Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
15 Maret 2023
Penulis
GAGAL JANTUNG
1.PENGERTIAN
Definisi Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat lagi memompa
darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah balik
masih dalam keadaan normal. Dengan kata lain, gagal jantung merupakan suatu
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward failure) atau kemampuan tersebut hanya
dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward failure) atau keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal jantung adalah kontraktilitas miokard,
denyut jantung (irama dan kecepatan/ menit) beban awal dan beban akhir.
Faktor - faktor penyebab gagal jantung diantaranya adalah kebiasaan merokok, diabetes,
hipertensi, kolestrol, kelebihan berat badan hingga stress. Ada tiga faktor lainnya yang tidak
bisa dihindari oleh manusia yakni faktor keturunan dan latar belakang keluarga, faktor usia
dan jenis kelamin yang banyak ditemui pada kasus kegagalan jantung. Selain hipertensi,
penyebab gagal jantung adalah kelainan otot jantung, ateriosklerosis dan peradangan pada
miokardium.
PATOFOSIOLOGI
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh ateroklorosis korener, hipertensi arterial
dan penyakit otot degenerative atau inflamasi. Ateroklorosis coroner mengakibatkan
disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadinya hipoksia
dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik/pulmonal (peningkatan avorload).
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. Efek tersebut (hipertrofimiokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi
karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak jelas, hipertrofi
otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya terjadi gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokarium degenerative berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. gagal ventrikel
kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan.gagal ventrikel kiri murni sinonim
dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/sinkron, maka kegagalan salah
satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau dari sisi kanan jantung. Sebagai contoh,
hipertensi sistemik yang kronis akan menyebabkan ventrikal kiri mengalami hipertrofi dan
melemah. Letak suatu infark miokardium akan menentukan sisi jantung yang pertama kali
terkena setelah terjadinya serangan jantung. Karena ventrikal kiri yang melemah akan
menyebabkan darah Kembali keatrium, lalu kesirkulasi paru, ventrikal kanan dan atrium
kanan, maka jelaslah bahwa gagal jantung kiri akhirnya akan menyebabkan gagal jantung
kanan. Pada kenyataannya penyebab utama gagal jantung kanan adalah jantung kiri.karena
tidak dipompa secara optimum keluar dari sisi kanan jantung, maka darah mulai terkumpul
dari system vena perifer. Hasil akhirnya adalah semakin berkurang volume darah dalam
sirkulasi dan menurunnya tekanan darah serta perburukan siklus jantung.
E. KLASIFIKASI
1. Menurut derajat sakitnya:
A. Derajat 1: tanpa keluhan – Anda masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari tanpa
disertai kelelahan ataupun sesak napas.
B. Derajat 2 : Ringan – aktivitas fisik sedang menyebabakkan kelelahan atau sesak nafas, tapi
jika aktivitas ini diberhentikan maka keluhan pun hilang.
C. Derajat 3 : Sedang – aktivitas fisik ringan dapat menyebakan kelelahan atau sesak nafas,
tetapi keluhan ini akan hilang jika aktifitas dihentikan.
D. Derajat 4: Berat – tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari bahkan pada saat
istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktifitas
walaupun aktifitas ringan
Macam Gagal Jantung
2.3.1 Gagal Jantung Akut
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala-gejala atau tanda-
tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit
jantung sebelumnya. Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik .
Diagnosis gagal jantung akut ditegakkan berdasarkan gejala dan penilaian klinis, didukung
oleh pemeriksaan penunjang seperti EKG, foto thoraks, biomarker dan ekokardiografi
Doppler. Pasien segera diklasifikasikan apakah disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik.
2. Rontgen dada
Gambar sinar-X dapat menunjukkan kondisi paru-paru dan jantung.
4.ekokardiogram
Gelombang suara membuat gambar jantung yang berdetak tes ini menu jukkan ukuran
atau struktur jantung dan katub jantung serta aliran darah melalui jantung
5. Fraksi ejeksi
Fraksi ejeksi adalah ukuran porsi darah yang keluar dari jantung setiap kali jantung
berkontraksi pengukuran ini diambil selama ekokardiogram. Hasilnya membantu
mengklasifikasikan gagal jantung dan membantu pengembatan. Pereaksi ejeksi 50% atau
lebih dianggap ideal. Namun anda tetap bisa mengalami gagal jantung meski banyak
dianggap ideal
9.Angiogram koroner.
Tes ini membantu menemukan penyumbatan di arteri jantung. Penyedia layanan
kesehatan yang memasukkan tabung fleksibel panjang dan tipis yang disebut kateter ke
dalam pembuluh darah, biasanya di selangkangan atau pergelangan tangan. Ini kemudian
dibimbing ke hati. Pewarna mengalir melalui kateter ke arteri di jantung. Pewarna
membantu arteri terlihat lebih jelas pada gambar dan video sinar-X
PENCEGAHAN
Kunci untuk mencegah gagal jantung adalah mengurangi faktor-faktor resiko anda
dapat mengontrol atau menghilangkan banyak faktor-faktor resiko penyakit
jantung/tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, misalnya dengan melakukan
perubahan gaya hidup bersama dengan bantuan obat apapun yang diperlukan.
Adapun perubahan gaya hidup dapat anda buat dapat membantu mencegah gagal
jantung meliputi:
1. tidak merokok
2. mengendalikan kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi dan diabetes
3. tetap aktif secara fisik
4. makan makanan yang sehat
5. menjaga berat badan yang sehat
6. mengurangi dan mengelola stress
PENGOBATAN
vena sistemik.
2.7. Pengobatan Gagal Jantung
Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam elakukan
berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan
hidupnya. Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu engobati penyakit penyebab
gagal jantung,menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung dan
mengobati gagal jantung. Tujuan pengobatan gagal jantung adalah untuk mengurangi
gejala- gejala gagal jantung sehingga memperbaiki kualitas hidup penderita. Cara dan
golongan obat yang dapat diberikan antara lain mengurangi penumpukan cairan (dengan
pemberian diuretik), menurunkan resistensi perifer (pemberian vasodilator), memperkuat
daya kontraksi miokard (pemberian inotropik)
1. Diuretik digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki peningkatan pengeluaran air,
khususnya pada hipertensi dan gagal jantung. Diuterik yang sering digunakan golongan
diuterik loop dan thiazide. Diuretik Loop (bumetamid, furosemid) meningkatkan ekskresi
natrium dan cairan ginjal dengan tempat kerja pada ansa henle asenden, namun efeknya
bila diberikan secara oral dapat menghilangkan pada gagal jantung berat karena absorbs
usus. Diuretik ini menyebabkan hiperurisemia. Diuretik Thiazide (bendroflumetiazid,
klorotiazid, hidroklorotiazid, mefrusid, metolazon). Menghambat reabsorbsi garam di
tubulus distal dan membantu reabsorbsi kalsium. Diuretik ini kurang efektif dibandingkan
dengan diuretic loop dan sangat tidak efektif bila laju filtrasi glomerulus turun dibawah
30%. Penggunaan kombinasi diuretic loop dengan diuretic thiazude bersifat sinergis.
Tiazide memiliki efek vasodilatasi langsung pada arterior perifer dan dapat menyebabkan
intoleransi karbohidrat.
2. Digoksin, pada tahun 1785, William Withering dari Birmingham menemukan penggunaan
ekstrak foxglove (Digitalis purpurea). Glikosida seperti digoksin meningkatkan kontraksi
miokard yang menghasilkan inotropisme positif yaitu memeperkuat kontraksijantung,
hingga volume pukulan, volume menit dan dieresis diperbesar serta jantung yang
membesar menjadi mengecil. Digoksin tidak meneyebabkan perubahan curah jantung
pada subjek normal karena curah jantung ditentukan tidak hanya oleh kontraktilitas namun
juga oleh beban dan denyut jantung. Pada gagal jantung, digoksin dapat memperbaiki
kontraktilitas dan menghilangkan mekanisme kompensasi sekunder yang dapat
menyebabkan gejala.
3. Vasodilator dapat menurunkan afterload jantung dan tegangan dinding ventrikel, yang
merupakan determinan utama kebutuhan oksigen moikard, menurunkan konsumsi oksigen
miokard dan meningkatkan curah jantung. Vasodilator dapat bekerja pada system vena
(nitrat) atau arteri (hidralazin) atau memiliki efek campuran vasodilator dan dilator arteri
(penghambat ACE, antagonis reseptor angiotensin, prazosin dan nitroprusida).Vasodilator
menurukan prelod pada pasien yang memakan diuterik dosis tinggi, dapat menurunkan
curah jantung dan menyebabkan hipotensi postural. Namun pada gagal jantung kronis,
penurunan tekanan pengisian yang menguntungkan biasanya mengimbangi penurunan
curah jantung dan tekanan darah. Pada gagal jantung sedang atau berat, vasodilator arteri
juga dapat menurunkan tekanan darah.
4. Beta Blocker (carvedilol, bisoprolol, metoprolol). Penyekat beta adrenoreseptor biasanya
dihindari pada gagal jantung karena kerja inotropik negatifnya. Namun, stimulasi simpatik
jangka Panjang yang terjadi pada gagal jantung menyebabkan regulasi turun pada reseptor
beta jantung. Dengan memblok paling tidak beberapa aktivitas simpatik, penyekat beta
dapat meningkatkan densitas reseptor beta dan menghasilkan sensitivitas jantung yang
lebih tinggi terhadap simulasi inotropik katekolamin dalam sirkulasi.Juga mengurangi
aritmia dan iskemi miokard. Penggunaan terbaru dari metoprolol dan bisoprolol adalah
sebagai obat tambahan dari diuretic dan ACE-blokers pada dekompensasi tak berat. Obat-
obatan tersebut dapat mencegah memburuknya kondisi serta memeperbaiki gejala dan
keadaan fungsional. Efek ini bertentangan dengan khasiat inotrop negatifnya, sehingga
perlu dipergunakan dengan hati-hati.
5. Antikoagolan adalah zat-zat yang dapat mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan fibrin. Antagonis vitamin K ini digunakan pada keadaan
dimana terdapat kecenderungan darah untuk memebeku yang meningkat, misalnya pada
trombosis. Pada trobosis koroner (infark), sebagian obat jantung menjadi mati karena
penyaluran darah kebagian ini terhalang oleh tromus disalah satu cabangnya. Obat-obatan
ini sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup penderita.
6. Antiaritmia dapat mencegah atau meniadakan gangguan tersebut dengan jalan
menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung. Kerjanya berdasarkan penurunan
frekuensi jantung. Pada umumnya obat-obatn ini sedikit banyak juga mengurangi daya
kontraksinya. Perlu pula diperhatikan bahwa obat-obatan ini juga dapat memeperparah
atau justru menimbulkan aritmia. Obat antiaritmia memepertahankan irama sinus pada
gagal jantung memberikan keuntungan simtomatik, dan amiodaron merupakan obat yang
paling efektif dalam mencegah AF dan memperbaiki kesempatan keberhasilan kardioversi
bila AF tetap ada..
KESIMPULAN
Gagal jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat lagi memompa
darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah balik
masih dalam keadaan normal. Dengan kata lain, gagal jantung merupakan suatu
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward failure) atau kemampuan tersebut hanya
dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (backward failure) atau keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal jantung adalah kontraktilitas miokard,
denyut jantung (irama dan kecepatan/ menit) beban awal dan beban akhir. Gagal jantung akut
didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung
yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung sebelumnya. Gagal
jantung kronis didefinisikan sebagai sindroma klinik yang komplek yang disertai keluhan
gagal jantung berupa sesak, fatique baik dalam keadaan istirahat maupun beraktifitas. Pada
gagal jantung terjadi suatu kelainan multisistem dimana terjadi gangguan pada jantung
(disfungsi sistolik dan diastolik). Pada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada ventrikel kiri
yang menyebabkan terjadinya penurunan cardiac output. Disfungsi diastolik merupakan
akibat gangguan relaksasi miokard, dengan kekakuan dinding ventrikel dan berkurangnya
compliance ventrikel kiri menyebabkan gangguan pada pengisian ventrikel saat diastolik.
Penyebab tersering adalah penyakit jantung koroner, hipertensi dengan hipertrofi ventrikel
kiri dan kardiomiopati hipertrofik, Diagnosis Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Penanganan yang diberikan dapat berupa penanganan farmakologis
dan non farmakologis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Craig R, Mindell J. Survei Kesehatan untuk Inggris, 2006. Volume 1, Penyakit
kardiovaskular dan faktor risiko pada orang dewasa. Tersedia di
http://www.ic.nhs.uk/pubs/hse06cvdandriskfactors [diakses 19/04/2016]. 2. Wang J, Nagueh
SF. Current perspectives on cardiac function in patients with
diastolic heart failure. Circulation. 2009;119:1146–1157. 3. Panggabean. M. Buku Ilmu
Penyakit Dalam: Gagal Jantung. Volume 2. Jakarta: 2009
4. Aru W.Sudoyo,dkk. (2006) Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
5. Maeder MT, Kaye DM. Heart failure with normal left ventricular ejection
fraction. J Am Coll Cardiol. 2009;53:905–918.
6. Ramani GV, Uber PA, Mehra MR. Chronic heart fail-ure: contemporary
diagnosis and management. Mayo Clin. Proc. 2010;85:180–195.
7. Dickstein K, Cohen-Solal A, Filippatos G, et al. ESC Guidelines for the
diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2008: the Task
Force for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart Failure
2008 of the European Society of Cardiology. Eur Heart J. 2008;29:2388–
2442.
8. Ramani GV, Uber PA, Mehra MR. Chronic heart fail-ure: contemporary
diagnosis and management. Mayo Clin. Proc. 2010;85:180–195.
9. MacGregor GA, Garam, Diet dan Kesehatan Cambridge: Cambridge
University Press, 1998..
10. Beard TC. Pedoman diet dengan potensi terapeutik yang besar. Australia
Jurnal KesehatanPrimer: 2008, 14 (3). 120-131