Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS PADA LANSIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan,
mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat. Penerapan
proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud
tanggung jawab perawat terhadap klien. Penerapan proses keperawatan ini akan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kepada klien dengan optimal.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat melalui tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, penentuan rencana
keperawatan, implementasi tindakan keperawatan, serta evaluasi (Asmadi, 2008).
Tubuh manusia banyak terdapat sistem yang saling kerja sama dalam
mempertahankan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energy yang sangat penting dalam
proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel di tubuh. Dalam sistem
pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah lambung. Lambung
nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan mukosa lambung
menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat
penting. Lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak
normal atau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam. Gastritis merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan
dapat sembuh sendiri dan ± 80-90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan peran
dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastritis ini cukup berbahaya dan bisa bisa
mengakibatkan kematian. Peradangan ini (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi
bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering
ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang
dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi
lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gastritis?
2. Apa saja etiologi gastritis?
3. Apa tanda dan gejala gastritis?
4. Apa saja pemeriksaan diagnosa pada gastritis?
5. Apa

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gastritis
2. Untuk mengetahui apa saja etiologi gastritis
3. Untuk mengetahui apa tanda dan gejala gastritis
4. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnosa pada gastritis
5. Untuk mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN

A.Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga
Hal 492).

Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisihal749)

Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster
(Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran
pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung
yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau
peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang
terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis
Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. Makan terlalu Banyak, terlalu
cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan Yang terinfeksi.
Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau Terapi radiasi.

Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada
pneumonia), virus (influenza, variola, morbili dan lain-lain) atau karena makanan-
minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang mengandung salisilat,
asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa lambung,
dengan erosi-erosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba
dan hematemesis. Disebut erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari
pada bagian mukosa, bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosif atau gastritis
hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi
yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Penderita
gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak
tercapai. Untuk menegakkan diagnosa tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang
sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan yang ringan saja (Asmadi, 2008).
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
Yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau
Bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam
Lambung yang pekat.

2.Patofisiologi

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi

Mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung


Akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan
Berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari
Penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung
Meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
Nutrisi cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
Dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan
Terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus
gagal Melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa
lambung. Jika Erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka
akan terjadi Perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang Sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi Penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel Dan hilangnya sel pariental dan
sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang Maka produksi HCL. Pepsin dan
fungsi intinsik lainnya akan menurun dan Dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanya rata, Gastritis itu bisa Sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi
ulser.

3.Etiologi

Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang
sering dijumpai ialah:
a. Obat analgesik-antiinflamasi, terutama aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah
dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
b. Bahan kimia, misalnya lisol
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
f. Refluks usus lambung
g. Endotoksin (Asmadi, 2008).

4.Tanda dan Gejala

Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat
ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Manifestasi
tersebut adalah:
a. Nyeri epigastrium
b. Neusa dan rasa ingin vomitus
c. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium. Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak
ditemukan kelainan, kecuali merokok yang mengalami perdarahan hebat hingga
menimbulkan gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat,
keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran (Asmadi, 2008).

4. Diagnosa

a. Endoskopi
Khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan
gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan
spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

b. Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi kerusakan mukosa karena erosi tidak
pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh
sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu
pemeriksaan endoskopi, sebaiknya dilakukan seawal mungkin.

c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak maksimal
d. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis,
tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas
serum gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B12 dapat dikaji
untuk melihat kekurangan vitamin B12 (Asmadi, 2008).

5.Penatalaksanaan Medis

a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari
bahan-bahan yang merangsang.
c. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetic seperti dimenhidrinat 50-100 mg
per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kuman-kuman,
berikan antibiotika yang sesuai.
d. Bila nyeri tidak hilang dengan antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit sebelum
makan.
e. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan. (Asmadi, 2008)
f. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
g. Berikan terapi antasida dan antibiotik
h. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
i. Berikan analgesik jenis cair topikal

6.Komplikasi

Komplikasi yang penting adalah:


a. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
b. Terjadinya ulkus, kalau prosesnya hebat
c. Jarang terjadi perforasi (Asmadi, 2008)
d. saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis. Terkadang
perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat Menyebabkan kematian
e. Ulkus, jika prosesnya hebat
f. cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

7. komplikasi

 terjadinya pendarahan
 syok
 perforasi
 peradangan selaput perut
 kanker lambung
Ususnya Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan Vitamin
B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia Pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum Pylorep

B.ANATOMI FISIOLOGIS

Gaster atau lambung

Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan yang paling dapat
mengembang lebih besar terutama pada epigastrium. Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri
atas :

 Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung
 Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri osteum
kardiak biasanya terisi gas
 Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan pada bagian
bawah kurvatura minor.
 Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai pilorus
 Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju
kekanana sampai pilorus inferior
 Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot tebal
yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

 Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan Makanan oleh


peristaltik lambung dan getah lambung
 Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan Dicairkan dan
dicampurkan dengan asam hidroklorida.
 Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
 Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.

C.Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Data biografi di dapat melalui wawancara meliputi identitas pasien (umur, jenis
kelamin) dan penanggung jawab, pengumpulan data seperti keluhan utama yang
dirasakan pasien, pola makan (diet), perokok, alkoholik, minum kopi, penggunaan
obat-obatan tertentu.
b. Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan keluarga adanya penyakit
keturunan atau tidak, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit yang dialami
saat ini adanya alergi obat atau makanan.
c. Riwayat penyakit dahulu meliputi apakah pasien tersebut pernah opname atau
tidak sebelumnya penyakit apa yang pernah diderita sebelumnya.
d. Riwayat psikososial pasien, biasanya ada rasa stress, kecemasan yang sangat
tinggi yang dialami pasien mengenai kegawatan pada saat kritis.
e. Pola fungsi kesehatan
1) Pola nutrisi makan, minum, porsi, keluhan
Gejala: Nafsu makan menurun, penurunan berat badan, mual, muntah
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi frekuensi,
warna, konsistensi dan keluhan yang dirasakan.

f. Pola Kebersihan Diri


Pola ini membahas tentang kebersihan kulit, kebersihan rambut, telinga, mata
mulut, kuku.

g. Pola pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan


h. Pola kognitif-persepsi sensori
Keadaan mental yang dialami, berbicara, bahasa, ansietas, pendengaran,
penglihatan normal atau tidak.

i. Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri, gambaran diri.
j. Pola koping dan nilai keyakinan

2. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum klien
b. Tingkah laku klien
c. Berat badan (mengalami penurunan berat badan) dan tinggi badan klien
d. Pengkajian fisik, secara subyektif dijumpai keluhan pasien berupa, epigastrium,
perut lembek, kram, ketidakmampuan mencerna, mual, muntah. Sedangkan secara
obyektif dijumpai tanda-tanda yang membahayakan, meringis, kegelisahan, atau
merintih, perubahan tanda-tanda vital, kelembekan daerah epigastrium, dan
penurunan peristaltik, erythema palmer, mukosa kulit basah tanda-tanda
dehidrasi.

e. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan darah
2) Radiologi
3) Endoskopi
4) Histopatologi

3. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a. Nyeri sehubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar gastric
ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
b. Kekurangan volume cairan sehubungan dengan pemasukan cairan dan elektrolit
yang kurang, muntah, perdarahan. Aktivitas intoleransi berhubungan dengan
kelemahan fisik.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
d. Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan infasif

Anda mungkin juga menyukai