Oleh :
20202
1. Pengertian
Gastritis adalah suatu inflamasi dinding lambung, yang disebabkan oleh iritasi pada
mukosa lambung. Gastritis biasa terjadi, dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor, tang
paling umum terjadi adalah gastritis akut (Le Mone & Karen., 2012). Gastritis adalah peradangan
permukaan mukosa lambung yang bersifat akut, pengertian yang lebih lengkap dari gastritis yaitu
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme
protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Wijaya, 2013). Jadi gastritis
adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffuse atau lokal.
Menurut penelitian, sebagian besar gastritis disebabkan oleh infeksi bacterial mukosa lambung
yang kronis. Selain itu beberapa habahn yang sering dimakan dapat menyebabkan rusaknya sawar
mukosa pelindung lambung.
2. Etiologi
Menurut (Wijaya, 2013) lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhdap asam
yang kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa
penyebab:
a. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helitobacter pylori (bakteri
yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir dan lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang
dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak
menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan
gastritis menetap atau gastritis sementara.
b. Gastritis karena stress akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh
penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cedera sendiri mungkin tidak
mengenai lambung seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan
pendarahan hebat.
c. Gastritis erosive kronis bisa merupakan akibat dari: bahan-bahan seperti obat-obatan, terutama
aspirin dan obat anti peradangan non steroid lainnya, seperti Chorn, infeksi viru dan bakteri.
Gastritis ini terjadi perlahan-lahan pada orang-orang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau
pembentukan ulkus (borok, luka terbuka), paling sering terjadi pada alkoholik. d. Gastritis karena
virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami
gangguan sistem kekebalan
e. Gastritis karena eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing
gelang. Esinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
f. Gastritis atrofik terjadi jika antibody menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung
sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim.
Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut dan terjadi pada pasien yang lambungnya sudah
diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial).
g. Penyakit menire merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung
menjadi tebal, lipatan melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan.
Sekitar 10% penderita penyakit ini mend8jmerita kanker lambung.
h. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah
satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya. Gastritis juga
bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi penyinaran dengan dosis
yang berlebihan.
3. Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat
sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung .
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi
gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan
dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan
akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka
akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh
darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh
dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
4. Pathway
Gastritis
Kurang informasi
Defisit Pengetahuan
Nyeri Akut Anoreksia, Mual, Muntah
Ketidakseimbangan
Resiko Defisit Volume Nutrisi Kurang dari
Cairan Kebutuhan Tubuh
5. Manifestasi Klinis
Menurt (Rika, 2016) Manifestasi klinik yang muncul berbeda sesuai dengan jenis
gastritis. Gejala klinis itu antara lain:
a. Gastritis akut sangat bervariasi, mual dari yang sangat ringan asimtomatik
sampai yang berat dan dapat menimbulkan kematian. Penyebab kematian
yang sangat penting adalah adanya perdarahan gaster. Gejala yang sangat
mencolok adalah :
1. Hematematis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat
sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan- keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya
ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Mual- mual dan muntah
4. Perdarahan saluran cerna
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda-tanda anemia
defesiensi dengan etiologi yang tidak jelas
6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
meraka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.
b. Gastritis Kronis
1. Gejalanya berpariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang
tidak jelas
2. Perasaan penuh, anoreksia. Perasaan cepat penuh diakibatkan sekresi
yang berlebihan pada lambung ketika ada makanan yang masuk.
Sehingga kapasitas makanan menjadi menurun karena sebagian besar
telah diisi oleh mucus dan cairan sekresi.
3. Distres yang tidak nyata sering berkaitan dengan perasaan gaster
seperti penuh padahal kalau dilakukan pengecekan secara detail
lambung tidak mengalami peningkatan intralumenya. Proses ini
terkait dengan adaptasi psikologi yang berlangsung lama, jadi
penderita seolah-olah terbawa emosi lambungnya terasa penuh terus.
4. Cepat kenyang, prosesnya seperti lambung terasa cepat penuh.
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah;
1. Pemeriksaan darah
Tes ini dilakukan untuk memeriksa adanya antibody H.pylori dalam tubuh, hail tes
yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada
sewaktu-waktu dalam kehidupannya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien
tersebut terkena infeksi. Tes darah juga dapat digunakan untuk tes anemia yang
terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi bakteri H.pylori atau tidak
3. Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif
dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
4. Pemeriksaan Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar X.
5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit encernaan lainnya.
Biasanya akan dimintamenelan cairan barium terlebih dahulu
sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika
dironsen.
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Ratnawati, 2017) pemeriksaan yang dapat dilakukan salah
satunya terapi. Tetapi gastritis sangat tergantung pada penyebabnya, berikut
beberapa pelaksanaannya
3.Perencanaan
7. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
8. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.
2. Resiko defisit Setelah diberikan Asuhan 1. Pertahankan catatan intake
volume cairan Keperawatan selama 3 x … dan output yang akurat
menit diharapkan intake cairan
Kembali seimbang dengan 2. Monitor status hidrasi
kriteria hasil : ( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
1) Mempertahankan urine
tekanan darah ortostatik ),
output sesuai dengan usia
jika diperlukan
dan BB
3. Monitor hasil lAb yang
2) Tekanan darah, nadi, suhu
sesuai dengan retensi
tubuh dalam batas normal
cairan (BUN , Hmt ,
3) Tidak ada tanda tanda
osmolalitas urin )
dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, membran
4. Monitor vital sign
mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang 5. Monitor masukan
4.Implementasi
O: data objektif data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik
A: analisis dan intrepretasi berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang
meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan
tindakan.
P: perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri,
kolaborasi, diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A.H. dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta : Medi Action.
Wijaya, A.F dan Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah :
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.