KEPERAWATAN
PADA KLIEN
GASTRITIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan penting ialah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang
banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim,
2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi
beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok lambung
yaitu Helicobacter Pylory.
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita Gastritis kronis selama bertahuntahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan Gastritis
tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum seperti
antasid, namun keluhan selalu datang silih berganti. Keluhan yang berkepanjangan dalam
menyembuhkan Gastritis ini dapat menimbulkan stress, gara-gara Gastritis sekitar 10% dan
biaya yang tidak sedikit. Bagi stress ini bukan tidak mungkin justru menambah berat Gastritis
penderita yang sudah ada (Budiana, 2006).
Budiana
(2006),
mengatakan
bahwa Gastritis ini terbesar di
seluruh
dunia
dan
bahkan
diperkirakan diderita lebih dari 1,7
milyar. Pada negara yang sedang
berkembang infeksi diperoleh pada
usia dini dan pada negara maju
sebagian besar dijumpai pada usia
tua.Angka
kejadian
infeksi
Gastritis Helicobacter
Pylory pada
beberapa
daerah
di
Indonesia
menunjukkan
data
yang
cukup
tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun
(2006), di Kota Surabaya angka
kejadian Gastritis sebesar 31,2%,
Denpasar 46%, sedangkan di Medan
angka kejadian infeksi cukup tinggi
sebesar 91,6%. Adanya penemuan
infeksi Helicobacter
Pylory ini
mungkin berdampak pada tingginya
kejadian Gastritis. Faktor etiologi
Gastritis lainnya adalah asupan
alkohol berlebihan (20%), merokok
(5%), makanan berbumbu (15%),
obat-obatan (18%) dan terapi radiasi
(2%) (Herlan, 2001).
Dari hasil penelitian para pakar,
didapatkan
jumlah
penderita
Gastritis antara pria dan wanita,
ternyata Gastritis lebih banyak pada
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum tentang
penerapan Asuhan Keperawatan pada klien
dengan Gastritis.
2. Tujuan Khusus
a. mampu menjelaskan tentang konsep dasar medis
gastritis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Pengertian
1.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik,
2.
3.
Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis
rendah
sudah
dapat
menyebabkan
erosi
mukosa
lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2) Gastritis
Kronik
Penyebab
dan
patogenesis
pada
umumnya
belum
diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok.
C.Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang biasa muncul :
1) Gastritis Akut
yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2) Gastritis
Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan
E.Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan :
a.
Manifestasi klinis
b.
Gambaran hispatologi
c.
Distribusi anatomi
b.
c.
Atrofi lambung
d. Metaplasia intestinal
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar mukosa usus halus
yang mengandung sel goblet.
b) Distribusi anatomi
F.Gejala klinis
a.
Gastritis akut
Gastritis akut erosive sangat bervariasi mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang
sangat mencolok adalah :
1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan
karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan keluhan
itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan
tepat lokasinya.
3) Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja
dan secara fisis akan dijumpai tanda tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak
jelas.
6) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami
perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik
yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
b. Gastritis kronis
G.Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : pada awalnya CM ( compos mentis), perasaan tidak berdaya.
2. Respirasi : tidak mengalami gangguan
3.
4.
Persyarafan
sakit
kepala,
kelemahan,
tingkat
kesadaran
dapat
terganggu,
7.
8. Intergritas ego : factor stress akut, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya tanda ansietas :
gelisah, pucat, berkeringat.
Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan radiologi
Tiga cara dalam menegakkan diagnosis yaitu gambaran klinis, gambaran lesi mukosa
akut dimukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada endoskopi
dan gambaran radiologi.Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi permukaan yang
superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda. Secara umum peranan endoskopi
saluran cerna bagian atas lebih sensitive dan spesifik untuk diagnosis kelainan akut
lambung.
b) Gastritis kronis
untuk menegakkan diagnosis H.pylori jika hasil CLO dan atau PA positif. Dilakukan pula
pemeriksaan serologi untuk H.pylori sebagai diagnosis awal.
2. Gastritis kronis
Pemberian vitamin B12 dengan cara parenteral pada kasus anemia pernisiosa
b. Eradikasi Helicobacter pylori pada gastritis tipe B dengan pemberian kombinasi penghambat
pompa proton dan antibiotic ( tetrasiklin, metronidasol, kolitromisin, amoxicillin)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Bila
berobat
kemana
:
puskesmas
Penanganan yang diterima
: obatobatan
Bila dirawat dimana
: belum
pernah di rawat
Berapa lama
:Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima :
antibiotik, analgesik
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit yang pernah diderita
:
Demam
2.
