RANI MARIANA
19410043P
YUNI AMBARWATI
19410048P
Salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita masyarakat Indonesia
adalah penyakit gastritis. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan
submukosa lambung. Penyebabnya bisa karena penderita makan tidak teratur,
terdapat Helycobacter pylori, obat-obatan, atau sebab lain misalnya beban
pikiran yang berat yang menimbulkan stres. (Tjokronegoro,2001)
A. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah penyakit pencernaan yang juga bisa disebut radang lambung.
Gastritis terjadi ketika lapisan dinding (mukosa) lambung meradang atau
membengkak. Gejala radang lambung dapat muncul secara mendadak (gastritis
akut), atau berlangsung dalam waktu yang lama (gastritis kronis). Kondisi ini
umumnya tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan pengobatan
tertentu.
Penggunaan obat antinyeri dalam jangka panjang yang tidak perlu dapat
mengiritasi saluran pencernaan. Efek samping ini disebabkan oleh bahan aktif
dari obat yang menghambat enzim COX (siklooksigenase) di lambung.
Enzim COX adalah enzim yang bertanggung jawab terhadap rangsangan nyeri.
Namun, enzim COX juga sekaligus bekerja mempertahankan lapisan dinding
dalam lambung. Ketika kerja enzim COX terhambat, maka lapisan dinding
lambung akan terkikis dengan sendirinya. Hal ini kemudian membuat
dinding lambung jadi rentan teriritasi dan luka akibat paparan cairan asam
secara terus menerus. Akibatnya, radang dan perdarahan lambung dapat
terjadi. Jika kondisi ini terus dibiarkan, lambung akan berlubang. Dalam kondisi
medis, kondisi ini disebut sebagai perforasi lambung. Selain karena penggunaan
obat antinyeri, radang lambung juga umum menyerang pecandu alkohol.
6. Penyakit autoimun.
1. Endoskopi
Selama prosedur endoskopi, dokter akan memasukkan selang fleksibel yang
dilengkapi dengan lensa (endoskopi) lewat tenggorokan Anda. Tabung ini
akan masuk melewati kerongkongan, perut, dan usus kecil Anda.
2. Tes H.pylori
Test H. pylori bisa dilakukan dengan banyak cara, termasuk tes darah, tes
feses, atau dengan tes lewat napas. Untuk tes napas, Anda akan diminta
meminum segelas kecil cairan jernih dan tidak berasa yang mengandung
karbon radioaktif.
Penyebab gastritis akut menurut Price (2006) adalah stres fisik dan makanan,
minuman. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat dan
refluks usus-lambung. Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah
termasuk pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada
produksi mukus dan fungsi sel epitel lambung (Price dan Wilson, 2005;
Wibowo, 2007).
Mekanisme terjadinya ulcer atau luka pada lambung akibat stres adalah
melalui penurunan produksi mukus pada dinding lambung. Mukus yang
diproduksi di dinding lambung merupakan lapisan pelindung dinding
lambung dari faktor yang dapat merusak dinding 14 lambung antara lain
asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas, infeksi Helicobacter
pylori, OAINS, alkohol dan radikal bebas (Greenberg, 2002).
2. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu
infeksi dan non infeksi (Muttaqin, 2011).
a. Gastritis infeksi
Beberapa peneliti menyebutkan bakteri Helicobacter pylori merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007). Infeksi
Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Saat ini Infeksi
Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab tersering terjadinya
gastritis (Wibowo, 2007; Price dan Wilson, 2005). Infeksi lain yang dapat
menyebabkan gastritis kronis yaitu Helycobacter heilmannii,
Mycobacteriosis, Syphilis,infeksi parasit dan infeksi virus (Wehbi, 2008).
b. Gastritis non-infeksi
1) Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini
mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding
lambung, 15 menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12. Kekurangan
vitamin B-12 akhirnya dapat mengakibatkan pernicious anemia,
sebuah kondisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi
seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmue atrophic gastritis terjadi
terutama pada orang tua (Jackson, 2006).
2) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin (Mukherjee,
2009).
3) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang menyebabkan
ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung dan gastritis
sekunder dari terapi obat-obatan (Wehbi, 2008).
4) Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan
berbagai penyakit, meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener
granulomatus, penggunaan kokain, Isolated granulomatous gastritis,
penyakit granulomatus kronik pada masa anak-anak, Eosinophilic
granuloma, Allergic granulomatosis dan vasculitis, Plasma cell
granulomas, Rheumatoid nodules, Tumor amyloidosis, dan
granulomas yang berhubungan dengan kanker lambung
(Wibowo,2007). 16 5) Gastritis limfositik, sering disebut dengan
collagenous gastritis dan injuri radiasi pada lambung (Sepulveda,
2004). Orang yang menderita kondisi ini sering tidak memunculkan
gejala apa pun sampai didiagnosis. Sebab, gejalanya sering tampak
samar dan dikelirukan sebagai tanda penyakit pencernaan lain.
