Anda di halaman 1dari 31

7

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Gastritis

1. Defenisi

Gastritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi dengan

inflamasi mukosa lambung. Kondisi ini klafikasikan berdasarkan waktu

berjalan (baik akut maupun kronik), pemeriksaan histologi (biopsy), dan

mekanisme patogenik yang diajukan (Black, 2014).

2. Klasifikasi

Gasritis dibagi menjadi 2 jenis ( cherlene J. reeves, 2001) yaitu :

a. Gasritis akut

Gastritis akut adalah proses jangka pendek dengan konsumsi

agen kimia atau makanan yang menggangu dalam merusak mukosa

lambung (Sarif La Ode, 2012).

b. Gastritis kronis

Gastritis akut dibagi dalam tipe A dan B. gastritis tipe A mampu

menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan atropi dari kelenjar

lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gasrik

mempengaruhi produksi antibody. Anemia pernisiosa perkembang

dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lasim, tipe ini

dikaitkan dengan infeksi bakteri helocobakter pylori, yang

menimbulkan ulkus pada dinding lambung (sharif la ode, 2012).


8

3. Etiologi

a. Gastritis bekteralis

1) Infeksi bakteri helicobakteri pylori yang hidup didalam lapisan

mukosa yang menipis dinding lambung. Diperkirakan melalui

jalur oral atau akibat memakan atau minum yang

terkontaminasi oleh bakteri (Sarif la ode, 2012).

2) Gastritis karana stres akut.

a) Penyakit berat atau truma (cidera) yang terjadi tiba-tiba

b) Pembedahan

c) Infeksi berat

d) Cideranya mungkin tidak megenai lambung seperti

terjadinya pada luka bakar yang luas atau cidera yang

menyebabkan pendarahan hebat.

b. Gastritis erosive kronis

1. Memakaian obat menghilangkan rasa nyeri secara trus menerus.

Obat analgesik anti inflamsi non steroid (AINS) seperti aspirin,

ibuprofen, dan naproxen dapat menyebabkan pendarahan pada

lambung. Dengan cara menurunkan prostaglandin yang bertugas

untuk melindungi lambung.

2. Penyakit kronis, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk

cairan bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran

cerna, namun, kadang-kadang dapat juga menyababkan

peradangan pada dinding lambung.


9

3. Infeksi bakteri atau virus,sebagian besar populasi di dunia

terinfeksi oleh bakteri H. pylori yang hidup bagian dalam lapisan

mukosa yang melapisi dinding lambung. Walau pun tidak

sepenuhnya tidak dimegerti bagaimana bakteri tersebut dapat

ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui

jalur oral atau akibat makan makanan atau minuman yang

terkontaminasi olah bakteri ini. Infeksi H.pylori sering terjadi

pada kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak

dilakukan perawatan. Infeksi H.pylori ini sekaran diketahui

sebagai penyabab utama terjadinya peptikulsel dan penyebab

tersering terjadinya gasritis. Infeksi dalam jangka waktu yang

lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian

menyababkan perubahan pada lapisan pelindung dinding

lambung. Salah satu perubahan itu adalah trophik gastritis, sebuah

keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara

perlahan rusak. Penelitian menyimpulkan bahwa tingkat asam

lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang di

hasilkan olah kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan

secara sempurna dari lambung, sehingga meningkatkan resiko

(tingkat bahaya) dari kangker lambung. Penggunaan alkohol

secara berlebihan, akohol dapat megiritasi dan megikis mukosa

pada dinding lambung lebih rentang terhadap asam lambung

walau dalam kondisi normal (sarif la ode)


10

c. Gasritis Eosinofilik

Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing

gelang eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.

d. Gasritis hipotropi dan Atropi

Terjadi karena auto immone,auto imun atropik gastritis terjadi

sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat yang berada

dalam dinding lambung. Hal ini megakibatkan peradangan secara

bertahap menipiskan dinding, menghancurkan kelenjar-kelenjar

asam lambung dan menganggu produksi faktor intristik (yaitu sebuah

zat yang membatu tubuh mengabsorsi vitamin B12) kekuragan

vitamin B12 ahirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia,

sebuah kondisi yang serius bila tidak segera dirawat dapat

mempegaruhi seluruh system dalam tubuh.

e. Penyakit meniere

Dinding lambung menjadi tebal,lipatanya melebar, dan

kelenjarnya membesar, dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar

10 persen penderita ini menderita kanker lambung.

f. Gastritis sel plasma

Sel plasama (salah satau sel darah putih) terkumpul dalam

dinding lambung dan organ lainya.

g. Penyakit bile refluk

Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-

lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika

dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan


11

menuju ke usus kecil. Dalam kondisi nirmal, sphincter yang

berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu

megalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katup ini tidak bekerja

dengan benar, maka empedu akan kedalam lambung dan

mengakibatkan peradangan dan gastritis.

h. Radiasi dan kemoterapi

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat

mengakibatkan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat

berkembang menjadi gasritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena

sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara,

tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut

menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta

merusak kelenjar-kelenjar penghasil asama lambung.

i. Faktor-faktor lain

Gastritis juga sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang

lainnya seperti HIVatau AIDS, infeksi oleh parasi, dan gagal hati

atau ginjal.

