Anda di halaman 1dari 29

PENYAKIT JANTUNG

KORONER

RINA LESTARI
B2 002 17 014
PENGERTIAN
• Penyakit Jantung Koroner
(PJK) adalah penyakit jantung
yang disebabkan penyempitan
arteri koroner, mulai dari
terjadinya ateerosklerosis
(kekakuan artei) maupun yang
sudah terjadi penimbunan
lemak atau plak (plague) pada
dinding arteri koroner, baik
disertai gejala klinis atau
tanpa gejala sekalipun (Peter
Kabo, 2008).
ETIOLOGI

1.Penyebab yang tidak dapat dimodifikasi


• Keturunan (termasuk ras)
• Pertambahan Usia
• Jenis Kelamin
2.Penyebab yang Dapat Dimodifikasi
•Merokok
•Hipertensi
•Peningkatan Kadar Kolesterol Serum
•Obesitas
Patofisiologi
• Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung
oleh plak pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah
pada awalnya disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (low-
density lipoprotein) darah berlebihan dan menumpuk pada
dinding arteri sehingga aliran darah terganggu dan juga dapat
merusak pembuluh darah (Al fajar, 2015).
• Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh
penumpukan lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan
kerusakan dalam pembuluh darah. Kerusakan pada awalnya
berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya dapat
menyebabkan ulserasi dan pendarahan di bagian dalam pembuluh
darah yang menyebabkan klot darah. Pada akhirnya, dampak akut
sekaligus fatal dari PJK berupa serangan jantung (Naga, 2012).
Manfestasi Klinis

 Nyeri dada
 Perubahan pola EKG
 Sesak napas
 Pusing
 Kelelahan
 Mual dan muntah
Pemerikan penunjang

 Anamnesis
 Laboratorium
 Foto sinar X dada
 Pemeriksaan jantung non-invasif
1.EKG merupakan pemeriksaan awal yang penting untuk
mendiagnosis PJK.
2.Teknik non-invasi penentuan klasifikasi koroner dan
teknik imaging (computed tomografi (CT) dan magnetic
resonance arteriography. Sinar elektron CT telah
tervalidasi sebagai alat yang mampu mendeteksi kadar
kalsium coroner (Anonim, 2009).
Komplikasi

• Angina
• Serangan jantung
• Gagal jantung
• Gangguan irama jantung ( aritmia )
Penatalaksanaan

1.Pentalaksanaan medis
 Reperfusi dengan penggunaan darurat obat-obatan trombolitik atau
intervensi koroner perkutan.
 Menurunkan kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai
oksigen dengan obat-obatan, pemberian oksigen dan tirah baring.
 Pintas arteri koroner (coronary artery bypass) atau pintas arteri
koroner invasif minimal (minimally invasive direct coronary artery
bypass (MIDCAB)) (Brunner & Suddart, 2013).
LANJUTAN….
2.Penatalaksanaan keperawatan
Meredakan nyeri serta tanda dan gejala iskemia lainnya dengan
berikan oksigen bersama dengan terapi medikasi untuk meredakan
gejala, kaji tanda tanda vital.
Memperbaiki fungsi pernapasan dengan kaji fungsi pernafasan.
Meningkatkan perfusi jaringan yang adekuat dengan pertahankan
pasien tetap di tempat tidur atau di kursi untuk mengurangi
konsumsi oksigen miokard, periksa temperature kulit dan nadi
perifer secara sering untuk memastikan perfusi jaringan yang
adekuat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D
DENGAN KASUS PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI MELATI RS.BHAYANGKARA KEDIRI
PENGKAJIAN
A.Pengkajian B. Identitas klien
Tgl masuk:25-05-2015 Nama : Tn.D
Tglpengkajian:25-05-2015 Usia : 38 tahun
No Rm : Jenis kelamin: laki-laki
Ruangan :MELATI Agama : Islam
Dx medis :penyakit Alamat : Semen kediri
jantung coroner Suku bangsa: Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI
C. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.N
Usia : 50 tahun
Agama : Islam
Alamat : semen kediri
Pendidikan :-
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan klien : Anak
Riwayat kesehatan

 Keluhan utama : Klien mengatakan sesak 


 Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit dan
tidak pernah memiliki penyaki tmenahu. 
 Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sesak ,batuk , dahak berwarna putih, klien
juga mengatakan nyeri dada ,mual dan muntah,gelisah,nampak
terpasang O2 hingga pada akhirnya di larikan ke rumah sakit
bhayangkara kediri pada tanggal 25-05-2015 di rungan melati.
 Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama.
Pemeriksaan fisik

• Kesadaran umum : Sesak


• Tingkat kesadaran : Composmentis
• GCS : E :4 M :6 V:5 =15
• TD : 160/90 mmHg
• Nadi : 87x/,memit
• Suhu :37
• RR :30 x/menit
• BB sekarang :-
• TB :-
Pemeriksaan fisik

1.Kepala : 3.Mulut
a.Inspeksi a.Inspeksi
• Penyebaran rambut tidak merata •Bibir Nampak pucat
•Lesi (-) •Lidah bampak kotor
•Benjolan (-) b.Palpasi
•Palpasi •Tidak ada nyeri tekan
•Nyeri tekan (-) 4.Telinga
•Benjolan (-) a.Inspeksi
2.Mata : •Bentuk simetris
a.Inspeksi •Serumen (+)
• Konjungtiva Nampak anamis b.Palpasi
• Tidak Nampak adanya pembesaran pada •Nyari tekan (-)
daerah sekitar mata dan kelopak mata •Massa (-)
b.Palpasi
5..Leher
• Tidak teraba adanya benjolan
•Tidak ada pembesaran vena jugularis dan
• Tidak ada nyeri tekan kelenjar tiroid
Lanjutan…
6.Dada dan paru
•terdengar bunyi tambahan murmur
7.Abdomen
•Asites (-)
•Nyeri tekan (-)
•Bising usus 5x/menit
8.Genetalia
•Tidak dilakukan pemeriksaan
9.Ekstermitas
•Simetris
•Edema (-)
•Terpasang infus 20x tetes/ menit
10.Kulit
•Turgo kulit dingin
Pemeriksaan penunjang
• EKG
• Chest X-ray (foto dada )
• Latihan tes stress jantung (treadmill )
• Ekokardiogram
• Kateterisasi jantung atau angiografi
• Ct scan
• MRA
Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Aliran O2 arteri koronaria Penurunan curah
Pasien mengatakan sesak menurun jantung
nafas  
Sulit melakukan aktivitas yang  
berlebihan
Sering terbagun pada malam Jatung kekurangan O2
hari karena sesak  
DO  
Pasien Nampak sesak
TTV Iskemia otot jantung
TD:160/90 mmHg  
N :87x/menit  
S :27
RR :30 Korelasi jantung
menurun
 
 
Curah jantung menurun
2 Ds Beban kerja jantung Gangguan pola
nafas
1. Pasien mengatakan meningkat
 
sesak  
2. Pasien Nampak
gelisah Kebutuhan O2
DO jantung meningkat
3.Pasien Nampak sesak  
 
4.Nampak terpasang
O2 Peningkata respirasi
5.Pasien nampak batuk takpinea
6.TTV  
7.TD:160/90 mmHg  
Gannguan pola nafas
8.N :87x/menit
9.S :27
10.RR :30
3 Ds Kemampuan di Nyeri akut
Pasien mengatakan latasi jantung
nyeri  
Do
Skala nyari 6 Kontraktilitas
ventrikel
 

Curah jantung
 

Nyeri akut
Diagnosa keperawatan
1.Penurunan curah jantung
2.Gangguan pola nafas
3.Nyeri akut
1.Nyeri akut
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan salama 1x24 jam
curah jantung kembali normal
• Kriteria hasil :
1.Menunjukkan jantung yang memuaskan
2.Menunjukkan status sirkulasi
3.Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik
 Intervensi
1.Observasi TTV
R/ Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2.Berikan posisi nyaman yaitu semi fowler 
R/Posisi semifowler untuk mempermudah pernapasan
3.Pantau output cairan 
R/Untuk mengetahui pemasukan dan pengeluaran cairan
4.Kolaborasi dengan tim medic untuk `pemberian terapi
R/ Dengan pemberian terapi untuk mempercepat penyembuhan
2.gangguan pola nafas
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam ,pola nafas kembali
efektif
Kriteria hasil :
1.Pasien mengatakan sesak nafas berkurang/ hilang
2.Saturasi O2 normal (100%)
3.Pernapasan dalam batas normal ( 16-20x/menit )
4.Inspirasi dan ekpresi seimbang ( normal )
 INTERVENSI
1. Observasi TTV
R/ untuk mengetahui perkembangan pasien dan untuk menentukan tindakan selanjutnya
2.Berikan posisi semifowler
R/ merangsang fungsi pernapasan ekpansi paru
3.Ajarkan pasien untuk latihan napas dalam
R/ membantu mempertahankan potensi jalan nafas
4.Ajarkan pasien untuk menahan dada dengan bantal selama batuk
R/ menurunkan tegangan pada insisi, meningkatkan ekspansi paru maksimal dan
meningkatkan upaya batuk efektif
5.Berikan tambahan O2 dengan canula/masker sesuai indikasi
R/ untuk membantu pasien dalam pernapasan
3..Nyeri akut
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
• Kriteria hasil :
1.Pasien tidak mengeluh sakit
2.Pasien mengatakan nyeri berkurang
3.Pasien dapat tidur atau istirahat secara teratur
 INTERVENSI
1.Monitor TTV
• R/ pantau TTV yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang
selanjutnya
2.Kaji tingkat nyeri, lokasi, lamanya dan karakteristik nyeri
R/ identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan merupakan hal
penting untuk memilih intervensi yang cocok
3.Masase daerah nyerijika pasien dapat mentolerangsi keseluruhan
R/ masase dapat meningkatkan relaksasi otot
4.Jelaskan pada klien penyebab nyeri
R/ berikan penjelasan dan menambah pengetahuan klien tentang nyeri
5.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
R/ analgesic berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri
Implementasi dan evaluasi
No Diagnosa Hr/tgl implementasi evaluasi
1 Penurunan curah 1.mengobservasi TTV S :klien
jantung mengatakan
  lemah
2memberikan posisi nyaman O : K/U lemah
yaitu semi fowler TTV
TD : 14/90
mmHg
3.Memantau output cairan N :87x/menit
  S :27
4.Kolaborasi dengan tim RR :28
medic untuk `pemberian Lemah : (+)
terapi Akral dingin
(+)
CRT lebih dari
2 detik
A :masalah
belum teratasi
P :lanjutkan
intervensi
2 Gangguan pola 1.menobservasi TTV S :klien
nafas   mengatakan
  sesak
2.memrikan posisi O :berbaring di
semifowler tempat tidur
  ,cemas (+)
3.mengajarkan pasien TTV :
untuk latihan napas TD : 14/90
dalam mmHg
  N :87x/menit
4.mengajarkan pasien S :27
untuk menahan dada RR :28
dengan bantal selama Sesak (+)
batuk O2 (+)
  Akral dingin
  (+)
5.membrrikan tambahan CRT lebih dari
O2 dengan 2 detik
canula/masker sesuai A :masalah
indikasi belum teratasi
P:lanjutkan
intervensi
3 Nyeri akut 1.Memonitor TTV S :klien
  mengatakan
2.mengkaji tingkat masih nyeri
nyeri, lokasi, lamanya O :klien
dan karakteristik nyeri Nampak lebih
  rileks
3.memberikan teknikn Skala nyeri
Masase daerah nyeri berkurang
jika pasien dapat A :masalah
mentolerangsi nyeri teratasi
keseluruhan sebagian
  P :lanjutkan
4.menjelaskan pada intervensi
klien penyebab nyeri

5.Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian analgesic
 
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai