II. Etiologi
Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya.
Penyebab yang sering dijumpai ialah :
1. Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam
dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
2. Bahan kimia misalnya lisol
3. Merokok
4. Alkohol
5. Stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan
saraf pusat.
6. Refluks usus lambung
7. Endotoksin .(Asmadi,2008)
III. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari
yang sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat
membawa kematian.
Manifestasi tersebut meliputi:
1. Muntah darah (Hematemesis)
2. Nyeri epigastrium
3. Neusa dan rasa ingin vomitus
4. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan,
kecuali mereka yang mengalami perdarahan hebat hingga
menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata seperti
hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan
kesadaran.(Asmadi,2008)
IV. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan pada pasien dengan
kasus gastritis ini antara lain:
1. Istirahat baring
2. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan
lunak. Hindari bahan-bahan yang merangsang.
3. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti
dimenhidrinat 50 – 100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg
per-os. Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotika
yang sesuai.
4. Bila nyeri tidak hilang juga bisa diatasi dengan antasida,
berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum makan.
5. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
(Asmadi,2008)
Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut adalah dengan
menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan
sering. Obat-obatan ditunjukan untuk mengatur sekresi asam
lambung berupa antagonis inhibition pompa proton, antikolinergik,
dan antasid juga ditujukan sebagai sifoprotektor berupa sukralfat
dan prostaglandin (Potter, 2008).
V. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya muncul atau terjadi pada kasus ini
antara lain:
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan
kedaruratan medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup
banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
2. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat.
3. Jarang terjadi perforasi.(Asmadi,2008)
Anamnesis
Dari anamnesis akan didapatkan riwayat sering sakit maag atau
nyeri ulu hati yang hilang timbul. Rasa nyeri bisa hilang dengan
makanan, atau bahkan tambah memburuk.
▪ Nyeri, atau rasa tidak enak, atau rasa seperti terbakar pada
epigastrium
▪ Mual
▪ Muntah
▪ Sering bersendawa
▪ Rasa kembung
Diagnosis Banding
Diagnosis banding gastritis dapat dibuat berdasarkan keluhan
utama yang muncul. Penyakit yang cocok untuk didiagnosis
banding dengan gastritis adalah:
▪ Kolesistitis
▪ Gastropati granulomatous
▪ Limfoma B-Cell
▪ Penyakit Crohn
B. Pengkajian
I. Wawancara
Pengkajian pada klien Gastritis Erosif menurut Doenges (2010)
1. Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi identitas
pasien (umur ,jenis kelamin) dan penanggung jawab,
pengumpulan data seperti keluhan utama yang dirasakan
pasien, pola makan (diet), perokok, alkoholik, minum kopi,
penggunaan obat-obatan tertentu.
2. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya penyakit keturunan atau tidak
b. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami saat ini adanya alergi obat
atau makanan.
3. Riwayat penyakit dahulu meliputi apakah pasien tersebut
pernah opname atau tidak sebelumnya penyakit apa yang
pernah diderita sebelumnya.
4. Aktivitas/Istirahat
a. Gejala : kelemahan, kelelahan
b. Tanda : Takikardi, Takipnea (respon terhadap aktivitas)
5. Sirkulasi
a. Gejala : Hipotensi, takikardia, kelemahan/ nadi perifer
lemah, pengisian kapiler lambat/perlahan (vasokontriksi).
Warna kulit pucat, sianosis, kelembaban kulit/membran
mukosa berkeringat (menunjukan status syok, nyeri akut,
respon psikologik).
6. Integritas Ego
a. Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, keluarga,
kerja), perasaan tidak berdaya.
b. Tanda : Tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
7. Eliminasi
a. Gejala : Riwayat dirumah sakit sebelumnya karena
perdarahan GI atau masalah yang berhubungan dengan GI,
misalnya luka peptic / gaster, gastritis, bedah gaster, radiasi
area gaster, perubahan pola defekasi, / karakteristik feses.
b. Tanda : Nyeri tekan abdomen, bunyi usus sering hiperaktif
selama perdarahan, hipoaktif setelah pendarahan, karakter
feses; diare, darah warna gelap, kecoklatan, atau kadang
merah cerah, berbusa, bau busuk, konstipasi dapat terjadi
(perubahan diet, pengunaan antasida), haluaran urine
menurun, pekat.
8. Makanan/Cairan
a. Gejala : anoreksia, mual, muntah, masalah menelan, nyeri
ulu hati, sendawa bau asam, mual/muntah, tidak toleran
terhadap makanan, penurunan berat badan.
b. Tanda : muntah warna kopi gelap atau merah cerah dengan
atau tanpa ada berkuan darah, membran mukosa kering,
penurunan produksi mukosa turgor kulit buruk
(pendaraahan kronis), berat jenis urine meningkat.
9. Neurosensori
a. Gejala : rasa berdeyut, pusing/sakit kepala karena sinar,
kelemahan, status mental; tingkat kesadaran dapat
terganggu, cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai
pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi/oksigenesis).
10. Nyeri/ketidaknyamanan
a. Gejala : nyeri digambarkan seperti tajam, dangkal, rasa
terbakar, perih; nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi
rasa ketidaknyamanan/distress samarsamar seterlah makan
banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut), nyeri
epigastrum kiri sampai tengah atau meyebar ke punggung
terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida,
nyeri epigastrium terlokalisir di kanan terjadi kurang lebih
4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
dengan makanan atau dengan antasida.
b. Tanda : wajah meringis berhati-hati pada area yang sakit,
pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
11. Keamanan
a. Gejala : alergi terhadap obat/tidak
b. Tanda : terjadi peningkatan suhu atau tidak
12. Penyuluhan/Pembelajaran
a. Gejala : adanya riwayat penggunaan obat bebas/resep,
alkohol, dan riwayat pendarahan GI, masalah kesehatan
yang lama misalnya sirosis, alkoholisme, hepatitis, ganguan
makan.
2.pasien selalu
memegangi
perutnya
sempat muntah
darah lambung
2.pasien
nafsu makan
Masukan cairan
maupun minum
tidak adekuat
Data Objektif:
1.pasien terlihat
lemas
Resiko
ketidakseimbangan
volume cairan
bertenaga
makan
2.pasien Deficit nutrisi
mengatakan
bahwa makanan
yang diberikan
tidak
menggugah
selera makan
nya, karena
makanan yang
diberikan
berupa
makanan yang
lembek dan cair
Data Objektif:
1.pasien terlihat
tidak
menghabiskan
makanannya
2.pasien terlihat
sangat lemas
tentang lambung
penyakit yang
sedang Iritasi mukosa
dideritanya lambung
Data Objektif; Peradangan
1.pasien terlihat mukosa lambung
bingung
2.pasien kurang Ansietas
mengerti
penyakitnya
Defiist pengetahuan
2.pasien lambung
mengatakan
mengatakan Peradangan
selama dirawat mukosa lambung
dirinya tidak
dengan
nyenyak
Data Objektif:
1.pasien terlihat
gelisah
2.pasien terlihat
kurang nyaman
dengan keadaan
nya selama
dirawat di
Rumah Sakit
Kolaboras
i:
1.kolaboras
i
pemberian
diuretic,
jika perlu
3. Intoleransi Toleransi Manajeme Observasi: S : Pasien
Aktivitas Aktivitas n Energi 1.memonitor mengatak
berhubungan (L.05047) (I.05178) kelelahan an
dengan Setelah Observasi: fisik dan tubuhnya
kelemahan dilakukan 1.monitor emosional sangat
fisik. Tindakan kelelahan 2.memonitor lemas dan
selama 3 fisik dan pola dan jam jika
x 24 jam emosional tidur bergerak
diharapka 2.monitor 3.memonitor maka
n pasien pola dan lokasi dan tubuhnya
menunjuk jam tidur ketidaknyam terasa
kan 3.monitor anan selama sangat
kriteria lokasi dan melakukan bergetar
hasil: ketidaknya aktivitas sehingga
1.Frekuen manan tidak
si nasi selama Terapeutik: mampu
meningka melakukan 1.menyediak menopang
t aktivitas an tubuhnya
2.saturasi lingkungan dalam
oksigen Terapeuti yang nyaman kurun
meningka k: dan rendah wkatu
t 1.sediakan stimulus yang lama
3.kemuda lingkungan 2mem.berika O : Pasien
han yang n aktivitas harus
melakuka nyaman distraksi dibantu
n aktivitas dan rendah yang saat pergi
sehari – stimulus menenangka ke kamar
hari 2.berikan n mandi
meningka aktivitas 3.memfasilit maupun
t distraksi asi duduk di saat akan
yang
4.keluhan menenangk sisi tempat A:
Lelah an tidur Intoleransi
menurun 3.fasilitasi Aktivitas
Perasaan duduk di Edukasi: P:
lemah sisi tempat 1.menganjur Manajeme
menurun tidur kan tirah n Energi
5.tekanan baring
darah Edukasi: 2.menganjur
membaik 1.anjurkan kan
Frekuensi tirah baring melakukan
napas 2.anjurkan aktivitas
membaik melakukan secara
aktivitas bertahap
secara 3.menganjur
bertahap kan strategi
3.anjurkan koping untuk
strategi mengurangi
koping kelelahan
untuk
mengurang
i kelelahan
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1070/TRI%2
0WAHYU%20FEBRIANTO%20KTI.pdf?sequence=1&isAllowed
=y
https://www.academia.edu/37222178/LAPORAN_PENDAHULUA
N_GASTRITIS
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2129/1/KTI%20PAK%20DWI
%20S.pdf