Oleh :
Nama : Nurhamidah
NIM: 1941232
Pembimbing :
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
FEBRIS ATAU DEMAM PADA ANAK
1. Definisi
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara
berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering
terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung
melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam
yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel
otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi
berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
1. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai
sirup parasetamol
3. Anak 6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok teh
sirup parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu
dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in
diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran
5 ml setiap
sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien
berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang
demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari
golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan
kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.
Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui
pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat
enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para
-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang
disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15
mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90
mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan
baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan
kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun
rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka
n pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik
dan antiinflamasi. Efek samping yang timbul berupa mual, perut
kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.
Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan
anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut
(terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik
yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin)
bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek
antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya
berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna.
Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan
unt uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral,
intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan
fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai
antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia
hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia
kurang dari 6 bulan.
8. Komplikasi
Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
1. Pengkajian
3. Pemeriksaan persistem
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rontgent
c. USG
6. Diagnosa Keperawatan
diaforesis.
d. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyaki
7. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
o Hasil (NIC)
(NOC)
Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Fever treatment
dengan proses infeksi, · Monitir suhu sesering mungkin
keperawatan selama…x24jam
proses penyakit. · Monitor IWL
klien· menunjukkan temperatur
· Monitor warna dan suhu kulit
Batasan karakeristik :
dalam batas normal dengan · Monitor tekanan darah, nadi dan RR
-Kenaikan suhu tubuh diatas kriteria hasil: · Monitor penurunan tingkat kesadaran
rentang normal · Monitor WBC, HB dan HCT
Suhu Tubuh dalam batas normal
· Monitor intake dan output
-Serangan atau konvulsi Bebas dari kedinginan
· Kolaborasikan pemberian antipiretik
(kejang)
· Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
-Kulit kemerahan Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c
· Selimuti pasien
-Pertambahan RR Takikardi Termoregulasi dbn
· Berikan cairan intravena
-Saat disentuh tangan terasa Nadi dbn
· Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
hangat <1 bln : 90-170
· Tingkatkan sirkulasi udara
<1 thn : 80-160 · Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
2 thn : 80-120 Temperature regulation
· Monitor suhu minimal tiap 2 jam
6 thn : 75-115
· Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
10 thn : 70-110 · Monitor TD, nadi dan RR
·
14 thn : 65-100 · Monitor warna dan suhu kulit
>14thn : 60-100 · Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Respirasi dbn Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
BBL : 30-50 x/m · Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Anak-anak : 15-30 x/m · Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
Dewasa : 12-20 x/m kemungkinan efek negative dari kedinginan
Berikan antipiretik bila perlu
Vital Sign Monitoring
· Monitor TD, nadi, suhu dan RR · Catat adanya fluktuasi
tekanan darah · Monitor VS pada saat pasien berbaring, duduk
atau berdiri
· Monitor TD , nadi, RR, sebelum, selama dan sesudah aktivitas
· Monitor kualitas dari nadi
· Monitor frekuensi dan irama dari pernafasan
· Monitor suara paru
· Monitor pola pernafasan abnormal
· Monitor warna, suhu dan kelembaban kulit
· Monitor sianosis perifer
· Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
· Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Resiko injuri berhubungan Setelah dilakukan tindakan Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
dengan infeksi mikroorganisme. keperawatan selama …x24jam · Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan
anak bebas dari cidera dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit
terdahulu pasien
Menghindari lingkungan yang berbahaya misalnya
kriteria hasil: memindahkan perabotan
· Menunjukan homeostatis · Memasang side rail tempat tidur
· Tidak ada perdarahan mukosa dan · Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih ·
bebas dari komplikasi lain Membatasi pengunjung
· Memberikan penerangan yang cukup
· Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien ·
Mengontrol lingkungan dari kebisingan
· Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
· Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung
adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan Tindakan Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang
hipertermi, efek proses keperawatan selama 2x24jam
dimiliki klien/keluarga mengenai hipertermi
penyakit ·
ansietas klien/keluarga hilang Berikan informasi pada klien/keluarga yang akurat tentang
Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. Dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-febris-demam.html diakses
pada Rabu, 15 September 2020, pukul : 20.00 WIB