Bentuk akut dari gasritis mungkin terlihat dengan mual dan

muntah, ketidak nyaman epigasrium, pendarahan, kelesuan, dan

anoreksia. Biasanya berasal dari korasif erosife atau yang infeksius.

Aspirin dan obat-obatan anti inflamasi non sterioda lain (NSAID),

digitalis, obat kemoterapi terapi radiasi, steroid, alkoholosme akut

dan penggunaan kokain, serta keracunan makanan (khasusnya, yang

disebabkan oleh organisme staphylococcous), dan HIV/AIDS adalah


12

penyebab umumnya. Selajutnya, zat makan, termasuk terlalu bayak

mengomsumsi the, kopi, paprika, cengkeh, dan merica juga dapat

mempercepat gastritis, makanan dengan tektur kasar atau yang

dimakan pada suhu yang sangat tinggi dapat pula merusak mukosa

lambung. Menelan zat korosif seperti alkoli atau perbersi saluran

,juga menyebabkan gastritis akut dengan merusak atau

menghilangkan lapisan mukosa. Gangguan yang berisiko dengan

gasritis akut meliputi uremia, syok, lesi system saraf pusat, sirosis

hati, hipertensi portal, dan tensi emosional yang berkepanjangan

(Black, 2014).

Gastritis akut biasanya berdurasi pendek kecuali mukosa

lambung yang menderita kerusakan yang luas atau tidak di obati,

dalam kasus ini mungkin akan berkembang keperilaku dukungan

kesehatan meliputi pembahasan penggunaan NSAID,alkohol dan

kafein serta penghidaran produk-produk nikotin, baik perokok

maupun penggunaannya. Perilaku pemeliharaan kesehatan mencakup

pengunaan aspirian enteri-berlapis, zat sitoprotektif (sucralfate /

carafare), misoprostol/cytotec),dan bismuth subsalisasilat (pepto-

bismol) untuk melindungi lapisan lambung reseptor histamin

antagonis untuk mengurangi keasaman lambung. Atau penghambat

pompa proton untuk menahan produksi asam lambung. Klien dengan

kelainan medis yang mungkin megakibatkan gasritis harus

memenuhi pengobatan yang diresepkan untuk manimalkan iritasi

lambung (Black, 2014).


13

Gastritis kronis diklafikasikan menjadi dua tipe menurut daerah

yang terlibat. Tipe A (gastritis autoimun) merujuk pada gasritis

fundus dan kardiak lambung. Serta sering dikaitkan dengan

hilangnya sel pariatel dan anemia pernisiosa. Tipe B adalah bentuk

paling umum gasritis dan disebabkan oleh infeksi H. Pylori. Telah

diketahui mangakibatkan gastritis atrofil kronis. Penelitian

diseluruh dunia telah mengidentifikasi peningkatan insiden infeksi

H.Pylori pada klien dengan adenokarsinoma lambung dan juga

peningkatan resiko kanker lambung enam kali. Usia juga merupakan

faktor dengan demikian gasritis kronis lebih umum terjadi pada

orang tua (Black, 2014).

Gasritis kronik muncul dalam 3 stadium yaitu sabagai berikut :

1. Gastritis superfisional-perubahan inflamasi terbatas pada

permukaan mukosa, yang menyebabkan eritemia, edema

mukosa dengan erosi kecil dan perdarahan.kelenjar lambung

masih utuh pada stadium ini.

2. Gastritis atrofi-infalamasi meluas lebih dalam kemukosa dengan

kerusakan kanker yang progresif. Gasritis ini biasanya terdapat

penderita anmia.

3. Gastritis hipertrofi atau atrofi lambung- infiltratinflamasi yang

memprodoksi mukosa yang kusam dan nodular dengan ragu

tidak tertular, menebal atau nodular mukosa makin tipis dengan

pembuluh darah yang terlihat jelas. Perdarahan sering terjadi.

Kelenjar lambung mengalami transmofer pada stadium ini,


14

perubahan faktor prodisposisi penting untuk kanker lambung

(Black, 2014).

4. Patofisiologi

Penyebab yang paling umum gasritis akut adalah infeksi.

Patogen termasuk helicobacteri Pylory, Eseherichia coli, prateus,

haemophilus, sreptokokus. Infeksi mukosa lambung jarang terjadi tetapi

dapat mengacam kehidupan. Lapisan mukosa lambung. Sementara

lambung tersebut ditembus dengan inflamasi dan nekrosis, maka

terjadilah infeksi, sehingga terdapat luka pada mukosa. Ketika asam

hidroklorida (asam lambung ) mengenai mukosa lambung, maka terjadi

luka pada pembuluh kecil yang diikuti dengan edema, pendarahan, dan

mungkin juga terbentuk ulkus. Kerusakan yang faktor dengan gastritis

akut biasanya terbatas jika diobat dengan tepat (Black, 2014).

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak

dibagian kiri atas perut tepat dibawa tulang iga. Lambung orang dewasa

memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk

menampung makanan dan minuman sebayak 1 galon. Bila lambung

dalam keadaan kosong, maka iya akan melipat, mirip seperti karodion.

Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan-lipatan tersebut

secara bertahap membuka (Sharif La Ode, 2012).

Suatu komponen cairan lambung adalah asam ini sangat korosif

sehingga paku besipun dapat larut dalam cairan dinding lambung

dilindungi oleh mukosa-mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga

yang mengeluarakan ion bicarbonate secara regular sehingg


15

meyiembangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat

korosif hidroklorida.fungsi dari lapisan pelindung lambung ini adalahagar

cairan asam lambung ini adalah cairan asam dalam lambung tidak merusak

dinding lambung (Sharif la ode, 2012).

Apabila terjadi proses gasritis perjalanannya sebagai berikut :

Ini yang terkena paparan baik oleh bakeri. Obat-obatan anti nyeri

yang berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan

merusak epitel-epitel sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi ke

mukosa, dengan keadaan epitel sawar yang di hancurkan tadi maka adakan

terjadi penghancuran sel mukosa dengan sel mukosa yang hancur ini

megakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang ahirnya asam tidak

bisa dikontrol sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung

dan ketika mengenai didinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung

(perih) karena dinding lambung yang inflamasi tersebut, masalah

keperawatan yang muncul adalah nyeri akut (Sharif la ode, 2012).

Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka

mengakibatkan peningkata histamin sehingga meningkatkan permeabilitas

terhadap protein meningkat kemudian plasma bocor ke intesnium terjadi

edema dan ahirnya plasma bocor kedalam lambung sehingga terjadi

pendarahan (hematemesis dan melena).

Ketika terjadi peningkatan asam hidroklorida akan merangsang

kolinergik sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat, yang

kemudian akan di ubah menjadi pepsin dan berakibat akan menurun.fungsi

sawar kemudian terjadi hancurnya vena-vena kecil dan kapiler kemudian


16

terjadi perdarahan.masalah keperawatan yang muncul seperti fungsi

jaringan tidak efektif, keseimbangan nutrisi terkait pasien merasa perih

lambung sehingga merasa tidak nafsu untuk makan, kemudian bila disertai

output cairan yang berlebih akan muncul resiko kekuranagan volume

cairan atau pun bahkan bisa mincul masalah kekurangan volume cairan

(Sarif La Ode, 2012).

5. Manifetasi klinis

Pengkajian khususnya pada ketidaknyamanan epigasrium biasanya

di furkan dengan rasa terbakar atau sakit, nyeri abdominal, kram, serdawa.

Refluks, mual para dan muntah.serta kadang-kadang hematemesis. kadang

kala perdarahan adalah satu-satunya menefestasi. Ketika makanan

terkoteminasi penyebab gasritis, maka biasax diare terjadi dalam 5 jam

setelah menkomsumsi zat tersebut. Menifestasi sangat beragam mencakup

sakit atau nyeri yang menggerogati atau rasa terbakar, mual muntah, bila

nafsu makan, serdawa dan penurunan berat badan.menefestasi ini mungkin

samar atau tidak ada (karena masalahnya tidak menyebabkan peningkatan

asam hidrokloris). Pada pengkajian mungkin didapat adanya anoreksia,

perasaan kenyang, dispepsia serdawa nyeri epigasrium samar, muntah, serta

tidak tahan dengan makanan pedas dan berlemak (Hokanson, 2014).

Gejalanya bermacam-macam, bergantung pada penyabab

gastritisnya, biasanya penderita gastritismengalami gangguan pencernaan (

indigesti) dan merasa tidak nyaman diperit sebelah atas.


17

1. Gastritis bakterialis

Dapat ditandai daengan adanya demam, sakit kepala dan kejang

otot.

2. Gastritis karena stes akut

Penyebabnya (misalanya penyakit berat, luka bakar atau

cidera)biasanya menutupi gejala-gejala lambung: tetapi perut sebela atas

terasa tidak enak.

Segera setelah cidera memar kecil dalam lapisan lambung, dalam

beberapa jam memar ini bisa beruba menjadi ulkus. Dan gastritis bisa

menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cideranya. Bila

penderita tetap sakit ulkus bisa membesar dan mulai mengalami

pendarahan,biasayan dalam waktu 2 sampai 5 hari setelah terjadinya

cidera. Pendarahan menyebabakan tinja berwarana kehitaman seperti

aspal, cairan lambung menjadi kelemahan dan jika sangat berat, tekanan

dara bisa turun.pendarahan bisa meluas dan berakibat fatal.

3. Gastritis erosive kronik

Gejalahnya berupa mual ringan, dan nyeri disebelah atas, tetapi

bayak penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak

merasakan nyeri. Penderita lainya merasakan gejala yang mirip ulkus

yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis mengalami pendarahan

dari ulkus lambung, gejalanya berupa berwarna kehitaman seperti aspal

(melena), muntah darah (hematemesisi) atau makanan yang sudah

dicerna yang merupan endapan kopi.


18

4. Gastritis eosinofilik

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa menyebabkan

penyimpitan dan penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke

usus 12 jari.

5. Penyakit meniere

Gejalah yang sering ditemukan adalah nyeri lambung, hilangnya

nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan menjadi. Tidak

perna terjadi pendarahan lambung. Penimbunan cairan dan

pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya

protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang

bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.

6. Gastritis sel plasma

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan

dengan ruam dikulit dan diare.

7. Gastritis akibat terapi penyinaran

Menyebabkan nyeri, mual dan hearedburen (rasa hangat/rasa

terbakar dibelakang tulang dada, yang terjadi karena adanya

peradanagan dan kadang karena adanaya tuk dilambung. Tuk bisa

menembus dinding lambung sehingga isi lambung tumpah kedalam

rongga perut, menyebabkan peritonitis ( peradangan lapisan perut) dan

nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan

pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk

jaringan jaringan perut yang menyebabkan penyimpitan saluran lambung

yang menuju keusus 12 jari, sehigga terjadi nyeri perut dan muntah.
19

Penyinaran dapat merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri

dapat masuk kedalam dinding lambung dan menyebakan nyeri yang

hebat yang muncul secara tiba-tiba.

Gejalah gastritis secara umum :

a. Hilangnya nafsu makan

b. Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan

muntah.

c. Perih atau terbakar seperti rasa terbakar pada perut bagian atas

yang dapat menjadi lebih baik atau buruk ketika makan.

d. Kehilangan berat badan.

6. Pemeriksaan Penunjang

Bila pasien di dagnosisterkena gastritis, biasanaya dilanjutkan

dengan pemeriksaan penunjang untuk mengetahi secara jelas

penyebabnya, pemerisaan ini meliputi :

a. Pemerisaan darah

Tes ini untuk memeriksa adanya antibody H.pylori dalam darah.

Hasil tes positif menunjukan bahwa pasien perna kontak dengan

bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan

bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga

dilakuakan untuk pemerisaan anemia, yang terjadi akibat pendarahan

gastritis (Sharif la ode, 2012).


20

b. Pemerisaan pernafasan

Tes ini dapat menemukan apakaha pasien terimfeksi oleh bakteri

H. pylori atau tidak.

c. Pemeriksaan feses

Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori atau tidak. Tes hasil

yang positif mengindakasikan terjadi infeksi. Dengan hasil

pemeriksaan seperti berikut warna feses merah kehitam-hitaman, bau

sedikit amis, konsenstasinya lembek tetapi ada juga agak keras

terdapat lender. Pemerisaan juga dilakukan terhadapa adanya darah

dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung

d. Endoskopi saluran cerana bagaian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada

saluran cerna bagaian atas yang mungkin tidak terlihat sinar- x. tes

ini dilakukan dengan cara melakukan sebuah selang kecil yang

fleksibel atau (Edoskopi) melaui mulut dan masuk kedalam

esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan

lebih dahulu mati – dirasakan (anastesi) sebelum endoskopi

dimasukan untuk memastikan pasien merasa nyaman dalam

melakukan tes ini (sahrif la ode, 2012).

Jika ada saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan

mengambil sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Kemudian

sampel tersebut akan dibawa kelaboratorium untuk di periksa. Tes

ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien

biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika selesai tes ini, harus
21

menunggu sampai efek anastesisnya menghilang, karena kurang

lebih 1 atau 2 jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini.

Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada

teggorokan akiabat menelan endoskop.

e. Ronseng saluran cerna

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis pada penyakit

pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan

berium terlebih dahulu dilakukan Ronseng. Cairan ini akan melapisi

saluran cerna akan terlihat lebih jelas ketika di ronseng.

7. Pencegahan

Walaupun infeksi H.pylori tidak dapat selalu di cegah, berikut

beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko tekanan gastritis (sharif la

ode, 2012).

a. Makan secara benar

Hindari makanan yang dapat megiritasi terutama makan yang

pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya

pemilihan jenis makanan yang tepat bagian kesehatan adalah bagaimana

cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup pada waktunya

dan lakukan dengan santai.

a. Hindari alcohol

Penggunaan alkohol dapat megiritasi dan megikis lapisan

mukosa lambung dan dapat megakibatkan peradangan dan

pendarahan.
22

b. Jangan merokok

Merokok menggunggu kerja lapisan lambung, membuat

lambung lebih rentang terhadap gastritis dan borok. Merokok juga

dapat meningkatakan asam lambung dan merupakan penyebab.utama

terjadinya kanker kambung.

c. Lakukan olahraga secara teratur

Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung,

juga dapat mestimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu

mengeluarakan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

d. Kendalikan stres

Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,

menurunkan system kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya

permasalah kulit. Stres dapat juga meningkatkan produksi asam

lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres

bagi sebagian orang tidak dapat menghidari, maka kuncinya adalah

mengendalikannya secara efektif dengan cara ditanya bernutrisi,

istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

e. Ganti obat penghilang nyeri

Jika memungkinkan hindari penggunaan obat anti inflamasi

non steroid (AINS) obat-obat golongan ini akan menyebabkan

terjadinya perandangan dan akan membuat peradangan yang sudah

menjadi lebih parah. Ganti dangan penghilang nyeri yang

megandung achaminophen.
23

f. Ikuti rekomendasi dokter

Untuk mengkonsumsi makanan yang sehat, yang tidak

merangsan asam lambung produksi lebih bayak dan dapat

menyebabkan perforasi dinding lambung sehingga megakibatkan

terjadinya pendarahan. Hindari minuman yang mengandung alcohol,

merokok, hindari obat-obatan keras dalam jagka waktu yang

panjang. Melakukan olahraga secara teratur.

8. Komplikasi

Apabila dibiarkan tidak terawatt gasritis akan dapat megakibatkan

pepetc ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis

kronis dapat megakibatkan resiko kenker lambung, terutama jika terjadi

penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan

pada sel-sel dinding lambung (Sharif La Ode, 2012).

Komplikasi seperti pendarahan, anemia pernisiosa, dan kangker

lambung. pendarahan dapat menjadi komplikasi gasritis. Khususnya

ketika lambung menjadi gundul atau terkikis. Pendarahan adalah umum

pada klien yang mengkomsumsi alkohol, aspirasi atau NSAID. Klien

harus melakukan pemeriksaan endoskopi untuk menentukan sember

pendarahan. Komplikasi lain yang mungkin dari gasritis atrofi adalah

hilangnya kemampuan lambung untuk megeluarkan faktor intristik,

mengakibatkan malabsorsi vitamin B12 yang di pastikan dengan tes

schilling. Kanker lambung mungkin dicarikan pada klien yang gasritisnya

tidak sembuh dengan terapi (Hokanson, 2014).


24

9. Penatalaksanaan

Terapi gastritis sanagat bergantung pada penyebab spesifiknya dan

mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau

dalam kasus yang jarang pembedahan untuk megobatinya (sharif la ode,

2012).

a. Jika penyebabnya infeksi H.pylori, maka diberikan bismuth, antibiotik

(misalnya amoxicillin dan Claritromycin) dan obat anti-tukak (misalnya

ameprazole).

b. Penderita gastritis karena stres akut bayak megalami perubahan

pendarahan (penyakit berat, cidera atau pendarahan)berhasil diatasi. Tetapi

sekitar 2% penderita gastritis karena stres akut megalami perdarahan yang

sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan

memberikan antasid. (untuk meneterlkan asam lambung) dan obat anti-

ulkus yang akut (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam

lambung). Perdarahan hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi

dengan menutup sumber pendarahan dengan tindakan endoskopi. Jika

perdarahan masih berlanjut mungkin seluruh lambung harus diangkat.

c. Penderita gastritis erosive kronis bila diobati antasid. Penderita sebaiknya

menghidar obat tertentu (misalnya aspirinatau obat anti peradangan non –

steroid lainnya)dengan makanan yang menyebabkan iritasi lambung.

Miskroprostolmungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena

obat anti peradangan non-steroid.

d. Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada gastritis

Eosinofilik,bisa diberikan kartikosteroidatau dilakukan pembedahan.


25

e. Gastritis atrofik tidak dapat disembuhkan,sebagian penderita harus

mendapat suntikan tambahan vitamin B12.

f. Penderita meyner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau

seluruh lambung.

g. Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti – ulkus yang

menghalangi pelepasan asam lambung.

h. Peraturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi

sering.

i. Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak

seperti sambal,bumbu dapur dan gorengan

j. Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam maka juga sangat membantu

pasien dengan gastritis.

i. Penatalaksanaan gasritis biasanya meredah bila agen-agen penyebabnya

dapat dihilangkan. Intervesi medis yang dilakukan apabila keluhan tetap

tidak hilang dangan menghindari agen penyebab adalah dengan terapi

farmakologis,meliputi terapi cairan dan terapi obat.

1. Terapi cairan, hal ini diberikan pada fase akut untuk hidrasi

pascamuntah yang berlebihan.

2. Terapi obat

Prinsip pemberian terapi adalah sebagai berikut.

a) Tidak ada obat spasifik untuk menyembuhkan kecuali pada infeksi H.

Pylori.
26

b) Pemberian terapi sesuai dengan faktor penyebab yang diketahui, seperti

pada tuberkolosis) yang di sesuaikan dengan protocol pemberian dari

Depkes RI.

c) Pemberian obat farmakologis disesuaikan dengan kondisi dan tolerasi

pasien. Obat-obat farmakologis antara lain :

a) Antasida, digunakan untuk profilaksis secara umum. Antasida

mengandung aluminum dan magenium yang dapat mambantu

penurunan keluhan gasritis dengan menetralkan asam lambung.

b) Penghambat H2. Agen ini mepunyai mekanisme sebagai penghambat

reseptor histamine. Histamine dipercaya mepunyai peran penting

dalam sekresi asam lambung. H2 secara efektif dan menekan

pengeluaran asam lambung dan stimulasi pegeluaran asam oleh

makanan dari sistem saraf. Beberapa obat dari agen ini meliputi

cilemitidin, Ranitidin, famotidin, dan Nizatidin. Cimetidin sangat

efektif bila diberikan melalui intravena, sedangkan ranitidin lebih

efektif bila digunakan per oral pada saat perut kosong dengan efektif

menurunkan sekreksi produksi asam, mempercepat pengosongan

lambung dan menyimbangkan konsentrasi hydrogen.

c) Penghambat pompa proton. Agen ini menghambat pompa proton

seperti enzim, H÷,K÷, dan ATP-ase, yang berlokasi di dalam

sekretori membran apical dari sel-sel sekresi asam lambung (sel

perietal). Agen ini mempunyai kemampuan menghambat produksi

asam dalam durasi panjang. Jenis obat agen ini diataranya adalah

omeprazole.
27

d) Antibiotik. Agen ini digunakan pada gasritis dengan infeksi bakteri

seperti H.pylory. Beberapa agen antibiotik yang dianjurkan adalah

amosisilin oral, tetrasilin oral (muttaqin’ 2011).

B. Pola makan

1. Pengertian Pola Makan

Pola makan atau konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan

jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang pada

waktu tertentu pada pola makan merupakan variabel yang erat kaitannya

dengan kejadian gastritis (Rahma, 2013).

Makan adalah proses awal membangun tubuh yang ideal dan

proporsional (Zainul, 2010) sedangkan Pola makan adalah suatu cara atau

usaha dalam pengaturan jumlah atau jenis makanan dengan maksud

tertentu (Depkes RI, 2009).

Pola makan yang baik selalu mengacu kepada gizi yang seimbang

yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai dengan kebutuhan dan seimbang.

Tidak diragukan, terdapat enam unsur gizi yang harus dipenuhi yaitu

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat, lemak

dan protein merupakan zat gizi makro sebagai sumber energi, sedangkan

vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro sebagai pengatur

kelancaran metabolisme tubuh (Prita 2010 dalam Kornelia 2014: 20).

Pendapat pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum

bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau

sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam


28

konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan dan frekwensi

makan yang berdasarkan pada beberapa faktor yaitu :

a. Budaya

Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering

dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan

yang di inginkannya. Sebagai contoh nasi untuk orang-orang asia dan

orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, carry untuk orang India

merupakan makanan pokok, selain makanan-makanan lain yang mulai

ditinggalkan.

b. Agama/kepercayaan

Agama/ kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang

dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Ortodoks

mengharamkan daging babi, agama Roma Khatolik melarang makan

daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang

pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.

c. Status sosial ekonomi

Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut

dipengaruhi oleh status social dan ekonomi. Sebagai contoh, orang

kelas menengah kebawah atau orang miskin di desa tidak sanggup

membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal.

Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan

yang mahal harganya.


29

d. Personal preference

Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh

terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai

kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Misalnya, ayah tidak suka ikan, begitu pula dengan anak laki-lakinya.

Ibu tidak suka makan kerang, begitu juga dengan anak perempuannya.

Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makan tergantung

asosiasinya terhadap makanan tersebut.

e. Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang

Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang

menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan.

Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan

berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang

merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk

makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu

makan dan rasa kenyang dilakukan oleh system sraf pusat, yaitu

hipotalamus.

f. Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan

makan. Sariawan atau gigi yang sakit sering kali membuat individu

memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan

menelan, memilih menahan lapar dari pada makan. Pola makan

tersebut terbagi dalam 3 periode yaitu sarapan, makan siang dan

makan malam.
30

2. Tujuan Makan

Tujuan utama dari makanan yang kita makan adalah untuk

menyediakan berbagai nutrisi bagi tubuh. Ada enam kelas utama nutrisi

penting yang ditemukan dalam makanan yaitu: karbohidrat, lemak,

protein, vitamin, mineral, dan air.

Fungsi makanan bagi tubuh yaitu : sebagai sumber energi (tenaga),

sumber bahan pembangun sel dan jaringan tubuh serta menggantikan sel-

sel tubuh yang rusak atau tua, dan pengatur proses yang terjadi di dalam

tubuh serta sebagai pelindung tubuh terhadap berbagai penyakit (Wenny,

2010 dalam Kornelia 2014: 22).

3. Jumlah/porsi makanan yang dikonsumsi

Secara sederhana menggambarkan kebutuhan pangan yang

dikonsumsi sebagai sebuah piramida makanan. Bagian terbawah piramida

makanan tersusun atas bahan-bahan pangan sumber karbohidrat (roti, nasi,

seral, pasta, jagung dan lain-lain), yang dianjurkan untuk dikonsumsi

sebanyak 6-11 porsi sehari. Bagian tengah piramida terdiri atas 2-4 porsi

buah-buahan, 3-5 porsi sayur- sayuran, 2-3 porsi daging, unggas, ikan,

telur, dan kacang-kacangan. Sedangkan bagian atas piramida hanya terdiri

atas sedikit lemak, minyak dan pemanis gula (Prita, 2010 dalam Kornelia

2014: 22).

Dalam mengkonsumsi makanan haruslah seimbang dengan

kebutuhan remaja atau dewasa yang disesuaikan dengan umur dan porsi

ini disesuaikan dengan piramide makanan yaitu karbohidrat 50-60%,

lemak 25-30% dan protein 15-20%. Apabila jumlah kalori yang masuk
31

lebih besar dari energi yang dikeluarkan maka akan mengalami kelebihan

berat badan. Jumlah (porsi) standar yaitu:

a. Makanan pokok

Makanan pokok berupa nasi, roti tawar dan mie, jumlah atau

porsi makanan pokok terdiri dari nasi 100 gram, roti tawar 50 gram,

mie untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram.

b. Lauk pauk

Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lau hewani,

jumlah atau porsinya: daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram,

tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram (dua potong).

c. Sayur

Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari dari tumbuh-

tumbuhan, jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan

sayuran antara lain: sayur 100 gram.

d. Buah

Buah merupakan sumber vitamin terutama karoten, vitamin B1,

vitamin B6, vitamin C, dan sumber mineral, jumlah atau porsi buah

ukuran buah 100 gram, ukuran potongan 75 gram.

e. Makanan selingan atau kecil biasanya dihidangkan antara waktu

makan pagi, makan siang maupun sore hari. Porsi atau jumlah untuk

makanan selingan tidak terbatas jumlahnya (bisa sedikit atau banyak).

f. Minuman

Minuman mempunyai fungsi membantu proses metabolisme

tubuh, tiap jenis minuman berbeda-beda pada umumnya jumlah atau


32

ukurannya untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebih per gelas (2

liter perhari), atau susu 1 gelas (200 gram). Jumlah (porsi) makanan

tersebut di atas adalah sesuai dengan anjuran makanan menurut

Achmad 2004 dalam Kornelia 2014:

Porsi yang tepat dan baik makan yang baik adalah :

1) Karbohidrat

Setengah cangkir beras, kentang tumbuk atau pasta

adalah setara dengan satu porsi sekitar ukuran satu sendok es

cream. Sebuah kentang kecil dipanggang, wafel atau sepotong

roti juga satu porsi. Satu porsi roti jagung atau roll adalah

seukuran sebatang sabun.

2) Sayuran dan buah-buahan

Satu porsi sayuran setara dengan secangkir sayuran yang

dimasak atau ¾ cangkir jus sayuran. Satu porsi buah setara

dengan setengah cangkir berry, apel sedang, atau setengah

jeruk atau mangga. Sayuran dan buah harus seukuran kepalan

tangan.

3) Daging, susu dan kacang

Satu porsi daging sama dengan tiga ons, sekitar satu dada

ayam atau ¼ pon daging ukuran telapak tangan atau setumpuk

kartu. Tiga ons ikan adalah ukuran buku cek. Satu porsi susu

sama dengan ½ - 1 ons keju atau satu cangkir susu atau

yoguart. Satu cangkir kacang dimasak sama dengan ukuran

kepalan atau bola tenis.


33

4) Satu porsi makanan ringan sama dengan tiga atau empat

crackers, segenggam keripik atau pretzel, satu sendok es criem

atau satu ons coklat. Satu porsi mentega adalah seukuran

perangko tetapi setebal jari. Satu porsi salad dressing sama

dengan dua sendok makan seukuran bola ping-pong.

4. Jenis makanan yang dikonsumsi

Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat,

protein, lamak dan nutrient spesifik. Karbohidrat kompleks bisa kita

penuhi dari gandum, beras, terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat

yang berserat tinggi dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup

dan makanan yang manis-manis (Prita, 2010).

Jenis makanan yang dikonsumsi dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

a. Makanan Utama

Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang

berupa makan pagi, makan siang, dan makan malam yang terdiri dari

makanan pokok, seperti nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan minum.

Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang peranan

penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan berfungsi

sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa kenyang

(Achmad, 2004).
34

b. Makanan Selingan

Makanan selingan adalah makanan kecil yang dibuat sendiri

maupun yang dijual di depan rumah atau di toko atau di supermarket.

Makanan selingan menurut bentuknya terdiri dari :

1) Makanan selingan bentuk kering seperti kripik pisang, kripik

singkong, kacang telor, pop corn dan sebagainya.

2) Makanan selingan berbentuk basah seperti lemper, semar,

mendem, tahu isi, pastel, pisang goreng dan sebagainya.

3) Makanan selingan berbentuk kuah seperti bakso, mie ayam,

empek-empek, mie ketupat dan sebagainya.

