4 tahun, dengan keluhan utama
keluarga mengatakan anaknya mengalami demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali per
menit, suhu : 38,2ↄC.
 
• Responden 3, yaitu An.L dengan penanggung jawab Ny.P, berjenis kelamin laki-laki,
beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak sangat gelisah, rewel,nafsu
makan menurun,demam disertai batuk pilek. Dari hasil wawancara dengan ibu responden,
peneliti mendapat data berupa klien berumur 5.5 tahun, dengan keluhan utama keluarga
mengatakan anaknya mengalami demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali per menit, suhu :
38,5ↄC.
• Responden 4, yaitu An.A dengan penanggung jawab Ny.S, berjenis kelamin
laki-laki, beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak
sangat gelisah,menangis lebih sering,kebiasaan tidur berubah. Dari hasil
wawancara dengan ibu responden, peneliti mendapat data berupa klien
berumur 7 tahun, dengan keluhan utama keluarga mengatakan anaknya
mengalami demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali
per menit, suhu : 38,0ↄC.
•  
• Responden 5, yaitu An.R dengan penanggung jawab Ny.M, berjenis kelamin
laki-laki, beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak
sangat gelisah, nafsu makan berkurang,mual,muntah. Dari hasil wawancara
dengan ibu responden, peneliti mendapat data berupa klien berumur 9
tahun, dengan keluhan utama keluarga mengatakan anaknya mengalami
demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali per menit, suhu :
38,7ↄC.
Diagnosa keperawatan

• Dari keseluruhan responden penelitian diperoleh data obyektif yang sama


yaitu suhu tubuh naik berkisal 38 -38,7 0 C. Dari data-data tersebut terdapat
kesesuaian batasan karakteristik : kenaikan suhu tubuh diatas rentang
normal, saat disentuh terasa hangat. Maka ditegakkan diagnosa
keperawatan hipertermi berhubugan dengan proses penyakit (Mayasari,
2017).
Intervensi

Rencana keperawatan yang dilakukan dalam penelitian ini lebih ditujukan


untuk menghindari terjadinya hipertermi yang berlebih yaitu dengan
memberikan kompres Air Hangat untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien
hipertermi.
Rencana keperawatan disusun sesuai dengan pedoman Nursing
Intervensions Classification (NIC) (2013). Rencana keperawatan penelitian ini
adalah : berikan penggunaan teknik non farmakologi : kompres Air Hangat.
Implementasi
• Pertemuan ke-1, Responden 1 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan
masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum :
keluarga mengatakan sebelum diberikan k Kompres Air Hangat suhu tubuh sangat
tinggi yaitu 38,0ↄC. Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat keluarga
mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman dengan suhu tubuh
37,5ↄC, sehingga intervensi masih dilanjutkan.
• Pertemuan ke-2 memberikan klien Kompres Air Hangat e dengan masalah
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum
diberikan Kompres Air Hangat suhu tubuh 37,5ↄC. Sesudah : setelah diberikan
Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak
nyaman dengan suhu 36,0ↄC, sehingga intervensi masih dilanjutkan.
• Pertemuan ke-3 memberikan klien Kompres Air Hangat masalah kenaikan suhu
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan
Kompres Air Hangat suhu tubuh kadang masih tinggi yaitu 37,5ↄC. Sesudah : setelah
diberikan Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan
tampak nyaman dengan suhu 36,0ↄC sehingga intervensi dihentikan.
• Pertemuan ke-1 Responden 2 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum : keluarga
mengatakan sebelum diberikan Kompres Air Hangat suhu tubuh sangat tinggi yaitu 38,2ↄC.
Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh
berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 37,2 ↄC, sehingga intervensi perlu
dilanjutkan.
• Pertemuan ke-2 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah kenaikan suhu
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan Kompres Air
Hangat 37,2ↄC. Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu
tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 37,2 ↄC, sehingga intervensi
perlu dilanjutkan.
• Pertemuan ke-3 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah kenaikan suhu
tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan Kompres Air
Hangat suhu tubuh 37,2ↄC. Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat keluarga
mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 36,4 ↄC,
sehingga intervensi dihentikan.
• Pertemuan ke-1 Responden 3 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum : keluarga
mengatakan sebelum diberikan Kompres Air Hangat suhu tubuh sangat tinggi yaitu
38,5ↄC. Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu
tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 37,3 ↄC, sehingga
intervensi perlu dilanjutkan.
• Pertemuan ke-2 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah kenaikan
suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : suhu tubuh 37,3 ↄC. Sesudah : setelah
dilakukan Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak
tampak nyaman yaitu dengan suhu 37,0 ↄC, sehingga intervensi dilanjutkan.
• Pertemuan ke-3 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah kenaikan
suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan
Kompres Air Hangat suhu tubuh 37,0ↄC. Sesudah : setelah dilakukan Kompres Air
Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu
dengan suhu 36,1ↄC, sehingga intervensi dihentikan.
• Pertemuan ke-1 Responden 4 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum : keluarga
mengatakan sebelum diberikan Kompres Air Hangat suhu tubuh 38,0ↄC. Sesudah :
setelah diberikan Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan
anak tampak nyaman yaitu dengan suhu 37,6ↄC, sehingga intervensi perlu dilanjutkan.
• Pertemuan ke-2 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah kenaikan
suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan
Kompres Air Hangat suhu tubuh 37,6ↄC. Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan
suhu 37,2ↄC, sehingga intervensi perlu dilanjutkan.
• Pertemuan ke-3 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah kenaikan
suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum diberikan
Kompres Air Hangat suhu tubuh 37,2ↄC. Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat
keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak nyaman yaitu dengan
suhu 36,1ↄC.
• Pertemuan ke-1 Responden 5 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan
masalah kenaikan suhu tubuh karena hipertermi dimulai hari pertama. Sebelum :
keluarga mengatakan sebelum diberikan Kompres Air Hangat suhu tubuh sangat
tinggi yaitu 38,5ↄC. Sesudah : setelah diberikan Kompres Air Hangat keluarga
mengatakan suhu tubuh 37,4ↄC, sehingga intervensi perlu dilanjutkan.
• Pertemuan ke-2 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum
diberikan Kompres Air Hangat suhu tubuh 37,4ↄC. Sesudah : setelah diberikan
Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak
nyaman yaitu dengan suhu 37,2ↄC, sehingga intervensi masih dilanjutkan.
• Pertemuan ke-3 memberikan klien Kompres Air Hangat dengan masalah
kenaikan suhu tubuh karena hipertermi. Sebelum : keluarga mengatakan sebelum
diberikan Kompres Air Hangat suhu tubuh 37,2ↄC. Sesudah : setelah diberikan
Kompres Air Hangat keluarga mengatakan suhu tubuh berkurang dan anak tampak
nyamanyaitu dengan suhu 36,4ↄC, sehingga intervensi dihentikan.
Implementasi kepada responden 1
Pada tanggal 06 Juni 2022 pukul 09.00 peneliti melakukan tindakan cek suhu
dan kemudian melakukan kompres hangat selama 5 menit
Implementasi kepada responden 2
Pada tanggal 17 Juni 2022 pukul 09.00 peneliti melakukan tindakan cek suhu
dan kemudian melakukan kompres hangat selama 5 menit Implementasi
kepada responden 3
Pada tanggal 17 Juni 2022 pukul 09.00 peneliti melakukan tindakan cek suhu
dan kemudian melakukan kompres hangat selama 5 menit Implementasi
kepada responden 4
Pada tanggal 18 Juni 2022 pukul 09.00 peneliti melakukan tindakan cek suhu
dan kemudian melakukan kompres hangat selama 5 menit Implementasi
kepada responden 5
Pada tanggal 18 Juni 2022 pukul 12.00 peneliti melakukan tindakan cek suhu
dan kemudian melakukan kompres hangat selama 5 menit
Evaluasi

• Responden 1, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres, data
obyektif : hasil pengkajian suhu 36,0ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi sebagian,
Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 2, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,4ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 3, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,0ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 4, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,1ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 5, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,4ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Evaluasi kepada responden 1 selama kurang dari 15 menit pada waktu yang ditetapkan 1
X 24 jam, keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan Kompres Air
Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,0ↄC, RR : 18 kali per menit masalah teratasi sebagian,
dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan Kompres Air Hangat.
• Evaluasi kepada responden 2 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,4ↄC, RR : 18 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan Kompres
Air Hangat .
• Evaluasi kepada responden 3 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,0ↄC, RR : 18 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan tindakan
Kompres Air Hangat.
• Evaluasi kepada responden 4 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,1ↄC, RR : 20 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan tindakan
Kompres Air Hangat.
• Evaluasi kepada responden 5 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,4ↄC, RR : 18 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan tindakan
Kompres Air Hangat.
Pembahasan

Hasil pengukuran suhu tubuh setelah dilakukan tindakan Kompres Air Hangat sebanyak 3
kali sehari dengan lamanya waktu 15 menit setiap tindakan, Tingkat perubahan suhu pada
responden 1 suhu tubuh terakhir 36,0 derajat celsius Responden 2 suhu tubuh terakhir 36,2
derajat celcius,Responden 3 suhu tubuh terakhir 36,0 derajat celcius,Responden 4 suhu
tubuh terakhir 36,1 derajat celcius, Responden 5 suhu tubuh terakhir 36,4 derajat celcius dari
semua responden yang telah dilakukan kompres Air Hangat, terjadi penurunan suhu tubuh.

N Nama Responden Suhu Tubuh setelah Kompres Hangat


o

1 An.D 36.4˚C
2 An.M 36,2˚C
3 An.L 36,0˚C
4 An.A 36,1˚C
5 An.R 36,5˚C
Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menghadapi beberapa keterbatasan yang


dapat mempengaruhi kondisi dalam penelitian. Adapun keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu responden tidak kooperatif, dan butuh banyak kesabaran.
Kesimpuan dan Saran
Kesimpulan:
1. Kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak demam.
2. Suhu tubuh anak sebelum dilakukan kompres hangat R1-R5.
3. Suhu tubuh anak setelah dilakukan kompres hangat R1-R5.
4. Suhu tubuh anak sebelum dan setelah dilakukan kompres hangat R1-R5
Saran :
Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan bahan bacaan di perpustakaan Akper Giri Satria Husada Wonogiri.
Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peniliti tentang kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
pada anak demam.
 
Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan masyarakat tentang
pendidikan pentingnya pemberian kompres hangat pada anak.
Bagai Institusi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan, terutama di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Nambangan tentang pentingnya memeperhatikan suhu tubuh pada anak yang diberikan untuk keluarga terutama pada anak.
• Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai