Anda di halaman 1dari 9

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA


MELALUI KEGIATAN SENI FINGER PAINTING

Diajukan Kepada Universitas Negeri Surabaya


Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh :

SINDU SONY WIBISONO


17010044012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
2021

1
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA MELALUI


KEGIATAN SENI FINGER PAINTING

Sindu Sony Wibisono


Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
E-mail: sindu.17010044012@mhs.unesa.ac.id

Edy Rianto
Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
E-mail: edyrianto@unesa.ac.id

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kegiatan seni finger painting terhadap peningkatan
kemampuan motorik halus pada anak tunagrahita. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review
dengan menggali sumber yang berasal dari literatur dengan jenis penelitian Action Research dan Pre-
Experimental Designs. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk menyelesaikan masalah.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi adanya peningkatan nilai pada kemampuan motorik halus
anak tunagrahita setelah diberikannya kegiatan seni finger painting. Pada literatur dengan jenis penelitian
Action Research di siklus 1 menunjukkan nilai rata-rata sebesar 65,32 dan pada siklus 2 menjadi 81,
sedangkan pada jenis penelitian Pre-Experimental Designs nilai rata-rata pre-test yaitu 35,64 dan pada saat
post-test menjadi 71,59. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan seni finger painting
dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak tunagrahita.

Kata kunci: Motorik Halus, Tunagrahita, Finger Painting

Abstract
The purpose of this study is to analyze about the art of finger painting activities on the fine motor skills in
mentally retarded children. The research method used is a literature review by digging sources from the
literature with the type of Action Research and Pre-Experimental Design Research. Data analysis was carried
out with a quantitative approach to solve the problem. The results of data analysis showed that there was an
increase in the value of the fine motor skills of mentally retarded children after being given finger painting art
activities. In the literature with the type of Action Research research in cycle 1, the average value is 65.32
and in cycle 2 it is 81, while in the Pre-Experimental Designs study the average value of the pre-test is 35,64
and at the time of post-test to 71,59. Based on these results, it can be concluded that finger painting art
activities can improve fine motor skills in mentally retarded children.

Keywords: Fine Motor Skills, Mental Retardation Children, Finger Painting

PENDAHULUAN
Motorik halus adalah gerakan-gerakan kecil yang kegiatan menulis, melukis, menyusun balok,
memerlukan bantuan otot-otot halus atau kecil dengan menggunting dan lain sebagainya. Perkembangan
penyelarasan antara mata dan tangan seperti pada motorik halus adalah faktor yang sangat penting dalam

2
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

melakukan kegiatan sehari-hari, khususnya pada motorik halus dapat memaksimalkan gerakan otot-otot
kegiatan yang berhubungan dengan penyelarasan pada motorik halus anak tunagrahita sehingga dengan
mata dan tangan. Menurut Decaprio (2013), demikian anak tunagrahita akan dapat menyelesaikan
perkembangan motorik halus memiliki peran yang kegiatan sehari-hari yang mengandalkan atau
sangat penting terhadap keterampilan anak, selain itu menggunakan motorik halusnya seperti menggambar,
juga dapat menumbuhkan sikap mandiri sehingga menggunting, meremas dan lain sebagainya dengan
anak dapat melakukan aktivitas atau tugas yang mandiri tanpa bantuan dari orang lain yang ada di
melibatkan motorik halus tanpa bergantung dengan sekitarnya. Dalam implementasi pembelejaran motorik
bantuan orang lain. halus sangat diperlukan bantuan dari beberapa pihak,
Perkembangan motorik halus yang ada pada anak baik pihak sekolah maupun keluarga yang ada di
normal sangat berbeda dengan perkembangan motorik rumah, sehingga pembelajaran motorik halus anak
halus pada anak berkebutuhan khusus. Pada umumnya tunagrahita dapat berjalan secara optimal.
anak normal mengalami perkembangan motorik halus Pemberian materi pembelajaran motorik yang
yang cenderung lebih cepat, sedangkan perkembangan diberikan juga sangat berpengaruh terhadap
motorik halus pada anak berkebutuhan khusus keberhasilan dalam mengoptimalkan motorik halus
mengalami keterlambatan. Anak berkebutuhan khusus pada anak tunagrahita. Kegiatan pembelajaran motorik
merupakan anak yang memiliki hambatan baik pada halus memiliki beberapa manfaat seperti dapat
intelegensi, fisik, mental maupun emosinya sehingga mengembangkan rasa percaya diri, bakat, minat,
memerlukan cara yang khusus dalam interaksi dengan lingkungan sekitar serta
pembelajarannya. Salah satu jenis anak berkebutuhan menumbuhkan sikap kemandirian pada anak
khusus adalah anak tunagrahita. tunagrahita. Kenyataannya, terdapat guru yang masih
Menurut Apriyanto (2012), anak tunagrahita kurang mampu dalam memberikan kegiatan yang
adalah anak yang memiliki kemampuan berpikir di dapat merangsang kemampuan motorik halus anak,
bawah atau lebih lamban dari anak normal pada dan media yang digunakan juga kurang bervariasi
umumnya baik dari segi kognitif, sosial serta sehingga menjadi penyebab kurang maksimalnya
motoriknya. Anak tunagrahita membutuhkan perkembangan motorik halus pada anak tunagrahita
pengawasan yang dilakukan secara berkelanjutan yang berpengaruh pada kegiatan anak tunagrahita baik
dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki dalam porses belajar maupun ketika sedang bermain.
hambatan pada intelegensinya yang berpengaruh pada Berkaitan dengan hal di atas, maka perlu suatu
dirinya sendiri. cara pemebelajaran yang bervariasi untuk
Muzarofah & Ahmad (2016) mengatakan anak meningkatkan kemampuan motorik halus anak
tunagarahita memiliki hambatan yang sangat tunagrahita sesuai dengan karakteristiknya yang
kompleks dalam beberapa aspek, baik kognitif, mudah merasa bosan, sehingga dalam pembelajaran
motorik, maupun sosialnya. Salah satu karaktersitik harus menggunakan sebuah kegiatan yang dapat
pada anak tunagrahita yaitu fisiknya terlihat sama menarik minat anak tunagrahita tersebut. Salah satu
seperti anak pada umumnya, tetapi memiliki hambatan kegiatan yang dapat menarik minat anak tunagrahita
pada motoriknya. Ibrahim (2011) menyatakan jika dalam pembelajaran motorik halusnya adalah dengan
hampir semua anak tunagrahita memiliki hambatan kegiatan seni Finger Painting.
pada perkembangan motoriknya, baik pada motorik Finger painting adalah kegiatan seni melukis
halus seperti menggenggam pensil, meremas maupun menggunakan jari-jari tangan secara langsung dengan
menggunting, kemudian pada motorik kasar seperti cara menggoreskan adonan warna berupa bubur warna
berjalan, berlari dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada media yang sudah disediakan. Kegiatan finger
anak tunagrahita dirasa perlu untuk mendapatkan painting memiliki banyak manfaat antara lain:
intervensi atau penanganan untuk meningkatkan 1. Melatih motorik halus anak
kemampuan pada aspek motorik halusnya. 2. Sebagai media untuk mengekspresikan emosi
Pembelajaran motorik halus untuk anak 3. Meningkatkan kreatifitas dan daya imajinasi
tunagrahita merupakan pembelajaran yang memiliki pada anak
banyak manfaat untuk perkembangan motoriknya, 4. Meningkatkan koordinasi antara mata dan
antara lain adalah pemberian pembelajaran mengenai tangan

3
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

5. Dapat mengurangi sifat hiperaktif pada anak HASIL DAN PEMBAHASAN


autism. A. HASIL
Montolalu (2009) mengatakan finger painting
Secara garis besar terdapat beberapa hasil temuan
merupakan kegiatan melukis menggunakan jari jemari
literature yang direview pada penelitian ini antara lain
yang memiliki tujuan untuk melatih motorik pada
sebagai berikut:
tangan, melatih koordinasi antara mata dan tangan,
1. Penelitian dari Kurniawati, Hastuti &
serta dapat melatih kemampuan mengkombinasikan
Prehedhiono (2018) di SDLB Kemala
warna.
Bahayangkari Trenggalek, Jawa Timur. Tujuan
Dalam kegiatan finger painting, anak tunagrahita
dari penelitian ini adalah untuk memaparkan
tidak hanya merasakan perasaan bahagia saja, tetapi
bagaimana kondisi motorik halus pada siswa
anak juga akan mendapatkan banyak manfaat seperti
tunagrahita sebelum diberikan intervensi dan
apa yang sudah diuraikan di atas yang salah satunya
sesudah diberikan intervensi yang berupa
yaitu dapat bermanfaat dalam perkembangan motorik
kegiatan finger painting. Penelitian ini
halusnya. Menurut Kurniawati, Hastuti dan
menggunakan metode kuantitatif dengan uji
Prehedhiono (2018) dalam literatur jurnal mengatakan
Wilcoxon. Subjek dalam penelitian ini adalah 6
melukis dengan jari atau finger painting dapat
anak tunagrahita yang terdiri dari 5 anak laki-laki
dijadikan sebegai kegiatan alternatif pendukung untuk
dan 1 anak perempuan. Hasil yang diperoleh dari
merangsang motorik halus anak tunagrahita agar
penelitian ini adalah setelah dierikannya
berkembang secara optimal.
intervensi berupa finger painting, kemampuan
Berdasarkan uraian di atas, pada artikel ilmiah ini
motorik halus pada siswa tunagrahita mengalami
akan membahas mengenai peningkatan kemampuan
peningkatan yang cukup signifikan, hal ini
motorik halus anak tunagrahita melalui kegiatan seni
terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada
finger painting. Tujuan dari artikel ilmiah ini adalah
saat pre-test yaitu 45,2 dan pada saat post-test
untuk menganalisis kegiatan seni finger painting
menjadi 80,6.
terhadap peningkatan kemampuan motorik halus pada
2. Penelitian dari Astria, Sulastri & Magta (2015) di
anak tunagrahita.
Singaraja, Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kemampuan motorik halus
METODE
anak TK menggunakan metode bermain melalui
Sehubungan dengan adanya pandemi COVID-19
kegiatan finger painting. Penelitian ini
yang sedang berlangsung pada saat ini, maka metode
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
yang penerapannya menggunakan dua siklus dan
dengan literature review. Sumber referensi penelitian
terdiri dari empat tahapan, antara lain adalah
yang digunakan berasal dari jurnal dengan jenis
tahap perencanaan eksekusi atau tindakan,
penelitian yang berupa Action Research and Pre-
penerapan eksekusi atau tindakan, tahapan
Experimental Design dan topiknya relevan dengan
observasi serta evaluasi kemudian yang terakhir
pembahasan . Literature review adalah sebuah paparan
adalah tahapan refleksi. Subjek dalam penelitian
yang di dalamnya memuat pembahasan, rangkuman
ini sebanyak 29 anak. Hasil yang diperoleh
serta pemikiran mengenai suatu teori dan temuan dari
setelah diterapkannya kegiatan finger painting
penelitian lain sebelumnya yang didapatkan dari
adalah terjadi peningkatan pada kemampuan
bahan dasar referensi untuk dijadikan acuan dalam
motorik halus anak TK Santa Maria, hal ini
menyusun suatu kerangka pemikiran yang jelas dari
terbukti setelah melihat peningkatan yang cukup
rumusan masalah yang diteliti, (Wahono, 2016).
tinggi sebanyak 17% dari siklus I ke siklus II.
Ditemukan 9 literatur yang topiknya relevan
Pada saat siklus I anak masih mengalami
dengan topik penelitian yang digunakan. Selanjutnya,
beberapa hambatan seperti kurang
hasil kajian kemudian dianalisis untuk mengetahui
memperhatikan penjelasan guru, masih merasa
mengenai adanaya peningkatan kemampuan motorik
asing dengan bubur cat, serta masih belum bisa
halus anak tunagrahita melalui kegiatan seni finger
dalam mengekspresikan apa yang ingin
painting.
dilukisnya. Pada siklus II kemampuan motorik

4
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

halus anak mengalami peningkatan, hambatan rata-rata pada saat pre-test yaitu 4,00 dan pada
yang terjadi pada siklus I perlahan dapat saat post-test mendapatkan 6,00.
berkurang sesuai dengan berjalannya proses 6. Penelitian dari Handayani & Lestari (2020) di
pembelajaran finger painting. Lembang, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan
3. Penelitian dari Sawitri & Shodiq (2017) di SDLB untuk meningkatkan keterampilan pada aspek
Kepanjen. Tujuan dari penelitian ini adalah motorik halus anak dengan memberikan kegiatan
untuk mempersiapkan kematangan pada motorik finger painting. Penelitian ini merupakan
halus anak tunagrahita dalam aspek menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
permulaan melalui kegiatan finger painting. penerapannya menggunakan dua siklus dan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen terdiri dari empat tahapan antara lain adalah
dengan uji Wilcoxon. Subjek dalam penelitian tahap perencanaan eksekusi atau tindakan,
ini adalah sebanyak 6 anak tunagrahita kelas II penerapan eksekusi atau tindakan, tahapan
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. observasi serta evaluasi kemudian yang terakhir
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adalah tahapan refleksi. Subjek pada penelitian
kegiatan finger painting memberikan dampak ini sebanyak 12 anak berusia 4 sampai 5 tahun.
terhadap kemampuan motorik halus anak Pengumpulan data menggunakan metode
tunagrahita pada aspek menulis permulaan, hal observasi dengan mengalanisis data secara
ini terbukti dari nilai rata-rata pada saat pre-test kualitatif. Hasil yang diperoleh pada saat siklus I
yaitu 39 dan pada saat post-test menjadi 73. adalah anak masih sulit untuk mengontrol
4. Penelitian dari Taiyeb (2016) di Gowa, Sulawesi koordinasi antara gerakan mata dan tangan, anak
Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk juga masih kaku ketika menggerakan tangannya
mengetahui meningkatkan kemampuan motorik dan memerlukan bantuan guru. Pada saat siklus
halus anak downsyndrome melalui kegiatan II anak sudah mengalami perubahan, anak mulai
finger painting. Penelitian ini merupakan jenis terampil dalam menggerakan jari-jemarinya dan
eksperimen kuantitatif deksriptif. Subjek dalam sudah cukup mampu untuk mengkontrol
penelitian ini adalah anak downsyndrome kelas koordinasi antara mata dan tangan.
VII berinisial TI. Hasil yang diperoleh setelah 7. Penelitian dari Harsismanto J, dkk (2020) di
diberikannya intrvensi melalui teknik finger Bengkulu. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
painting adalah terjadi peningkatan dari tiga melihat bagaimana dampak dari kegiatan finger
aspek antara lain koordinasi antara mata dan painting pada motorik halus anak usia pra
tangan, melukis dengan menggerakan semua jari sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian
dan dengan menggerakan jari dengan sili kuantitatif eksperimen semu. Subjek dalam
berganti, hal ini dibuktikan dengan hasil nilai penelitian ini adalah sebanyak 26 anak sesuai
rata-rata yang diperoleh sebelum mendapatkan dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh
intervensi yaitu 16,25 dan setelah mendapatkan peneliti. Pemberian intervensi dilakukan
intervensi menjadi 56,25.. sebanyak 6 kali pertemuan pembelajaran. Hasil
5. Penelitian dari Nurjanah, Suryaningsih & Putra dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan
(2017) di TK At-Taqwa Cimahi. Penelitian ini pada aspek motorik halus anak usia pra sekolah
bertujuan untuk melihat efek dari diberikannya saat sesudah diberikan intervensi berupa kegiatan
finger painting pada motorik halus anak finger painting, hal ini dibuktikan dengan saat
prasekolah. Penelitian ini menggunakan metode sebelum mendapatkan intervensi rata-rata nilai
kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah yang didapat adalah 34,6 kemudian meningkat
sebanyak 25 anak dengan usia 26 sampai 72 menjadi 88,5 setelah diberikannya intervensi
bulan. Pemberian intervensi ini dilakukan kegiatan finger painting. Pada saat pemberian
sebanyak 6 kali pertemuan. Hasil yang diperoleh intervensi beberapa anak menunjukan rasa
dari penelitian ini adalah terjadi perkembangan antusias yang tinggi ketika mewarnai dengan
motorik halus yang sangat signifikan pada anak jari, kemudian penyusunan warna oleh anak
usia pra sekolah dengan diberikannya kegiatan sudah mulai rapi serta tidak ada warna yang
finger painting, hal ini dibuktikan dengan nilai keluar dari garis dasar, hal ini menunjukkan

