Disusun Oleh :
Nama : Alfarizky Jatmika Siwi
Kelas : 3A
NIM : 19007
PENDAHULUAN
Demam
Demam adalah keadaan dimana Individu mengalami peningkatan Suhu tubuh diatas
kisaran normal 37˚C – 38.8˚C,yang ditandai dengan kulit terasa hangat dan kulit kemerahan
Prevalensi Artritis rheumatoid
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengemukakan jumlah kasus demam diseluruh dunia
mencapai 16 – 33 juta.
Profil kesehatan indonesia tahun 2013,mengemukakan bahwa jumlah penderita demam
yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus demam dengan jumlah kematian 871 orang.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
Mengetahui keefektifan pengaruh kompres hangat pada anak terhadap penurunan suhu tubuh di
Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan
Manfaat teoritis
• Bagi progam studi Ners diharapakan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
bacaan tentang keperawatan anak
• Bagi perawat diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perawat
dalam asuhan keperawatan anak
• Bagi Rumah Sakit diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit dalam
melaksanakan penatalaksanaan asuhan keperawatan anak khususnya diruang perawatan anak
Kajian teori
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadapa pirogen. Pada
mekanisme ini,bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit
darah,makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh,yang disebut zat
pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat
pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostagladin.
Klasifikasi Demam
1. Demam septik
2. Demam Remiten
3. Demam intermiten
4. Demam kontinyu
5. Demam siklik
Etiologi
Kompres air hangat dimana hasil dari penelitian purwanti (2018); Anisa(2019);
Hartanti (2015); setelah dilakukan pemberian kompres air hangat dapt dilihat
bahwa dari suhu tubuh sebelum diberikan kompres air hangat yaitu 39,3
C,sedangkan suhu tubuh sesudah diberikan kompres air hangat pada hari
pertama terjadi penurunan sebanyak 1,5 C menjadi 37,8 C. Pada pemberian
kompres hangat dihari kedua terjadi penurunan sebanyak 0,8 C menjadi 37,0 C
dan dihari terkahir suhu menetap pada 37,0 C.
Kompres air hangat yaitu,tindakan dengan menggunakan kain atau
handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian
tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan
suhu tubuh,menggunakan suhu air hangat 30 C dan waktu pengompresan
selama 30 menit sebelum responden mendapatkan obat antipiretik.adapun
hasil penelitian yang menyebutkan bahwa penurunan suhu menggunakan air
hangat selama 20 menit mengalami rerata penurunan suhu sebesar 0,86
C.Kompres air hangat lebih efektif menurunkan suhu pada anak demam.
Perawatan ini dilaksanakan selama 3 hari, dan dilakukan 2 kali sehari pagi dan
malam hari.
• Pemberian kompres hangat di daerah axilla (ketiak) lebih efektif dilakukan
karena pada daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan
terdapat kelenjar keringat apokrin yang memiliki banyak vaskuler sehingga
akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi untuk mempercepat
perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak
(Ayu,2015).
Manfaat Kompres hangat
Jenis penelitian ini adalah case study research (studi kasus). Studi kasus
merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara
cermat suatu progam,peristiwa,aktivitas,proses individu atau sekelompok
individu. Kasus – kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditetapkan
(Cresswell,2012). Tujuan penelitian studi kasus ini adalah untuk memperoleh
informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang kebutuhan gizi
pada anak usia sekolah terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang
demam pada anak di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan.
Batasan Istilah dan Definisi Operasional
Tempat
Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan
Selogiri.
Waktu
Studi kasus pada anak usia 3-7 tahun di Rumah Sakit Muhammadiyah
Nambangan ini dilakukan pada bulan Januari 2022.
Subjek Studi Kasus
• Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua anak yang mengalami demam di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan. Jumlah
Orang Tua yang belum bisa melakukan dengan kompres hangat dengan benar 10 orang.
• Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2017). Peneliti
mengambil 5 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
1. Kriteria Inklusi
Yaitu kriteria yang dibuat peneliti yang akan dijadikan sampel. Dalam penelitian ini peneliti
membrikan kriteria inklusi yaitu :
2. Anak usia 3 – 7 tahun yang belum dilakukan kompres hangat secara teori.
3. Anak dengan tipe febris remitten.
4. Orang tua belum bisa melakukan kompres dengan benar.
5. Orang tua mengijinkan anak menjadi responden.
6. Orang tua bersedia dilatih melakukan kompres hangat
Kriteria Ekslusi
Yaitu kriteria yang tidak digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini yang mencakup
kriteria eksklusi yaitu :
7. Anak dibawah 3 tahun sampai 7 tahun.
8. Anak yang tidak panas
9. Orang tua yang sudah bisa melakukan kompres hangat
10.Anak / orang tua menolak menjadi responden
11.Orang tua yang tidak mau dilatih kompres hangat
Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Studi
Kasus
• Jenis Data
Data primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui tingkat suhu
badan sebelum dilakukan kompres hangat dan sesudah dilakukan kompres hangat.
Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari jurnal, buku, internet yang ada hubungannya
dengan penelitian.
• Langkah – langkah Penelitian
Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti mendapat data dengan mengadakan tanya jawab pada pihak yang
terkait yaitu responden maupun keluarga responden terutama mengenai keluhan penyakit yang
dirasakan responden, identitas responden, persepsi tentang penyakit dan kesehatan, riwayat
penyakit, penyakit keluarga dan responden, pengobatan yang telah dijalani dan latar belakang
kondisi kesehatan responden.
Observasi
Peneliti melakukan observasi perubahan suhu tubuh pasien sebelum dan sesudah
diberi kompres berkaitan dengan keadaan yang dirasakan responden dengan cara
melihat atau mengamati adanya perubahan perilaku pada responden, dari
responden dikaji sampai responden diberikan tindakan keperawatan dan dievaluasi.
Analisa Data
Peneliti menganalisa perubahan suhu tubuh pasien seelum dan sesudah
dilakukan kompres hangat. Peneliti mengkaji respon pasien sebelum dan sesudah
dilakukan kompres hangat.
Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
berbentuk tulisan misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-
lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian.
Metode Analisa Data
1. Analisa Data
Data yang didapatkan dari lembar observasi pemantauan suhu dengan
suhu rata-rata (37,2-39oC), setelah itu akan dianalisa dengan membandingkan
suhu tubuh pada Subjek I dan Subjek II sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan kompres hangat. Menganalisa perbandingan penurunan suhu tubuh
Subjek I dan Subjek II.
2. Penyajian Data
Data akan disajikan dalam bentuk tabel penurunan suhu sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan kompres hangat pada Subjek I dan Subjek II dan
akan di jelaskan secara deskriptif.
Hasil Penelitian
Bab ini merupakan ringkasan asuhan keperawatan yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan dari 5
responden yang berusia sekitar 2 sampai 9 tahun yang telah peneliti kaji. Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Rumah sakit Muhammadiyah
Nambangan Selogiri Kabupaten Wonogiri yang dilakukan pada bulan Januari.
Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Nambangan adalah sebuah desa terhampar dengan daerahnya terdiri
atas perdesaan. Desa Nambangan merupakan salah satu dari 11 desa di wilayah
kecamatan Selogiri, yang terletak 8 km ke arah selatan dari kota kecamatan.
Desa Nambangan terbagi menjadi 7 dusun antara lain Dusun Nambangan, Dusun
Ngepos, Dusun Gadungan, Dusun Bulak, Dusun Nangger, Dusun Kalikatir, Dusun
Pulorejo. Desa Nambangan mempunyai luas wilayah ±326,858 Ha dengan
jumlah penduduk 5.515 orang yang terdiri dari laki-laki 2.488 orang dan
perempuan 2.566 orang. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga 1.759 KK.
Karakteristik responden
• Responden 2, yaitu An.M dengan penanggung jawab Ny.N, berjenis kelamin perempuan,
beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak sangat gelisah,ibu klien
mengatakan anaknya susah makan,demam sudah 2 hari. Dari hasil wawancara dengan ibu
responden, peneliti mendapat data berupa klien berumur 4 tahun, dengan keluhan utama
keluarga mengatakan anaknya mengalami demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan
fisik yang dilakukan pada pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali per
menit, suhu : 38,2ↄC.
