Anda di halaman 1dari 14

GASTRITIS

Oleh: Putri Puspita Sari

PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2012
GASTRITIS

A. Latar Belakang Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastriti disebabkan oleh bakteri endoktosin, obat NSAID, alcohol, kafein, helicobacter pylori, factor predisosisi, atrofi progresif epitel kelenjar, dll (Burnner and suddart, 2002).. Gastritis tersebar di seluruh dunia dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. Angka kejadian infeksi Gastritis pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi, di Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obatobatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Anonim, 2001). Gastritis yang berlanjut dapat mengakibatkan tukak lambung, perdarahan lambung, bahkan kanker lambung. Obat- obatan yang sering digunakan seperti halnya antasaida ternyata dapat mengakibatkan rusaknya permukaan lambung, menurunkan libido dan merusak kesuburan (Anonim, 2010). Penanganan gastritis secara medis yang akhir-akhir ini sering digunakan yaitu penetralisir asam lambung, seperti antasida, penghambat pompa proton, H2 antagonis untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan asam lambung. Diit bagi penderita gastritis adalah tidak boleh makan makanan yang dapat merangsang naiknya asam lambung seperti pedas, asam dan saus. Penanganan gastritis dengan terapi akupunktur yang rutin dapat menghasilkan penurunan derajat nyeri pada epigastrium, mengurangi regurgitasi asam, mual, muntah dan meningkatkan nafsu makan. Prinsip kerja akupunktur ditinjau dari biomedis yaitu jarum dan perlukaan yang disebabkan

oleh jarum tersebut tidak mengobati gejala suatu penyakit, namun menormalkan homeostasis fisiologis melalui stimulus saraf yang menjadi reseptor rasa sakit sehingga mendorong terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri. (Agnes, 2008) B. Konsep Dasar Gastritis 1. Definisi Gastritis Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik, difus atau local (Soeparman, 2001). Sedangkan menurut Brunner Suddarth (2002), Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus dan lokal dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis atropi kronik Gastritis ada dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut merupakan iritasi mukosa lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab. Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritasi lokal. Gastritis kronis merupakan iritasi lambung yang dapat disebakan oleh ulcus benigna atau maligna dari lambung atau lebih helicobacter pylori. Gastritis kronik dapat dikalsifikasikan sebagai tipe A (Gastritis Autoimun) (Brunner and Suddarth, 2002)

2.

Patosfisiologi

Faktor Pencetus : Stress Fisik Makan tidak teratur Konsumsi obat mis; Aspirin, alkohol

Sel parietal kelenjar Lambung berkurang

Mengiritasi Mukosa lambung

ASIMTOMATIK

Kerusakan kelenjar Atrofi mukosa

Edema, hiperemisk, erosi superfisial

Faktor intrinsic Asam berkurang Mal absorbsi Vit. B12

Ulserasi Superfisial Memperbaiki diri sendiri Hemoragi

Nyeri Gangren / Perforasi Jaringan Parut

Anemia Pernisiosa

Mual, Muntah, Anoreksia

Obstruksi Pirolus Kurang cairan dan Kurang nutrisi Kegawatan Penyebab Gastritis bermacam-macam, namun yang paling umum adalah karena pola makan yang kurang baik. Dan tidak menjalankan pola hidup sehat dengan cara memakan-makanan yang baik. Jika pola hidup sehat tidak dilakukan, sudah bisa ditebak, selain gastritis penyakit lain pun bisa mudah datang. Penyakit Gastritis atau radang lambung adalah peradangan pada selaput lambung yang terus menerus atau berulang kali kambuh. Pengobatan konvensional sulit menemukan antibiotok yang sanggup menembus dinding lambung, sehingga tidak segera sembuh. Penderita biasanya kemanapun pergi disakunya selalu ada obat pereda sakit. Banyak

penderita penyakit ini teratasi dengan obat herbal, karena salah satu komponennya ada tanaman obat yang berfungsi sebagai anti biotik yang sanggup menembus selaput lambung. Lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan peradangan pada lambung ini sering disebut gastritis. Sedangkan penyebab gastritis diantaranya adalah: a. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara. b. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat. c. Gastritis erosif kronis, Penyebab Gastritis erosif biasanya dari:

bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat penyakit Crohn infeksi virus dan bakteri.

anti peradangan non-steroid lainnya


Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada alkoholik. d. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.

e. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung. f. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan. g. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya. h. Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi. 3. Klasifikasi 1) Gastritis Akut Membran mukosa lambung di iritasi bakteri endoktosin, obat NSAID, alkoloh, kafein, aspirin menjadi edema dan mukosanya memerah dan hiperemik (kangesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan akan mengalmai erosi superfiiaol. Bagian ini menskresi sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak muncul, sehingga terajdi sekresi superfisial dan dapat menimbulkan haemoragi yang dimanifestasikan hemalemesis (Brunner and Suddart, 2002). 2) Gastritis Kronik Patofisiologi pada gastritis kronik yaitu: a) b) c) Helicobacter Pylori Faktor predisposisi Atrofi progresif kelenjar epitel

d)

Kehilangan sel pariental dan chief cell Penurunan produksi asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik

menurun maka dinding lambung menjadi tipis (Brunner and Suddart, 2002). 4. Tanda & Gejala Gastritis akut mungkin tidak bergejala, tetapi dapat menyebabkan nyeri epigastrium dengan keparahan bervariasi disertai mual dan muntah, bermanifestasi sebagai hematemesis, melena dan pengeluaran darah yang dapat mematikan, bergantung pada keparahan kelainan anatomi. Gastritis Kronik berdasarkan tipenya; jika tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi Vit. B12. sedangkan pada tipe B, akan menimbulkan anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam dimulut atau mual dan muntah. 5. Manifestasi klinik 1. Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia. 2. Gastritis Kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan. C. Hal yang Perlu Diwaspadai Ketika timbul Gejala Gastritis Banyak Gejala Gastritis yang sering diabaikan oleh penderitanya. Sehingga ketika gastritis sudah menjadi kronis, baru penderita mencari solusinya. Padahal penyakit gastritis kalau sudah kronis akan sulit untuk disembuhkan. Gastritis merupakan permasalahan kesehatan yang sangat umum. Lebih dari 10% pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan rasa sakit di ulu hati pasti terdiagnosa gastritis. Gastritis atau radang lambung adalah peradangan (luka dan bengkak) pada permukaan lambung. Biasanya disebabkan oleh kebiasaan minum minuman keras, penggunaan obat anti

inflamasi non steroid (NSAIDs) berkepanjangan seperti aspirin atau ibuproven, atau infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori. Dapat juga terjadi karena komplikasi setelah operasi besar, luka traumatic, terbakar, atau infeksi yang parah. Penyakit seperti anemia pernicious, kelainan auto imun, dan refluks empedu kronis. Seseorang yang menderita gastriris mengeluhkan merasa nyeri dan sakit, bersendawa, perut kembung, mual dan muntah, serta perasaan terbakar di bagian atas abdomen (biasanya di ulu hati). Rasa sakit muncul biasanya berada di bagian kiri atas abdomen hingga menjalar ke bagian punggung, seperti datang dan pergi dari perut ke punggung. Umumnya rasa nyeri yang dialami digambarkan seperti ditusuk-tusuk atau digores benda tajam. Terdapat darah yang turut keluar saat muntah atau buang air besar menjadi tanda terdapat pendarahan pada lambung dan memerlukan tindakan medis sesegera mungkin. Khusus untuk lansia, memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengalami gangguan nyeri lambung dibandingkan kelompok usia yang lain. Bahkan dapat saja tidak mengalami Gejala Gastritis yang umum seperti mual, muntah, dan nyeri hingga akhirnya mendadak jatuh sakit akibat pendarahan dalam pada lambungnya. Segeralah periksakan diri Anda ke dokter terdekat jika gejala gastritis yang anda rasakan semakin parah atau berkepanjangan. Dibawah ini beberapa gejala gastritis yang perlu diwaspadai:

Terdapat alasan atau penyebab yang jelas untuk gejala gastritis yang anda rasakan seperti baru saja minum aspirin dalam keadaan perut kosong Jika gejala gastritis yang Anda rasakan mulai mengganggu kegiatan anda Jika anda merasa perlu mendapat pengobatan untuk mengurangi rasa sakit yang diderita Jika perasaan lebih baik hanya muncul dalam waktu yang singkat Muntah-muntah hingga anda tidak dapat makan, minum ataupun minum obat Isi muntahan berwarna hijau atau kuning

Ketika muntah atau buang air besar terdapat darah baik segar maupun hitam Demam dengan rasa sakit di ulu hati Pingsan atau merasa berkunang-kunang Detak jantung cepat dan tidak beraturan Keringat dingin Wajah pucat Nafas pendek Nyeri dada Jika lebih dari satu Gejala Gastritis di atas anda alami, ada baiknya

segera hubungi dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat untuk memberikan tindakan medis yang tepat. Dengan begitu penyakit gastritis Anda tidak menjadi akut. D. Kajian Penyakit Gastritis 1. Proses Terjadinya Penyakit a. Gastritis akut Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi : 1) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3. Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit. 2) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa

lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik. b. Gastritis kronik Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser. 2. Komplikasi a. Gastritis Akut Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat. Jarang terjadi perforasi Atrofi lambung yang dapat menyebabkan gangguan Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap kedaruratan medis.

b. Gastritis Kronik penyerapan terutama terhadap vitamin. factor instrinsik dalam serum atau cairan gasterinya akibat gangguan penyerapan terhadap vit. B12 Gangguan penyerapan zat besi

