DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
i
KATA PENGANTAR
Adapun tugas kelompok ini pembahasan tentang Terapi Komplementer, telah kami
buat semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan beberapa anggota kelompok,
sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan tugas
ini sesuai dengan rencana dan target yang telah ditentukan.
Kami menyadari di dalam Tugas Kelompok Terapi Komplementer ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari tugas Terapi Komplementer ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
A. Daun Kelor..................................................................................................................4
B. Diabetes.......................................................................................................................8
C. Kadar Gula Darah......................................................................................................13
D. Manfaat Teh Daun Kelor Sebagai Penurun Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus...................................................................................................................15
BAB III PROSES PEMBUATAN REBUASAN TEH DAUN KELOR............................16
A. Alat dan Bahan Pembuatan Teh Daun Kelor............................................................16
B. Cara Pembuatan Teh Daun Kelor..............................................................................16
C. Cara Penggunaan Teh Daun Kelor............................................................................17
BAB IV PENUTUP................................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormone yang mengatur gula darah atau glukosa), atau
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari
lima penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin di dunia . Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama
beberapa dekade terakhir. (WHO Global Report, 2016). Diabetes Melitus (DM)
merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah (hiperglikemia) disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari kelainan
sekresi insulin. (American Diabetes Association (ADA), 2010). Penurunan hormon
insulin mengakibatkan seluruh glukosa dalam darah yang ada didalam tubuh akan
meningkat.
Saat ini DM tipe II merupakan tipe diabetes yang lebih umum dan lebih banyak
penderitanya dibandingkan dengan DM tipe I. Penderita DM tipe II mencapai 90-95%
dari keseluruhan populasi penderita diabetes (Depkes RI, 2013). Penyakit DM sering
terjadi pada kaum lanjut usia. Diantara individu yang berusia >65 tahun, 8,6%
menderita DM tipe II. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia.
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada
tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di
dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali lipat sejak
tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini
mencerminkan peningkatan faktor resiko terkait seperti kelebihan kelebihan berat
badan atau obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes meningkat
lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara
berpenghasilan tinggi.
Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur
≥15 tahun hasil riskesdas 2018 di Indonesia adalah sebanyak 2,0 %.Prevalensi DM
pada tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter, jenis kelamin, dan daerah domisili.
Berdasarkan kategori usia, penderita DM terbesar berada pada rentang usia 55-64
tahun dan 65-75 tahun. Selain itu, penderita DM di Indonesia lebih banyak berjenis
1
kelamin perempuan (1,8%) daripada laki-laki (1,2%). Kemudian untuk daerah
domisili lebih banyak penderita diabetes melitus yang berada di perkotaan (1,9%)
dibandingkan dengan di perdesaan (1,0%).
Tanaman merupakan beberapa jenis organisme yang dibudidayakan pada suatu
ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan
tertentu. Pada masa ini telah banyak digunakan ekstrak dari sumber tanaman untuk
pengobatan pada berbagai penyakit. Jenis tanaman obat yang telah terbukti berkhasiat
jumlahnya sangat banyak, khususnya obat tradisional yang digunakan untuk
menurunkan kadar glukosa darah yaitu tanaman daun kelor . Daun kelor mengandung
antioksidan seperti flavonoid, vitamin A, vitamin E, vitamin C dan juga mengandung
selenium yang membantu menurunkan kadar glukosa darah. Kandungan senyawa
flavonoid dalam bentuk terpenoid dalam daun kelor sangat efektif dan lebih aman
dalam penurunan kadar gula darah (Jaiswal, Dolly, et al. 2009).
Kelor merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan masyarakat dalam
pengobatan tradisional. Senyawa yang terkandung dalam daun kelor adalah alkaloid
moringin,moringinin, saponin, polifenol, dan minyak atsiri. Kelor merupakan tanaman
yang dapat menerima berbagai kondisi lingkungan, sehingga mudah tumbuh meski
dalam kondisi ekstrim seperti temperatur yang sangat tinggi. Kelor dapat bertahan
pada musim kering yang panjang dan dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan
curah hujan tahunan. Meskipun daun kelor lebih suka tanah kering lempung, kelor
tetap dapat hidup di tanah liat (Krisnadi, A.D., 2015)
Melihat bahwa diabetes mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas
sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka
sangat diperlukan program pengendalian diabetes melitus tipe II. Daun kelor yang
merupakan salah satu tanaman yang telah dimanfaatkan masyarakat dalam
pengobatan tradisional dan mempunyai kandungan antioksidannya sehingga dapat
menurunkan kadar glukosa darah dan dipercaya memiliki manfaat untuk mengobati
penyakit diabetes mellitus dan merupakan salah satu bahan yang sering dijumpai dan
tidak menghabiskan biaya yang banyak.
Daun Kelor adalah tanaman herbal yang dipercaya memiliki manfaat untuk
mengobati penyakit Diabetes Melitus. Keadaan hiperglikemia pada DM. memicu
terjadinya autooksidasi glukosa yang menghasilkan ROS. Jumlah ROS yang yang
berlebihan akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif yaitu yaitu tidak
seimbangnya jumlah antara radikal bebas dengan autooksidan dalam tubuh. Kadar
2
enzim antioksidan sangat mempengaruhi kerentanan berbagai jaringan pada stress
oksidatif dan dikaitkan dengan perkembangan komplikasi dalam diabetes.
Daun Kelor mengandung antioksidan seperti flavonoid, vitamin A, vitamin E,
vitamin C, dan juga mengandung selenium yang membantu menururnkan kadar
glukosa darah. Kandungan senyawa flavonoid dalam bentuk terpenoid dalam daun
kelor sangat efektif dan lebih aman dalam penurunan kadar gula darah. Kandungan
antioksidan pada daun kelor membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel-sel oleh
radikal bebas. (Krisnadi, 2013)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kasiat teh daun kelor dalam menurunkan kadar gula darah
pada penderita diabetes mellitus
2. Tujuan Khusus
c. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan teh
daun kelor;
d. Untuk mengetahui cara pembuatan teh daun kelor;
e. Untuk mengetahui cara penggunaan teh daun
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Daun Kelor
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembulu) Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/ dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa Oleifera Lam (Krisnadi, 2015)
Zat-zat yang terkandung dalam Moringa Oleifera Lamk sangat berguna bagi tubuh
manusia. Menurut hasil penelitian, daun kelor ternyata mengandung vitamin A,
vitamin C, vitamin B, kalsium, kalium, besi dan protein dalam jumlah sangat
tinggi yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia (Radiyanthi, 2015).
Daun Moringa Oleifera Lamk memiliki kandungan kalsium yang lebih banyak
daripada susu, lebih banyak zat besi daripada bayam, lebih banyak protein
daripada telur dan lebi banayk kalium daripada pisang. Zat lain yang sudah
4
diidentifikasi dalam daun kelor antara lain: senyawa polifenol (asam galat, asam
klorogenat, asam elagat, asam ferulat, kuersetin, kaenpferol, proantosianidin dan
vanillin), vitamin E, β karoten, zink dan selenium (Rahman, 2015). Daun Moringa
Oleifera Lamk merupakan salah satu tanaman yang kaya akan vitamin dan mineral
metabolisme
4 Vit. B3 1,1-1,3 mg 2,22 mg Berperan dalam respirasi intraseluler dan
sintesis asam lemak dan steroid melalui
jalur pentose fosfat.
5 Vit. B6 14-16 mg 1,2 mg Hasil fosforilasi dari B6 bertindak
sebagai koenzim dalam metabolism
asam amino
6 Vit. C 45 mg 51,7 mg Diperlukan dalam pembentukan
kolagen, absorbs dari zat besi dan
perbaikan jaringan
5
No Mineral Kebutuhan Kandungan Kegunaan
(/ hari) (/100
gram)
1 Kalsium 1000 mg 185 mg Berperan dalam pertumbuhan tulang
dan gigi, kontraksi otot dan
pembekuan darah
2 Besi 8 mg (Pria) 4 mg Berperan sebagai karier oksigen
18 mg dalam eritrosit dan sebagai media
(Wanita) transport electron dalam sel
3 Magnesium 400-420 147 mg Berperan dalam kontraksi otot
sebagai kofaktor enzim dalam
mg (Pria)
pembentukan energy , sintesis
310-320
protein, sintesis DNA dan RNA,
mg
mengatur potensial listri dari sel saraf
(Wanita)
dan embran sel
4 Fosfor 700 mg 112 mg Berperan dalam pembentukan tulang
dan gigi
5 Kalium 4700 mg 337 Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Berperan dalam transmisi implus
saraf dan kontraksi otot
6 Natrium 1500 mg 9 mg Menjaga keseimbangan air dan
elektrolit
7 Zink 11 mg 0,6 mg Sebagai salah satu komponen enzim
(Pria) dalam proses sintesis dan degradasi
8 mg dari karbohidrat, lipid, protein dan
(Wanita) asam nukleat. Zink juga berperan
dalam menjaga integritas membrane
sel.
Daun Moringa Oleifera Lamk mengandung sejumlah asam amino. Asam amino
yang terkandung diduga mampu meningkatkan sistem imun. Asam amino dalam
tubuh akan mengalami biosintesa protein, dari 20 macam asam amino yang ada
6
yakni 19 asam amino - L- Amino dan satu asam L- imino dapat disintesa menjadi
50.000 lebih protein yang bersama dengan enzim berperan dalam mengontrol
aktivitas kimia antibody untuk mencegah berbagai macam penyakit (Hardiyanthi,
2015). Daun Moringa Oleifera Lamk juga mengandug flavonoid yang berfungsi
sebagai antioksidan yang mampu menjaga terjadinya oksidasi sel tubuh. Selain itu,
kandungan minyak atsiri dari flavonoid yang terdapat pada daun dapat mencegah
peroksidasi lemak (Widowati, 2014).
3. Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring menurut Kesehatan (2014) sebagai berikut: pemeriksaan
penyaring yang ditujukan pada seorang yang memiliki risiko DM namun belum
menunjukkan adanya gejala DM. pemeriksaan penyaring sendiri bertujuan untuk
menemukan pasien dengan DM, TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) ataupun
GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu), sehingga dapat ditanganilebih dini
secara cepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga sebagai intoleransi glukosa,
yaitu tahapan sementara menuju DM. Kedua kondisi tersebut merupakan faktor
risiko untuk terjadinya DM dan penyakit kardiovaskuler. Pemeriksaan penyaring
dapat dilakukan dengan cara melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu
atau kadar glukosa darah puasa
4. Nilai Normal Kadar Gula Darah
Nilai normal kadar gula darah dapat dihitung dengan beberapa cara dan kriteria
yang berbeda. Dibawah ini tabel kriteria diagnostik diabetes berdasarkan Depkes
RI 2010 yaitu:
Bukan DM Belum DM DM
Kadar glukosa Plasma vena <100 100 – 199 200
darah sewaktu darah kapiler
(mg/dL)
Kadar glukosa Plasma vena <90 90 – 199 200
darah puasa darah kapiler
(mg/dL)
14
D. Manfaat Teh Daun Kelor Sebagai Penurun Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus
Manfaat daun kelor bagi kesehatan salah satunya adalah sebagai penurun kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus. Daun kelor memiliki kandungan polifenol
khususnya EGCG. EGCG merupakan insulinometic yang dapat menurunkan level
produksi glukosa pada hepanoma cell lines (H411E) dan dapat menurunkan ekspresi
gen dari enzim yang mengontrol glukoneogenesis seperti PEPCK dan GG pase. Pada
penelitian di sebutkan bahwa EGCG bekerja menyerupai insulin, yaitu peningkatan
fosfalirasi tirosrn dari reseptor insulin dan substrat reseptor insulin, serta mengurangi
ekspresi gen dari enzim glukonegenik PEPCK (phosphoenolpyrovate
Cavboxylanuse). Polifenol pada teh, khususnya EGCG, dapat meningkat fungsi
endothelial dan sensitivilas insulin . Selain EGCG, daun kelor juga mengandung
berbagai macam zat bioktif yang bersifat sebagai antioksidan dan berpotensi sebagai
antidiabetik, seperti coumanin, fiavanoid, terpenoid, metabolic sekunder seperti
arginin, dan asamglutamat, Quarsetin, asam klorogenat, dan moringinine. Quarsetin
merupakan zat antioksidan yang dapat berfungsi untuk melindungi produksi insulin
dari sel beta prankreas dari stress oksidatif dan apoptosis yang terjadi pada tikus
diabetes. Asam klorogenal juga dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dengan
mekanisme yang mirib dengan EGCG, yaitu melalui peenghambatan translokasi
glukocet-phosphati diliver, menghambat glukoneogenesis di hati dan glikogenolisis.
15
BAB III
PROSES PEMBUATAN REBUSAN TEH DAUN KELOR
16
C. Cara Penggunaan Teh Daun Kelor
1. Siapkan gelas dan serbuk daun kelor kering
2. Ambil 1 sendok teh bubuk daun kelor kering
3. Lalu letakan di atas saringan
4. Kemudian seduh dengan 300-350 ml air panas (1 gelas)
5. Teh siap disajikan
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Moringa Oleifera Lamk atau biasa dikenal dengan sebutan daun kelor merupakan
tanaman perdu dengan tinggi batang 7-11 meter. Batang berkayu getas (mudah
patah), cabang jarang, tetapi mempunyai akar yang kuat. Bunga berbau semerbak,
berwarna putih kekuningan, dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau
sednagkan buahnya berbentuk segitiga (Widowati,2014). Zat-zat yang terkandung
dalam Moringa Oleifera Lamk sangat berguna bagi tubuh manusia. Menurut hasil
penelitian, daun kelor ternyata mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B,
kalsium, kalium, besi dan protein dalam jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna
dan diasimilasi oleh tubuh manusia (Radiyanthi, 2015). Ada beberapa manfaat
daun kelor bagi kesehatan, diantaranya: Menurunkan berat badan, Anti diabetes,
Mencegah penyakit, Menyehatkan rambut, Menyehatkan, Mengobati rematik,
Mengobati herpes atau kurap , Mengobati penyakit dalam luka lambung, luka
khusus dan batu dan Mengobati kanker. Daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai
teh daun kelor yang bermanfaat dalam menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus karena daun kelor mengadung senyawa EGCG yang
merupakan insulinometic yang dapat menurunkan level produksi glukosa pada
hepanoma cell lines (H411E) dan dapat menurunkan ekspresi gen dari enzim yang
mengontrol glukoneogenesis seperti PEPCK dan GG pase. Selain itu daun kelor
juga mengandung berbagai macam zat bioktif yang bersifat sebagai antioksidan
dan berpotensi sebagai antidiabetik, seperti coumanin, fiavanoid, terpenoid,
metabolic sekunder seperti arginin, dan asamglutamat, Quarsetin, asam
klorogenat, dan moringinine.
B. Saran
Pemanfaatan daun kelor di Indonesia sampai saat ini masih cukup terbatas
digunakan untuk pengobatan, untuk itu diharapkan kedepannya agar dilakukan
sosialisasi tentang beberapa tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengatasi
beberapa masalah kesehatan agar tanaman obat yang tersedia di Indonesia dapat
dimanfaatkan secara efektif.
18
DAFTAR PUSTAKA
Isnan, Wahyudi & M. Nurhaedah. (2017). Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa
Oleifera Lamk) Bagi Masyarakat, Info Teknis EBONI, 4(1), 63-75
Sulistyorini,Ratna. (2015). Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera) Pada
Ekspresi Insulin dan Insulitis Tikus Diabetes Melitus,MKB,47(2),69-75
Manggara, Algafari B. & Shofi, Muh.(2018). Analisis Kandungan Mineral Daun Kelor
(Moringa Oleifera Lamk) menggunakan Spektrometer XRF (X-Ray Fluorescence),
Akta Kimia Indonesia, 3(1), 104-111
Mujiani, Cicik & Sukmawati, Ni Luh Kadek. (2018).Efek Antihiperglikemik The Daun
Kelor ((Moringa Oleifera) Pada Wanita Dewasa Dengan Pradiabetes,Jurnal
Kesmas,7(6), 1-10
19