Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

R DENGAN
GANGGUAN GASTRITIS di Kp. Tututgan RT 02 RW 06

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas staste Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :

NURVIVI FITRI ARIANTY PERMANA

D522033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2023
LAPORAN
PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. Konsep Teori Penyakit
a. Definisi
Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa
gaster (Hadi, 1995). Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronik, atau lokal (Price & Wilson, 1992). Gastritis adalah
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Charlene J, Reeves, 2001).
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal
dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘gastro’ yang berarti perut atau
lambung, dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.

b. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut :
1) Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan
kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
2) Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok.

c. Patofisiologi
Terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif,
antara lain:
1) Gastritis akut
Adanya zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang mungkin terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasinya lambung
akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO 3, di lambung HCO3
akan berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan NaCO 3. Hasil
dari persenyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam
lambung meningkat maka akan menimbulkan rasa mual muntah yang
berakibat pada gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus
yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCl
maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi
jika mukus gagal melindung mukosa lambung, maka yang akan terjadi
adalah erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada
lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan
menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2) Gastritis Kronis
Gastritis kronik dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe
A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan
dengan penyakit autoimun seperti anemia permisiosa dan terjadi pada fundus
atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut dengan gastritis H. pylory
mempengaruhi antrum dan pilorus. Gastritis kronik dihubungkan dengan bakteri
H. pylory , faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan alkohol dan
obat-obatan, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.

d. Manifestasi Klinis
1) Gatritis akut
a) Nyeri epigastrum
b) Nausea, muntah-muntah, anorexia
c) Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkan
Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit
pada perut bagian atas.
2) Gastritis kronik
a) Tampak pucat, Hb tidak normal
b) Perut terasa panas
c) Anorexia, epigstrum terasa tegang

e. Komplikasi
1) Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis
dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan
SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan
hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi.
Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi.
2) Gastritis Kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena
gangguan absorbsi vitamin B12 (Mansjoer Arief M, dkk, 2001).

f. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
1) Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
2) Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3) Jangan Merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih
rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4) Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat
menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
5) Kendalikan stress
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres
juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat
kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat
dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif
dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan
relaksasi yang cukup.

g. Penatalaksanaan Medis
1. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain).
Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
2. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2
atau inhibitor pompa proton.

h. Pemerikasaan Penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan
ini meliputi
a) Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah,
dan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat Gastritis.
b) Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori
atau tidak.
c) Pemeriksaan Fases
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan
pada lambung.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik

A. PENGKAJIAN KLIEN GERONTIK


1. Identitas Klien
1) Nama: Ny. R
2) Umur: 64 tahun
3) Alamat: Kp. Tutugan RT02/06
4) Pendidikan: SMP
5) Jenis Kelamin: Perempuan
6) Suku: Sunda
7) Agama: Islam
8) Status Perkawinan: Kawin
9) Tanggal Pengkajian: 12 Maret 2023

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Ny. R mengatakan tidak riwayat penyakit terdahulu.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Ny. R mengeluh sakit perut
Provokatif : Ny. R telat makan
Quality : Nyeri perutnya seperti tertusuk dan melilit
Region : Daerah abdomen
Skala : Skala nyeri 3 dari 5, tingkat keparahan Ny. R sampai tidak
bisa
jalan
Time : Sejak tadi pagi
4. Riwayat Alergi
Obat-obatan : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada
Lingkungan : Tidak Ada

5. Tinjauan Sistem
Pemeriksaan Fisik (B1-B6)
a. Sistem Pernafasan (B1)
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, pasien mengeluh sesak saat kecapekan, irama
teratur, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada tarikan intercostal,
tidak ada jejas, respiratory rate (RR) = 24x/menit.
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada polip
3) Perkusi
Suara terdengar sonor
4) Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan

b. Sistem Kardiovaskuler
1) Inspeksi
Tidak ada keluhan nyeri dada, konjungtiva pucat.
2) Palpasi
Irama jantung teratur HR = 110 x/mnt
3) Auskultasi
Terdengar suara jantung normal, Tekanan darah 150/90 mmHg

c. Sistem Pernafasan (B3)


1) Inspeksi
Kesadaran composmetis, pupil isokor, tidak ada keluhan pusing

d. Sistem Perkemihan (B4)


1) Inspeksi
Produksi urine = 500cc/hari, warna = kuning, bau = khas, intake oral =
1500cc/hari
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran kandung kemih

e. Sistem Pencernaan (B5)


1) Inspeksi
Mukosa bibir kering, tidak ada keluhan susah menelan, 3 gigi tanggal, klien
mengeluh mual dan tidak nafsu makan
2) Auskultasi
Bising usus 12x/menit
3) Palpasi
Terdapat nyeri tekan di daerah ulu hati, skala nyeri 3 dari 6, dan tidak teraba
pembesaran hepar
4) Perkusi
Terdengar suara tympani

f. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)


1) Inspeksi
Kulit terlihat kering dan keriput, tidak terdapat kelainan pada bagian
ekstremitas dan tulang belakang, kulit sawo matang, kulit bersih
2) Palpasi
Turgor kulit kurang, akral hangat

g. Sistem Endoktrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan
7. Pengkajian Spiritual
Klien ber agama islam, setiap hari selalu melaksanakan ibadah solat 5 waktu
8. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Klien memiliki kemampuan untuk menggerakan anggota ekstremitas atas
dan bawah namun yang ekstremitas bagian kanan bawah, bahasa saat
berkomunikasi klien menggunakan bahasa sunda dan Indonesia yang bisa
dimengerti
b. Klien mampu bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di dalam rumah
9. Pengkajian Emosi
PERTANYAAN TAHAP 1
a. Apakah klien mengalami sukar tidur ? Tidak
b. Apakah klien sering merasa gelisah ? Tidak
c. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? Tidak
d. Apakah klien sering waas-was atau khawatir ? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari
atau sama dengan 1 jawaban “Ya”

PERTANYAAN TAHAP 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? Ya
b. Ada masalah atau banyak pikiran ? Tidak
c. Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ? Tidak
d. Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter ? Tidak
e. Cenderung mengurung diri ? Tidak

Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “Ya”


Masalah Emosional Positif (+)
10. Pengkajian Status Fungsional Katz Indeks

NO AKTIVITAS MANDIRI TERGANTUNG


1. MANDI
Mandiri : Bantuan hanya pada satu bagian mandi
(seperti punggung atau ekstremitas yang tidak 
mampu ) atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung: Bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak
mandi, serta tidak mandi sendiri
2. BERPAKAIAN
Mandiri : Mengambil baju dari lemari, memakai
pakaian, melepaskan pakaian, mengancingi/ 
mengikat pakaian.
Tergantung : Tidak dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3. KE KAMAR KECIL
Mandiri : Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia sendiri 
Tergantung : Menerima bantuan untuk masuk ke
kamar kecil dan menggunakan pispot
4. BERPINDAH
Mandiri: Berpindah ke dan dari tempat tidur
untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri 
Bergantung: Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu,
atau lebih perpindahan
5. KONTINEN
Mandiri : BAK dan BAB seluruhnya dikontrol
sendiri 

Index Katz : Skor A


Ny. R memiliki kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.

11. Index Barthel (ADL)

Dengan Skor Yg
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan Didapat

1 Makan 5 10 10 Frekuensi
: 2x/hari

Jumlah : 1
piring

Jenis :
nasi, lauk,
sayur

2 Minum Frekuensi
:5–6
gelas

5 10 10 Jumlah :
500 cc

Jenis : air
putih, teh

3 Berpindah dari kursi roda ke


5-10 15 15
tempat tidur, atau sebaliknya

4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi


0 5 5
menyisir rambut, gosok gigi) : 2x/hr

5 Keluar masuk toilet (mencuci


pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)

6 Mandi Frekuensi
5 15 15 : 2x/hr

7 Jalan di permukaan datar 0 5 5

8 Naik turun tangga 5 10 5

9 Mengenakan pakaian
5 10 10

10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi


: 1x/hari
5 10 10
Konsisten
si : padat

11 Kontrol Bladder (BAK) Frekuensi


: 5x/hari
5 10 10
Warna :
kuning

12 Olah raga/latihan 5 10 10 Jenis :


jalan kecil
Frekuensi
: 1x/hari
13 Rekreasi/pemanfaatan waktu Jenis :
luang nonton TV

5 10 10
Frekuensi
: 1x/hari
Jumlah : 125

Penilaian
Nilai 130 : Mandiri
Nilai 60 – 125 : Ketergantungan Sebagian Nilai 60 : Ketergantungan Total
Kesimpulan : Ny. A memiliki Tingkat ketergantungan sebagian dengan skor 125

12. Pengkajian Status Mental


Short Portable Mental Status Quesioner
Benar Sala Nomo Pertanyaan Jawaban
h r
1 0 1 Tanggal berapa hari ini? 12 Maret 2023
1 0 2 Hari apa sekarang? Minggu
1 0 3 Apa nama tempat ini? Rumah
1 0 4 Dimana alamat anda?
Kp. Tutugan RT02/06

1 0 5 Berapa umur anda? 64 tahun


1 0 6 Kapan anda lahir? 20 Agustus 1959
1 0 7 Siapa presiden Indonesia? Joko Widodo
0 1 8 Siapa presiden Indonesia Susilo Bambang
sebelumnya? Yudhoyono
1 0 9 Siapa nama ibu anda? Ibu A
0 1 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 13, 9, dst
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
8 2 JUMLAH

Intreprestasi :
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : fungsi intelektual kerusakan berat
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan salah = 2, fungsi intelektual Ny. R utuh

13. Pengkajian Kognitif Fungsi Mental Mini Mental Ststus Exam (MMSE) Teknik pengkajian
aspek kognitif pada fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status
Exam):
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Tahun : 2023
Musim : hujan
Tanggal : 12 November 2023
Hari : Senin
Bulan : Maret
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ? Rumah
Negara : Indonesia

Anda mungkin juga menyukai