Anda di halaman 1dari 19

Pengertian

1.1 Definisi

Gastritis merupakan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,
difus, atau lokal (Wilson & Lindseth, 2002). Menurut pendapat para ahli yang lain, pengertian dari
gastritis adalah sebagai berikut:

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung (Suyono, 2001).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus dan lokal
dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis atropi kronik
(Brunner Suddarth, 2002 : 1062).

Menurut Williams (2008:206) gastritis adalah sebuah gangguan sistem pencernaan yaitu berupa
peradangan mukosa lambung.

Menurut Willkins dalam bukunya Medical-Surgical Nursing (2006:319) bahwa gastritis adalah
inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis.

1.2 Klasifikasi

Gastritis superfisial akut

Gastritis ini merupakan gastritis yang sering diakibatkan diet yang tidak teratur (Brunner&Suddart,
2002). Hal ini diakibatkan oleh pola makan yang terlalu banyak maupun terlalu cepat. Selain itu,
makan makanan yang terlalu berbumbu dan mengandung mikroorganisme dapat mengiritasi
lambung. Penyebab iritasi lambung lainnya yaitu alkohol, aspirin, refluks empedu, maupun terapi
radiasi. Namun penyebab terkuat dari gastritis akut berupa asam atau alkali kuat sehingga mukosa
menjadi perforasi dan terjadi pembentukan jaringan parut yang dapat mengakibatkan obstruksi
pylorus.

Gastritis atrofik kronik

Gastritis kronik merupakan inflamasi yang diakibatkan oleh ulkus maligna dari lambung maupun
bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Menurut distribusi anatominya, gastritis kronis terbagi
menjadi 3 kelompok, yaitu:

Gastritis kronis korpus (tipe A)

Perubahan hispatologik pada korpus dan kardia lambung dan sering dihubungkan dengan proses
auto-imun dan berlanjut pada anemia pernisiosa
Gastritis kronik antrum (tipe B)

Tipe yang sering terjadi dan dikaitkan dengan infeksi bakteri Helycobacter pylori

Gastritis multifocal (tipe AB)

Distribusi inflamasinya menyebar ke seluruh gaster. Pada penyebaran ke arah korpusnya terjadi
peningkatan seiring dengan pertambahan usia.

Epidemiologi

Menurut Budiana (2006), mengatakan bahwa gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan
diperkirakan diderita lebih dari 1.7 milyar. Menurut Fahrial (2009) dari hasil penelitian Divisi
Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI ditemukan penderita yang mengalami
gangguan pencernaan di Indonesia selama tahun 2009 sebanyak 86,41% karena gastritis, 12.5%
terdapat ulkus, dan 1 % kanker lambung.

Infeksi H.pylori seringkali dijumpai pada anak-anak. Di negara berkembang, prevalensi infeksi
H.pylori pada anak-anak berusia dibawah 10 tahun besarnya sekitar 80%, sedangkan di negara maju
prevalensi infeksi H.pylori pada anak-anak prasekolah dan sekolah dasar besarnya sekitar 10%. Di
Indonesia, berdasarkan pemeriksaan serologi, prevalensi H.pylori pada anak sekolah dasar
ditemukan sebesar 13,5 26,8%. (Setiati dan Hegar (1999): Gambaran Epidemiologi Infeksi H. Pylori
Pada Siswa Sekolah Dasar)

Etiologi

Gastritis akut

1. Endokrin bakteri (Staphylococcus, Escherichia coli, dan salmonella) merusak mukosa lambun

2. Obat-obatan NSAID/ Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug (endometosin, ibuprofen, haproksen,


sulfanamida, steroid, dan digitalis) terjadi pengurangan prostalgladin sebagai protector dinding
lambun

3. Makanan berbumbu kuat (lada, cuka, mustard) mengiritasi lambun

4. Kafein, alcohol, aspirin pengikisan mukosa lambung


5. Trauma mengakibatkan luka pada lambung

6. Keracunan zat korosif mengiritasi lambung

7. Stresspada periode interdigestif (antar dua waktu pencernaan) sewaktu tidak ada pencernaan
dalam usus, sekresi asam klorida terus berlangsung dalam kecepatan lambat 1 sampai 5 mEq/jam.
Proses ini disebut pengeluaran asam basal (basal acid output, BAO) dan dapat diukur dengan
pemeriksaan sekresi cairan lambung selama puasa 12 jam. Rangsangan emosional kuat dapat
meningkatkan BAO melalui saraf parasimpatis (vagus). Produksi asam lambung akan meningkat pada
keadaan stress, misalnya pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang
meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat
menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi sebagian orang, keadaan stress umumnya tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara efektif dengan cara
diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
Meski sel-sel mukosa lambung bisa pulih kembali karena adanya regenerasi sel, namun jika hal ini
selalu terjadi maka lama kelamaan jika dibiarkan akan menyebabkan gastritis.

Gastritis kronik

1. Bakteriologik: pylory merusak mukosa lambung

2. Ulcus lambung merupakan luka pada lambung

3. Faktor predisposisi (kafein, alcohol, aspirin) mengiritasi mukosa lambung

4. Imunologik: imun berkolerasi kuat terhadap auto-antibodi sel parietal (oxyntic) sehingga
diproduksi asam lambung (hidrocloric acid) penurunan produksi asam lambung

5. Aspek lain: refluk enterogaster, cairan pankreato-bilier, asam empedu, dan lisolestisin yang
memasuki lumen lambung dapat mengiritasi lambung mengiritasi lambung

Tanda dan Gejala Gastritis Akut

Keluhan pokok:
Nyeri epigastrium

Anoreksia

Nausea, vomiting

Hematemesis warna coffee ground (tanah merah)

Melena

Cegukan yang dapat terjadi dalam beberapa jam dan beberapa hari

Tanda utama:

Hematemesis

Nyeri tekan epigastrium

Colok dubur ada darah

Lemah

Pucat

Gastritis Kronis

Nyeri ulu hati

Anoreksia

Mual

Nyeri tekan mid-epigastrium

Perut terasa panas setelah makan

Bersendawa

Mulut terasa asam

Muntah

Jika hal tersebut di rangkum dalam sebuah tabel yang dihubungkan dengan patofisiologinya akan
menjadi sebagai berikut.

Tanda dan Gejala Penyebab

Mual HCl meningkat

MuntahAdanya penekanan terhadap saraf vagus, dan memberikan reflek ingin muntah

Tidak Nafsu Makan Karena lambung banyak terisi HCl maka lambung akan terasa penuh, selain
itu rasa mual juga dapat menyebabkan tidak nafsu makan

Nyeri Peradangan oleh agen iritasi lambung terhadap lambung


Hematesis Perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasi lambung yang mengenai
pembuluh darah di lambung

Dalam tinja terdapat darah Perdarahan lambung akibat erosi oleh agen iritasi lambung yang
mengenai pembuluh darah di lambung

Mulut terasa asam Lambung yang terisi HCl yang penuh dapat menyebabkan HCl terasa sampai
di rongga mulut

Patofisiologi

Menurut Suddarth (2009:1131) menyatakan bahwa patofisiologi gastritis terjadi karena membrane
mukosa menjadi edema dan hyperemic (terisi dengan cairan dan darah) dan terjadi undergous erosi
permukaan. Emedicine.medscape.com menjelaskan, bahwa pada gastritis akut terjadi disreactive
gastric.

Misnidiarly (2009:49) mengartikan gastritis sebagai luka pada lambung tejadi karena
ketidakseimbangan faktor agresif seperti sekresi asam lambung, pepsin, dan infeksi bakteri H.pylori
dengan faktor defensive/faktor pelindung mukosa seperti produksi prostaglandin, gastric mukus,
bikarbonat, dan aliran darah mukosa.

H.Pylori merupakan bakteri gram negatif berbentuk spiral yang hidupnya di antrum gastric. Bakteri
ini bersifat patogen dan menghasilkan sitotoksin yang dapat memecah pertahanan mukus kemudian
menempel di permukaan sel epitel lambung dan usus 12 jari. Di lambung, bakteri akan menghasilkan
karbon dioksida, ammonia, dan produk lain seperti protease, katalase, dan fosfolipase yang bersifat
toksik. Produk-produk yang dihasilkanakan terakumulasi sehingga merusak pertahanan mukosa
lambung. Misnidiarly (2009:50)

Sebagaimana yang dikutip dalam Misnidiarly (2009:50) obat NSAIDs menjadi penyebab gastritis
melalui dua cara yaitu mengiritasi epitelium lambung secara langsung dan melalui penghambatan
sintesis prostaglandin. Namun, penghambatan terhadap sintesis prostaglandin merupakan faktor
dominan penyebab gastritis oleh NSAIDs. Prostaglandin merupakan senyawa yang di sintesis di
mukosa lambung untuk melindungi fungsi fisiologis tubuh seperti ginjal, homeostatis, dan mukosa
lambung.

Misnidiarly (2009:50) juga mengatakan bahwa mengkonsumsi rokok dapat memicu gastritis,
walaupun dalam studi literatur mekanisme yang terjadi belum di ketahui pasti, tetapi di duga rokok
menghambat sintesis prostaglandin pada lambung sehingga perlindungan terhadap mukosa
lambung menurun, dan risiko gastritis meningkat. Stress juga dapat menyebabkan tukak lambung
karena pada orang yang stress di mungkinkan dilakukan tindakan yang berisiko terjadinya gastritis
seperti merokok, mengkonsumsi NSAIDs, dan alkohol. Pendapat ini juga di dukung oleh pernyataan
Widjanarko dalam kabarbisnis.com stress itu terjadi karena tuntutan serta tekanan kerja sehingga
pola makan yang tak teratur, makan fast food, kurang olahraga sehingga berdampak pada
lambungnya. Dalam kondisi stress, hormone adrenalin akan meningkat produksinya mengakibatkan
produksi asam oleh reseptor asetilkolin meningkat pula, efeknya asam lambung pun meningkat.

Pengobatan

Menurut Suddarth (2009:1046) terapi obat yang di berikan meliputi obat-obatan antibiotic (seperti
Amoxcillin, Clarithromyein, Metronidazole, Tetracyline); antidiarrheal (seperti: Bismuth Sublicylate),
Histamin-2 Reseptor Antagonis (seperti: Cimetidine, Famotidine, Nitatidine dan Ranitidine), Proton
Pump Inhibitors of Gastric Acid (seperti : Esomepretazole). Menurut Misnidiarly (2009:52) bahwa
pengobatan yang diberikan kepada pasien dengan gastritis sebagai berikut:

Tujuan pengobatan pada pasien dengan gastritis adalah untuk mengurangi serta menetralkan asam
lambung, menghilangkan faktor penyebab, meringankan atau menghilangkan nyeri epigastrik,

mencegah kekambuhan, memperkuat sistem perlindungan mukosa, danmencegah terjadinya


komplikasi yang serius (hemoragi, perforasi, obstruksi)

Sasaran dari terapi gastritis adalah faktor penyebab terjadinya tukak yaitu bakteri H. pylori, asam
lambung berlebih, dan pertahanan mukosa. Mencapai tujuan terapi tersebut dapat di lakukan
beberapa strategi dalam terapi anataralain.

Penggunaan obat untuk hiperekskresi dan penetralan asam lambung

Penggunaan obat yang memperkuat sistem perlindungan mukosa

Penggunaan obat yang dpat mencegah senyawa pencetus dan faktor penyebab

Penggunaan obat untuk menghilangkan nyeri epigastrik

Efek samping: diare, konstipasi, dan hiposfatemia (pemakaian jangka panjang) Menurut Misnidiarly
(2009:24).

Pemeriksaan Diagnostik

Menurut White (2005:964) Pemeriksaan Laboraturium meliputi:

Complete blood count (CBC)

Prothombrin time (PT)


Partial thromboplastin (PTT)

Billirubin

Albumin

Globulin

Total protein

Alkaline phosphatase

Lactate hydrogenase (LDH-S)

Gamma-glutamyl transpeptidae (GGT or GGTP)

Aspartate aminotansferase (AST/SGOT)

Alanine aminotransferase (ALT/SGPT)

Cholesterol

Trigliserida

Amylase

Carcinoembryonic antigen (CEA)

HAA, sekarang disebut hepatitis B antigen (HBsAG)

Stool O & P

Stool occult blood (guaiac), Fecal occult blood test (FOBT), hemocult

Pemerikasaan radiologi antara lain:

Barium swallow

Upper gastrointestinal tract

Abdominal X-rays

CT Scans

Ultrasound

Barium enema

Gallbladder series

Pemeriksaan yang lain meliputi;

Flexible sigmoidoscopy

Eshophagogastro-duodenoscopy (EGD)

Endoscopic retrograde cholangiopancreatogram (ERCP)


Colonoscopy

Esophageal motility studies (manometry)

Gastric secretion analysis

Liver biopsy

Peritoneal aspiration

Pencegahan

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat
mengurangi resiko terkena gastritis :

1. Makan secara benar

Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau
berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan
dengan santai.

2. Hindari alkohol

Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat
mengakibatkan peradangan dan pendarahan

3. Jangan merokok

Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan
terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda
penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk
dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter
mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.

4.Lakukan olah raga secara teratur

Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas
otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5. Kendalikan stress

Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan
dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan
melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka
kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang
cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

6.Ganti obat penghilang nyeri

Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya
peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan
penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.

Diit Gastritis

Syarat-syarat diit

Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan diberikan sering.

Protein cukup untuk mengganti jaringan yang rusak.

Tidak merangsang secara mekanik termis dan kimia.

Makanan harus memenuhi kebutuhan gizi.

Makanan yang boleh dimakan

Makanan harus mudah dicerna dan mengandung serat makanan yang halus

Beras, ketan, roti, biskuit, tepung dibubur atau dibuat puding.

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam disemur, dipanggang, telur direbus, diceplok dengan air.

Tahu direbus, tempe direbus, ditim, ditumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan.

Margarin dan metega.

Sayuran dan banyak serat dan tidak menimbulkan gas: bayam, bit, labu siam, labu kuning, wortel,
tomat.

Pepaya, pisang jeruk garut, sari buah, pir dan peach.

Garam, gula, vetsin, bawang dalam jumlah terbatas.


Makanan yang tidak boleh dimakan

Beras ketan, mie, bihun, jagung, ubi, singkong, tales cake, dodol.

Daging, ikan, ayam yang diawetkan, digoreng, telur yang digoreng atau diceplok.

Tahu, tempe digoreng, kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.

Macam-macam minyak dan lemak hewan, santan.

Sayuran lain dan sayuran mentah.

Buah yang tinggi serat yang menimbulkan gas: jambu biji, nanas, kedondong, durian, nangka.

Minuman yang mengandung soda dan alkohol serta Kopi.

Lombok, merica, cuka, dan lain-lain.

Di publikasikan oleh Novaria Dyah Ayu Puspitasari Konsep dasar prnyakit Gastritis pada tahun 2015,
diperoleh tanggal 14 mei 2017

DAFTAR PUSTAKA

Kleinman, Ronald E. 2008. Pediatric Gastointestinal Dissease. Ontario: BC Decker.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 .Jilid 2. Jakarta : FKUI.

Misnidiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastriti (Dysepsia atau maag, Infeksi
Mycobacteria pada Ulcer Gastrointestinal. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Nursalam. 2000. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Price & Wilson. 2002. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta:
EGC.

Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
&Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Alih bahasa oleh H. Y. Kuncara. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan: Dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. Terjemahan oleh Widyawati. Jakarta: EGC.

Williams, Lippicontt dan Wilkins.2008.Nurses 3 minute Clinical Reference Second Edition. Amblar
:Wolters Klower Health : 206
1) Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b) Stresor jangka panjang, yaitu yang saat ini dialami yang

mempengaruhi penyelesaian lebih dari 6 bulan.

c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor,

mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

d) Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan.

e) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi fungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

1. Diagnosa Keperawatan

Menurut (Mubarak 2011:102), Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis

tentang individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk

menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk

melaksanakannya. Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian

terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, baik yang bersifat aktual,

resiko, maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab

untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan

kemampuan dan sumber daya keluarga.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosa keperawatan meliputi problem atau

masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang dikenal dengan PES :

a. Problem atau masalah (P)


b. Etiology atau penyebab (E)

c. Sign atau tanda (S)

Menurut Nanda (2012:153) maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

pada keluarga Diabetes Mellitus yaitu:

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

b. Defisit volume cairan atau kurang cairan elektrolit.

c. Kerusakan integrasi kulit.

d. Intoleransi aktivitas.

e. Resiko infeksi

Tipologi Diagnosa Keperawatan Keluarga

a. Diagnosa actual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga

memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada diagnosos

keperawatan actual, factor yang berhubungan merupakan etiologi, atau factor

penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan status kesehatan, sedangkan

factor tersebut dapat dikelompokkan kedalam empat kategori, yaitu:

1) Patofisiologi (biologi atau psikologi)

2) Tindakan yang berhubungan

3) Situasional (lingkungan, personal)

4) Maturasional

Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis

keperawatan keluarga adalah adanya:

1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan

kesalahan persepsi).
2) Ketidakmampuan (sikap dan motivasi).