Penyebab
Penyakit
:
Perubahan cuaca
3. Apakah sudah berobat?
: Tidak
Bila sudah kemana
:Penanganan yang diterima
:Bila berobat jalan
: Obatobatan yang diterima ( - )
Bila dirawat
dirawat ( - )
4. Pernah dioperasi
pernah
Bila pernah, kapan
Tempat
Lokasi operasi
5. Alergi
riwayat alergi
c.Genogram Keluarga
: Alasan
: tidak
:::: tidak ada
:
meninggal
laki
:
: pasien
: Perempuan
Laki-
: tinggal
serumah
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. PSIKOLOGIS
Suasana hati/mood
: Baik
Karakter
: pendiam
Keadaan Emosionil
: labil
Konsep Diri
: Baik
Pelaksanaan Ibadah
Kepercayaan/keagamaan
dan
keagamaan yang ingin dilakukan
Keyakinan Kpd Tuhan
(Klien Sholat di tempat tidur)
F. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola Nutrisi dan Cairan
a. Makan
1. Sehat
Pola makan
hari
Makan pantangan
ada
Makanan kesukaan
goreng
Diet
khusus
ada
2. Sakit
Pola makan
hari
: Baik
aktifitas
: Yakin
: 3 x 1
: Tidak
:
Nasi
: Tidak
: 3 x 1
kanan
Diet
: Makana
Keluhan
: anoreksi
n lunak
a
pantangan
: makanan
yang
mengandung asam, pedas, berlemak, yang bisa
mengiritasi lambung
Perubahan
Berat
badan
: menurun (49-45 kg)
Keluhan
: tdak ada
salah keperawatan
: perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah
b. Cairan/Minuman
1. Sehat
Pola
minum
: 8
gelas / hari
Minuman kesukaan
: Kopi
2. Sakit
Intake
Cairan
:
Oral : 500 ml /hari
Parental
800 ml /hari
Total
1300 ml/hr
Keluhan
2. Pola Eliminasi
A. BAK
a. Sehat
Jumlah urine
Warna
Bau
Pola BAK
b. Sakit
Jumlah urin
Bau
Warna
B. BAB
a. Sehat
Konsistensi
Warna
: tidak ada
: 1200ml
: Kuning
: Amoniak
: 3-4 x /hr
: 1100 cc
: Amoniak
: Kuning
: Padat
: kuning
Bau
Pola defekasi
: Khas
: 1-2 x
sehari
Bentuk
Semisolid
3. Pola Aktifitas/Latihan
a. Sehat
Pola Aktifitas sehari-hari
Latihan fisik
Jenis
Frekwensi
seminggu
Lama
Aktifitas yg membuat lelah
terlalu lama
Gangguan pergerakan
Penyebab
Gejala
Efek
-
: Bekerja
: renang
: 1x
: 20 menit
: Bekerja
: keletihan
: letih
:
b. Sakit
Pola
aktifitas
sehari-hari
:
berbaring ditempat tidur
Latihan fisik
Jenis
: berjalan
Frekwensi
: 2x sehari
Lama
: 10-15
menit
Aktifitas
yg
membuat
lelah
:
berbaring di tempat tidur terus-menerus
Tingkat ketergantungan
: parsial
4. Pola Istirahat Tidur
a. Sehat
Pola
tidur
: 2x
sehari
Malam (jam)
: 7 jam
Siang (jam)
: 2 jam
Total (jam)
: 9 jam
Gangguan tidur
:b. Sakit
Pola tidur
: Tidak
teratur
Malam (jam)
: 10 jam
Siang (jam)
:3
Total (jam)
: 13 jam
5. Personal Hygiene
a. Sehat
Mandi
:
2
x
sehari
Gosok gigi
: 3 x
sehari
Cuci rambut
: 2 x
seminggu
Potong kuku
: 1 x
seminggu
Hambatan pemenuhan P. Hygiene
: tidak
ada
b. Sakit
Sehat
Mandi
:
1
x
sehari
Gosok gigi
: 1 x
sehari
Cuci
rambut
: tidak
pernah
Potong kuku
: belum
pernah
Hambatan pemenuhan P. Hygiene
: Tidak
ada (dibantu keluarga)
6. Keselamatan dan Keamanan
Peralatan medik
: IVFD
RL 20 tts/i
Identitas Klien
: ada
(lengkap)
G. CATATAN KHUSUS
1. Apa pasien mengerti tentang penyakit yang di
deritanya? tidak
2. Bila dulu pernah dirawat, macam kegiatan
perawatan apa dirasakan terganggu? -
Tekanan Darah
mmHg
3. Integumen
Kulit
Inspeksi
Kebersihan kulit
Warna kulit
Kelembaban
Palpasi
Hangat
Tekstur
Turgor
4. Kuku
Inspeksi
Normal
: 110/70
: Bersih
: Normal
: lembab
: Suhu :
: Kasar
: elastis
: Warna :
Bentuk :
Normal
Lesi : Keadaaan
: Bersih
Palpasi
refill : Normal
5. Rambut dan Kepala
Inspeksi : Kuantitas
Distribusi
Palpasi : Tekstur
Kulit Kepala
Keadaan rambut
Tekstur
6. Wajah/Muka
Inspeksi
Simetris : ya
: Capillary
: Tipis
: Normal
: Halus
: Normal
: Bersih
: Halus
:
Ekspresi
wajah : meringis
eperawatan
: Gangguan rasa nyaman nyeri
7. Mata
Inspeksi : kesejajaran
: Normal
Palpera
: Normal
Sclera
: Normal
Conjungtiva
Pupil
Reaksi pupil thd
Mengecil
Keadaan mata
Palpasi : Nyeri tekan
8. Telinga
Inspeksi
Keadaaan Telinga
: Normal
: Isokor
cahaya
:
: Bersih
: Tidak
: Normal
: Bersih
Maxilaris
10. Mulut
Inspeksi
Normal
: tidak
: Bibir :
Gusi
Gigi
Lidah
Normal
Normal
Simetris
Keadaan
Mulut : Bersih
11. Leher
Inspeksi
Normal
Palpasi
Hangat
12. Thorax/Dada dan Paru-paru
Inspeksi
Normal
: Warna :
: Leher :
: Postur :
Bentuk :
Normal
Pola
nafas : Reguler
Sifat
nafas : Dada
Retraksi
Torakalis : Normal
Batuk : Palpasi :
Normal
Ekspansi
paru pd sisi knan & kiri : Simetris
Taktil
Fremitus : Anterior : Normal
Posterior
: Normal
Perkusi
Paru : Resonan/normal
Auskultas
i : Vesikuler
13. Payudara
Inspeksi
Palpasi
14. Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung
Apikal : Inspeksi dan Palpasi
Apikal : Normal
15. Abdomen/Perut
a. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
usus : hiperaktif
Perkusi Hepar
Limpa
Abdomen
Palpasi Ringan
b. Anus
: Normal
: Normal
: Pulsasi
: Pulsasi
: Normal
: Bising
: Pekak
: Redup
: Timpani
: Normal
: Normal
16. Genitalia
Inspeksi
: Normal
Kateter
:
Terpasang, warna urin kuning, jumlah 500cc
Palpasi
: Normal
17. Muskuloskletal
Inspeksi
Otot : Ukuran
: Normal
Kontraktur
: Ada
Tremor
: Tidak
Tulang
: Tidak
normal
Tulang Belakang
: Normal
Sendi
: Terputus
ROM : Tidak sempurna
Palpasi
Otot
: Tidak Nor
mal
Tulang
: Tidak
Normal
Sendi
rmal
Lain-lain
Masalah
Keperawatan
Immobilisasi fisik
18. Persarafan/Neurologi
GCS (3-15)
Orientasi
Atensi
Berbicara
Sensasi
Sentuhan
Penciuman
Pengecapan
Ingesti-digesti
Mengunyah : mampu
: Tidak No
::
:: Orang
: Baik
: Normal
:
: Baik
: Baik
:
Menelan
: mampu
Gerakan
: mampu
: Berjalan
K. ANALISA DATA
DATA FOCUS
MASALAH
PENYEBAB
1.
Iritasi
hatinya
lambung
mukosaa
-Ambang nyeri 8
DO
:- Ps
terlihat meringis
menahan nyeri
-Ps tampak memegangi bagian
bawah perutnya
- Ps tampak gelisah
- TD : 110/60 mmHg
2.
- N : 97 x/i
Menurunnya
- RR : 24 x/i
- S : 37 C
kurang
ps
mengatakan mual
dan
muntah 3x sehari
-ps
mengatakan
sulit
untuk
makan,
Kurang
Kurang
terpaparnya
dengan informasi
tentang
sering
bertanya
tentang
penyakitnya
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
1.
2.
TANDA TANGAN
3.
O AL/JAM
KRITERIA
NA
KEPERA
HASIL
TINDAK
WATAN
1. 31-
RASIONAL
AN
Nyeri
Tujuan
-Evaluasi
-Merupakan
agustus-
Akut
b.d -setelah
2010
iritasi
10:
00WIB
intervensi
derajat
dilakukan
nyeri,
kegelisahan
mukosa
tindakan
catat
persepsi
lambung
keperawata
lokasi,
nyeri
mempengaruhi
reaksi
atau
intensitas
kebutuhan terapi
terkontrol
Kriteria
perubaha
menyebabkan
distress
Hasil
n tanda- bermacam-macam
-Ambang
tanda
nyeri
2.
menghilangkan
nyeri
hilang
-
-untuk
emosi.
Klien -kaji
peristaltik
-perbaikan nutrisi meningkatkan
tampak
ulang
kemampuan berfikir
rileks
yang
-makanan
berlebihan
nyeri
31-
Perubahan
agustus-
nutrisi
2010
kurang
dari
identifika
kebutuhan
si
batasi
menurunn
makanan
ya
dilakukan
nafsu tindakan
makan
keperawata
dan -membantu
pemahaman
yang
menimbu
n kebutuhan lkan
-latihan
dapat
pengembangan
membantu
gambaran
3.
nutrisi
ps
diri
terpenuhi
amanan
secara
adekuat
01agustus2010
KH:
Klien Kolabora
akan
si
menunjukka pemberia
n
intake n
makanan
Kurang
melalui
pengetahu
keeimbanga
obat
analgetik
menunjukka jadwal
penyakit,
penyebab
dan
nkan
terapi
nutrisi
,diet
perilaku masukan
pola
b.d
-timbang
kurang
BB
terpaparn
yta
hari
Seterlah
dilakukan
tindakn
tiap
-membantu sebagai
dan penguat belajar
pengingat
dengan
informasi
keperawata
n (penkes)
klien akan
mematuhi
penatalaksa
naan
diet
dan factor
penytebab
KH:
Menyatakan
pemahaman
proses
penyakit
dan
pengobatan,
mengidentif
ikasi
hubungan
tanda dan
gejala
dengan
proses
penyakit
danhubunga
kan gejala
dengan
factor
penyebab
-berikan
makanan
sedikit
tapi
sering
sesuia
indikasi
-berikan
diet
makanan
mringan
dengan
tambahan
makanan
yang
disukai
-tentukan
persepsi
tentang
proses
penyakit
diskusika
n
program
pengobat
an jadwal
dan
kemungk
inan efek
samping
obatobatan
-anjurkan
melakuka
n
aktivitas
biasa
secara
bertahap
-berikan
informasi
tertulis
untuk ps
atau
orang
terdekat
NO.DX
TINDAKAN KEPERAWATAN
01-Agustus-2010
obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Data yang di dapat setelah pengkajian yang
dilakukan pada Tn. Z dirasa sudah cukup sesuai
dengan pengkajian berdasarkan tinjauan teoritis
yang ada. Data- data tersebut sudah menunjang
untuk
melakukan
asuhan
keperawatan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
keperawatan
yang
disusun
berdasarkan prioritas masalah keperawatan pada
klien Tn. Z adalah:
Dx 1: -Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi,
karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan
tanda-tanda vital dan emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan nyeri
-identifikasi
dan
batasi
makanan
yang
menimbulkan ketidaknyamanan
-Kolaborasi pemberian obat analgetik
Dx 2: -buat jadwal masukan tiap jam
-timbang BB tiap hari
-berikan makanan sedikit tapi sering sesuia
indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan
makanan yang disukai
Dx 3: -tentukan persepsi tentang proses penyakit
-diskusikan program pengobatan jadwal dan
kemungkinan efek samping obat-obatan
A.KESIMPULAN
1. Pengkajian
Dalam makalah ini, antara pengkajian pada
tinjauan teoritis dan tinjauan kasus sudah terdapat
kesamaan antara teori dan aplikasinya pada
tinjauan kasus.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yang ada
pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul
pada tinjauan kasus. Namun diagnosa yang
diangkat sesuai dengan masalah yang ada pada
tunjauan kasus sudah cukup mewakili dan sesuai
dengan tinjauan teoritis.
3. Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC:Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC, 2002.