E. Penatalaksanaan Gastritis 1. a. Pemeriksaan Diagnostik EGD (Esofagogastroduodenoskopi); untuk melihat perdarahan GI bagian atas dengan melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera. b. c. d. Minum Barium dengan foto Rontgen; dilakukan Analisa Gaster ; dilakukan untuk menentukan Angiografi ; Vaskularisasi GI dapat dilihat bila untuk membedakan diagnosa penyebab / lesi. adanya darah, mengkaji alat vitas sekretori mukosa gaster. endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolateral dan kemungkinan sisi perdarahan. e. f. 1) Fesef ; akan positif. Pemeriksaan Laboratorium meliputi : HB/HT : penurunan kadar darah dalam tubuh setelah perdarahan. Jumlah darah lengkap, dapat meningkat, menunjukkan respon tubuh terhadap cedera. 2) 3) 4) 5) 6) BUN : meningkat dalam 24-48 jam karena protein darah Kreatinin : tidak meningkat bila perfusi ginjal dipecah dalam saluran pencernaan dan filtrasi ginjal menurun. dipertahankan. Amonia : dapat meningkat bila disfungsi hati berat GDA : dapat menyatakan alkalosis respiratori dan asidosis Natrium : dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal mengganggu metabolisme dan eksresi urine. metabolic. terhadap simpanan cairan tubuh. Kalium : dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat/muntah/diare berdarah. 7) Amilase Serum : meningkat dengan penetrasi posterior ulkus duodenal.

8) kronik. 2.

Sel parietal antibody serum : adanya dugaan gastritis

Penatalaksanaan a. Terapi Nonfarmakologis Menurut dr. asrul di http://dokter-herbal.com/penyakitgastritis.html, mengobati gastritis harus melibatkan pola hidup, pola makan dan menejemen stress pada penderita gastritis. Tujuan pengobatan gastritis adalah menetralkan asam lambung, mengurangi gejala- gejala akiat iritasi lambung, memperbaiki kondisi dinding lambung yang rusak akibat iritasi lambung dan meningkatkan aliran darah ke lambung. Pola hidup untuk pengobatan gastritis adalah mengatur pola tidur dan olahraga. Hindari tidur begadang atau larut malam dan usahakan bangun pagi atau subuh. Berolahraga secara teratur minimal 3x seminggu sangat membantu proses penyembuhan gastritis. Olahraga secara teratur akan memperlancar aliran darah ke lambung sehingga mempercepat penyembuhan luka pada lambung. Adapun olahraga yang tepat untuk penderita gastritis adalah 3-4x/ minggu dengan lama yang disesuaikan dengan ketahanan tubuh, yang terbaik adalah jogging atau lari yang disesuaikan dengan kemampuan. Pola makan pada penderita gastritis adalah makan sedikitsedikit, tidak kenyang juga tidak lapar. Hindari makan makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung (makan makanan yang asam, saus dan pedas), asap rokok, kopi dan polusi. Penderita gastritis tidak boleh menunda waktu makan, namun jika tidak sempat makan maka makanlah snack atau kue untuk menetralkan asam lambung, jika tidak ada snack atau kue maka minumlah yang banyak untuk membantu menetralkan asam lambung. b. Terapi Farmakologis Obat gastritis yang sering dipakai dokter adalah:

1)

Antasida Antasida mengandung kalsium karbonat dan magnesium

hidroksida. Ada yang berupa tablet atau cair. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat. 2) H2 antagonis seperti halnya ranitidine, cimetidine, nizatidine dan

famotidine yang berfungsi untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. 3) Penghambat pompa proton. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa sel- sel lambung yang menghasilkan asam lambung. Yang termasuk obat ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat- obat golongan ini juga menghambat kerja H.pylori. 4) Cytoprotective agents. Obat-obat ini membantu melindungi jaringan- jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk obat ini adalah sucraflate dan misoprostol. 5) Untuk terapi terhadap H.pylori yang paling sering digunakan adalah kombinasi antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sait, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Dampak Gastritis. (http://www.linartara.co.cc/2009/06/maag-ataugastritis.html,diakses 6 juli 2010) Anonim. 2011. Insiden Gastritis. (http://addy1571.wordpress.com/perilakukeluarga-terhadap-usaha-pencegahan-penyakit-dbd-di-lingkrumah/page/3/, diakses 12 April 2011) Anonim. 2011. Penatalaksanaan gastritis secara medis. (http://dokterherbal.com/penyakit-gastritis.html, diakses 12 April 2011) Brunner and Suddart.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta EGC. Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi VI. EGC. Jakarta. Sopearman. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3. Jakarta : FKUI. Suharningsih. 2004. Pedoman Penggunaan Elektrostimulator dan Laser pada Terapi Akupunktur. Surabaya : Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai