Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

GASTRITIS

Oleh :
1. Ni Made Ayu Pradnyawati ( 102011504 )
2. Ni Kadek Desi Nirmala Sari ( 102011508 )
3. I Kadek Dian Saputra ( 102011509 )

SI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JEMBRANA
2016
GASTRITIS

Laporan Pendahuluan
1. Tinjauan Teori
A. Definisi Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang
berarti perut/lambung dan itis yang bebrarti inflamasi/peradangan.Gastritis adalah inflamasi dari
mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis adalah segala
radang mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Price & Wilson 2006).
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses
inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan
dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit
tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan
peradanngan pada lambung. Biasanya peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung
sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002):


a.Gastritis Akut
Disebabkan karna mencerna asam atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
ganggren atau proforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua gartis besar yaitu:
1) Gastritis Eksogen Akut (biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimia
misalnya: lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid mekanis iritasi bakterial obat analgetik,
anti inflamasi terutama aspirin(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi
mukosa lambung).
2) Gastritis Endogen Akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.)

b. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung
atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.Pylory).Gastritis kronik dikelompokan lagi dalam 2 tipe
yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronis tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri.
Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemi pernisiosa berkembang pada proses ini.
Gastritis kronik tipe B lebih lazim.Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

B. Etiologi
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak
dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya
gastritis antara lain:

1) Infeksi bakteri . Sebagian besar populasi di dunia teinfeksi oleh bakteri H.Pylori yang hidup
di bagian lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut
terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh
bakteri ini. Infeksi H.Pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur
hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.Pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab
utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka
waktu yang lama akan menjadi peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan
pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis,
sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak.
Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-
racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna
dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi
sebagaian besar orang yang terkena infeksi H. Pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak
mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat
sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
2) Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.Obat analgesic anti inflamasi
nomsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxendapat menyebabkan peradangan pada
lambung dengan cara mengurangi prostalglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.
Jika pemaikaian pbat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah
lambung akan kecil. Tapi jika pemakaian dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritisd dan peptic ulcer.
3) Penggunaan alcohol secara berlebihan. Alcohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa
pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap aam lambung
walaupun pada kondisi normal.
4) Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan
gastritis.
5) Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, atau infeksi berat
dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6) Kelainan aoutoimune.Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika system kekebalan tubuh
menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan
dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kenlenjar-kelenjar penghasil
asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh
mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious
anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat mempengaruhi seluruh system dalam
tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.
7) Crohn’s disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada
dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding
lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari crohn’s disease (yaitu sakit
perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok dari pada gejala-gejala gastritis.
8) Radiasi dan Kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi
gastritis dan peptic ulcer.ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi
biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi
permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung.
9) Penyakit bile refluk. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak
dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati ketika dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter
yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam
lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, balik ke dalam lambung. Tapi jika
katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan
mengakibatkan peradangan dan gastritis.

10) Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti
HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

C. Manifestasi klinik

1) Manifestasi klinis dari gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas,

seperti: anoreksia atau mual, sampai gejala lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah,

perdarahan dan hematemesis. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali

mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala

gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai

gangguan kesadaran. Klien juga mengeluh kembung, rasa asam di mulut.

2) Manifestasi klinis dari gastritis kronik ; gejala defisiensi B12, sakit ulu hati setelah makan,

bersendawa rasa pahit dalam mulut, mual dan muntah.

D. Pemeriksaan Penunjang

Gastritis erosif harus selalu diwaspadai pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang

berat atau pengguna aspirin dan anti inflamasi nonsteroid. Diagnosa ini ditegakkan dengan

pemeriksaan gastroduodenoskopi. Pada pemeriksaan akan tampak mukosa yang sembab, merah,

mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi dari yang

menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang ulserasi.

Pada gastritis kronis diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan histopatologi.

Untuk pemeriksaan histopatologi sebaiknya dilakukan biopsi pada semua segmen lambung.
Perlu pula dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi helicobacter pylori apalagi jika

ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada duodenum, mengingat angka kejadian yang

cukup tinggi yaitu hampir mencapai 100%. Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis H.

Pylori jika hasil PA positif.

E. Patofisiologi

Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim – enzim pankreas dapat merusak mukosa

lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi

kembali, asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan respons

mukosa terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut dengan regenerasi mukosa, karena itu

gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya.

Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi

perdarahan.

Masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan

dan nekrosis pada dnding lambung.

Gastritis kronis dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar-kelenjar lambung dan

keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan warna abu-abu. Hilangnya mukosa lambung

akhirnya akan berakibat kurangnya sekresi lambung dan timbulnya anemia pernisiosa.
F. WOC
Obat-obatan (NSAID: Aspirin, Ibuprofen) Bakteri H. Pylori Alkohol Kokain

Mengganggu pembentukan menghancurkanlapisan mengiritasi mukosa merusak mukosa

sawar mukosa lambung mukosa sel lambun lambung lambung

menyebabkan difusi

kembali asam lambung

dan pepsin

Inflamasi Erosi mukosa lambung

Nyeri epigastrum Mukosa lambung kehilangan integritas jaringan pen. Tonus & peristaltic

Nyeri akut penurunan sensori makan pendarahan Refleksi


2. Tinjauan Kasus

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin :
Status :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
No. Register :
Diagnosa Medis : Gastritis

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama :
Umur :
Hub. Dengan Pasien :
Pekerjaan :
Alamat :

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Saat MRS :

Saat ini :
2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

b. Satus Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami:
2) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
4) Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa : Gastritis
Theraapy :

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Bernapas
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

b. Pola makan-minum
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

c. Pola Eliminasi
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

d. Pola aktivitas dan latihan


 Sebelum sakit :
 Saat sakit :
e. Pola istirahat dan tidur
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

.
f. Pola Berpakaian
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

g. Pola rasa nyaman


 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

h. Pola Aman
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

i. Pola Kebersihan Diri


 Sebelum sakit :
 Saat sakit :
j. Pola Komunikasi
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :
k. Pola Beribadah
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :
l. Pola Produktifitas
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

m. Pola Rekreasi
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

n. Pola Kebutuhan Belajar


 Sebelum sakit :
 Saat sakit :

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Apatis E4V5M5
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 90x/menit
Suhu = 36.6 ̊ C
TD = 110/80 mmHg
RR = 28x/menit
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
Inspeksi :
Palpasi
Auskultasi :

2) Dada :
 Paru

 Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :

3) Payudara dan ketiak :


inspeksi :
palpasi :

4) Abdomen :
inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
Palpasi :

5) Genetalia :
inspeksi :
palpasi :

6) Integumen :
inspeksi :
Palpasi :

7) Ekstremitas :
 Atas
Inspeksi :
Palpasi :
 Bawah
Inspeksi :
Palpasi :

8) Neurologis :
 Status mental dan emosi :
 Pengkajian saraf kranial :
 Pemeriksaan refleks :
Biceps :
Triceps :
Achilles percussion reflex :
Knee percussion reflex :
Babinsky :
Kaku kuduk :
Brudsinsky 1 :
Brudsinsky 2 :

d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan
2) Pemeriksaan radiologi
3) Hasil konsultasi

4) Pemeriksaan penunjang diagnostic lain

A. ANALISA DATA
DATA INTERPRETASI MASALAH
(Sesuai dengan
patofisiologi)
1. DS:
1) Biasanya pasien mengeluh Peradangan pada dinding Nyeri Akut
sakit pada ulu hati mukosa lambung (gaster)
Pemenuhan nutrisi tidak Gangguan pola makan:
adekuat kurang dari kebutuhan
tubuh

Kelelahan, usia, agen


injuri, pola aktivitas,
kecemasan

dispnea, kelamahan, efek


samping obat, produksi
sputum & anoreksia, mual
muntah
ANALISA DATA

Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

NO. PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH


29 DS: Peradangan pada Gangguan rasa
September1. Tn. “S” mengatakan kalau daerah dinding mukosa nyaman (Nyeri)
2012 ulu hatinya terasa panas dan terbakar lambung (gaster)
2. Tn.“S” mengatakan kalau nyerinya
hilang timbul jika epigastrium di
tekan
3. Tn.“S” mengeluh sering merasa
mual dan muntah
DO:
1. Diagnosa medis dari Tn.“S” adalah
gastritis
2. Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3. Nyeri tekan pada daerah ulu hati
(epigastrium) Tn.“S”

DS : Pemenuhan nutrisi Gangguan pola


1. Tn.“S” sering merasa mual dan tidak adekuat makan: kurang dari
muntah kebutuhan tubuh
2. Tn.“S” mengatakan kalau dia hilang
selera makan
3. Tn.“S” sering merasa kenyang
DO :
1. Diagnosa Medis dari Tn.“S” adalah
Gastritis
2. Tn.“S” tampak lemah dan
tidak berenergi
3. Kesadaran Tn.“S” Composmentis

DS: Kurang aktivitas Konstipasi


1. Tn.“S” mengatakan di rumah sakit
BAB dengan konsistensi feses keras
2. Tn. “S” mengatakan lebih
banyak berbaring di tempat
DO:
1. Palpasi abdomen : teraba keras di
perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada abdomen: peristaltik
± 4x/mnt
3. tidur karena perut terasa sakit
saat bergerak
DS: Kurang informasi Kurang pengetahuan
1.Tn.“S” mengatakan hal yang
dipikirkan terhadap penyakitnya
adalah penyakit jantung karena di ulu
hati terasa perih, panas dan kemeng-
kemeng.
DO:
1.Tn.“S” tampak bingung
terhadap penyakitnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

NO. TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. 29 Gangguan rasa nyaman (Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10)) berhubungan
September peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
2012 DS:
1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar
2.Tn.“S” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di
tekan
3.Tn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
DO:
1.Diagnosa medis dari Tn.“S” adalah gastritis
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Tn.“S”

2. Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan


pemenuhan nutrisi tidak adekuat
DS :
1.Tn.“S” mengatakan sering merasa mual dan muntah
2.Tn.“S” mengatakan kalau dia hilang selera makan
3.Tn.“S” mengatakan sering merasa kenyang
DO :
1. Diagnosa Medis dari Tn.“S” adalah Gastritis
2. Tn.“S” tampak lemah dan tidak berenergi
3. Kesadaran Tn.“S” Composmentis

3. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas


DS:
1. Tn.“S” mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses keras
2. Tn. “S” mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit
saat bergerak
DO:
1. Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


4. DO:
1. Tn.“S” mengatakan bingung terhadap penyakitnya
DS:
1. Tn.“S” mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah
penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

NO. TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1. 29 Gangguan rasa Rasa Nyeri klien 1.Catat keluhan 1.nyeri tidak selalu
September nyaman (Nyeri) berkurang dengan nyeri, ada tetapi bila ada
2012 berhubungan dengan tidak termasuk lokasi, harus dibandingkan
peradangan pada ada peradangan atau lamanya, intensitas dengan gejala nyeri
dinding mukosa iritasi pada mukosa (skala 0-10) pasien
lambung (gaster) lambung Tn.S 2.Kaji ulang faktor sebelumnya,dimana
dalam waktu 2 x yang dapat membantu
24 jam dengan meningkatkan atau mendiagnosa etiologi
kriteria: menurunkan nyeri perdarahan dan
1.Skala Nyeri 3.Berikan terjadinya
Tn.S berkurang makanan sedikit komplikasi.
2.Tn.S tidak merasa tapi sering sesuai 2.membantu dalam
nyeri pada indikasi membuat diagnosa
epigastrium untuk pasien dan kebutuhan
(uluhati) 4.Bantu latihan terapi.
3.Tn.S tidak rentang gerak aktif 3.makanan
meringis (tidak /pasif mempunyai
nyeri tekan 5.Berikan efek penetralisir
abdomen) perawatan oral asam, juga
sering dan menghancurkan
tindakan kandungan
kenyamanan gaster.Makan sedikit
(pijatan punggung, mencegah distensi
perubahan posisi) dan haluaran gastrin
Kolaborasi: 4. menurunkan
1.Berikan obat kekakuan sendi,
sesuai indikasi, meminimalkan nyeri
misal : Antasida ketidaknyamanan.
2.Antikolinergik 5.Napas bau karena
(misal : belladonna tertahanya sekret
, atropin) mulut menimbulkan
tak nafsu makan dan
dapat meningkatkan
mual. Gingivitis dan
masalah gigi dapat
meningkat
1.menurunkan
keasaman
gaster dengan
absorbsi atau dengan
menetralisir kimia
2.diberikan pada
waktu tidur
untuk menurunkan
motilitas
gaster,menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan gaster,
dan menghilangkan
nyeri nokturnal.

2. Gangguan pola Pola Makan dari 1.Timbang berat 1.Mengevaluasi


makan: kurang dari Tn.S teratur dengan badan sesuai keefektifan atau
kebutuhan tubuh cukup memenuhi indikasi kebutuhan mengubah
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi 2.Aukultasi bising pemberian nutrisi
pemenuhan nutrisi dalam waktu 2 x usus 2.Membantu dalam
tidak adekuat 24 jam dengan 3.Berikan menentukan respon
kriteria: makanan untuk makan
1.Klien tidak mual dalam jumlah kecil atau berkembangnya
2.Klien tidak dan dalam waktu komplikasi
merasa nyeri akibat yang sering dan 3.Meningkatkan
gastritis atau iritasi teratur proses pencernaan
dari mukosa 4.Tentukan dan toleransi pasien
lambung makanan yang terhadap nutrisi yang
Tidak membentuk diberikan dan dapat
gas. meningkatkan
5.Berikan kerjasama pasien
perawatan oral saat makan
teratur, sering dan 4.Dapat
teratur mempengaruhi nafsu
termasuk minyak makan/pencernaan
untuk bibir dan membatasi
masukan nutrisi
5.Mencegah
ketidaknyamanan
karena mulut kering
dan bibir pecah yang
disebabkan
oleh pembatasan
cairan
3. Konstipasi BAB dari Tn.S 1.Ajarkan alih 1.Banyak aktivitas
berhubungan dengan lancar dengan bisa baring setiap 2 jam bisa merangsang
kurang aktivitas melakukan aktivitas sekali gerakan peristaltik
(banyak gerak) 2.Anjurkan pada 2.Banyak minum
ditempat tidur klien untuk minum untuk mencairkan
dalam waktu 2 x 24 banyak (10-12 feses
jam dengan kriteria: gelas) 3.Serat sangat
1.Feses lunak 3.Anjurkan pada berfungsi
(normal) klien untuk makan untuk melancarkan
2.Mudah proses tinggi serat proses defekasi
defekasi (pepaya) karena serat bisa
4.Kolaborasi melunakan
pemberian obat konsistensi feses
laksatif. 4.Untuk melancarkan
proses defekasi
4. Kurang Tn.S mengetahui 1.Kaji tingkat 1.Untuk mengetahui
pengetahuan berhubun masalah yang dia pengetahuan sampai
gan dengan kurang alami dengan tentang mana pengetahuan
informasi memberikan penyakitnya klien sehingga
informasi terhadap 2.Berikan memudahkan untuk
masalah dari Tn.S pendidikan memberikan penyulu
dalam waktu 1 x kesehatan tentang han
24 jam dengan penyakitnya 2.Untuk menambah
kriteria: 3.Motivasi klien informasi
1.Tn.S tahu untuk melakukan 3.Untuk menambah
tentang penyakit anjuran semangat dan
dan tidak salah dalam pendidikan harapanya klien mau
persepsi kesehatan melakukan hal
2.Tn.S tidak 4.Beri kesempatan positif untuk
bingungterhadap untuk kesehatan
masalahkesehatan klien bertanya 4.Untuk menambah
yang diaalami tentang pengetahuan klien
penyakitnya
TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

Tanggal/jam Dx Implementasi Respon TTD


29 September I 1. Menjelaskan pendekatan pada px dan Px kooperatif
2012 / 10.00 keluarga dengan BHSP
WIB 2. Menjelaskan pada px dan keluarga tentang Px kooperatif
penyebab nyeri px dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
3. Melibatkan keluarga px dalam pelaksanaaan Px dan keluarga kooperatif
asuhan keperawatan dan bersedia
4. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Px kooperatif
5. Memberikan makanan sedikit tapi sering Px merasa diperhatikan
sesuai indikasi untuk pasien
6. Menganjurkan pasien untuk mengubah posisi Px bersedia dan
7. Memberikan perawatan oral melaksanakannya
8. Melakukan kolaborasi dengan tim dokter Px merasa senang
dalam pemberian obat Px kooperatif
9. Melakukan pemeriksaan TTV
T : 120/80 mmHg Px merasa diperhatikan
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 37 C

29 September 1. Memberikan makan sedikit tapi sering


2012/ 19.00 2. Memberikan lingkungan yang tenang dan Px kooperatif
WIB nyaman
3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Px merasa senang
4. Memberikan perawatan oral
5. menganjurkan tekhnik relaksasi dengan Px kooperatif
nafas dalam Px merasa diperhatikan
6. menganjurkan px untuk mengubah posisi Px kooperatif
7. melakukan observasi TTV
T : 110/70 mmHg Px kooperatif
RR : 20x/menit
N : 84x/menit Px merasa diperhatikan
S : 37,5 C

1. Memberikan makan sedikit tapi sering


30 September 2. Memberikan lingkungan yang tenang dan
2012/ 10.00 nyaman
WIB 3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Px kooperatif
4. Memberikan perawatan oral
5. menganjurkan tekhnik relaksasi dengan Px merasa senang
nafas dalam
6. menganjurkan px untuk mengubah posisi Px kooperatif
7. melakukan observasi TTV Px merasa diperhatikan
T : 120/80 mmHg Px kooperatif
RR : 20x/menit
N : 80x/menit Px kooperatif
S : 37,3 C
Px merasa diperhatikan

EVALUASI

Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680


Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

No. Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi


1 29 Dx I DS:
September 1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa
2012/10.00 nyeri, panas dan terbakar
2.Tn.“S” mengatakan nafsu makannya berkurang
3.Tn.“S” mengeluh sering mual dan muntah
O : keadaan lemah
Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37 C
A : nyeri , masalah belum teratasi
P : R dilanjutkan
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida (3x500 mg)

2 29 DS:
September 1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya masih
2012/19.00 terasa nyeri.
2.Tn.“S” mengatakan masih belum nafsu makan
3.Tn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas
T : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,5 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida (3x500 mg)

3. 30 1.Tn. “S” mengatakan kalau nyerinya masih terasa di


September daerah ulu hati
2012/10.00 2.Tn.“S” mengatakan nafsu makannya sudah
bertambah
3.Tn.“S” mengatakan sudah tidak merasa mual dan
muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,3 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida (3x500 mg)

Anda mungkin juga menyukai