Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Oleh :
AJENG VIDA LESTARI
2016.011.924
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019 Manfaat Bladder Training Terhadap Fungsi Perkemihan Pada Pasien Post Turp (Trans Uretrhral Resection Of The Prostat)
Ajeng Vida Lestari1, Nabhani2, Sulastri3
1 Mahasiswa D III Keperawatan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta 2 Dosen D III Keperawatan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta 3 Dosen D III Keperawatan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
Kata Kunci Abstrak
Bladder Data prevalensi BPH (Benigna Prostate Hyperplasi).secara makroskopi
training,fungsi dan anatomi sebesar 40% dan 90%, terjadi pada rentan usia 50- 60 perkemihan,post tahun dan 80-90 tahun.World Health Organization (WHO) melaporkan Turp pada tahun 2009,dua diantara tiga lansia diseluruh dunia yang berjumlah 600 juta, akan hidup dan bertempat tinggal di negara –negara sedang berkembang. Tujuan: Mengetahui manfaat bladder training terhadap fungsi perkemihan pada pasien post turp. Metode Penelitian: Metode penelitian menggunakan pre experimental dengan rancangan penelitian one group pre test and post test design. Pengambilan sampel menggunakan acidental sampling dengan 8 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. Uji normalitas menggunakan shapiro wilk dan analisa data menggunakan uji paired test. Hasil: Hasil uji normalitas shapiro wilk skor pre test 0,056 dan skor post test 0,067 dimana nilai p > 0,050. Hasil uji statistik paired test nilai p = 0,021 dimana nilai p < 0,050. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Ada manfaat bladder training terhadap fungsi perkemihan pada pasien post turp.
THE BENEFITS OF BLADDER TRAINING ON URINAL FUNCTIONS
IN POST TURP PATIENTS (Transurethra Resection Of the Prostate)
Keywords Abstract
Bladder training, Data on the prevalence of BPH (Benign Prostate Hyperplation) in
urinary fuction, macroscopy and anatomy is 40% and 90%, occurring in 50-60 years and post Turp 80-90 years old. World Health Organization (WHO) reported in 2009, two three elderly people around the world, amounting to 600 million, will live and live in developing countries. Purpose: To find out the benefits of bladder training on urinary function in post-patients. Research Methods: The research method used pre experimental with one group pre test and post test design research design. Sampling uses incidental sampling with 8 respondents. The research instrument used the observation sheet before and after the action. Normality test using Shapiro Wilk and data analysis using paired test. Results: The results of the Shapiro Wilk normality test were pre test score of 0.056 and post test score of 0.067 where the value of p >0.050. The results of the paired test statistical test value p = 0.021 where the value of p <0.050. Conclusion: There is a benefit of bladder training on urinary function in post-patients 1. PENDAHULUAN Kemajuan ilmu dan teknologi disegala lebih dari 400.000 pria di Amerika Serikat bidang dalam kehidupan ini membawa menjalani TURP (Ganong dan Mcphee, dampak yang sangat signifikan terhadap 2010). peningkatan kualitas hidup, status kesehatan, Prosedur pembedahan yang biasa umur harapan hidup dan bertambahnya usia disebut dengan prosedur TURP lanjut yang melebihi perkiraan statistik. (Transurethral Resection of the Prostate) Kondisi tersebut akan merubah komposisi adalah prosedur yang paling umum dan dapat dari kasus-kasus penyakit infeksi yang dilakukan melalui uteroskopi. Dilakukan tadinya menempati urutan pertama sekarang dengan cara memasukkan uretra ke dalam bergeser pada penyakit-penyakit degeneratife prostat, kemudian Kalenjar dalam irisan dan metabolik yang menempati urutan kecil dengan loop pemotong listrik, pertama. Hiperplasia prostat adalah penyakit digunakan untuk kalenjar dalam memerlukan yang disebabkan oleh penuaan yang biasanya ukuran yang beragam dan ideal bagi pasien muncul pada lebih dari 50% laki-laki yang yang mempunyai kalenjar kecil dan yang berusia 50 tahun ke atas (Wilson dan