Anda di halaman 1dari 16

REVIEW JURNAL

Evidence Based Nursing (EBN) : Bladder Training In Urine Elimination Disordes


Patients In Labuang Baji Makassar Hospital

Disusun dalam rangka memenuhi tugas

stase Keperawatan Dasar

Di susun oleh:

IRMAWATI TOHAMBA

14420212131

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022
REVIEW JURNAL
KEBUTUHAN ELIMINASI
Judul Asli :

Evidence Based Nursing (EBN) : Bladder Training In Urine Elimination Disordes


Patients In Labuang Baji Makassar Hospital

Penulis : Risnah, Eva Yustilawati, Sudarmi, Roamah

Di Publikasikan : Homes Journal, Volume 3 No. 1 Februari 2022

Abstrak :

Latar belakang: Bladder Training merupakan salah satu aplikasi dari Evidence

Based Nursing (EBN) untuk menurunkan gangguan eliminasi urin pada pasien

Chronic Kidney Disease (CKD) dengan pemasangan kateter urin. Pelatihan

kandung kemih adalah pelatihan kandung kemih yang bertujuan untuk

mengembangkan tonus otot dan otot sfingter kandung kemih untuk tujuan yang

maksimal Tujuan: Tujuan dari EBN ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas

Bladder Training (tunda buang air kecil) dalam mengurangi gangguan eliminasi

urin pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD). Hasil: Hasil dari aplikasi EBN

ini didapatkan bahwa pada saat pemberian bladder training hari pertama pasien

belum merasakan sensasi ingin buang air kecil dan pada saat pemberian bladder

training hari kedua klien sudah merasakan sensasi ingin buang air kecil.

Kesimpulan: Bladder training (menunda buang air kecil) dapat direkomendasikan

sebagai terapi nonfarmakologis untuk mengurangi gangguan eliminasi urin,

mudah dilakukan, aman dan praktis secara teknis untuk mengurangi gangguan

eliminasi pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD).


A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Saya memilih jurnal ini karena saya tertarik terhadap pemberian
intervensi terapeutik nonfarmakologi dan juga sesuai dengan judul
tugas yang saya butuhkan.
2. Latar belakang penelitian dalam jurnal
Penyakit Ginjal Kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat
di seluruh dunia. Penelitian Global Burden of Disease memperkirakan
setiap tahun 5-10 juta orang meninggal karena Penyakit Ginjal Kronis
(WHO, 2018).
Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebesar 2,0% dan meningkat
pada tahun 2018 menjadi 3,8%. Provinsi di Indonesia dengan
prevalensi gagal ginjal kronis tertinggi adalah Kalimantan Utara
dengan persentase 6,4%. dan prevalensi gagal ginjal kronis terendah
adalah Sulawesi Barat dengan persentase 1,8%. Sementara itu,
prevalensi gagal ginjal kronis di Sulawesi Selatan mencapai 3,5%
(Riskesdas, 2018).
Beberapa penyebab penyakit ginjal kronis kegagalan berbeda
termasuk plelonefritis. Plelonefritis adalah proses infeksi dan inflamasi
yang biasanya dimulai di pelvis ginjal, saluran ginjal yang
menghubungkan ke saluran kemih (ureter) dan parenkim ginjal atau
jaringan ginjal. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri,
terutama dari basil kolon. Asli dari kontaminasi feses saluran kemih.
Ketika bakteri menyerang jaringan ginjal, kerusakan progresif dipicu
yang mengakibatkan hilangnya fungsi ginjal. Tempat serangan yang
paling umum adalah medula ginjal, bagian yang bertanggung jawab
untuk mengkonsentrasikan urin. Dengan demikian, pasien dengan
kondisi ini mengalami penurunan kemampuan untuk memekatkan urin.
Dampak gangguan eliminasi urin pada pasien gagal ginjal kronis
adalah perubahan ekskresi urin, peningkatan tekanan darah, mual yang
ditandai dengan edema atau penurunan volume keluaran urin dan
pruritus yang ditandai dengan kulit kering dan bersisik. Dampak lain
dari gangguan eliminasi urin adalah cairan-elektrolit gangguan
keseimbangan yang ditandai dengan penurunan kadar klirens kreatinin
dan peningkatan kadar kreatinin serum karena ginjal tidak mampu lagi
mempertahankan homeostasis tubuh sehingga dapat terjadi penurunan
kesadaran pada penderita dan berujung pada kematian (Tarwoto &
Wartonah, 2015).
Salah satu cara nonfarmakologis untuk mengatasi gangguan
eliminasi urin adalah dengan latihan kandung kemih (Bladder
Training). Bladder training adalah latihan kandung kemih yang
bertujuan untuk mengembangkan tonus otot dan sfingter kandung
kemih agar berfungsi optimal, ada 3 jenis metode latihan kandung
kemih yaitu latihan kegel, penundaan buang air kecil, dan toilet trip
yang terjadwal. Senam kegel adalah senam untuk mengencangkan atau
memperkuat otot-otot dasar panggul, menunda berkemih adalah untuk
menunda berkemih, sedangkan trip kamar mandi terjadwal adalah
untuk menjadwalkan buang air kecil (Pamungkas Reza, M, 2013).
B. TUJUAN
1. Tujuan review jurnal
Untuk mengetahui efektifitas pelatihan bladder pada pasien
gangguan eliminasi urine.
2. Tujuan penelitian dalam jurnal
Tujuan dari EBN ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas
Bladder Training (tunda buang air kecil) dalam mengurangi gangguan
eliminasi urin pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD).
C. METODE
Penerapan EBN dimulai dengan menemukan fenomena di ruangan
yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan klinis dengan format PICO (
Problem, Intervention, Comparation, dan Outcome ) dan mencari artikel
yang sesuai yang dapat menjawab pertanyaan klien. Kemudian dipilih
salah satu artikel dan dilakukan penilaian kritis untuk mengetahuinya
layak atau tidaknya pasal tersebut sebagai dasar pelaksanaan EBN. Setelah
itu, proposal disiapkan. Kemudian semua peralatan yang dibutuhkan
disiapkan yaitu klem arteri.
D. HASIL
Dalam penerapan EBN ini, pasien yang terlibat adalah 1 orang.
Pasien atas nama “Tn. R” 21 tahun dirawat di RS dengan keluhan sulit
buang air kecil, sebelum dibawa ke RS klien mengalami demam selama 3
hari. Keluhan sulit buang air kecil dialami pasien sejak 3 hari sebelum
dibawa ke rumah sakit. Pada saat diberikan bladder training hari pertama
pasien sudah tidak merasakan sensasi ingin buang air kecil dan saat
diberikan bladder training hari kedua klien sudah merasakan sensasi ingin
buang air kecil.
E. PEMBAHASAN
Intervensi keperawatan yang diberikan untuk diagnosis gangguan
eliminasi urin berdasarkan EBN selain intervensi berdasarkan SIKI (2019)
adalah memberikan pelatihan kandung kemih (tunda buang air kecil).
Latihan kandung kemih adalah latihan kandung kemih yang bertujuan
untuk mengembangkan tonus otot dan otot sfingter kandung kemih untuk
tujuan yang maksimal. Latihan kandung kemih biasanya digunakan untuk
inkontinensia stres, inkontinensia urgensi atau kombinasi keduanya atau
yang dikenal sebagai inkontinensia campuran. Latihan kandung kemih
yang menuntut klien untuk menunda berkemih, melawan atau
menghalangi sensasi urgensi dan berkemih pada waktu yang telah
ditentukan dan tidak sesuai dengan keinginan berkemih. Tujuan latihan
kandung kemih adalah untuk memperpanjang interval antara buang air
kecil klien, menstabilkan kandung kemih dan menghilangkan urgensi.
Metode pelatihan kandung kemih termasuk buang air kecil tertunda
dan buang air kecil terjadwal. Menunda buang air kecil adalah latihan
untuk menahan/ menunda buang air kecil. Pada pasien dengan kateter
yang masih terpasang, penundaan buang air kecil dilakukan dengan
menjepit atau mengikat aliran urin ke urin bag. Tindakan ini
memungkinkan kandung kemih untuk mengisi dengan urin dan otot
detrusor berkontraksi sementara melepaskan klem memungkinkan
kandung kemih untuk mengosongkan isinya. Latihan ini dilakukan 6-7 kali
per hari sampai penderita bisa menunda buang air kecil. Sedangkan buang
air kecil terjadwal adalah kebiasaan buang air kecil sesuai jadwal yang
dibuat perawat 6-7 kali per hari, jadwal tersebut harus dipatuhi dengan
ketat oleh pasien, sehingga pasien mampu belajar mengenali dan merespon
keinginan dengan tepat. untuk buang air kecil (Nurhasanah dan Hamzah,
2017).
Sebelum melakukan intervensi terlebih dahulu amati kondisi klien
dan keluhan yang dapat dirasakan klien tentang selang kateter yang
terpasang pada klien, bladder training (tunda berkemih) dapat dilakukan
setelah mencatat haluaran urine yang terdapat pada urine bag, kemudian
pengosongan urin bag yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak
urin yang keluar selama latihan kandung kemih (tunda buang air kecil).
Pemberian latihan kandung kemih (tunda buang air kecil) tidak dapat
diberikan jika ada penolakan dari klien atau keluarga klien, untuk
mengantisipasi penolakan dari klien, klien dan keluarga klien terlebih
dahulu harus diberikan edukasi dan juga penjelasan mengenai tujuan
memberikan latihan kandung kemih (menunda buang air kecil) pada klien.
Pelaksanaan latihan kandung kemih diberikan sesuai dengan yang
telah ditetapkan standar operasional kerja. Pada hari pertama pelaksanaan
bladder training diberikan 3 siklus latihan dengan waktu masing-masing
siklus 2 jam. Pemberian pertama pukul 15.00 dievaluasi pukul 16.00
kemudian klem dilepas pukul 17.00, pemberian kedua pukul 18.00
dievaluasi pukul 19.00 kemudian klem dilepas pukul 20.00, dan pemberian
ketiga pada pukul 19:00 20:00 dievaluasi pada pukul 21:00 kemudian
dirilis pada pukul 22:00. Setiap kali diberikan bladder training (tunda
buang air kecil), klien dianjurkan minum 200 cc-250 cc guna mengisi
kandung kemih.
F. ANALISIS JURNAL
1. Kelebihan :
 sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti mencari artikel
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan kemudian
melakukan penilaian kritis untuk mengetahui layak atau
tidaknya tindakan tersebut sebagai dasar pelaksanaan EBN.
 Sebelum prosedur pelaksanaan EBN dilakukan peneliti
memperhatikan kondisi klinis pasien, mengkaji data dasar
pasien meliputi usia, berat badan, IMT, dan obat-obatan
farmakologis, pemeriksaan BAK pasien, pencatatan urine
output sebelum bladder training dilakukan.
2. Kekurangan : Sampel yang di gunakan pada penelitian hanya satu
orang, sehingga kurang memperkuat hasil dari penelitian ini.
G. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dengan adanya penelitian ini sangat membantu perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi pasien yang mengalami gangguan
eliminasi urin menggunakan intervensi terapeutik non farmakologis.
H. APLIKASI DIRUMAH SAKIT
Dalam penelitian ini rumah sakit dapat memberikan pelatian
bladder kepada pasien dengan gangguan eliminasi urin dimana pelatihan
ini sangat membantu dalam mengatasi gangguan eliminasi urin.
I. HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI JURNAL
Hambatan : Apabila inform consent tidak dilakukan dengan baik, bisa
saja pasien dan keluarga menolak untuk dilakukan pemberian intervensi.
Solusi : Klien dan keluarga terlebih dahulu harus diberikan edukasi dan
penjelasan mengenai tujuan memberikan latihan kandung kemih pada
klien.

J. KESIMPILAN
Gangguan eliminasi urin merupakan masalah yang mengganggu
kenyamanan pasien. Pasien yang mengalami gangguan eliminasi urin erat
kaitannya dengan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
dalam menangani pasien gangguan eliminasi. Intervensi terapeutik
nonfarmakologis adalah intervensi penting untuk memastikan perawatan
berkualitas tinggi. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa intervensi
Bladder Training (menunda buang air kecil) merupakan metode yang
mudah dilakukan dan sangat efektif dalam mengurangi gangguan eliminasi
sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Hospital Management Studies Journal (Homes Journal) Volume 3 No. 1, February 2022
ISSN: 2746-878X (Print), 2746-8798 (Online)

EVIDENCE BASED NURSING (EBN): BLADDER TRAINING IN URINE


ELIMINATION DISORDERS PATIENTS IN LABUANG BAJI MAKASSAR
HOSPITAL

Risnah1, Eva Yustilawati2, Sudarmi3, Rosmah4


1.2
Lecturer of the Nursing Professional Study Program, Faculty of Medicine and Health Sciences, UIN Alauddin
Makassar, Makassar, Indonesia
3
Student of the Nursing Profession Study Program, Faculty of Medicine and Health Sciences, UIN Alauddin Makassar,
Makassar, Indonesia
4
Puskesmas Arungkeke , Jeneponto, Indonesia

ABSTRACT
ARTICLE INFORMATION
Background: Bladder Training is one of the applications of
Received th
: November 24 , 2021 Evidence Based Nursing (EBN) to reduce urinary
Revised : November 30th, 2021 elimination disorders in Chronic Kidney Disease (CKD)
Available online : February 27th, 2022 patients with urinary catheters. Bladder training is bladder
training that aims to develop muscle tone and bladder
sphincter muscles for maximum purpose
CORRESPONDENCE
Objectives: The purpose of this EBN is to identify the
effectiveness of Bladder Training (delay urination) in
Phone: - reducing urinary elimination disorders in Chronic Kidney
Disease (CKD) patients
Email: risnah@uin-alauddin.ac.id Result: The results of this EBN application were found that
at the time of administering bladder training,on the first day
the patient has not felt the sensation of wanting to urinate
KEYWORDS and at the time of giving bladder training on the second day
the client has felt the sensation of wanting to urinate.
Bladder Training (delay urination), urinary Conclusion: Bladder training (delay urination) can be
elimination disorders, Chronic Kidney Disease recommended as a non-pharmacological therapy to reduce
(CKD)
urinary elimination disorders, is easy to do, safe and
technically practical to reduce elimination disorders in
Chronic Kidney Disease (CKD) patients.

INTRODUCTION The number of patients with chronic


Chronic Kidney Disease is a public kidney failure in Indonesia in 2013 was
health problem throughout the world. The recorded at 2.0% and increased in 2018 to
Global Burden of Disease research estimates 3.8%. The province in Indonesia with the
that every year 5-10 million people die from highest prevalence of chronic kidney failure is
Chronic Kidney Disease (WHO, 2018). North Kalimantan with a percentage of 6.4%

36
Hospital Management Studies Journal (Homes Journal) Volume 3 No. 1, February 2022
ISSN: 2746-878X (Print) 2746-8798 (Online)

and the lowest prevalence of chronic kidney balance disorder which is characterized by
failure is West Sulawesi with a percentage of decreased levels of creatinine clearance and
1.8%. Meanwhile, the prevalence of chronic increased serum creatinine levels because the
kidney failure in South Sulawesi reaches 3.5% kidneys are no longer able to maintain body
(Riskesdas, 2018). homeostasis so that there can be a decrease in
The prevalence of chronic kidney consciousness in the patient and lead to death
disease based on age, namely those aged 65-74 (Tarwoto & Wartonah, 2015).
years, reached 8.23%, while those aged 15-24 One of the non-pharmacological ways
years reached 1.33%. Based on gender, male to treat urinary elimination disorders is bladder
with a percentage of 4.17% and female as training (Bladder Training) . Bladder training
much as 3.52% (Riskesdas, 2018). is bladder training that aims to develop muscle
Some of the causes of chronic renal tone and bladder sphincter to function
failure are different including plelonephritis . optimally, there are 3 types of bladder training
Plelonephritis is an infectious and methods , namely kegel exercise, delayed
inflammatory process that usually begins in the urination, and scheduled bathroom trips .
renal pelvis, the renal canal that connects to the Kegel exercises are exercises to tighten or
urinary tract (ureters) and the renal strengthen the pelvic floor muscles, delay
parenchyma or kidney tissue. Infections can urination is to delay urination, while scheduled
result from many types of bacteria, especially bathroom trips are to schedule urination
from colonic bacilli. The original from fecal (Pamungkas Reza, M, 2013).
urinary tract contamination. When bacteria Bladder training is bladder training that
invade kidney tissue, progressive damage is aims to develop muscle tone and bladder
triggered resulting in loss of kidney function. sphincter muscles for maximum purpose.
The most common site of attack is the renal Bladder training is usually used for stress
medulla, the part responsible for concentrating incontinence, urge incontinence or a
urine. Thus, patients with this condition have combination of both or what is known as
decreased ability to concentrate urine. mixed incontinence. Bladder training that
The impact of urinary elimination requires the client to delay voiding, fight or
disorders in patients with chronic renal failure block the sensation of urgency and urinate at a
are changes in urinary excretion, increased predetermined time and not in accordance with
blood pressure, nausea, which is characterized the urge to urinate. The purpose of bladder
by edema or decreased urine output volume training is to prolong the interval between
and pruritus which is characterized by dry and client urinations, stabilize the bladder and
scaly skin. Another impact of urinary relieve urgency (Shabrini, 2015).
elimination disorders is a fluid-electrolyte
37
Hospital Management Studies Journal (Homes Journal) Volume 3 No. 1, February 2022
ISSN: 2746-878X (Print), 2746-8798 (Online)

Bladder training methods include whether the article is feasible or not as a basis
delayed urination and scheduled urination. for implementing EBN. After that, the
Delay urination is an exercise to hold / delay proposal was prepared. And then all the
urination. In patients with a catheter still equipment needed was prepared, namely
attached, delay urination is done by clamping arterial clamps.
or tying the urine stream to the urine bag. This The application of EBN was carried out
action allows the bladder to fill with urine and in the Mamminasa Baji inpatient room at
the detrusor muscle to contract while releasing Labuang Baji Hospital Makassar on March 03
the clamp allows the bladder to empty its to March 04, 2021. And identification of the
contents. This exercise is done 6-7 times per subjects involved in the application of this
day until the patient can delay urination EBN with the inclusion criteria of patients who
(Nurhasanah & Hamzah, 2017). had a catheter inserted, communicative
The results of Fajar Dwi's research patients, carried out when they were about to
(2020) after the delay urination exercise be released ( aff catheter) and did not have a
showed that almost half of the patients had urinary tract infection.
improved by no longer experiencing urinary The procedure for implementing EBN
incontinence, while in patients who underwent is carried out by taking into account the clinical
scheduled urination exercises it was known condition of the patient, reviewing the patient's
that half of the patients had improved and no basic data including age, weight, height, BMI,
longer experienced urinary incontinence. In and pharmacological drugs, examining the
addition, bladder training can also prolong the patient's BAK, recording urine output before
time to excrete urine, increase the amount of bladder training (delay urination) is performed.
urine retained by the bladder, improve control The steps for bladder training (delay
of the urge / urge to urinate according to a urination) are:
schedule and reduce / eliminate urinary 1) Nurse washing hands; 2) bring the
incontinence. equipment close to the patient's bedside; 3)
METHODS wear sterile gloves; 4) measure the volume of
The application of EBN begins with urine in the urine bag and empty the urine bag;
finding phenomena in the room which is 4) clamp or tie the catheter according to the
formulated in the form of clinical statements program (for 1-2 hours) which may fill the
with the PICO format ( Problem, Intervention, bladder with urine and the detrusor muscle
Comparation, and Outcome ) and searches for contracts, in order to increase the residual urine
appropriate articles that can answer client volume; 5) encourage the patient to drink
questions. Then one of the articles is selected according to the program (200-250cc); 6) ask
and a critical appraisal is carried out to find out
38
Hospital Management Studies Journal (Homes Journal) Volume 3 No. 1, February 2022
ISSN: 2746-878X (Print) 2746-8798 (Online)

RESULT Delay urination is an exercise to hold / delay


In the application of this EBN, the urination. In patients with a catheter still
patient involved is 1 person. The patient on attached, delay urination is done by clamping
behalf of “Mr. R” 21 years old was admitted to or tying the urine stream to the urine bag. This
the hospital with complaints of difficulty action allows the bladder to fill with urine and
urinating, before being taken to the hospital the the detrusor muscle to contract while releasing
client had a fever for 3 days. Complaints of the clamp allows the bladder to empty its
difficulty urinating in patients experienced contents. This exercise is done 6-7 times per
since 3 days before being taken to the hospital. day until the patient can delay urination.
At the time of giving bladder training on the Meanwhile, scheduled urination is the habit of
first day the patient had not felt the sensation urinating according to the schedule made by
of wanting to urinate and when giving bladder the nurse 6-7 times per day, the schedule must
training on the second day the client had felt be followed strictly by the patient, so that the
the sensation of wanting to urinate. patient is able to learn to recognize and
DISCUSSION respond appropriately to the desire to urinate
The nursing intervention given for the (Nurhasanah and Hamzah, 2017).
diagnosis of urinary elimination disorders Before doing the intervention, first
based on EBN in addition to interventions observe the client's condition and the
based on SIKI (2019) is providing bladder complaints that the client can feel about the
training (delay urination). Bladder training is catheter tube that is attached to the client,
bladder training that aims to develop muscle bladder training (delay urination) can be done
tone and bladder sphincter muscles for after recording the urine output contained in
maximum purpose. Bladder training is usually the urine bag, then emptying the urine bag
used for stress incontinence, urge incontinence which aims to find out how much urine output
or a combination of both or what is known as during bladder training (delay urination). The
mixed incontinence. Bladder training that provision of bladder training (delay urination)
requires the client to delay voiding, fight or cannot be given if there is a refusal from the
block the sensation of urgency and urinate at a client or the client's family, to anticipate the
predetermined time and not in accordance with rejection from the client, the client and the
the urge to urinate. The purpose of bladder client's family must first be given education
training is to prolong the interval between and also an explanation of the purpose of
client urinations, stabilize the bladder and giving bladder training (delay urination) to the
eliminate urgency. client.
Bladder training methods include The implementation of bladder training
delayed urination and scheduled urination. is provided in accordance with established
39
Hospital Management Studies Journal (Homes Journal) Volume 3 No. 1, February 2022
ISSN: 2746-878X (Print), 2746-8798 (Online)

work operational standards. On the first day of with catheter insertion causing the bladder to
implementation of bladder training, 3 cycles of not feel the sensation of urination and the
training were given with a time of 2 hours for sphincter cannot close properly. If good,
each cycle. The first administration at 15:00 muscle tone and sphincters become weak and
was evaluated at 16:00 then the clamp was then cause incontinence.
released at 17:00, the second administration at CONCLUSSION
18:00 was evaluated at 19:00 then the clamp Impaired urinary elimination is a
was released at 20:00, and the third problem that interferes with patient comfort.
administration at 19:00 20:00 is evaluated at Patients who experience urinary elimination
21:00 then released at 22:00. Every time disorders are closely related to the role of
bladder training (delay urination) is given, the nurses in providing nursing care in dealing
client is advised to drink 200 cc-250 cc in order with patient elimination disorders. Non-
to fill the bladder. pharmacological therapeutic interventions are
This is in line with the results of important interventions to ensure high-quality
research by Dwi Febrianto (2015) which states care. Several research results reported that
that Bladder Training is effective for Bladder Training intervention (delay
stimulating the voiding sensation. This is urination) is a method that is easy to do and
because Bladder Training will stimulate the very effective in reducing elimination
bladder which causes the bladder to increase disorders so that it can increase patient comfort
control of the urge to urinate. and improve the quality of nursing services
In line with Purnomo (2016) said that provided.
the results of research in general found that the
Bledder Training intervention was proven to REFERENCES
be significantly able to overcome the problem Fajar Dwi, et.al. (2020). The Effect of Bladder
Training on Reducing Urinary
of urinary incontinence after urinary Incontinence in Post BPH Surgery
catheterization, both with the scheduled Patients. Journal of Nersing and Health
(JNH). Vol. 5. No. 2. pp. 100-107.
urination method and delayed urination which
Fatimah, Endah Nur. (2015). Smart Strategy
was carried out every day for 6-7 times of for Developing SOP (Standard
exercise in the day before urinary catheter Operating Procedure) . Yogyakarta:
New Library Press
removal. In implementing the bladder training
Mubarok, et al, (2013). Textbook of Basic
intervention, the patient is first given an Human Needs. Jakarta: EGC
understanding of incontinence and the bladder Nurhasanah, T., & Hamzah, A. (2017).
training method, to increase the success of Bladder Training Affects the Decrease
in the Incidence of Urinary
urinary incontinence problems, it requires Incontinence in Post-Bph Surgery
cooperation between the nurse and the patient Patients in the Inpatient Room of RSud
40
Hospital Management Studies Journal (Homes Journal) Volume 3 No. 1, February 2022
ISSN: 2746-878X (Print) 2746-8798 (Online)

Soreang. Journal of Health Science and


Technology, 5(1), 79-91.
Nurlianty, Aspiati. (2019). The Effectiveness
of Bladder Training on the Ability to
Control Urine Elimination in Patients
with Post-C-section Surgery at Medan
Adventist Hospital. Surya Nusantara
Health Journal.
Ultimate Reza, M. et al. (2018). The Effect of
Bladder Training on Urinary Interval in
Elderly Women with Urinary
Incontinence
Purnomo. (2016). Effectiveness delay
urination with keagle exercise on the
response of 19 micturition after
catheterisation urine in hospitals
Ambarawa. 1-11, accessed from
(ejournal.stikestelogorejo.ac.id) and
downloaded on July 12, 2021.
Riskesdas. (2018). Main Results of Riskesdas
2018. Indonesian Ministry of Health.
Health Research and Development
Agency
Shabrani, LA, et al. (2015). The Effectiveness
of Bladder Training Early and Before
the Release of the Urinary Catheter on
the Occurrence of Urinary
Incontinence in Postoperative Patients
at SMC Telogorejo Hospital Semarang.
Urology. Journal of Nursing Science ,
2 (suppl3), 144-151.
Tarwoto, Wartonah. (2015). Basic Human
Needs and Nursing Process Edition 5.
South Jakarta: Salemba Medika
Publisher
World Health Organization. (2018). World
Health Statistics . Monitoring Health
For The SDGs. Sustainable
Development Goals
https://www.who.int/docs/default-
soure/gho-documents/world-health-
statistics-report/6-june-18108-worl-
health-statistics-2018.pdf

41
ABSTRAK
Latar belakang: Bladder Training merupakan salah satu aplikasi dari Evidence Based Nursing
(EBN) untuk menurunkan gangguan eliminasi urin pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD)
MIND MAPPING dengan pemasangan kateter urin. Pelatihan kandung kemih adalah pelatihan kandung kemih
yang bertujuan untuk mengembangkan tonus otot dan otot sfingter kandung kemih untuk tujuan
yang maksimal Tujuan: Tujuan dari EBN ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas Bladder
Training (tunda buang air kecil) dalam mengurangi gangguan eliminasi urin pada pasien
Chronic Kidney Disease (CKD). Hasil: Hasil dari aplikasi EBN ini didapatkan bahwa pada saat
Penulis : pemberian bladder training hari pertama pasien belum merasakan sensasi ingin buang air kecil
dan pada saat pemberian bladder training hari kedua klien sudah merasakan sensasi ingin buang
Risnah, Eva Yustilawati,
air kecil. Kesimpulan: Bladder training (menunda buang air kecil) dapat direkomendasikan
Sudarmi, Roamah sebagai terapi nonfarmakologis untuk mengurangi gangguan eliminasi urin, mudah dilakukan,
Di Publikasikan : Homes aman dan praktis secara teknis untuk mengurangi gangguan eliminasi pada pasien Chronic
Journal, Volume 3 No. 1 Kidney Disease (CKD).
Februari 2022

Evidence Based Nursing (EBN) : Bladder Training In Urine


Elimination Disordes Patients In Labuang Baji Makassar
Hospital

ANALISIS JURNAL
1. Kelebihan :
 sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti mencari artikel
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan kemudian
TUJUAN melakukan penilaian kritis untuk mengetahui layak atau tidaknya
tindakan tersebut sebagai dasar pelaksanaan EBN.
1. Tujuan review jurnal Untuk mengetahui efektifitas  Sebelum prosedur pelaksanaan EBN dilakukan peneliti
pelatihan bladder pada pasien gangguan eliminasi urine. memperhatikan kondisi klinis pasien, mengkaji data dasar pasien
2. Tujuan penelitian dalam jurnal Tujuan dari EBN ini meliputi usia, berat badan, IMT, dan obat-obatan farmakologis,
adalah untuk mengidentifikasi efektivitas Bladder pemeriksaan BAK pasien, pencatatan urine output sebelum bladder
Training (tunda buang air kecil) dalam mengurangi training dilakukan.
gangguan eliminasi urin pada pasien Chronic Kidney 2. Kekurangan : Sampel yang di gunakan pada penelitian hanya satu
Disease (CKD). orang, sehingga kurang memperkuat hasil dari penelitian ini.
1. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dengan adanya penelitian ini sangat membantu perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi pasien yang mengalami
gangguan eliminasi urin menggunakan intervensi terapeutik non
farmakologis.
2. APLIKASI DIRUMAH SAKIT
Dalam penelitian ini rumah sakit dapat memberikan pelatian bladder
kepada pasien dengan gangguan eliminasi urin dimana pelatihan ini
sangat membantu dalam mengatasi gangguan eliminasi urin.

HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI JURNAL


Hambatan : Apabila inform consent tidak dilakukan dengan baik, bisa saja
pasien dan keluarga menolak untuk dilakukan pemberian intervensi.
Solusi : Klien dan keluarga terlebih dahulu harus diberikan edukasi dan
penjelasan mengenai tujuan memberikan latihan kandung kemih pada klien.

Anda mungkin juga menyukai