Anda di halaman 1dari 39

Pemberian obat

Sandy S.kep.,Ners. M.Kep


Bagaimana cara pemberian obat
kepada pasien ?

Oral
Sublingual
Inhalasi
Rektal
Pervaginam
Perenteral
Topikal/lokal
Oral

Adalah obat yg cara pemberiannya melalui mulut.

 keuntungan : pemberian ini relatif aman, praktis

dan ekonomis.
Kelemahan dari pemberian obat secara oral
adalah efek yg timbul biasanya lambat,
tidak efektif jika pengguna sering muntah-
muntah, diare, tdk sabar, tdk kooperatif, kurang
disukai jika rasanya pahit.
• Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, misalnya : Obat yg
bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yg diuraikan oleh getah
lambung (benzilpenisilin, insulin dan oksitoksin).
• Dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat
kerjanya.
 Dapat juga u/ mencapai efek lokal misalnya : obat cacing, obat
diagnostik u/ pemotretan lambung – usus
 Baik sekali u/ mengobati infeksi usus.
 Bentuk sediaan oral : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan.
sublingual

Cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.

 Tujuannya efek yg ditimbulkan bisa lebih cepat

karena pembuluh darah di bawah lidah


merupakan pusat dari sakit.

Kelebihan efek obat akan terasa lebih cepat dan
kerusakan obat pd saluran cerna dan metabolisme
di dinding usus dan hati dpt dihindari.
 Tidak melalui hati sehingga tdk diinaktif
 Dari selaput di bawah lidah langsung ke dlm aliran darah,
sehingga efek yg dicapai lebih cepat misalnya : Pada pasien serangan
Jantung dan Asma
 Keberatannya kurang praktis u/ digunakan terus menerus dan dpt
merangsang selaput lendir mulut
Hanya untuk obat yg bersifat lipofil
 Bentuknya tablet kecil atau spray, contoh : Isosorbid Tablet
Bucal

- Obat diletakkan diantara pipi dan gusi

- Obat langsung masuk ke dalam aliran darah

- Misalnya obat u/ mempercepat kelahiran bila tdk


ada kontraksi uterus, contoh : Sandopart Tablet
Inhalasi

Adalah obat yg cara pemberiannya melalui saluran


pernafasan.
Kelebihan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat
dan homogen, kadar obat dpt terkontrol, terhindar dari
efek lintas pertama dan dpt diberikan langsung kepada
bronkus.
Obat yg diberikan dgn cara inhalasi dlm bentuk gas

atau uap yg akan diabsorpsi dgn cepat melalui

alveoli paru-paru serta membran mukosa pd saluran

pernapasan.
- Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga
mempunyai efek sistemik. Bentuk inhalasi ini bisa dlm
wadah yang diberi tekanan dan mengandung zat
pemancur (aerosol, cth : Alupent Metered Aerosol
PARENTERAL

cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa

melalui saluran pencernaan)


tetapi langsung ke pembuluh darah/ jaringan
Tujuannya : agar dpt langsung menuju sasaran.
Kelebihannya bisa u/ pasien yg tdk sadar, sering muntah
dan tdk kooperatif.
Akan tetapi pemberian obat dgn cara ini kurang aman
karena jika sudah disuntikan ke dlm tubuh tdk bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.
Jenis- jenis pemberian parenteral

Intra muskuler ( IM )
Intra Vena ( IV )
Intra cutan ( IC )
Sub Cutan ( SC )
Persiapan pemberian obat melalui IV, IM, SC , dan
iC :

 Spuit pd tempatnya.
 Obat-obatan yg diperlukan
 Nirbekken / bengkok
 Kapas alkohol
 Bak spuit steril
 Torniquet ( u/ intra vena )
 Tempat u/ menampung kotoran
 Perlak dan alasnya
 Gunting
 Plester
 Handscoen
a.Intravena (IV)

Pemberian obat langsung pd pembuluh darah vena.

Tidak ada fase absorpsi dlm pemberian obat secara

intravena karena obat langsung masuk ke dlm vena,


“onset of action” cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %,
baik u/ obat yg menyebabkan iritasi kalau diberikan
dengan cara lain, biasanya berupa infus kontinu u/ obat
yg waktu-paruhnya pendek.
A.Pemberian obat melalui intravena (IV)
Peralatan disiapkan
Cuci tangan kemudian gunakan handscoen
Atur posisi pasien.
Tentukan dan cari vena yg akan ditusuk
Pasang pengalas.
Bila vena sudah ditemukan misalnya basilika, atur lengan
lurus dan pasang torniquet.
sampai vena benar-benar dpt dilihat dan diraba kemudian
desinfeksi dgn menggunakan kapas alkohol
Siapkan spuit yg sudah berisi obat.
Bila dlm tabung masih terdapat udara, maka udara
harus dikeluarkan
Pelan tusukkan jarum kedlm vena dgn posisi jarum
sejajar dengan vena dan lubang jarum menghadap
keatas
U/ mencegah vena tdk bergeser tangan yg tdk
memegang spuit dpt digunakan u/ menahan vena
sampai jarum masuk vena.
Lakukan aspirasi.
Bila terisap darah berarti sudah didalam vena, jika
tdk terisap/keluar darah berarti belum didalam vena.
Bila sudah didalam vena maka lepaskan torniquet dan
masukkan obat perlahan-lahan sampai habis.
Setelah obat masuk semua, segera cabut spuit dan buang
ditempat pembuangan sesuai prosedur.
Rapikan pasien dan atur dlm posisi yg nyaman.
Observasi keadaan pasien dan dokumentasikan.
INTRA MUSKULER ( IM )
Onset of action” pemberian obat secara intramusculer

bervariasi, berupa larutan dlm air yg lebih cepat


diabsorpsi daripada obat berupa larutan dlm minyak, dan
juga obat dlm sediaan suspensi, kemudian memiliki
kecepatan penyerapan obat yg sangat tergantung pada
besar kecilnya partikel yg tersuspensi: semakin kecil

partikel, semakin cepat proses absorpsi .


