Anda di halaman 1dari 7

Keperawatan medical bedah 1

Dosen Pembimbing : Ns. M. Nurman, M. Kep

Disusun oleh :

Fitri zhella destiana ( 1914201116 )

Program studi keperawatan


Fakultas ilmu kesehatan
Universitas pahlawan tuanku tambusai
2019/2020
1. Buatlah resume ( ringkasan ) teori dan asuhan keperawatan
tentang arterosklerosis
Arterosklerosis

Arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak di dinding arteri.
Arteri yang mengeras dapat membuat aliran darah ke organ tubuh menjadi tidak lancar, sehingga
mengganggu fungsi organ tersebut.

Arteri adalah pembuluh darah pembawa oksigen serta nutrisi dari dan ke jantung juga ke seluruh
organ lain. Tersumbatnya arteri akibat penumpukan plak kolesterol akan menghambat aliran
darah ke organ-organ tubuh.

Etiologi

 Tekanan darah tinggi


 Alcohol
 Kurang olahraga
 Diabetes mellitus
 Obesitas
 Kolesterol
 Kopi
 Stress
 Radikal bebas

Gejala klinis

1. Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penumbatas mendadak, aterosklerosis


biasanya tidak menimbulkan gejala.
2. Gejala awal dari penyempitan arteri bias berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat
aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen
3. Gejala selanjutnya tergantung pada daerah mana yang terserang arterosklerosis

Pemeriksaan lab

1. Terdengar bunyi bruit ( suara meniup ) pada pemeriksaan dengan stetoskop


2. Elektrokardiogram (EKG )
3. Foto rontgen dada
4. Kateterisasi jantung
5. Treadmill / jantera
Komplikasi

 PJK ( penyakit jantung coroner )


 Stroke
 Penyakit arteri perifer
 Penyakit ginjal kronis
 Aneurisma (pembesaran pembuluh darah)

pencegahan

 Berhenti merokok
 Rutin berolahraga
 Mengonsumsi makanan sehat
 Mempertahankan berat badan ideal

pengobatan

 Obat golongan statin atau fibrat, untuk menurunkan kolesterol.


 Obat anti platelet, untuk mencegah penggumpalan darah di arteri.
 Penghambat beta, untuk menurunkan irama jantung yang cepat.
 ACE inhibitor dan diuretik, untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi.
 Antagonis kalsium, untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan angina.

Pemeriksaan fisik

 Perubahan pulsasi cepat dan dangkal


 Akral dingin
 Capillary refill menurun ( >3 dtk )
 Penurunan tonus otot
 Gangguan hemodinamik ( HR, TD meningkat )
 Gangguan pola nafas ( takipnea )
 Saturasi O2 sedikit menurun

