Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH TUTOR

TEKNIK PENURUNAN SUHU TUBUH SAAT DEMAM

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. ANDIKA SULISTIAWAN, S.Kep., M.kep

DISUSUN OLEH:

FADILLLAH NISA AFRILIA G1B119082

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JAMBI
SKENARIO KASUS

Ibu Nia datang ke klinik dokter keluarga yang personilnya terdiri dari dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lainnya. Ia tampak sangat cemas, anaknya bernama Evi berusia 2 tahun, demam tinggi
sejak 1 hari yang lalu, perawat melakukan vital sign dengan hasil temperatur 38 c, RR 26x/menit.
Dia berusaha menurunkan demam anaknya dengan memberikan kompres. Tapi panas badan Evi
tidak kunjung turun .

Lo:

1. Bagaimana konsep teori kenaikan suhu pada anak tersebut?


2. Bagaimana konsep teori yang efektif dlam mnurunkan suhu anak?
STEP 1

IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Personil?
Personil adalah orang-orang atau karyawan/pegawai yang menjalankan atau melayani
pekerjaan-pekerjaan dalam suatu organisasi/kantor untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan.

2. Vital sign?
Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang digunakan
untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien yang secara
medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal dan untuk
menilai respon terhadap intervensi.

3. Temperatur?
Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panas-dinginnya suatu benda
berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energi
termisnya, makin besar temperaturnya. Temperatur disebut juga suhu. Suhu menunjukkan
derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap
atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin
tinggi suhu benda tersebut.

Tambahan :
Temperatur adalah suatu ukuran dingin atau panasnya keadaan atau sesuatu lainnya. Satuan
ukur dari temperatur yang banyak digunakan di Indonesia adalah °C (derajat Celcius).
Sementara satuan ukur yang banyak digunakan di luar negeri adalah derajat Fahrenheit.
Definisi temperatur sendiri adalah suatu ukuran energi kinetik rata-rata dari suatu molekul.
Jika temperatur tinggi maka energi kinetik rata-ratapun akan besar. (Nurdin Riyanto : 2009)
Arti temperatur sendiri adalah ukuran gerakan molekular yang mempunyai besaran absolut.

4. Kompres?
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang
dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Jenis kompres
ada dua yaitu kompres panas dan dingin.
Tambahan :
Kompres adalahkain pembebat dan sebagainya yang dibasahi dengan air dingin (es dan
sebagainya) untuk menyejukkan kepala.

5. Klinik?
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan
pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga
kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
Tambahan :
Klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik kecil yang didirikan untuk memberikan
perawatan kepada pasien luar. Biasanya klinik hanya mengobati penyakit-penyakit ringan
seperti demam dan sebagainya.
STEP 2

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apakah mengompres anak demam dengan air es dapat menurunkan auhu tubuhnya?
2. Penanganan apa yg paling tepat yg harus dilakukan pada anak usia 2 tahun saat demam
tinggi?
3. Apa saja yang harus diperhatikan dan dihindari saat melakukan kompres pada anak?
4. Apakah demam tinggi akan membuat tubuh anak menjadi mengigil?
5. Apakah demam pada anak paling sering diakibatkan oleh dehidrasi?
6. Apakah dengan hasil vital sign pada kasus tsb bisa dikatakan normal?
7. Dibagian tubuh mana saja kompres diberikan kepada anak?
8. Macam macam teknik penurun panas?
9. Selain kompres cara apa lagi yang paling efektif untuk menurunkan panas demam?
10. Hal apa saja yang menyebab kan anak rentan terkena demam?
STEP 3

ANALISIS MASALAH

1. Mengompres anak demam dengan air es amat tidak disarankan karena justru bersifat
kontraproduktif. Pasalnya, air dingin akan menyebabkan pembuluh darah tepi di kulit
mengecil dan memberikan sinyal pada pengaturan suhu di otak bahwa tubuh dingin sehingga
tubuh akan meningkatkan suhu tubuhnya. Jadi, sebaiknya kompres dengan air hangat.
Tambahan :
Bisa, tetapi lebih baik jangan menggunakan es batu atau ice pack pada saat melakukan
kompres untuk menurunkan suhu tubuh. Metode kompres ini haanya dapat menurunkan suhu
tubuh untuk sementara, bukan mengobati penyebab yang memunculkan demam. Oleh karena
itu, demam bisa muncul kembali beberapa waktu setelah kain kompres dilepas.

2. Pastikan suhu ruangan tetap sejuk untuk membuat anak merasa nyaman.
a. Selimuti anak dengan kain yang tipis dan buka jendela agar sirkulasi udara lebih lancar
dan suhu ruangan terasa lebih sejuk.
b. Letakkan handuk kecil yang dibasahi air hangat di dahi anak sebagai kompres.Tidak
disarankan menggunakan air dingin untuk mengompres, karena bisa meningkatkan suhu
tubuh dan membuat anak menggigil.
c. Perbanyak istirahat dan jangan dulu pergi ke luar rumah.
d. Perbanyak memberi anak cairan.

3. a. Jika menggunakan kompres air hangat maka perhatikan kehangatan air tersebut bias atau
tidaknya fitoleransi oleh pasien
b. Kompres air hngat pada bagian tubuh yg tepat seperti kening
c. Pada saat mengkompres gunakan alat yang steril minsalnya handuk atau lap yg bersih,
karna jika menggunakan yang tidak steril kemungkinan akanenimbukkan penyakit baru
yang disebabkan oleh kuman pada alat kompres

4. Benar. Mengigil disebabkan cepatnya kontraksi otot dan relaksasi. Hal itu merupakan salah
satu cara tubuh untuk menghasilkan panas saat tubuh merasa dingin. Mengigil merupakan
salah satu tanda akan adanya peningkatan suhu tubuh atau demam. Penyebab demam antara
lain dapat disebabkan karena infeksi dari kuman, virus, bakteri.
5. Menurut saya tidak. Banyak hal yang dapat memicu demam, seperti dehidrasi, infeksi
saluran kemih, infeksi sinus, abses gigi, dan lain sebagainya. Demam pada anak paling sering
diakibatkan infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Ini terjadi karena penularan
infeksi tersebut terjadi begitu mudahnya, yaitu lewat udara. Misalnya virus flu.

6. Tidak, karena temperatur pada kasus adalah 38C dan RR 26x/menit sedangkan temperatur
normal nya adalah 37,2C dan RR 15-30x/menit

7. Bagian tubuh mana saja kompres diberikan kepada anak yaitu meletakkan kain basah di dahi,
leher, ketiak, atau daerah selangkangan adalah teknik umum yang biasa digunakan untuk
menurunkan suhu tubuh ketika demam. Yang perlu dilakukan hanya mencelupkan kain ke
dalam air biasa (tidak terlalu dingin atau panas), memerasnya, lalu menaruh kain basah
tersebut ke atas kulit. Ingat, jangan menggunakan es batu atau ice pack.
Metode kompres ini hanya dapat menurunkan suhu tubuh untuk sementara, bukan mengobati
penyebab yang memunculkan demam. Oleh karena itu, demam bisa muncul kembali
beberapa waktu setelah kain kompres dilepas.Kompres dengan air hangat dapat membuka
pori-pori, sehingga panas pada tubuh bisa keluar melalui pori-pori tersebut.
Kompres dapat dilakukan selama sekitar 15 menit. Kompres juga tidak efektif jika diletakkan
pada kening maupun kepala anak. Kompres yang benar, yaitu diletakkan pada daerah lipatan
seperti ketiak dan daerah paha.
Kepala kurang efektif karena terhalang tulang tengkorak. Jadi yang efektif di lipatan-lipatan
pembuluh darah besar. Di situ pembuluh darah lewat terjadi penguapan. Tujuannya, agar
panas keluar lewat pori-pori tubuh

8. a. Rendam kaki di air dingin, untuk menurunkan panas, anda bisa mencoba merendam kaki
di air yang dingin setidaknya selama 20 menit.
b. Konsumsi sayur dan buah dengan kandungan air yang tinggi, contohnya : stroberi, jeruk,
semangka, timun, seledri
c. Mengompres dengan Air Hangat
d. Banyak Minum Air Putih
e. Oleskan lidah buaya , sebelum dioleskan masukan lidah buaya ke dalam kulkas agar
dingin

9. a. Mengompres dengan air hangat,


b. Memberikan anak makanan yg gampang dicerna,
c. Perbanyak minum air putih,
d. Memandikan anak dengan air hangat,
e. Menjaga kesejukan ruangan,
f. Berikan anak istirahat yg cukup, dan
g. Memberikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter.

10. Ada beberapa penyebab demam pada anak yaitu:


a. Infeksi
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa demam merupakan tanda sistem kekebalan tubuh
anak dalam melawan infeksi. Infeksi yang sering kali menjadi penyebab anak menderita
demam tinggi adalah infeksi akibat bakteri dan virus.Penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan demam tinggi pada anak, antara lain adalah flu, roseola, radang amandel,
infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), infeksi ginjal, infeksi saluran
kemih (ISK), cacar air, dan batuk rejan.

b. Pakaian dan suhu lingkungan


Tidak hanya infeksi, demam juga bisa menyerang anak jika dia terlalu lama beraktivitas di
luar ruangan saat cuaca panas. Demam juga dapat terjadi ketika anak menggunakan baju
yang terlalu tebal. Kondisi ini biasanya dialami oleh bayi, terutama bayi baru lahir.
Dianjurkan untuk memakaikan bayi pakaian tebal hanya jika suhu udara memang dingin.
c. Efek imunisasi
Sebagian anak dan bayi juga dapat mengalami demam setelah imunisasi. Biasanya demam
yang dialami tergolong ringan. Tanyakanlah kepada dokter yang memberikan imunisasi,
mengenai penanganan yang mungkin dibutuhkan bila anak demam setelah imunisasi.
STEP 4

MIND MIPPING

Anak Ibu Nia bernama


STEP 4
Evi berusia 2 thn

Pergi ke klinik keluarga

Demam tinggi sejak


1 hari yang lalu

Tindakan perawat Tindakan Ibu Nia

Vital Sign : Menurunkan demam


RR = 26x/menit dengan kompres
S = 38 Derajat Celcius air hangat

Teknik penurunan
suhu tubuh saat demam
STEP 5

LEARNING OBJEKTIF

1. Bagaimana konsep teori kenaikan suhu pada anak tersebut?


2. Bagaimana konsep teori yang efektif dlam mnurunkan suhu anak?

Jawaban:

1. Anak tersebut mengalami Demam tinggi dimana peningkatan suhu tubuh

berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi

untuk mengatasi berbagai rangsang (Sherwood, 2001). Sebagai respon

terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel kupfer

mengeluarkan sitokin yang berperan sebagai pirogen endogen (IL-1, TNF-

α, IL-6, dan interferon) yang bekerja pada pusat thermoregulasi

hipotalamus. Sebagai respon terhadap sitokin tersebut maka terjadi

sintesis prostaglandin, terutama prostaglandin E2 melalui metabolisme

asam arakidonat jalur siklooksigenase-2 (COX-2) dan menimbulkan

peningkatan suhu tubuh. Hipotalamus akan mempertahankan suhu sesuai patokan


yang baru dan bukan suhu normal (Ganong, 2002; Nelwa, 2006)

Anak yang mengalami demam dikatakan dalam keadaan febril(febris), dan bila
tidak demam disebut afebrile (afebris). Pada anak yang mengalami peningkatan
suhu ringan kisaran 37,5-38 C,̊ dikatakan mengalami kenaikan suhu atau subfebril
(Sodikin, 2012).

• A. Terapi farmakologi
Berikan obat-obatan sesuai indikasi, antara lain antipiretika: Acetaminophen, atau
ibuprofen. Aspirin dikontraindikasikan karena ada kaitanya antara aspirin dan
sindrom reye (Muscari, 2005). Obat antipiretik dapat dikelompokan dalam empat
golongan, yaitu para aminofenol (paracetamol), derifat asam propionat (ibuprofen
dan naproksen), salisilat (aspirin, salisilamid) dan asam asetik (indimetasin)
(Anonim, 2010).

• Parasetamol

Parasetamol merupakan metabolit aktif asetanilid dan fanasetin. saat ini


parasetamol merupakan antipiretik yang biasa dipakai sebagai antipiretik dan
analgesik dalam pengobatan demam pada anak. Parasetamol juga efektif
menurunkan suhu dan efek samping lain yang berasal dari pengobatan dengan
sitoksin, seperti inteferon dan pada pesien keganasan yang menderita infeksi.

• Ibuprofen

Ibuprofen adalah suatu derifat asam propionat yang mempunyai


kemampuan antipiretik, analgesik, anti inflamasi. Seperti anti piretik lain dan
NSAID ( non steroid anti inflamatory drug), ibuprofen beraksi dengan memblok
sintesis PGE2 melalui penghambatan siklooksigenase.

• Aspirin

Aspirin sampai dengan tahun 1980 merupakan antipiretik analgetik yang


luas dipakai dalam bidang kesehatan anak. Sebagai antipiretik/analgetik, aspirin
tidak lagi direkomendasikan. Dosis 10-15 mg/kgBB memberikan efek antipiretik
yang efektif. Dapat diberikan 4-5 kali / hari karena waktu paruh didalam darah
sekitar 3-4 jam (Anonim, 2010).
B. Terapi nonfarmakologi

• Kompres Tepid Sponge

Kompres tepid sponge adalah sebuah tehnik kompres hangat yang


menggabungkan tehnik kompres blok pada pembuluh darah supervisial dengan
tehnik seka ( Corrard,2001 ). Pemberian tepid sponge bath memungkinkan aliran
udara lembab membantu pelepasan panas tubuh dengan cara konveksi. Suhu tubuh
lebih hangat daripada suhu udara atau suhu air memungkinkan panas akan pindah
ke molekul molekul udara melalui kontak langsung dengan permukaan kulit
( Guyton, 2007 ). Pemberian tepid sponge bath ini dilakukan dengan cara menyeka
seluruh tubuh klien dengan air hangat. Menurut Suprapti, (2008), tepid sponge
efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak dengan demam dan juga
membantu dalam mengurangi

rasa sakit atau ketidaknyamanan. Menurut penelitian Maling, (2012) bahwa suhu
tubuh pada pasien anak setelah pemberian kompres tepid sponge rata-rata dapat
mengalami penurunan sebesar 1,40 C dalam waktu 20 menit

• Kompres Hangat

Selain kompres dingin, dikenal pemakaian kompres hangat dalam


tatalaksana demam. Kompres hangat adalah melapisi permukaan kulit

dengan handuk yang telah dibasahi air hangat dengan temperatur maksimal 43 ̊C.
Lokasi kulit tempat mengompres biasanya di wajah,

leher, dan tangan. Kompres hangat pada kulit dapat menghambat shivering dan
dampak metabolik yang ditimbulkannya. Selain itu, kompres hangat juga
menginduksi vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan pengeluaran panas
tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi demam

kombinasi antara antipiretik dan kompres hangat lebih efektif


dibandingkan antipiretik saja, selain itu juga mengurangi rasa tidak nyaman

akibat gejala demam yang dirasakan. Pemakaian antipiretik dan

kompres hangat memiliki proses yang tidak berlawanan dalam

menurunkan temperatur tubuh. Oleh karena itu, pemakaian kombinasi

keduanya dianjurkan pada tatalaksana demam (Susanti, 2012).

STEP 6

REFERENSI

A. Suhu Tubuh

1. Pengertian suhu tubuh


Suhu adalah pengukuran keseimbangan antara panas yang dihasilkan oleh
tubuh dan panas yang hilang dari tubuh. Suhu tubuh mencerminkan
keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh yang diukur
dalam unit panas yang disebut derajat (Kozier, 2011). Suhu tubuh berubah
disiang hari, suhu tubuh biasanya lebih tinggi pada sore hari dari pada dini
hari. Bila anda sangat aktif, suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal.
Peningkatan suhu tubuh diatas normal (diatas 37˚C) dapat berarti terjadi
infeksi di suatu tempat (Wong, 2004).
Ada dua jenis suhu tubuh, yaitu suhu inti dan suhu permukaan. Suhu inti
merupakan suhu jaringan tubuh bagian dalam, seperti rongga abdomen dan
rongga pelvis. Suhu inti ini relatif konstan. Suhu tubuh inti yang normal
berada dalam satu rentang suhu. Suhu permukaan merupakan suhu pada kulit,
jaringan sub kutan, dan lemak. Berbeda dengan suhu inti, Suhu permukaan
akan meningkat atau menurun sebagai respon terhadap lingkungan (Kozier,
2011).
Suhu tubuh anak yang normal (dalam keadaan sehat) adalah berkisar 36-
37˚C. Suhu tubuh ini bervariasi dengan kisaran 0,5-1,0˚C (Sodikin, 2012).
Penting diingat bahwa suhu tubuh dapat meningkat karena beberapa faktor,
seperti aktivitas fisik, emosi, makan, dan ovulasi. Faktor ekstrinsik seperti
memakai pakaian tebal, pajanan terhadap suhu lingkungan
yang tinggi, serta meningkatkan kelembaban dapat juga
meningkatkan suhu tubuh. Faktor-faktor ini sangat penting
pada anak-anak karena area luas permukaan tubuh relatif per
unit volumenya lebih kecil dari pada orang dewasa, oleh
karena itu, permukaan tubuh yang ada untuk mendinginkan
menjadi lebih sedikit. Suhu inti tubuh normal pada anak-anak
dapat mencapai 38˚C (100,4˚F) (Schwartz, 2005).
Suhu tubuh berubah disiang hari, suhu tubuh biasanya lebih
tinggi pada sore hari dari pada dini hari. Bila anda sangat aktif,
suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal. Peningkatan suhu
tubuh diatas normal (diatas 37˚C) dapat berarti terjadi infeksi
di suatu tempat (Wong, 2004).
2. Tingkatan suhu tubuh manusia menurut Sodikin (2012) :
a. Tingkatan suhu keadaan kolaps (hipotermi, suhu dibawah
25˚C).
b. Subnormal (35˚C dan dibawahnya).
c. Batas normal (35,8 ˚C - 37˚C).
d. Pireksia (37,8˚C- (rendah) – 39,5 ˚C (tinggi).
e. Hiperpireksia 39,5 ˚C atau diatasnya

3. Suhu tubuh pada anak sehat menurut Sodikin (2012) :

Tabel 1. Suhu tubuh anak sehat


Umur Suhu ˚C Suhu ˚F

3 bulan 37,5 99,4

1 tahun 37,7 99,7


3 tahun 37,2 99,6

5 tahun 37 98,6
7 tahun 36,8 98,3

9 tahun 36,7 98,1

15 tahun 36,6 97,8

4. Gangguan pengaturan suhu tubuh menurut Brooker (2008) :

a. Pireksia dan Hiperpireksia


Pireksia (suhu 37,6-40˚C) dan hiperpireksia
(>40˚C) merupakan kondisi utuhnya mekanisme
termoregulasi tetapi suhu tubuh dipertahankan pada
angka yang tinggi. Infeksi adalah penyebab utama
pireksia. Penyebab pireksia yang lain adalah dehidrasi,
obat-obatan tertentu, keganasan, pembedahan, trauma
berat, infark miokardium akut, reaksi tranfusi darah,
gagal jantung, dan hiperteroid.
b. Hipertermia
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh inti
akibat kehilangan mekanisme termoregulasi. Terdapat
disfungsi hipotalamus. Kondisi ini disebabkan oleh
masalah system saraf pusat (SSP) dan tidak berespon
terhadap terapi antipiretik. Metabolisme serebri
meningkat sehingga otak memiliki kesulitan besar
dalam mengatasi peningkatan produksi karbon
dioksida. Terjadi vasodilatasi serebri dan dapat
meningkatkan tekanan intrakarnial sehingga
membahayakan pasien yang mengalami gangguan
neurologis. Suhu 41-43˚C menyebabkan kerusakan
saraf, koagulasi, dan konvulsi. Jika keadaan berbahaya
ini tidak dibalikan melalui upaya pendinginan yang
efektif, individu menderita kerusakan otak permanen
dan kematian.
Kondisi yang menyertai hipertermia terdiri dari
heatcramps (kram akibat terpajan suhu panas), heat
exhaustion (kelelahan akibat terpajan suhu panas) heat
stroke (kenaikan suhu tubuh tanpa keluar keringat),
hipertermia maligna, dan hipertermia maligna
antipsikotik (neuroleptik).
c. Hipotermia
Hipotermia adalah suhu inti yang kurang dari 35˚C.
Hampir semua proses metabolisme dapat dipengaruhi
oleh hipotermia. Derajat hipotermia diklasifikasikan
sebagai ringan (suhu tubuh 32-35˚C), sedang (28-
31,5˚C), berat (20-27˚C), dan sangat berat (<20˚C).
Hipotermia dapat bersifat insidental atau terpeutik.
Individu berusia ekstrem dan mereka yang terpajan
kondisi lingkungan yang buruk, rentan mengalapmi
hipotermia insidental. Kematian biasanya terjadi jika
suhu inti turun dibawah 25˚ C. hipotermia terapeutik
dapat dipicu, akibat kurang hati-hati atau pasca
anestesia.
d. Frosbite
Frostbite adalah cedera lokal akibat suhu dingin
pada permukaan tubuh, dan bukan pada intinya (seperti
pada hipotermia). Frostbite terjadi akibat pemajanan
suhu dibawah beku. Jari, tangan, kaki, jari kaki, dan
wajah, terutama hidung, telinga dan pipi, paling
beresiko mengalami frostbite.
5. Cara mengukur suhu tubuh.
a. Oral : Pada usia 5 sampai 6 tahun, anak dapat memahami
bagaimana menahan thermometer dengan aman di
dalam mulutnya. Bila anak mempunyai sesuatu untuk
dimakan atau diminum, tunggu 15 menit sebelum anda
mengukur suhu oral.
(1) Beritahu anak mengapa anda ingin mengukur suhunya.
(2) Cuci tangan anda.
(3) Siapkan termometer dan jam.
(4) Lihat termometer untuk memastikan pembacaannya
berada dibawah 35,6˚C.
(5) Tempatkan termometer di dalam mulut, jauh
dibelakang, dibawah lidah. Beritahu anak untuk
tetap menutup mulutnya, bernafas melalui hidung
dan tidak bicara.
(6) Pastikan anak untuk tidak menggigit thermometer.
(7) Perhatikan waktunya.

(8) Beritahu anak bahwa termometer harus tetapdi


dalam mulut selama 2 sampai 3 menit. Bacakan
cerita atau tonton TV bersama anak.
(9) Angkat termometer dan baca.
(10) Puji anak atas kerjasamanya.
(11) Catat pembacaan termometer dan waktunya.
(12) Bersihkan termometer dengan air dan sabun.

b. Rektal : Perhatikan bahwa suhu rektal tidak boleh


diukur jika anak mengalami diare atau kurang dari 1
tahun. Dalam mengukur suhu tubuh anak, gunakan
prosedur berikut :
(1) Beri tahu anak bahwa anda akan mengukur suhunya.
(2) Cuci tangan anda.
(3) Siapkan thermometer dan jam (bersihkan popok bila perlu).
(4) Lihat termometer untuk memastikan bahwa
pembacaanya kurang dari 35,6˚C.
(5) Ukur 2,5cm pada termometer atau 1/6 dari panjang
termometer.
(6) Tempatkan anak pada posisi telungkep atau
terlentang dengan kedua kaki diangkat.
(7) Celupkan ujung perak termometer kedalam pelumas
seperti jeli petroleum (Vaseline)
(8) Masukan ujung perak termometer ke dalam anus anak.
(9) Jangan memasukan termometer lebih dari 2,5 cm.
(10) Lihat jam.

(11) Pertahankan thermometer pada tempatnya selama


2 sampai 3menit. Pegang anak agar tidak memutar
tubuhnya.
(12) Angkat termometer dan baca.
(13) Puji anak atas kerjasamanya.
(14) Cuci tangan anda dengan sabun dan air. Hitung
sampai 10 saat mencuci kemudian bilas dengan air
bersih dan keringkan dengan popok bersih atau
handuk kecil.
(15) Bersihkan termometer dengan air dingin air dingin dan
sabun.
(16) Catat hasil pembacaan termometer dan waktunya.

c. Aksila : Pengukuran suhu aksila (ketiak) merupakan


pengukuran suhu yang paling aman untuk memeriksa
apakah anak menderita demam.
(1) Beritahu anak bahwa anda akan mengukur suhunya.
(2) Cuci tangan anda.
(3) Siapkan termometer untuk memastikan bahwa
pembacaannya berada di bawah 35,6˚C.
(4) Tempatkan termometer di bawah lengan anak.
Ujung termometer perak harus ditengah ketiak
anak.
(5) Tahan lengan anak dengan kuat pada tubuhnya.
(6) Lihat jam.
(7) Temometer harus pada tempatnya selama 3 sampai
4 menit. Untuk membantu agar waktu tampak lebih
cepat, bacakan cerita atau menonton televisi
bersama anak. Pastikan bahwa anda memegang
termometer dengan aman

(8) Angkat termometerdan baca.


(9) Puji anak atas kerjasamanya.
(10) Catat pembacaan thermometer dan waktunya.
(11) Bersihkan termometer dengan air dingin dan sabun
(Wong, 2004).

6. Proses kehilangan panas


Panas akan keluar dari tubuh melalui proses radiasi,
konduksi, konveksi dan vaporasi (Kozier, 2010) :
(1) Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan salah
satu benda ke permukaan benda ke permukaan benda
yang lain tanpa kontak langsung antar kedua benda
tersebut, sebagian besar dalam bentuk sinar inframerah.
(2) Konduksi adalah proses perpindahan panas dari satu
molekul ke molekul yang lain yang suhunya lebih
rendah. Perpindahan panas secara konduksi tidak dapat
terjadi tanpa adanya kontak langsung antara molekul
tersebut dan biasanya menyebabkan kehilangan panas
yang sangat sedikit, kecuali misalnya ketika tubuh
direndam dalam air yang dingin. Jumlah perpindahan
panas bergantung pada perbedaan suhu dan jumlah
serta lama kontak antara molekul.
(3) Konveksi merupakan penyebaran panas melalui aliran
udara. Tubuh biasanya memiliki sedikit udara hangat di
sekelilingnya. Udara hangat ini naik dan diganti oleh
udara yang lebih dingin, sehingga individu akan selalu
kehilangan sedikit panas lewat konveksi.

(4) Vaporasi adalah proses evaporasi kelembaban yang


konitnu dari saluran pernafasan, mukosa mulut, dan
kulit. Kehilangan air yang terus menerus dan tidak
terdeteksi ini disebut kehilangan air yang tidak disadari
(insensible water loss), dan kehilangan panas yang
terjadi bersamaan dengan proses itu disebut sebagai
kehilangan panas yang tidak disadari (insensible heat
loss). Sepuluh persen dari kehilangan panas basal
adalah insensible heat loss. Ketika suhu tubuh
meningkat, vaporasi menyebabkan kehilangan panas
yang lebih besar.

B. Demam
1. Pengertian Demam
Demam merupakan peningkatan pada titik set dimana
suhu tubuh diatur pada tingkat yang lebih tinggi, dapat di
definisikan sebagai suhu diatas 38˚C (Wong, 2004).
Demam dapat didefinisikan dengan suatu keadaan suhu
tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat
pengatur suhu di hipotalamus, yang dipengaruhi oleh IL-1
(Sodikin, 2012). Definisi demam adalah suhu rektal yang
lebih dari 38˚C (100,4˚F). suhu normal dapat berfluktuasi
sepanjang hari, berkisar antara 36,1˚C - 38˚C (97˚F –
100,4˚F). Umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih
tinggi, kemudian menurun hingga pada tingkat dewasa
pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18
tahun pada anak laki-laki (Drawl-Klein
dan Phelps dalam Schwartz, 2005).

Anak dikatakan demam apabila suhu tubuhnyaa diatas


normal dan ada tanda atau gejala penyerta. Batasan suhu
normal pada
anak tergantung dari cara tempat pengukuran suhu. Secara
umum, kita dapat menggunakan acuan demam sebagai
berikut : suhu pada pengukuran diketiak diatas 37,2˚C,
suhu pada pengukuran dianus diatas 38˚C, suhu pada
pengukuran di mulut diatas 37, 5˚C, dan suhu pada
pengukuran ditelinga diatas 38˚C (Sodikin, 2012).
Anak yang mengalami demam dikatakan dalam
keadaan febril (febris), dan bila tidak demam disebut
afebrile (afebris). Pada anak yang mengalami peningkatan
suhu ringan kisaran 37,5-38˚C, dikatakan mengalami
kenaikan suhu atau subfebril (Sodikin, 2012). Peningkatan
suhu tubuh terjadi akibat peningkatan set point. Infeksi
bakteri menyebabkan demam karena endotoksin bakteri
merangsang sel PMN untuk menghasilkan pirogen endogen
yaitu interleukin-1, interleukin 6 atau TNF (tumor necrosis
factor) (Susanti, 2012).
Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan
demam, terdapat dua jenis pirogen yaitu pirogen eksogen
dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar
tubuh dan berkemampuan untuk merangsang IL-1,
sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam tubuh dan
mempunyai kemampuan untuk merangsang demam dengan
mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus
(Soedarmo, Garma, Hadinegoro, et. al, 2010)

2. Tipe Demam
Empat jenis demam yang umum terjadi menurut (Kozier,
2011) adalah demam intermiten, remiten, kambuhan, dan
konstan.

a. Demam intermiten
Suhu tubuh akan berubah-ubah dalam interval yang
teratur, antara periode demam dan periode suhu normal
serta subnormal. Bila demam seperti ini terjadi setiap
dua hari sekali disebut Tersiana dan bila dua hari bebas
demam diantara dua serangan demam disebut
Kuartana. Contohnya sakit malaria.
b. Demam remiten
Terjadi fluktuasi suhu dalam rentang yang luas
(lebih dari 2˚C) dan berlangsung selama 24 jam, dan
selama itu suhu tubuh berada diatas normal.
c. Demam kekambuhan
Masa febril yang pendek selama beberapa hari
diselingi dengan periode suhu normal selama 1-2 hari.
d. Demam konstan
Suhu tubuh akan sedikit berfluktuasi, tetapi tetap
berada diatas suhu normal. Suhu yang meningkat secara
cepat menjadi demam setelah periode normal dan
kembali normal dalam beberapa jam disebut sebagai
fever spike.
3. Penyebab (Etiologi) Demam
Zat yang menyebabkan demam adalah pirogen. Ada 2
jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen
eksogen berasal dari luar tubuh dan berkemampuan untuk
merangsang IL-1. Sedangkan pirogen endogen berasal dari
dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk merangsangg
demam dengan mempengaruhi kerja pusat pengaturan suhu
hipotalamus. Zat-zat pirogen endogen, sepertiinterleukin-1,
tumor necrosis factor (TNF), serta interferon (INF)
(Sodikin, 2012).

Penyebab demam menurut Petrick, 2006 :

a. Penyebab infeksi
(1) Infeksi primer pada saluran kemih atau saluran
pernafasan bawah atau bakterimia akibat
pemasangan kateter intravascular, sinusitis/penyakit
telinga tengah pada pasien yang menggunakan
ventilator.
(2) Luka operasi atau sepsis intraabdomen (tidak selalu
menimbulkan gejala yang jelas), ulkus akibat
tekanan/infeksi kulit.
(3) Diare Clostridium difficile adalah penyebab demam
yang makin sering dijumpai, dalam hal ini yang sering
terkena adalah pasien yang lemah atau berusia sangat
tua dan pasien yang mendapat antibiotic spektrumluas,
khususnya sefaloporin.

b. Penyebab Non Infeksi


(1) Reaksi obat.
(2) Tromboemboli vena , hematoma yang menyembuh.
(3) Infark miokard dan infark pada jaringan lain (terutama
usus).
(4) Trauma dan pembedahan.

c. Pemeriksaan Klinis
(1) Penilaian status imun.
(2) Riwayat baru menjalani pembedahan atau prosedur infasif.
(3) Pemeriksaan pada setiap selang infus dan kateter.
(4) Pemeriksaan obat-obatan, termasuk antibiotic yang
dikonsumsi.
(5) Pemeriksaan penunjang yang penting.

4. Manfaat demam
Demam, bukanlah penyakit primer akan tetapi
merupakan mekanisme fisiologis yang menguntungkan
dalam memerangi (melindungi) terhadap infeksi. Tidak ada
bukti menunjukan bahwa demam merupakan penyakit atau
tidak ada bukti komplikasi neurologis pada jangka panjang
dari demam.
Banyak manfaat yang diperoleh dari adanya demam,
salah satunya adalah mengendalikan infeksi selain dari
manfaat yang sudah disebutkan sebelumnya diatas. Saat
terjadi demam produksi antibody dan proliferasi T lebih
efisien pada suhu tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
pada suhu normal. Pada manusia tidak ada manfaat demam
untuk pengendalian infeksi yang konsisten (Sodikin, 2012).

5. Penatalaksanaan Demam
a. Terapi farmakologi
Berikan obat-obatan sesuai indikasi, antara lain
antipiretika: Acetaminophen, atau ibuprofen. Aspirin
dikontraindikasikan karena ada kaitanya antara aspirin
dan sindrom reye (Muscari, 2005).
Obat antipiretik dapat dikelompokan dalam empat
golongan, yaitu para aminofenol (paracetamol), derifat
asam propionat (ibuprofen dan naproksen), salisilat
(aspirin, salisilamid) dan asam asetik (indimetasin)
(Anonim, 2010).
(1) Parasetamol
Parasetamol merupakan metabolit aktif
asetanilid dan fanasetin. saat ini parasetamol
merupakan antipiretik yang biasa dipakai sebagai
antipiretik dan analgesik dalam pengobatan demam
pada anak. Parasetamol juga efektif menurunkan
suhu dan efeksamping lain yang berasal dari
pengobatan dengan sitoksin, seperti inteferon dan
pada pesien keganasan yang menderita infeksi.
(2) Ibuprofen
Ibuprofen adalah suatu derifat asam propionat
yang mempunyai kemampuan antipiretik, analgesik,
anti inflamasi. Seperti anti piretik lain dan NSAID (
non steroid anti inflamatory drug), ibuprofen beraksi
dengan memblok sintesis PGE2 melalui
penghambatan siklooksigenase.
(3) Aspirin
Aspirin sampai dengan tahun 1980 merupakan
antipiretik analgetik yang luas dipakai dalam bidang
kesehatan anak. Sebagai antipiretik/analgetik, aspirin
tidak lagi direkomendasikan. Dosis 10-
15 mg/kgBB memberikan efek antipiretik yang
efektif. Dapat diberikan 4-5 kali / hari karena waktu
paruh didalam darah sekitar 3-4 jam (Anonim,
2010).
b. Terapi nonfarmakologi
(1) Kompres Dingin
Telah lama dikenal pemakaian metode fisik
dalam menurunkan demam. Metode fisik ini
ditujukan untuk meningkatkan pengeluaran panas
baik secara konduksi, konveksi, maupun evaporasi.
Metode yang umum dipakai adalah kompres dingin.
Akan tetapi, keuntungannya dalam terapi demam
belum sepenuhnya dipahami. Kompres dingin
adalah terapi pilihan untuk hipertermia yang
ditandai oleh temperatur inti tubuh melampaui set
poin termoregulasi. Berbeda dengan demam,
shivering, vasokonstriksi kulit dan respon yang
berhubungan dengan perilaku meningkatkan
temperatur inti untuk menjangkau peningkatan set
poin suhu yang diakibatkan oleh kerja pirogen di
pusat termoregulasi. Selama hipertermia, penurunan
produksi panas, vasodilatasi, berkeringat dan respon
perilaku bekerja untuk menurunkan temperatur
tubuh. Jadi, pemakaian kompres dingin pada terapi
hipertermia tidak bertentangan dengan proses yang
ditimbulkan oleh pemakaian terapi yang lain.
Kompres dingin menurunkan temperatur
kulit lebih cepat dari pada temperatur inti tubuh,
sehingga merangsang vasokonstriksi dan shivering.
Shivering mengakibatkan gangguan metabolisme
karena meningkatkan konsumsi oksigen dan
volume respirasi, meningkatkan persentase karbon
dioksida dalam udara ekspirasi dan meningkatkan
aktifitas sistem saraf simpatis. Oleh karena itu,
kompres dingin kurang efektif dalam tatalaksana
demam karena selain kurang nyaman juga
merangsang produksi panas dan menghalangi
pengeluaran panas tubuh ( Susanti, 2012).
(2) Kompres Hangat
Selain kompres dingin, dikenal pemakaian
kompres hangat dalam tatalaksana demam.
Kompres hangat adalah melapisi permukaan kulit
dengan handuk yang telah dibasahi air hangat
dengan temperatur maksimal 43˚C. Lokasi kulit
tempat mengompres biasanya di wajah, leher, dan
tangan. Kompres hangat pada kulit dapat
menghambat shivering dan dampak metabolik yang
ditimbulkannya. Selain itu, kompres hangat juga
menginduksi vasodilatasi perifer, sehingga
meningkatkan pengeluaran panas tubuh. Penelitian
menunjukkan bahwa pemberian terapi demam
kombinasi antara antipiretik dan kompres hangat
lebih efektif dibandingkan antipiretik saja, selain itu
juga mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala
demam yang dirasakan. Pemakaian antipiretik dan
kompres hangat memiliki proses yang tidak
berlawanan dalam menurunkan temperatur tubuh.
Oleh karena itu, pemakaian kombinasi keduanya
dianjurkan pada tatalaksana demam (Susanti, 2012).