2. Pencegahan Primer
Promosi Kesehatan terkait pola hidup sehat, pendidikan kesehatan
tentang aturan makan yang benar agar terhindar penyakit gastritis dan
mengedukasi mengenai gaya hidup yang salah sehinga membuat
seseorang menjadi beresiko mengidap penyakit gastritis.
3. Pencegahan Sekunder
Screening atau Deteksi dini Penyakit. Jangan menunggu terkena
penyakit gastritis. Konsultasi dan cek kesehatan dapat melalui layanan
kesehatan, contohnya : Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular) di Puskesmas atau langsung mengunjungni
fasilitas kesehatan terdekat. Untuk memastikan jenis penyakit gastritis
dapat melakukan tes endoskopi dan tes H. Pyolri.
4. Pencegahan Tersier
a. Kontrol kesehatan, jika pasien sudah mengalami gastritis. Lakukan
kontrol kesehatan secara rutin untuk menurunkan tingkat
keparahan penyakit tersebut.
Uji klinik untuk manusia yaitu pemberian jus 1-2 sendok makan
(setara 10-30 mg hidroksiantraquinon) bermanfaat pada pasien
dengan konstipasi. Efek laksan Aloe terutama karena kandungan 1,
8-dihydroxyanthracene glycosides, aloin A dan B (barbaloin). Dosis
tunggal 1 kapsul (100 mg ekstrak), malam (mulai kerja 8 jam). Aloe
digunakan untuk periode singkat, maksimal 8-10 hari (Permenkes
No. 6 Tahun 2016).
E. Intervensi
1. Terapi Medis
Gastritis akut maupun kronis biasanya diobati dengan obat antibiotik
atau obat-obatan penurun asam lambung. Pilihan obat gastritis yang
biasanya diresepkan dokter meliputi :
a. Antasida.
b. Obat antihistamine-2 (H2) : famotidine, cimetidine, ranitidine, dan
nizatidine.
c. Pompa penghambat proton (PPI) : omeprazole, esomeprazole,
Iansoprazole, rabeprazole, dan pantoprazole.
Selain itu, dokter juga dapat menggunakan cairan intravena dan obat-
obatan lain yang lebih kuat untuk mengurangi asam jika gastritis
memburuk. Penderita gastriris harus menghindari alkohol serta
ibuprofen, naproxen, dan aspirin selama minum obat gastritis dari
dokter.
2. Pengobatan di Rumah
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat
membantu mengatasi gastritis akut ataupun kronis yang Anda alami:
a. Hindari makanan, minuman, dan kebiasaan yang dapat
meningkatkan asam lambung
b. Makan sedikit-sedikit tapi sering
c. Makan masakan yang matang
d. Cuci tangan sebelum makan untuk menghindari infeksi
e. Ikuti arahan dokter, jangan mengonsumsi obat tanpa resep atau
berhenti minum obat tanpa izin dokter.
f. Gunakan obatan herbal dari tanaman obat keluarga (TOGA)
sebagai upaya mengurangi rasa sakit akibat gastritis. Berdasarkan
“Jurnal Aloe Vera efektif sebagai terapi pendamping nyeri
gastritis”, Cara penggunaanya yakni ambillah setengah batang
lidah buaya, kupas kulit luar dan durinya lalu blender. Untuk
memberikan rasa manis, bisa ditambahkan madu. Sebaiknya
minum 2 kali dalam sehari agar manfaatnya lebih terasa.
g. Berdasarkan jurnal “Study Kinetika Reaksi : Ekstrak Kunyit Kuning
dalam Penyembuhan Penyakit Maag”. Ekstrak dibuat dengan cara
memarut kunyit dengan parutan yang telah disiapkan sebanyak 5
rimpang kunyit yang besar di dalam mangkok keramik
menambahkan air sebanyak 50 ml. Kemudian dilakukan proses
penyaringan agar ampas kunyit berpisah dari ekstraknya. Ekstrak
yang sudah disaring kemudian dimasukkan ke dalam gelas dan siap
untuk diminum.
F. Kesimpulan
Penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit tidak menular yang makin
meningkat. Penyebab umum gastritis adalah pola hidup yang tidak baik
terutama terkait pola makan. Faktor Resiko penyakit ini diantaranya usia,
jenis kelamin, pekerjaan, hobi makanan pedas, gaya hidup yang tidak baik,
obesitas dan sebagainya seperti yang telah dibahas di atas. Pencegahan
penyakit ini meliputi pencegahan primodial, primer, sekunder dan tersier.
Pengobatan penyakit ini dapat menggunakan obat-obatan kimia dan obat-
obatan herbal. Obat-obatan herbal baik digunakan karena sedikit
menimbulkan efek samping dan alami. Diharapkan dengan menerapkan gaya
hidup sehat dan mengetahui pencegahan penyakit gastritis, dapat
menurunkan angka kesakitan gastritis.
SUMBER PUSTAKA