Asuhan keperawatan

Pengkajian
1. Identitas  klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota dan daerah.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit.
b. Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis aterosklerosis, gejala yang mudah diamati
adalah nyeri dada yang hilang saat istirahat.
c. Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit atau faktor
yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah kondisinya.  Komplikasi dari penyakit
terdahulu dapat menjadi pertimbangan dalam penanganan aterosklerosis. Adanya penyakit
hipertensi, ataupun penyakit kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya
terhadap terjadinya aterosklerosis. 
d. Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang
mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
3. Pola fungsi kesehatan
A. Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah (adanya peningkatan
intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan dan gangguan menelan.
B. Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen, tidak ada bising
usus ( illeus paralitik ).
C. Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis atau
hemiplegi, mudah lelah.
D. Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan gangguan penglihatan.
E. Pola sensorik
Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau kekaburan pandangan,
gangguan penciuman atau perabaan atau sentuhan menurun terutama pada daerah luka dan
ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah atau paralisis, tidak dapat menggenggam,
paralisis wajah, tidak dapat bicara, berkomunikasi secara verbal, kehilangan pendengaran,
penglihatan, sentuhan, refleks pupil, dan dilatasi.
 4.   Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan Suhu penting dilakukan untuk mengetahui
tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari tanda vital yang tidak stabil
merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan kondisi perfusi jaringan dan kegagalan
jantung dalam berkontraksi.
a)   Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji lebih dalam seberapa besar nyeri
muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran dari nyeri yang muncul sehingga dapat
diklasifikasikan daerah/area yang mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri yang terkaji dapat
menjadi patokan, didaerah mana kira-kira lokasi yang mengami penyumbatan dan setelah itu
perlu di identifikasi kembali dengan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membuktikan dan
mempertegas kondisi pasien.
b)   Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting dilakukan karena adanya
perubahan tanda-tanda vital menunjukkan kelainan sirkulasi dalam sistem sistemik tubuh.
Dengan asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan menurun dan
juga tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun karena penurunan cardiac output. Oleh
karena itu pengkajian terhadap tanda-tanda vital sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal
adanya kelainan sistemik tubuh.
c)    Pemantauan Hemodinamik
Disamping pemantauan TTV, perlu juga haru dikaji sistem hemodinamik tubuh, karena adanya
perubahan curah jantung, maka sirkulasi juga akan  berkurang, demikian juga cairan dan
keseimbangan cairan akan berpengaruh terhadap tekanan hemodinamik tubuh
d)    Pemantaun perubahan penampakan dan temperature kulit
 Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin
 Rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ektremitas tergantung dan
merupakan petunjuk adanya kerusakan arteri dimana pembuluh darah tidak mampu
berkonstruksi.
 Sianosis
 Rambut hilang
 Kuku rapuh
 Kulit kering
 Atropi dan ulserasi
 Edema bilateral atau unilateral
5.    Pemeriksaan penunjang
a)    Pemeriksaan ECG (Electrocardiogram)
ECG bermanfaat dalam mengidentifikasi iskemia miokardium, apalagi dalam kondisi
istirahat. Adanya gambaran depresi S-T atau horizontal 1mm atau lebih diluar titik J, bersifat
khas, walaupun tidak patognomonik iskemia kardium. Gambaran lain dari adanya kelainan ECG
mencakup perubahan gelombang ST-T nonspesifik, kelambatan hantaran atrioventrikularis dan
intraventrikel serta aritmia bersifat non spesifik untuk penyakit jantung koroner aterosklerotik.
b)    Laboratorium darah
Lipid darah (lemak) bahwa telah diketahui bahwa hiperlipidemia adalah suatu faktor
penting dalam perkembangan aterosklerosis koronaria. Demikian juga peningkatan kadar gula
darah yang diatas rata-rata, hal ini menunjukkan adanaya risk factor lain yang dapat
menyebabkan aterosklerosis.
 Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi
kontraktilitas, contoh: hipokalemia atau hiperkalemia.
 Sel darah Putih (SDP) : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak sehubungan dengan
proses inflamasi.
 Kecepatan sedimentasi : apabila meningkat maka menunjukkan adanya inflamasi.
 Kimia : mungkinnormal tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis.
 Kolesterol atau trigeliserida serum : meningkat, menunjukkan arteriosclerosis.
c)        Pemeriksaan dengan Echokardiografi
Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi, dari pemeriksaan ini
dapta dilihat lokasi penyumbatan dan berapa besar tingkat aliran darah yang mengaliri koroner
dan jantung, dan dilihat juga seberapa besar adanya penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo
yang dapat memotret dari 3 dimensi memungkinkan diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan
akan tepat sasaran.
d)       Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner dan biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi
ejeksi).
e)        Pemeriksaan Photo thorak
Hasil, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung didug gagal jantung
koroner atau aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini disamping untuk mengetahui seberapa besar
adanya pembesaran jantung, juga untuk mengetahui dan mengidentifikasi gangguan sistem
respirasi terutama paru. Dengan adanya photo thorak dapat diketahui secara dini adanya
pneumonia atau infeksi lain sehingga faktor penyulit tersebut dapat dicegah dan ditangani
dengan cepat.

Diagnosa keperawatan
Bila mengenai jaringan perifer
a.    Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
b.    Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke
jaringan
c.    Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

intervensi keperawatan
Bila mengenai jaringan perifer
a.    Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
Tujuan NOC:
- Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
- Suhu ekstremitas hangat
- Tingkat sensasi normal
Intervensi NIC:
1.      Rendahkan ekstremitas
Rasional : untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat.
2.      Tinggikan anggota badan lebih tinggi dari jantung
Rasional : untuk meningkatkan aliran darah balik vena
3.      Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif selama tirah baring
Rasional : untuk mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.
4.      Pantau penggunaan alat yang panas atau dingin, seperti bantalan pansa, botol berisi air panas,
dan kantung es.
Rasional : suhu yang terlalu ekstrim dapat
5.      Anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki
Rasional : pencegahan terhadap adanya statis vena
b.    Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke
jaringan
       Tujuan NOC:
- Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah
nyeri
- Pasien akan melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
- Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
- Pasien dapat mempertahankan tingkat nyeri
Intervensi NIC:
1.         Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
2.         Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
3.         Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama aktivitas yang menyakitkan
4.         Kolaborasi dalam pemberian analgesia
5.         Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan.
c.    Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi
       Tujuan NOC:
- Kulit utuh, warna normal
- Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi
Intervensi NIC:
1.      Lakukan penilaian sirkulasi perifer yang komprehensif (misalnya cek nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna kulit, dan suhu ekstremitas)
Rasional : untuk mengetahui adanya peningkatan sirkulasi arteri dan vena.
2.      Pantau kulit dari adanya perubahan integritas kulit.
Rasional : pencegahan, meminimalkan cedera, atau rasa tidak nyaman pada pasien.
3.      Hindari trauma kimia, mekanik atau panas yang melibatkan ekstremitas

Evaluasi
Bila mengenai jaringan perifer
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas meningkat (teraba
hangat, warna kemerahan atau tidak pucat)
2. Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik dengan baik.
3. Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma dan iritasi
kulit.

Anda mungkin juga menyukai