• Responden 3, yaitu An.L dengan penanggung jawab Ny.P, berjenis kelamin laki-laki,
beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak sangat gelisah, rewel,nafsu
makan menurun,demam disertai batuk pilek. Dari hasil wawancara dengan ibu responden,
peneliti mendapat data berupa klien berumur 5.5 tahun, dengan keluhan utama keluarga
mengatakan anaknya mengalami demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali per menit, suhu :
38,5ↄC.
• Responden 4, yaitu An.A dengan penanggung jawab Ny.S, berjenis kelamin
laki-laki, beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak
sangat gelisah,menangis lebih sering,kebiasaan tidur berubah. Dari hasil
wawancara dengan ibu responden, peneliti mendapat data berupa klien
berumur 7 tahun, dengan keluhan utama keluarga mengatakan anaknya
mengalami demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali
per menit, suhu : 38,0ↄC.
•
• Responden 5, yaitu An.R dengan penanggung jawab Ny.M, berjenis kelamin
laki-laki, beragama islam, dilakukan observasi menunjukkan perilaku anak
sangat gelisah, nafsu makan berkurang,mual,muntah. Dari hasil wawancara
dengan ibu responden, peneliti mendapat data berupa klien berumur 9
tahun, dengan keluhan utama keluarga mengatakan anaknya mengalami
demam sejak semalam. Pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
pasien yaitu TTV : nadi : 90 kali per menit, respirasi : 18 kali per menit, suhu :
38,7ↄC.
Diagnosa keperawatan
• Responden 1, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres, data
obyektif : hasil pengkajian suhu 36,0ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi sebagian,
Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 2, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,4ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 3, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,0ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 4, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,1ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Responden 5, data subyektif : ibu mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan kompres,
data obyektif : hasil pengkajian suhu 36,4ↄC, RR 18 kali per menit, Asessment : masalah teratasi
sebagian, Planning : anjurkan ibu melanjutkan kompres Air Hangat bila suhu tubuh > 38 0 C
• Evaluasi kepada responden 1 selama kurang dari 15 menit pada waktu yang ditetapkan 1
X 24 jam, keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah dilakukan Kompres Air
Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,0ↄC, RR : 18 kali per menit masalah teratasi sebagian,
dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan Kompres Air Hangat.
• Evaluasi kepada responden 2 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,4ↄC, RR : 18 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan Kompres
Air Hangat .
• Evaluasi kepada responden 3 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,0ↄC, RR : 18 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan tindakan
Kompres Air Hangat.
• Evaluasi kepada responden 4 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,1ↄC, RR : 20 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan tindakan
Kompres Air Hangat.
• Evaluasi kepada responden 5 keluarga mengatakan anak lebih nyaman setelah
dilakukan Kompres Air Hangat, hasil pengkajian suhu : 36,4ↄC, RR : 18 kali per menit
masalah teratasi sebagian, dengan rencana yang dilanjutkan adalah melakukan tindakan
Kompres Air Hangat.
Pembahasan
Hasil pengukuran suhu tubuh setelah dilakukan tindakan Kompres Air Hangat sebanyak 3
kali sehari dengan lamanya waktu 15 menit setiap tindakan, Tingkat perubahan suhu pada
responden 1 suhu tubuh terakhir 36,0 derajat celsius Responden 2 suhu tubuh terakhir 36,2
derajat celcius,Responden 3 suhu tubuh terakhir 36,0 derajat celcius,Responden 4 suhu
tubuh terakhir 36,1 derajat celcius, Responden 5 suhu tubuh terakhir 36,4 derajat celcius dari
semua responden yang telah dilakukan kompres Air Hangat, terjadi penurunan suhu tubuh.
1 An.D 36.4˚C
2 An.M 36,2˚C
3 An.L 36,0˚C
4 An.A 36,1˚C
5 An.R 36,5˚C
Keterbatasan penelitian