3) Ketidakmauan (kurangnya keterampilan terhadap suatu

prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik finansial,

fsilitas, system pendukung, lingkungan fisik, dan psikologis)

b. Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda

tersebut dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera mendapat bantuan

pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan. Factor-faktor resiko untuk

diagnosis resiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkatkan

terhadap klien atau kelompok. Factor ini membedakan klien atau kelompok resiko

tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama mempunyai resiko.

c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan keluarga

dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencangkup factor-

faktor yang berhubungan. Perawatan dapat memperkirakan kemampuan atau

potensi keluarga dapat ditingkatkan kearah yang lebih baik.

Setelah dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga, selanjutnya

masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama keluarga

dengan mempertahankan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluiarga,

seperti tabel berikut:

Tabel 2.3 Prioritas Masalah dan Skoring

No Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah
Tidak/ kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah 2 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah dapat dicegah
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Sumber: Mubarak, 2009:105

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara

berikut ini :

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat.

2) Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan bobot.

Skor
Bobot
Angka tertinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan

seluruh bobot.

Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah.

a) Sifat masalah

Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau

kurang sehat diberikan bobot yabg lebih tinggi karena masalah tersebut

memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan

atau disadari oleh keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot

yang paling sedikit atau rendah karena factor kebudayaan biasanya dapat

memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi masalahnya

dengan baik.

b) Kemungkinan masalah dapat diubah


Keberhasilan mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan

(intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan

skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah:

(1)Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk

menangani masalah.

(2)Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik,

keuangan, atau tenaga.

(3)Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan, dan waktu.

(4)Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai

masalah mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk

diatasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada

kriteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga

tersebut menilai masalah dan merasa perlu untuk menangani segera,

maka harus diberi skor yang tinggi.

2. Intervensi Keperawatan

Menurut Rosentock (2009) Intervensi adalah merupakan salah satu tahap proses

keperawatan keluarga yang memberikan kesempatan bagi perawat untuk

membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup

sehat. Kesulitan, kebingungan dan ketidk mampuan yang dihadapi keluarga harus

menjadi perhatian perawat dan perawat diharapkan dapat memberikan kekuatan serta

membantu mengembangkan potensi yang ada sehingga keluarga mempunyai

kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Untuk membangkitkan

minat keluarga dalam berperilaku hidup sehat, perawat harus memahami tekhnik

motivasi.
3. Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah-masalah

kesehatan dengan cara:

1) Memberikan Informasi.

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:

1) Mengidentipikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan

cara:

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d. Membantu keluarga untuk menemykan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara:

1) Menemukan sumber-sumber yang tepat digunakan keluarga.

2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan

cara:

1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan

untuk melihat keberhasilanya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun

rencana baru yang sesuai. Semua tindakan kep erawatan mungkin tidak dapat dilakukan

dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karna itu, kunjungan dapat dilaksanakan

secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan kelaurga. Langkah- langkah dalam

mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan, baik kepada individu maupun

pada keluarga sebagai berikut:

a. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana keluarga

mengatasi masalah tersebut.

b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan keperawatan yang akan dicapai.

c. Tentukan kriteria dan standar untuk evakuasi. Kriteria dapat berhubungan dengan

sumber-sumber proses atau hasil, tergantung pada dimensi evaluasi yang

diinginkan.

d. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data

yang diperlukan.

e. Bandingkan dengan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan

standar untuk evaluasi.

f. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau pelaksanaan

yang kurang memuaskan.

g. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu ditentukan alasan

kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau kemungkinan ada

faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

6. Dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan adalah bagian integral, bukan suatu tindakan yang

berhubungan dari metode problem-solving. Dokumentasi proses keperawatan


mencangkup pengkajian, identifikasi masalah, Intervensi intervensi. Kekurangan dan

pendokumentasian proses keperawatan meliputi penggunaan metodologi dan

pencatatan yang tidak standar yang tidak menunjukan adanya suatu perbedaan tindakan

keperawatan yang kompleks (Nursalam, 2008 : 145).

a. Standar dokumentasi

Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas

dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu.

Dengan adanya standar dokumentasi memberikan dokumentasi bahwa adanya

suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2008:146).

b. Tujuan utama pendokumentasuan

Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan

keperawatan klien. Catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis

dan hukum yang mempunyai banyak manfaat dalam penggunaanya. (Nursalam,

2008:148).

Anda mungkin juga menyukai