Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

CARDIO MYOPATI

Hamsia
B2 002 17 011
DEFINISI

 Kardiomiopati adalah Penyakit pada otot jantung


dan dapat diklasifikasikan atas primer dan
sekunder (Brunner Suddart, 2001).
 Kardiomiopati adalah penyakit yang menyerang
otot jantung yang tidak diketahui penyebabnya,
namun beberapa penelitian mengatakan
Kardiomiopati merupakan penyakit genetik( Wong,
1997).
ETIOLOGI

 Sebagian besar penyebab kardiomiopati


tidak diketahui. Ada beberapa sebab yang
diketahui antara lain: Infeksi berbagai
mikroorganisme toksik seperti etanol,
metabolik, buruknya gizi dan dapat
diturunkan. Tapi kemungkinan ada
hubungannya dengan Alkohol yang
berlebihan kardiomiopati dilasi.
KLASIFIKASI
 Kardiomiopati dilatasi (umum ): otot jantung yang
tipis dan meluas memiliki tanda-tnda miniml gagal
jantung dan dilatasi maka akan terjadi masalah
pada reaksi pemompaan ke ventrikel .
 Kardiomiopati hipertropi :peningkatan masa oto
ventrikel jantung mampu berkontraksi, tapi tidak
mampu relaksasi dan kaku ini membuat hanya
beberapa aliran darah yang mengalir .
 Kardiomiopati Restriptif :otot jantung menjadi
kaku dan terbatasnya darah dari ventrikel
biasanya dari angiolosis, radiasi, tau fibrosis
miokardium setelah bedah jantunng terbuka. 
PATOFISIOLOGI
 Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang
paling sering terjadi. Ditandai dengan adanya dilasi atau pembesaran
rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran
atrium kiri, dan stasis darah dalam ventrikel. Pada pemeriksaan
mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya jumlah elemen
kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol yang berlebihan sering
berakibat berakibat kardiomiopati jenis ini.
 Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati hipertrofi,
massa otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang septum.
Terjadi peningkatan ukuran septum yang dapat menghambat aliran
darah dari atrium ke ventrikel; selanjutnya, kategori ini dibagi menjadi
obstruktif dan nonobstruktif.
 Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling sering
terjadi. Bentuk ini ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan
volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan
amiloidosis (dimana amiloid, suatu protein, tertimbun dalam sel) dan
penyakit infiltrasi lain.
MANISFESTASI KLINIS
 Dispnea
Tanda yang paling simtom adalah pernpasan pendek untuk menambah
tekanan pada paru-paru. Jantung tidak dapat beristirahat dengan cukup
pada tekanan yang tinggi dan membawa darah ke paru.
 Angina
Klien yang mengalami nyeri dada berhubungan dengan bertambahnya
masukan oksigen oleh kerja yang berlebih dari otot jantung dan
menebalan, penyempitan pembuluh darah koroner pada dinding
jantung
 Sinkop
Penurunan kesadarn yang disebabkan oleh aritmia jantung
berhubungan dengan ketidakmampuan otot jantung untuk
mengkonduksi impuls listrik
 Kematian mendadak
Pada dewasa muda mempunyai resiko mati mendadak selama latihan
fisik akibat dari fibrasi ventrikular, yang mana merupakan aritmia
jantung
KOMPLIKASI

 Infeksi
 CHF
 Hipertensi
 Disritmia
 Hemolisis dan hambatan mekanis
PEMERIKSAAN DIAGNOSKTIK
 Rotgen dada, menunjukkan adanya
pembesaran jantung, kongesti pulmonal
 Katerisasi jantung untuk mengukur tekanan
katup, cardiak output dan fungsi ventrike,
tetapi sering tidak mampu menambah
informasi yang telah didapat dari EKG.
 Uji latihan, dapat menunjukkan kelemahan
fungsi dari kardiak yang tidak jelas pada saat
istirahat.
 EKG 
PENATALAKSANAA MEDIS

 Angiotensin-converting enzyme ( ACE )


untuk mengurangi tekanan pengisian
ventrikel kiri
 Calcium channel blockers- mengurangi kerja
pengisian menambah kontraksi : Verapamil (
untuk cardiomiopati )
 Mengurangi retensi diuretik cairan :
Furosemide , bumetanide , metolazone
( untuk cardiomiopati dilasi )
Spinorolactonne ( antagonist aldosterone )
ASUHAN KEPERAWATAN

 PENGKAJIAN
 Identitas Pasien
 Nama : Ny. B
 Umur : 32Tahun
 TTL : 08 september 1985
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT
 No. RM : 12665212
 Alamat : Bulu Jaddung Pragaan Sumenep
 Diagnosa Medis: cardiomiopati
 Tanggal Pengkajian : 14 april 2018 pukul 21.00
 Tanggal MRS : 13 April 2018
 Riwayat Keperawatan
Keluhan utama : sesak nafas
 
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan dari RSUD Pamekasan dengan diagnosa G2P100A0 tanggal 13
April 2018 pukul 11.30 wib. Saat datang pasien mengeluh sesak nafas dan batuk
,sesak nafas dirasakan sejak usia kandungan 32-33 minggu. Pasien dirujuk ke
RSUD dr. Soetomo pada 13 April 2018 untuk penanganan lebih lanjut dan
dilakukan cito operasi Sectio Cearia dan Steril ,mulai jam 16.30 – 20.30 WIB.
Kemudian pasien dipindahkan ke Ruang ROI dalam keadaan terintubasi.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi maupun
penyakit jantung.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mempunyai penyakit keturunan.
Riwayat Biologis
Pasien masih dalam usia produktif / subur
Riwayat Psikologis
Pasien dalam kondisi tersedasi
Riwayat Sosial
Pasien sehari – hari sebagai ibu rumah tangga dan aktif dilingkungan tempat
tinggalnya.
 Pemeriksaan Fisik
 Breathing (Pernafasan)

Inspeksi
Jalan nafas bebas dengan alat bantu nafas Endotracheal Tube (ETT)
No. 7 batas mulut 21 cm dipasang pada tanggal 14 april 2018 dan
menggunakan ventilator mode (S) CMP, dengan setting
Rate : 20 x/menit, Vt : 360 ml, PEEP : 10mcm H2O, fi O2 : 30%,
Ppeak : 27 cm H2O, Exp MinVol : 7.4, VTE : 366, f total : 20x/m, I : E :
1 : 2, irama nafas teratur, pergerakan dada simetris, saat dilakukan
suction melalui ETT didapatkan sputum (+) warna putih jernih tidak
berbau tidak purulent, saat dilakukan suction melalui mulut didapatkan
secret berwarna putih, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Tidak teraba empisema kutis pada kedua paru
Suara nafas ronchi (+/+), suara gargling tidak ada
Suara paru sonor
 Blood (Kardiovaskuler)
Inspeksi : Terpasang CVC 3 lumen di vena jugularis
kanan TD 144/ 90mmHg, Nadi 105
x/menit, MAP 108 mmHg, Suhu 36oC ,
konjungtiva tidak anemis

Palpasi : Akral hangat kering


merah, CRT < 2 detik, pulsasi lemah.

Auskultasi :S1>S2 reguler, murmur (-),


gallop (-)

Perkusi : Tidak ada pergeseran batas jantung


 Brain (Persyarafan)
Inspeksi : GCS 3 X 5, CPOT skor 3

 Bladder (Perkemihan)
Inspeksi : Terpasang dower cateter ukuran 16 ada
produksi kuning jernih ± 100 cc/jam, area genetalia
bersih.
Palpasi : Tidak distensi kandung kemih
 Bowel (Pencernaan)
Inspeksi : Pasien terpasan NGT No. 16
terbuka keluar residu berwarna
kekuningan sebanyak 10 cc. Pasien
sementara dipuasakan. Mulut tidak ada
stomatitis, lidah bersih, gusi dan gigi bersih.
Flatus (-). Terdapat luka operasi di perut
sepanjang ±10 cm.
Palpasi : Abdomen distensi, taraba fundus
setinggi 1 jari dibawah pusat
 Auskultasi :Bising usus 10x/menit
 Perkusi : Suara timpani
 Bone (Muskuloskeletal/integumen)
Inspeksi : Kulit lembab dan bersih, tidak ada
odema anasarka, kemampuan mobilisasi
terbatas, ekstremitas atas dan bawah
mampu bergerak bebas. Terdapat luka
operasi di abdomen , luka tidak ada
rembesan.
palpasi : Tidak ada oedema, kulit teraba hangat
Thank you

Anda mungkin juga menyukai