R DENGAN
GANGGUAN GASTRITIS di Kp. Tututgan RT 02 RW 06
MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas staste Keperawatan Gerontik
Disusun Oleh :
D522033
b. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut :
1) Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan
kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2) Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok.
c. Patofisiologi
Terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif,
antara lain:
1) Gastritis akut
Adanya zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang mungkin terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasinya lambung
akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO 3, di lambung HCO3
akan berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan NaCO 3. Hasil
dari persenyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam
lambung meningkat maka akan menimbulkan rasa mual muntah yang
berakibat pada gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCl
maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi
jika mukus gagal melindung mukosa lambung, maka yang akan terjadi
adalah erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada
lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan
menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2) Gastritis Kronis
Gastritis kronik dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe
A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan
dengan penyakit autoimun seperti anemia permisiosa dan terjadi pada fundus
atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut dengan gastritis H. pylory
mempengaruhi antrum dan pilorus. Gastritis kronik dihubungkan dengan bakteri
H. pylory , faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan alkohol dan
obat-obatan, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
d. Manifestasi Klinis
1) Gatritis akut
a) Nyeri epigastrum
b) Nausea, muntah-muntah, anorexia
c) Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkan
Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit
pada perut bagian atas.
2) Gastritis kronik
a) Tampak pucat, Hb tidak normal
b) Perut terasa panas
c) Anorexia, epigstrum terasa tegang
e. Komplikasi
1) Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis
dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan
SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan
hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi.
Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi.
2) Gastritis Kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena
gangguan absorbsi vitamin B12 (Mansjoer Arief M, dkk, 2001).
f. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
1) Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
2) Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3) Jangan Merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih
rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4) Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat
menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
5) Kendalikan stress
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres
juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat
kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat
dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif
dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan
relaksasi yang cukup.
g. Penatalaksanaan Medis
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain).
Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2
atau inhibitor pompa proton.
h. Pemerikasaan Penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan
ini meliputi
a) Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah,
dan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat Gastritis.
b) Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori
atau tidak.
c) Pemeriksaan Fases
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan
pada lambung.
5. Tinjauan Sistem
Pemeriksaan Fisik (B1-B6)
a. Sistem Pernafasan (B1)
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, pasien mengeluh sesak saat kecapekan, irama
teratur, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada tarikan intercostal,
tidak ada jejas, respiratory rate (RR) = 24x/menit.
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada polip
3) Perkusi
Suara terdengar sonor
4) Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
b. Sistem Kardiovaskuler
1) Inspeksi
Tidak ada keluhan nyeri dada, konjungtiva pucat.
2) Palpasi
Irama jantung teratur HR = 110 x/mnt
3) Auskultasi
Terdengar suara jantung normal, Tekanan darah 150/90 mmHg
g. Sistem Endoktrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
PERTANYAAN TAHAP 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? Ya
b. Ada masalah atau banyak pikiran ? Tidak
c. Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ? Tidak
d. Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter ? Tidak
e. Cenderung mengurung diri ? Tidak
Dengan Skor Yg
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan Didapat
1 Makan 5 10 10 Frekuensi
: 2x/hari
Jumlah : 1
piring
Jenis :
nasi, lauk,
sayur
2 Minum Frekuensi
:5–6
gelas
5 10 10 Jumlah :
500 cc
Jenis : air
putih, teh
6 Mandi Frekuensi
5 15 15 : 2x/hr
9 Mengenakan pakaian
5 10 10
5 10 10
Frekuensi
: 1x/hari
Jumlah : 125
Penilaian
Nilai 130 : Mandiri
Nilai 60 – 125 : Ketergantungan Sebagian Nilai 60 : Ketergantungan Total
Kesimpulan : Ny. A memiliki Tingkat ketergantungan sebagian dengan skor 125
Intreprestasi :
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : fungsi intelektual kerusakan berat
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan salah = 2, fungsi intelektual Ny. R utuh
13. Pengkajian Kognitif Fungsi Mental Mini Mental Ststus Exam (MMSE) Teknik pengkajian
aspek kognitif pada fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status
Exam):
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Tahun : 2023
Musim : hujan
Tanggal : 12 November 2023
Hari : Senin
Bulan : Maret
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ? Rumah
Negara : Indonesia