5
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

kemampuan perkembangan motorik halus anak tunagrahita memiliki hambatan pada beberapa aspek,
semakin membaik. baik kognitif, interaksi sosial serta pada motoriknya.
8. Penelitian dari Bidakwati (2018) di Donggala. Salah satu hambatan pada anak tunagrahita yang
Penelitian ini bertujuan meningkatkan dirasa perlu untuk mendapatkan intervensi lebih
kemampuan motorik halus yang dimiliki oleh dalam adalah hambatan pada aspek motoriknya, baik
anak melalui kegiatan finger painting. Penelitian itu pada motorik kasar maupun motorik halus.
ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas Delphie (2007) mengatakan, pada umumnya anak
yang dalam pelaksanaanya dilakukan dengan tunagrahita mengalami kelemahan pada segi
kerja sama dengan guru kelas. Subjek yang keterampilan koordinasi gerak, fisik yang kurang
diambil dalam penelitian ini adalah 15 anak, sehat, kurangnya kepekaan perasaan terhadap situsasi
yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 10 anak dan keadaan sekitarnya serta kurangnya keterampilan
perempuan. Hasil yang diperoleh pada penelitian gross motor dan fine motor. Pada aspek motorik anak
ini adalah kegiatan finger painting berhasil tunagrahita jika dilihat secara fisik memang tidak ada
meningkatkan kemampuan motorik halus anak, perbedaannya ketika dibandingkan dengan anak-anak
hal ini dibuktikan pada siklus ke I mendapatkan normal sebaya pada umumnya, namun jika diasesmen
nilai rata-rata sebesar 80%, sedangkan pada lebih dalam akan terlihat adanya hambatan pada
siklus ke II mengalami peningkatan nilai rata- motorik anak tunagrahita baik pada motorik kasar
rata yaitu 93%. maupun motorik halusnya.
9. Penelitian dari Ulpi, Rasyidin & Hardiyanti Motorik memiliki peran yang sangat penting
(2018) yang memiliki tujuan untuk mengetahui dalam kehidupan, yang dimana setiap harinya
pengaruh dari kegiatan finger painting terhadap melakukan aktivitas atau kegiatan yang memerlukan
motorik kasar pada anak. Penelitian ini bantuan motorik. Perkembangan fisik yang terjadi
menggunakan desain pra eksperimen pada sebagian anak tunagrahita memang mengalami
dengan one group pretest posttest design. hambatan, hal ini berakibat pada kurangnya
Subjek dalam penelitian ini adalah 13 anak yang keterampilan gerak anak tunagrahita, (Utari dan
terdiri dari 6 anak laki-laki dan 7 anak Indahwati, 2015). Menurut Erim & Caferoğlu (2017),
perempuan. Hasil yang diperoleh dari penelitian pertumbuhan fisik dan perkembangan pada anak
ini adalah adanya pengaruh dari kegiatan finger tunagrahita cenderung lebih lambat dibanding dengan
painting terhadap kemampuan motorik kasar anak normal lainnya, hal ini berdasarkan pada faktor
anak, hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang berbeda sehingga berpengaruh pada motorik
yang meningkat dari yang sebelumnya 38,8 halusnya seperti koordiinasi antara tangan dan
kemudian setelah mendapatkan perlakuan dari matanya.
kegiatan finger painting menjadi 71,2. Ketidakmampuan anak tunagrahita dalam
Menurut beberapa hasil penelitian di atas, terjadi mengkoordinasikan motorik halusnya akan sangat
peningkatan nilai rata-rata pada kemampuan motorik berpengaruh pada aktivitas sehari-harinya, hal ini
halus anak tunagrahita setelah diberikannya kegiatan membuat anak tunagrahita menjadi tidak mandiri
seni finger painting. Pada literatur dengan jenis sehingga akan ketergantungan dengan bantuan orang
penelitian Action Research di siklus 1 menunjukkan lain jika hal ini tidak mendapat penanganan atau
nilai rata-rata sebesar 65,32 dan pada siklus 2 menjadi intervensi sejak dini. Kemampuan motorik halus pada
81, sedangkan pada jenis penelitian Pre-Experimental anak tunagrahita dapat dikembangkan melalui
Designs nilai rata-rata pre-test yaitu 35,64 dan pada beberapa kegiatan salah satunya yaitu dengan kegiatan
saat post-test menjadi 71,59 seni finger painting.
Menurut Sawitri & Shodiq (2017) finger painting
B. PEMBAHASAN merupakan kegiatan seni lukis dengan menggoreskan
Anak tunagrahita merupakan salah satu jenis warna-warna pada kertas secara bebas dengan
anak berkebutuhan khusus yang memiliki menggunakan jari sebagai alat lukisnya. Sedangkan
kemampuan intelegensi di bawah rata-rata atau menurut Menurut Siregar, Yuliyana & Khatimah
berbeda dengan anak pada umumnya. Anak (2017) finger painting adalah teknik melukis dengan
menggunakan tangan secara langsung tanpa