5. Fungsi makanan

Setiap makhluk hidup akan membutuhkan makanan untuk dapat

tetap bertahan hidup. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa

makanan yang sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang

mengandung semua zat gizi. Zat gizi tesebut di butuhkan tubuh untuk

memperoleh energi. Selain itu, zat gizi digunakan untuk pertumbuhan dan

pemeliharaan jaringan sel-sel tubuh serta memelihara kesehatan. Zat-zat

makanan yang diperlukan tubuh diantaranya karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral dan, air. Berikut ini merupakan fungsi umum dari

makanan yang kita makan setiap hari :

a. Untuk memberikan tenaga atau energi pada tubuh makhluk hidup

sehingga dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.

b. Sumber pengatur dan pelindung tubuh terhadap penyakit.


35

c. Sumber pembangun tubuh baik untuk pertumbuhan maupun perbaikan

tubuh.

d. Sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang dimakan usia.

e. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan,

misalnya keseimbangan air, keseimbangan asam-basah dan

keseimbangan mineral didalam cairan tubuh.

f. Untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia dan untuk

memperoleh energi agar manusia dapat melakukan kegiatan fisiknya

sehari-hari, maka tubuh manusia harus dipenuhi kebutuhan zat-zat

makanan atau zat-zat gizinya. zat-zat makanan yang diperlukan itu

dapat dikelompokkan menjadi 6 macam yaitu karbohidrat, vitamin,

lemak, protein, mineral dan air.

6. Frekwensi Makan

Menu sehari (frekuensi makan) adalah susunan hidangan yang

disajikan dalam sehari beberapa kali waktu makan. Frekuensi makan

adalah jumlah waktu makan dalam sehari meliputi makanan lengkap (full

meat) dan makan selingan (snack). Makanan lengkap biasanya diberikan

tiga kali sehari (makan pagi, makan siang dan makan malam), sedangkan

makanan selingan biasa diberikan antara makan pagi dan makan siang,

antara makan siang dan makan malam atau setelah makan malam (Okviani

2011 dalam Kornelia 2014: 24).


36

C. Stres

Kata “stres” sudah tidak asing lagi didengar dikalang masyrakat di

seluruh dunia. Stres adalah fakta dalam kehidupan. Istilah stres terdiri

sesunggunya berasal dari bahasa latin yaitu berasal dari kata “stringere”yang

berarti ketegangan dan tekanan (Yosep, 2011). Stres merupakan kondisi

dinamis rasa dengan rasa tegang dan cemas pada induvidu di karenakan

ketidak seimbangan antara tuntutan dengan kemampuan respon yang

dihapatkan dengan kesempatan dan pembatas yang diinginkan di tandai

dengan ketegangan emosional yang berpegaruh pada kondisi mental dan

fisik. Stres produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres.

Bayak beban, cemas, takut asam lambung akan meningkat ini menimbulkan

ketika tidaknyamanan pada lambung ( Hokanson,2014).

1. Tahap-Tahap Stres

Menurut hans Selye, 1950 Stres adalah respon tubuh yang bersifat

nonsfesifik terhadap setiap tuntutan beban di atasnya. Selye

memformulasikan konsepnya dalam generala daptation Syndrome (GAS).

GAS berfungsi sebagai respon otomatis ,respon fisik, dan respon emosi

pada seorang induvidu. Selya mengemukakan bahwa tubuh kita bereaksi

sama terhadap stressor yang tidak menyenangkan, baik sumber stres berupa

serangan bakteri mikroskopi, penyakit karena organisme perceraian ataupun

kebanjiran. Model GAS menyatakan bahwa dalam keadaan stres, tubuh

kita seperti jam dengan system alaram yang tidak berhenti sampai

tenaganya habis.
37

Respon GAS ini dibagi dalam 3 fase yaitu:

a. Reaksi waspada (alarm reaktion stage) Adalah persepsi terhadap

stresor yang muncul secara tiba-tiba akan munculnya reaksi

waspada. Reaksi ini menggerakan tubuh untuk mempertahankan

diri. Diawali oleh otak dan diatur oleh sistem endokrin dan cabang

simpatis dari sistem saraf autonom. Reaksi in disebut juga

berjuang atau melarikan diri (fing-or-flight reaktion)

b. Reaksi resistensi (resistence stage) adalah terhadap dimana tubuh

berusaha untuk bertahan menghadapi stress yang berkepanjangan

dan menjaga sumber-sumber kekuatan ( membentuk tenaga baru

dan memperbaiki kerusakan). Merupakan tahap adaptasi dimana

sistem endokrin dan sistem simpatis tetap megeluarkan hormon-

hormon tetapi tidak setinggi pada saat reaksi waspada.

c. Reaksi kelelahan (exhaustion stage) adalah fase penurunan

resistensi, meningkatnya aktivitas para simpatis dan

kemungkinan deteriotasi fisik. Yaitu apabila stressor tetap

berlanjut atau terjadi stressor baru yang dapat memperburuk

keadaan. Terhadap kelelahan ditandai dengan dominasi cabang

para simpatis dari ASN. Sebagai akibatnya, detak jantung dan

kecepatan bernafas menurun. Apabila sumber stress menetap,

kita dapat megalami “penyakit adaptasi” (diasiase ofadaptation),

penyakit yang rentangnya panjang, mulai dari reaksi alergi

sampai penyaki jantung , bahkan sampai kematian.

Anda mungkin juga menyukai