Intra musculer

Peralatan disiapkan
Cuci tangan kemudian gunakan handscoen
Tentukan lokasi penyuntikan, pilih area yg bebas dari lesi, nyri tekan, bengkak
dan radang.
 Bersihkan kulit dgn pengusapan antiseptika secara melingkar dari dlm keluar
Siapkan spuit yg sudah berisi obat, buka penutup jarumnya dgn hati-hati, dan
keluarkan udara dlm spuit.
Gunakan tangan yy tdk memegang spuit u/ membentangkan kulit pada area
yg akan ditusuk, pegang spuit antara jempol dan jari-jari kemudian tusukkan
jarum secara tegak lurus pada sudut 90o
Lakukan aspirasi
 Bila terisap darah, maka segera cabut spuit, buang dan ganti yg
baru.
Bila tidak terisap darah, maka perlahan-lahan masukan obat.
Bila obat sudah masuk semua, maka akan segera cabut spuit dan
dan lakukan masage pd area penusukan.
Rapikan pasien dan atur dlm posisi yg nyaman.
Buang spuit pd tempat yg telah disediakan, bereskan peralatan
Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda
C.Pemberian obat melalui sub cutan

Pemberian obat dibawah kulit


Cuci tangan kemudian gunakan handscoen
Peralatan disiapkan
Masukkan obat dari vial atau ampul ke dlm tabung spuit
dgn cara yg benar
Beritahu pasien
 Atur dlm posisi
Pilih area tubuh yg akan disuntik,
 kemudian Bersihkan kulit dgn pengusapan antiseptika
secara melingkar dari dalam keluar
Siapkan spuit, lepaskan penutup secara tegak lurus
sambil dan keluarkan udara dari spuit
Pegang spuit dgn salah satu tangan antara jempol dan
jari-jari pada area injeksi dgn telapak tangan menghadap
kearah samping atau keatas untuk kemiringan 450
Gunakan tangan yg tdk memegang spuit u/
mengangkat dan merentangkan kulit, lalu secara hati-
hati dan mantap tangan yg lain menusukkan jarum.
Lakukan aspirasi, bila muncul darah, maka segera
cabut spoit u/ dibuang dan diganti dgn spuit baru.
Bila tdk ada darah, maka pelan-pelan dorong obat ke
dlm jaringan
Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi.
Bila tempat penusukan mengeluarkan darah maka tekan
area tusukan dgn kasa steril kering sampai perdarahan
berhenti.
Buang spuit pada tempat yg telah disediakan, bereskan
peralatan
Rapikan pasien dan atur dalam posisi yg enak
Cuci tangan
Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda
Kaji keefektifan obat.
D.Pemberian obat melalui intra cutan

Cuci tangan kemudian gunakan handscoen


Peralatan disiapkan
Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
Pilih area tubuh yang akan disuntik,misalnya lengan
kanan dan lakukan desinfeksi dengan pengusapan
antiseptika secara melingkar dari dalam kedalam keluar
Pegang erat lengan pasien dgn tangan kiri anda dan
tangan yg satunya memegang spoit kearah klien
Tusukkan spoit dgn sudut 15o pada epidermis
kemudian teruskan sampai dermis lalu dorong cairan
obatnya.
Obat ini akan menimbulkan tonjolan dibawah
permukaan kulit
Cabut spuit, usaplah pelan-pelan area penyuntikan
dengan kapas antiseptik tanpa memberikan
massage(massage dapat menyebabkan oabt masuk
kejaringan atau keluar melalui lubang bekas tusukan)
Buang spuit pada tempat yang telah disediakan,
bereskan peralatan
Rapikan pasien dan atur dalam posisi yang enak
Cuci tangan
Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda
Infus ...
TUJUAN
 DUKUNGAN NUTRISI
 PEMBERIAN TERAPI
 RUMATAN
 TRANSFUSI
 PENGAMBILAN SPESIMEN
DARAH
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya plebitis
Kurangnya sterilitas
Kecepatan terlalu tinggi
Osmolaritas cairan tinggi
IV kateter terlalu besar
Penggunaan kateter dan set infus terlalu lama
Perhitungan Tetesan
Kenali faktor tetesan dari set infus yg digunakan :
> blood set 1ml : 15 tetes
> makrodrip set 1ml : 20 tetes
> microdrip set 1 ml : 60 tetes
Rumus
jml cairan x faktor tetesan )
(waktu x 60) =
CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS

Contoh kasus
Dokter meresepkan kebutuhan cairan Nacl 0,9 % pada Tn A 1000 ml/12 jam.
faktor drips (tetes) 15 tetes/1 ml. berapa tetes per menit cairan tersebut
diberikan?
Strategi menjawab kasus
1. Ketahui jumlah cairan yang akan diberikan
2. konversi jam ke menit (1 jam = 60 menit)
3. masukkan kedalam rumus ( Jumlah cairan yang dibutuhkan dikali dengan
faktor drips, lalu dibagi dengan lamanya pemberian)

36
jawabannya adalah
(1000 x 15) = 15.000
(12 x 60) 720 = 20.86
dibulatkan jadi 21
Cairan tersebut harus diberikan 21 tetes/menit.

37
Hal-hal yang harus diperhatikan
selama pemasangan
Menjaga privasi klien

Tidak merubah roll pengatur tetesan

Tidak merubah posisi yg dapat menghambat tetesan

Segera melaporkan apabila ada keluhan


Selamat Belajar
……

Anda mungkin juga menyukai