Price, dipertimbangkan mempunyai risiko bedah 2016). yang buruk (Smeltzer & Bare, 2013). Data pravelensi BPH (Benigna Prostatic Operasi ini dilakukan pada prostat yang Hyperplasia) secara makroskopi dan anatomi mengalami pembesaran antara 30-60 gram, sebesar 40% dan 90%, terjadi pada rentang kemudian dilakukan reseksi. Cairan irigasi usia 50-60 tahun dan 80-90 tahun (Amalia digunakan secara terus menerus dengan dalam maryudianto, 2016). World Helath cairan isotonis selama prosedur. Setelah Organization (WHO) melaporkan pada tahun dilakukan reseksi, penyembuhan terjadi 2009, dua diantara tiga lansia diseluruh dunia dengan granulasi dan repitelisasi uretra pars yang berjumlah 600 juta, akan hidup dan prostatika. Menurut (Arthur dalam bertempat tinggal di Negara-negara sedang Maryudianto, 2016). berkembang, kenaikan sebanyak ini akan Efek dari tindakan operasi adalah terjadi di Asia. Sampai sekarang ini keluhan BAK kemerahan dan terjadi retensi penduduk di 11 negara anggota WHO urin yang sering terjadi karena adanya kawasan Asia Tenggara yang berusia diatas sumbatan yang menyumbat di saluran kemih. 60 tahun berjumlah 42 juta orang dan Dampak kalau tidak dilakukan irigasi pada diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 pasien post TURP yaitu adanya perdarahan kali lipat di tahun 2050. Seiring dengan dan bekuan-bekuan darah yang akan meningkatnya angka harapan hidup di dunia menghambat lubang kateter (Purnomo Maka ini. dari itu, perlu dilakukan tindakan Bladder Hiperplasia prostat jinak BPH (Benigna trainning,untuk mengetahui supaya fungsi prostatic Hyperplasia) adalah pertumbuhan perkemihan dapat berjalan dengan normal. tak-ganas stroma dan kelenjar epitel prostat Latihan exercises merupakan aktifitas fisik yang menyebabkan pembesaran kelenjar yang tersusun dalam satu program yang prostat. Pada kasus yang parah, kelenjar ini dilakukan secara berulang-ulang guna tumbuh perlahan selama beberapa dekade, meningkatkan mobilitas kandung kemih dan yang semula berukuran 20 gram untuk bermanfaat dalam menurunkan gangguan ukuran normal orang dewasa dan akhirnya kebutuhan pemenuhan kebutuhan eliminasi dapat mencapai ukuran 10 kali lipatnya. urin.latihan otot dasar panggul dapat Hiperplasia prostat jinak adalah penyakit membantu memperkuat penutupan uretra dan terkait usia yang sering dijumpai. Tindakan secara refleks menghambat kontraksi pembedahan ini mengakibatkan disfungsinya kandung kemih.. sistem perkemihan dan tingkat Tujuan bladder trainning adalah untuk ketidaknyamanan yang dirasakan oleh memperpanjang interval antara urinasi klien, penderita BPH. Sebagian besar pria tidak menstabilkan kandung kemih dan memperlihatkan gejala, tetapi gejala dan menghilangkan urgensi (Suharyanto & tanda klinis terjadi hampir sepertiga pria Majid, 2009, hlm.203). berusia lebih dari 65 tahun, dan setiap tahun 2. METODE PENELITIAN Tabel 3. Skor Pre Test lama waktu menahan Penelitian ini dilaksanak di RSUD miksi Soehadi Prijonegoro Sragen. Dilaksanakan pada bulan April – Mei 2019. Menggunakan Skor Pre Presentase Frekuensi desain penelitian one group pre test and post Test (%) test design. Sampel dipilih menggunakan 1 1 12,5% teknik acidental sampling dengan 8 2 4 50,0% responden. Data penelitian seperti usia dan 3 3 37,5% pekerjaan. Instrumen penelitian Total 8 100,0% menggunakan lembar observasi sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. Uji Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa normalitas menggunakan shapiro wilk dan setelah diberikan tindakan bladder training analisa data menggunakan uji paired test. paling banyak responden dapat menahan miksi selama 2 detik sebanyak 4 responden 3. HASIL DAB PEMBAHASAN (50,0%). a. HASIL 1) Analisis Univariat Tabel 4. Skor Post Test lama waktu menahan miksi Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia Skor Post Presentase Frekuensi Test (%) Presentase 2 2 25,5% Usia Frekuensi (%) 3 3 37,5% 51-55 1 12,5 % 4 3 37,5% 56-60 4 50,0% Total 50 100,0 61-65 1 12,5% >66 2 25,0% Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa Total 8 100,0 setelah diberi perlakuan sebagian besar responden dapat menahan miksi selama 4 Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa paling detik sebanyak 3 responden (37,5%) , selama besar kategori usia responden berada pada 3 detik sebanyak 3 responden (37,5%) dan rentang usia 56-60 thn sejumlah 4 responden paling sedikit dapat menahan miksi selama 2 (50,0%). detik sebanyak 2 responden (25,0%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi responden Tabel 5. Kategori capaian lama waktu
berdasarkan pekerjaan menahan miksi
Presentase Kategori Presentase
pekerjaan Frekuensi Frekuensi (%) capaian (%) Pensiunan 3 37,5% Tidak Petani 2 25,0% 3 37,5% tercapai Swasta 2 25,0% Tercapai 5 62,5% PNS 1 12,5% Total 8 100,0% Berdasarkan Tabel 5.diketahui bahwa Total 8 100,0% sebagian besar skor miksi responden sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan adalah Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa paling tercapai sejumlah 5 responden (62,5%) dan banyak responden seorang pensiunan responden tidak tercapai sejumlah 3 sebanyak 3 responden (37,5%). responden (37,5%). 2) Analisis Bivariat urin adalah ketidakmampuan dalam Tabel.6 hasil uji normalitas data mengeluarkan urin sesuai dengan keinginan, Test of Normality sehingga urin yang terkumpul dibuli-buli Shapiro-Wilk melampaui batas maksimal. penyebabnya T Df Sig adalah akibat penyempitan pada lumen uretra Skor .827 8 .056 karena fibrosis pada dindingnya, maka dari pre test itu dilakukan tindakan bladder training. Skor .835 8 .067 Tujuan Bladder Training yaitu untuk post memperpanjang intervak berkemih yang test normal dengan berbagai teknik distraksi atau Berdasarkan tabel diatas, dapat teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih diketahui bahwa uji normalitas menggunakan dpat berkuran, hanya 6-7 kali per hari atau 2- shapiro wilk didapatkan hasil nilai 3 jam sekali. Melalui latihan penderita significancy p sebesar 0,056 dan 0,067 diharapkan dapat menangani sensasi dimana nilai p > 0,050, maka dapt dkatakan berkemih. Latihan ini dilakukan pada pasien bahwa data distribusi normal, sehingga uji paska bedah yang terlepas kateter. normalitas bivariat yang menggunakan 2.Fungsi perkemihan setelah dilakukan adalah uji parametric paired T test tindakan Berdasarkan hasil setelah dilakukan Tabel 7. Hasil Uji statistik tindakan sebagian besar responden dapat Tabel .7 hasil uji statistik paired sample test menahan miksi selama 4 detik sebanyak 3 Sig (2- responden (37,5 %), selama 3 detik sebanyak T df 3 responden (37,5%) dan paling sedikit dapat tailed) Skor menahan miksi selama 2 dan 3 detik pre test sebanyak 2 responden (25,0 %). -2.966 7 .021 Hasil penelitian wiyono (2016) – post test menunjukkan bahwa tindakan bladder training pada pasien post turp terdapat Berdasarkan tabel di atas, dapat efektifitas bladder training terhadap retensi diketahui bahwa hasil uji paired T test urin pada pasien post turp di ruang mawar didapatkan nilai significancy p sebesar 0.021 RSUD dr. Soehadi Prijonegoro sragen. dimana nilai p < 0,050, maka dapat diketahui Latihan kegel excercises merupakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna aktifitas fisik yang tersusun dalam suatu antara sebelum dan sesudah pemberian program yang dilakukan secara berulang- tindakan bladder training. ulang guna meningkatkan kebugaran tubuh. latihan kegel dapat meningkatkan mobilitas b. PEMBAHASAN kandung kemih dan bermanfaat dalam 1.Fungsi perkemihan sebelum dilakukan menurunkan gangguan kebutuhan tindakan pemenuhan eliminasi urin. latihan otot dasar Berdasarkan hasil penelitian bahwa panggul dapat membantu memperkuat otot sebelum diberi tindakan paling banyak dasar panggul dapat membantu memperkuat responden dapat menahan miksi selam 2 otot dasar panggul dapat membantu detik sebanyak 4 responden (50,0%) dan memperkuat otot dasar pannggul untuk paling sedikit dapat menahan miksi selama 1 memeperkuat penutupan uretra dan secara detik sebanyak 1 responden ( 12,5 %). refleks menghambat kontraksi kandung Pasien setelah dilakukan operasi kemih (Kane dalam Nursalam, 2009). turp dapat mengalami perubahan eliminasi, Waktu dapat menahan miksi juga hal ini terjadi bila terdapat bekuan darah dapat mempengaruhi pasien post turp yang menyumbat kateter,edema dan prosedur sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. pembedahan. sebelum dilakukannya tindakan blader Retensi urin juga mempengaruhi trining pasien dapat menahan berapda detik dampak dari perubahan eliminasi, retensi dan sesudah dilakukanya tindakan ada perubahan waktu atau tidak. 4. SIMPULAN Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Berdasarkan penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat DiGiulio, M., Jackson, D., Keogh, J. 2014. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut Keperawatan Medikal Bedah. : Yogyakarta : Rapha Publishing. 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebelum diberi tindakan, paling banyak Febrianto, D.”Gambaran Sensasi Berkemih responden dapat menahan miksi selam 2 Pasien Post Operasi Trans Urethral detik sebanyak 4 responden ( 50,0%). Resection of the Prostate (TURP) yang 2. Berdasarkan hasil setelah dilakukan diberi tindakan bladder training di RSUD tindakan sebagian besar responden dapat Tugurejo Semarang” Skripsi Program menahan miksi selama 4 detik sebanyak Studi S1 Ilmu keperawatan STIKES 3 responden (37,5 %). Tlogorejo Semarang. 3. Hasil penelitian dengan menggunakan uji paired test Ferdinand, Fp., Ariebowo, M. 2007. Praktis Nilai significancy p sebesar 0.021 dimana Belajar Biologi. Jakarta : nilai p < 0,050, maka dapat diketahui bahwa Visindo.Didapat dari : terdapat perbedaan yang bermakna antara https//id.m.wikipedia.org./wiki/kateter. di sebelum dan sesudah pemberian tindakan akses tanggal 6 desember jam 19.30 bladder training. WIB. saran 1. Bagi peneliti Hidayat, AA. 2014 Metode Penelitian Peneliti hendaknya lebih mengoptimalkan Kebidanan dan Teknik Analisis Data. tindakan bladder trining sehingga peneliti Jakarta : Salemba Medika. ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. Jitowiyono, S., Kristiyanasari, W. 2010. 2. Bagi institusi pendidikan Asuhan Keperawatan Post Operasi. Institusi pendidikan hendaknya Yogyakarta : Nuha Medika. memberikan penelitian ini sebagi Keliat, B.A., & Akemet. (2010). Buku ajar referensi pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan. Jakarta : buku kedokteran dan dosen pengajar. EGC. 3. Bagi tenaga kesehatan Maryudianto, W. 2016. Pengalaman Bagi tenaga kesehatan diharapkan mampu Perawat pada Penatalaksanaan Irigasi menjadikan tindakan bladder trining Traksi Kateter Three Way pada Pasien sebagai salah satu upaya dalam pemulihan Turp Di Rumah sakit Khusus Bedah psien post turp. Mojosongo II Karanganyar. Skripsi. 4. Bagi responden Program Studi S-1 Keperawatan Kusuma Responden hendaknya lebih Husada. memperhatikan tindakan bladder trining lebih efektif dari sebelumnya. Mooorhead , S., Johnson, M., Mass, M.L., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Bahasa 5. REFERENSI Indonesia Nurjannah I., Tumanggor D.R. Arikunto. 2010. Prosedur penelitian suatu Edisi 5. Yogyakarta : Elseveir. pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Aspiani,R.Y. 2015. Asuhan Keperawatan Nurarif, A.H., Kusuma, H. 2015. Pada Klien Dengan Gangguan Aplikasi Asuhan Keperawatan SistemPerkemiahan. Trans Info Medika. Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA (NIC-NOC), jilid 1. Jogjakarta : Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y. MediAction 2009. Klien Gangguan Ginjal : Seri Nursalam, D.R. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika. Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2012. Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, S.C., Bare B.G. 2013.
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC. Struat, G. W. (2016). Buku ajar keperawatan bedah. CMNH. Jakarta: buku kedokteran EGC. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Wiyono, D. 2016. “Efektifitas Bladder
Training Terhadap Retensi Urin pada Pasien Post Operasi Bph di ruang Mawar RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen”. Skripsi. Program Studi S-1 Keperawatan Stikes kusuma Husada Surakarta.