UNIVERSITAS FALETEHAN
PENDAHULUAN
Lanjut usia merupakan siklus kehidupan yang akan dijalani oleh setiap manusia. Salah
satu sistem yang rentan mengalami penurunan fungsi yaitu masalah perkemihan.
Adanya gangguan masalah perkemihan akan memberikan dampak yang cukup berat
(Ackley & Makic, 2017).
Inkontenensia urin berarti pengeluaran urin secara spontan, keadaan ini dijumpai pada
manula. Di Indonesia angka kejadian inkontenensia belum diketahui, namun di
Amerika lebih dari 12 juta orang dapat mengalaminya dan dapat di alami pada semua
usia oleh pria dan wanita dari semua status sosial. Sekitar 15-30% induvidu yang
mengalami inkontenensia diperkirakan berusia leboh dari 60 tahun. (Azwar Agoes,
2019).
Menurut WHO 200 Juta penduduk dunia mengalami inkontensensia urin, salah
satunya di Amerika Serikat terdapat 13 Juta penderita inkontenensia urin (WHO,
2015). Sedangkan di Indonesia sekitar 5,8% penduduk Indonesia menderita
inkontenensia urine dengan hasil survey yang dilakukan di Rumah Sakit menunjukan
penderita di Indonesia mencapai 4,7% atau sekitar 5-7 juta penduduk dan 60%
diantaranya adalah lansia (Survey SDKI, 2014).
Perubahan sistem perkemihan pada lansia terjadi pada ginjal, ginjal mengalami
pengecilan dan nefron menjadi atrofi. Aliran ginjal menurun hingga 50% dan fungsi
tubulus berkurang mengakibatkan BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat hingga
21mg%, berat jenis urine menurun, serta nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat. Pada kandung kemih otot-otot melemah sehingga kapasitas menurun
hingga 200 ml yang menyebabkan frekuensi berkemih meningkat (Rosidawati dkk,
2011). Terjadinya kelemahan pada otot dasar panggul inilah yang mengakibatkan
terjadinya inkontenensia urin yaitu buang air kecil yang lebih dari 8 kali sehari.
Salah satu cara untuk menangani inkontenensia urine pada lansia ada 3 macam metode
yaitu dengan latihan menahan kemih sehingga lansia mampu menahan keinginan
berkemih sampai waktu yang ditentukan. Metode yang dilakukan pertama yaitu
promitted voiding yaitu untuk membiasakan lansia berkemih sesuai kebiasaanya, dan
satu lagi metode yang bisa dilakukan dengan cara kegel exercise untuk
mengencangkan otot-otot dasar panggul dan mengembalikan fungsi kandung kemih
sepenuhnya (Aspiani, 2014).
Senam kegel merupakan senam untuk menguatkan otot panggul dengan tujuan untuk
memperkuat otot-otot dasar panggul sehingga seseorang dapat otot saluran kemih.
Senam kegel juga dapat menyembuhkan ketidakmampuan menahan kencing dan dapat
mengencangkan serta memuhlikan otot di daerah alat genital dan anus. (Yuliana,
2011). Aktivitas senam kegel ini dikemukan oleh Arnold kegel dengan melaporkan
perbaikan/ kesembuhan yang terjadi sebanyak 84% dengan latihan otot dasar panggul
selama 4-6 minggu dengan teratur, akan terasa berkurangnya kebocoran urin. Semua
latihan diatas akan memberikan kontrol yang baik terhadap kandug kemih (Darmojo,
2011).
Latihan otot dasar penggul dilakukan dengan membayangkan seolah-olah anda sedang
miksi tetapi kemudian otot panggul di kencangkan untuk menutup sfingter kandung
dan sfingter ani. Hal tersebut ditahan selama 3 detik dan langkah-langkah tersebut di
ulangi beberapa kali. Latihan ini efektif untuk inkontenensia urin, urgensi atau
campuran. Petunjuk dan arahan yang jelas juga diperlukan karena bila pelatihan
dilakukan secara tidak tepat, inkontenensia dapat bertambah parah (Azwar Agoes,
2019).
Berdasarkan survey yang dilakukan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia diperoleh
data jumlah lansia tedapat 176 orang dengan hasil observasi jumlah penelitian yang
mengalami inkontenensia urin 21 lansia dengan hasil wawancara mengatakan penyakit
inkotenensia urin (mengompol). Persediaan pempers tidak cukup, sehingga lansia
kesulitan menahan BAK dan tidak sesuai pada tempatnya atau belum sampai kamar
mandi suka Buang Air Kecil. Namun lansia yang harus menggunakan pempers pada
penderita inkontenensia urin, mereka mengeluh karena menyebabkan iritasi pada kulit
bagian intimnya. Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti dan memberikan
pemenuhan kebutuhan eliminasi pada inkontenensia urin dengan penerapan senam
kegel.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menerapkan senam kegel pada perubahan frekuensi pada lansia yang mengalami
inkontenensia urin.
BAB II
TINJAUAN JURNAL
A. Argument Riset 1
2. Hasil Penelitian
B. Argumen Riset 2
2. Hasil Penelitian
C. Argumen Riset 3
2. Hasil Penelitian
KESIMPULAN
KESIMPULAN