C. Kompres Air Hangat


1. Definisi Kompres Air Hangat
Kompres adalah sepotong balutan yang
dilembabkan dengan cairan hangat yang telah di
programkan (Perry, 2005). Kompres hangat adalah
kompres dengan air suam-suam kuku atau air hangat
(Rudianto,2010). Suatu prosedur menggunakan kain atau
anduk yang telah dicelupkan pada air hangat. Menurut
Anneahira (2010), adapun manfaat kompres air hangat
adalah dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan
suhu tubuh. Kompres hangat adalah melapisi permukaan
kulit dengan handuk yang telah dibasahi air hangat dengan
temperatur maksimal 43˚C.
Pemberian kompres air panas/hangat pada daerah
tubuh akan memberikan sinyal ke hypothalamus melalui
sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka
terhadap panas di hypothalamus dirangsang, system efektor
mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan
vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari
tangkai otak, dibawah pengaruh hypothalamic bagian
anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya
vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan
energi/panas melalui kulit meningkat, diharapkan akan
terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan
normal kembali (Nursanti, 2009 dalam Djuwarijah, 2009).
Panas dari kompres panas dapat menguap dengan
cepat. Untuk mempertahankan suhu yang konstan, perawat
harus sering mengganti kompres atau menggunakan
bantalan akuatermi yang hangat atau bantalan panas kedap
air di atas kompres. Karena kelembaban dapat
mengantarkan panas, maka untuk membuat kompres
lembab, semua pengaturan suhu pada alat pemanas harus
lebih rendah dari pada membuat kondisi kering. Lapisan
pembungkus plastik atau handuk kering juga dapat
mengisolasi kompres dan menahan panas. Panas yang
lembab dapat meningkatkan vasodilatasi dan evaporasi
panas dari permukaan kulit (Perry, 2005) .
Lokasi kulit tempat mengompres biasanya di wajah,
leher, dan tangan. Kompres hangat pada kulit dapat
menghambat shivering dan dampak metabolik yang
ditimbulkannya. Selain itu, kompres hangat juga
menginduksi vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan
pengeluaran panas tubuh (Susanti, 2012).
2. Tahap-tahap pemberian kompres hangat menurut Sodikin (2012) :
Tahap persiapan, terlebih dahulu jelaskan prosedur dan
demonstrasikan kepada keluarga cara kompres air hangat.
Kemudian siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti,
ember atau Waskom tempat air, air hangat handuk mandi
5 buah, selimut mandi 1 buah, perlak besar 1 buah,
thermometer aksila, thermometer air, dan selimut hipotermi
atau selimut tidur.
Langkah-langkah pemberian kompres adalah sebagai berikut :
a. Beri kesempatan anak untuk menggunakan urinal atau
pispot sebelum kompres dilaksanakan.
b. Ukur suhu tubuh anak dan catat.
c. Buka seluruh pakaian anak.
d. Lakukan:
(a) basahi ke dua handuk mandi besar dengan air
hangat, peras
sehingga handuk lembab

(b) letakan perlak di atas tempat tidur, kemudian


letakkan handuk yang
lembab
(c) Tidurkan anak pada handak lembab, kemudian tutup
bagian atas
badan anak dengan handuk lembab lainya, diamkan
± 5 menit.
(d) Ganti secara bergilir bagian handuk bawah dan atas
setelah suhu
dingin.
(e) Lakukan prosedur 4 a – d secara teratur 2-4 kali,
dengan melihat
kondisi anak.

(f) Hentikan prosedur jika anak kedinginan atau


menggigil, atau segera
setelah suhu tubuh anak mendekati normal
(g) Pakaikan anak baju yang tipis dan mudah menyerap
keringat.

Setelah selesai tindakan rapikan klien, bereskan


alat-alat, cuci tangan, catat kegiatan dalam lembar
observasi, dan setelah ± 15 menit ukur kembali suhu
tubuh klien.
D. Teknik penurunan suhu tubuh

a. Definisi kompres hangat teknik tepid water sponge

Pemberian kompres hangat pada daerh tubuh ajan memberikan sinyal


ke hypothalamus melalui sumsum tulang belakang . Ketika reseptor
yang peka terhadap panas di hypothalamus dirngsang , sistem efektor
mengeluarkan sinyal yang melalui berkeringat dan vasodilatasi
perifer . Perubahan ukuruan pembuluh darah di ataur oleh pusat
vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak , dibawah
pengarush hypothalamus bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi .
vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan / kehilangan energi / panas
melalui kulit meningkat ( Potter & Perry ,2005). Sebagian besar
produksi panas dalam tubuh dihasilkan pada organ dalam seperti hati ,
hantung , dan otot rangka selama bekerja . kemudian panas ini
dihantarkan dari organ dan jaringan yang lebih dalam kekulit, dimana
panas hilang keudara dan sekitarnya . Oleh karena itu , laju hilang nya
panas ditentukan hampir seluruhnya oleh dua faktor yaitu seberapa
cepat panas dapat dikonduksi kemudian dapat dihantarkan dari kulit
sekitarnya (Guyton, 1997 ) .

Teknik tepid sponge adalah teknik kompres hangat yang


menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah besar
superficial dengan teknik seka. Tepid sponge merupakan salah satu
metode fisik untuk menurunkan suhu yang bersifat non farmakoterapi .
Teknik ini dilakukakn dengan melakukan kompres air hangat diseluruh
badan . Suhu air untuk mengompres antara 30- 35 OC ( setiawati ,
2009) . Tujuan utama dari tepid sponge adalag menurunkan suhu
dengan demam yang suhunya rentang 37,5- 40, 5 OC rata-rata 0,97 OC
selama 60 menit hal ini didukung oleh penelitian setiawati (2009 )
mengungkapkan bahwa rata-rata penurunan suhu tubuh saat
mendapatkan kompres hangat dengan tepid sponge adalah 0,97 OC
dalam waktu 60 menit.

b. Konsep kehilangan pans

Laju hilangnya panas hampr seluruh nya ditentukan oleh dua faktor ,
yaitu kecepatan panas yang dapat di konduksi dari tempat asal panas
dihasilkan , yakni dari dalam inti tubuh kekulit , dan seberapa cepat
panas kemudian dapat dihantarkan inti tubuh kekulit , dan seberapa
capat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit kelingkungan
( Gyton, Arthur C,. Hall, Jhon E: 2006 ) .

Seperti halnya arus listrik yang memiliki insulator sebagai material


yang menghambat konduksi listrik , tubuh pun memiliki insulator
(penyekat) terhadap aliran panas sehingga suhu internal tubuh dapat
dipertahankan . Dalam hal ini kulit , jaringan subkutan , dan terutama
lemak dijaringan subkutan bekerja secara bersama-sama sebagai
insulator panas tubuh . Daya penyekatan yang terletak dibawah kulit
merupakan alat yang efektif untuk mempertahankan suhu inti tetap
normal , meskipun dapat juga memungkinkan agar suhu kulit dapat
mendekati suhu lingkungan .

Kecepatan aliran darah kedalam pleksus venosus bervariasi dari


beberapa persen diatas nol sampai dengan 30 % dari total curah
jantung ( cardiac output). Efisiensi dari konduksi panas berbanding
lurus dengan kecepatan aliran darah pada kulit . Dengan kata lain
semakin cepat aliran darah , maka akan semakin efisien dengan
konduksi panas dari inti tubuh . Namun hal ini pun tetap memiliki
batas . Dapat dikatakan bahwa kulit merupakan pengatur radioator
panas dan aliran darah kekulit adalah mekanisme penyaluran panas
dari inti tubuh yang efektif

c. Metode konduksi yang diterapkan pada kompres hangat teknik


tepid water sponge

Konduksi adalah pengankutan kalor melalui satu jenis zat . Sehingga


perpindahan kalor secara hantaran/ konduksi merupakan satu proses
pendalaman karena ptoses perpindahan kalor ini hanya terjadi didalam
bahan . arah aliran energi kalor adalah dari tiitk bersuhu tinggi ke titik
bersuhu rendah . Perpindahan panas konduski dan difusi energi akibat
aktivitas molekul sudah diketahui bahwa tidak semua bahan dapat
menghantar kalor sama sempurnanya .

E. TEKNIK PENURUNAN SUHU TUBUH SAAT DEMAM


a. Ada empat cara yang dilakukan tubuh manusia untuk mengatur suhu
tubuh, seperti berikut ini:
a) Yang pertama adalah penguapan, yaitu lewat keringat.
b) Yang kedua adalah radiasi dengan cara melepas panas ke udara.
c) Yang ketiga yaitu konveksi, terjadi saat udara.
d) Yang keempat yaitu konduksi, kondisi memindahkan panas tubuh ke
air dingin.
b. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan suhu:
a) Meminum air dingin.
Meminum air dingin dapat menurunkan suhu dalam tubuh. Ditulis
Medical News Today jika dehidrasi dapat membuat suhu tubuh
meningkat. Namun perlu diingkat jika ada beberapa kondisi yang harus
dilakukan agar tidak mencelakakan tubuh. Salah satunya adalah
menghindari minum air dingin setelah berolahraga.
b) Pergi ke area berudara sejuk.
Jika melihat konsep konveksi tubuh, maka kita akan bisa lebih mudah
menurunkan suhu tubuh dengan cara pergi ke lokasi dengan suhu
udara yang sejuk. Kondisi tersebut akan menghilangkan suhu tinggi
dalam tubuh.

c) Berendam di air.
Tidak selalu harus berenang. Kamu bisa mengompres dirimu dengan
handuk yang sudah dibasahi air dingin. Hal itu akan membuat suhu
tubuh perlahan-lahan menurun lewat cara konduksi. Ada kalanya
menurunkan suhu tubuh tersebut dilakukan dengan cara mandi air
hangat.
d) Memasang sesuatu yang dingin ke titik tubuh.
Tubuh memiliki titik-titik tertentu yang mampu menurunkan suhu
tubuhmu. Titik tersebut terletak pada area leher, pergelangan tangan,
hingga dada. Dengan mengompres titik-titik tersebut menggunakan air
maka suhu tubuh bisa menurun. Menurut Medical News Today, itu
disebabkan oleh pembuluh darah yang menjadi lancar.
e) Kurangi bergerak.
Tubuh memproduksi panas ketika bergerak. Untuk di ruangan bersuhu
tinggi, mengurangi pergerakan bisa membuat seseorang merasakan
suhu yang lebih sejuk. Ini sangat berguna ketika kamu berada di
ruangan gym yang panas dan pengap atau di ruang sauna.
f) Menggunakan pakaian yang lebih ringan.
Produksi panas tubuh bisa tertahan oleh pakaian yang kamu kenakan.
Suhu yang terjebak paling mudahnya disebabkan karena kualitas
pakaian yang tebal. Menggunakan kain yang tipis atau alami, seperti
katun, membuat panas tubuh tersebut bisa mudah lepas dan membuat
suhu tubuh lebih mudah dikontrol.
g) Meminum suplemen.
Ada fakta menarik bahwa meminum suplemen bisa menurunkan suhu
tubuh. Sebuah studi pada 2018 menemukan ekstrak tanaman jauh lebih
efektif menurunkan suhu tubuh mereka yang masuk dalam menopause.
Kenaikan suhu tubuh yang tiba-tiba itu dinamakan hot flash dan
umumnya akan dirasakan di area muka, leher dan dada.

h) Minum air kelapa.


Air kelapa mengandung berbagai vitamin, mineral, dan elektrolit.
Kandungan tersebut membantu untuk lebih segar dan berenergi ketika
tubuh lemas karena suhu tubuh yang naik. Air kelapa segar menjadi
pilihan yang baik dibandingkan air kelapa kemasan, perhatikan dengan
saksama label komposisinya, terutama kandungan gula.
i) Oleskan lidah buaya.
Ambil gelnya untuk dioleskan ke bagian kulit. Sebab, gel lidah buaya
dapat membantu menurunkan panas. Untuk hasil yang optimal,
tempatkan gel lidah buaya tersebut ke lemari es sebelum dioleskan.
j) Konsumsi sayur dan buah dengan kandungan air yang tinggi.
Untuk menurunkan panas, juga bisa mengonsumsi beberapa makanan
yang tinggi kandungan airnya. Bisa mengonsumsinya langsung atau
membuatnya menjadi smoothie buah dan sayur. Tambahkan sedikit es
batu untuk sensasi yang lebih menyejukkan. Beberapa contoh makanan
dengan kandungan air yang tinggi, yaitu:
1) Semangka
2) Stroberi.
3) Jeruk.
4) Timun.
5) Seledri.
k) Pergi ke dokter.
Ada kalanya suhu tubuhmu yang tinggi itu memang bukan sesuatu
yang bisa dihilangkan secara alami. Permasalahan pada kelenjar tiroid
hingga penyakit lainnya bisa menjadi penyebab tingginya suhu
tubuhmu. Jika sudah seperti ini, suhu tidak bisa diatasi dengan cara di
atas saja. Dibutuhkan diagnosis dokter terlebih dahulu. Biasanya ada
gejala lain selain suhu tubuh yang tinggi, seperti jantung berdetak
cepat, berkeringat, hingga kebingungan.
Suhu tubuh yang tinggi perlu diperhatikan. Penyebab yang berbeda
membutuhkan solusi yang berbeda pula. Karena itu, jika suhu tubuh
naik secara tiba-tiba dan menurut kita tidak normal, ada baiknya
memeriksakan ke dokter dan berkonsultasi dengannya. Penanganan
yang salah ditakutkan akan memperparah kondisimu

DAFTAR PUSTAKA
Pediatri, Sari. 2000. Demam pada Anak. Dikutip 21 April
2020 Dari: file:///C:/Users/WIN10P~1/AppData/Local/Temp/1037-
2360-1-SM.pdf

Kreith, Frank dan Arko prijono . prinsip-prinsip perpindahan panas .


Edisi ketiga . Erlangga : Jakarta . 1997.

Incropera, F.P., dan Dewitt, D.P., Fundamental of Heat and mass


Transfer, Jhon Wiley & Sons,2002.

Anda mungkin juga menyukai