6
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

menggunakan kuas. Dari beberapa pendapat di atas Keberhasilan dari kegiatan seni finger painting
dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger painting dalam meningkatkan motorik halus pada anak
merupakan kegiatan seni melukis menggunakan jari- tunagrahita juga dipengaruhi oleh faktor lain salah
jari tangan secara langsung tanpa menggunakan alat satunya adalah metode yang digunakan selama
bantu kuas dan melukis di atas media yang sudah kegiatan berlangsung. Guru memiliki peran penting
disediakan dengan cara memberi goresan bubur warna dalam memilih metode yang sesuai untuk anak
(adonan warna) secara bebas. tunagrahita dan tetap menyesuaikan dengan kondisi
Kegiatan seni Finger painting dapat menjadi serta karakteristik masing-masing anak tunagrahita.
kegiatan alternatif yang cocok karena kegiatan ini Selain itu, guru juga dapat memberikan motivasi serta
bukan sekedar kegiatan melukis untuk mencari apresiasi ketika kegiatan finger painting berlangsung,
kesenangan, mengekspresikan nilai estetika atau karena dengan adanya motivasi dan apresiasi akan
melatih kreativitas saja, tetapi finger painting juga dapat membuat anak tuangrahita menjadi percaya diri
memiliki banyak manfaat salah satunya dapat melatih ketika kegiatan finger painting berlangsung.
kemampuan motorik halus. Hal ini diperkuat oleh
Angermeier, Krzyzanowski, & Moir (2009) yang PENUTUP
berpendapat bahwa kegiatan seni finger painting Kesimpulan
memiiliki tujuan untuk meningkatkan ketanggapan
Disimpulkan dari beberapa referensi yang telah
pada mata dan jari. Melalui kegiatan finger painting
direview bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata
dapat membantu meningkatkan serta mengoptimalkan
pada kemampuan motorik halus anak tunagrahita
ketanggapan tangan beserta jari-jari, melatih
setelah diberikannya kegiatan seni finger painting,
keterampilan motorik halus pada anak yang
karena pada dasarnya finger painting memiliki
membutuhkan gerakan antara otot-otot jari maupun
manfaat pada mengkoordinasikan jari-jari dan mata
tangan, serta dapat meningkatkan koordinasi antara
serta anak akan lebih tertarik dengan kegiatan finger
mata dengan tangan.
painting yang menggunakan banyak warna, hal ini
Pada kegiatan finger painting juga menggunakan
dapat membuat anak tunagrahita menjadi tidak bosan
warna yang bewarna-warni sehingga dapat menarik
selama kegiatan pembelajaran motorik berlangsung.
minat serta perhatian anak tunagrahita yang memiliki
Selain itu pemberian kegiatan finger painting juga
karakteristik mudah bosan dan merasa lebih tertarik
harus dilaksanakan secara konsisten serta dengan
dengan sesuatu yang dianggap menyenangkan. Selain
metode yang cocok dan sesuai dengan karakteristik
itu pada kegiatan seni finger painting lebih
anak tunagrahita agar kemampuan motoriknya dapat
menekankan pada prinsip belajar sambil bermain,
mengalami peningkatan.
dengan demikian akan dapat membuat anak
tunagrahita menjadi antusias dan dapat mendukung
Saran
keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan
motorik halusnya. Dengan diberikannya kegiatan seni Berdasarkkan penelitian yang sudah dilakukan,
finger painting anak tunagrahita juga diajarkan untuk maka diperlukan saran-saran antara lain sebagai
menggunakan indra perabaanya, karena pada kegiatan berikut:
finger painting mengharuskan anak tunagrahita untuk 1. Untuk pihak sekolah dapat menjadikan kegiatan
menyentuh cat atau adonan bubur secara langsung seni finger painting sebagai kegiatan alternatif
sebagai bahan untuk melukis dengan menggunakan untuk meningkatkan serta mengoptimalkan
jari-jemari mereka tanpa alat bantu seperti kuas. motorik halus anak tunagrahita, serta mampu
Pada saat penerapan kegiatan finger painting untuk memberikan atau menyediakan fasilitas finger
meningkatkan kemampuan motorik halus anak painting.
tunagrahita, guru mempraktikkan serta memberi 2. Untuk guru hendaknya dapat mengaplikasikan
penjelasan terlebih dahulu, anak akan mengamati saat pembelajaran menggunakan kegiatan finger
guru memberikan contoh melakukan finger painting. painting yang bertujuan untuk melatih
Setelah dipraktikan oleh guru, anak tunagrahita dapat kemampuan motorik halus pada anak
mempraktikkan secara langsung kegiatan finger tunagrahita. Dengan diberikannya kegiatan seni
painting. finger painting, anak tunagrahita dilatih untuk

7
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

dapat dijadikan sebagai pengalaman baru bagi Harsismanto, J., Fredrika, L., Padila, & Andri, J. 2020.
anak tunagrahita. Pengaruh Intervensi Finger Painting Terhadap
3. Untuk para peniliti lebih lanjut diharapkan untuk Peningkatan Perkembangan Motorik Halus
dapat mengkaji lebih jauh lagi mengenai Anak Prasekolah. Prosiding Senantias, volume
kegiatan seni finger painting agar tidak hanya 1 (1), 473-482.
memberikan pengaruh pada kemampuan motorik Http://Www.Openjournal.Unpam.Ac.Id/Index.
halusnya saja, tetapi juga dapat meningkatkan Php/Senan/Article/View/8942/5691
kognitif maupun interaksi sosial pada anak Ibrahim, Rusli. 2011. Psikologi Pendidikan Jasmani
tunagrahita. dan Olahraga PLB. Direktorat Pembinaan
Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Pendidikan Nasional
Kurniawati, A., Hastuti, W. D., & Phrehedhiono, H.
Angermeier, P. Krzyzanowski, J. & Moir, K. K. 2018. The Effect of Finger Painting towards
(2009). Learning In Motion. USA: Future Fine Motor Skill of Intelelctual Disability.
Horizons. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Apriyanto, Nunung. 2012. Seluk-Beluk Tunagrahita & Pendidikan Luar Biasa, Volume5 (1), 47-51.
Strategi Pembelajarannya. Yogyakarta: http://journal2.um.ac.id/index.php/jppplb/articl
Javalitera. e/view/4187
Astria, N., Sulastri, M., & Magta, M. 2015. Montolalu. 2009. Bermain Dan Permainan Anak.
Penerapan Metode Bermain Melalui Kegiatan Jakarta : Universitas Terbuka.
Finger Pinting Untuk Meningkatkan Muzarofah, R., & Ahmad, I. 2016. Permainan Gerak
Kemampuan Motorik Halus. e-Journal PG Irama Terhadap Kemampuan Mengenal Arah
PAUD, Volume 3 (1). Anak Tunagrahita Ringan Di SLB. Jurnal
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPA Pendidikan Khusus, Volume 8 (1).
UD/article/view/6204 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/j
Bidakwati, Zaini. 2018. Meningkatkan Kemampuan urnal-pendidikan-khusus/article/view/15032
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Finger Nurjanah, N., Suryaningsih, C., & Putra, B. D. A.
Painting. Early Childhood Education 2017. Pengaruh Finger Painting Terhadap
Indonesian Journal, volume 1 (3), 196-198. Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah
Http://Jurnal.Unismuhpalu.Ac.Id/Index.Php/Ec di TK At-Taqwa. Volume 5 (2), 65-73.
eij/Article/View/1002 Https://Ejournal.Bsi.Ac.Id/Ejurnal/Index.Php/J
Decaprio, Richard. 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran k/Article/View/2628
