b. Pola Demam
Pola demam meliputi:
1. Terus Menerus
Tingginya menetap lebih dari 24 jam bervarisai 1° C
sampai 2° C.
2. Intermiten
Demam memuncak secara berseling dengan suhu normal.
Suhu kembali normal paling sedikit sekali dalam 24 jam.
3. Remiten
Demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat
suhu normal.
4. Relaps
Periode episode demam di selingi dengan tingkat suhu
normal.Episode demam dan normotermia dapat memanjang
lebih dari 24 jam
II. Etiologi
Demam merupakan gejala yang muncul karena adanya
berbagai macam reaksi yang timbul pada tubuh, dan menandakan
bahwa melakukan perlawanan terhadap suatu penyakit. Namun
berbagai penelitian setuju bahwa penyebab terbesar adalah infeksi.
Penelitian di RSCM menemukan bahwa angka kejadian demam
yang diakibatkan oleh infeksi mencapai angka 80%, sedangkan
sisanya adalah karena kolagen-vaskuler sebanyak 6%, dan penyakit
keganasan sebanyak 5%. Untuk penyakit infeksi karena bakteri
mencakup tubercolosis, bakterimia,demam tifoid, dan infeksi
sakuran kemih (ISK) sebagai penyebab tertinggi ( Bakry b,
Tumberlaka A, Chair I. 2008 )
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal dalam Thobaroni (2015) mengatakan bahwa etiologic
dari febris meliputi:
1. Suhu lingkungan
2. Adanya infeksi
3. Pneuomonia
4. Malaria
5. Otitis media
6. Imunisasi
III. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
IV. Penatalaksanaan
1. Secara Fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan melakukan:
• Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering
terkejut, atau mengigau.
• Perhatikan pula apakah mata anak cenderung
melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-
kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu
lama akan berbahaya bagi perkembangan otak,
karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat
rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian,
cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya
fungsi intelektual tertentu.
b. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
c. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
d. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya
suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel –
sel otak.
e. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –
banyaknya
Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak
diare menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya
adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya
suhu tubuh memperoleh gantinya.
f. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
g. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha.
Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan
tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini
dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan
air es karena justru akan membuat pembuluh darah
menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan
alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi
(keracunan).
h. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres
hangat suam-suam kuku. Kompres air hangat atau suam-
suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas.
Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur
suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu
tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat
akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau
mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas
dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat
pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk
mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point
hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana
diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup paracetamol
b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½
sendokteh sirup parasetamol
c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2
sendok the sirup parasetamol.
V. Komplikasi
Komplikasi dari demam antara lain:
1. Dehidrasi :
Demam menyebabkan peningkatan penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam :
Jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang.
Kejang demam ini juga tidak membahaya kan otak
B. Pengkajian
I. Wawancara
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data
dar berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentivikasi status kesehatan klien.Tahap pngkajian
merupakan pemikiran dasara dalam pemberian asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu.Pengkajian yang lengkap
,akurat,sesuai kenyataan,kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatu diagnose keperawatan dan dalam pemberian
asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.(Muttaqin
2008)
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentng
klien yang di lakukan secara sistematis untuk menentukan
masalah-masalah,serta kebutuhankebutuhan perawatan dan
kesehatan klien.Pengumpilan informasi merupakan tahap awal
dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul,
didapatkan data dasar tentang masalah masalah yang di hadapi
klien.Selanjutnya data dasar tersebut di gunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan,merencanakan asuhan keperawatan,serta
tindakan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Dalam Analisa data ada yang Namanya Data Subjektif dan Data
Objektif
1. Data Subjektif
Data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak
bisa di tentukan oleh perawat,mencakup persepsi,perasaan,ide
klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri,
perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual,dan
perasaan malu.(Potter & Perry,2005).
2. Data Objektif
Data yang dapat di observasi dan di ukur,dapat di peroleh
menggunakan panca indra (lihat,dengar,cium,dan raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi pernafasan,tekanan
darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.(Potter &
Perry,2005).
Data objektif;
-suhu tubuh pasien lebih
dari 36Oc
-kulit pasien terasa panas
-wajah pasien terlihat
merah
Data objektif:
-mukosa bibir pasien
terlihat kering
-pasien terlihat pucat
Data objektif:
-makanan pasien terlihat
tidak habis
-pasien masih terlihat
lemas dan pucat
Data objekjtif:
-pasien terlihat sangat
lemas dan pucat
Data objektif:
-pasien terlihat bingung
saat dokter atau perawat
menjelaskan tentang
kondisinya
-pasien banyak bertanya
kepada dokter atau
perawat
Kolaboras Kolaborasi
i: :
1.kolaboras 1.berkolabo
i rasi
pemberian pemberian
medikasi medikasi
sebelum sebelum
makan makan
2.kolobora 2.berkolobo
si dengan rasi dengan
ahli gizi ahli gizi
untuk untuk
menentuka menentukan
n jumlah jumlah
kalori dan kalori dab
jenis jenis
nutrient nutrient
yang yang
dibutuhkan dibutuhkan
Edukasi: Edukasi:
1.anjurkan 1.menganju
tirah baring rkan tirah
2.anjurkan baring
melakukan 2.menganju
aktivitas rkan
secara melakukan
bertahap aktivitas
3.anjurkan secara
strategi bertahap
koping 3.menganju
untuk rkan strategi
mengurang koping
i kelelahan untuk
mengurangi
Kolaboras kelelahan
i:
1.kolaboras Kolaborasi
i dengan :
ahli gizi 1.berkolabo
tentang rasi dengan
cara ahli gizi
meningkat tentang cara
kan asupan meningkatk
makanan an asupan
makanan
5. Defisit Tingkat Edukasi Observasi: S : Pasien
pengetahua Pengetah Kesehatan 1.mengiden mengatakan
n uan (I.12383) tifikasi belum tahu
berhubunga (L.12111) Observasi: kesiapan apa penyakit
n dengan Setelah 1.identifika dan yang sedang
kurangnya dilakukan si kesiapan kemampuan dirasakan
informasi. Tindakan dan menerima O : Pasien
selama 3 kemampua informasi terlihat
x 24 jam n bingung saat
diharapka menerima Terapeutik dijelaskan
n pasien informasi : keadaan
menunjuk 1.menjadwa tentang
kan lkan penyakitnya
kriteria Terapeuti Pendidikan , pasien juga
hasil: k: Kesehatan banyak
1.perilaku 1.jadwalka sesuai bertanya
sesuai n kesepatakan tentang
anjuran Pendidikan 2.memberik penyakitnya
meningka Kesehatan an A : Defisit
t sesuai kesempatan Penegtahuan
2.perilaku kesepataka untuk P : Edukasi
sesuai n bertanya kesehatan
pengetahu 2.berikan
an kesempata Edukasi:
meningka n untuk 1.menjelask
t bertanya an factor
3.pertanya resiko yang
an tentang Edukasi: dapat
masalah 1.jelaskan mempengar
yang factor uhi
dihadapi resiko yang kesehatan
menurun dapat 2.mengajark
4.persepsi mempenga an perilaku
keliru ruhi hidup sehat
terhadap kesehatan
masalah 2.ajarkan
menurun perilaku
5.menjala hidup sehat
ni
pemeriksa
an yang
tidak tepat
menurun
6.perilaku
membaik
E. Daftar Pustaka
Arvin, Ann M. Demam: A. Samik Wawab. Ilmu Kesehatan Anak N Elson.
Edisi bahasa Indonesia. Edisi 15 Vol 2 J akarta: EGC, 2000
Hidayat, A.A.A, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan buku 2, Jakarta: Selemba Medika
Widjaja, (2001). Mencegah dan Mengatasi Demem pada Anak Balita,
Kawan Pustaka: Jakarta
Potter, P. A, Perry, A. 6, (2000), Fundamental Of Nursing, Edisi 2, Mosby
St Luis Missionari, USA
Nanda (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan . Jakarta: EGC
Ngastiah,Editor Setiawan S, Kep.(2005). Buku keperawatan anak sakit.
Jakarta:EGC.
Corwin.(2000). Hand Book Of Pathofisiologi .Jakarta:EGC.
Doenges,M.E. Geisler, A.C. Moorhouse, M.F.(2000). Rencana
Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Keperawatan. Jakarta:EGC Nanda. (2005).Panduan Diagnosa
Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:Prima Medika.
Suriadi dan Yuliani, R.(2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak.
Jakarta:CV. Sagung Seto