Motorik Di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Sawitri, A. D., & Shodiq. 2017. Finger Painting dalam
Delphie, B. 2007. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Menulis Permulaan pada Siswa Tunagrahita
Bandung: PT Refika Aditama. Ringan. Jurnal Ortopedagogia, Volume 3 (1),
Erim, G., & Caferoğlu, M. 2017. Determining the 24-29.
Motor Skills Development of Mentally http://journal2.um.ac.id/index.php/jo/article/vie
Retarded Children through the Contribution of w/4965
Visual Arts. Universal Journal of Educational Siregar, H. M., Yuliyana, R., & Khatimah, K. 2017
Research, volume 5 (8), 1300–1307. Effect of Approach Play With Finger Painting
https://doi.org/10.13189/ujer.2017.050803 on Social Interaction Ability among Autism
Handayani, Y., & Lestari, R. H. 2020. Meningkatkan Childrens’s. Indonesian Journal Of Nursing
Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui And Midwifery, Volume 5 (3).
Kegiatan Finger Painting di Kelompok A. https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/a
Jurnal Ceria, volume 3 (3), 245-249. rticle/view/476
Https://Journal.Ikipsiliwangi.Ac.Id/Index.Php/ Taiyeb, Hudayah. 2016. Kemampuan Motorik Halus
Ceria/Article/View/4144 Melalui Teknik Finger Painting Anak Down
Syndrome. Jurnal Psikologi Pendidikan &

8
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Melalui Kegiatan Seni Finger Painting

Konseling, Volume 2 (2), 93-107.


Https://Doi.Org/10.26858/Jpkk.V2i2.2159
Ulpi, W., Rasyidin, N., & Hardiyanti. 2018. The
Effect Of Finger Painting Activities On
Roughmotor Skills In Children. International
Journal of Advances in Science Engineering
and Technology, volume 6 (2), 41-46.
http://ijaseat.iraj.in/paper_detail.php?paper_id=
12716&name=The_Effect_of_Finger_Painting
_Activities_on_Roughmotor_Skills_in_Childre
n
Utari, Y. I., & Indahwati, N. 2015. Upaya
Meningkatkan Gerak Dasar Lokomotor Anak
Tunagrahita Ringan Melalui Permainan
Tradisional (Pada Siswa- Siswi Sekolah Dasar
Luar Biasa Tunas Mulya Surabaya). Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Volume 3
(2), 279-282.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
pendidikan-jasmani/article/view/13528
Wahono, R. S. 2016. A Systematic Lierature Review
of Software Defect Prediction: Research Trens,
Datasests, Methods and Framework. Journal of
Softwre Enginering, Volume 1 (1).
https://www.researchgate.net/publication/2759
45834_A_Systematic_Literature_Review_of_S
oftware_Defect_Prediction_Research_Trends_
Datasets_Methods_and_Frameworks

Anda mungkin juga menyukai